• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena rendahnya minat dalam berwirausaha para pemuda atau khususnya para pelajar di Indonesia masih terbilang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena rendahnya minat dalam berwirausaha para pemuda atau khususnya para pelajar di Indonesia masih terbilang"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fenomena rendahnya minat dalam berwirausaha para pemuda atau khususnya para pelajar di Indonesia masih terbilang rendah, para pelajar atau pemuda di Indonesia masih memiliki pemikiran bahwa masa depan berkarir dengan mencari pekerjaan atau menjadi seorang pekerja lebih baik dibandingkan menjadi seorang pengusaha disaat sekarang ini sangatlah menjanjikan karena lahan pekerjaan yang sedikit sedangkan pengangguran semakin banyak, maka minat dalam berwirausaha harus ditanamkan sejak dini kepada para mahasiswa atau pelajar.

Seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki keahlian untuk menjual, mulai dari menawarkan ide hingga komoditas baik berupa produk atau jasa. Dengan kreativitasnya, wirausahawan mampu beradaptasi dengan berbagai bisnis dan kondisi lingkungan. Sebagai pelaku bisnis, wirausahawan harus mengetahui dengan baik manajemen penjualan, gaya dan fungsi manajemen, untuk berhasil, wirausahaan harus mampu berkomunikasi dan menguasai beberapa elemen kemampuan manajerial, serta mengetahui teknik menjual yang strategis mulai dari pengetahuan tentang produk, ciri khas produk dan daya saing produk terhadap produk sejenis.

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi tingkat pengganguran, karena para sarjana diharapkan menjadi wirausaha muda yang mandiri dan terdidik. Jumlah wirausaha muda di Indonesia masih kurang 3% jumlah ini dirasa belum ideal karena sebuah negara bisa menjadi maju idealnya memiliki wirausahaan 3% dari total penduduknya, dan bila ini tercapai dapat menjadi keunggulan daya saing bangsa.

Dari 867 orang mahasiswa prodi manajemen hanya beberapa yang mengikuti menanam saham dikantin UHNYES. Artinya hanya ada beberapa mahasiswa yang memiliki minat untuk terjun kedunia usaha. berdasarkan fenomena diatas, Minat kewirausahaan mahasiswa masih jauh dari harapan. Untuk menangani masalah pengangguran lulusan perguruan tinggi maka perlu dikembangkan kewirausahaan didalam kampus, oleh karena itu perlu diteliti variabel-variabel yang dominan

(2)

mempengaruhi minat para mahasiswa terhadap kewirausaan sehingga dapat dikembangkan program dan kurikulum sesuai untuk melahirkan banyak wirausaha dari kampus Universitas HKBP Nommensen Medan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penelitian ini difokuskan untuk mengetahui lebih dalam lagi berbagai pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nomensen Medan)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh faktor intrinsik pada mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan ?

2. Bagaimana pengaruh faktor ekstrinsik pada mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor intrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan.

2. Untuk mengetahui faktor ekstrinsik terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas HKBP Universitas Nommensen Medan.

(3)

1.4. Manfaat penelitian

Penelitian diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu bagi :

1. Bagi peneliti

Penelitian ini sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen. Selain itu dari penelitian ini diharapkan penulis dapat mengerti faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas HKBP Nommensen Medan.

2. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kalangan mahasiswa dan masyarakat luas yang ingin mengetahui lebih dalam lagi faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas HKBP Nommensen Medan.

3. Bagi Universitas HKBP Nommensen Medan

Dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas HKBP Nommensen Medan.

(4)

BAB II

LANDASAN TEORI, PENELITIAN TERDAHULU, DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengertian Wirausaha

Menurut Suryana dan Bayu (2010:16) Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru dengan menciptakan bentuk organisasi yang baru atau mengolah bahan baku baru. Wirausaha menurut pandangan seorang pemodal adalah seorang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain yang menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber-sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat. Wirausaha menurut pandangan ekonomi adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisir faktor-faktor produksi alam, tenaga, modal, dan keahlian untuk tujuan berproduksi Menurut Hendro (2011:29) menyatakan bahwa “wirausaha adalah pelaku utama dalam pembanngunan ekonomi dan fungsinya adalah melakukan inovasi atau kombinasi-kombinasi yang baru untuk sebuah inovasi”. Entrepeneur atau wirausaha adalah seseorang yang mampu menciptakan sesuatu yang baru baik barang ataupun jasa dalam suatu organisasi dan mampu mendobrak sistem ekonomi yang ada. Wirausaha adalah seseorang yang tangguh melakukan sesuatu.

Berwirausaha adalah salah satu cara untuk membangun, memiliki, dan menjalankan usaha (bisnis) agar dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Menurut Askandar dan Susyanti (2018:8) Banyak orang menganggap kreativitas dan wirausaha adalah sesuatu yang tidak bisa disatukan. Padahal, hal ini sebagaimana diibaratkan oleh Paris, dalam Askandar (2011), bahwa kreativitas dan wirausaha adalah keniscayaan dalam kehidupan. Gabungan keduanya akan menjadi kekuatan yang mahadasyat.

Wirausaha adalah seni memilih paduan peluang dengan kebutuhan khusus konsumen agar dapat memperoleh keuntungan secara optimal. Pelaku usaha yang sukses adalah mereka yang dapat memadukan kreativitas dengan bisnis secara seimbang.

(5)

Dari defenisi diatas, dapat disimpilkan bahwa seseorang wirausaha harus mampu melihat adanya peluang, menganalisa peluang dan mengambil keputusan untuk mencapai keuntungan yang berguna bagi dirinya sendiri atau lingkungan sekitar dan kelanjutan usahanya sebelum peluang tersebut dimanfaatkan oleh orang lain.

2.1.2. Pengertian Wirausahawan

Menurut Askandar dan Susyanti (2018:3) “Wirausahawan adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya, dan mengambil tindakkan yang tepat untuk menjalankan usaha dalam mencapai tujuan organisasi (keuntungan yang optimal)”.

Wirausahawan sejati adalah orang-orang yang berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan, baik dilakukan seseorang diri atau bekerja sama dengan pihak lain. Pikiran seorang wirausahawan selalu berusaha mencari dan memanfaatkan peluang usaha yang dapat memberi keuntungan berkelanjutan. Bahkan, ia dapat berpikir bahwa setiap keadaan adalah peluang.

Menurut Kasmir (2013:19) secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

2.1.3 Minat berwirausaha

Menurut Rosdianto dan Dharmasetiawan Minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan menyukai sesuatu, atau beberapa hal atau kegiatan. Dalam pengertian tersebut, paling tidak terdapat 3 (tiga) aspek minat yang ada dalam diri seseorang, yaitu :

a. Dorongan dari dalam diri untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan sebagai sumber penggerak utama untuk melakukan sesuatu.

b. Kebutuhan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan lingkungan sosial yang akan menentukan posisi individu dalam linkungannya tersebut.

(6)

c. Perasaan yang muncul pada individu terhadap suatu pekerjaan atau sesuatu hal yang sedang dan akan dilakukan.

Menurut Rosdianto dan Dharmasetiawan Minat wirausaha adalah hasil interaksi karakter kepribadian seseorang dan linkungannya, yang tidak lahir atau muncul secara tiba-tiba atau spontan, akan tetapi lahir, tumbuh dan berkembang sejalan dengan dampak dari faktor-faktor yang mempengaruhinya :

Pengertian minat berwirausaha tersebut mengidentifikasikan kesukaan atau ketertarikkan seorang untuk berwirausaha. Kesukaan atau ketertarikkan tersebut dapat dilihat dari 2 (dua) indikator utama, yakni :

a. Seberapa kuat upaya seseorang untuk berani mencoba melakukan kegiatan berwirausaha, antara lain berani mengambil atau bahkan menanggung risiko, terutama risiko kegagalan.

b. Seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan kegiatan berwirausaha, seperti melakukan mengelola waktu (time management), dan mengelola keuangan (financial management) demi tujuan berwirausaha.

Minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karna membawa manfaat bagi dirinya. Minat menjadi wirausaha didefenisikan sebagai keinginan seorang untuk bekerja mandiri (self-employed) atau menjalankan usahanya sendiri.

Minat wirausaha merupakan dorongan atau kecendrungan seseorang untuk melakukan kegiatan wirausaha. Minat berwirausaha dapat juga dikatakan sebagai ketertarikkan seseorang untuk menjalankan bisnis/usaha. Seorang yang mempunyai motivasi yang kuat akan menumbuhkan kreativitas untuk mencapai tujuan, konsisten, bertanggung jawab pada tugan dan pantang menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan ataupun rintangan dalam usahanya mencapai tujuan termasuk keputusan untuk berwirausaha(Kadeni, 2009, hlm.47). Tumbuhnya minat berwirausaha tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga sebagai salah satu faktor yang ikut mendukung.

(7)

Menurut pendapat budiati, Yani, dan Universari (2012) menyatakan bahwa minat wirausahawan/masyarakat menjadi wirausaha dibagi dalam empat kelompok yaitu :

1. Minat untuk memulai wirausaha dalam jangka waktu dekat, 2. Minat untuk memulai wirausaha untuk dua tahun mendatang, 3. Minat untuk memulai wirausaha untuk jangka panjang, 4. Tidak memiliki minat berwirausaha

2.1.3.1. Menumbuhkan minat berwirausaha

Minat berwirausaha pada diri seseorang pada dasarnya bisa ditumbuh-kembangkan, dan biasanya diawali dengan menumbuhkan jiwa atau sikap berwirausaha melalui berbagai cara dan metode, kemudian menumbuhkan jiwa kewirausahawan atau kompetensi diri.

2.1.3.2. Menumbuhkan jiwa berwirausaha (sikap)

Menumbuhkan jiwa berwirausaha dalam diri seseorang dapat dilakukan, antara lain melalui :

a. Pendidikan formal disekolah dan/atau di perguruan tinggi.

b. Pendidikan nonformal seperti mengikuti seminar, sarasehan, atau forum diskusi yang diselenggarakan oleh berbagai pihak dalam berbagai skala dan level. Atau mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat), yang banyak diselenggarakan oleh berbagai pihak dengan metode-metode yang aktual, baik yang bersifat indoor atau outdoor, maupun gabungan keduanya.

c. Otodidak, antara lain dengan mempelajari pengalaman para pengusaha dalam dan luar negri yang sukses melalui geografi yang diterbitkan.

2.1.4. Indikator Minat Berwirausaha

Yang menjadi indikator dalam minat berwirausaha ini adalah : 1. Motivasi

Menurut pendapat Baum, Frese dan Baron (2007) motivasi dalam kewirausahaan meliputi motivasi untuk mencapai tujuan kewirausahaan, seperti tujuan yang melibatkan pengenalan dan eksploitasi terhadap peluang bisnis. Motivasi untuk mengembangkan usaha baru diperlukan bukan hanya oleh rasa

(8)

percaya diri dalam hal kemampuannya untuk berhasil, namun juga oleh kemampuannya dalam mengakses informasi mengenai peluang kewirausahaan.

Soemanto (2002) mengatakan bahwa satu-satunya perjuangan atau cara untuk mewujudkan manusia yang mempunyai moral, sikap, dan ketrampilan wirausaha adalah dengan pendidikan. Pendidikan membuat wawasan individu menjadi lebih percaya diri, bisa memilih, dan mengambil keputusan yang tepat, meningkatkan kreativitas dan inovasi, membina moral, karakter, intelektual, serta peningkatan.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah semua kekuatan yang memberi energi, daya, arah, dan dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan, baik pemenuhan atau pencapaian kepuasan.

2. Kreatifitas

Menurut pendapat Suryana (2003) kreativitas adalah “berpikir sesuatu yang baru”, kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang”.

Orang kreatif adalah orang yang selalu berpikir tentang kebaruan (novelty), perbedaan, kegunaan dan dapat dimengerti. Untuk menghasilkan hal tersebut, wirausahawan selalu berpikir melahirkan ide dan gagasan baru dan melakukan tindak lanjut atau usaha untuk memberikan nilai tambah baru. Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu kreativitas. Kreatifitas merupakan sumber penting dalam penciptaan daya saing untuk semua organisasi yang peduli terhadap growth (pertumbuhan) dan change (perubahan).

Menurut Evans (1994:40) dalam Suryana dan Bayu (2011:213) bahwa proses kreatif ialah mental yang di dalam proses itu pengalaman masa lampau dikombinasikan kembali seiring dengan beberapa distorsi dalam bentuk sedemikian rupa sehingga orang muncul dengan pola, konfigurasi, dan aturan baru sehingga muncul pemecahan yang lebih baik yang dibutuhkan manusia.

Kesimpulannya kreativitas adalah keterbukaan terhadap pengalaman, pengamatan melihat dengan cara yang biasa dilakukan, kemandirian dalam

(9)

penilaian, pikiran, dan tindakkan, kepercayaan terhadap diri sendiri, dan ketersediaan mengambil resiko yang diperhitungkan.

3. Inovasi

Menurut Suryana dan Bayu (2011:213) inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atau sumber daya yang kita miliki. Jadi, untuk senantiasa dapat berinovasi kita memerlukan kecerdasan kreatif (creative intelliegence).

Inovasi berkembang menjadi sebuah wirausaha melalui proses yang dippengaruhi oleh linkungan, organisasi dan keluarga(suryana, 2003). Menurut Jensen dan Webster (Sumarsono, 2010) aspek inovasi mencakup (4) empat bagian produk, proses, organisasi, dan pemasaran. Menurut suryana (2014), inovasi memiliki beberapa makna penting yang mencakup: (1). Inovasi sebagai pembauran:nilai tambah barubagi penggunanya atas produk, proses atau jasa. Inovasi selalu dinyatakan dalam bentuk solusi teknologi yang lebih baik diterima oleh masyarakat. (2). Inovasi sebagai perubahan: dalam bentuk transformasi, difusi yang berujung pada perubahan. Inovasi diawali dengan proses baru untuk menghasilkan obyek baru. (3). Inovasi sebagai keunggulan: inovasi produk, proses, metode, teknologi dan manajemen. Dalam kontekeks manajemen, inovasi mengacu pada penciptaan bentuk-bentuk keunggulan baru.

Hasil berpikir kreatif bersifat imajinasi, abstrak dan obsesi seperti gagasan, khayalan, mimpi dan ide.prosesnya disebut kreativitas yaitu tindakan menghasilkan sesuatu, mendatangkan hasil yang sifatnya baru, berguna dan dimengerti. Sementara itu hasil berinovasi adalah produk barang dan jasa, metode, proses, dan cara-cara memecahkan masalah yang sifatnya baru, berguna dan dapat mengerti.

2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Berwiraswasta menurut Suhartini (2011), minat seseorang terhadap suatu obyek tersebut. Minat merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuh kembangkan pada diri setiap orang. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan

(10)

tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik yaitu :

2.1.5.1 Faktor Intrinsik

Menurut Suhartini (2011) Faktor intrinsik, adalah faktor-faktor yang timbul karna pengaruh ransangan dari dalam diri individu itu sendiri.

2.1.5.1.1. Indikator intrinsik

Yang menjadi indikator intrinsik dalam penelitian ini adalah : a. Pendapatan

Penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Berwiraswasta dapat memberikan pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha.

b. Harga diri

Berwiraswasta digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang, karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi, dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain.

c. Perasaan senang

Suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang, baik perasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan senang akan memunculkan minat berwiraswasta.

2.1.5.2. Faktor Ekstrinsik

Menurut Suhartini (2011) Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena pengaruh ransangan dari luar.

2.1.5.2.2 Indikator Ekstrinsik

Yang menjadi indikator ekstrinsik dalam penelitian ini adalah : a. Lingkungan keluarga

Kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga yang lain. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan pegaruh awal terhadap terbentuknya kepribadian. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang

(11)

dewasa. Orang tua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Salah satu unsur kepribadian adalah minat. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sifat dan aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha dalam yang sama pula.

b. Linkungan masyarakat

Merupakan lingkungan diluar lingkungan keluarga baik di kawasan tempat tinggalnya maupun dikawasan lain.

Misalnya : seseorang yang tinggal didaerah yang terdapat usaha jasa elektronika atau sering bergaul dengan pengusaha elektronika yang berhasil akan menimbulkan minat berwirausaha bidang elektronika.

c. Peluang

Merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa yang diinginkannya atau yang menjadi harapannya.

Misalnya: seseorang yang melihat suatu daerah yang jarang adanya usaha dibidang elektronika atau bahkan tidak ada usaha jasa dibidang elektronika atau bahkan tidak ada usaha jasa dibidang tersebut, kemudian dia memanfaatkan peluang tersebut dengan membuka usaha bengkel service ditempat tersebut.

d. Pendidikan

Merupakan pengetahuan yang di dapat selama kuliah merupakan modal dasar yang digunakan untuk berwiraswasta, juga ketrampilan yang didapat selama diperkuliahan terutama dalam mata kuliah praktek.

(12)

2.2. Tinjauan Empiris

Penelitian terdahulu merupakan acuan dalam suatu peneliti, sebagai pembanding penelitian saat ini dengan sebelumnya, adapun penelitian terdahulu yang dapat dijadikan perbandingan dengan peneliti sebelumnya yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kewirausahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik.

Nama dan Tahun Peneliti

Judul Peneliti Hasil Penelitian

Suhartini (2011) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Dalam

Berwiraswasta .

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor pendapatan, perasaan senang, lingkungan keluarga, dan pendidikan berpengaruh terhadap tumbuhnya minat berwiraswasta pada mahasiswa Universitas PGRI

Yogyakarta. Dari keempat faktor yang berpengaruh terhadap minat

berwiraswasta, faktor pendapatan, yang memiliki pengaruh paling tinggi. Widyaningsih (2015) Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi UNY.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha.

(13)

Komsi Koranti (2013) Menganalisis Pengaruh Faktor Eksternal Dan Faktor Internal Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma,

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semua variabel linkungan eksternal maupun internal menpunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa

Universitas Gunadarma, baik secara persial maupun simultan.

Zuli Purnamawati (2009)

Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha. Dengan Studi Kasus Pada Mahasiswa Fisip Universitas Diponegoro Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel faktor internal menghasilkan nilai t-hitung 7,442 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan memiliki pengaruh signifikansi positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha sebesar 0,379 atau 379%. Variabel faktor eksternal menghasilkan nilai t-hitung 5,302 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan memiliki pengaruh signifikansi positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha sebesar 0.234 atau 23,4%. Variabel faktor internal dan variabel eksternal memiliki pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel minat mahasiswa berwirausaha sebesar 0,418 atau 41,8% dengan demikian besarnya pengaruh faktor lain selain faktor internal dan faktor

eksternal adalah 52,8%. Sumber : penulis 2020

(14)

2.3. kerangka berpikir

Secara umum, apabila kedua faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik mendukung minat berwirausaha diperoleh pengaruh yang positif atas variabel intrinsik dan ekstrinsik terhadap minat berwirausaha. Secara ringkas kerangka berpikir penelitian dapat dilihat dari gambar 2.1

H1

H2

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kerangka, konseptual dan peneliti terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya, maka di ajukan hipotesis :

H1 : Faktor Intrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas HKBP Nommensen Medan.

H2 : Faktor Ekstrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas HKBP Nommensen Medan.

Intrinsik ( X1)

ekstrinsik ( X2)

Minat

(15)
(16)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini di lakukan adalah penelitian kuantitatif, yang terdiri dari pendekata dengan stastistika deskriptif induktif. Statistik induktif adalah mencakup metode yang berkaitan dengan analisis sebagian data (data dari sampel) yang kemudian diginakan untuk melakukan peramalan atau penaksiran kesimpulan (generalisasi) mengenai data keseluruhan (populasi).

3.2. Populasi dan sampel 3.2.1. Populasi

Menurut Elvis dan Parulian (2012:126) popilasi penelitian adalah keseluruhan objek yang menjadi unit penelitian, yang dapat terdiri dari manusia, benda, tumbuhan, hewan peristiwa, gejala dan lain-lain yang memiliki karakteristik tertent. Berdasarkan pendapat diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi manajemen Universitas HKBP Nommensen Medan angkatan 2016.

3.2.2 Sampel

Menurut Elvis dan Parulian (2012:126) sampel penelitian adalah sebagian anggota populasi yang menjadi sumber data dan diambil dengan menggunakan teknik-teknik tertentu. Berdasarkan populasi tersebut, ditentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus slovin.

ո=

( )

Dimana : n = Ukuran sampel N= jumlah populasi

e=persentase kelonggaran ketelitian yang ditoleransi (10%) sehingga ukuran sampel yang digunakan adalah sebagai berikut : n=

( , ) n = 76,02 n = 76

(17)

Berdasarkan rumus slovin tersebut, peneliti akan mengambil sampel sebanyak 76 orang Mahasiswa.

3.3. Metode Pengambilan Sampel

Dalam melakukan pengambilan sampel peneliti memilih pengambilan sampel adalah dengan teknik purposive sampling. purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan yaitu mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah kewirausahaan angkatan 2017 dan sedang melakukan tugas akhir.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Kuisioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Penulis melakukan kuisioner secara langsung.

2. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan mengambil dari data-data yang sudah ada sebelumnya yang beerhubungan dengan penelitian ini.

3. Observasi merupakan suatu proses menganalisa dan menyimpulkan data dengan melalui proses-proses pengamatan dan ingatan.

(18)

3.5.Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.1

Operasionalisasi variabel

Variabel Definisi variabel Indikator Skala ukuran Intrinsik (X1) Faktor-faktor yang

timbul karna

ransangan dari dalam diri individu

1. Pendapatan 2. Harga diri 3. Perasaan senang

Skala likert

Ekstrinsik (X2) Faktor-faktor yang

mempengaruhi individu karena pengaruh ransangan dari luar 1.Lingkungan keluarga 2.Lingkungan masyarakat 3.Pendidikan Skala likert Minat berwirausaha (Y)

Gejala psikis untuk memusatkan

perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karna membawa manfaat bagi dirinya.

1. Motivasi 2. Kreatifitas 3.Inovasi

Skala likert

3.6. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah likert sebagai alat mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

(19)

instrumen yang dapat berupa pertanyaan dan pernyataan. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor-skor yang diberikan adalah :

Tabel 3.2

Instrumen skala likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

2 Tidak Setuju (TS) 2

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Setuju (S) 4

5 Sangat Setuju (SS) 5

3.7.Uji Validitas dan Reabilitas 3.7.1 Uji Validitas

Pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan analisi item, yaitu mengkolerasikan skor tiap butir pertanyaan dengan skor total, yaitu jumlah tiap skor pertanyaan. Dalam hal analisis item ini, teknik kolerasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Selanjutnya, dalam melakukan interprestasi terhadap koefisien korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dan tinggi menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Syarat minimum yang dianggap memenuhi syarat adalah kalau nilai r> 0,30. Jadi kolerasi antar butir dengan total skor kurang dari 0,30 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.

3.7.2.Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah hasil kuisioner dapat dipercaya atau tidak. Uji reliabilitas instrument dapat dilakukan secara eksternal

(20)

maupun internal. Secara eksternal dilakukan dengan test retest ( stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensis butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Pengujian reabilitas dengan internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk mempredikisi reliabilitas instrument.

Perhitungan reliabilitas internal pada peneliti ini menggunakan analisis yang dikembangkan oleh Alpha Cronbach. Pada uji ini dinilai reliabel jika lebih besar dari 0,6 dimana kriterianya sebagai berikut :

α ≥ 0,6 artinya instrument reliabel α < 0,6 artinya instrument tidak reliabel.

3.8. Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap gejala penyimpangan asumsi klasik. Dalam asumsi klasik terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan, yakni cara yang digunakan untuk menguji, penyimpangan asumsi klasik sebagai berikut :

3.8.1 Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk menunjukkan sistematis tidaknya distribusi data. Uji normalitas akan dideteksi melalui analisa grafis yang dihasilkan melalui perhitungan regresi dengan SPSS. Dasar pengambilan keputusan yaitu :

 Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas. Alat uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit, Digunakan untuk mengetahui apakah distribusi nilai teoritis tertentu, misalnya normalitas data. Normalitas dapat diketahui dengan menggunakan uji statistik non-prametrik Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5% jika nilai signifikans dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal.

(21)

3.8.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antara variabel bebas dalam model regresi. Variabel bebas tidak menunjukkan gejala multikolinearitas hasil uji VIF menunjukkan nilai kurang dari 5 (VIF < 5).

3.9. Uji Hipotesis

Untuk menjawab hipotesis penelitian maka dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 sehingga diperoleh persamaan regresi linier berganda, uji t, uji f, dan koefisien determinasi.

3.9.1. Persamaan Regresi Linier Berganda

Metode analisis linear regresi berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh antara faktor intrinsik (X1), faktor ekstrinsik (X2) terhadap

minat berwirausaha (Y) metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linier berganda dengan persamaan umum :

Y= bo+b1X1+b2X2

Dimana : Y= Minat berwirausaha bo= intersep

X1=Faktor Ekstrinsik

X2=Faktor Intrinsik

b1,b2= koefisien regresi

3.9.2. Uji t

Untuk melihat pengaruh dari X terhadap Y dilakukan Uji-t sebagai berikut, dengan kriteria pengujian :

1. Jika t hitung > t-tabel Ho ditolak, H1 diterima, artinya variabel X berpengaruh

nyata terhadap variabel Y.

2. Jika t-hitung≤ t-tabel Ho diterima, artinya variabel X tidak berpengaruh nyata terhadap variabel Y.

(22)

Koefisien determinasi R2pada intinya mengukur kadar pengaruh (dominasi) variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1 atau 0 < R2 < 1. Nilai koefisien determinasi yang kecil, berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel tidak bebas terbatas. Nilai koefisien determinasi yang mendekati 1, berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memperkirakan variasi pada variabel tidak bebas.

(23)

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan pencapaian tersebut, hasil pembelajaran apresiasi cerpen siswa tanpa menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ”dua yang

Tabel 3 menunjukkan bahwa setengah dari responden pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Mandau Kabupaten Bengkalis memiliki tingkat kepatuhan minum obat yang tinggi , dan

(2003:61) menyatakan bahwa pengalaman dalam melaksanakan audit merupakan salah satu unsur yang dapat menunjang keahlian auditor. Standar umum kedua mengharuskan

Lingkungan adalah salah satu fator terpentig untuk menunjang keberhasilan perusahaan dalam persaingan. 12 Untuk membuat tujuan, sasaran dan strategi-strategi yang akan diambil,

[r]

Berdasarkan pemaparan tersebut, teh ring cang dengan kandungan bioaktif secara uji kualiatif fitokimia memiliki potensi sebagai teh herbal yang bermanfaat

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nyeri punggung bawah perawat ICU dan ICCU memiliku hubungan yang kuat dengan persepsi perawat tentang tuntutan kerja,

Paparan diatas, menunjukan urgensi supervisi akademik di lembaga pendidikan, yang didalamnya ada supervisor (pengawas, kepala madrasah) dalam melaksanakan supervisi