• Tidak ada hasil yang ditemukan

D ADPEN 1201082 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "D ADPEN 1201082 Chapter3"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan

pendekatan kualitatif dirancang untuk memperoleh gambaran tentang status

gejala pada saat penelitian dilakukan. Dengan demikian, tujuannya adalah

untuk menyelidiki secara mendalam dan menganalisis secara intensif aneka

fenomena yang merupakan siklus hidup dari unit/kasus dengan maksud untuk

membangun generalisasi tentang populasi yang lebih luas untuk unit yang

dimiliki (Bassey, 2009:24). Sedangkan strategi penelitian yang dipergunakan

adalah dengan studi kasus. Pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus

digunakan untuk mengkaji dan menjawab permasalahan, serta menemukan,

dan memperoleh makna yang lebih mendalam tentang Manajemen Kesehatan

Peserta didik di Sekolah Dasar, dalam hal ini studi kasus di tiga Sekolah Dasar

Kota Sukabumi.

Penelitian didesain untuk menjawab pertanyaan penelititian yaitu

“bagaimana proses manajemen kesehatan peserta didik di Sekolah Dasar

dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat mendukung

peningkatan prestasi peserta didik?”. Penelitian ini didasari oleh konsep

pengembangan organisasi (organizational development) di lingkungan sekolah sehubungan dengan dilaksanakannya upaya kesehatan peserta didik di

sekolah. Pengembangan organisasi berorientasi pada peningkatan sistem

secara total, oleh karena itu fungsi penting dalam pengembangan organisasi

(2)

mendukungnya seperti kebijakan, sistem koordinasi, pendanaan, dan sistem

informasi manajemen yang diberlakukan.

Secara sederhana desain penelitian yang akan dilaksanakan digambarkan

(3)

Gambaran desain penelitian di atas dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap pertama peneliti tertarik dengan aspek kesehatan bagi anak usia

sekolah yang diyakini akan berpengaruh terhadap keberhasilan

pendidikan. Peneliti kemudian mengamati fenomena yang terjadi dalam

penyelenggaraan usaha kesehatan di sekolah dari berbagai literatur,

observasi langsung di sekolah-sekolah dan pemberitaan di media massa.

2. Peneliti mengembangkan asumsi penelitian dan menegaskan/menjelaskan

ranah yang akan diteliti dari fenomena yang diamati peneliti. Dalam tahap

ini Peneliti juga melakukan penguatan dari literatur, konsep-konsep dan

hasil penelitian terdahulu yang selaras dengan penyelenggaraan usaha

kesehatan bagi peserta didik di sekolah.

3. Peneliti melakukan pemilihan objek penelitian dengan melakukan studi

pendahuluan yang diawali dengan studi dokumentasi dari laporan-laporan

penyelenggaraan UKS, Kebijakan Pemerintah terkait penyelenggaraan

UKS, pemberitaan di media cetak maupun internet terkait hasil lomba

sekolah sehat baik tingkat Provinsi maupun tingkat Nasional, dan Rangkuman/Kesimpulan Hasil Penelitian

Rancangan Model Model Konseptual

Manajemen Kesehatan Peserta didik di Sekolah

Dasar

7

8

9 8

(4)

pedoman-pedoman penyelenggaraan UKS yang dikeluarkan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian

Kesehatan. Selanjutnya Peneliti melakukan observasi langsung ke Kota

Sukabumi, dimana berdasarkan hasil studi dokumentasi Kota Sukabumi

adalah daerah yang cukup konsisten sebagai Juara Lomba Sekolah Sehat

tingkat Provinsi maupun Tingkat Nasional sejak tahun 1996 sampai tahun

2014.

4. Peneliti selanjutnya melakukan tahapan penelitian dengan mengumpulkan

data secara intensif melalui wawancara mendalam, studi dokumentasi dan

observasi terhadap faktor kebijakan penyelenggaraan UKS di Kota

Sukabumi yang meliputi rumusan, strategi, implementasi dan evaluasi

kebijakan.

5. Selanjutnya, peneliti melakukan pengumpulan data terkait dengan proses

manajemen kesehatan peserta didik di sekolah sebagai implementasi

kebijakan secara operasional, yang meliputi : pelaksanaan fungsi-fungsi

manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengendalian), sistem koordinasi, pendanaan dan sistem informasi

manajemen yang dilaksanakan serta dampak usaha kesehatan peserta didik

terhadap pencapaian prestasi. Pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara mendalam dengan nara sumber/partisipan sesuai kebutuhan

penelitian, studi dokumentasi dan observasi kegiatan-kegiatan UKS di

sekolah/lokasi yang ditetapkan.

6. Peneliti melakukan triangulasi sumber data untuk menghindari bias yang

diperoleh dari hasil wawancara, studi dokumentasi dan observasi, serta

lebih memfokuskan kepada aspek operasional manajemen kesehatan

(5)

melakukan analisis dan validasi data dari berbagai sumber secara

terintegrasi.

7. Hasil pengolahan data kemudian dirangkum/disimpulkan dan menjadi

masukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

8. Peneliti selanjutnya mengusulkan Model Hipotetik Manajemen Kesehatan

Peserta Didik di Sekolah Dasar sesuai dengan hasil penelitian.

Berdasarkan gambaran proses penelitian tersebut, maka Peneliti

menetapkan waktu penelitian secara keseluruhan yang dilaksanakan sejak

bulan Juli 2014 sampai November 2015. Dimana 6 bulan pertama Peneliti

melaksanakan persiapan berupa mempelajari fenomena, studi literatur dan

penyusunan proposal penelitian, selanjutnya pada awal tahun 2015 sampai

bulan Juli 2015 peneliti melaksanakan pengumpulan data di lokasi yang

ditetapkan yang diawali oleh pengurusan administrasi dan perijinan-perijinan.

Pengolahan data sampai menghasilkan model hipotetik dilakukan pada bulan

Juli sampai November 2015.

B. Unit Analisis, Partisipan, dan Tempat Penelitian

Unit analisis dari penelitian ini adalah situasi sosial dimana proses

manajemen usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi

dilaksanakan. Sumber data yang diperlukan sesuai dengan unit analisis

penelitian ini ditentukan secara purposive, yaitu ditentukan dengan menyesuaikan pada tujuan penelitian. Sehingga sumber data dari situasi sosial

yang ingin diteliti terdiri dari tiga komponen yaitu tempat, pelaku dan

aktivitas.

(6)

Tempat atau lokasi penelitian yang dipilih adalah Kota Sukabumi

dengan pertimbangan bahwa Kota Sukabumi adalah salah satu kota yang

cukup berprestasi dalam kegiatan UKS. Diketahui bahwa sejak tahun

1996 hingga tahun 2014, Kota Sukabumi telah meraih 17 kali predikat

juara Sekolah Sehat tingkat Provinsi maupun tingkat Nasional untuk

katagori TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Diharapkan dengan pengalaman

yang konsisten selama kurun waktu tersebut sekolah-sekolah di Kota

Sukabumi telah melaksanakan prinsip-prinsip Usaha Kesehatan Sekolah

yaitu penyediaan layanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan pembinaan

lingkungan sekolah sehat. Pemilihan Kota Sukabumi sebagai lokasi

penelitian adalah untuk memperoleh gambaran “the best practice” dari

pelaksanaan UKS. Adapun lokasi penelitian secara khusus adalah lingkup

Sekolah Dasar yang telah melaksanakan prinsip-prinsip UKS sesuai

standar yang ditetapkan dan memiliki potensi untuk mengembangkan

kegiatan UKS secara berkesinambungan. Sekolah yang dipilih sebagai

lokasi penelitian adalah SDN Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika

CBM dan SDN Sukasirna.

SDN Dewi Sartika CBM merupakan sekolah pelopor di Kota

Sukabumi yang menjuarai Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat Nasional

pada tahun 2002. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah percontohan di

Kota Sukabumi yang menerapkan prinsip-prinsip UKS. Alasan peneliti

memilih sekolah ini adalah ingin memperoleh gambaran yang jelas tentang

kontinuitas penyelenggaraan UKS dari sejak persiapan LSS sebelum tahun

2002 sampai saat ini.

SDN Surya Kencana CBM adalah sekolah yang menjuarai LSS

(7)

terakhir yang mendapat peringkat juara pertama tingkat Nasional dari Kota

Sukabumi. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah unggulan Kota

Sukabumi yang selalu aktif menunjukkan prestasi akademik dan non

akademik di tingkat Kota maupun Provinsi Jawa Barat. Saat ini sekolah

sedang mengembangkan Adiwyata Mandiri untuk meningkatkan performa

sekolah berwawasan lingkungan.

SDN Sukasirna Kota Sukabumi dinilai oleh Tim Pembina UKS Kota

Sukabumi adalah sekolah yang sangat potensial dalam pengembangan

UKS. Sekolah ini bukan merupakan sekolah favorit di Kota Sukabumi

karena letaknya tidak di pusat kota, tetapi banyak unsur yang dimiliki oleh

sekolah ini menjadi bahan pertimbangan yang kuat untuk dijadikan

sebagai salah satu lokasi penelitian. Unsur yang menguatkan adalah

komitmen sekolah dalam mengembangkan UKS, keterbatasan sarana dan

prasarana sekolah yang tidak menghambat komitmen sekolah untuk

mewujudkan sekolah yang sehat, dukungan masyarakat dan petugas

kesehatan dari Puskesmas, serta sekolah ini sedang mempersiapkan diri

untuk mengikuti LSS tingkat Kota Sukabumi. Dalam hal ini peneliti

berkesempatan untuk mengobservasi pelaksanaan koordinasi lintas

institusi dalam persiapan LSS dan mengawasi pelaksanaan LSS yang

dilaksanakan.

2. Pelaku atau Narasumber

Pelaku atau narasumber penelitian ini bersifat emergent (sementara),

(8)

(pengembangan narasumber dilakukan sampai informasi mengarah ke titik

jenuh). (Lincoln & Guba, 1985; Bogdan & Biklen, 1982 dalam Satori &

Komariah, 2012).

Nara sumber dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai

berikut :

a. Menguasai, memahami dan menghayati konteks kebijakan dan atau

penyelenggaraan kegiatan usaha kesehatan peserta didik di Sekolah

Dasar Kota Sukabumi.

b. Berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan yang sedang diteliti.

c. Bersedia dan mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai

informasi.

Berdasarkan kriteria tersebut maka nara sumber yang telah bersedia

terlibat dalam penelitian ini terdiri dari : Tim Pembina UKS Kota

Sukabumi (terdiri dari Ketua, Sekretaris, Ketua Sekretariat), Tim Pembina

UKS Tingkat Kecamatan (Sekretaris), Dinas Kesehatan Kota Sukabumi

(Kepala Seksi Kesehatan Komunitas Dinas Kesehatan Kota Sukabumi),

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi (Kepala Bidang

Pendidikan Dasar Kota Sukabumi), Kepala Puskesmas Selabatu, Kepala

UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Cikole, Kepala

Sekolah (SDN Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM dan SDN

Sukasirna), Guru Pembina UKS (SDN Surya Kencana CBM, SDN Dewi

Sartika CBM dan SDN Sukasirna), Petugas Pelaksana UKS dari

Puskesmas Selabatu, Guru Pendidikan Jasmani/Olah Raga (SDN Surya

Kencana CBM, SDN Sukasirna), Ketua Komite Sekolah SDN Sukasirna,

(9)

Penjaga Sekolah SDN Surya Kencana dan SDN Sukasirna, Para Peserta

didik (Dokter Kecil) dan Orang Tua Peserta didik.

3. Aktivitas

Aktivitas yang diamati terdiri dari aktivitas Tim Pembina UKS Kota

Sukabumi berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Tim Pembinan

UKS seperti rapat, supervisi dan pembinaan UKS ke sekolah-sekolah;

aktivitas Kepala Sekolah dalam mengkoordinir kegiatan UKS; aktivitas

Guru Pembina UKS dalam pelaksanaan kegiatan; aktivitas Petugas

Kesehatan dalam pelaksanaan UKS di sekolah-sekolah; aktivitas peserta

didik dalam kegiatan UKS dan kegiatan-kegiatan di lingkungan sekolah

yang terkait dengan pelaksanaan Trias UKS; persiapan sekolah (SDN

Sukasirna) dalam mengikuti Lomba Sekolah Sehat tingkat Kota

Sukabumi; pelaksanaan Lomba Sekolah Sehat tingkat Kota Sukabumi ;

pelaksanaan Jambore UKS tingkat Kota Sukabumi; peran serta dan respon

orang tua peserta didik terhadap pelaksanaan kegiatan UKS di sekolah.

Disamping aktivitas yang secara nyata diobservasi oleh peneliti, juga

dilakukan penelusuran terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan

kegiatan UKS berupa laporan kegiatan, catatan kesehatan peserta didik,

dan dokumentasi lainnya.

C. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri (human instrument) sesuai dengan kaidah penelitian kualitatif. (McMillan, 2008; Denzin & Loncoln, 2009; Creswell, 2010; Satori & Komariah, 2012).

(10)

pedoman yang dijadikan alat bantu mengumpulkan data. Pedoman

dikembangkan dari kategori/sub kategori yang akan dicari datanya di lapangan

dengan menggunakan teknik yang sesuai (pedoman pengumpulan data

terlampir). Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data berupa observasi,

partisipasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

Data dan informasi yang ingin dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi

setting, perilaku atau sikap, pengalaman, dokumen dan data-data lain yang

relevan dengan tujuan penelitian dan berfokus pada permasalahan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan terdiri dari wawancara (indepth interview), observasi, partisipasi langsung, dan studi dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan

melakukan dialog langsung dengan nara sumber secara natural, artinya

nara sumber diberikan kebebasan untuk mengemukakan pikiran dan

pandangannya secara terbuka. Peneliti menggunakan alat bantu berupa

catatan dan tape recorder.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh subjek

penelitian terkait dengan topik penelitian. Peneliti menggunakan catatan

lapangan, tape recorder dan audio visual (handy camera) untuk membantu mendokumentasikan pengumpulan data.

(11)

Peneliti melibatkan diri dalam kegiatan yang dilaksanakan berupa

rapat-rapat Tim Pembina UKS, pembinaan UKS dan pelaksanaan kegiatan

UKS di sekolah.

4. Studi dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data berupa dokumen-dokumen tertulis

berupa catatan kesehatan peserta didik, laporan kegiatan UKS,

kebijakan-kebijakan terkait penyelenggaraan UKS, foto-foto kegiatan UKS, dan

dokumen lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

Langkah-langkah pengumpulan data yang ditempuh oleh peneliti adalah

sebagai berikut :

1. Peneliti menentukan setting lapangan yang sesuai dengan unit analisis dan fokus penelitian yang sudah ditetapkan.

2. Peneliti melakukan pendekatan dan penyesuaian dengan nara sumber yang

tepat di lokasi penelitian.

3. Peneliti menggali data dari nara sumber dan sumber-sumber data lainnya

sesuai dengan kebutuhan penelitian.

4. Peneliti mencatat data/informasi yang diperoleh.

5. Peneliti melakukan triangulasi untuk mengeksplorasi data/informasi dari

berbagai cara pengumpulan data dan berbagai sumber dan dari berbagai

waktu pelaksanaan.

6. Peneliti melaksanakan focus group discussion (FGD) dengan para narasumber kunci dalam rangka mengklarifikasi redaksi dan pemaknaan

(12)

dengan data yang diungkap. Pada FGD ini dimungkinkan adanya reduksi

informasi, pengembangan informasi ataupun klarifikasi langkah kerja.

D. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data dari berbagai teknik pengumpulan data dilakukan, selanjutnya

peneliti melaksanakan pengolahan dan analisis data penelitian, walaupun

dalam penelitian kualitatif proses tersebut sudah dilakukan sejak peneliti

mulai mengumpulkan data. Pengolahan data terdiri dari tahapan reduksi data,

displai data dan analisis data.

1. Reduksi Data

Dalam tahapan reduksi data, pertama-tama dilakukan identifikasi

terhadap unit/bagian terkecil dalam suatu data yang memiliki makna bila

dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. Kemudian dilakukan

pengkodean terhadap setiap unit tersebut dengan tujuan agar unit tersebut

mudah ditelusuri sumbernya. Secara operasional tahapan reduksi data ini

ialah mereduksi, merangkum, memilih hal-hal yang pokok, yang

kemudian difokuskan pada hal-hal yang penting terkait dengan fokus dan

masalah penelitian.

2. Display Data

Secara operasional display data berarti mengkatagorikan data

menurut pokok masalah dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga

memudahkan untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data

lainnya. Peneliti mengkatagorikan data sesuai dengan unit analisis dan

(13)

hubungan antar data yang tersedia sehingga membangun suatu makna

yang dapat menjawab pertanyaan penelitian.

3. Analisis Data

Analisis adalah suatu upaya mengurai data/informasi menjadi

bagian-bagian (decomposition), sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai akan tampak dengan jelas maknanya sesuai dengan duduk

perkaranya. (Satori & Komariah, 2012). Menurut Bogdan & Biklen dalam

Moleong (2006), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari

dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Berdasarkan model analisis data yang dikemukakan oleh Milles dan

Huberman (1992) dalam Satori dan Komariah (2012), maka peneliti

melakukan analisis data sebagai berikut :

a. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan berbagai teknik

pengumpulan data, diberi kode agar sumber data tetap dapat ditelusuri.

b. Peneliti melakukan reduksi data (data reduction). Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci, kemudian

direduksi, dirangkum, dipilih hal yang pokok, difokuskan pada

hal-hal yang penting berdasarkan satuan konsep, tema, dan kategori

tertentu yang akan memberikan gambaran yang jelas tentang hasil

temuan.

c. Peneliti melakukan penyajian data (data display) dengan

(14)

d. Peneliti menarik kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification) yang menjawab rumusan masalah dan menghasilkan suatu model hipotesik dari topik yang dibahas.

Metode analisis data yang sesuai dengan bidang kajian penelitian

adalah dengan FGD (Focus Group Discusion). FGD merupakan usaha menguji data, menemukan makna data dan memposisikan data dalam

bingkai/konsep yang tepat dan dilakukan dalam forum kecil

beranggotakan orang-orang yang kompeten yang mewakili kelompok

praktisi, pengamat bidang kajian, akademisi, birokrat yang menangani

bidang kajian serta peserta lain yang dianggap dapat berkontribusi

terhadap keajegan data (Satori & Komariah, 2012).

Dalam penelitian ini FGD dilakukan pada saat mengklarifikasi data

dari hasil temuan yang dilakukan. FGD yang pertama dilaksanakan dengan

Tim Pembina UKS Kota Sukabumi dalam rangka mengklarifikasi

kebijakan penyelenggaraan UKS di Kota Sukabumi. FGD yang kedua

dilaksanakan antara Kepala Puskesmas, Petugas Kesehatan dari

Puskesmas, Kepala Sekolah, UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kecamatan Cikole, dan Tim Pembina UKS Kecamatan dalam rangka

mengklarifikasi data-data terkait proses manajemen UKS di sekolah.

E. Uji Keabsahan Penelitian

Kesahihan dan keabsahan data penelitian merupakan hal yang penting

dalam penelitian. Penelitian kualitatif dianggap absah apabila memiliki

(15)

kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). (Satori & Komariah, 2012).

1. Keterpercayaan (credibility)

Keterpercayaan adalah ukuran kebenaran data yang dikumpulkan,

yang menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan hasil penelitian,

diperiksa melalui kelengkapan data yang diperoleh dari berbagai sumber.

Peneliti menggunakan cara memperoleh kepercayaan dengan :

a. Memperpanjang masa pengamatan (prolonged engagement) sesuai

dengan kedalaman, keluasan dan kepastian data.

b. Meningkatkan kegigihan (persistent observation) dalam mencari data melalui pengamatan yang benar, akurat, aktual dan lengkap.

c. Triangulasi (triangulation), yaitu pengecekan data dari berbagai nara sumber dengan berbagai cara dan waktu.

d. Analisis kasus negatif (negative case analysis) yaitu menganalisis

kasus yang berbeda/bertentangan dengan data lainnya untuk

memperoleh gambaran yang sebenarnya terjadi. Dalam hal ini Peneliti

melakukan penelitian di tiga tempat yang berbeda dengan topik

penelitian yang sama.

e. Diskusi dengan teman sejawat (peer debriefing) untuk mendapatkan data yang benar-benar teruji dan kritis untuk mengembangkan

langkah-langkah berikutnya.

f. Member check, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada informan setelah satu periode pengumpulan data selesai.

2. Keteralihan (transferability)

Keteralihan terkait dengan hasil penelitian, apakah penelitian ini

(16)

peneliti mengangkat makna-makna esensial temuan penelitian dan

merefleksikan serta melakukan analisis kritis dalam pembahasan

penelitian.

3. Kebergantungan (dependability)

Kriteria kebergantungan dilihat dari rangkaian kegiatan pencarian

data yang dapat ditelusuri jejaknya. Pengujian dilakukan oleh

pembimbing dengan melakukan audit keseluruhan proses penelitian mulai

dari menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data,

melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, dan membuat

kesimpulan.

4. Kepastian (confirmability)

Kepastian berhubungan dengan objektivitas hasil penelitian.

Penelitian dikatakan mempunyai objektivitas tinggi apabila keberadaan

data dapat ditelusuri secara pasti dan disepakati oleh banyak pihak.

Pengujian kepastian dilakukan bersamaan dengan uji kebergantungan atau

keterpercayaan dengan melakukan member check, triangulasi, pengamatan ulang, pengecekan kembali, melihat kejadian yang sama di lokasi/tempat

kejadian sebagai bentuk konfirmasi.

F. Isu Etik

1. Penelitian ini melibatkan banyak narasumber dan bukti dokumentasi resmi

yang disahkan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah. Oleh karena itu

Peneliti dengan penuh kesadaran akan menjaga kerahasiaan identitas

(17)

kebijakan, program-program dan laporan-laporan sesuai dengan kaidah

etis yang ditetapkan baik secara institusional maupun secara individu.

2. Sebagai konsekuensi etis dari kegiatan penelitian yang dilakukan, Peneliti

akan menyampaikan hasil penelitian yang sebenar-benarnya kepada

pihak-pihak yang bertanggung jawab dan berkepentingan dalam

Gambar

Gambar 3.1. Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan kegiatan belajar membaca Al- Qur’an dilaksanakan secara situasional, jika tidak secara situasional tidak akan berjalan dengan baik,.. selain itu guru harus bisa

In relation with the theories and government regulation of assessment of language skills in English teaching for YLLs, it can be concluded that assessment still

Bagi guru, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran mata diklat DKKTM di SMK Negeri 2 Bandung ini

3.6 Metode dan Perhitungan Expert Advisor Sistem Chaos Trading

[r]

[r]

• JUMLAH PPh YANG MASIH HARUS DIBAYAR TERSEBUT PADA ANGKA 6a TELAH DILUNASI PADA TANGGAL ……….. LAMPIRAN

DALAM PMPS NANTI AKAN TERDAPAT EMPAT ZONA YAKNI ZONA RELIGI / ZONA PERMAINAN ANAK/ ZONA EKONOMI RAKYAT DAN ZONA KESENIAN ///.. NEWS READER