• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Ekosistem, Locus of Control dan Kecerdasan Naturalis dengan Pro Environmental Behavior Masyarakat Grogol Petamburan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Ekosistem, Locus of Control dan Kecerdasan Naturalis dengan Pro Environmental Behavior Masyarakat Grogol Petamburan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

132

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG EKOSISTEM,

LOCUS OF CONTROL DAN KECERDASAN NATURALIS DENGAN

PRO ENVIRONMENTAL BEHAVIOR MASYARAKAT

GROGOL PETAMBURAN

Denny Ramdany1

1

Pemerintah Kota Adm Jakarta Barat, DKI Jakarta email: h.denny.ramdany@gmail.com

Abstract

The objective of this research is to know: 1) the relationship between Ecosystem Knowledge with Pro Environmental Behavior of Grogol Petamburan Community, 2) the relationship between Locus of Control with Pro Environmental Behavior of Grogol Petamburan Community, 3) the relationship between Naturalisttic Intelegence with Pro Environmental Behavior of Grogol Petamburan Community and 4) the relationship between Ecosystem Knowledge, Locus of Control and Natulalisttic Intelegece with Pro Environmental Behavior of Grogol Petamburan Community. The research was conducted at Grogol Petamburan regencies of Jakarta province with 90 of respondets. Sample was taken by multi stageS random sampling technique. The result of the study showed that: (1) there was a positive correlation between Ecosystem Knowledge with Pro Environmental Behavior of Grogol Petamburan Community, (2) there was a positive correlation Locus of Control with Pro Environmental Behavior of Grogol Petamburan Community, (3) there was a positive correlationship between Naturalisttic Intelegence with Pro Environmental Behavior of Grogol Petamburan Community, and (4) there was a positive correlation between Ecosystem Knowledge, Locus of Control and Natulalisttic Intelegence with Pro Environmental Behavior of Grogol Petamburan Community.It can be concluded that Ecosystem Knowledge, Locus of Control and Naturalisttic Intelegence can increase the Pro Environmental Behavior of Community.

Keywords: Knowledge about the ecosystem, locus of control, naturalist intelligence, environmental sound behavior.

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) hubungan antara pengetahuan ekosistem dengan pro environmental behavior masyarakat Grogol Petamburan, 2) hubungan antara locus of control dengan pro environmental behavior masyarakat Grogol Petamburan, 3) hubungan antara naturalistic intelligence dengan

pro environmental behavior masyarakat Grogol Petamburan dan 4) hubungan antara pengetahuan ekosistem,

locus of control dan natulalistic intelligence dengan pro environmental behavior masyarakat Grogol Petamburan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Grogol Petamburan, Provinsi DKI Jakarta dengan 90 responden. Sampel diambil dengan teknik multi stages random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat korelasi positif antara pengetahuan ekosistem dengan pro environmental behavior masyarakat Petamburan, (2) terdapat korelasi positif Locus of Control dengan pro environmental behavior Grogol Petamburan, (3). ) terdapat hubungan positif antara naturalistic intelligencedengan pro environmental behavior

masyarakat Grogol Petamburan, dan (4) terdapat korelasi positif antara pengetahuan ekosistem, locus of control

dan natulalisttic intelegence dengan pro environmental behavior Masyarakat Grogol Petamburan. Dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan ekosistem, locus of control dan naturalistic intelligence dapat meningkatkan

pro environmental behavior masyarakat.

(2)

133 PENDAHULUAN

Perilaku kepala rumah tangga wawasan pro-lingkungannya ditunjukkan dengan kebiasaan membuang sampah sembarangan. Hasil wawancara penulis dengan beberapa kepala rumah tangga Kecamatan Grogol Petamburan menyatakan bahwa meraka membuang sampah sembarangan ini bukan sesuatu hal yang salah untuk dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang ekosistem kepala rumah tangga yang rendah sehingga kepala rumah tangga meniru orang lain membuang sampah sembarangan. Pengetahuan tentang ekosistem berkenaan dengan pemahaman kepala rumah tangga tentang hubungan timbal balik antara lingkungan dan makhluk hidup. Sebagian kepala rumah tangga, menyatakan bahwa kepala rumah tangga membuang sampah sembarangan di tempat yang kotor dan memang banyak sampahnya.

Hal ini menunjukkan bahwa ada masalah dengan locus of control kepala rumah tangga. Locus of control menunjukkan sejauh mana seseorang melihat lingkungan yang responsif terhadap perilaku kepala rumah tangga sendiri. Orang dengan locus of control internal percaya bahwa apa yang terjadi pada kepala rumah tangga adalah perilaku kepala rumah tangga sendiri, orang dengan locus of control eksternal percaya bahwa itu hanya keberuntungan atau nasib. Sebagian kepala rumah tangga lainnya yang diwawancarai menyatakan bahwa kepala rumah tangga memilih jalan yang paling mudah dengan membuang sampah sembarangan.

Hal ini menunjukkan ada masalah dengan kecerdasan naturalis kepala rumah tangga. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya (misalnya: kemungkinan banjir, formasi awan, sampah, dan lain-lain), dan bagi kepala rumah tangga yang dibesarkan di lingkungan perkotaan, kemampuan membedakan benda tidak hidup dan dampaknya (misalnya: bau knalpot kendaraan dan bau sampah, dan lain-lain).

(3)

134

Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang dimiliki oleh individu terhadap tumbuhan, hewan dan lingkungan alam sekitarnya. Individu yang memiliki kecerdasan naturalis yang tinggi akan mempunyai minat dan kecintaan yang tinggi terhadap tumbuhan, binatang alam semesta. Ia tidak akan membuang sampah sembarangan. Hal ini yang menarik untuk dikaji lebih lanjut, sebagaimana hasil penelitian Steg dan Vlek bahwa kualitas lingkungan sangat tergantung pada pola perilaku manusia (Steg dan Vleg, 2009). Kepala rumah tangga meninjau kontribusi dan potensi psikologi lingkungan untuk memahami dan mempromosikan perilaku berwawasan lingkungan.

Perilaku Berwawasan Lingkungan

Perilaku berwawasan lingkungan adalah perilaku seperti pada umumnya (atau sesuai dengan pengetahuan tentang ilmu lingkungan) yang dinilai dalam konteks kepala rumah tangga dianggap sebagai cara dari perilaku melindungi lingkungan atau penghargaan terhadap lingkungan yang sehat. Pendapat ini mengisyaratkan bahwa perilaku berwawasan lingkungan merupakan perilaku yang didasarkan pada pengetahuan tentang lingkungan dengan maksud melindungi lingkungan dan keinginan untuk menciptakan lingkungan yang sehat.

Menurut Kollmuss dan Agyeman, sebagaimana dikutip Loverock dan Newell (2012), “Pro-environmental behavior is behavior that consciously seeks to minimize the negative impact of one’s actions on the natural and built world.

Perilaku berwawasan lingkungan adalah perilaku yang secara sadar berusaha untuk meminimalkan dampak negatif dari tindakan seseorang pada alam dan dunia dibangun. Dengan demikian, perilaku berwawasan lingkungan merupakan perilaku sadar lingkungan dalam rangka melindungi lingkungan dari kerusakan dan dampak pembangunan dunia.

Menurut Steg dan Vlek, sebagaimana dikutip Manolas (2015), “Pro-environmental behavior is defined as behavior that harms the environment as little as possible, or even

(4)

135

benefits the environment.” Perilaku berwawasan lingkungan merupakan perilaku yang menjadikan kerusakan lingkungan sesedikit mungkin atau bahkan keuntungan atau manfaat bagi lingkungan. Dengan demikian, perilaku berwawasan lingkungan berusaha agar tindakan yang diambil seseorang dapat sedikit mungkin menimbulkan kerusakan lingkungan dan diusahakan agar bermanfaat bagi lingkungan. Hal ini akan menyelamatkan dunia dari kehancuran.

Pengetahuan Tentang Ekosistem

Sebelum membahas lebih lanjut konsep pengetahuan tentang ekosistem terlebih dahulu perlu dibahas mengenai pengetahuan. Menurut George and Jones (2005), “Knowledge is what a person perceives, recognizes, identifies, or discovers from analyzing data and information.” Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pengetahuan merupakan sesuatu yang seseorang rasakan, kenali, identifikasi, atau temukan dari analisis data dan informasi.

Pengetahuan berkaitan dengan sikap, sebagaimana diungkapkan Swan dan Stapp (2000), “Knowledge is a basic need that can affect a person's attitudes and values to something.” Maksudnya bahwa pengetahuan merupakan kebutuhan dasar yang dapat mempengaruhi sikap dan nilai-nilai seseorang terhadap sesuatu. Dengan demikian, pengetahuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi sikap dan nilai-nilai seseorang.

Salah satu kegiatan yang dapat memberikan pengetahuan kepada manusia adalah belajar. Belajar merupakan proses manusia memperoleh berbagai pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar mulai dari masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah kecil keterampilan yang sederhana; selama masa kanak-kanak dan remaja, diperoleh sejumlah sikap, nilai, keterampilan hubungan sosial, dan kecakapan yang diperoleh dari berbagai mata pelajaran; dalam usia dewasa, orang diharapkan telah mahir mengerjakan tugas-tugas pekerjaan tertentu dan keterampilan-keterampilan fungsional yang

(5)

136

lain.Sebagaimana diungkapkan oleh Gibson,Ivancevich, dan Donnelly mengatakan sebagai berikut.

Locus of Control

Istilah locus of control pertama kalidi kemukakan oleh Julian Rotter berdasarkan pendekatan Social Learning Theory. Rotter melalui teori belajar sosialnya sekitar tahun 1960-an. Rotter (2005) menghubungkan perilaku dengan psikologi kognitif. Rotter percaya bahwa perilaku itu sebagian besar ditentukan oleh penguatan, dan melalui penguatan individu meyakini faktor penyebab tindakan individu. Selanjutnya keyakinan ini dapat menuntun tentang sikap dan perilaku seperti apa yang bisa diadopsi dari orang lain. Rotter menyatakan, ”Locus of controlis generalized belief that a person can or cannot control his own destiny.“ Locus of control merupakan cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia merasa dapat atau tidak mengendalikan perilaku yang terjadi padanya. Locus of control sebagai persepsi seseorang terhadap sumber-sumber yang mengontrol kejadian-kejadian dalam hidupnya.

Newstrom (2007) menyatakan, “Locus of control, beliefs about whether an employee’s achievements are the product of the employee’s efforts (internal) or of outside forces (external). Locus of control merupakan keyakinan tentang prestasi pegawai yang dianggap sebagai produk dari upaya pegawai (internal) maupun dari pihak luar (eksternal).

Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis merupakan kapasitas untuk membuat diskriminasi konseptual di alam antara satu tanaman dengan yang lain; antara satu hewan dengan yang lain; antara varietas awan, formasi batuan, konfigurasi pasang surut, dan sejenisnya. Dengan demikian, kecerdasan naturalis merupakan kapasitas seseorang dalam mengenali dan mengkategorikan

(6)

137

spesies yaitu: flora dan fauna di lingkungan sekitar, mengenai keberadaan spesies, dan memetakan hubungan antarspesies. Kecerdasan naturalis juga meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya.

Moran, Kornhaber, dan Gardner (2006) menyatakan,”The naturalistic intelligence is the capacity to "distinguish and categorize objects or phenomena in nature." Kecerdasan naturalis adalah kapasitas untuk membedakan dan mengkategorikan objek atau fenomena di alam. Dengan demikian, kecerdasan naturalis berkaitan dengan kapasitas seseorang dalam membedakan dan mengelompokkan objek atau fenomena alam.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis korelasional. Penelitian ini menganalisis hubungan variabel bebas X dengan variabel terikat Y. Variabel yang dikaji terdiri dari dua macam, yakni: variabel bebas X1, X2 dan X3 dengan variabel terikat Y. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Perilaku Berwawasan Lingkungan (Y). Sedangkan variabel bebas meliputi: Pengetahuan tentang Ekosistem (X1); Locus of Control (X2), dan Kecerdasan Naturalis(X3).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala rumah tangga di Kecamatan Grogol Petamburan Kota Administrasi Jakarta Barat. Sedangkan sampel frame berjumlah 120 kepala rumah tangga. Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Penentuan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan homogenitas atau heterogenitas populasi serta besaran populasi sehingga sampel yang ditetapkan dapat mewakili populasi. Sampel penelitian ini terdiri atas 90 kepala rumah tangga kepala rumah tangga di Kecamatan Grogol Petamburan Kota Administrasi Jakarta Barat dari sampel frame sebanyak 120 kepala rumah tangga yang diambil berdasarkan status penduduk tetap yang telah tinggal selama lebih dari 10 tahun di Kecamatan Grogol Petamburan Kota Administrasi

(7)

138

Jakarta Barat. Teknik pengambilan sampel dilakukan adalah Simple Random Sampling. populasi target berjumlah 120 kepala rumah tangga di Kecamatan Grogol Petamburan Kota Administrasi Jakarta Barat. Penentuan jumlah sampel 90 kepala rumah tangga didasarkan pada Tabel Cohen Manion dan Morrison (2007). Dengan Taraf Keyakinan penelitian pada alpha .1 untuk sampel frame berjumlah 120 kepala rumah tangga maka diperoleh jumlah sampel 90 kepala rumah tangga.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil perhitungan mengenai keberartian dan kelinieran regresi dilakukan dengan menggunakan uji F, dan hasilnya diuraikan sebagai berikut:

a. Uji Signifikansi dan Linieritas Persamaan Regresi Sederhana Perilaku Berwawasan Lingkungan (Y) atas Pengetahuan tentang Ekosistem (X1)

Berdasarkan pengolahan data untuk hubungan antara variabel bebas X1 dengan variabel terikat Y melalui teknik analisis regresi linear sederhana diperoleh tabel berikut:

Tabel 1. Nilai Konstanta a dan konstanta b Pesamaan Regresi Y atas X1

Model Unstandardized Coefficients T B Std. Error 1 (Constant) 81.972 9.881 8.296 X1 .7678 .376 2.046

Berdasarkan tabel di atas dapat disusun persamaan regresi linear sederhana Ŷ = 67.911 + .768X1. Selanjutnya berdasarkan pengolahan data diperoleh tabel Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi Y atas X1 untuk persamaan Regresi Ŷ = 81.972 + 0.768 X1, sebagai berikut:

(8)

139

Tabel 2. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi Y atas X1 untuk Persamaan Regresi Ŷ = 81. 972 + .768X1 Sumber Variansi Db JK RJK Fhitung Ftabel (α= .05) Ftabel (α= .01) Total 90 193.721 Regresi (a) 1 4077.935 Regresi (b|a) 1 193.721 193.721 4.180** 3.949 6.932 Residu 88 4077.935 46.340 Tuna Cocok 6 365.018 60.836 1.344ns 2.211 Galat 82 3712.917 45.279

Ket: ** Sangat Signifikan; ns = tidaksignifikan (linier)

Hasil persamaan regresi sederhana untuk diperoleh Fhitung sebesar 4.180 lebih besar dari Ftabel sebesar 3.949 (α = 0,05), dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti model persamaan regresi sederhana untuk Y atas X1 terbukti signifikan.

Uji linieritas diperoleh nilai Fhitung sebesar 1.344 lebih kecil dari Ftabel 2.211 (α = 0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa model persamaan regresi sederhana untuk Y atas X1 terbukti linier.

Berdasarkan tabel hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa peningkatan pengetahuan kepala rumah tangga tentang ekosistem dapat meningkatkan perilaku berwawasan lingkungan kepala rumah tangga. Hasil pengujian hubungan murni pengetahuan tentang ekosistem dengan perilaku berwawasan lingkungan, melalui analisis korelasi parsial jenjang kedua dan jenjang pertama menunjukkan tetap terdapat hubungan positif, walau terjadi penurunan kekuatan hubungan tersebut, artinya meskipun dilakukan pengontrol terhadap variabel lainpeningkatan perilaku berwawasan lingkungan tetap bisa dilakukan melalui peningkatan pengetahuan tentang ekosistem.

(9)

140

b. Uji Signifikansidan Linieritas Persamaan Regresi Sederhana Perilaku Berwawasan Lingkungan (Y) atas Locus of Control (X2)

Berdasarkan pengolahan data untuk hubungan antara variabel bebas X2 dengan variabel terikat Y melalui teknik analisis regresi linear sederhana diperoleh tabel berikut:

Tabel 3. Nilai Konstanta a dan konstanta b Pesamaan Regresi Y atas X2

Model Unstandardized Coefficients T B Std. Error 1 (Constant) 85.097 5.943 X2 .163 .057 .294

Berdasarkan tabel di atas dapat disusun persamaan regresi linear sederhana Ŷ = 85,097 + 0,163X2. Selanjutnya pengolahan data diperoleh tabel Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi Y atas X2 untuk persamaan Regresi Ŷ = 85.097 + 0.163X2 sebagai berikut:

Tabel 4. Uji Keberartian dan Kelinieran RegresiYatas X2untuk Persamaan Regresi Ŷ = 85.097 + 0.163X2 Sumber Variansi db JK RJK Fhitung Ftabel (α=0,05) Ftabel (α=0,01) Total 90 Regresi (a) 1 Regresi (b|a) 1 369.120 369.120 8.323** 3.949 6.932 Residu 88 3902.536 44.347 Tuna Cocok 39 1590.702 40.787 0.864ns 1.643 Galat 49 2311.833 47.180

Ket: ** Sangat Signifikan; ns = tidaksignifikan (linier)

Hasil persamaan regresi diperoleh Fhitung sebesar 8.23 lebih besar dari Ftabel sebesar 3.949 (α = 0,05) dan 6.932 (α = 0,01), dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti model persamaan regresi sederhana untuk Y atas X2 terbukti signifikan.

Uji linieritas diperoleh nilai Fhitung sebesar 0.864 lebih kecil dari Ftabel1.643 (α=0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa model persamaan regresi sederhana untuk Y atas X2 terbukti linier.

(10)

141

c. Uji Signifikansi dan Linieritas Persamaan Regresi Sederhana Perilaku Berwawasan Lingkungan (Y) atas Kecerdasan Naturalis (X3)

Berdasarkan pengolahan data untuk hubungan antara variabel bebas X3 dengan variabel terikat Y melalui teknik analisis regresi linear sederhana diperoleh tabel berikut:

Tabel 5. Nilai Konstanta a dan konstanta b Pesamaan Regresi Y atas X3

Model Unstandardized Coefficients T B Std. Error 1 (Constant) 83.448 7.159 X3 .174 .066 .269

Berdasarkan tabel di atas dapat disusun persamaan regresi linear sederhana Ŷ = 83.448 + 0.174X3. Selanjutnya pengolahan data diperoleh tabel Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi Yatas X3 untuk persamaan Regresi Ŷ = 83.448 + .174X3 sebagai berikut:

Tabel 6. Uji Keberartian dan Kelinieran RegresiYatas X3untuk Persamaan Regresi Ŷ = 83.448 + 0.174X3 Sumber Variansi Db JK RJK Fhitung Ftabel (α= . 05) Ftabel (α= .01) Total 90 Regresi (a) 1 Regresi (b|a) 1 309.386 309.386 6.871** 3.949 6.932 Residu 88 3962.270 45.026 Tuna Cocok 39 1586.246 44.062 .964ns 1.643 Galat 49 2376.024 45.693

Ket: ** Sangat Signifikan; ns = tidaksignifikan (linier)

Hasil persamaan regresi diperoleh Fhitung sebesar 6.871 lebih besar dari Ftabel sebesar 3.949 (α = .05), dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti model persamaan regresi sederhana untuk Y atas X3terbukti signifikan.

Uji linieritas diperoleh nilai Fhitung sebesar .825 lebih kecil dari Ftabel .964 (α = .05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa model persamaan regresi sederhana untuk Y atas X3 terbukti linier.

(11)

142

d. Uji Signifikansi dan Linieritas Persamaan Regresi linear ganda Perilaku Berwawasan Lingkungan (Y) atas Pengetahuan tentang Ekosistem (X1), Locus of Control (X2) dan Kecerdasan Naturalis (X3)

Berdasarkan pengolahan data untuk hubungan secara bersama-sama antara ketiga variabel bebas dengan variabel terikat melalui teknik analisis regresi linear ganda diperoleh tabel berikut:

Tabel 7. Nilai Konstanta a dan konstanta b Pesamaan Regresi ganda Y atas X1, X2 dan X3

Model Unstandardized Coefficients t B Std. Error 1 (Constant) 64.177 11.081 X1 .485 .375 .135 X2 .128 .058 .230 X3 .111 .069 .171

Berdasarkan tabel di atas dapat disusun persamaan regresi linear ganda yaitu, Ŷ = 64.177 + .485X1 + .128X2 + .111X3. Analisis regresi linear ganda menghasilkan tabel sebagai berikut:

Tabel 8. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi Y atas X1 , X2 dan X3 untuk Persamaan Regresi Ŷ = 64.177 + .485X1 + .128X2 + .111X3 Sumber Variansi Db JK RJK Fhitung Ftabel (α=0,05) Ftabel (α=0,01) Regresi 3 608.299 4.760** 3.949 6.932 Residu Total 86 89 3663.357 4271.656 202.766 Ket: ** Sangat Signifikan; ns = tidaksignifikan (linier)

Hasil persamaan regresi linear ganda diperoleh Fhitung sebesar 4.760 lebih besar dari

Ftabel sebesar 3.949 (α = .05), dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti model

persamaan regresi linear untuk Y atas X1 , X2 dan X3 signifikan.

Selanjutnya, locus of control kepala rumah tangga mempunyai hubungan yang positif dengan perilaku berwawasan lingkungan, artinya peningkatan locus of control kepala rumah

(12)

143

tangga dapat meningkatkan perilaku berwawasan lingkungan kepala rumah tangga. Hasil pengujian hubungan murni locus of control kepala rumah tangga dengan perilaku berwawasan lingkungan, melalui analisis korelasi parsial jenjang kedua dan jenjang pertama juga menunjukkan tetap terdapat hubungan positif, mesipun terjadi penurunan kekuatan hubungan tersebut, artinya pengontrol terhadap variabel lain peningkatan perilaku berwawasan lingkungan tetap bisa dilakukan melalui peningkatan locus of control kepala rumah tangga. Locus of control adalah menyangkut bagaimana kepala rumah tangga menilai tanggung jawab kepala rumah tangga terkait masalah-masalah lingkungan yang berhubungan dengan perilaku berwawasan lingkungan. Bila masalah lingkungan dipandang bagian dari tanggung jawab kepala rumah tangga maka peningkatan locus of control kepala rumah tangga dapat meningkatkan perlaku berwawasan lingkungan kepala rumah tangga.

Berikutnya adalah kecerdasan naturalis kepala rumah tangga mempunyai hubungan yang positif dengan perilaku berwawasan lingkungan, artinya peningkatan kecerdasan naturalis kepala rumah tangga dapat meningkatkan perilaku berwawasan lingkungan kepala rumah tangga. Hasil pengujian hubungan murni kecerdasan naturalis kepala rumah tangga dengan perilaku berwawasan lingkungan, melalui analisis korelasi parsial jenjang kedua dan jenjang pertama juga menunjukkan tetap terdapat hubungan positif, meskipun terjadi penurunan kekuatan hubungan tersebut, artinya pengontrol terhadap kedua variabel lain peningkatan perilaku berwawasan lingkungan tetap bisa dilakukan melalui peningkatan kecerdasan naturalis kepala rumah tangga. Kecerdasan naturalis adalah menyangkut bagaimana kepala rumah tangga dapat menunjukkan kecerdasan kepala rumah tangga terkait masalah-masalah lingkungan sehingga berdampak positif terhadap perilaku berwawasan lingkungan. Bila masalah lingkungan dapat dicari solusinya melalui kecerdasan kepala rumah tangga tentang alam sekitarnya, maka peningkatan kecerdasan naturalis kepala rumah tangga dapat meningkatkan perlaku berwawasan lingkungan kepala rumah tangga.

(13)

144 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang sudah dijelaskan pada bagian terdahulu, maka selanjutnya dalam bab ini akan diuraikan berdasarkan temuan mengenai kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran dari hasil penelitian. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa 1) terdapat hubungan positif antara pengetahuan tentang ekosistem dengan perilaku berwawasan lingkungan, 2) terdapat hubungan positif antara locus of control dengan perilaku berwawasan lingkungan, 3) terdapat hubungan positif antara kecerdasan naturalis dengan perilaku berwawasan lingkungan, dan 4) terdapat hubungan positif antara pengetahuan tentang ekosistem, locus of control dan kecerdasan naturalis secara bersama-sama dengan perilaku berwawasan lingkungan.

REFERENSI

Linda Steg & Charles Vlek. (2009). Encouraging Pro-Environmental Behaviour: An Integrative Review and Research Agenda. Journal of Environmental Psychology, Volume 29, Issue 3, September 2009, PP. 309–317.

Deane Tumbull Loverock & Rob Newell. (2012). Pro-environmental Behaviors in the Workplace Driving Social Change. Case Studies: Interactive Case Studies in Sustainable Community Development, Published August 21, 2012, p. 1.

Evangelos Manolas. 2015. Promoting Pro-environmental Behavior: Overcoming Barriers,”AEJES (2015) 1, p. 13.

Jennifer M. George and Gareth R. Jones. (2005). Understanding and Managing Organizational Behavior (Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education Ltd., h. 21.

James Swan dan Stapp. (2009). Environment Education. New York: John Woiley dan Sons, h. 118.

JullianRotter. (2005). Some Problem And Misconcep Tions Related To The Cotruct Of Internal Versus External Control Reinforcemet. Journal Of Consulting And Clenical Psychology (43). hh. 56-67.

John W. Newstrom. 2007. Organizational Behavior: Human Behavior at Work, Twelfth Edition. New(York: McGraw-Hill Companies, Inc., h. 459.

Moran, S., Kornhaber, M., & Gardner, H. (2006). Orchestrating Multiple Intelligences:Educational Leadership,(Electronic Version), 64 (1), 2006, h. 25..

(14)

145

Louis Cohen, Lawrence Manion, and Keith Morrison. (2007). Research Methods in Education, Sixth Edition (Oxon: Routledge, 2007) p. 104.

Gambar

Tabel 1. Nilai Konstanta a dan konstanta b Pesamaan Regresi Y atas X 1
Tabel 2. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi Y atas X 1  untuk Persamaan Regresi
Tabel 4. Uji Keberartian dan Kelinieran RegresiYatas X 2 untuk Persamaan Regresi
Tabel 6. Uji Keberartian dan Kelinieran RegresiYatas X 3 untuk Persamaan Regresi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil yang diperoleh terhadap jumlah angka lempeng total masih memenuhi standar dari peraturan PERMENKES RI No1096/MENKES/PER/VI/2011 yang menyatakan bahwa angka kuman pada

Lingkungan merupakan hal yangmempengaruhi derajat kesehatan manusia sehingga pemerintah melalui Direktorat Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL)

Personal adjusment pada saat menghadapi masa pensiun : studi fenomenologi near phase terhadap dua orang pegawai negeri sipil lembaga permasyarakatan kelas IIA Banceuy

negarawan rnerniliki kelruasaan yang tidal; daoat ditarldingi yaitu cmrang yang dfsuafx ma% dis!ntegrzsl yang hebt d m tjdak dapst. tertotctny i ~ j i dengan

Tujuan penelitian adalah membahas tentang jasa endorse melalui akun lambe turah dalam media sosial Instagram perspektif Fatwa DSN MUI Nomor 24 Tahun 2017 tentang Hukum dan

Produk yang dihasilkan dalam pengembangan penelitian ini berbentuk LKPD sebagai petunjuk percobaan Materi Cahaya berbasis inkuiri terbimbing untuk peserta didik kelas VIII

Pada 31 Desember 2014, Perseroan melayani sebagian besar pelanggan perumahan yang berlangganan satu atau lebih dari dua layanan berlangganan utama Perseroan (internet broadband

Nilai tersebut berada di titik cut off 1,81 < Z < 2,99 sehingga perusahaan masih berada pada daerah grey area , jika kondisi ini berlangsung terus menerus