APLIKASI TAPESTRI DAN BATIK KONTEMPORER
PADA BUSANA ARTWEAR
PENCIPTAAN
Cynthia Zhafira Aulia Imas NIM 151188402
PROGRAM STUDI S-1 KRIYA SENI
JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
ii
APLIKASI TAPESTRI DAN BATIK KONTEMPORER
PADA BUSANA ARTWEAR
PENCIPTAAN
Oleh:
Cynthia Zhafira Aulia Imas NIM 1511884022
Tugas Akhir ini Diajukan kepada Fakultas Seni Rupa
Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebagai
Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana S-1 dalam Bidang
Kriya Seni
2019
iv
PERSEMBAHAN
Rasa terimakasih atas Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada:
1. Mamah Astuti Kusumo, Reynaldi Aulia, Isih Katon dan keluarga yang telah
mendoakan, membantu, membimbing, dan memfasilitasi.
2. Sahabat Ika Aprianti dan Rachmawati Yudiani, GempilanKreweng, Virsa,
Yohanna, Bramanta, Bimo, Ferian, Angelica, Rungu, dan teman–teman seperjuangan Mahasiswa Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa angkatan 2015, yang telah banyak membantu penulis selama masa pendidikan.
v MOTTO
vi
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak ada karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam laporan Tugas Akhir ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 8 Januari 2020
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena Rahmat dan KaruniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini yang disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Program Studi S-1 Kriya Seni Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia di Yogyakarta.
Selama mengikuti pendidikan S-1 Kriya Seni sampai dengan proses penyelesaian Tugas Akhir, berbagai pihak telah memberikan fasilitas, membantu, membina dan membimbing. Penulis dengan tulus hati mengucapkan terimakasih khususnya kepada:
1. Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum., Rektor Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
2. Dr. Suastiwi, M.Des., Dekan Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
3. Dr. Ir. Yulriawan Dafri, M.Hum., Ketua Jurusan Kriya, Program Studi Kriya Seni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. 4. Nurhadi Siswanto, S.Fil., M.Phil., dan Anna Galuh Indreswari, S.Sn.,
M.A., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis.
5. Bapak/Ibu Dosen dan staff Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Penulis menyadari, Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati, mudah–mudahan keberadaan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi semua pihak.
viii
Yogyakarta, 8 Januari 2020
Cynthia Zhafira A. I. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL DALAM ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ...v
PERNYATAAN KEASLIAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ... xi
INTISARI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...14
A. Latar Belakang Penciptaan ...14
B. Rumusan Penciptaan ...16
C. Tujuan dan Manfaat ...17
D. Metode Pendekatan dan Penciptaan ...17
BAB II KONSEP PENCIPTAAN ...20
A. Sumber Penciptaan ...20
B. Landasan Teori ...23
BAB III PROSES PENCIPTAAN ...28
A. Data Acuan ...28
B. Analisis ...30
C. Rancangan Karya...32
D. Proses Pewujudan ...52
1. Bahan dan Alat ...52
2. Teknik Pengerjaan ...55
ix
E. Kalkulasi Biaya Pembuatan Karya ...66
BAB IV TINJAUAN KARYA ...71
A. Tinjauan Umum...71 B. Tinjauan Khusus ...72 BAB V PENUTUP ...88 A. Kesimpulan ...88 B. Saran ...89 DAFTAR PUSTAKA ...90 LAMPIRAN ...92
A. Foto Poster Pameran ...92
B. Foto Situasi Pameran ...93
C. Katalog ...94
D. Biodata (CV)...97
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Bahan dan Alat Dasar Busana Artwear ...52
Tabel 2 Bahan dan Alat Batik Kontemporer ...53
Tabel 3 Bahan dan Alat Tapestri ...54
Tabel 4 Teknik Dasar Tapestri ...56
Tabel 5 Pewarna Biru Muda ...58
Tabel 6 Pewarna Biru Tua ...59
Tabel 7 Kalkulasi Biaya Busana 1 ...66
Tabel 8 Kalkulasi Biaya Busana 2 ...66
Tabel 9 Kalkulasi Biaya Busana 3 ...67
Tabel 10 Kalkulasi Biaya Busana 4 ...67
Tabel 11 Kalkulasi Biaya Busana 5 ...68
Tabel 12 Kalkulasi Biaya Busana 6 ...68
Tabel 13 Kalkulasi Biaya Busana 7 ...69
Tabel 14 Kalkulasi Biaya Busana 8 ...69
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Chez Suno, Suno Pre-fall ...28
Gambar 2 Chez Suno, Suno Pre-fall ...28
Gambar 3 Joseph Altuzarra, Altuzarra Fall ...29
Gambar 4 Joseph Altuzarra, Altuzarra Fall ...29
Gambar 5 Joseph Altuzarra, Altuzarra Fall ...30
Gambar 6 Sketsa Rancangan Karya Batik Kontemporer ...32
Gambar 7 Sketsa Rancangan Karya Tapestri ...32
Gambar 8 Desain 1 ...36
Gambar 9 Pola Busana 1 ...37
Gambar 10 Desain 2 ...38
Gambar 11 Pola Busana 2 ...39
Gambar 12 Desain 3 ...40
Gambar 13 Pola Busana 3 ...41
Gambar 14 Desain 4 ...42
Gambar 15 Pola Busana 4 ...43
Gambar 16 Desain 5 ...44
Gambar 17 Pola Busana 5 ...45
Gambar 18 Desain 6 ...46
Gambar 19 Pola Busana 6 ...47
Gambar 20 Desain 7 ...48
Gambar 21 Pola Busana 7 ...49
Gambar 22 Desain 8 ...50
Gambar 23 Pola Busana 8 ...51
Gambar 24 Mbatik ...58
Gambar 25 Nembok ...59
xii
Gambar 27 Nglorod ...60
Gambar 28 Batik Kontemporer ...61
Gambar 29 Membuat Pola ...62
Gambar 30 Menjahit Kain ...62
Gambar 31 Aplikasi Tapestri ...63
Gambar 32 Memasang Lungsin ...64
Gambar 33 Memasang Pakan ...64
Gambar 34 Melapisi Viselin...65
Gambar 35 Melepas Tapestri ...65
Gambar 36 Karya 1 ...72 Gambar 37 Karya 2 ...74 Gambar 38 Karya 3 ...76 Gambar 39 Karya 4 ...78 Gambar 40 Karya 5 ...80 Gambar 41 Karya 6 ...82 Gambar 42 Karya 7 ...84 Gambar 43 Karya 8 ...86
xiii INTISARI
Fashion atau gaya berpakaian merupakan suatu fenomena yang tidak akan
pernah mati dan selalu dibutuhkan. Maka dari itu, inovasi akan terus dibutuhkan guna terciptanya kreativitas baru. Pakaian juga memiliki nilai estetika, peran dan makna sehingga layak disebut sebagai karya seni. Perbedaan dan kebebasan dalam berekspresi menyebabkan karya seni yang tercipta pada era ini hampir tidak ada batasannya. Oleh karena itu, penulis memilih aplikasi tapestri dan batik kontemporer sebagai bentuk aksen estetika pada artwear yang akan diwujudkan sebagai sebuah karya seni fungsional. Tapestri dianggap menarik dan memberikan kesan sederhana dan lugas namun menambah nilai estetika pada suatu karya.
Aplikasi tapestri dan batik kontemporer pada artwear merupakan hasil
eksperimental kombinasi dua bentuk karya seni yang berbeda. Karya inovasi ini
diciptakan dengan sentuhan budaya yang dikemas secara modern. Penulis tertarik
menjadikan tapestri kontemporer sebagai sumber ide penciptaan demi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap eksistensi seni tapestri dan memperkenalkan seni tapestri kepada masyarakat terutama kaum muda dengan menginovasikannya, supaya seni tapestri tidak mengalami kelumpuhan.
Penulis menggunakan beberapa metode pendekatan untuk memperdalam gagasan penciptaan karya yang akan dilakukan. Mengacu pada judul penciptaan, maka penciptaan karya ini sangat erat hubungannya dengan estetika dan ergonomi. Penulis menggunakan metode penciptaan oleh SP. Gustami, tiga tahap-enam langkah (eksplorasi, perancangan, dan perwujudan) proses penciptaan karya seni kriya. Teknik perwujudan yang diterapkan dalam pembuatan karya tugas akhir ialah teknik menjahit, teknik tapestri, dan batik kontemporer yang diaplikasikan pada busana artwear.
Karya Aplikasi Tapestri dan Batik Kontemporer pada Artwear berfokus pada
eksplorasi konstruksi inovatif dari berbagai macam serat; kain denim, kain primisima, kain organdi, kain tule, benang katun, dan benang akrilik. Melalui proses penciptaan dan perwujudan, terciptalah 8 karya busana artwear wanita dewasa dengan keindahan dari segi proporsi dan keharmonisan sehingga menimbulkan kesatuan bentuk, kerumitan, dan kesungguhan yang menghadirkan suasana dinamis.
14 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penciptaan
Fashion atau gaya berpakaian merupakan salah satu hal penting bagi
sebagian besar kaum hawa karena jenisnya terbilang lebih beragam dan unik. Seiring berjalannya waktu, gaya berbusana selalu berubah mengikuti tren yang
sedang digemari masyarakat. Sepanjang tahun, tren fashion yang muncul bisa
dikatakan sangat beragam dengan berbagai macam sentuhan baru menghasilkan perpaduan yang cantik. Tak jarang banyak masyarakat kemudian mengadaptasi gaya tersebut untuk membuat tampilan yang berbeda dan menjadikannya sebuah tren fashion sendiri.
Fashion menjadi suatu fenomena yang tidak akan pernah mati dan selalu
dibutuhkan. Maka dari itu, inovasi akan terus dibutuhkan guna terciptanya kreativitas baru. Para pelaku usaha di bidang tekstil dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan kreasi baru. Tekstil sendiri menjadi hal penting dalam dunia fashion, karena tekstil merupakan bahan konvensional utama agar tercipta pakaian yang diinginkan. Pakaian yang awal mulanya digunakan untuk melindungi dan menutup diri, kini seiring perkembangannya juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Perkembangan dan jenis pakaian pun dipengaruhi oleh adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing.
Berdasarkan trend forecast WGSN (formerly Worth Global Style
Network) 2018, Zalora merangkum beberapa style yang diprediksi akan
menjadi tren fashion 2019. Gaya Common Ground dengan sentuhan warna
nuansa alam seperti beige, cokelat, dan hijau dapat dipadukan bersama banyak warna lain seperti hijau, biru, soft pink, atau hitam. Gaya In Touch bersama corak warna kontras yang berani yaitu pink, biru, kuning, hijau neon, hingga orange. Tak hanya mengangkat warna, ada pula kombinasi materi bahan konvensional seperti satin, katun, kulit dengan bahan kontemporer yang
dapat mengubah suasana dan menjadi statement piece yang baik dalam
15
individualitas yang hadir dengan karakter kuat agar dapat lebih bebas berekspresi menggunakan warna-warna terang meliputi kuning, merah, hijau sampai bold statement dalam berbusana.
Pakaian tidak hanya mengenai pakaian yang dikenakan, tetapi juga memiliki nilai estetika, peran dan makna sehingga layak disebut sebagai karya seni. Perbedaan dan kebebasan dalam berekspresi menyebabkan karya seni yang tercipta pada era ini hampir tidak ada batasannya. Oleh karena itu, penulis memilih aplikasi tapestri kontemporer sebagai bentuk aksen estetik pada
artwear. Karya yang akan diciptakan merupakan sebuah aplikasi bentuk dan
fungsi dari tapestri yang biasa ditampilkan dalam bentuk permadani, menjadi bentuk artwear yang didasarkan dari imajinasi pencipta sendiri. Busana yang akan diwujudkan mengarah pada desain modern sebagai sebuah karya seni fungsional.
Menurut KBBI, tapestri adalah seni tekstil barat yang tebal, merupakan hasil tenunan tangan dengan aneka motif, biasa digunakan sebagai hiasan dinding, tirai, dan penyalut mebel. Tapestri kontemporer merupakan pilihan untuk bekerja dengan tekstur, dengan berbagai bahan dan dengan kebebasan untuk individualitas dalam desain. Rangkaian benang lungsin warna-warni dan benang pakan berulang dapat digunakan untuk membuat kombinasi warna. Menurut Jan Janeiro dalam The Fabric of Life: 150 Years of Northern
California Fiber Art History (1997:23) “Penggunaan tekstil tidak selamanya
memiliki sifat fungsional, melainkan dapat digunakan sebagai hiasan interior. Sehingga tekstil kontemporer dapat menciptakan atmosfer yang bersifat seni.”
Artwear sendiri merupakan jenis busana bentuk terbaru dengan reformasi
berbagai macam model yang menitik beratkan pada aspek estetika sebagai titik fokus kepentingan dalam karya seni.
Aplikasi tapestri dan batik kontemporer pada artwear merupakan hasil eksperimental kombinasi dua bentuk karya seni yang berbeda. Karya inovasi
ini diciptakan dengan sentuhan budaya yang dikemas secara modern sehingga
menghasilkan karya yang berbeda dengan karya yang telah tercipta sebelumnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam hal ini penulis ingin melihat lebih dalam dan merealisasikan aplikasi tapestri kontemporer sebagai
16 sumber ide penciptaan yang akan dituangkan ke dalam karya seni tekstil
artwear. Busana ini dirancang secara individual yang diwujudkan dengan
aplikasi tapestri kontemporer buatan tangan, dan batik kontemporer sehingga disebut sebagai seni halus ekspresif yang melibatkan pertimbangan estetika.
Menurut Dwigantara dalam Kajian Karya Tapestri Biranul Anas Zaman
(2011), perkembangan seni serat khususnya tapestri di Indonesia tergolong pesat. Perkembangan tapestri di Indonesia mulai muncul pada pertengahan tahun 1970-an. Pelopor tapestri ini adalah Yusuf Affandi, setelah itu bermunculan beberapa seniman serat baru. Akan tetapi, segi eksistensi dari tapestri ini yang masih perlu di simak karena masyarakat Indonesia belum begitu mengenal seni ini. Penulis tertarik menjadikan tapestri kontemporer sebagai sumber ide penciptaan juga demi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap eksistensi seni tapestri. Penulis ingin lebih memperkenalkan seni tapestri kepada masyarakat terutama kaum muda ke dalam bentuk lain dengan menginovasikannya supaya seni tapestri tidak mengalami kelumpuhan. Pemilihan tapestri sebagai bentuk aksen dianggap menarik karena tapestri memberikan kesan sederhana dan lugas namun menambah nilai estetika pada suatu karya. Busana tidak harus selalu glamour, dapat juga playful,
kontemporer, bahkan aneh. Tapestri pada artwear diharapkan dapat
menonjolkan nilai autentik dan memunculkan kesan kriya atau do it yourself
karena merupakan karya seni buatan tangan yang tidak diproduksi massal.
B. Rumusan Penciptaan
Rumusan penciptaan dalam laporan tugas akhir penciptaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan tapestri motif garis pada busana artwear?
2. Bagaimana wujud hasil karya aplikasi tapestri motif garis pada busana
17
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dalam laporan tugas akhir penciptaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menguraikan proses pembuatan tapestri motif garis pada busana artwear.
2. Menguraikan wujud hasil karya aplikasi tapestri motif garis pada busana
artwear.
Manfaat dalam laporan tugas akhir penciptaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan tentang tapestri dan busana artwear.
2. Menambah wacana baru bagi penciptaan karya seni tekstil dalam tapestri
dan busana.
3. Media komunikasi untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, pengalaman,
dan mengungkapkan ekspresi dalam bentuk karya seni kriya tekstil.
4. Sebagai sumbangsih pemikiran kepada masyarakat tentang perkembangan
seni kriya tekstil.
D. Metode Pendekatan dan Penciptaan
Penulis menggunakan beberapa disiplin ilmu untuk mendekati objek kajian penciptaan serta membantu proses penciptaan mulai dari awal sampai akhir sesuai karya yang akan diciptakan. Beberapa metode yang digunakan penulis adalah metode pendekatan estetika dan ergonomi, serta metode penciptaan seni kriya tiga tahap enam langkah oleh SP Gustami.
1. Metode Pendekatan
Penulis menggunakan beberapa metode pendekatan untuk
memperdalam gagasan penciptaan karya yang akan dilakukan. Mengacu pada judul penciptaan, maka penciptaan karya ini sangat erat hubungannya dengan estetika dan ergonomi. Oleh karena itu, metode pendekatan estetika merupakan metode pendekatan dasar dalam menciptakan karya ini. Pada artwear, aspek estetika seperti warna, motif, tekstur, kontras, bentuk, bahan, dan lain-lain akan lebih utama diapresiasi. Sementara itu, aspek ergonomi seperti kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan, keringanan dan ketahanan material sebagainya menjadi prioritas kedua.
18
a. Metode Pendekatan Estetika
Dalam buku Pengantar Estetika (Dharsono, 2004:9) terdapat pendapat Louis Kattsof yang menyatakan bahwa estetika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan batasan rakitan (structure) dan
perasaan (role) dari keindahan, khususnya dalam seni. Pada
prinsipnya, estetika merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas tentang keindahan atau hal yang indah, yang terdapat dalam alam dan seni. Pendekatan ini berisikan uraian-uraian estetis yang selanjutnya divisualisasikan dalam bentuk karya. Penciptaan karya ini melakukan proses berfikir secara mendalam untuk mencari nilai-nilai estetis dalam karya yang dicipta.
Suatu benda estetis yang baik harus mempunyai suatu kualitas tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang kosong. Tak menjadi soal kualitas apa yang dikandungnya (misalnya suasana suram atau gembira, sifat lembut atau kasar) asalkan merupakan sesuatu yang intensif atau sungguh-sungguh (Dharsono, 2007:63).
Menurut Dharsono, ada tiga ciri yang menjadi sifat-sifat membuat indah dari benda-benda estetis, seperti unity (kesatuan), complexity
(kerumitan), Intensity (kesungguhan). Dengan adanya beberapa aspek
tersebut, jika dilakukan dengan perwujudan yang benar maka pembuatan karya aplikasi tapestri motif garis pada artwear diharapkan dapat berjalan dengan baik sehingga karya yang dihasilkan maksimal, mempunyai bentuk yang unik, konstruksi yang baik, dan memiliki nilai keindahan tersendiri. Karya akan hadir sebagai ungkapan rasa dan tindakan secara kreatif, inovatif dan berusaha mendatangkan perasaan senang bagi orang yang melihat maupun mengenakannya.
b. Metode Pendekatan Ergonomi
Pendekatan ergonomi juga digunakan dalam penciptaan karya ini. Penciptaan karya seni kriya fungsional khususnya busana sangat diperlukan pengetahuan mengenai ergonomi yang dituliskan oleh Goet
Poespo dalam Teknik Menggambar Mode Busana (2000:40), yaitu
Perancang mode menciptakan penutup tubuh, oleh karena itu mereka perlu mengetahui bagaimana badan itu dikontruksikan. Mereka juga perlu mengetahui gerakan struktur tulang serta
otot-19
otot dan meletakkan rangka badan seperti halnya perancang-perancang interior dari mebel mempergunakan pengetahuan mereka tentang ergonomi untuk menciptakan suasana nyaman.
Konsep ergonomi EASNE (Efektif, Aman, Sehat, Nyaman dan Efisien) untuk diimplementasikan dalam desain supaya karya yang dirancang dan dibuat oleh penulis dapat digunakan dengan dan keselarasan antara fungsi karya dengan manusia sebagai pengguna.
2. Metode Penciptaan
Dalam menciptakan karya ini, penulis menggunakan metode
penciptaan oleh SP. Gustami dalam Butir-Butir Mutiara Estetika Timur,
Ide Dasar Penciptaan Karya (2007:329) tiga tahap-enam langkah
(eksplorasi, perancangan, dan perwujudan) proses penciptaan karya seni kriya. Dalam kegiatan eksplorasi dilakukan penjelajahan untuk menggali sumber ide, pengumpulan data dan referensi, pengolahan dan analisa data. Hasil dari penjelahan atau analisis data dijadikan dasar untuk membuat rancangan atau desain dengan tema tapestri yang akan dijadikan dasar penciptaan artwear. Tahap perancangan (proyeksi, potongan, detail, perspektif) dijadikan acuan dalam proses perwujudan karya. Adapun kegiatan perancangan dimulai dengan memvisualisasikan hasil dari penjelajahan atau analisa data kedalam berbagai sketsa alternatif tapestri
dan artwear untuk kemudian ditentukan rancangan sketsa terpilih sebagai
acuan desain dalam pembuatan rancangan. Tahap perwujudan mewujudkan rancangan terpilih menjadi model prototipe sampai ditemukan kesempurnaan karya sesuai dengan desain. jika hasil tersebut dianggap telah sempurna maka diteruskan dengan pembuatan karya yang sesungguhnya. Perwujudan karya melalui proses pembuatan batik kontemporer, proses pembuatan tapestri kontemporer, dan proses pembuatan dasar busana sehingga terciptanya karya hasil aplikasi tapestri