PENGARUH BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI
DALEGAN TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA
DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK
(Tinjauan Teori Tindakan Sosial Max Weber)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos) dalam Bidang Sosiologi
Oleh :
Intan Qurrotu Aini
NIM. B95212075
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
ABSTRAK
Intan Qurrotu Aini, 2016. Pengaruh Berkembangnya Tempat Wisata Pantai Dalegan Terhadap Perilaku Sosial Remaja Di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya
Kata kunci : Perkembangan Tempat Wisata, Perilaku Sosial Remaja
Penelitian ini merupakan studi tentang perilaku sosial remaja di tempat wisata pantai Dalegan. Masalah penelitian dalam skripsi ini, yaitu (1) Apakah perkembangan wisata pantai Dalegan berpengaruh terhadap perilaku sosial remaja di Desa Dalegan. (2) Seberapa besar sumbangan perkembangan wisata pantai Dalegan terhadap perilaku sosial remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian mixed methods dengan pendekatan paradigma pragmatis. Metode ini dipilih agar di peroleh data penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai perngaruh berkembangnya tempat wisata pantai dalegan terhadap perilaku sosial remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik dengan mengkombinasikan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk statistik dan dianalisis dengan teori tindakan sosial Max Weber.
Dari hasil penelitian ini ditemukan (1) Berkembangnya wisata pantai Dalegan terhadap perilaku sosial remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik tidak ada pengaruh secara signifikan. (2) Berkembangya tempat wisata pantai Dalegan hanya menyumbang sebesar 1,7% terhadap perilaku sosial remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Sumbangan dari perkembangan tempat wisata pantai Dalegan itu kecil sehingga berdampak pada perilaku sosial remaja yang menyimpang. Dari hasil wawancara ditemukan para remaja berpacaran dan bermesraan di tempat wisata. Hasil penelitian kualitatif mendukung hasil penelitian kuantitatif yang menyatakan bahwa perilaku sosial yang menyimpang masih ditemukan di tempat wisata pantai Dalegan.
ABSTRACT
Intan Qurrotu Aini, 2016. The effect of Tourism Development in Dalegan Beach
on Youth’s Social Behaviour at Dalegan, Panceng, Gresik regency. Thesis,
Sociology Department, Social and Political Science Faculty. UIN Sunan Ampel Surabaya
Key Words : Tourism Development, Youth’s Social Behaviour
This research is study of youth’s social behaviour in Dalegan beach tourism. The problems of this study are, (1) Does the tourism development of Dalegan beach effect on the youth’s social behavior at Dalegan village. (2) How much contribution of tourism development is in Dalegan beach on youth’s social behaviour at Dalegan, Panceng, Gresik regency.
To answer the previous problems, the researcher applies mixed method by pragmatic paradigm approach. This method applied to get research data deeply and comprehensively on tourism development in Dalegan beach on youth’s social behaviour at Dalegan, Panceng, Gresik regency by combining quantitative and qualitative methods. Data collected then presented in statistical form and analyzed by Max Weber’s theory of social behaviour.
This research found (1) There is no significant effect on youth’s social behaviour of tourism development in Dalegan beach at Dalegan, Panceng, Gresik regency. (2) The tourism development in Dalegan beach only accounted for 1.7% on youth’s social behaviour at Dalegan, Panceng, Gresik regency. The donation of Dalegan beach tourism development is little, so it has an impact to the youth’s diverge social behaviour. From the interview, it’s found some youth couples dating in that place. The qualitative research result supports the quantitative research result stating that diverge social behaviour is still found in Dalegan beach tourism.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN………..v
MOTTO ... vi
ABSTRAK ...vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Penelitian Terdahulu ... 5
F. Definisi Operasional ... 7
G. Hipotesis Penelitian ... ..9
H. Metode Penelitian ... ..10
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... ..10
2. Populasi dan Sampel ... ..14
3. Variabel dan Indikator Penelitian ... ..16
4. Teknik Pengumpulan Data ... ..18
5. Teknik Analisis Data ... ..20
I. Sistematika Pembahasan... ... ..22
BAB II : PERKEMBANGAN TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN
A. Pengembangan Tempat Wisata ... 24
B. Perilaku Sosial Remaja ... 32
C. Teori Tindakan Sosial Max Weber.... ... 40
BAB III : BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Obyek Wisata Pantai Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik ... 51
1. Letak Geografis dan Luas Wilayah ... 51
2. Profil Tempat Wisata Pantai Dalegan ... 52
3. Potensi Obyek Wisata Pantai Dalegan ... 54
4. Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar Tempat Wisata ... 56
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59
C. Hasil Wawancara ... 67
BAB IV : BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK A. Analisis Statistik ... 83
1. Product Moment... 83
2. Regresi ... 84
B. Analisis Deskriptif ... 89
C. Analisis Teori Tindakan Sosial Max Weber ... 93
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 101
B. Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Angket
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki keindahan alam yang
melimpah sehingga memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Keindahan alam
tersebut merupakan salah satu sumber modal bagi usaha penanganan dan
pengembangan kepariwisataan.
Pantai dalegan adalah salah satu objek wisata yang populer di Gresik.
Pantai ini terletak di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.
Jarak tempat wisata pantai Dalegan dengan kota Gresik sekitar 40 km.
Dalam arsip Desa Dalegan dipaparkan bahwa pada tanggal 4 Maret
2007 bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Gresik, wiata pantai Dalegan
diresmikan oleh pemkab Gresik sebagai tempat wisata sekaligus berubah nama
dari Wisata Pasir Putih (WPP) menjadi Wisata Segoro Indah Dalegan
(WISID). Kemudian perangkat desa Dalegan beserta warga melakukan
pengembangan tempat wisata dengan membuat sebuah dermaga sederhana
yang menjorok ke laut. Semenjak diresmikan oleh pemkab maka pantai
Dalegan menjadi tempat agenda wajib perayaan HUT RI.
Semakin berkembang tempat wisata maka akan menjadikan tempat
wisata tersebut semakin ramai dikunjungi. Banyak para pengunjung dari luar
daerah maupun pengunjung dari desa Dalegan ke tempat wisata pantai
2
kehidupan individu sejak dilahirkan tidak lepas dari interaksi dengan
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Para petugas dan pedagang di
wisata pantai Dalegan ini adalah masyarakat Dalegan sendiri.
Pariwisata merupakan suatu aktivitas yang kompleks, yang dapat dipandang sebagai suatu sistem yang besar, yang mempunyai berbagai komponen, seperti ekonomi, ekologi, politik, sosial, budaya dan seterusnya. Melihat pariwisata sebagai sebuah sistem, berarti analisis mengenai berbagai aspek kepariwisataan tidak bisa dilepaskan dari subsistem yang lain, seperti polotik, ekonomi, budaya, dan seterusnya, dalam hubungan saling ketergantungan dan saling terkait1.
Suatu tempat wisata tentu memiliki dampak terhadap lingkungan
sekitarnya. Dampak terhadap lingkungan sekitar bisa saja berupa dampak
positif maupun dampak negatif. Setiap pengelola obyek wisata tentunya
menginginkan tempat wisata tersebut dapat menyedot para wisatawan, baik
wisatawan domestik maupun wisatawan internasional tetapi ada hal-hal yang
harus diperhatikan oleh para pengelola agar dalam melakukan pengembangan
tersebut tidak memberikan dampak negatif terhadap masyarakat sekitar dan
pengunjung.
Pada penelitian ini memfokuskan pada prilaku sosial remaja yang
berada di tempat wisata. Kecenderungan remaja terhadap sesuatu kadang kala
tidak dapat dipenuhi karena dihalangi oleh ketentuan agama dan adat kebiasaan
di tengah masyarakat. Pertentangan itu semakin tampak tatkala remaja
menginginkan sesuatu hanya menurut selera dan kehendaknya saja. Mereka
berpakaian yang tidak sopan, menonton film dan berperangai buruk padahal
semua perbuatan ini berlawanan dengan ketentuan agama dan nilai-nilai
universal.
1
3
Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil dari proses sosialisasi
yang tidak sempurna yang mengakibatkan tidak bisa membedakan antara
hal-ahal yang baik ataupun yang buruk, pantas atau tidak pantas, dan sebagainya.
pengaruh lingkungan yang tidak baik, mislanya di lingkungan yang sering
terjadi tindak penyimpangan, salah satunya di tempat wisata.
Pada dasarnya fungsi dari objek wisata adalah sebagai tempat untuk
menghilangkan rasa bosan, jenuh, serta rasa penat agar dapat bersantai bersama
dengan keluarga dan teman-teman, sehingga diberikan tempat peristirahatan
seperti gazebo dan tempat bermain untuk anak-anak. Selain itu, adanya
pohon-pohon yang rimbun juga dapat menambah kenyamanan sehingga terasa betah
tinggal di obyek wisata tersebut. Tempat wisata pantai Dalegan secara tidak
langsung bisa membuat pikiran menjadi lebih fresh karena pemandangan yang
indah dan tempat yang nyaman.
Tapi ketika terlihat pemandangan-pemandangan yang tidak nyaman
seperti para remaja yang sedang memadu kasih atau berpacaran secara
kelewatan, seperti berpangkuan, berpelukan dan berciuman walaupun mereka
sedang berada di tempat umum yang terbuka dan siang hari. Hal ini mungkin
dapat mempengaruhi kenyamanan orang lain dan membuat fungsi tempat
wisata tidak berjalan secara maksimal. Kita mengetahui bahwa tidak hanya
para remaja yang berkunjung ke tempat wisata tetapi semua kalangan mulai
dari anak kecil sampai yang sudah tua.
Tempat yang teduh, indah dan tenang merupakan kondisi yang sangat
4
seperti pasangan remaja yang berkunjung di obyek wisata pantai Dalegan yang
mayoritas memilih duduk-duduk saja di gazebo dan tempat bermain anak.
Tidak hanya itu terlihat juga para remaja yang masih memakai seragam
sekolah berada di tempat wisata, salah satu alasannya yaitu untuk menikmati
akses jaringan Wi-Fi secara gratis. Mereka jadi lebih krasan berada di tempat
wisata.
Sekedar pengamatan biasa, saat ini tempat wisata pantai Dalegan bukan
hanya difungsikan sebagai tempat yang menyejukkan namun sudah jauh
terkenal sebagai tempat mesum bagi para pengunjung, terutama bagi para
remaja. Tempat wisata cenderung dijadikan wadah bagi para remaja untuk
mengekspresikan segala perilakunya diluar norma baku yang berlaku dalam
masyarakat. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian.
B.Rumusan Masalah
1. Apakah perkembangan wisata pantai dalegan berpengaruh terhadap perilaku
sosial remaja di Desa Dalegan ?
2. Seberapa besar sumbangan perkembangan wisata pantai dalegan terhadap
perilaku sosial remaja di Desa Dalegan ?
C.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apakah perkembangan wisata pantai dalegan
5
2. Untuk mengetahui berapa besar sumbangan perkembangan wisata pantai
dalegan terhadap perilaku sosial remaja di Desa Dalegan
D.Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis bagi penulis akan bermanfaat untuk menambah pengetahuan
khususnya dibidang sosial terutama mengenai perilaku sosial masyarakat
dan ilmu-ilmu lainnya yang saling berkaitan tentang perilaku sosial
2. Secara praktis penelitian ini sangat bermanfaat yaitu :
a. Bagi Akademis
Sebagai sarana untuk berfikir secara ilmiah tentang perilaku
sosial terhadap lembaga-lembaga akademis yang ada di UIN Sunan
Ampel Surabaya khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Sosiologi
b. Bagi Masyarakat
Untuk memberikan wawasan yang lebih luas dalam melakukan
bentuk perilaku sosial, khususnya para remaja dan masyarakat yang ada
di tempat wisata pantai Dalegan dan masyarakat luas pada umumnya
c. Bagi Peneliti
Bagi peneliti sendiri dengan adanya penelitian ini, diharapkan
mampu untuk menambah keilmuan khususnya bidang sosial.
E.Penelitian Terdahulu
1. Skripsi yang ditulis oleh Yusriana, mahasiswa jurusan sosiologi dengan
6
Perkotaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
dasar penelitian studi kasus deskriptif. Lokasi penelitian ini di Taman Kota
Benteng Rotterdam. Metode pengumpulan data yaitu dengan observasi dan
wawancara secara mendalam untuk memperoleh data primer dan data
skunder dilakukan dengan penelusuran atau studi pustaka. Ada lima bentuk
perilaku sosial remaja yang ada di taman benteng, yaitu memadu kasih,
berpesta miras, mengamen, memotret, berkumpul dan berbincang. Adapun
alasan taman kota banyak dimanfaatkan oleh remaja yaitu : pertama, tidak
pernah ada pantauan dari pihak terkait sehingga remaja lebih merasa aman
dalam berperilaku, kedua, lokasi yang berdekatan dengan Benteng
Rotterdam memberikan nuansa klasik yang cocok dijadikan sebagai objek
wisata dan pemotretan, ketiga, kurangnya penerangan yang membuat para
rmaja lebih leluasa dalam bertindak atau berperilaku sebebas mungkin, dan
yang terakhir para remaja yang pada dasarnyua memamng belum memiliki
penghasilan menjadikan taman benteng sebagai tempat alternatif untuk
bersantai bersama orang terdekat.
2. Skripsi yang ditulis oleh Ety Marisa, mahasiswa jurusan Sosiologi dan
Antropologi dengan judul Penyimpangan Perilaku Pergaulan Bebas Remaja
Di Obyek Wisata Pantai Sigandu. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat beberapa macam faktor yang mempengaruhi para remaja
7
yang biasanya berupa rasa ingin tahu, tekanan emosi dalam diri individu
yang berakibat pada pergaulan bebas. Selain itu ada juga faktor dari luar
individu yaitu lingkungan, kurangnya perhatian dari keluarga, salah
pergaulan, teknologi, media massa, serta kesempatan para pasangan yang
berpacaran di obyek wisata. Perilaku yang sangat memprihatinkan ketika
melihat generasi penerus yang telah teracuni oleh bebasnya dunia luar.
Dari kedua judul penelitian diatas terdapat persamaan dan perbdaan
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Persamaannya yaitu
terletak pembahasan tentang perilaku sosial. Sedangkan perbedaanya
terletak pada isi dari pembahasannya yang meliputi pengaruh perkembangan
tempat wisata terhadap perilaku sosial remaja, jadi bisa saja dampak positif
atau dampak negatif, lalu perbedaan selanjutnya terletak pada metode
penelitian yang digunakan yaitu metode kombinasi dengan paradigma
pragmatis.
F. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan tidak terjadi
kesalahpahaman pembaca dalam mengartikan judul skripsi, maka penulis perlu
untuk mengemukakan definisi operasional atas konsep dan variabel yang
tertulis dalam judul skripsi ini.
1. Tempat wisata pantai Dalegan
Tempat wisata pantai Dalegan merupakan salah satu obyek wisata alam
yaitu pantai yang terletak di desa Dalegan. Untuk menarik pengunujung
8
Pemkab, tempat wisata ini semaikn dikenal oleh masyarakat dan semaikn
bnayak pengunjung yang datang. Terakhir, pada tahun 2014 dibangun
gazebo di sepanjang pantai, dibangun taman bermain anak, dan penambahan
lahan untuk para penjual di dalam tempat wisata.
2. Prilaku sosial
Perilaku sosial adalah aktifitas fisik maupun psikis seseorang terhadap
orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang
sesuai dengan tuntutan sosial2.
Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan
tanggapan (respon). Perilaku sosial seseorang merupakan suatu sifat relatif
untuk menanggapi orang lain dengan cara yang berbeda-beda.
Sebagai makhluk sosial, maka individu akan berinteraksi dengan
lingkungan fisisk maupun lingkungan sosialnya. Di dalam interaksi sosial
tersebut akan terjadi peristiwa saling mempengaruhi antara individu yang
satu dengan yang lain. Hasil dari peristiwa tersebutlah yang merupakan
perilaku sosial.
Perilaku sosial dalam penelitian ini yaitu semua perilaku yang
dilakukan oleh para remaja yang berada di tempat wisata pantai Dalegan.
Perilaku yang ditujukan kepada orang lain bukan perilakuyang ditujukan
kepada benda mati. Perkembangan tempat wisata pantai Dalegan dengan
berbagai fasilitas yang ada dapat mempengaruhi perilaku sosial para
pengunjungnya terutama para remaja yang berada di tempat wisata tersebut.
2
9
3. Remaja
Masa remaja, berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang
usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun
sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun
sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir3.
Menurut piaget remaja adalah suatu usia dimana individu terintegrasi
ke dalam remaja dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa
dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa
sama4.
Dengan demikian remaja merupakan masa perkembangan yang
dialami oleh individu antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang
ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif
dan sosial.
Remaja merupakan pengunjung yang banyak ditemui di obyek wisata
karena masa remaja adalah masa pencarian jatidiri sehingga jiwa
berpetualang dan mencoba hal-hal baru sangat erat kaitannya dengan masa
remaja. Di tempat wisata pantai Dalegan sebagian pengunjungnya adalah
remaja dengan berbagai macam perilaku sosial yang ditampilkan. Remaja
beserta perilakunya menjadi objek dalam penelitian ini.
3
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, psikologi remaja. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006) 9
4
10
G.Hipotesis Penelitian
Selama dalam melakukan penelitian, seorang peneliti selalu berpedoman
pada teori sementara. Teori sementara itulah yang disebut dengan hipotesis.
Jadi hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah
diteliti5. Dan berikut ini merupakan hipotesis yang dirumuskan oleh penulis
sebagai berikut :
1. Berkembangnya Tempat Wisata Pantai Dalegan Berpengaruh Terhadap
Perilaku Sosial Remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten
Gresik
2. Berkembangnya Tempat Wisata Pantai Dalegan tidak berpengaruh
Terhadap Prilaku Sosial Remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng
Kabupaten Gresik.
H.Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
a. Pendekatan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
paradigma pragmatis. Sebagai salah satu paradigma untuk penelitian
metode campuran, peneliti harus berfokus pada masalah-masalah
penelitian dalam ilmu sosial, kemudian menggunakan pendekatan yang
beragam untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang
problem-problem tersebut. Pragmatisme dapat digunakan untuk
penelitian metode campuran yang didalamnya para peneliti bisa dengan
5
11
bebas melibatkan asumsi-asumsi kuantitatif dan kualitatif ketika mereka
terlibat dalam sebuah penelitian6.
b. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
mixed methods. Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian
dengan menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada
sebelumnya yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang
mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan penelitian
kuantitatif7.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kombinasi (mixed
methods) adalah suatu metode penelitian antara metode kuantitatif
dengan metode kualitatif digunakan secara bersama-sama dalam suatu
kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif,
valid, reliable dan obyektif8
Mixed method menghasilkan fakta yang lebih komprehensif
dalam meneliti masalah penelitian, karena peneliti ini memiliki
kebebasan untuk menggunkan semua alat pengumpul data sesuai dengan
jenis data yang dibutuhkan.
6
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012) 16
7
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012) 5
8
12
Menurut Creswell, ada tiga strategi dalam metode penelitian
campuran9 :
1. Strategi metode campuran sekuensial / bertahap (sequential mixed
methods ) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnya peneliti
berusaha menggabungkan atau memperluas penemuan-penemuannya
yang diperoleh dari satu metode dengan penemuan-penemuannya dari
metode yang lain. Strategi ini dapat dilakukan dengan melakukan
interview kualitatif terlebih dahulu untuk mendapatkan
penjelasan-penjelasan yang memadai, lalu diikuti dengan metode survei
kuantitatif dengan sejumlah sampel untuk memperoleh hasil umum
dari suatu populasi. Jika tidak, penelitian ini dapat dimulai dari
metode kuantitatif terlebih dahulu dengan menguji satu teori atau
konsep tertentu, kemudian diikuti dengan metode kualitatif dengan
mengeksplorasi sejumlah kasus dan individu.
2. Strategi metode campuran konkuren / satu waktu (concurrent mixed
methods) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnya peneliti
mempertemukan atau menyatukan data kuantitatif dan data kualitatif
untuk memperoleh analisis komprehensif atas masalah penelitian ini.
Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis tersebut dalam
satu wkatu, kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi
dalam interpretasi hasil keseluruhan. Jika tidak dalam strategi ini
peneliti dapat memasukkan satu jenis data yang lebih kecil ke dalam
9
13
sekumpulan data yang lebih besar untuk menganalisis jenis-jenis
pertanyaan yang berbeda-beda. Pada tipe ini terdapat tiga model yaitu:
a. Strategi Triangulasi Konkuren
Dalam model ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dan
kualitatif secara bersama-sama, baik dalam pengumpulan data
maupun analisisnya, kemudian membandingkan data yang
diperoleh, untuk kemudian dapat ditemukan mana data yang dapat
digabungkan dan dibedakan.
b. Strategi Embedded Konkuren
Model ini merupakan metode penelitian yang mengkombinasikan
penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara
simultan atau bersama-sama, tetapi bobot metodenya berbeda, ada
metode yang primer dan metode sekunder.
c. Strategi Transformative Konkuren.
Dalam model penelitian ini peneliti dipandu dengan menggunakan
teori perspektif baik teori kuantitatif maupun kualitatif.
3. Prosedur metode campuran transformatif (transformative mixed
methods) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnya peneliti
menggunakan kacamata teoretis sebagai perspektif overaching yang
didalamnya terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Perspektif
inilah yang akan menyediakan kerangka kerja untuk topik penelitian,
metode-metode untuk pengumpulan data, dan hasil-hasil atau
14
digunakan peneliti sebagai metode pengumpulan data secara
sekuensial ataupun konkuren.
Strategi metode Embedded Konkuren yang dipakai dalam
penelitian ini adalah urutan analisis kuantitatif dan kualitatif, tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi komponen konsep melalui analisis data
kuantitatif dan kemudian mengumpulkan data kualitatif guna
memperluas informasi yang diperlukan untuk melengkapi data.
Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk mengukur
hubungan antara variabel tempat wisata pantai Delegan terhadap prilaku
sosial remaja di Desa Dalegan. Untuk melengkapi data kuantitatif
tersebut agar lebih luas dan mendalam maka peneliti mengumpulkan data
kualitatif. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menggali lebih
dalam bagaimana tindakan atau prilaku sosial para remaja di Desa
Delegan. Wawancara dilakukan agar dapat mengumpulkan
pandangan-pandangan dari masyarakat mengenai prilaku sosial remaja dan tujuan
kunjungan para remaja tersebut. Pengumpulan data kualitatif dilakukan
setelah pengumpulan data kuantitatif selesai dengan tujuan untuk
menggali informasi lebih dalam terhadap variabel yang telah dianalisis
secara kuantitatif.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Hubungan antara populasi dengan sampel sangatlah erat, karena
15
merupakan sebagian dari objek yang diteliti10. Populasi adalah jumlah
teori dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti tertarik yang darinya
sampel dipilih11. Dengan demikian yang dimaksud dalam populasi dalam
penelitian ini adalah subyek suatu daerah atau lingkungan yang akan
diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah remaja yang
berada di tempat wisata pantai dalegan yang berjumlah ± 1000 orang
b. Sampel untuk pendekatan kuantitatif
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
smapel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)12. Dengan jumlah
populasi yang telah diketahui, maka peneliti menggunakan rumus Taro
Yamane untuk menentukan jumlah sampel13.
n =
Keterangan
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d : Presisi yang ditetapkan
10
Bagong suyanto, Metode penenlitian sosial (Jakarta : Kencana Prenadamedia group, 2013) 139
11
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung : PT Refika Aditama, 2010) 253
12
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. (Alfabeta : Bandung 2012), hal 81
13
16
jika populasi sebanyak orang dengan presisi 10% dan tingkat
kepercayaan 90% maka besarnya sampel adalah
n =
c. Sampel untuk pendekatan kualitatif
Subjek penelitian untuk pendekatan kualitatif ini yaitu remaja
yang berada di tempat wisata pantai Dalegan, baik itu remaja sekitar
maupun remaja dari luar desa yang berkunjung ke tempat wisata pantai
Dalegan yang meliputi, remaja, orang dewasa dan orang tua.
d. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengambilan
sampling probability sampling dengan teknik simple random sampling
yang artinya simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu14.
Dengan demikian peneliti memberi hak yang sama kepada setiap
subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Jadi
dalam pengambilan sampel semua remaja yang berkunjung ke tempat
wisata pantai Dalegan mempunyai hak yang sama untuk dijadikan
sampel.
3. Variabel dan Indikator Penelitian
a. Variabel
14
17
Untuk penelitian kali ini, peneliti sudah membuat
variabel-variabel dari judul penelitian “Pengaruh Berkembangya Tempat Wisata
Pantai Dalegan Terhadap Prilaku Sosial Remaja di Desa Dalegan
Kecamatan Panceng”, yaitu untuk Variabel X atau Independennya,
adalah Berkembangnya Tempat Wisata, sedangkan pada Variabel Y atau
Dependennya adalah Prilaku Sosial.
Variabel Independen atau Variabel bebas merupakan variabel
yang menyebabkan, memengaruhi, atau berefek pada outcome.
Sedangkan Variabel Dependen atau Variabel terikat merupakan variabel
yang bergantung pada variabel bebas. Variabel terikat ini merupakan
outcome atau hasil dari pengaruh variabel bebas.
b. Indikator Penelitian
Berkembangnya Tempat Wisata dalam penelitian ini menjadi
variabel independen yang merupakan sebagai variabel yang diamati
dalam hubungan antar-variabel menunjukkan adanya urutan temporal,
dapat dikatakan bahwa satu variabel dapat mempengaruhi variabel yang
lain.
Tabel 1.1 Indikator Variabel X (Berkembangnya Tempat Wisata
Pantai Dalegan)
Variabel X Indikator Penelitian Berkembangnya
Tempat Wisata
1) Tempat wisata semakin dikenal oleh masyarakat luas
18
Perilaku sosial itu sendiri dalam penelitian ini menjadi variabel
dependen yang merupakan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen atau terikat bergantung pada
variabel independen atau bebas.
Tabel 1.2 Indikator Variabel Y (Perilaku Sosial Remaja)
Variabel Y Indikator Penelitian Perilaku Sosial
Remaja
1) Perilaku sosial
2) Perilaku yang memperhatikan norma 3) Memanfaatkan fasilitas tempat wisata
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data, yaitu :
a. Observasi
Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan dalam
suatu penelitian melalui pengamatan secara langsung di tempat atau
objek yang diteliti15. Pengamatan ini dimaksudkan agar peneliti dapat
memperoleh data secara detail dan valid. Pada tahap ini peneliti
melakukan observasi ke lapangan dengan mengamati secara langsung
perilaku dan aktivitas remaja saat berada di tempat wisata. Pengamatan
dilakukan oleh peneliti dimulai dari sebelum pembuatan proposal yaitu
bulan September.
b. Kuesioner/Angket
15
19
Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan kuesioner.
Kuesioner merupakan metode pengambilan data dengan menggunakan
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner berupa daftar pertanyaan terstruktur
dengan alternatif (option) jawaban yang telah tersedia sehingga
responden tinggal memlilih jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi,
sikap, keadaan, atau pendapat pribadinya16. Kuesioner dilakukan pada
seluruh sampel yaitu sebanyak 94 remaja yang berada di tempat wisata
pantai Dalegan. Jumlah sampel tersebut diperoleh dari penghitungan
memakai rumus Taro Yamane. Jadi peneliti harus mengetahui dahulu
jumlah populasi pada tanggal 6 Desember baru peneliti bisa menghitung
berapa sampel yang dapat dijadikan responden dalam penelitian ini untuk
mendapatkan data yang valid. Kuesioner disebar oleh peneliti kepada
responden pada tanggal 6 Desember 2015.
c. Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara
kepada remaja yang berada di tempat wisata. Peneliti dalam hal ini
berkedudukan sebagai interviewer, mengajukan pertanyaa, menilai
jawaban, meminta penjelasan, mencatatat dan menggali pertanyaan lebih
dalam. Di pihak lain, sumber informasi (informan) menjawab pertanyaan,
16
20
memberi penjelasan dan kadang-kadang juga membalas pertanyaan17.
Dalam pengumpulan data ini dilakukan dalam bentuk pertanyaan terbuka
sehingga didapat informasi yang lebih lengkap dan lebih mendalam.
Wawancara dilakukan kepada petugas, pengunjung yang meliputi remaja
dan orang tua, anggota karang taruna Desa Dalegan serta para pedagang.
Wawancara ini dilakukan selama kurang lebih dua minggu dimulai dari
tanggal 6 Desember 2016. Wawancara dilakukan secara bertahap berbeda
dengan penyebaran angket yang hanya dilakukan dalam satu hari saja.
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pencarian data lapangan yang
berbentuk gambar, arsip dan data-data tertulis lainnya. Peneliti perlu
mengambil gambar selama proses penelitian berlangsung untuk
memberikan bukti secara real bagaimana kondisi di lapangan terkait
permasalahan yang ada lokasi penelitian. Arsip-arsip dan data-data
lainnya digunakan untuk mendukung data yang ada dari hasil kuesioner
dan wawancara langsung. Dokumentasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yaitu foto kondisi di lapangan serta arsip yang dimiliki oleh
Desa yang berkaitan dengan profil Desa serta profil tempat wisata.
5. Teknik Analisis Data
a. Analisis Data Kuantitatif
Di dalam penenlitian ini, peneliti melakukan analisa data dengan
menggunakan analisis statistika inferensial. Dalam statistika Inferensial
17
21
ini, peneliti mencoba menganalisa hasil angket dengan memasukkan
rumus secara manual tanpa bantuan aplikasi komputer SPSS, berikut ini
rumus-rumus yang digunakan dalam menganalisa hasil angket dengan
menggunakan Analisis Statistika Inferensial sebagai berikut :
a) Product Moment, rumus ini digunakan oleh peneliti untuk mencoba
mencari korelasi antara dua variabel (Independen dan Dependen) yang
di duga ada hubungan logis. Berikut ini rumus Product Moment yang
digunakan oleh peneliti sebagai berikut :
=
= √
=
= √
=
b) Regresi, rumus ini digunakan untuk mencari beberapa persen
sumbangan variabel Independen kepada variabel Dependen dalam
satu keterangan penelitian. Berikut ini rumus regresi yang digunakan
oleh peneliti sebagai berikut:
= ∑XY-
= ∑X²-
= ∑ -
=
22
=
Rumus untuk mencari fungsi Y, sebagai berikut:
Y = + X
Y = .... + ....X
Rumus untuk mencari Koefisien Determinasi, sebagai berikut:
=
Rumus untuk mencari Standart Error, sebagai berikut:
=
= √ ( )
S = √
Rumus Untuk Mencari Uji Signifikasi Estimator
Untuk :
=
= dF = N = 2
Untuk :
=
:
tο < tt = Hο : diterima
23
tο > tt = Hο : ditolak
Ha : ditolak
b. Analisis data kualitatif
Dalam menganalisa data kualitatif, peneliti mengumpulkan data
dari informan dengan cara wawancara secara langsung. Data yang
diperoleh kemudian direduksi. Reduksi data adalah proses pemilihan,
pemusatan perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan. Setelah tahap reduksi data, kemudian ke tahap selanjutnya
yaitu menganalisa data tersebut. Data hasil kualitatif ini digunakan untuk
menyempurnakan data kuantitaif tentang perilaku sosial remaja. Data
yang dihasilkan dari wawancara kemudian dianalisis menggunakan teori
tindakan sosial Max Weber.
I. Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan
Bab pendahuluan menjelaskan dan membahas diantaranya latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian dan sistematika pembahasan
Bab II Kajian Teori
Bab ini menjelaskan mengenai definisi konsep dari judul yang telah
dipilih oleh peneliti dan landasan teori yang digunakan untuk menganalisa dari
24
Bab III Penyajian Data
Bab ini menjelaskan tentang definisi umum objek penelitian, deskripsi
hasil penelitian, dan pengujian hipotesis
Bab IV Analisa Data
Pada Bab IV ini menjelaskan dan memaparkan tentang argumentasi
teoretis terhadap hasil pengujian hipotesis
Bab V Penutup
Pada Bab V ini menjelaskan tentang kesimpulan yang bersifat
konseptual dan terkait langsung dengan rumusan masalah, tujuan penelitian
dan temuan yang dihasilkan dari penelitian tersebut. Serta menjelaskan
saran-saran yang diajukan oleh peneliti berdasarkan pada temuan penelitian,
24
BAB II
BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN
PERILAKU SOSIAL REMAJA
A. Pengembangan Tempat Wisata
Pengembangan merupakan suatu proses, cara, perbuatan
menjadikan sesuatu menjadi lebih baik, maju, sempurna dan berguna20.
Pengembangan merupakan suatu proses/aktivitas memajukan sesuatu yang
dianggap perlu untuk ditata sedemikian rupa dengan meremajakan atau
memelihara yang sudah berkembang agar menjadi lebih menarik dan
berkembang. Pengembangan pariwisata yaitu usaha untuk meningkatkan
atau melengkapi fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan oleh para
wisatawan agar merasa nyaman saat berada di tempat wisata.
Istilah pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari
dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti berulang-ulang atau
berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi
pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang-ulang21.
Wisata mengandung unsur-unsur yaitu kegiatan perjalanan,
dilakukan secara sukarela, bersifat sementara, dan perjalanan itu
seluruhnya atau sebagain bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik
wisata.
20
Alwi Hasan dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2005) 538
21
25
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (pasal
1), yaitu :
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
4. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan
5. Usaha Pariwisata adalah segala usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata
6. Kawasan pariwisata kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan
7. Wisata Kesehatan adalah perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan tertentu untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan, seperti mata air panas yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.
Menurut Andi Mappi objek wisata dikelompokkan ke dalam tiga
jenis, yaitu22 :
1. Objek wisata alam, seperti : laut, gunung, pantai, danau, cagar alam, dan lain-lain
2. Objek wisata budaya, seperti : tari tradisional, musik tradisional, cagar budaya, bangunan bersejarah, peninggalan, museum dan lain-lain
3. Objek wisata buatan, seperti : taman bermain, taman kota, taman rekreasi dan lain-lain
22
26
Dalam membangun objek wisata tersebut haruslah memperhatikan
keadaan sosial, ekonomi, budaya, nilai-nilai agama, adat istiadat serta
objek wisata itu sendiri.
Menurut UU No. 9 Tahun 1990 disebutkan bahwa objek dan daya
tarik wisata terdiri dari :
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, wisata agro, wisata tirta, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.
Berdasarkan hal diatas maka objek wisata dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam wisata yaitu wisata alam dan wisata bauatan manusia.
Perkembangan suatu daerah menjadi destinasi wisata dipengaruhi oleh
beberapa pernyataan penting, yaitu23 :
1. Attractive to client (menarik pengunjung)
2. Facilities and attractions (fasilitas dan daya tarik) 3. Geographic location (lokasi geografis)
4. Transport link (tersedianya transportasi) 5. Political stability (stabilitas politik)
6. Healthy environment (lingkungan yang sehat)
7. No government restriction (tidak ada larangan pemerintah) Atraksi (objek dan daya tarik) merupakan suatu komponen yang
sangat penting karena atraksi merupakan faktor penyebab utama alasan
seorang wisatawan mengunjungi suatu daertah tujuan wisata.
23
27
Menurut Oka A. Yoeti ada tiga komponen yang dianggap sangat
penting antara yang satu dengan yang lain saling melengkapi dalam
industri pariwisata yaitu24 :
1. The Accessibilities of the Destination
Semua faktor yang dapat memberi kemudahan kepada wisatawan untuk dapat berkunjung pada suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) seperti :
a. Tersedianya prasarana seperti pelabuhan, jalan, jembatan dan terminal
b. Adanya angkutan wisata
c. Adanya penetapan tarif angkutan dan promosi penjualan paket wisata
d. Tersedianya sarana komunikasi yang memadai 2. The Facilities of the Destination
Semua faktor yang dapat memberi atau melayani kebutuhan wisatawan jika sudah datang pada suatu DTW seperti :
a. Penginapan atau hotel dan bentuk akomodasi lainnya b. Rumah makan
c. Pusat hiburan dan sarana rekreasi lainnya d. Pusat perbelanjaan atau toko-toko cenderamata 3. The Tourist Attractions of the Destination
Semua yang menjadi daya tarik mengapa wisatawan datang berkunjung pada suatu DTW tertentu seperti :
e. Natural resources seperti flora dan fauna, keindahan alam (natural beauty), pegunungan, pantai, danau, air terjun, dan sebagainya
f. Cultural resources seperti situs-situs peninggalan sejarah, bangunan-bangunan purbakala, candi, pura, monumen, kolesium, muselium, adat istiasat, dan lain-lain
g. Theme Park seperti Disneyland, Taman Impian Jaya Ancol dan sebagainya
Pengembangan pariwisata bertujuan untuk memberikan
keuntungan baik itu keuntungan bagi wisatawan maupun keuntungan bagi
masyarkat setempat. Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan
mendatangkan manfaat bagi wisatawan maupun masyarakat setempat.
Bagi masyarakat setempat manfaatnya dalam hal ekonomi, sosial dan
24
28
budaya. Namun, jika dalam pengembangannya itu tidak dipersiapkan dan
dikelola dengan sangat baik maka dapat juga menimbulkan berbagai
permasalahan yang merugikan wisatawan ataupun masyarakat. Maka dari
itu untuk menjamin supaya pariwisata dapat berkembang secara baik dan
berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi wisatawan maupun
masyarakat maka perlu pengkajian secara mendalam terhadap semua
sumber dan daya pendukungnya.
Pengembangan kepariwisataan tidak luput dari pembangunan
berkelanjutan, menurut Undnag-Undnag No. 9 Tahun 1990 tentang
kepariwisataan pasal 5 menyatakan bahwa Pembangunan Obyek dan Daya
Tarik Wisata dilakukan dengan cara mengusahakan, mengelola, dan
membuat obyek-obyek baru sebagai obyek dan daya tarik wisata
kemudian pasal 6 menyatakan bahwa pembangunan obyek dan daya tarik
wisata dilakukan dengan memperhatikan :
1. Kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan
kehidupan ekonomi dan sosial budaya
2. Nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat
3. Kelestarian budaya dan lingkungan hidup
4. Kelangsungan pariwisata itu sendiri
Dalam penelitian ini pengembangan wisata di Obyek Wisata Pantai
Dalegan dengan keindahan alam yang dimiliki berupa keindahan pantai
29
mendatangkan wisatawan. Suatu objek mempunyai potensi untuk menjadi
daya tarik wisatawan atau tempat wisata, tetapi untuk membentuk objek
tersebut agar memiliki daya tarik maka diperlukan unsur-unsur yang lain
seperti aksesibilitas dan fasilitas penunjang serta lingkungan sekitar objek
tersebut mendukungnya.
Berdasarkan perilaku wisatawan pada suatu daerah tertentu ada dua
macam wisatawan yaitu25 :
1. Sunlut Tourist adalah wistawan yang berkunjung ke suatu daerah
dengan tujuan untama untuk beristirahat atau relaksasi, sehingga
mereka pada umumnya mengunjungi tenpat wisata dengan
mengaharapkan keadaan iklim, fasilitas, dan makanan yang sesuai
dengann standar daerahnya.
2. Wanderlust Tourist adalah wisatawan yang perjalanan wisatanya
didororng oleh motivasi untuk mendapatkan pengalaman baru,
mengetahui kebudayaan baru, ataupun mengagumi keindahan alam
yang belum pernah dilihat.mereka tertarik kepada tempat wisata yang
menampilkan keunikan budaya atau pemandangan alam.
Pada dasarnya kunjungan wisatawan merupakan kunjungan untuk
mencari kesenangan dan kepuasan sehingga harus didukung oleh
ketersediaan akomodasi yang memadai. Wisatawan cenderung akan
tertarik dengan fasilitas akomodasi yang lengkap yang bisa mendukung
aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan. Selain itu, peningkatan kualitas
25
30
pelayanan dan kenyamanan juga perlu diperhatikan agar wisatawan
merasa senang dan puas dengan tempat wisata yang dikunjungi.
Menurut Ryan dalam Pitana dan Gayatri menyebutkan beberapa
faktor pendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wista yaitu :
1. Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan
menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari
2. Relaxation. Keinginan untuk pwnywgaran, yang juga
berhubungan dengan motivasi melepaskan kejenuhan atas
aktivitas sehari-hari
3. Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai
permainan, yang merupakan pemunculan kembali dari sifat
kekanak-kanakan dan melepas diri sejenak dari berbagai urusan
yang serius
4. Strengthening family bonds. Ingin mempererat hubungan
kekerabatan, khususnya dalam konteks melakukan perjalanan
wisata bersama-sama, karena kebersamaan sulit diperoleh
dalam suasana kerja sehari-hari
5. Prestige. Untuk menunjukkan gengsi dengan mengunnungi
destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga
merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau derajat
31
6. Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial
dengan teman sejawat, atau dengan masyarakat lokal yang
dikunjungi
7. Romance. Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang
bisa memberikan suasana romantis atau untuk memenuhi
kebutuhan seksual
8. Educational opportunity. Keinginan untuk melihat sesuatu
yang baru, mempelajari orang lain atau daerah lain, atau
mengetahui kebudayaan etnis lain
9. Self-fulfilment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri karena
diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan
daerah atau orang yang baru
10.Wisha-fulfilment. Keinginan untuk merealisasikan
mimpi-mimpi yang lama telah dicita-citakan sampai mengorbankan
diri dengan cara berhemat agar bisa melakukan perjalanan.
Pariwisata merupakan komoditas yang dibutuhkan oleh setiap
individu. Alasannya karena aktivitas berwisata bagi seorang individu dapat
meningkatkan daya kreatif, mneghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi,
berbelanja, bisnis, mengetahui peninggalan sejarah dan budaya suatu etnik
tertentu, kesehatan dan pariwisata spiritualisme. Dengan didukung waktu
luang maka aktivitas kepariwisataan akan semakin meningkat. Oleh
karena itu program pengembangan obyek wisata merupakan hal yang
32
jumlah pengunjung yang berkunjung ke tempat wisata tersebut.
Pengembangan pariwisata sendiri tidak lepas dari usaha pembangunan,
pengembangan pariwisata adalah suatu bentuk pembangunan dari yang
belum ada menjadi ada, dan yang sudah ada menjadi lebih baik dan
berkualitas sehingga akan berdampak ke hal-hal yang positif baik itu untuk
masyarakat sekitar maupun untuk wisatawan.
B. Perilaku Sosial Remaja
Perilaku sosial adalah suatu kesadaran individu yang menentukan
perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial dan dalam
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya yang meliputi sikap dan
tindakan26.
Perilaku sosial menurut Abu Ahmadi adalah suatu kesadaran individu
yang menetukan perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial dan
dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya yang meliputi sikap dan
tindakan27
Perilaku yang ada pada individu itu tidak muncul dengan
sendirinya, tetapi perilaku yang diakibatkan dari adanya stimulus atau
rangsang yang mengenai individu tersebut28.
Faktor pembentuk perilaku sosial menurut Baron dan Byrne
ada empat faktor yaitu29 :
26
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999), 163.
27
Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta : PT. Rineka Cipta, . 1999) 163
28
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta : Andi Offset, 2002), 9.
29
33
a. Perilaku dan karakter orang lain
Perilaku atau reaksi kita terhadap orang lain dapat dipengaruhi oleh
perilaku orang lain, bahkan ketika kita tidak menyadarinya karena
perilaku orang lain akan pemikiran sosial kita dan diwujudkan
dalam bentuk perilaku. Jika seseorang berada dalam lingkungan
yang dipenuhi dengan orang-orang yang memiliki karakter pekerja
keras maka ada kemungkinan besar seseorang tersebut akan
berperilaku seperti kebanyakan orang-orang yang memiliki
karakter pekerja keras yang ada dalam lingkungan pergaulannya.
Penampilan orang lain juga akan mempengaruhi perilaku sosial
kita. Perilaku yang kita tujukan kepada orang yang berpenampilan
rapi dan berdasi akan berbeda dengan perilaku yang ditujukan
kepada orang yang berpenampilan tidak rapi. Dalam berperilaku
kita tidak dapat mengabaikan penampilan orang lain.
b. Proses-proses Kognitif
Ingatan, pemahaman dan pertimbangan yang dimiliki oleh
seseorang yang menjadi dasar kesadaran sosial akan berpengaruh
terhadap perilaku sosialnya. Proses-proses kognitif memainkan
peran penting dalam perilaku sosial. Untuk memahami perilaku
manusia dalam situasi sosial, maka harus memahami pemikiran
mereka tentang situasi tersebut. Misalnya, seseorang membatalkan
34
perilaku yang kita tujukan tidak terlalu kesal, karena kita dapat
memahami situasi tersebut.
c. Faktor Lingkungan Fisik
Lingkungan alam dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang.
Perilaku seseorang yang berada dalam cuaca panas dan lembab
akan berbeda dengan perilaku seseorang yang berada dalam cuaca
sejuk dan nyaman. Seseorang yang berada dalam cuaca panas akan
lebih mudah marah jika dibanding dengan seseorang yang berada
dalam cuaca dingin.
d. Konteks Budaya
Istilah budaya mengacu pada sistem yang dibagi atau dipahami
bersama, persepsi, dan keyakinan yang dimiliki oleh orang-orang
dalam kelompok tertentu. Perilaku sosial dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor budaya. Bergesernya definisi budaya cantik bertubuh
padat berisi ke definisi budaya cantik bertubuh kurus. Banyak
sekarang para perempuan melakukan berbagai cara agar tubuhnya
menjadi kurus layaknya model.
Sedangkan menurut Ary H. Gunawan ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kepribadian atau tingkah laku seseorang, yaitu30 :
1. Faktor Sosiologis
Perubahan tingkah laku atau perilaku seseorang bisa terjadi
dikarenakan pengaruh lingkungan sosialnya, misalnya dalam
30
35
lingkungan pergaulannya. Misalnya bergaul dengan anggota
perampok, bisa menjadi penjahat, berbuat maksiat dan sebagainya.
2. Faktor Biologis
Keadaan biologis seseorang bisa turut mempengaruhi
perkembangan kepribadian atau tingkah laku seseorang. Misalnya,
seseorang yang memiliki cacat fisik jasmani maka biasanya akan
berdampak pada seseorang tersebut seperti memiliki rasa rendah
diri, pemalu, pendiam dan enggan bergaul.
3. Faktor Lingkungan dan Fisik
Faktor lingkungan fisik dapat mempengaruhi tingkah laku
atau kepribadian seseorang. Misalnya orang yang berada di daerah
pegunungan umumnya berani, sedangkan orang yang berasal dari
daerah tandus biasanya keras dan ulet
4. Faktor Budaya
Misalnya seseorang yang berada dalam lingkungan budaya
yang mengutamakan penghormatan terhadap orang lain, maka
budaya tersebut akan mempengaruhi tingkah laku atau kepribadian
seseorang.
5. Faktor Psikologis
Tingkah laku atau kepribadian seseorang bisa juga dipengaruhi
oleh faktor psikologis, misalnya dorongan, minat, tempramen dan
36
Selain faktor-faktor pembentuk perilaku sosial diatas, perilaku
sosial juga dapat dipengaruhi oleh persepsi sosial31. Dalam hubungan
sosial, persepsi sosial dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir seseorang
agar mudah dalam mengatur suatu hubungan dengan orang lain.
Mengetahui orang lain secara akurat akan sangat berguna untuk mengatur
hubungan dalam berinteraksi, baik dimasa sekarang atau di masa yang
akan datang. Tetapi persepsi dapat juga menimbulkan permasalahan
apabila melakukan kesalahan persepsi. Kesalahan persepsi dikarenakan
terlalu sempitnya sudut tinjauan seseorang dalam memahami dan menilai
orang lain.
Pada masa remaja adalah masa dimana untuk mencoba hal-hal
yang baru menurut mereka yang bersifat menantang, karena hal-hal baru
yang dialami oleh remaja menunjukkan tanda-tanda kedewasaan.
Menurut Santrok masa remaja (adolescence) adalah periode
peralihan perkembangan dari kanak-kanak ke masa dewasa awal,
memasuki masa ini sekitar usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia
18 hingga 22 tahun. Masa remaja dimulai dengan perubahan fisik yang
cepat, pertambahan tinggi dan berat badan yang dramatis, perubahan
kontur tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut pubis dan wajah, dan pembesaran suara.
Pencarian indentitas dan kebebasan merupakan ciri utama periode ini.
31
37
Makin banyak waktu yang dihabiskan di luar keluarga atau rumah. Pikiran
menjadi lebih abstrak, idealis, dan logis32.
Keragaman perilaku sosial yang ditampilkan oleh remaja
merupakan manifestasi dari pengaruh yang melatar belakanginya, artinya
keunikan perilaku itu disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat
menimbulkan perilaku demikian.
Menurut Sarlito masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang
membedakan dengan masa sebelumnya dan sesudahnya. Ada tida tahap
perkembangan remaja33 :
1. Remaja Awal
Pada tahapan ini remaja masih terheran-heran dengan
perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan
dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada
lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Pada tahap ini
para remaja sulit dimengerti oleh orang dewasa
2. Remaja Madya
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman. Mereka
sangat senang jika bersama teman-teman. Ada kecenderungan
mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-temannya yang
memiliki sifat yang sama dengan dirinya.
32
John W. Santrok, Perkembangan anak (Jakarta : Erlangga, 2007), 20.
33
38
3. Remaja Akhir
Pada tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa
dan ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu :
a. Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan
orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru
c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
d. Sikap keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan
orang lain
e. Tumbuh pembatas yang memisahkan diri pribadinya
dengan masyarakat umum
Remaja merupakan golongan transisional, artinya keremajaan
gejala sosial bersifat sementara karena remaja berada diantara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa. Sifat sementara dari kedudukannya itu
mengakibatkan remaja masih mencari identitasnya.
A. Teori Tindakan Sosial Max Weber
Dalam penelitian ini, peneliti memilih paradigma definisi sosial.
Menurut Veeger yang dikutip oleh Wirawan bahwa paradigma definisi
sosial berbeda dengan paradigma fakta sosial. Analisa paradigma ini
menitikberatkan pada tindakan yang berdasarkan atas kesadaran penuh
seseorang atau tindakan dari proses berpikir individu. Dalam merancang
dan mendefinisikan makna dan interaksi sosial, individu berperilaku
39
dan pranata dalam masyarakat. Fokus perhatian dalam paradigma ini yaitu
pada individu dengan tindakannya itu34.
Para pengunjung yang berada di tempat wisata tidak hanya dari
masyarakat tertentu saja, tetapi masyarakat dari berbagai daerah dan
tentunya setiap daerah memiliki norma dan aturan yang berbeda-beda. Di
tempat wisata sendiri pun memiliki aturan tersendiri yang seharusnya
aturan itu di laksanakan dengan semestinya. Pengunjung yang ada di
tempat Wisata Pantai Dalegan memiliki tujuan masing-masing, berbagai
perilaku dapat ditemui disana. Para pengunjung berperilaku sesuai dengan
keinginannya, tidak sedikit juga para pengunjung yang berperilaku diluar
norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Misalnya para remaja yang
memanfaatkan tempat wisata ini sebagai tempat yang aman dalam
melakukan hal-hal yang dilarang dalam masyaralat pada umumnya,
bermesraan di tempat umum dan berpakaian yang memamerkan auratnya.
Norma dan nilai yang ada dalam masyarakat tidak akan berjalan secara
lancar apabila dalam proses sosialisasi individu dalam masyarakat tersebut
tidak benar-benar mengerti dan memahami dengan baik dan benar
mengenai norma dan nilai tersebut.
Tokoh utama dalam paradigma ini adalah Max Weber. Tindakan
sosial merupakan salah satu teori dalam paradigma definisi sosial. Dalam
analisisnya tentang tindakan sosial (social action), Max Weber
memperkenalkan konsep tentang makna suatu tindakan.
34
40
Konsep tindakan sosial menjadi salah satu konsep dasar yang
sangat penting dalam sosiologi. Bermula dari perbedaan definisi tentang
tindakan sosial inilah muncul berbagai aliran dalam sosiologi. Hal ini
disebabkan karena konsep ini berpengaruh terhadap teori selanjutnya35.
Max Weber sebagai pengemuka dari paradigma definisi sosial
mengartikan bahwa sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial antar
hubungan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan individu yang
tindakannya itu memiliki makna subyektif bagi dirinya dan diarahkan
kepada tindakan orang lain. Jika tindakan individu tersebut diarahkan
kepada benda mati atau obyek fisik semata tanpa dihubungkannya dengan
tindakan orang lain bukan merupakan tindakan sosial. Jadi tindakan
manusia itu penuh dengan arti36.
Tindakan yang dilakukan oleh individu tidak sepenuhnya
ditentukan oleh norma, kebiasaan, dan nilai yang ada dalam masyarakat,
walaupun dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan pranata sosial
yang dapat membentuk tindakan sosial.
Tidak semua tindakan para pengunjung Wisata Pantai Dalegan
sesuai dengan norma dan nilai yang telah diperolehnya di lingkungan
masyarakat tempat tinggalnya. Misalnya Para orang tua yang seharusnya
menjaga dan selalu mengawasi anaknya yang masih kecil bermain di laut,
35
Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1986), 76.
36
41
tetapi ada beberapa orang tua yang membiarkan anaknya bermain sendiri
sedang ia hanya duduk-duduk santai di gazebo ataupun di tikar yang telah
disediakan oleh pedagang yang menyewakan tikar. Walaupun demikian
tindakan yang dilakukan oleh orang tua tersebut memiliki arti subyektif
bagi dia. Mendidik anak agar terbiasa mandiri adalah salah satu alasan
membiarkan para anaknya bermain sendirian.
Para remaja yang berada di Wisata Pantai Dalegan banyak yang
datang berkelompok dengan teman-temannya dan berpasang-pasangan
dengan kekasihnya. Mereka saling berinteraksi. Hal itu dapat terlihat dari
para remaja tersebut bercakap-cakap satu sama lain, berfoto-foto serta
berpacaran. Warung kopi yang ada di tempat wisata kebanyakan di penuhi
oleh para remaja laki-laki. Mereka terlihat menikmati kopi sambil
bercakap-cakap dan bermain catur. Tindakan sosial yang mereka lakukan
itu ada beberapa tindakan yang melanggar norma masyarakat dan ada juga
yang tetap menjalankan norma yang ia tahu walaupun dia berada di tempat
wisata.
Tindakan sosial yang dimaksudkan oleh Weber dapat berupa
tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain. juga dapat berupa
tindakan yang bersifat “membatin” atau bersifat subyektif yang mungkin
42
tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi
yang serupa. Atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu37.
Sehingga semua jenis tindakan yang terkait dan ditujukan atau
diarahkan kepada orang lain dengan memiliki sebuah tujuan tertentu
dinamakan tindakan sosial. Tindakan tersebut bisa jadi dikarenakan salah
satu faktor situasi.
Kebanyakan para pengunjung tempat Wisata Pantai Dalegan ini
datang tidak sendirian. Tindakan yang mereka lakukan jelas ditujukan
kepada seseorang yang datang bersamanya ataupun ditujukan kepada
pengunjung lain ataupun kepada para pedagang yang ada di tempat wisata.
Situasi adalah salah satu faktor seseorang bertindak sedemikian. Tempat
wisata yang memang pada umumnya di manfaatkan oleh seseorang
sebagai tempat untuk bersenang-senang, oleh para remaja banyak yang
memanfaatkan situasi tempat wisata sebagai tempat kebebasan dalam
bertindak yang menurut mereka tindakan tersebut wajar dilakukan oleh
para remaja pada umumnya, seperti berpegangan tangan dan berpelukan di
tempat umum.
Ada lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian sosiologi
dalam hal tindakan sosial dan antar hubungan sosial yaitu38 :
37
George Ritzer Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2003), 45.
38