• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA di DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK : TINJAUAN TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA di DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK : TINJAUAN TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER."

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI

DALEGAN TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA

DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK

(Tinjauan Teori Tindakan Sosial Max Weber)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh :

Intan Qurrotu Aini

NIM. B95212075

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Intan Qurrotu Aini, 2016. Pengaruh Berkembangnya Tempat Wisata Pantai Dalegan Terhadap Perilaku Sosial Remaja Di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya

Kata kunci : Perkembangan Tempat Wisata, Perilaku Sosial Remaja

Penelitian ini merupakan studi tentang perilaku sosial remaja di tempat wisata pantai Dalegan. Masalah penelitian dalam skripsi ini, yaitu (1) Apakah perkembangan wisata pantai Dalegan berpengaruh terhadap perilaku sosial remaja di Desa Dalegan. (2) Seberapa besar sumbangan perkembangan wisata pantai Dalegan terhadap perilaku sosial remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian mixed methods dengan pendekatan paradigma pragmatis. Metode ini dipilih agar di peroleh data penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai perngaruh berkembangnya tempat wisata pantai dalegan terhadap perilaku sosial remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik dengan mengkombinasikan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk statistik dan dianalisis dengan teori tindakan sosial Max Weber.

Dari hasil penelitian ini ditemukan (1) Berkembangnya wisata pantai Dalegan terhadap perilaku sosial remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik tidak ada pengaruh secara signifikan. (2) Berkembangya tempat wisata pantai Dalegan hanya menyumbang sebesar 1,7% terhadap perilaku sosial remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Sumbangan dari perkembangan tempat wisata pantai Dalegan itu kecil sehingga berdampak pada perilaku sosial remaja yang menyimpang. Dari hasil wawancara ditemukan para remaja berpacaran dan bermesraan di tempat wisata. Hasil penelitian kualitatif mendukung hasil penelitian kuantitatif yang menyatakan bahwa perilaku sosial yang menyimpang masih ditemukan di tempat wisata pantai Dalegan.

(6)

ABSTRACT

Intan Qurrotu Aini, 2016. The effect of Tourism Development in Dalegan Beach

on Youth’s Social Behaviour at Dalegan, Panceng, Gresik regency. Thesis,

Sociology Department, Social and Political Science Faculty. UIN Sunan Ampel Surabaya

Key Words : Tourism Development, Youth’s Social Behaviour

This research is study of youth’s social behaviour in Dalegan beach tourism. The problems of this study are, (1) Does the tourism development of Dalegan beach effect on the youth’s social behavior at Dalegan village. (2) How much contribution of tourism development is in Dalegan beach on youth’s social behaviour at Dalegan, Panceng, Gresik regency.

To answer the previous problems, the researcher applies mixed method by pragmatic paradigm approach. This method applied to get research data deeply and comprehensively on tourism development in Dalegan beach on youth’s social behaviour at Dalegan, Panceng, Gresik regency by combining quantitative and qualitative methods. Data collected then presented in statistical form and analyzed by Max Weber’s theory of social behaviour.

This research found (1) There is no significant effect on youth’s social behaviour of tourism development in Dalegan beach at Dalegan, Panceng, Gresik regency. (2) The tourism development in Dalegan beach only accounted for 1.7% on youth’s social behaviour at Dalegan, Panceng, Gresik regency. The donation of Dalegan beach tourism development is little, so it has an impact to the youth’s diverge social behaviour. From the interview, it’s found some youth couples dating in that place. The qualitative research result supports the quantitative research result stating that diverge social behaviour is still found in Dalegan beach tourism.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN………..v

MOTTO ... vi

ABSTRAK ...vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Penelitian Terdahulu ... 5

F. Definisi Operasional ... 7

G. Hipotesis Penelitian ... ..9

H. Metode Penelitian ... ..10

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... ..10

2. Populasi dan Sampel ... ..14

3. Variabel dan Indikator Penelitian ... ..16

4. Teknik Pengumpulan Data ... ..18

5. Teknik Analisis Data ... ..20

I. Sistematika Pembahasan... ... ..22

BAB II : PERKEMBANGAN TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN

(8)

A. Pengembangan Tempat Wisata ... 24

B. Perilaku Sosial Remaja ... 32

C. Teori Tindakan Sosial Max Weber.... ... 40

BAB III : BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Obyek Wisata Pantai Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik ... 51

1. Letak Geografis dan Luas Wilayah ... 51

2. Profil Tempat Wisata Pantai Dalegan ... 52

3. Potensi Obyek Wisata Pantai Dalegan ... 54

4. Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar Tempat Wisata ... 56

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

C. Hasil Wawancara ... 67

BAB IV : BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK A. Analisis Statistik ... 83

1. Product Moment... 83

2. Regresi ... 84

B. Analisis Deskriptif ... 89

C. Analisis Teori Tindakan Sosial Max Weber ... 93

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Angket

(9)
(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki keindahan alam yang

melimpah sehingga memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Keindahan alam

tersebut merupakan salah satu sumber modal bagi usaha penanganan dan

pengembangan kepariwisataan.

Pantai dalegan adalah salah satu objek wisata yang populer di Gresik.

Pantai ini terletak di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.

Jarak tempat wisata pantai Dalegan dengan kota Gresik sekitar 40 km.

Dalam arsip Desa Dalegan dipaparkan bahwa pada tanggal 4 Maret

2007 bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Gresik, wiata pantai Dalegan

diresmikan oleh pemkab Gresik sebagai tempat wisata sekaligus berubah nama

dari Wisata Pasir Putih (WPP) menjadi Wisata Segoro Indah Dalegan

(WISID). Kemudian perangkat desa Dalegan beserta warga melakukan

pengembangan tempat wisata dengan membuat sebuah dermaga sederhana

yang menjorok ke laut. Semenjak diresmikan oleh pemkab maka pantai

Dalegan menjadi tempat agenda wajib perayaan HUT RI.

Semakin berkembang tempat wisata maka akan menjadikan tempat

wisata tersebut semakin ramai dikunjungi. Banyak para pengunjung dari luar

daerah maupun pengunjung dari desa Dalegan ke tempat wisata pantai

(11)

2

kehidupan individu sejak dilahirkan tidak lepas dari interaksi dengan

lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Para petugas dan pedagang di

wisata pantai Dalegan ini adalah masyarakat Dalegan sendiri.

Pariwisata merupakan suatu aktivitas yang kompleks, yang dapat dipandang sebagai suatu sistem yang besar, yang mempunyai berbagai komponen, seperti ekonomi, ekologi, politik, sosial, budaya dan seterusnya. Melihat pariwisata sebagai sebuah sistem, berarti analisis mengenai berbagai aspek kepariwisataan tidak bisa dilepaskan dari subsistem yang lain, seperti polotik, ekonomi, budaya, dan seterusnya, dalam hubungan saling ketergantungan dan saling terkait1.

Suatu tempat wisata tentu memiliki dampak terhadap lingkungan

sekitarnya. Dampak terhadap lingkungan sekitar bisa saja berupa dampak

positif maupun dampak negatif. Setiap pengelola obyek wisata tentunya

menginginkan tempat wisata tersebut dapat menyedot para wisatawan, baik

wisatawan domestik maupun wisatawan internasional tetapi ada hal-hal yang

harus diperhatikan oleh para pengelola agar dalam melakukan pengembangan

tersebut tidak memberikan dampak negatif terhadap masyarakat sekitar dan

pengunjung.

Pada penelitian ini memfokuskan pada prilaku sosial remaja yang

berada di tempat wisata. Kecenderungan remaja terhadap sesuatu kadang kala

tidak dapat dipenuhi karena dihalangi oleh ketentuan agama dan adat kebiasaan

di tengah masyarakat. Pertentangan itu semakin tampak tatkala remaja

menginginkan sesuatu hanya menurut selera dan kehendaknya saja. Mereka

berpakaian yang tidak sopan, menonton film dan berperangai buruk padahal

semua perbuatan ini berlawanan dengan ketentuan agama dan nilai-nilai

universal.

1

(12)

3

Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil dari proses sosialisasi

yang tidak sempurna yang mengakibatkan tidak bisa membedakan antara

hal-ahal yang baik ataupun yang buruk, pantas atau tidak pantas, dan sebagainya.

pengaruh lingkungan yang tidak baik, mislanya di lingkungan yang sering

terjadi tindak penyimpangan, salah satunya di tempat wisata.

Pada dasarnya fungsi dari objek wisata adalah sebagai tempat untuk

menghilangkan rasa bosan, jenuh, serta rasa penat agar dapat bersantai bersama

dengan keluarga dan teman-teman, sehingga diberikan tempat peristirahatan

seperti gazebo dan tempat bermain untuk anak-anak. Selain itu, adanya

pohon-pohon yang rimbun juga dapat menambah kenyamanan sehingga terasa betah

tinggal di obyek wisata tersebut. Tempat wisata pantai Dalegan secara tidak

langsung bisa membuat pikiran menjadi lebih fresh karena pemandangan yang

indah dan tempat yang nyaman.

Tapi ketika terlihat pemandangan-pemandangan yang tidak nyaman

seperti para remaja yang sedang memadu kasih atau berpacaran secara

kelewatan, seperti berpangkuan, berpelukan dan berciuman walaupun mereka

sedang berada di tempat umum yang terbuka dan siang hari. Hal ini mungkin

dapat mempengaruhi kenyamanan orang lain dan membuat fungsi tempat

wisata tidak berjalan secara maksimal. Kita mengetahui bahwa tidak hanya

para remaja yang berkunjung ke tempat wisata tetapi semua kalangan mulai

dari anak kecil sampai yang sudah tua.

Tempat yang teduh, indah dan tenang merupakan kondisi yang sangat

(13)

4

seperti pasangan remaja yang berkunjung di obyek wisata pantai Dalegan yang

mayoritas memilih duduk-duduk saja di gazebo dan tempat bermain anak.

Tidak hanya itu terlihat juga para remaja yang masih memakai seragam

sekolah berada di tempat wisata, salah satu alasannya yaitu untuk menikmati

akses jaringan Wi-Fi secara gratis. Mereka jadi lebih krasan berada di tempat

wisata.

Sekedar pengamatan biasa, saat ini tempat wisata pantai Dalegan bukan

hanya difungsikan sebagai tempat yang menyejukkan namun sudah jauh

terkenal sebagai tempat mesum bagi para pengunjung, terutama bagi para

remaja. Tempat wisata cenderung dijadikan wadah bagi para remaja untuk

mengekspresikan segala perilakunya diluar norma baku yang berlaku dalam

masyarakat. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian.

B.Rumusan Masalah

1. Apakah perkembangan wisata pantai dalegan berpengaruh terhadap perilaku

sosial remaja di Desa Dalegan ?

2. Seberapa besar sumbangan perkembangan wisata pantai dalegan terhadap

perilaku sosial remaja di Desa Dalegan ?

C.Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah perkembangan wisata pantai dalegan

(14)

5

2. Untuk mengetahui berapa besar sumbangan perkembangan wisata pantai

dalegan terhadap perilaku sosial remaja di Desa Dalegan

D.Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis bagi penulis akan bermanfaat untuk menambah pengetahuan

khususnya dibidang sosial terutama mengenai perilaku sosial masyarakat

dan ilmu-ilmu lainnya yang saling berkaitan tentang perilaku sosial

2. Secara praktis penelitian ini sangat bermanfaat yaitu :

a. Bagi Akademis

Sebagai sarana untuk berfikir secara ilmiah tentang perilaku

sosial terhadap lembaga-lembaga akademis yang ada di UIN Sunan

Ampel Surabaya khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Sosiologi

b. Bagi Masyarakat

Untuk memberikan wawasan yang lebih luas dalam melakukan

bentuk perilaku sosial, khususnya para remaja dan masyarakat yang ada

di tempat wisata pantai Dalegan dan masyarakat luas pada umumnya

c. Bagi Peneliti

Bagi peneliti sendiri dengan adanya penelitian ini, diharapkan

mampu untuk menambah keilmuan khususnya bidang sosial.

E.Penelitian Terdahulu

1. Skripsi yang ditulis oleh Yusriana, mahasiswa jurusan sosiologi dengan

(15)

6

Perkotaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

dasar penelitian studi kasus deskriptif. Lokasi penelitian ini di Taman Kota

Benteng Rotterdam. Metode pengumpulan data yaitu dengan observasi dan

wawancara secara mendalam untuk memperoleh data primer dan data

skunder dilakukan dengan penelusuran atau studi pustaka. Ada lima bentuk

perilaku sosial remaja yang ada di taman benteng, yaitu memadu kasih,

berpesta miras, mengamen, memotret, berkumpul dan berbincang. Adapun

alasan taman kota banyak dimanfaatkan oleh remaja yaitu : pertama, tidak

pernah ada pantauan dari pihak terkait sehingga remaja lebih merasa aman

dalam berperilaku, kedua, lokasi yang berdekatan dengan Benteng

Rotterdam memberikan nuansa klasik yang cocok dijadikan sebagai objek

wisata dan pemotretan, ketiga, kurangnya penerangan yang membuat para

rmaja lebih leluasa dalam bertindak atau berperilaku sebebas mungkin, dan

yang terakhir para remaja yang pada dasarnyua memamng belum memiliki

penghasilan menjadikan taman benteng sebagai tempat alternatif untuk

bersantai bersama orang terdekat.

2. Skripsi yang ditulis oleh Ety Marisa, mahasiswa jurusan Sosiologi dan

Antropologi dengan judul Penyimpangan Perilaku Pergaulan Bebas Remaja

Di Obyek Wisata Pantai Sigandu. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat beberapa macam faktor yang mempengaruhi para remaja

(16)

7

yang biasanya berupa rasa ingin tahu, tekanan emosi dalam diri individu

yang berakibat pada pergaulan bebas. Selain itu ada juga faktor dari luar

individu yaitu lingkungan, kurangnya perhatian dari keluarga, salah

pergaulan, teknologi, media massa, serta kesempatan para pasangan yang

berpacaran di obyek wisata. Perilaku yang sangat memprihatinkan ketika

melihat generasi penerus yang telah teracuni oleh bebasnya dunia luar.

Dari kedua judul penelitian diatas terdapat persamaan dan perbdaan

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Persamaannya yaitu

terletak pembahasan tentang perilaku sosial. Sedangkan perbedaanya

terletak pada isi dari pembahasannya yang meliputi pengaruh perkembangan

tempat wisata terhadap perilaku sosial remaja, jadi bisa saja dampak positif

atau dampak negatif, lalu perbedaan selanjutnya terletak pada metode

penelitian yang digunakan yaitu metode kombinasi dengan paradigma

pragmatis.

F. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan tidak terjadi

kesalahpahaman pembaca dalam mengartikan judul skripsi, maka penulis perlu

untuk mengemukakan definisi operasional atas konsep dan variabel yang

tertulis dalam judul skripsi ini.

1. Tempat wisata pantai Dalegan

Tempat wisata pantai Dalegan merupakan salah satu obyek wisata alam

yaitu pantai yang terletak di desa Dalegan. Untuk menarik pengunujung

(17)

8

Pemkab, tempat wisata ini semaikn dikenal oleh masyarakat dan semaikn

bnayak pengunjung yang datang. Terakhir, pada tahun 2014 dibangun

gazebo di sepanjang pantai, dibangun taman bermain anak, dan penambahan

lahan untuk para penjual di dalam tempat wisata.

2. Prilaku sosial

Perilaku sosial adalah aktifitas fisik maupun psikis seseorang terhadap

orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang

sesuai dengan tuntutan sosial2.

Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan

tanggapan (respon). Perilaku sosial seseorang merupakan suatu sifat relatif

untuk menanggapi orang lain dengan cara yang berbeda-beda.

Sebagai makhluk sosial, maka individu akan berinteraksi dengan

lingkungan fisisk maupun lingkungan sosialnya. Di dalam interaksi sosial

tersebut akan terjadi peristiwa saling mempengaruhi antara individu yang

satu dengan yang lain. Hasil dari peristiwa tersebutlah yang merupakan

perilaku sosial.

Perilaku sosial dalam penelitian ini yaitu semua perilaku yang

dilakukan oleh para remaja yang berada di tempat wisata pantai Dalegan.

Perilaku yang ditujukan kepada orang lain bukan perilakuyang ditujukan

kepada benda mati. Perkembangan tempat wisata pantai Dalegan dengan

berbagai fasilitas yang ada dapat mempengaruhi perilaku sosial para

pengunjungnya terutama para remaja yang berada di tempat wisata tersebut.

2

(18)

9

3. Remaja

Masa remaja, berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21

tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang

usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun

sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun

sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir3.

Menurut piaget remaja adalah suatu usia dimana individu terintegrasi

ke dalam remaja dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa

dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa

sama4.

Dengan demikian remaja merupakan masa perkembangan yang

dialami oleh individu antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang

ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif

dan sosial.

Remaja merupakan pengunjung yang banyak ditemui di obyek wisata

karena masa remaja adalah masa pencarian jatidiri sehingga jiwa

berpetualang dan mencoba hal-hal baru sangat erat kaitannya dengan masa

remaja. Di tempat wisata pantai Dalegan sebagian pengunjungnya adalah

remaja dengan berbagai macam perilaku sosial yang ditampilkan. Remaja

beserta perilakunya menjadi objek dalam penelitian ini.

3

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, psikologi remaja. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006) 9

4

(19)

10

G.Hipotesis Penelitian

Selama dalam melakukan penelitian, seorang peneliti selalu berpedoman

pada teori sementara. Teori sementara itulah yang disebut dengan hipotesis.

Jadi hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah

diteliti5. Dan berikut ini merupakan hipotesis yang dirumuskan oleh penulis

sebagai berikut :

1. Berkembangnya Tempat Wisata Pantai Dalegan Berpengaruh Terhadap

Perilaku Sosial Remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten

Gresik

2. Berkembangnya Tempat Wisata Pantai Dalegan tidak berpengaruh

Terhadap Prilaku Sosial Remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng

Kabupaten Gresik.

H.Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

paradigma pragmatis. Sebagai salah satu paradigma untuk penelitian

metode campuran, peneliti harus berfokus pada masalah-masalah

penelitian dalam ilmu sosial, kemudian menggunakan pendekatan yang

beragam untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang

problem-problem tersebut. Pragmatisme dapat digunakan untuk

penelitian metode campuran yang didalamnya para peneliti bisa dengan

5

(20)

11

bebas melibatkan asumsi-asumsi kuantitatif dan kualitatif ketika mereka

terlibat dalam sebuah penelitian6.

b. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

mixed methods. Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian

dengan menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada

sebelumnya yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.

Penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang

mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan penelitian

kuantitatif7.

Menurut Sugiyono, metode penelitian kombinasi (mixed

methods) adalah suatu metode penelitian antara metode kuantitatif

dengan metode kualitatif digunakan secara bersama-sama dalam suatu

kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif,

valid, reliable dan obyektif8

Mixed method menghasilkan fakta yang lebih komprehensif

dalam meneliti masalah penelitian, karena peneliti ini memiliki

kebebasan untuk menggunkan semua alat pengumpul data sesuai dengan

jenis data yang dibutuhkan.

6

John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012) 16

7

John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012) 5

8

(21)

12

Menurut Creswell, ada tiga strategi dalam metode penelitian

campuran9 :

1. Strategi metode campuran sekuensial / bertahap (sequential mixed

methods ) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnya peneliti

berusaha menggabungkan atau memperluas penemuan-penemuannya

yang diperoleh dari satu metode dengan penemuan-penemuannya dari

metode yang lain. Strategi ini dapat dilakukan dengan melakukan

interview kualitatif terlebih dahulu untuk mendapatkan

penjelasan-penjelasan yang memadai, lalu diikuti dengan metode survei

kuantitatif dengan sejumlah sampel untuk memperoleh hasil umum

dari suatu populasi. Jika tidak, penelitian ini dapat dimulai dari

metode kuantitatif terlebih dahulu dengan menguji satu teori atau

konsep tertentu, kemudian diikuti dengan metode kualitatif dengan

mengeksplorasi sejumlah kasus dan individu.

2. Strategi metode campuran konkuren / satu waktu (concurrent mixed

methods) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnya peneliti

mempertemukan atau menyatukan data kuantitatif dan data kualitatif

untuk memperoleh analisis komprehensif atas masalah penelitian ini.

Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis tersebut dalam

satu wkatu, kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi

dalam interpretasi hasil keseluruhan. Jika tidak dalam strategi ini

peneliti dapat memasukkan satu jenis data yang lebih kecil ke dalam

9

(22)

13

sekumpulan data yang lebih besar untuk menganalisis jenis-jenis

pertanyaan yang berbeda-beda. Pada tipe ini terdapat tiga model yaitu:

a. Strategi Triangulasi Konkuren

Dalam model ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dan

kualitatif secara bersama-sama, baik dalam pengumpulan data

maupun analisisnya, kemudian membandingkan data yang

diperoleh, untuk kemudian dapat ditemukan mana data yang dapat

digabungkan dan dibedakan.

b. Strategi Embedded Konkuren

Model ini merupakan metode penelitian yang mengkombinasikan

penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara

simultan atau bersama-sama, tetapi bobot metodenya berbeda, ada

metode yang primer dan metode sekunder.

c. Strategi Transformative Konkuren.

Dalam model penelitian ini peneliti dipandu dengan menggunakan

teori perspektif baik teori kuantitatif maupun kualitatif.

3. Prosedur metode campuran transformatif (transformative mixed

methods) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnya peneliti

menggunakan kacamata teoretis sebagai perspektif overaching yang

didalamnya terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Perspektif

inilah yang akan menyediakan kerangka kerja untuk topik penelitian,

metode-metode untuk pengumpulan data, dan hasil-hasil atau

(23)

14

digunakan peneliti sebagai metode pengumpulan data secara

sekuensial ataupun konkuren.

Strategi metode Embedded Konkuren yang dipakai dalam

penelitian ini adalah urutan analisis kuantitatif dan kualitatif, tujuannya

adalah untuk mengidentifikasi komponen konsep melalui analisis data

kuantitatif dan kemudian mengumpulkan data kualitatif guna

memperluas informasi yang diperlukan untuk melengkapi data.

Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk mengukur

hubungan antara variabel tempat wisata pantai Delegan terhadap prilaku

sosial remaja di Desa Dalegan. Untuk melengkapi data kuantitatif

tersebut agar lebih luas dan mendalam maka peneliti mengumpulkan data

kualitatif. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menggali lebih

dalam bagaimana tindakan atau prilaku sosial para remaja di Desa

Delegan. Wawancara dilakukan agar dapat mengumpulkan

pandangan-pandangan dari masyarakat mengenai prilaku sosial remaja dan tujuan

kunjungan para remaja tersebut. Pengumpulan data kualitatif dilakukan

setelah pengumpulan data kuantitatif selesai dengan tujuan untuk

menggali informasi lebih dalam terhadap variabel yang telah dianalisis

secara kuantitatif.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Hubungan antara populasi dengan sampel sangatlah erat, karena

(24)

15

merupakan sebagian dari objek yang diteliti10. Populasi adalah jumlah

teori dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti tertarik yang darinya

sampel dipilih11. Dengan demikian yang dimaksud dalam populasi dalam

penelitian ini adalah subyek suatu daerah atau lingkungan yang akan

diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah remaja yang

berada di tempat wisata pantai dalegan yang berjumlah ± 1000 orang

b. Sampel untuk pendekatan kuantitatif

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

smapel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil

dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)12. Dengan jumlah

populasi yang telah diketahui, maka peneliti menggunakan rumus Taro

Yamane untuk menentukan jumlah sampel13.

n =

Keterangan

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

d : Presisi yang ditetapkan

10

Bagong suyanto, Metode penenlitian sosial (Jakarta : Kencana Prenadamedia group, 2013) 139

11

Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung : PT Refika Aditama, 2010) 253

12

Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. (Alfabeta : Bandung 2012), hal 81

13

(25)

16

jika populasi sebanyak orang dengan presisi 10% dan tingkat

kepercayaan 90% maka besarnya sampel adalah

n =

c. Sampel untuk pendekatan kualitatif

Subjek penelitian untuk pendekatan kualitatif ini yaitu remaja

yang berada di tempat wisata pantai Dalegan, baik itu remaja sekitar

maupun remaja dari luar desa yang berkunjung ke tempat wisata pantai

Dalegan yang meliputi, remaja, orang dewasa dan orang tua.

d. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengambilan

sampling probability sampling dengan teknik simple random sampling

yang artinya simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu14.

Dengan demikian peneliti memberi hak yang sama kepada setiap

subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Jadi

dalam pengambilan sampel semua remaja yang berkunjung ke tempat

wisata pantai Dalegan mempunyai hak yang sama untuk dijadikan

sampel.

3. Variabel dan Indikator Penelitian

a. Variabel

14

(26)

17

Untuk penelitian kali ini, peneliti sudah membuat

variabel-variabel dari judul penelitian “Pengaruh Berkembangya Tempat Wisata

Pantai Dalegan Terhadap Prilaku Sosial Remaja di Desa Dalegan

Kecamatan Panceng”, yaitu untuk Variabel X atau Independennya,

adalah Berkembangnya Tempat Wisata, sedangkan pada Variabel Y atau

Dependennya adalah Prilaku Sosial.

Variabel Independen atau Variabel bebas merupakan variabel

yang menyebabkan, memengaruhi, atau berefek pada outcome.

Sedangkan Variabel Dependen atau Variabel terikat merupakan variabel

yang bergantung pada variabel bebas. Variabel terikat ini merupakan

outcome atau hasil dari pengaruh variabel bebas.

b. Indikator Penelitian

Berkembangnya Tempat Wisata dalam penelitian ini menjadi

variabel independen yang merupakan sebagai variabel yang diamati

dalam hubungan antar-variabel menunjukkan adanya urutan temporal,

dapat dikatakan bahwa satu variabel dapat mempengaruhi variabel yang

lain.

Tabel 1.1 Indikator Variabel X (Berkembangnya Tempat Wisata

Pantai Dalegan)

Variabel X Indikator Penelitian Berkembangnya

Tempat Wisata

1) Tempat wisata semakin dikenal oleh masyarakat luas

(27)

18

Perilaku sosial itu sendiri dalam penelitian ini menjadi variabel

dependen yang merupakan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen atau terikat bergantung pada

variabel independen atau bebas.

Tabel 1.2 Indikator Variabel Y (Perilaku Sosial Remaja)

Variabel Y Indikator Penelitian Perilaku Sosial

Remaja

1) Perilaku sosial

2) Perilaku yang memperhatikan norma 3) Memanfaatkan fasilitas tempat wisata

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data, yaitu :

a. Observasi

Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan dalam

suatu penelitian melalui pengamatan secara langsung di tempat atau

objek yang diteliti15. Pengamatan ini dimaksudkan agar peneliti dapat

memperoleh data secara detail dan valid. Pada tahap ini peneliti

melakukan observasi ke lapangan dengan mengamati secara langsung

perilaku dan aktivitas remaja saat berada di tempat wisata. Pengamatan

dilakukan oleh peneliti dimulai dari sebelum pembuatan proposal yaitu

bulan September.

b. Kuesioner/Angket

15

(28)

19

Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan kuesioner.

Kuesioner merupakan metode pengambilan data dengan menggunakan

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner berupa daftar pertanyaan terstruktur

dengan alternatif (option) jawaban yang telah tersedia sehingga

responden tinggal memlilih jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi,

sikap, keadaan, atau pendapat pribadinya16. Kuesioner dilakukan pada

seluruh sampel yaitu sebanyak 94 remaja yang berada di tempat wisata

pantai Dalegan. Jumlah sampel tersebut diperoleh dari penghitungan

memakai rumus Taro Yamane. Jadi peneliti harus mengetahui dahulu

jumlah populasi pada tanggal 6 Desember baru peneliti bisa menghitung

berapa sampel yang dapat dijadikan responden dalam penelitian ini untuk

mendapatkan data yang valid. Kuesioner disebar oleh peneliti kepada

responden pada tanggal 6 Desember 2015.

c. Wawancara

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara

kepada remaja yang berada di tempat wisata. Peneliti dalam hal ini

berkedudukan sebagai interviewer, mengajukan pertanyaa, menilai

jawaban, meminta penjelasan, mencatatat dan menggali pertanyaan lebih

dalam. Di pihak lain, sumber informasi (informan) menjawab pertanyaan,

16

(29)

20

memberi penjelasan dan kadang-kadang juga membalas pertanyaan17.

Dalam pengumpulan data ini dilakukan dalam bentuk pertanyaan terbuka

sehingga didapat informasi yang lebih lengkap dan lebih mendalam.

Wawancara dilakukan kepada petugas, pengunjung yang meliputi remaja

dan orang tua, anggota karang taruna Desa Dalegan serta para pedagang.

Wawancara ini dilakukan selama kurang lebih dua minggu dimulai dari

tanggal 6 Desember 2016. Wawancara dilakukan secara bertahap berbeda

dengan penyebaran angket yang hanya dilakukan dalam satu hari saja.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pencarian data lapangan yang

berbentuk gambar, arsip dan data-data tertulis lainnya. Peneliti perlu

mengambil gambar selama proses penelitian berlangsung untuk

memberikan bukti secara real bagaimana kondisi di lapangan terkait

permasalahan yang ada lokasi penelitian. Arsip-arsip dan data-data

lainnya digunakan untuk mendukung data yang ada dari hasil kuesioner

dan wawancara langsung. Dokumentasi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini yaitu foto kondisi di lapangan serta arsip yang dimiliki oleh

Desa yang berkaitan dengan profil Desa serta profil tempat wisata.

5. Teknik Analisis Data

a. Analisis Data Kuantitatif

Di dalam penenlitian ini, peneliti melakukan analisa data dengan

menggunakan analisis statistika inferensial. Dalam statistika Inferensial

17

(30)

21

ini, peneliti mencoba menganalisa hasil angket dengan memasukkan

rumus secara manual tanpa bantuan aplikasi komputer SPSS, berikut ini

rumus-rumus yang digunakan dalam menganalisa hasil angket dengan

menggunakan Analisis Statistika Inferensial sebagai berikut :

a) Product Moment, rumus ini digunakan oleh peneliti untuk mencoba

mencari korelasi antara dua variabel (Independen dan Dependen) yang

di duga ada hubungan logis. Berikut ini rumus Product Moment yang

digunakan oleh peneliti sebagai berikut :

=

= √

=

= √

=

b) Regresi, rumus ini digunakan untuk mencari beberapa persen

sumbangan variabel Independen kepada variabel Dependen dalam

satu keterangan penelitian. Berikut ini rumus regresi yang digunakan

oleh peneliti sebagai berikut:

= XY-

= ∑X²-

= ∑ -

=

(31)

22

=

 Rumus untuk mencari fungsi Y, sebagai berikut:

Y = + X

Y = .... + ....X

 Rumus untuk mencari Koefisien Determinasi, sebagai berikut:

=

 Rumus untuk mencari Standart Error, sebagai berikut:

=

= √ ( )

S =

 Rumus Untuk Mencari Uji Signifikasi Estimator

Untuk :

=

= dF = N = 2

Untuk :

=

:

tο < tt = Hο : diterima

(32)

23

tο > tt = Hο : ditolak

Ha : ditolak

b. Analisis data kualitatif

Dalam menganalisa data kualitatif, peneliti mengumpulkan data

dari informan dengan cara wawancara secara langsung. Data yang

diperoleh kemudian direduksi. Reduksi data adalah proses pemilihan,

pemusatan perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

lapangan. Setelah tahap reduksi data, kemudian ke tahap selanjutnya

yaitu menganalisa data tersebut. Data hasil kualitatif ini digunakan untuk

menyempurnakan data kuantitaif tentang perilaku sosial remaja. Data

yang dihasilkan dari wawancara kemudian dianalisis menggunakan teori

tindakan sosial Max Weber.

I. Sistematika Pembahasan

Bab I Pendahuluan

Bab pendahuluan menjelaskan dan membahas diantaranya latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian dan sistematika pembahasan

Bab II Kajian Teori

Bab ini menjelaskan mengenai definisi konsep dari judul yang telah

dipilih oleh peneliti dan landasan teori yang digunakan untuk menganalisa dari

(33)

24

Bab III Penyajian Data

Bab ini menjelaskan tentang definisi umum objek penelitian, deskripsi

hasil penelitian, dan pengujian hipotesis

Bab IV Analisa Data

Pada Bab IV ini menjelaskan dan memaparkan tentang argumentasi

teoretis terhadap hasil pengujian hipotesis

Bab V Penutup

Pada Bab V ini menjelaskan tentang kesimpulan yang bersifat

konseptual dan terkait langsung dengan rumusan masalah, tujuan penelitian

dan temuan yang dihasilkan dari penelitian tersebut. Serta menjelaskan

saran-saran yang diajukan oleh peneliti berdasarkan pada temuan penelitian,

(34)

24

BAB II

BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN

PERILAKU SOSIAL REMAJA

A. Pengembangan Tempat Wisata

Pengembangan merupakan suatu proses, cara, perbuatan

menjadikan sesuatu menjadi lebih baik, maju, sempurna dan berguna20.

Pengembangan merupakan suatu proses/aktivitas memajukan sesuatu yang

dianggap perlu untuk ditata sedemikian rupa dengan meremajakan atau

memelihara yang sudah berkembang agar menjadi lebih menarik dan

berkembang. Pengembangan pariwisata yaitu usaha untuk meningkatkan

atau melengkapi fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan oleh para

wisatawan agar merasa nyaman saat berada di tempat wisata.

Istilah pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari

dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti berulang-ulang atau

berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi

pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang-ulang21.

Wisata mengandung unsur-unsur yaitu kegiatan perjalanan,

dilakukan secara sukarela, bersifat sementara, dan perjalanan itu

seluruhnya atau sebagain bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik

wisata.

20

Alwi Hasan dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2005) 538

21

(35)

25

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (pasal

1), yaitu :

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata

3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah

4. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan

5. Usaha Pariwisata adalah segala usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata

6. Kawasan pariwisata kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan

7. Wisata Kesehatan adalah perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan tertentu untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan, seperti mata air panas yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.

Menurut Andi Mappi objek wisata dikelompokkan ke dalam tiga

jenis, yaitu22 :

1. Objek wisata alam, seperti : laut, gunung, pantai, danau, cagar alam, dan lain-lain

2. Objek wisata budaya, seperti : tari tradisional, musik tradisional, cagar budaya, bangunan bersejarah, peninggalan, museum dan lain-lain

3. Objek wisata buatan, seperti : taman bermain, taman kota, taman rekreasi dan lain-lain

22

(36)

26

Dalam membangun objek wisata tersebut haruslah memperhatikan

keadaan sosial, ekonomi, budaya, nilai-nilai agama, adat istiadat serta

objek wisata itu sendiri.

Menurut UU No. 9 Tahun 1990 disebutkan bahwa objek dan daya

tarik wisata terdiri dari :

1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna

2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, wisata agro, wisata tirta, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.

Berdasarkan hal diatas maka objek wisata dapat diklasifikasikan

menjadi dua macam wisata yaitu wisata alam dan wisata bauatan manusia.

Perkembangan suatu daerah menjadi destinasi wisata dipengaruhi oleh

beberapa pernyataan penting, yaitu23 :

1. Attractive to client (menarik pengunjung)

2. Facilities and attractions (fasilitas dan daya tarik) 3. Geographic location (lokasi geografis)

4. Transport link (tersedianya transportasi) 5. Political stability (stabilitas politik)

6. Healthy environment (lingkungan yang sehat)

7. No government restriction (tidak ada larangan pemerintah) Atraksi (objek dan daya tarik) merupakan suatu komponen yang

sangat penting karena atraksi merupakan faktor penyebab utama alasan

seorang wisatawan mengunjungi suatu daertah tujuan wisata.

23

(37)

27

Menurut Oka A. Yoeti ada tiga komponen yang dianggap sangat

penting antara yang satu dengan yang lain saling melengkapi dalam

industri pariwisata yaitu24 :

1. The Accessibilities of the Destination

Semua faktor yang dapat memberi kemudahan kepada wisatawan untuk dapat berkunjung pada suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) seperti :

a. Tersedianya prasarana seperti pelabuhan, jalan, jembatan dan terminal

b. Adanya angkutan wisata

c. Adanya penetapan tarif angkutan dan promosi penjualan paket wisata

d. Tersedianya sarana komunikasi yang memadai 2. The Facilities of the Destination

Semua faktor yang dapat memberi atau melayani kebutuhan wisatawan jika sudah datang pada suatu DTW seperti :

a. Penginapan atau hotel dan bentuk akomodasi lainnya b. Rumah makan

c. Pusat hiburan dan sarana rekreasi lainnya d. Pusat perbelanjaan atau toko-toko cenderamata 3. The Tourist Attractions of the Destination

Semua yang menjadi daya tarik mengapa wisatawan datang berkunjung pada suatu DTW tertentu seperti :

e. Natural resources seperti flora dan fauna, keindahan alam (natural beauty), pegunungan, pantai, danau, air terjun, dan sebagainya

f. Cultural resources seperti situs-situs peninggalan sejarah, bangunan-bangunan purbakala, candi, pura, monumen, kolesium, muselium, adat istiasat, dan lain-lain

g. Theme Park seperti Disneyland, Taman Impian Jaya Ancol dan sebagainya

Pengembangan pariwisata bertujuan untuk memberikan

keuntungan baik itu keuntungan bagi wisatawan maupun keuntungan bagi

masyarkat setempat. Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan

mendatangkan manfaat bagi wisatawan maupun masyarakat setempat.

Bagi masyarakat setempat manfaatnya dalam hal ekonomi, sosial dan

24

(38)

28

budaya. Namun, jika dalam pengembangannya itu tidak dipersiapkan dan

dikelola dengan sangat baik maka dapat juga menimbulkan berbagai

permasalahan yang merugikan wisatawan ataupun masyarakat. Maka dari

itu untuk menjamin supaya pariwisata dapat berkembang secara baik dan

berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi wisatawan maupun

masyarakat maka perlu pengkajian secara mendalam terhadap semua

sumber dan daya pendukungnya.

Pengembangan kepariwisataan tidak luput dari pembangunan

berkelanjutan, menurut Undnag-Undnag No. 9 Tahun 1990 tentang

kepariwisataan pasal 5 menyatakan bahwa Pembangunan Obyek dan Daya

Tarik Wisata dilakukan dengan cara mengusahakan, mengelola, dan

membuat obyek-obyek baru sebagai obyek dan daya tarik wisata

kemudian pasal 6 menyatakan bahwa pembangunan obyek dan daya tarik

wisata dilakukan dengan memperhatikan :

1. Kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan

kehidupan ekonomi dan sosial budaya

2. Nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai

yang ada dalam masyarakat

3. Kelestarian budaya dan lingkungan hidup

4. Kelangsungan pariwisata itu sendiri

Dalam penelitian ini pengembangan wisata di Obyek Wisata Pantai

Dalegan dengan keindahan alam yang dimiliki berupa keindahan pantai

(39)

29

mendatangkan wisatawan. Suatu objek mempunyai potensi untuk menjadi

daya tarik wisatawan atau tempat wisata, tetapi untuk membentuk objek

tersebut agar memiliki daya tarik maka diperlukan unsur-unsur yang lain

seperti aksesibilitas dan fasilitas penunjang serta lingkungan sekitar objek

tersebut mendukungnya.

Berdasarkan perilaku wisatawan pada suatu daerah tertentu ada dua

macam wisatawan yaitu25 :

1. Sunlut Tourist adalah wistawan yang berkunjung ke suatu daerah

dengan tujuan untama untuk beristirahat atau relaksasi, sehingga

mereka pada umumnya mengunjungi tenpat wisata dengan

mengaharapkan keadaan iklim, fasilitas, dan makanan yang sesuai

dengann standar daerahnya.

2. Wanderlust Tourist adalah wisatawan yang perjalanan wisatanya

didororng oleh motivasi untuk mendapatkan pengalaman baru,

mengetahui kebudayaan baru, ataupun mengagumi keindahan alam

yang belum pernah dilihat.mereka tertarik kepada tempat wisata yang

menampilkan keunikan budaya atau pemandangan alam.

Pada dasarnya kunjungan wisatawan merupakan kunjungan untuk

mencari kesenangan dan kepuasan sehingga harus didukung oleh

ketersediaan akomodasi yang memadai. Wisatawan cenderung akan

tertarik dengan fasilitas akomodasi yang lengkap yang bisa mendukung

aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan. Selain itu, peningkatan kualitas

25

(40)

30

pelayanan dan kenyamanan juga perlu diperhatikan agar wisatawan

merasa senang dan puas dengan tempat wisata yang dikunjungi.

Menurut Ryan dalam Pitana dan Gayatri menyebutkan beberapa

faktor pendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wista yaitu :

1. Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan

menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari

2. Relaxation. Keinginan untuk pwnywgaran, yang juga

berhubungan dengan motivasi melepaskan kejenuhan atas

aktivitas sehari-hari

3. Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai

permainan, yang merupakan pemunculan kembali dari sifat

kekanak-kanakan dan melepas diri sejenak dari berbagai urusan

yang serius

4. Strengthening family bonds. Ingin mempererat hubungan

kekerabatan, khususnya dalam konteks melakukan perjalanan

wisata bersama-sama, karena kebersamaan sulit diperoleh

dalam suasana kerja sehari-hari

5. Prestige. Untuk menunjukkan gengsi dengan mengunnungi

destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga

merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau derajat

(41)

31

6. Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial

dengan teman sejawat, atau dengan masyarakat lokal yang

dikunjungi

7. Romance. Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang

bisa memberikan suasana romantis atau untuk memenuhi

kebutuhan seksual

8. Educational opportunity. Keinginan untuk melihat sesuatu

yang baru, mempelajari orang lain atau daerah lain, atau

mengetahui kebudayaan etnis lain

9. Self-fulfilment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri karena

diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan

daerah atau orang yang baru

10.Wisha-fulfilment. Keinginan untuk merealisasikan

mimpi-mimpi yang lama telah dicita-citakan sampai mengorbankan

diri dengan cara berhemat agar bisa melakukan perjalanan.

Pariwisata merupakan komoditas yang dibutuhkan oleh setiap

individu. Alasannya karena aktivitas berwisata bagi seorang individu dapat

meningkatkan daya kreatif, mneghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi,

berbelanja, bisnis, mengetahui peninggalan sejarah dan budaya suatu etnik

tertentu, kesehatan dan pariwisata spiritualisme. Dengan didukung waktu

luang maka aktivitas kepariwisataan akan semakin meningkat. Oleh

karena itu program pengembangan obyek wisata merupakan hal yang

(42)

32

jumlah pengunjung yang berkunjung ke tempat wisata tersebut.

Pengembangan pariwisata sendiri tidak lepas dari usaha pembangunan,

pengembangan pariwisata adalah suatu bentuk pembangunan dari yang

belum ada menjadi ada, dan yang sudah ada menjadi lebih baik dan

berkualitas sehingga akan berdampak ke hal-hal yang positif baik itu untuk

masyarakat sekitar maupun untuk wisatawan.

B. Perilaku Sosial Remaja

Perilaku sosial adalah suatu kesadaran individu yang menentukan

perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial dan dalam

berinteraksi dengan lingkungan sosialnya yang meliputi sikap dan

tindakan26.

Perilaku sosial menurut Abu Ahmadi adalah suatu kesadaran individu

yang menetukan perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial dan

dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya yang meliputi sikap dan

tindakan27

Perilaku yang ada pada individu itu tidak muncul dengan

sendirinya, tetapi perilaku yang diakibatkan dari adanya stimulus atau

rangsang yang mengenai individu tersebut28.

Faktor pembentuk perilaku sosial menurut Baron dan Byrne

ada empat faktor yaitu29 :

26

Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999), 163.

27

Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta : PT. Rineka Cipta, . 1999) 163

28

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta : Andi Offset, 2002), 9.

29

(43)

33

a. Perilaku dan karakter orang lain

Perilaku atau reaksi kita terhadap orang lain dapat dipengaruhi oleh

perilaku orang lain, bahkan ketika kita tidak menyadarinya karena

perilaku orang lain akan pemikiran sosial kita dan diwujudkan

dalam bentuk perilaku. Jika seseorang berada dalam lingkungan

yang dipenuhi dengan orang-orang yang memiliki karakter pekerja

keras maka ada kemungkinan besar seseorang tersebut akan

berperilaku seperti kebanyakan orang-orang yang memiliki

karakter pekerja keras yang ada dalam lingkungan pergaulannya.

Penampilan orang lain juga akan mempengaruhi perilaku sosial

kita. Perilaku yang kita tujukan kepada orang yang berpenampilan

rapi dan berdasi akan berbeda dengan perilaku yang ditujukan

kepada orang yang berpenampilan tidak rapi. Dalam berperilaku

kita tidak dapat mengabaikan penampilan orang lain.

b. Proses-proses Kognitif

Ingatan, pemahaman dan pertimbangan yang dimiliki oleh

seseorang yang menjadi dasar kesadaran sosial akan berpengaruh

terhadap perilaku sosialnya. Proses-proses kognitif memainkan

peran penting dalam perilaku sosial. Untuk memahami perilaku

manusia dalam situasi sosial, maka harus memahami pemikiran

mereka tentang situasi tersebut. Misalnya, seseorang membatalkan

(44)

34

perilaku yang kita tujukan tidak terlalu kesal, karena kita dapat

memahami situasi tersebut.

c. Faktor Lingkungan Fisik

Lingkungan alam dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang.

Perilaku seseorang yang berada dalam cuaca panas dan lembab

akan berbeda dengan perilaku seseorang yang berada dalam cuaca

sejuk dan nyaman. Seseorang yang berada dalam cuaca panas akan

lebih mudah marah jika dibanding dengan seseorang yang berada

dalam cuaca dingin.

d. Konteks Budaya

Istilah budaya mengacu pada sistem yang dibagi atau dipahami

bersama, persepsi, dan keyakinan yang dimiliki oleh orang-orang

dalam kelompok tertentu. Perilaku sosial dapat dipengaruhi oleh

faktor-faktor budaya. Bergesernya definisi budaya cantik bertubuh

padat berisi ke definisi budaya cantik bertubuh kurus. Banyak

sekarang para perempuan melakukan berbagai cara agar tubuhnya

menjadi kurus layaknya model.

Sedangkan menurut Ary H. Gunawan ada beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi kepribadian atau tingkah laku seseorang, yaitu30 :

1. Faktor Sosiologis

Perubahan tingkah laku atau perilaku seseorang bisa terjadi

dikarenakan pengaruh lingkungan sosialnya, misalnya dalam

30

(45)

35

lingkungan pergaulannya. Misalnya bergaul dengan anggota

perampok, bisa menjadi penjahat, berbuat maksiat dan sebagainya.

2. Faktor Biologis

Keadaan biologis seseorang bisa turut mempengaruhi

perkembangan kepribadian atau tingkah laku seseorang. Misalnya,

seseorang yang memiliki cacat fisik jasmani maka biasanya akan

berdampak pada seseorang tersebut seperti memiliki rasa rendah

diri, pemalu, pendiam dan enggan bergaul.

3. Faktor Lingkungan dan Fisik

Faktor lingkungan fisik dapat mempengaruhi tingkah laku

atau kepribadian seseorang. Misalnya orang yang berada di daerah

pegunungan umumnya berani, sedangkan orang yang berasal dari

daerah tandus biasanya keras dan ulet

4. Faktor Budaya

Misalnya seseorang yang berada dalam lingkungan budaya

yang mengutamakan penghormatan terhadap orang lain, maka

budaya tersebut akan mempengaruhi tingkah laku atau kepribadian

seseorang.

5. Faktor Psikologis

Tingkah laku atau kepribadian seseorang bisa juga dipengaruhi

oleh faktor psikologis, misalnya dorongan, minat, tempramen dan

(46)

36

Selain faktor-faktor pembentuk perilaku sosial diatas, perilaku

sosial juga dapat dipengaruhi oleh persepsi sosial31. Dalam hubungan

sosial, persepsi sosial dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir seseorang

agar mudah dalam mengatur suatu hubungan dengan orang lain.

Mengetahui orang lain secara akurat akan sangat berguna untuk mengatur

hubungan dalam berinteraksi, baik dimasa sekarang atau di masa yang

akan datang. Tetapi persepsi dapat juga menimbulkan permasalahan

apabila melakukan kesalahan persepsi. Kesalahan persepsi dikarenakan

terlalu sempitnya sudut tinjauan seseorang dalam memahami dan menilai

orang lain.

Pada masa remaja adalah masa dimana untuk mencoba hal-hal

yang baru menurut mereka yang bersifat menantang, karena hal-hal baru

yang dialami oleh remaja menunjukkan tanda-tanda kedewasaan.

Menurut Santrok masa remaja (adolescence) adalah periode

peralihan perkembangan dari kanak-kanak ke masa dewasa awal,

memasuki masa ini sekitar usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia

18 hingga 22 tahun. Masa remaja dimulai dengan perubahan fisik yang

cepat, pertambahan tinggi dan berat badan yang dramatis, perubahan

kontur tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran

payudara, pertumbuhan rambut pubis dan wajah, dan pembesaran suara.

Pencarian indentitas dan kebebasan merupakan ciri utama periode ini.

31

(47)

37

Makin banyak waktu yang dihabiskan di luar keluarga atau rumah. Pikiran

menjadi lebih abstrak, idealis, dan logis32.

Keragaman perilaku sosial yang ditampilkan oleh remaja

merupakan manifestasi dari pengaruh yang melatar belakanginya, artinya

keunikan perilaku itu disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat

menimbulkan perilaku demikian.

Menurut Sarlito masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang

membedakan dengan masa sebelumnya dan sesudahnya. Ada tida tahap

perkembangan remaja33 :

1. Remaja Awal

Pada tahapan ini remaja masih terheran-heran dengan

perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan

dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka

mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada

lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Pada tahap ini

para remaja sulit dimengerti oleh orang dewasa

2. Remaja Madya

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman. Mereka

sangat senang jika bersama teman-teman. Ada kecenderungan

mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-temannya yang

memiliki sifat yang sama dengan dirinya.

32

John W. Santrok, Perkembangan anak (Jakarta : Erlangga, 2007), 20.

33

(48)

38

3. Remaja Akhir

Pada tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa

dan ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu :

a. Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan

orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru

c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi

d. Sikap keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan

orang lain

e. Tumbuh pembatas yang memisahkan diri pribadinya

dengan masyarakat umum

Remaja merupakan golongan transisional, artinya keremajaan

gejala sosial bersifat sementara karena remaja berada diantara masa

kanak-kanak dengan masa dewasa. Sifat sementara dari kedudukannya itu

mengakibatkan remaja masih mencari identitasnya.

A. Teori Tindakan Sosial Max Weber

Dalam penelitian ini, peneliti memilih paradigma definisi sosial.

Menurut Veeger yang dikutip oleh Wirawan bahwa paradigma definisi

sosial berbeda dengan paradigma fakta sosial. Analisa paradigma ini

menitikberatkan pada tindakan yang berdasarkan atas kesadaran penuh

seseorang atau tindakan dari proses berpikir individu. Dalam merancang

dan mendefinisikan makna dan interaksi sosial, individu berperilaku

(49)

39

dan pranata dalam masyarakat. Fokus perhatian dalam paradigma ini yaitu

pada individu dengan tindakannya itu34.

Para pengunjung yang berada di tempat wisata tidak hanya dari

masyarakat tertentu saja, tetapi masyarakat dari berbagai daerah dan

tentunya setiap daerah memiliki norma dan aturan yang berbeda-beda. Di

tempat wisata sendiri pun memiliki aturan tersendiri yang seharusnya

aturan itu di laksanakan dengan semestinya. Pengunjung yang ada di

tempat Wisata Pantai Dalegan memiliki tujuan masing-masing, berbagai

perilaku dapat ditemui disana. Para pengunjung berperilaku sesuai dengan

keinginannya, tidak sedikit juga para pengunjung yang berperilaku diluar

norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Misalnya para remaja yang

memanfaatkan tempat wisata ini sebagai tempat yang aman dalam

melakukan hal-hal yang dilarang dalam masyaralat pada umumnya,

bermesraan di tempat umum dan berpakaian yang memamerkan auratnya.

Norma dan nilai yang ada dalam masyarakat tidak akan berjalan secara

lancar apabila dalam proses sosialisasi individu dalam masyarakat tersebut

tidak benar-benar mengerti dan memahami dengan baik dan benar

mengenai norma dan nilai tersebut.

Tokoh utama dalam paradigma ini adalah Max Weber. Tindakan

sosial merupakan salah satu teori dalam paradigma definisi sosial. Dalam

analisisnya tentang tindakan sosial (social action), Max Weber

memperkenalkan konsep tentang makna suatu tindakan.

34

(50)

40

Konsep tindakan sosial menjadi salah satu konsep dasar yang

sangat penting dalam sosiologi. Bermula dari perbedaan definisi tentang

tindakan sosial inilah muncul berbagai aliran dalam sosiologi. Hal ini

disebabkan karena konsep ini berpengaruh terhadap teori selanjutnya35.

Max Weber sebagai pengemuka dari paradigma definisi sosial

mengartikan bahwa sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial antar

hubungan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan individu yang

tindakannya itu memiliki makna subyektif bagi dirinya dan diarahkan

kepada tindakan orang lain. Jika tindakan individu tersebut diarahkan

kepada benda mati atau obyek fisik semata tanpa dihubungkannya dengan

tindakan orang lain bukan merupakan tindakan sosial. Jadi tindakan

manusia itu penuh dengan arti36.

Tindakan yang dilakukan oleh individu tidak sepenuhnya

ditentukan oleh norma, kebiasaan, dan nilai yang ada dalam masyarakat,

walaupun dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan pranata sosial

yang dapat membentuk tindakan sosial.

Tidak semua tindakan para pengunjung Wisata Pantai Dalegan

sesuai dengan norma dan nilai yang telah diperolehnya di lingkungan

masyarakat tempat tinggalnya. Misalnya Para orang tua yang seharusnya

menjaga dan selalu mengawasi anaknya yang masih kecil bermain di laut,

35

Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1986), 76.

36

(51)

41

tetapi ada beberapa orang tua yang membiarkan anaknya bermain sendiri

sedang ia hanya duduk-duduk santai di gazebo ataupun di tikar yang telah

disediakan oleh pedagang yang menyewakan tikar. Walaupun demikian

tindakan yang dilakukan oleh orang tua tersebut memiliki arti subyektif

bagi dia. Mendidik anak agar terbiasa mandiri adalah salah satu alasan

membiarkan para anaknya bermain sendirian.

Para remaja yang berada di Wisata Pantai Dalegan banyak yang

datang berkelompok dengan teman-temannya dan berpasang-pasangan

dengan kekasihnya. Mereka saling berinteraksi. Hal itu dapat terlihat dari

para remaja tersebut bercakap-cakap satu sama lain, berfoto-foto serta

berpacaran. Warung kopi yang ada di tempat wisata kebanyakan di penuhi

oleh para remaja laki-laki. Mereka terlihat menikmati kopi sambil

bercakap-cakap dan bermain catur. Tindakan sosial yang mereka lakukan

itu ada beberapa tindakan yang melanggar norma masyarakat dan ada juga

yang tetap menjalankan norma yang ia tahu walaupun dia berada di tempat

wisata.

Tindakan sosial yang dimaksudkan oleh Weber dapat berupa

tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain. juga dapat berupa

tindakan yang bersifat “membatin” atau bersifat subyektif yang mungkin

(52)

42

tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi

yang serupa. Atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu37.

Sehingga semua jenis tindakan yang terkait dan ditujukan atau

diarahkan kepada orang lain dengan memiliki sebuah tujuan tertentu

dinamakan tindakan sosial. Tindakan tersebut bisa jadi dikarenakan salah

satu faktor situasi.

Kebanyakan para pengunjung tempat Wisata Pantai Dalegan ini

datang tidak sendirian. Tindakan yang mereka lakukan jelas ditujukan

kepada seseorang yang datang bersamanya ataupun ditujukan kepada

pengunjung lain ataupun kepada para pedagang yang ada di tempat wisata.

Situasi adalah salah satu faktor seseorang bertindak sedemikian. Tempat

wisata yang memang pada umumnya di manfaatkan oleh seseorang

sebagai tempat untuk bersenang-senang, oleh para remaja banyak yang

memanfaatkan situasi tempat wisata sebagai tempat kebebasan dalam

bertindak yang menurut mereka tindakan tersebut wajar dilakukan oleh

para remaja pada umumnya, seperti berpegangan tangan dan berpelukan di

tempat umum.

Ada lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian sosiologi

dalam hal tindakan sosial dan antar hubungan sosial yaitu38 :

37

George Ritzer Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2003), 45.

38

Gambar

Tabel 1.1 Indikator Variabel X (Berkembangnya Tempat Wisata
Tabel 1.2 Indikator Variabel Y (Perilaku Sosial Remaja)
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana di obyek wisata pantai Dalegan
Tabel 3.2. Hasil skor dari Variabel X (Berkembangnya Tempat
+5

Referensi

Dokumen terkait

kepelbagaian pelajar dalam kelas akan dirasai oleh guru terutama ketika berhadapan dengan pencapaian akademik pelajar yang rendah dan masalah disiplin yang tinggi .Guru

Hasil analisis kualitas sistem pengolahan hasil belajar siswa SMP berbasis Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Prambanan menunjukkan sistem telah memenuhi ISO 9126 meliputi

Oleh karena itu, kebutuhan pasar bagi dunia industri sabun sangat luas sekali, hal ini tentu akan sangat menguntungkan bagi negara yang memiliki sumber daya alam

Berbagai bidang Ilmu dan Ilmuwan muslim juga sangat banyak  memberikan kontribusi untuk kemajuan barat diantaranya Ilmu Kedokteran, Astronomi dan ilmu pasti,

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon sesuatu yang datang dari luar orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional

Saloka dalam masyarakat Jawa sering digunakan sebagai nasehat, namun bentuknya berupa peribahasa yang sarat akan pasemon. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman lebih

Te errb biilla an ng g 33 Delapan Milyar Empat Ratus Sembilan Delapan Milyar Empat Ratus Sembilan Puluh Empat Juta Tujuh Ratus Tujuh Puluh Empat Juta Tujuh Ratus Tujuh Puluh

Sedangkan dalam strategi komunikasi, DEWI KEMBAR menonjolkan slogan “Anda Datang Senang Pulang Tambah Pintar” yang diterapkan dan diucapkan secarta berulang- ulang dengan