BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan
pendekatan kualitatif dirancang untuk memperoleh gambaran tentang status
gejala pada saat penelitian dilakukan. Dengan demikian, tujuannya adalah
untuk menyelidiki secara mendalam dan menganalisis secara intensif aneka
fenomena yang merupakan siklus hidup dari unit/kasus dengan maksud untuk
membangun generalisasi tentang populasi yang lebih luas untuk unit yang
dimiliki (Bassey, 2009:24). Sedangkan strategi penelitian yang dipergunakan
adalah dengan studi kasus. Pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus
digunakan untuk mengkaji dan menjawab permasalahan, serta menemukan,
dan memperoleh makna yang lebih mendalam tentang Manajemen Kesehatan
Peserta didik di Sekolah Dasar, dalam hal ini studi kasus di tiga Sekolah Dasar
Kota Sukabumi.
Penelitian didesain untuk menjawab pertanyaan penelititian yaitu
“bagaimana proses manajemen kesehatan peserta didik di Sekolah Dasar
dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat mendukung
peningkatan prestasi peserta didik?”. Penelitian ini didasari oleh konsep
pengembangan organisasi (organizational development) di lingkungan sekolah sehubungan dengan dilaksanakannya upaya kesehatan peserta didik di
sekolah. Pengembangan organisasi berorientasi pada peningkatan sistem
secara total, oleh karena itu fungsi penting dalam pengembangan organisasi
mendukungnya seperti kebijakan, sistem koordinasi, pendanaan, dan sistem
informasi manajemen yang diberlakukan.
Secara sederhana desain penelitian yang akan dilaksanakan digambarkan
Gambaran desain penelitian di atas dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap pertama peneliti tertarik dengan aspek kesehatan bagi anak usia
sekolah yang diyakini akan berpengaruh terhadap keberhasilan
pendidikan. Peneliti kemudian mengamati fenomena yang terjadi dalam
penyelenggaraan usaha kesehatan di sekolah dari berbagai literatur,
observasi langsung di sekolah-sekolah dan pemberitaan di media massa.
2. Peneliti mengembangkan asumsi penelitian dan menegaskan/menjelaskan
ranah yang akan diteliti dari fenomena yang diamati peneliti. Dalam tahap
ini Peneliti juga melakukan penguatan dari literatur, konsep-konsep dan
hasil penelitian terdahulu yang selaras dengan penyelenggaraan usaha
kesehatan bagi peserta didik di sekolah.
3. Peneliti melakukan pemilihan objek penelitian dengan melakukan studi
pendahuluan yang diawali dengan studi dokumentasi dari laporan-laporan
penyelenggaraan UKS, Kebijakan Pemerintah terkait penyelenggaraan
UKS, pemberitaan di media cetak maupun internet terkait hasil lomba
sekolah sehat baik tingkat Provinsi maupun tingkat Nasional, dan Rangkuman/Kesimpulan Hasil Penelitian
Rancangan Model Model Konseptual
Manajemen Kesehatan Peserta didik di Sekolah
Dasar
7
8
9 8
pedoman-pedoman penyelenggaraan UKS yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian
Kesehatan. Selanjutnya Peneliti melakukan observasi langsung ke Kota
Sukabumi, dimana berdasarkan hasil studi dokumentasi Kota Sukabumi
adalah daerah yang cukup konsisten sebagai Juara Lomba Sekolah Sehat
tingkat Provinsi maupun Tingkat Nasional sejak tahun 1996 sampai tahun
2014.
4. Peneliti selanjutnya melakukan tahapan penelitian dengan mengumpulkan
data secara intensif melalui wawancara mendalam, studi dokumentasi dan
observasi terhadap faktor kebijakan penyelenggaraan UKS di Kota
Sukabumi yang meliputi rumusan, strategi, implementasi dan evaluasi
kebijakan.
5. Selanjutnya, peneliti melakukan pengumpulan data terkait dengan proses
manajemen kesehatan peserta didik di sekolah sebagai implementasi
kebijakan secara operasional, yang meliputi : pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian), sistem koordinasi, pendanaan dan sistem informasi
manajemen yang dilaksanakan serta dampak usaha kesehatan peserta didik
terhadap pencapaian prestasi. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara mendalam dengan nara sumber/partisipan sesuai kebutuhan
penelitian, studi dokumentasi dan observasi kegiatan-kegiatan UKS di
sekolah/lokasi yang ditetapkan.
6. Peneliti melakukan triangulasi sumber data untuk menghindari bias yang
diperoleh dari hasil wawancara, studi dokumentasi dan observasi, serta
lebih memfokuskan kepada aspek operasional manajemen kesehatan
melakukan analisis dan validasi data dari berbagai sumber secara
terintegrasi.
7. Hasil pengolahan data kemudian dirangkum/disimpulkan dan menjadi
masukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
8. Peneliti selanjutnya mengusulkan Model Hipotetik Manajemen Kesehatan
Peserta Didik di Sekolah Dasar sesuai dengan hasil penelitian.
Berdasarkan gambaran proses penelitian tersebut, maka Peneliti
menetapkan waktu penelitian secara keseluruhan yang dilaksanakan sejak
bulan Juli 2014 sampai November 2015. Dimana 6 bulan pertama Peneliti
melaksanakan persiapan berupa mempelajari fenomena, studi literatur dan
penyusunan proposal penelitian, selanjutnya pada awal tahun 2015 sampai
bulan Juli 2015 peneliti melaksanakan pengumpulan data di lokasi yang
ditetapkan yang diawali oleh pengurusan administrasi dan perijinan-perijinan.
Pengolahan data sampai menghasilkan model hipotetik dilakukan pada bulan
Juli sampai November 2015.
B. Unit Analisis, Partisipan, dan Tempat Penelitian
Unit analisis dari penelitian ini adalah situasi sosial dimana proses
manajemen usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi
dilaksanakan. Sumber data yang diperlukan sesuai dengan unit analisis
penelitian ini ditentukan secara purposive, yaitu ditentukan dengan menyesuaikan pada tujuan penelitian. Sehingga sumber data dari situasi sosial
yang ingin diteliti terdiri dari tiga komponen yaitu tempat, pelaku dan
aktivitas.
Tempat atau lokasi penelitian yang dipilih adalah Kota Sukabumi
dengan pertimbangan bahwa Kota Sukabumi adalah salah satu kota yang
cukup berprestasi dalam kegiatan UKS. Diketahui bahwa sejak tahun
1996 hingga tahun 2014, Kota Sukabumi telah meraih 17 kali predikat
juara Sekolah Sehat tingkat Provinsi maupun tingkat Nasional untuk
katagori TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Diharapkan dengan pengalaman
yang konsisten selama kurun waktu tersebut sekolah-sekolah di Kota
Sukabumi telah melaksanakan prinsip-prinsip Usaha Kesehatan Sekolah
yaitu penyediaan layanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat. Pemilihan Kota Sukabumi sebagai lokasi
penelitian adalah untuk memperoleh gambaran “the best practice” dari
pelaksanaan UKS. Adapun lokasi penelitian secara khusus adalah lingkup
Sekolah Dasar yang telah melaksanakan prinsip-prinsip UKS sesuai
standar yang ditetapkan dan memiliki potensi untuk mengembangkan
kegiatan UKS secara berkesinambungan. Sekolah yang dipilih sebagai
lokasi penelitian adalah SDN Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika
CBM dan SDN Sukasirna.
SDN Dewi Sartika CBM merupakan sekolah pelopor di Kota
Sukabumi yang menjuarai Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat Nasional
pada tahun 2002. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah percontohan di
Kota Sukabumi yang menerapkan prinsip-prinsip UKS. Alasan peneliti
memilih sekolah ini adalah ingin memperoleh gambaran yang jelas tentang
kontinuitas penyelenggaraan UKS dari sejak persiapan LSS sebelum tahun
2002 sampai saat ini.
SDN Surya Kencana CBM adalah sekolah yang menjuarai LSS
terakhir yang mendapat peringkat juara pertama tingkat Nasional dari Kota
Sukabumi. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah unggulan Kota
Sukabumi yang selalu aktif menunjukkan prestasi akademik dan non
akademik di tingkat Kota maupun Provinsi Jawa Barat. Saat ini sekolah
sedang mengembangkan Adiwyata Mandiri untuk meningkatkan performa
sekolah berwawasan lingkungan.
SDN Sukasirna Kota Sukabumi dinilai oleh Tim Pembina UKS Kota
Sukabumi adalah sekolah yang sangat potensial dalam pengembangan
UKS. Sekolah ini bukan merupakan sekolah favorit di Kota Sukabumi
karena letaknya tidak di pusat kota, tetapi banyak unsur yang dimiliki oleh
sekolah ini menjadi bahan pertimbangan yang kuat untuk dijadikan
sebagai salah satu lokasi penelitian. Unsur yang menguatkan adalah
komitmen sekolah dalam mengembangkan UKS, keterbatasan sarana dan
prasarana sekolah yang tidak menghambat komitmen sekolah untuk
mewujudkan sekolah yang sehat, dukungan masyarakat dan petugas
kesehatan dari Puskesmas, serta sekolah ini sedang mempersiapkan diri
untuk mengikuti LSS tingkat Kota Sukabumi. Dalam hal ini peneliti
berkesempatan untuk mengobservasi pelaksanaan koordinasi lintas
institusi dalam persiapan LSS dan mengawasi pelaksanaan LSS yang
dilaksanakan.
2. Pelaku atau Narasumber
Pelaku atau narasumber penelitian ini bersifat emergent (sementara),
(pengembangan narasumber dilakukan sampai informasi mengarah ke titik
jenuh). (Lincoln & Guba, 1985; Bogdan & Biklen, 1982 dalam Satori &
Komariah, 2012).
Nara sumber dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai
berikut :
a. Menguasai, memahami dan menghayati konteks kebijakan dan atau
penyelenggaraan kegiatan usaha kesehatan peserta didik di Sekolah
Dasar Kota Sukabumi.
b. Berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan yang sedang diteliti.
c. Bersedia dan mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai
informasi.
Berdasarkan kriteria tersebut maka nara sumber yang telah bersedia
terlibat dalam penelitian ini terdiri dari : Tim Pembina UKS Kota
Sukabumi (terdiri dari Ketua, Sekretaris, Ketua Sekretariat), Tim Pembina
UKS Tingkat Kecamatan (Sekretaris), Dinas Kesehatan Kota Sukabumi
(Kepala Seksi Kesehatan Komunitas Dinas Kesehatan Kota Sukabumi),
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi (Kepala Bidang
Pendidikan Dasar Kota Sukabumi), Kepala Puskesmas Selabatu, Kepala
UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Cikole, Kepala
Sekolah (SDN Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM dan SDN
Sukasirna), Guru Pembina UKS (SDN Surya Kencana CBM, SDN Dewi
Sartika CBM dan SDN Sukasirna), Petugas Pelaksana UKS dari
Puskesmas Selabatu, Guru Pendidikan Jasmani/Olah Raga (SDN Surya
Kencana CBM, SDN Sukasirna), Ketua Komite Sekolah SDN Sukasirna,
Penjaga Sekolah SDN Surya Kencana dan SDN Sukasirna, Para Peserta
didik (Dokter Kecil) dan Orang Tua Peserta didik.
3. Aktivitas
Aktivitas yang diamati terdiri dari aktivitas Tim Pembina UKS Kota
Sukabumi berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Tim Pembinan
UKS seperti rapat, supervisi dan pembinaan UKS ke sekolah-sekolah;
aktivitas Kepala Sekolah dalam mengkoordinir kegiatan UKS; aktivitas
Guru Pembina UKS dalam pelaksanaan kegiatan; aktivitas Petugas
Kesehatan dalam pelaksanaan UKS di sekolah-sekolah; aktivitas peserta
didik dalam kegiatan UKS dan kegiatan-kegiatan di lingkungan sekolah
yang terkait dengan pelaksanaan Trias UKS; persiapan sekolah (SDN
Sukasirna) dalam mengikuti Lomba Sekolah Sehat tingkat Kota
Sukabumi; pelaksanaan Lomba Sekolah Sehat tingkat Kota Sukabumi ;
pelaksanaan Jambore UKS tingkat Kota Sukabumi; peran serta dan respon
orang tua peserta didik terhadap pelaksanaan kegiatan UKS di sekolah.
Disamping aktivitas yang secara nyata diobservasi oleh peneliti, juga
dilakukan penelusuran terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan
kegiatan UKS berupa laporan kegiatan, catatan kesehatan peserta didik,
dan dokumentasi lainnya.
C. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri (human instrument) sesuai dengan kaidah penelitian kualitatif. (McMillan, 2008; Denzin & Loncoln, 2009; Creswell, 2010; Satori & Komariah, 2012).
pedoman yang dijadikan alat bantu mengumpulkan data. Pedoman
dikembangkan dari kategori/sub kategori yang akan dicari datanya di lapangan
dengan menggunakan teknik yang sesuai (pedoman pengumpulan data
terlampir). Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data berupa observasi,
partisipasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Data dan informasi yang ingin dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi
setting, perilaku atau sikap, pengalaman, dokumen dan data-data lain yang
relevan dengan tujuan penelitian dan berfokus pada permasalahan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan terdiri dari wawancara (indepth interview), observasi, partisipasi langsung, dan studi dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan
melakukan dialog langsung dengan nara sumber secara natural, artinya
nara sumber diberikan kebebasan untuk mengemukakan pikiran dan
pandangannya secara terbuka. Peneliti menggunakan alat bantu berupa
catatan dan tape recorder.
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh subjek
penelitian terkait dengan topik penelitian. Peneliti menggunakan catatan
lapangan, tape recorder dan audio visual (handy camera) untuk membantu mendokumentasikan pengumpulan data.
Peneliti melibatkan diri dalam kegiatan yang dilaksanakan berupa
rapat-rapat Tim Pembina UKS, pembinaan UKS dan pelaksanaan kegiatan
UKS di sekolah.
4. Studi dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data berupa dokumen-dokumen tertulis
berupa catatan kesehatan peserta didik, laporan kegiatan UKS,
kebijakan-kebijakan terkait penyelenggaraan UKS, foto-foto kegiatan UKS, dan
dokumen lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
Langkah-langkah pengumpulan data yang ditempuh oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Peneliti menentukan setting lapangan yang sesuai dengan unit analisis dan fokus penelitian yang sudah ditetapkan.
2. Peneliti melakukan pendekatan dan penyesuaian dengan nara sumber yang
tepat di lokasi penelitian.
3. Peneliti menggali data dari nara sumber dan sumber-sumber data lainnya
sesuai dengan kebutuhan penelitian.
4. Peneliti mencatat data/informasi yang diperoleh.
5. Peneliti melakukan triangulasi untuk mengeksplorasi data/informasi dari
berbagai cara pengumpulan data dan berbagai sumber dan dari berbagai
waktu pelaksanaan.
6. Peneliti melaksanakan focus group discussion (FGD) dengan para narasumber kunci dalam rangka mengklarifikasi redaksi dan pemaknaan
dengan data yang diungkap. Pada FGD ini dimungkinkan adanya reduksi
informasi, pengembangan informasi ataupun klarifikasi langkah kerja.
D. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data dari berbagai teknik pengumpulan data dilakukan, selanjutnya
peneliti melaksanakan pengolahan dan analisis data penelitian, walaupun
dalam penelitian kualitatif proses tersebut sudah dilakukan sejak peneliti
mulai mengumpulkan data. Pengolahan data terdiri dari tahapan reduksi data,
displai data dan analisis data.
1. Reduksi Data
Dalam tahapan reduksi data, pertama-tama dilakukan identifikasi
terhadap unit/bagian terkecil dalam suatu data yang memiliki makna bila
dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. Kemudian dilakukan
pengkodean terhadap setiap unit tersebut dengan tujuan agar unit tersebut
mudah ditelusuri sumbernya. Secara operasional tahapan reduksi data ini
ialah mereduksi, merangkum, memilih hal-hal yang pokok, yang
kemudian difokuskan pada hal-hal yang penting terkait dengan fokus dan
masalah penelitian.
2. Display Data
Secara operasional display data berarti mengkatagorikan data
menurut pokok masalah dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga
memudahkan untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data
lainnya. Peneliti mengkatagorikan data sesuai dengan unit analisis dan
hubungan antar data yang tersedia sehingga membangun suatu makna
yang dapat menjawab pertanyaan penelitian.
3. Analisis Data
Analisis adalah suatu upaya mengurai data/informasi menjadi
bagian-bagian (decomposition), sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai akan tampak dengan jelas maknanya sesuai dengan duduk
perkaranya. (Satori & Komariah, 2012). Menurut Bogdan & Biklen dalam
Moleong (2006), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari
dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Berdasarkan model analisis data yang dikemukakan oleh Milles dan
Huberman (1992) dalam Satori dan Komariah (2012), maka peneliti
melakukan analisis data sebagai berikut :
a. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan berbagai teknik
pengumpulan data, diberi kode agar sumber data tetap dapat ditelusuri.
b. Peneliti melakukan reduksi data (data reduction). Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci, kemudian
direduksi, dirangkum, dipilih hal yang pokok, difokuskan pada
hal-hal yang penting berdasarkan satuan konsep, tema, dan kategori
tertentu yang akan memberikan gambaran yang jelas tentang hasil
temuan.
c. Peneliti melakukan penyajian data (data display) dengan
d. Peneliti menarik kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification) yang menjawab rumusan masalah dan menghasilkan suatu model hipotesik dari topik yang dibahas.
Metode analisis data yang sesuai dengan bidang kajian penelitian
adalah dengan FGD (Focus Group Discusion). FGD merupakan usaha menguji data, menemukan makna data dan memposisikan data dalam
bingkai/konsep yang tepat dan dilakukan dalam forum kecil
beranggotakan orang-orang yang kompeten yang mewakili kelompok
praktisi, pengamat bidang kajian, akademisi, birokrat yang menangani
bidang kajian serta peserta lain yang dianggap dapat berkontribusi
terhadap keajegan data (Satori & Komariah, 2012).
Dalam penelitian ini FGD dilakukan pada saat mengklarifikasi data
dari hasil temuan yang dilakukan. FGD yang pertama dilaksanakan dengan
Tim Pembina UKS Kota Sukabumi dalam rangka mengklarifikasi
kebijakan penyelenggaraan UKS di Kota Sukabumi. FGD yang kedua
dilaksanakan antara Kepala Puskesmas, Petugas Kesehatan dari
Puskesmas, Kepala Sekolah, UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kecamatan Cikole, dan Tim Pembina UKS Kecamatan dalam rangka
mengklarifikasi data-data terkait proses manajemen UKS di sekolah.
E. Uji Keabsahan Penelitian
Kesahihan dan keabsahan data penelitian merupakan hal yang penting
dalam penelitian. Penelitian kualitatif dianggap absah apabila memiliki
kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). (Satori & Komariah, 2012).
1. Keterpercayaan (credibility)
Keterpercayaan adalah ukuran kebenaran data yang dikumpulkan,
yang menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan hasil penelitian,
diperiksa melalui kelengkapan data yang diperoleh dari berbagai sumber.
Peneliti menggunakan cara memperoleh kepercayaan dengan :
a. Memperpanjang masa pengamatan (prolonged engagement) sesuai
dengan kedalaman, keluasan dan kepastian data.
b. Meningkatkan kegigihan (persistent observation) dalam mencari data melalui pengamatan yang benar, akurat, aktual dan lengkap.
c. Triangulasi (triangulation), yaitu pengecekan data dari berbagai nara sumber dengan berbagai cara dan waktu.
d. Analisis kasus negatif (negative case analysis) yaitu menganalisis
kasus yang berbeda/bertentangan dengan data lainnya untuk
memperoleh gambaran yang sebenarnya terjadi. Dalam hal ini Peneliti
melakukan penelitian di tiga tempat yang berbeda dengan topik
penelitian yang sama.
e. Diskusi dengan teman sejawat (peer debriefing) untuk mendapatkan data yang benar-benar teruji dan kritis untuk mengembangkan
langkah-langkah berikutnya.
f. Member check, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada informan setelah satu periode pengumpulan data selesai.
2. Keteralihan (transferability)
Keteralihan terkait dengan hasil penelitian, apakah penelitian ini
peneliti mengangkat makna-makna esensial temuan penelitian dan
merefleksikan serta melakukan analisis kritis dalam pembahasan
penelitian.
3. Kebergantungan (dependability)
Kriteria kebergantungan dilihat dari rangkaian kegiatan pencarian
data yang dapat ditelusuri jejaknya. Pengujian dilakukan oleh
pembimbing dengan melakukan audit keseluruhan proses penelitian mulai
dari menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data,
melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, dan membuat
kesimpulan.
4. Kepastian (confirmability)
Kepastian berhubungan dengan objektivitas hasil penelitian.
Penelitian dikatakan mempunyai objektivitas tinggi apabila keberadaan
data dapat ditelusuri secara pasti dan disepakati oleh banyak pihak.
Pengujian kepastian dilakukan bersamaan dengan uji kebergantungan atau
keterpercayaan dengan melakukan member check, triangulasi, pengamatan ulang, pengecekan kembali, melihat kejadian yang sama di lokasi/tempat
kejadian sebagai bentuk konfirmasi.
F. Isu Etik
1. Penelitian ini melibatkan banyak narasumber dan bukti dokumentasi resmi
yang disahkan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah. Oleh karena itu
Peneliti dengan penuh kesadaran akan menjaga kerahasiaan identitas
kebijakan, program-program dan laporan-laporan sesuai dengan kaidah
etis yang ditetapkan baik secara institusional maupun secara individu.
2. Sebagai konsekuensi etis dari kegiatan penelitian yang dilakukan, Peneliti
akan menyampaikan hasil penelitian yang sebenar-benarnya kepada
pihak-pihak yang bertanggung jawab dan berkepentingan dalam