• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU No 6 Tahun 2012 Tentang Pengesahan Konvensi Internasional Mengenai Perlindungan Hak Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UU No 6 Tahun 2012 Tentang Pengesahan Konvensi Internasional Mengenai Perlindungan Hak Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

www.bpkp.go.id

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 6 TAHUN 2012

TENTANG

PENGESAHAN

INTERNATIONAL CONVENTION ON THE PROTECTION OF THE RIGHTS

OF ALL MIGRANT WORKERS AND MEMBERS OF THEIR FAMILIES

(KONVENSI INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HAK-HAK

SELURUH PEKERJA MIGRAN DAN ANGGOTA KELUARGANYA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

a.

bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menghormati dan menjunjung

tinggi harkat dan martabat manusia, sehingga hak asasi manusia, termasuk hak-hak seluruh

pekerja migran dan anggota keluarganya harus dilindungi, dihormati, dipertahankan dan

tidak boleh diabaikan, dikurangi atau dirampas oleh siapa pun;

b.

bahwa bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional menghormati,

menghargai, dan menjunjung tinggi prinsip dan tujuan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa

dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;

c.

bahwa Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani

International Convention on

the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families

(Konvensi Internasional mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan

Anggota Keluarganya) pada tanggal 22 September 2004 di New York;

d.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf

c, perlu mengesahkan

International Convention on the Protection of the Rights of All

Migrant Workers and Members of Their Families

(Konvensi Internasional mengenai

Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya) dengan

Undang-Undang;

Mengingat:

1.

Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2.

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3882);

3.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4012);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

(2)

www.bpkp.go.id

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL

CONVENTION ON

THE PROTECTION OF THE RIGHTS OF ALL MIGRANT WORKERS AND MEMBERS OF

THEIR FAMILIES

(KONVENSI INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN

HAK-HAK SELURUH PEKERJA MIGRAN DAN ANGGOTA KELUARGANYA).

Pasal 1

(1)

Mengesahkan

International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant

Workers and Members of Their Families

(Konvensi Internasional mengenai Perlindungan

Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya).

(2)

Salinan naskah asli

International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant

Workers and Members of Their Families

(Konvensi Internasional mengenai Perlindungan

Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya) dalam bahasa Inggris dan

terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Undang-Undang ini.

Pasal 2

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 2 Mei 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 2 Mei 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

(3)

www.bpkp.go.id

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION ON THE PROTECTION OF THE

RIGHTS OF ALL MIGRANT WORKERS AND MEMBERS OF THEIR FAMILIES

(KONVENSI INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HAK-HAK

SELURUH PEKERJA MIGRAN DAN ANGGOTA KELUARGANYA)

I. UMUM

Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia. Hak asasi manusia sebagai hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia,

bersifat universal dan langgeng, juga dilindungi, dihormati, dan dipertahankan oleh Negara

Republik Indonesia, sehingga perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia, termasuk hak-hak

seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya perlu ditingkatkan.

Pada tanggal 18 Desember 1990 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan

Resolusi Nomor A/RES/45/158 mengenai International Convention on the Protection of the

Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families (Konvensi Internasional

mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya). Resolusi

tersebut memuat seluruh hak-hak pekerja migran dan anggota keluarganya dan menyatakan akan

mengambil langkah-langkah untuk menjamin pelaksanaan Konvensi ini.

Pada tanggal 22 September 2004 di New York, Pemerintah Indonesia telah menandatangani

International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members

of Their Families (Konvensi Internasional mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja

Migran dan Anggota Keluarganya) tanpa reservasi. Penandatanganan tersebut menunjukkan

kesungguhan Negara Indonesia untuk melindungi, menghormati, memajukan dan memenuhi

hak-hak seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya, yang pada akhirnya diharapkan dapat

memenuhi kesejahteraan para pekerja migran dan anggota keluarganya.

Sebagai salah satu negara yang telah menandatangani International Convention on the Protection

of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families (Konvensi Internasional

mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya), Indonesia

memiliki komitmen untuk meratifikasi Konvensi ini. Ratifikasi Konvensi ini diharapkan dapat

mendorong terciptanya ratifikasi universal dan penerapan prinsip serta norma standar

internasional bagi perlindungan hak-hak seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya secara

global.

Dalam upaya melindungi, menghormati, memajukan dan memenuhi hak-hak pekerja migran dan

anggota keluarganya, Pemerintah Indonesia telah membentuk berbagai peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan terhadap tenaga kerja, antara lain:

1.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;

2.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

3.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;

4.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

5.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

(4)

www.bpkp.go.id

7.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;

8.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia;

9.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan

Orang;

10.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;

11.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

12.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Pokok-Pokok Isi Konvensi

1.

Pembukaan

Pembukaan berisi definisi umum mengenai istilah dan konsep yang digunakan dalam

Konvensi.

2.

Tujuan

Tujuan Konvensi ini adalah untuk menetapkan standar-standar yang menciptakan suatu

model bagi hukum serta prosedur administrasi dan peradilan masing-masing negara pihak.

Terobosan utama Konvensi ini adalah bahwa orang-orang yang memenuhi kualifikasi

sebagai pekerja migran dan anggota keluarganya, sesuai ketentuan-ketentuan Konvensi,

berhak untuk menikmati hak asasi manusia, apapun status hukumnya.

3.

Kewajiban Negara

Kewajiban negara merealisasikan hak-hak yang tercantum dalam Konvensi diberikan

kepada seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya tanpa diskriminasi.

4.

Substansi/Materi Pokok Konvensi Pekerja Migran

Setiap pekerja migran dan anggota keluarganya memiliki hak atas kebebasan untuk

meninggalkan, masuk dan menetap di negara manapun, hak hidup, hak untuk bebas dari

penyiksaan, hak untuk bebas dari perbudakan, hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan

dan beragama, hak atas kebebasan berekspresi, hak atas privasi, hak untuk bebas dari

penangkapan yang sewenang-wenang, hak diperlakukan sama di muka hukum, hak untuk

mendapatkan perlakuan yang sama dalam hak terkait kontrak/hubungan kerja, hak untuk

berserikat dan berkumpul, hak mendapatkan perawatan kesehatan, hak atas akses pendidikan

bagi anak pekerja migran, hak untuk dihormati identitas budayanya, hak atas kebebasan

bergerak, hak membentuk perkumpulan, hak berpartisipasi dalam urusan pemerintahan di

negara asalnya, hak untuk transfer pendapatan. Termasuk hak-hak tambahan bagi para

pekerja migran yang tercakup dalam kategori-kategori pekerjaan tertentu (pekerja lintas

batas, pekerja musiman, pekerja keliling, pekerja proyek, dan pekerja mandiri).

5.

Kerja Sama Internasional

Konvensi ini mengatur ketentuan-ketentuan terkait kerja sama dan koordinasi internasional

dalam pengelolaan migrasi legal dan pencegahan atau pengurangan migrasi ilegal

(tak-reguler).

6.

Laporan Negara Pihak dan Peran Komite Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran

dan Anggota Keluarganya

Negara Pihak wajib membuat laporan pelaksanaan Konvensi ini selambat-lambatnya 1 (satu)

tahun setelah Konvensi ini berlaku, dan laporan selanjutnya setiap 5 (lima) tahun dan jika

Komite Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

memintanya melalui Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.

(5)

www.bpkp.go.id

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Apabila terjadi perbedaan penafsiran terhadap terjemahannya dalam bahasa Indonesia, maka

digunakan salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggris.

Pasal 2

Cukup jelas.

(6)

Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

Disahkan Melalui Resolusi Majelis Umum PBB 45/ 158 pada tanggal 18 Desember 1990

Pembukaan

Negar a-Negar a Pihak Konvensi ini,

Memper hat ikan pr insip-pr insip yang ter kandung dalam instr umen-instr umen dasar Per ser ikatan Bangsa-Bangsa mengenai hak asasi manusia, khususnya Deklar asi Univer sal Hak Asasi Manusia,1 Kovenan Inter nasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial

dan Budaya,2 Kovenan Inter nasional tentang Hak-Hak Sipil dan

Politik,2 Konvensi Inter nasional tentang Penghapusan Segala

Bentuk Diskr iminasi Rasial,3 Konvensi Inter nasional tentang

Penghapusan Segala Bentuk Diskr iminasi ter hadap Wanita4 dan

Konvensi tentang Hak-Hak Anak,5

Memper hat ikan juga pr insip-pr insip dan standar -standar yang ditetapkan lebih lanjut dalam instr umen-instr umen ter kait yang diur aikan dalam ker angka ker ja Or ganisasi Bur uh Inter nasional (Inter national Labour Or ganisation - ILO), khususnya Konvensi tentang Migr asi untuk Beker ja (No.97), Konvensi tentang Migr asi dalam Kondisi Ter aniaya dan Pemajuan Kesetar aan Kesempatan dan Per lakuan bagi Peker ja Migr an (No.143), Rekomendasi mengenai Migr asi untuk Beker ja (No.86), Rekomendasi mengenai Peker ja Migr an (No.151), Konvensi tentang Ker ja Paksa atau Waji b (No.159), dan Konvensi tentang Penghapusan Ker ja Paksa (No.105),

1 Resolusi 217 A (III).

(7)

Menegaskan kembali pentingnya prinsip-prinsip yang ter kandung dalam Konvensi menentang Diskr iminasi dalam Pendidikan dar i Or ganisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

Per ser ikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational,

Scientific and Cultur al Or ganization - UNESCO),6

Mengingat Konvensi Menentang Penyiksaan dan Per lakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiaw i atau Mer endahkan Der ajat Manusia,7 Deklar asi Kongr es Keempat

Per ser ikatan Bangsa-Bangsa tentang Pencegahan Kejahatan dan Pembinaan Pelaku Kejahatan,8 Atur an Ber per ilaku par a Pejabat

Penegak Hukum,9 dan Konvensi-konvensi ter kait Perbudakan,10

Mengingat bahw a salah satu tujuan ILO, sebagaimana dicantumkan dalam Konstitusinya, adalah melindungi kepentingan par a peker ja ketika mer eka dipeker jakan di negar a-negar a yang bukan negar anya sendir i, dan mengingat keahlian dan pengalaman or ganisasi ter sebut dalam hal-hal yang ber kenaan dengan par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya,

Mengakui pentingnya peker jaan yang telah dilakukan ter kait dengan par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya pada ber bagai badan Per ser ikatan Bangsa-Bangsa, khususnya Komisi Hak Asasi Manusia dan Komisi untuk Pembangunan Sosial, dan dalam Or ganisasi Per tanian dan Pangan Per ser ikatan Bangsa-Bangsa, UNESCO, dan Or ganisasi Kesehatan Dunia, dan juga dalam or ganisasi inter nasional lain,

Mengakui pula kemajuan yang telah dicapai oleh beber apa Negar a secar a bilater al dan r egional, menuju per lindungan hak-hak par a

6 Per ser ikatan Bangsa-Bangsa, Seri Per janjian, vol. 429, No. 6193 7 Resolusi 39/ 46, lampir an.

8 Lihat Kongres Keempat Per ser ikatan Bangsa-Bangsa tentang Pencegahan

Kejahatan dan Per lakuan Bagi Para Pelanggar Hukum, Kyoto, Jepang, 17-26 Agustus 1970: laporan yang diper siapkan oleh Sekretar iat (publikasi Per ser ikatan Bangsa-Bangsa, Penjualan No. E.71.IV.8).

9 Resolusi 34/ 169, lampiran.

10 Lihat Hak Asasi Manusia: Sebuah Kompilasi Instr umen Inter nasional (publikasi

(8)

peker ja migr an dan anggota keluar ganya, juga pentingnya dan manfaat per janjian-per janjian bilater al dan multir ater al dalam bidang ini,

Menyadar i pentingnya dan luasnya masalah migr asi, yang melibatkan jutaan manusia dan mempengar uhi sejumlah besar Negar a dalam komunitas inter nasional,

Menyadar i dampak ar us peker ja migr an ter hadap Negar a-Negar a dan bangsa-bangsa yang ter kait, dan menginginkan ditetapkannya nor ma-nor ma yang dapat ber kontr ibusi ter hadap har monisasi sikap Negar a-Negar a ter sebut melalui pener imaan pr insip-pr insip dasar mengenai per lakuan ter hadap par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya,

Memper t imbangkan situasi ker entanan yang ser ingkali dialami par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya, antar a lain, kar ena ketidakber adaan mer eka di Negar a asal, dan kar ena kesulitan-kesulitan yang mungkin mer eka hadapi yang timbul sebagai akibat dar i keber adaan mer eka di Negar a tempat mer eka beker ja,

Meyakini bahw a hak-hak par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya belum diakui secar a memadai di mana pun dan oleh kar ena itu menghar uskan per lindungan inter nasional yang tepat,

Memper t imbangkan bahw a migr asi ser ing mengakibatkan masalah-masalah yang ser ius bagi anggota keluar ga par a peker ja migr an dan juga bagi peker ja itu sendir i, khususnya kar ena ter pisahnya keluar ga ter sebut,

(9)

Memper t imbangkan bahw a par a peker ja yang tidak memiliki dokumen atau yang ber ada dalam situasi tak-r eguler ser ingkali dipeker jakan dalam kondisi ker ja yang kur ang layak dibandingkan dengan peker ja lain dan bahw a sebagian majikan ter dor ong untuk mencar i peker ja semacam itu untuk memper oleh keuntungan dar i per saingan yang tidak sehat,

Juga memper t imbangkan bahw a pilihan untuk mempeker jakan peker ja migr an yang ber ada dalam situasi tak-r eguler akan tidak dipertimbangkan jika hak dasar dar i peker ja migr an lebih dihar gai secar a luas, dan lebih lanjut lagi, bahw a pember ian seper angkat hak tambahan kepada par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya dalam situasi r eguler akan mendor ong selur uh peker ja migr an dan majikan untuk menghor mati dan mematuhi hukum dan pr osedur yang ditetapkan oleh Negar a-Negar a yang ber sangkutan,

Meyakini adanya kebutuhan untuk mew ujudkan per lindungan inter nasional ter hadap hak-hak selur uh peker ja migr an dan anggota keluar ganya, menegaskan kembali dan menetapkan nor ma-nor ma dasar dalam konvensi yang menyelur uh yang dapat diter apkan secar a univer sal,

Telah menyepakat i hal-hal sebagai ber ikut :

BAGIAN I

Ruang lingkup dan definisi

Pasal 1

(10)

2. Konvensi ini ber laku selama selur uh pr oses migr asi par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya, yang ter diri atas per siapan untuk migr asi, keber angkatan, tr ansit dan keselur uhan masa tinggal dan aktivitas yang dibayar di Negar a t ujuan ker ja, dan juga kembalinya ke Negar a asal atau Negar a tempat tinggal mer eka.

Pasal 2

Untuk tujuan Konvensi ini :

1. istilah “peker ja migr an” mengacu pada seseor ang yang akan, tengah, atau telah melakukan aktivitas yang dibayar di suat u Negar a di mana ia bukan mer upakan w ar ga negar a;

2. (a) istilah “peker ja lintas batas” mengacu pada peker ja migr an yang ber tempat tinggal di suatu Negar a tetangga yang ia biasa pulang setiap har i atau setidaknya sekali dalam seminggu;

(b) istilah “peker ja musiman” mengacu pada peker ja migr an yang sifat peker jaannya ber gantung pada kondisi musiman dan dilakukan hanya dalam sebagian w aktu setiap tahunnya;

(c) istilah “pelaut” yang mencakup nelayan, mengacu pada seor ang peker ja migr an yang dipeker jakan di atas kapal yang ter daftar di suatu Negar a yang ia bukan mer upakan w ar ga negar anya;

(d) istilah “peker ja pada instalasi lepas pantai” mengacu pada peker ja migr an yang dipeker jakan pada suatu instalasi lepas pantai yang ber ada di baw ah yur isdiksi suatu Negar a yang ia bukan mer upakan w ar ga negar anya;

(e) istilah “peker ja keliling” mengacu pada seor ang peker ja migr an yang har us beper gian ke Negar a atau Negar a-Negar a

lain untuk w aktu singkat sehubungan dengan sifat

(11)

(f) istilah “peker ja pr oyek” mengacu pada seor ang peker ja migr an yang diter ima di suatu Negar a tujuan ker ja untuk jangka w aktu ker ja ter tentu semata-mata untuk pr oyek ter tentu yang dilaksanakan di Negar a ter sebut oleh majikannya;

(g) istilah “peker ja dengan peker jaan ter tentu” mengacu pada peker ja migr an yang :

(i) dipeker jakan oleh majikannya untuk jangka w aktu yang ter batas dan ter tentu ke suatu Negar a tujuan ker ja, untuk melakukan tugas atau peker jaan ter tentu;

(ii) untuk jangka w aktu yang ter batas dan tertentu

melakukan peker jaan yang memer lukan keahlian

pr ofesional, komer sial, teknis, atau keahli an sangat khusus lain; atau

(iii) atas per mintaan majikannya di Negar a tujuan ker ja, untuk jangka w aktu yang ter batas dan ter tentu, melakukan peker jaan yang ber sifat sementar a atau singkat; dan dihar uskan untuk meninggalkan Negar a tujuan ker ja, bai k pada saat ber akhir izin tinggalnya atau sebelumnya, apabil a ia tidak lagi melakukan tugas atau kew ajiban ter tentu yang diper intahkan kepadanya;

(h) istilah “peker ja mandir i’’ mengacu pada peker ja migr an yang melakukan aktivitas yang dibayar dan tidak ber ada di baw ah per janjian ker ja, mencar i nafkah melalui kegiatan ini seor ang dir i atau ber sama anggota keluar ganya, ser ta peker ja migr an lain yang diakui sebagai peker ja mandir i menur ut kententuan hukum yang ber laku di negar a tujuan beker ja atau menur ut per janjian bilater al atau multilater al.

Pasal 3

Konvensi ini tidak boleh ber laku bagi :

(12)

w ilayahnya untuk menjalankan tugas r esmi, yang kedatangan dan statusnya diatur oleh hukum inter nasional umum atau oleh per janjian inter nasional atau konvensi khusus;

(b) or ang-or ang yang dikirim atau dipeker jakan oleh suatu Negar a atau atas nama Negar a di luar wilayahnya, yang ber par tisipasi dalam pr ogr am pembangunan dan pr ogr am ker ja sama lain, yang kedatangan dan statusnya diatur oleh per janjian dengan Negar a tujuan ker ja, dan yang sesuai dengan per janjian ter sebut, tidak dianggap sebagai peker ja migr an;

(c) or ang-or ang yang ber tempat tinggal di Negar a yang ber beda dengan Negar a asalnya sebagai penanam modal;

(d) pengungsi atau or ang tanpa kew ar ganegar aan, kecuali ketentuan tentang hal ini ditetapkan dalam ketentuan hukum nasional, atau dalam instr umen inter nasional yang ber laku bagi Negar a Pihak ter sebut;

(e) pelajar dan peser ta pelatihan;

(f) pelaut dan peker ja pada suatu instalasi lepas pantai yang belum memper oleh izin tinggal dan melakukan aktivitas yang dibayar di Negar a tujuan ker ja.

Pasal 4

Untuk tujuan Konvensi ini, istilah “anggota keluar ga” mengacu pada or ang-or ang yang kaw in dengan peker ja migr an atau mempunyai hubungan dengannya, yang menur ut hukum yang ber laku ber akibat sama dengan per kaw inan, dan juga anak-anak mer eka yang menjadi tanggungan dan or ang-or ang lain yang menjadi tanggungan mer eka yang diakui sebagai anggota keluar ga ber dasar kan ketentuan hukum yang ber laku, atau menur ut per janjian bilater al atau multilater al antar a Negar a-Negar a yang ber sangkutan.

Pasal 5

(13)

(a) dianggap telah memiliki dokumen atau ber ada dalam situasi r eguler apabila mer eka diizinkan masuk, ber tempat tinggal dan melakukan aktivitas yang dibayar di Negar a tujuan ker ja, sesuai dengan hukum Negar a ter sebut dan per janjian-per janjian int er nasional yang Negar a ter sebut menjadi pihak;

(b) dianggap tidak memiliki dokumen atau ber ada dalam situasi tak-r eguler apabila mer eka tidak mematuhi ketentuan yang diatur dalam sub-ayat (a) Pasal ini.

Pasal 6

Untuk tujuan Konvensi ini :

(a) istilah “Negar a asal” ber ar ti negar a dimana or ang yang ber sangkutan mer upakan w ar ga Negar a;

(b) istilah “Negar a tujuan ker ja” ber ar ti negar a dimana peker ja migr an akan, tengah atau telah melakukan aktivitas yang dibayar , sebagaimana adanya;

(c) istilah “Negar a tr ansit” adalah negar a yang disinggahi oleh or ang yang ber sangkutan dalam per jalanan ke negar a tujuan ker ja atau dar i negar a tujuan ker ja ke negar a asal atau tempat tinggalnya.

BAGIAN II

Non-diskr iminasi dalam kaitan dengan hak

Pasal 7

(14)

BAGIAN III

Hak asasi manusia bagi seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya

Pasal 8

1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us bebas untuk meninggalkan negar a mana pun, ter masuk negar a asal mer eka. Hak ini tidak boleh dibatasi kecuali sebagaimana ditetapkan oleh hukum, diper lukan untuk melindungi keamanan nasional, keter tiban umum, kesehatan dan mor al umum, atau hak-hak dan kebebasan-kebebasan or ang lain, dan yang sesuai dengan hak-hak lain yang diakui dalam Konvensi ini.

2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak untuk memasuki dan tinggal di negar a asalnya setiap saat.

Pasal 9

Hak hidup par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us dilindungi oleh hukum.

Pasal 10

Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya boleh dijadikan sasar an penyiksaan atau per lakuan atau penghukuman yang kejam, tidak manusiaw i dan mer endahkan mar tabat.

Pasal 11

1. Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya boleh diper budak atau diper hambakan.

2. Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya boleh diw ajibkan untuk melakukan ker ja paksa atau ker ja w ajib.

(15)

4. Untuk tujuan Pasal ini, istilah “ker ja paksa atau ker ja w ajib” tidak bolehmencakup :

(a) setiap peker jaan atau jasa yang tidak disebutkan dalam ayat 3 Pasal ini yang biasanya diw ajibkan kepada or ang yang ditahan atas per intah yang sah dar i pengadilan atau kepada or ang yang tengah menjalani pembebasan ber syar at dar i penahanan ter sebut;

(b) setiap tindakan yang dituntut untuk dilakukan dalam keadaan dar ur at atau bencana yang mengancam kehidupan atau penghidupan masyar akat;

(c) setiap peker jaan atau jasa yang mer upakan bagian dar i kew ajiban sipil umum sepanjang peker jaan itu diw ajibkan juga kepada w ar ga negar a dar i Negar a yang ber sangkutan.

Pasal 12

1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak atas kebebasan ber pikir , ber keyakinan, dan ber agama. Hak ini har us mencakup kebebasan untuk memeluk atau menganut suatu agama atau keper cayaan atas pilihan dan kebebasannya untuk menjalankan agama atau keper cayaan dalam ber ibadah, penaatan, pengamalan, dan pengajar an, secar a sendir i atau dalam masyar akat ber sama-sama dengan or ang lain, baik di tempat umum atau pr ibadi.

2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya tidak boleh

menjadi sasar an pemaksaan yang dapat mengganggu

kebebasannya untuk memeluk atau menganut agama atau keper cayaan pilihannya.

(16)

4. Negar a-Negar a Pihak dalam Konvensi ini ber upaya untuk menghor mati kebebasan par a or ang tua, yang setidaknya salah satu di antar anya adalah peker ja migr an, dan apabila dimungkinkan, w ali yang sah, untuk memastikan bahw a pendidikan agama dan mor al bagi anak-anak mer eka sesuai dengan keyakinan mer eka sendir i.

Pasal 13

1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak untuk ber pendapat tanpa campur tangan.

2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak atas kebebasan ber ekspr esi; hak ini har us ter masuk kebebasan untuk mencar i, mener ima dan member ikan infor masi dan gagasan apa pun, ter lepas dar i pembatas-pembatas, baik secar a lisan, tulisan atau dalam bentuk cetakan, kar ya seni, atau melalui media lain pilihannya.

3. Pelaksanaan hak yang ditentukan dalam ayat 2 Pasal ini menimbulkan kew ajiban dan tanggung jaw ab khusus. Oleh kar ena itu, pelaksanaan hak ini dapat dikenai pembatasan ter tentu yang hanya boleh dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan diper lukan ;

(a) untuk menghor mati hak-hak atau nama baik or ang lain;

(b) untuk melindungi keamanan nasional Negar a-Negar a yang ber sangkutan atau keter tiban umum atau kesehatan publik atau mor al;

(c) untuk tujuan mencegah segala pr opaganda per ang;

(d) untuk tujuan mencegah segala upaya yang mendor ong kebencian ber dasar kan kebangsaan, r as, atau agama yang mer upakan penghasutan untuk melakukan diskr iminasi, per musuhan, atau tindak keker asan.

Pasal 14

(17)

komunikasi lain, atau secar a tidak sah diser ang kehor matan dan nama baiknya. Setiap peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak atas per lindungan hukum ter hadap gangguan atau ser angan seper ti itu.

Pasal 15

Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya boleh secar a sew enang-w enang dir ampas har ta bendanya, baik yang dimiliki sendir i maupun ber sama-sama dengan or ang lain. Apabila menur ut ketentuan hukum yang ber laku di Negar a tujuan ker ja, aset peker ja migr an atau anggota keluar ganya disita baik sebagian maupun selur uhnya, or ang yang ber sangkutan harus memiliki hak untuk memper oleh kompensasi yang adil dan memadai.

Pasal 16

1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak atas kebebasan dan keamanan pr ibadi.

2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak atas per lindungan yang efektif dar i Negar a ter hadap tindak keker asan, ceder a fisik, ancaman, intimidasi yang dilakukan oleh apar at pemer intah atau oleh or ang per seor angan, kelompok, atau lembaga.

3. Ver ifikasi apa pun oleh apar at penegak hukum mengenai identitas par a peker ja migr an dan anggota keluaganya har us dilaksanakan sesuai dengan pr osedur yang ditetapkan menur ut hukum.

4. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya, baik secar a per seor angan maupun secar a kolektif, tidak boleh menjadi sasar an penangkapan atau penahan yang sew enang-w enang; mer eka tidak boleh dir ampas kebebasannya kecuali ber dasar kan alasan-alasan yang sah dan sesuai dengan pr osedur yang ditetapkan menur ut hukum.

(18)

mer eka pahami, dan har us seseger a mungkin diberi tahu tuduhan yang dikenakan ter hadapnya dalam bahasa yang mer eka pahami .

6. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang ditangkap atau ditahan ber dasar kan tuduhan pidana har us seger a dihadapkan kepada hakim atau pejabat lain yang diber i kew enangan menur ut hukum untuk menjalankan kekuasaan per adilan dan har usmempunyai hak diadili dalam jangka w akt u yang w ajar atau dibebaskan. Bukan mer upakan suatu ketentuan umum bahw a selama menunggu untuk diadili mer eka har us ditahan, tetapi pembebasan dapat diber ikan atas dasar jaminan untuk hadir pada per sidangan, pada setiap pr oses per adilan, dan pada pelaksanaan putusan, apabila diputuskan demikian.

7. Apabila seor ang peker ja migr an dan anggota keluar ganya ditangkap atau dipenjar a atau ditahan selama menunggu untuk diadili atau ditahan dalam bentuk lain:

(a) pejabat konsuler atau diplomatik Negar a asalnya atau Negar a yang mew akili kepentingan Negar a ter sebut w ajib diber itahukan dengan seger a penangkapan atau penahanan ter sebut ser ta alasan-alasannya, apabila yang ber sangkutan memintanya;

(b) or ang yang ber sangkutan har us memiliki hak untuk ber komunikasi dengan pejabat-pejabat yang disebutkan di atas; komunikasi ter sebut har us seger a disampaikan, dan ia har us memiliki hak untuk mener ima komunikasi yang dikir imkan oleh pejabat ter sebut dengan seger a;

(c) or ang yang ber sangkutan har us seger a diber i tahu hak-hak ini dan hak-hak yang ber asal dar i per janjian yang r elevan, jika ada, yang ber laku antar a Negar a-Negar a yang ber sangkutan, untuk ber kor espondensi dan ber temu dengan pejabat di atas dan membuat pengatur an untuk pengacar a mer eka.

(19)

dapat seger a memutuskan keabsahan penahanan mer eka dan memer intahkan pembebasan apabila penahanan ter sebut ter nyata tidak sah menur ut hukum. Dalam mengikuti pr oses ter sebut, par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memper oleh bantuan, jika per lu tanpa biaya, seor ang pener jemah jika mer eka tidak memahami atau ber bicar a bahasa yang digunakan.

9. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang telah menjadi kor ban penangkapan atau penahanan yang tidak sah, har us memiliki hak untuk mendapat ganti r ugi.

Pasal 17

1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang dir ampas kebebasannya har us diper lakukan secar a manusiaw i dan dengan penghor matan atas mar tabat yang melekat pada dir i manusia dan pada identitas budaya mer eka.

2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang dituduh har us, kecuali dalam keadaan-keadaan luar biasa, dipisahkan dar i or ang yang telah dipidana dan har us diper lakukan secar a ber beda sesuai dengan statusnya sebagai or ang yang belum dipidana. Ter dakw a di baw ah umur har us dipisahkan dar i or ang dew asa dan seseger a mungkin dihadapkan pada sidang pengadilan.

3. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang ditahan di suatu Negar a tr ansit atau Negar a tujuan ker ja kar ena pelanggar an ter hadap ketentuan yang ber kenaan dengan migr asi, har us sedapat mungkin dipisahkan dar i or ang-or ang yang sudah dijatuhi hukuman atau or ang-or ang yang tengah menunggu penundaan per sidangan.

(20)

5. Selama ditahan atau dipenjar a, par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us menikmati hak-hak yang sama dengan w ar ga negar a untuk dikunjungi anggota keluar ganya.

6. Apabila seor ang peker ja migr an dir ampas kebebasannya, pejabat yang ber w enang dar i Negar a yang ber sangkutan w ajib memper hatikan masalah-masalah yang mungkin dihadapi oleh anggota keluar ganya, khususnya pasangan dan anak-anaknya yang di baw ah umur .

7. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang menjadi sasar an penahanan dan hukuman penjar a sesuai dengan hukum yang ber laku di Negar a tujuan ker ja atau di Negar a tr ansit, har us menikmati hak-hak yang sama sebagaimana diter apkan kepada w ar ga negar a dar i Negar a-Negar a ter sebut pada situasi yang sama.

8. Apabila seor ang peker ja migr an dan anggota keluar ganya ditahan dengan maksud untuk melakukan ver ifikasi atas pelanggar an ter hadap ketentuan yang ber kenaan dengan migr asi, yang ber sangkutan tidak boleh dibebani biaya yang ditimbulkan.

Pasal 18

1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak yang setar a dengan w ar ga negar a dar i Negar a yang ber sangkutan di hadapan pengadilan dan tribunal. Dalam

menentukan tuduhan kejahatan ter hadap mer eka atau

menentukan hak-hak dan kew ajiban mer eka yang digugat secar a hukum, mer eka har us memiliki hak untuk menjalani dengar pendapat yang adil oleh tr ibunal yang kompeten, independen, dan impar sial oleh hukum.

2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang dituntut atas suatu tindak pidana har us memiliki hak pr aduga tak-ber salah sampai ter bukti sesuai dengan hukum yang ber laku.

(21)

(a) untuk diinfor masikan secar a baik dan jelas dengan bahasa yang mer eka pahami mengenai penyebab adanya tuntutan ter hadap mer eka;

(b) untuk memiliki w aktu dan fasilit as yang memadai guna melakukan per siapan pembelaan atas tuntutan ter hadap mer eka dan ber komunikasi dengan pengacar a yang mer eka pilih sendir i;

(c) untuk diadili tanpa penundaan yang tidak semestinya;

(d) untuk diadili dengan kehadir an mer eka dan untuk membel a dir i mer eka secar a pr ibadi atau melalui penasihat hukum atas pilihan mer eka sendir i; untuk diinfor masikan, jika mer eka tidak memiliki penasihat hukum, akan adanya hak ini; dan untuk memiliki penasihat hukum yang ditugasi mendampingi mer eka, dalam keadaan apa pun ketika kepentingan keadilan sangat dibutuhkan dan tanpa pembayar an oleh mer eka dalam hal ini jika mer eka tidak memiliki sumber pembiayaan yang cukup;

(e) untuk memer iksa atau telah memer iksa saksi-saksi yang melaw an mer eka dan untuk memper oleh kehadir an dan pemer iksaan atas saksi-saksi pada pihak mer eka dengan kondisi yang sama dengan saksi-saksi yang melaw an mer eka;

(f) untuk memper olah bantuan cuma-cuma dar i seor ang pener jemah jika mer eka tidak memahami atau tidak menutur kan bahasa yang digunakan di negar a setempat;

(g) tidak dipaksa untuk ber saksi melaw an dir i mer eka sendir i atau untuk mengaku ber salah.

4. Pada kasus yang menimpa anak di baw ah umur , pr osedur yang diambil w ajib memper hatikan umur mer eka dan dor ongan untuk memajukan r ehabilitasi mer eka.

(22)

6. Apabila seor ang peker ja migr an atau seor ang anggota keluar ganya, oleh putusan akhir pengadilan, telah diputuskan ber salah atas tindak pidana dan apabila kemudian keputusan ber salah ter sebut telah dibalikkan atau ia telah diber ikan pengampunan atas dasar bar u penemuan fakta atau penemuan fakta bar u yang menyimpulkan bahw a telah ter jadi kesalahan per adilan, or ang ter sebut yang telah menjalani hukuman sebagai akibat dar i keputusan ber salah ter sebut har us dikompensasi menur ut hukum, kecuali ter bukti bahw a tidak ter ungkapnya fakta-fakta yang tidak diketahui ter sebut secar a keselur uhan atau sebagian yang melekat pada or ang ter sebut.

7. Tidak seor ang pun peker ja migr an dan anggota keluar ganya boleh diadili atau dihukum kembali atas kejahatan yang ia telah diputuskan ber salah ataupun tidak ber salah ber dasar kan hukum dan pr osedur hukum pidana yang ber laku di negar a yang ber sangkutan.

Pasal 19

1. Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya boleh dinyatakan ber salah atas suatu tindak pidana kar ena tindakan atau kelalaian yang bukan mer upakan tindak pidana ber dasar kan hukum nasional atau inter nasional pada saat dilakukannya tindak pidana ter sebut, tidak pula diper bolehkan untuk dijatuhkan hukuman yang lebih ber at dar ipada hukuman yang ber laku pada saat tindak pidana ter sebut dilakukan. Apabila setelah dilakukannya suatu tindak pidana muncul ketetapan yang lebih r ingan hukumannya, i a har us mendapatkan keuntungan dar i ketetapan ter sebut.

2. Per timbangan kemanusiaan yang ber kenaan dengan status peker ja migr an, khususnya sehubungan dengan haknya untuk tinggal dan beker ja, har us diper hatikan dalam menjatuhkan hukuman atas tindak pidana yang dilakukan oleh peker ja migr an atau anggota keluar ganya.

Pasal 20

(23)

2. Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya boleh dir ampas haknya atas izin tinggal atau izin ker ja, atau diusir semata-mata atas dasar kegagalan memenuhi suatu kew ajiban yang muncul dar i per janjian ker ja, kecuali pemenuhan kew ajiban dimaksud mer upakan ketentuan dar i diter bitkannya izin ter sebut.

Pasal 21

Adalah tindakan melaw an hukum bagi setiap or ang, kecuali oleh apar at pemer intah yang diber i kew enangan oleh hukum, untuk menyita, menghancur kan atau mencoba menghancur kan dokumen identitas, dokumen yang member i izin masuk atau tinggal, ber tempat tinggal atau dokumen penting lain yang diper lukan di w ilayah nasional atau izin ker ja. Tidak satu pun penyitaan r esmi

atas dokumen-dokumen ter sebut boleh dilakukan tanpa

member ikan tanda ter ima ter per inci. Dalam hal apa pun tidak dibolehkan untuk menghancur kan paspor atau dokumen yang setar a milik peker ja migr an atau anggota keluar ganya.

Pasal 22

1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya tidak boleh menjadi sasar an kebijakan pengusir an secar a massal. Setiap kasus pengusir an har us diper iksa dan diputuskan sendir i-sendiri.

2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya hanya dapat diusir dar i w ilayah suatu Negar a Pihak atas suatu keput usan yang diambil oleh pejabat yang ber w enang sesuai dengan hukum.

3. Keputusan ter sebut w ajib dikomunikasikan kepada mer eka dalam bahasa yang mer eka pahami. Atas per mintaan mer eka, kecuali mer upakan kew ajiban, keputusan itu w ajib disampaikan secar a ter tulis dan, kecuali dalam keadaan ter kait keamanan

nasional, beser ta alasan-alasannya. Or ang-or ang yang

ber sangkutan w ajib diber i tahu mengenai hak-hak ini sebelum atau selambat-lambatnya pada saat keputusan itu diambil.

(24)

mer eka tidak boleh diusir dan untuk meminta kasusnya ditinjau kembali oleh pejabat yang ber w enang, kecuali ditentukan sebaliknya, dengan alasan keamanan nasional. Selama menunggu peninjauan kembali, or ang-or ang yang ber sangkutan har us memiliki hak untuk meminta penundaan keputusan pengusir an ter sebut.

5. Apabila keputusan pengusir an yang telah ditetapkan kemudian dibatalkan, or ang yang ber sangkutan har us memiliki hak untuk menuntut ganti r ugi menur ut hukum, dan keputusan yang per tama tidak boleh diper gunakan untuk mencegahnya memasuki kembali negar a yang ber sangkutan.

6. Dalam hal pengusir an, or ang-or ang yang ber sangkutan har us memiliki hak atas kesempatan yang cukup sebelum atau sesudah keber angkatannya, untuk menyelesaikan pembayar an gaji atau hak lain yang har us diber ikan dan juga utang-utangnya.

7. Tanpa mengur angi pelaksanaan keputusan pengusir an, seor ang peker ja migr an atau anggota keluar ganya yang menjadi sasar an keputusan ter sebut dapat memohon untuk memasuki suatu negar a yang bukan negar a asalnya.

8. Dalam hal pengusir an seor ang peker ja migr an atau anggota

keluar gannya, biaya pengusir an tidak boleh dibebankan

kepadanya. Or ang yang ber sangkutan dapat diminta untuk membayar biaya per jalanannya sendir i.

9. Pengusir an dar i negar a tempat beker ja tidak boleh mengur angi hak apa pun yang telah diper oleh peker ja migr an atau anggota keluar ganya sesuai dengan hukum negar a ter sebut , ter masuk hak untuk mener ima gaji dan hak lain yang har us diter imanya.

Pasal 23

(25)

diakui dalam Konvensi ini dilanggar . Khusus dalam hal pengusir an, or ang yang ber sangkutan w ajib diber i tahu mengenai hak ini dengan seger a dan pejabat dar i Negar a yang melakukan pengusir an w ajib memfasilitasi pelaksanan hak ter sebut.

Pasal 24

Setiap peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memi liki hak untuk diakui di mana pun sebagai pr ibadi di hadapan hukum.

Pasal 25

1. Par a Peker ja migr an har us mendapatkan per lakuan yang tidak kur ang menguntungkan dar ipada yang diter apkan pada w ar ga negar a dar i Negar a tujuan ker ja dalam hal penggajian dan :

(a) ketentuan ker ja lain, yaitu uang lembur , jam ker ja, istir ahat mingguan, libur an dengan dibayar , keselamatan, kesehatan, pemutusan hubungan ker ja, dan ketentuan ker ja lain yang menur ut hukum dan pr aktik nasional dicakup dalam ketentuan ini;

(b) per syar atan ker ja lain, yaitu usia minimum untuk beker ja, pembatasan ter hadap peker jaan per usahaan yang dilakukan di r umah, dan hal-hal lain yang menur ut hukum dan pr aktik nasional dianggap sebagai per syar atan ker ja.

2. Pengur angan pr insip per samaan per lakuan yang dicantumkan dalam ayat 1 dar i Pasal ini dar i per janjian ker ja per seor angan, adalah tindakan yang melanggar hukum.

(26)

Pasal 26

1. Negar a-Negar a Pihak mengakui hak par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya :

(a) untuk mengambil bagian dalam per temuan-per temuan dan kegiatan-kegiatan ser ikat peker ja dan per kumpulan lain yang

dibentuk menur ut hukum, dengan pandangan untuk

melindungi kepentingan ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain, selama sesuai dengan per atur an or ganisasi yang bersangkutan;

(b) untuk ber gabung secar a bebas pada ser ikat peker ja dan per kumpulan-per kumpulan ter sebut di atas, selama sesuai dengan per atur an or ganisasi yang ber sangkutan;

(c) untuk mencar i bantuan dan sumbangan dar i ser ikat peker ja dan per kumpulan-per kumpulan ter sebut di atas.

2. Tidak satu pun pembatasan dapat diber lakukan ter hadap pelaksanaan hak-hak ini, kecuali pembatasan yang diatur oleh hukum dan yang diper lukan dalam masyar akat demokr atis demi

kepentingan keamanan nasional, keter tiban umum, atau

per lindungan hak-hak dan kebebasan-kebebasan or ang lain.

Pasal 27

1. Ber kenaan dengan jaminan sosial, par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us menikmati per lakuan yang sama dengan w ar ga negar a di Negar a tujuan ker ja, selama mer eka memenuhi per syar atan yang ditetapkan oleh ketentuan hukum yang ber laku di Negar a ter sebut ser ta per janjian bilater al dan multilater al yang ber laku. Pejabat ber w enang negar a asal dan negar a tujuan ker ja sew aktu-w aktu dapat membuat pengatur an yang diper lukan untuk menentukan tata car a pelaksanaan nor ma ini.

(27)

sejumlah kontr ibusi yang dibayar kan mer eka ter kait dengan tunjangan itu sebagaimana diter apkan kepada w ar ga negar anya pada situasi yang sama.

Pasal 28

Par a Peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak untuk mener ima per aw atan kesehatan yang sangat mendesak yang diper lukan untuk kelangsungan hidup mer eka atau untuk mencegah ker usakan yang tidak dapat diper baiki pada kesehatan mer eka, ber dasar kan kesetar aan per lakuan dengan w ar ga negar a dar i Negar a yang ber sangkutan. Per aw atan medis mendesak semacam itu tidak boleh ditolak oleh Negar a dengan alasan adanya hal yang sifatnya tak-r eguler yang ber kaitan dengan masa tinggal atau peker jaan mer eka.

Pasal 29

Setiap anak peker ja migr an har us memiliki hak at as suatu nama, pendaftar an kelahir an, dan kew ar ganegar aan.

Pasal 30

Setiap anak peker ja migr an har us memiliki hak dasar atas akses pada pendidikan ber dasar kan kesetar aan per lakuan dengan w ar ga negar a dar i Negar a yang ber sangkutan. Akses pada lembaga-lembaga pendidikan pr asekolah atau sekolah umum tidak boleh ditolak atau dibatasi dengan alasan situasi tak-r eguler yang ber kaitan dengan masa tinggal atau peker jaan salah satu or angtuanya, atau ber dasar kan alasan yang sifatnya tak-r eguler ter kait masa tinggal anak ter sebut di Negar a tujuan ker ja.

Pasal 31

1. Negar a-Negar a Pihak w ajib menjamin penghor matan pada identitas budaya par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya, dan tidak boleh mencegah mer eka untuk memper tahankan hubungan budaya dengan Negar a asal mer eka.

(28)

Pasal 32

Pada saat ber akhir nya masa tinggal mer eka di Negar a tujuan ker ja, par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak untuk memindahkan pendapatan dan tabungan mer eka ser ta, sesuai dengan ketentuan hukum yang ber laku di Negar a-Negar a yang ber sangkutan, bar ang-bar ang milik pr ibadi mer eka.

Pasal 33

1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memi liki hak untuk diber i tahu oleh Negar a asal, Negar a tujuan ker ja, atau Negar a tr ansit mengenai :

(a) hak-hak mer eka yang ditimbulkan oleh Konvensi ini;

(b) ketentuan mengenai pener imaan, hak-hak dan kew ajiban mer eka menur ut hukum dan pr aktik di Negar a yang ber sangkutan ser ta hal lain yang ser upa yang memungkinkan mer eka untuk menaati ketentuan administr atif dan ketentuan lain di Negar a ter sebut.

2. Negar a-Negar a Pihak w ajib mengambil selur uh kebijakan yang mer eka anggap tepat untuk menyebar luaskan infor masi ter sebut di atas, atau untuk memastikan bahw a infor masi itu telah diber ikan oleh majikan, ser ikat peker ja dan badan-badan atau lembaga-lembaga lain yang sesuai. Jika per lu, mer eka w ajib beker ja sama dengan Negar a-Negar a lain yang ber sangkutan.

3. Infor masi yang memadai ter sebut w ajib diber ikan atas per mintaan peker ja migr an dan anggota keluar ganya secar a cuma-cuma, dan sejauh dimungkinkan dalam bahasa yang mer ek a pahami.

Pasal 34

(29)

Pasal 35

Tidak satu pun bagian dar i Konvensi ini boleh diar tikan sebagai maksud untuk menjadikan situasi r eguler bagi par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang tidak memiliki dokumen, atau ber ada dalam suatu situasi tak-r eguler , ser ta tidak boleh mengabaikan kebijakan yang dimaksudkan untuk memastikan kondisi yang baik dan setar a untuk migr asi inter nasional sebagaimana ditentukan dalam bagian VI Konvensi ini.

BAGIAN IV

Hak lain dari para pekerja migran dan anggota keluarganya yang memiliki dokumen atauyang berada dalam situasi

reguler

Pasal 36

Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang memiliki dokumen atau ber ada dalam situasi r eguler di Negar a tujuan ker ja har us menikmati hak-hak yang ditentukan dalam bagian IV dar i Konvensi, selain hak-hak yang telah ditentukan dalam bagian III.

Pasal 37

Sebelum keber angkatannya, atau selambat-lambat nya pada saat diter imanya mer eka di Negar a tujuan ker ja, par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak untuk diinfor masikan sepenuhnya oleh Negar a asal atau Negar a tujuan beker ja, jika per lu, mengenai semua ketentuan yang ber laku bagi pener imaan mer eka, dan khususnya mengenai masa tinggal mer eka dan aktivitas yang dibayar yang mer eka dapat lakukan, ser ta per syar atan yang har us mer eka penuhi di Negar a tujuan ker ja, dan juga pejabat yang har us mer eka hubungi apabila ada per ubahan atas ketentuan ter sebut.

Pasal 38

(30)

apabila hal ter sebut ter jadi. Dalam melakukan hal ini, Negar a tujuan ker ja w ajib memper hatikan kebutuhan dan kew ajiban khusus par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya, khususnya di Negar a asal mer eka.

2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak untuk diber i tahu sepenuhnya mengenai per syar atan cuti sementar a yang diizinkan.

Pasal 39

1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak atas kebebasan ber ger ak di w ilayah Negar a tujuan ker ja dan kebebasan memilih tempat tinggalnya di w ilayah ter sebut.

2. Hak-hak yang disebutkan dalam ayat 1 Pasal ini tidak boleh dikenai pembatasan apa pun kecuali yang ditetapkan oleh hukum, yang diper lukan guna melindungi keamanan nasional, keter tiban umum, kesehatan atau mor al masyar akat, atau hak-hak dan kebebasan-kebebasan or ang lain, dan yang sesuai dengan hak lain yang diakui dalam Konvensi ini.

Pasal 40

1. Par a Peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak untuk membentuk per kumpulan dan ser ikat peker ja di Negar a tujuan ker ja untuk pemajuan dan per lindungan kepentingan ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.

2. Tidak satu pun pembatasan dapat diber lakukan ter hadap pelaksanaan hak ini kecuali pembatasan yang diatur oleh hukum, dan yang diper lukan dalam masyar akat demokr atis demi

kepentingan keamanan nasional, keter tiban umum, atau

per lindungan atas hak-hak dan kebebasan-kebebasan or ang lain.

Pasal 41

(31)

2. Negar a-Negar a yang ber sangkutan w ajib, jika per lu dan sesuai dengan ketentuan hukum, memfasilitasi pelaksanaan hak-hak ini.

Pasal 42

1. Negar a-Negar a Pihak w ajib memper timbangkan penetapan pr osedur -pr osedur atau lembaga-lembaga yang dapat member ikan per hatian, baik di Negar a asal maupun di Negar a tujuan ker ja, mengenai kebutuhan khusus, aspir asi dan kew ajiban par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya, dan w ajib mer encanakan, jika per lu, kemungkinan bagi par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya untuk secar a bebas memilih w akil-w akil mer ek a dalam lembaga-lembaga ter sebut.

2. Negar a tujuan ker ja w ajib memfasilitasi, sesuai dengan ketentuan hukum nasional, konsultasi atau par tisipasi par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya dalam keputusan-keputusan mengenai kehidupan dan tata administr asi komunitas setempat.

3. Par a peker ja migr an dapat menikmati hak-hak politik di Negar a tujuan ker ja apabila Negar a itu, dalam pelaksanaan kedaulatannya, member ikan hak-hak politikter sebut.

Pasal 43

1. Par a peker ja migr an har us menikmati kesetar aan per lakuan dengan w ar ga negar a dar i Negar a tujuan ker ja dalam kaitan dengan :

(a) akses pada lembaga-lembaga dan pelayanan-pelayanan pendidikan dengan tunduk pada per syar atan pener imaan dan per atur an lain dar i lembaga atau pelayanan yang ter sebut;

(b) akses pada bimbingan kejur uan dan pelayanan

penempatan;

(c) akses pada pelatihan kejur uan ser ta fasilitas dan lembaga pelatihan-ulang;

(32)

(e) akses pada pelayanan sosial dan kesehatan, dengan ketentuan per syar atan keikutser taan dalam skema-skem a ter sebut dipenuhi;

(f) akses pada per usahaan-per usahaan koper asi dan sw akelol a yang tidak boleh mengakibatkan per ubahan dalam status migr asi mer eka, dan har us tunduk pada peratur an dan ketentuan dar i badan yang ber sangkutan;

(g) akses dan par tisipasi pada kehidupan budaya.

2. Negar a-Negar a Pihak w ajib memajukan kondisi untuk

memastikan kesetar aan per lakuan yang efektif untuk

memungkinkan par a peker ja migr an menikmati hak-hak yang disebutkan dalam ayat 1 Pasal ini, apabila persyar atan masa tinggal mer eka, sebagaimana diizinkan oleh Negar a tujuan ker ja, memenuhi per syar atan yang tepat.

3. Negar a tujuan ker ja tidak boleh mencegah majikan par a peker ja migr an untuk membangun per umahan atau fasilitas sosial atau budaya bagi mer eka. Ber dasar kan Pasal 70 Konvensi ini, Negar a tujuan ker ja dapat mendir ikan fasilitas semacam ini sesuai dengan per syar atan-per syar atan yang secar a umum ber laku di Negar a ter sebut mengenai pendir ian fasilitas ter sebut.

Pasal 44

1. Negar a-Negar a Pihak, dengan mengakui bahwa keluar ga mer upakan satuan kelompok masyar akat yang alami dan mendasar ser ta ber hak atas per lindungan masyar akat dan Negar a, w ajib mengambil kebijakan yang tepat untuk memastikan per lindungan ter hadap kesatuan keluar ga par a peker ja migr an.

(33)

3. Negar a tujuan ker ja, ber dasar kan alasan-alasan kemanusiaan, w ajib memper timbangkan dengan baik pember ian per lakuan yang setar a, sebagaimana ditentukan dalam ayat 2 Pasal ini, kepada anggota keluar ga lain dar i peker ja migr an.

Pasal 45

1. Anggota keluar ga par a peker ja migr an har us, di Negar a tujuan ker ja, menikmati kesetar aan per lakuan dengan w ar ga negar a dar i Negar a ter sebut dalam kaitan dengan :

(a) akses pada lembaga-lembaga dan pelayanan-pelayanan pendidikan, dengan tunduk pada per syar atan pener imaan dan per atur an lain dar i lembaga dan pelayanan ter sebut;

(b) akses pada bimbingan kejur uan ser ta lembaga dan

pelayanan pelatihan, dengan ketentuan per syar atan

keikutser taan dipenuhi;

(c) akses pada pelayanan sosial dan kesehatan, dengan ketentuan per syar atan keikutser taan dalam skema-skem a ter sebut dipenuhi;

(d) akses dan par tisipasi pada kehidupan budaya.

2. Negar a tujuan ker ja w ajib mengupayakan suatu kebijakan, jika per lu melalui ker ja sama dengan Negar a asal, yang ditujukan untuk memfasilitasi integr asi anak-anak peker ja migr an pada sistem sekolah setempat, khususnya dalam mengajar i mer eka bahasa setempat;

3. Negar a tujuan ker ja w ajib ber upaya memfasilitasi kepada anak-anak par a peker ja migr an pengajar an bahasa ibu dan budaya mer eka dan, dalam hal ini, Negar a asal w ajib beker ja sama apabila diper lukan.

(34)

Pasal 46

Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us, ber dasar kan ketentuan hukum yang ber laku di Negar a-Negar a ber sangkutan, ser ta per janjian inter nasional yang sesuai dan kew ajiban Negar a ber sangkutan yang timbul akibat keikutser taannya pada ser ikat kepabeanan, menikmati pembebasan bea dan pajak impor dan ekspor , ber kenaan dengan bar ang milik pr ibadi dan r umah tangga mer eka dan juga per alatan yang diper lukan untuk melakukan aktivitas yang dibayar yang menyebabkan mer eka diter ima di Negar a tujuan ker ja :

(a) setelah keber angkatan mer eka dar i Negar a asal atau dar i Negar a tempat tinggalnya;

(b) setelah mer eka memasuki Negar a tujuan ker ja per tama kalinya;

(c) setelah keber angkatan ter akhir dar i Negar a tujuan ker ja;

(d) setelah kepulangan ter akhir mer eka ke Negar a asal atau Negar a tempat tinggalnya.

Pasal 47

1. Par a peker ja migr an har us memiliki hak untuk mentr ansfer pendapatan dan tabungan mer eka, khususnya dana-dana yang diper lukan untuk membiayai keluar ganya, dar i Negar a tujuan ker ja ke Negar a asal atau Negar a lain. Tr ansfer semacam ini w ajib dilakukan sesuai dengan pr osedur yang ditetapkan oleh ketentuan hukum yang ber laku di Negar a yang ber sangkutan dan sesuai dengan per janjian-per janjian inter nasional yang ber laku.

2. Negar a-Negar a yang ber sangkutan w ajib mengambil kebijakan yang tepat untuk memfasilitasi tr ansfer ter sebut.

Pasal 48

(35)

(a) tidak boleh dibebani pajak, bea, atau biaya-biaya dalam jenis apa pun yang lebih tinggi atau lebih membebani dar ipada yang dikenakan kepada w ar ga negar anya dalam keadaan yang sama;

(b) har us memiliki hak atas pengur angan atau pembebasan pajak dalam jenis apa pun dan kemudahan pajak yang ber laku bagi w ar ga negar anya dalam keadaan yang sama, ter masuk kemudahan-kemudahan pajak bagi anggota keluar ga yang menjadi tanggungannya.

2. Negar a-Negar a Pihak w ajib ber upaya untuk menetapkan kebijakan yang tepat untuk menghindar i pengenaan pajak ber ganda ter hadap penghasilan dan tabungan par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya.

Pasal 49

1. Apabila pember ian izin tinggal dan izin ker ja yang dilakukan secar a ter pisah diw ajibkan oleh ketentuan hukum nasional, Negar a tujuan ker ja w ajib mengeluar kan izin tinggal bagi peker ja migr an untuk setidaknya dalam jangka w aktu yang sama dengan izin untuk menjalankan aktivitas yang dibayar .

2. Par a peker ja migr an yang di Negar a tujuan ker ja diper bolehkan untuk secar a bebas memilih aktivitas yang dibayar , tidak boleh dianggap sebagaimana halnya pada situasi tak-r eguler dan tidak boleh dianggap kehilangan izin tinggal semata-mata kar ena diber hentikannya mer eka dar i aktivitas yang dibayar sebelum habisnya masa ber laku izin ker ja atau izin sejenis.

3. Guna member ikan w aktu yang cukup kepada par a peker j a migr an yang disebut dalam ayat 2 Pasal ini untuk mencar i aktivitas yang dibayar lainnya, izin tinggal tidak boleh dicabut setidaknya untuk jangka w aktu yang sesuai dengan jangka w aktu yang memungkinkan mer eka untuk mendapatkan hak atas tunjangan penganggur an.

Pasal 50

(36)

dengan baik untuk member ikan kepada anggota keluar ga peker ja migr an izin tinggal di Negar a ter sebut ber dasar kan per timbangan keutuhan keluar ga; Negar a tujuan ker ja w ajib memper hatikan jangka w aktu mer eka telah ber tempat tinggal di Negar a ter sebut.

2. Anggota keluar ga yang tidak diber i izin tinggal seper ti di atas har us diber ikan w aktu yang cukup guna menyelesaikan ur usan-ur usan mer eka di dalam Negar a tujuan ker ja ter sebut sebelum meninggalkannya.

3. Ketentuan pada ayat 1 dan 2 Pasal ini tidak dapat ditafsir kan ber law anan dengan segala hak untuk tinggal dan beker ja kecuali jika diber ikan kepada anggota keluar ga ber dasar kan ketentuan hukum Negar a tujuan ker ja atau per janjian-per janjian bilater al dan multilater al yang ber laku pada Negar a ter sebut.

Pasal 51

Par a peker ja migr an yang di Negar a tujuan ker ja tidak diizinkan untuk secar a bebas memilih aktivitas yang dibayar tidak boleh dianggap ber ada dalam situasi tak-r eguler dan juga tidak boleh kehilangan izin tinggal mer eka, semata-mata kar ena pemutusan hubungan ker ja sebelum izin ker ja mer eka habis, kecuali apabila izin tinggal dengan jelas ber gantung pada peker jaan ter tentu yang menyebabkan mer eka boleh memasuki Negar a ter sebut. Par a Peker ja migr an semacam ini, har us memiliki hak untuk mencar i peker jaan alter natif, untuk ber par tisipasi dalam skema-skema peker jaan umum dan pelatihan ulang selama w aktu yang ter sisa dar i izin ker ja mer eka, dengan tunduk pada ketentuan dan pembatasan sebagaimana ditentukan dalam izin kerja ter sebut.

Pasal 52

1. Par a Peker ja migr an di Negar a tujuan ker ja har us memiliki hak untuk secar a bebas memilih aktivitas yang dibayar , ber dasar kan pada pembatasan atau ketentuan ber ikut ini.

(37)

(a) membatasi akses pada kategor i peker jaan, fungsi, pelayanan atau kegiatan ter tentu apabila diper lukan demi kepentingan Negar a ter sebut dan ditetapkan oleh ketentuan hukum nasional;

(b) membatasi kebebasan dalam memilih aktivitas ker ja yang dibayar sesuai dengan ketentuan hukum mengenai pengakuan atas kualifikasi peker jaan yang diper oleh di luar w ilayah Negar a ter sebut. Namun, Negar a-Negar a pihak yang ber sangkutan w ajib mengusahakan untuk member ikan pengakuan atas kualifikasi semacam itu.

3. Ter hadap peker ja migr an yang jangka w aktu izin ker janya dibatasi, Negar a tujuan ker ja juga dapat :

(a) menjadikan hak untuk bebas memilih aktivitas yang dibayar dengan tunduk pada ketentuan bahw a peker ja migr an ter sebut telah ber tempat tinggal secar a sah di w ilayahnya untuk tujuan aktivitas ker ja yang dibayar dalam suatu jangka w aktu yang ditetapkan oleh ketentuan hukum nasional yang tidak boleh melebihi dua tahun;

(b) membatasi akses peker ja migr an pada aktivitas yang dibayar sesuai dengan kebijakan pember ian pr ior itas pada w ar ga negar anya atau pada or ang-or ang yang diasimilasi untuk tujuan-tujuan hukum atau per janjian bilater al dan multilater al bagi mer eka. Pembatasan apa pun semacam ini tidak lagi ber laku pada seor ang migr an yang telah ber tempat tinggal secar a sah di w ilayahnya untuk tujuan aktivitas yang dibayar dalam suatu jangka w aktu yang ditetapkan oleh ketentuan hukum nasional yang tidak boleh melebihi lima tahun.

(38)

Pasal 53

1. Anggota keluar ga par a peker ja migr an yang memiliki izin tinggal atau izin masuk tanpa batas w aktu atau secar a otomatis dapat diper panjang, har us diizinkan untuk secar a bebas memi lih aktivitas yang dibayar dalam ketentuan yang sama sebagaimana ber laku bagi peker ja migr an sesuai dengan Pasal 52 Konvensi ini.

2. Dengan memper hatikan anggota keluar ga peker ja migr an yang tidak diizinkan untuk secar a bebas memilih aktivitas yang dibayar , Negar a-Negar a Pihak w ajib memper timbangkan dengan baik untuk member ikan mer eka pr ior itas dalam memper oleh izin untuk melaksanakan aktivitas yang dibayar dar ipada peker ja lain yang ingin masuk ke Negar a tujuan ker ja, ber dasar kan pada per janjian bilater al dan multilater al.

Pasal 54

1. Tanpa mengesampingkan per syar atan izin tinggal atau izin ker ja dan hak-hak yang disebutkan dalam Pasal 25 dan 27 Konvensi ini, peker ja migr an har us menikmati kesetar aan per lakuan dengan w ar ga negar a dar i Negar a tujuan ker ja dalam hal :

(a) per lindungan ter hadap pemecatan;

(b) tunjangan penganggur an;

(c) akses pada skema peker jaan umum yang dimaksudkan untuk member antas penganggur an;

(d) akses pada peker jaan alter natif dalam hal hilangnya peker jaan atau pember hentian aktivitas yang dibayar lainnya, ber dasar kan Pasal 52 Konvensi ini.

2. Apabila seor ang peker ja migr an mengadukan bahw a

(39)

Pasal 55

Par a peker ja migr an yang telah diber i izin untuk ter libat dalam aktivitas yang dibayar , ber dasar kan ketentuan yang melekat pada izin ter sebut, har us memiliki hak atas kesetar aan per lakuan dengan w ar ga negar a dar i Negar a tujuan ker ja dalam melaksanakan aktivitas yang dibayar ter sebut.

Pasal 56

1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang disebut dalam bagian Konvensi ini tidak dapat diusir dar i Negar a tujuan ker ja, kecuali untuk alasan-alasan yang dir umuskan dalam ketentuan hukum nasional dar i Negar a ter sebut, dan ber dasar kan pada r ambu-r ambu yang dicantumkan dalam bagian III.

2. Langkah pengeluar an secar a paksa tidak boleh diambil untuk tujuan mer ampas hak-hak yang timbul dar i izin tinggal dan izin ker ja peker ja migr an dan anggota keluar ganya.

3. Dalam memper timbangkan pengusir an peker ja migr an atau anggota keluar ganya, sehar usnya memper hatikan per timbangan kemanusiaan dan jangka w aktu yang ber sangkutan telah ber tempat tinggal di Negar a tujuan ker ja.

BAGIAN V

Ketentuanyang berlaku bagi golongan tertentu dari para pekerja migran dan anggotakeluarganya

Pasal 57

Golongan ter tentu dar i par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang dijelaskan dalam bagian Konvensi ini yang memiliki dokumen atau ber ada dalam situasi r eguler har us menikmati hak-hak yang ditentukan dalam bagian III dan, kecuali sebagaimana diubah di baw ah ini, hak-hak yang ditentukan dalam bagian IV.

Pasal 58

(40)

dalam bagian IV yang dapat ber laku bagi mer eka dengan alasan keber adaan dan peker jaan mer eka di w ilayah Negar a tujuan ker ja, dengan memper hatikan bahw a mer eka tidak memiliki tempat tinggal sehar i-har i di Negar a ter sebut.

2. Negar a tujuan ker ja w ajib memper timbangkan dengan baik pember ian kepada par a peker ja lintas-batas hak untuk secar a bebas memilih aktivitas yang dibayar setelah jangka w aktu ter tentu. Pember ian hak ter sebut tidak boleh memengar uhi status mer eka sebagai peker ja lintas-batas.

Pasal 59

1. Peker ja musiman, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 2 ayat 2 (b) Konvensi ini, har us memiliki hak-hak yang ditentukan dalam bagian IV yang dapat ber laku bagi mer eka dengan alasan keber adaan dan peker jaan mer eka di w ilayah Negar a tujuan ker ja dan yang sesuai dengan status mer eka di Negar a ter sebut sebagai peker ja musiman, dengan memper hatikan kenyataan bahw a mer eka ber ada di Negar a ter sebut hanya pada sebagian w aktu dalam suatu tahun.

2. Dengan memper hatikan ayat 1 Pasal ini, Negar a-Negar a Pihak w ajib memper timbangkan pember ian kepada peker ja musiman yang telah dipeker jakan di w ilayahnya dalam per iode w aktu yang signifikan, peluang untuk mengambil aktivitas yang dibayar lainnya dan member ikan mer eka pr ior itas dar i pada peker ja lain yang ingin masuk ke Negar a ter sebut, dengan tunduk pada per janjian bilater al dan multilater al yang ber laku.

Pasal 60

(41)

Pasal 61

1. Peker ja pr oyek, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 2 ayat 2 (f) Konvensi ini, dan anggota keluar ganya, har us memiliki hak-hak yang ditentukan dalam bagian IV, kecuali ketentuan pada Pasal 43 ayat 1 (b) dan (c), Pasal 43 ayat 1 (d), dalam hubungannya dengan skema per umahan sosial, Pasal 45 ayat 1(b) dan Pasal 52 sampai dengan 55.

2. Apabila seor ang peker ja pr oyek menyatakan bahw a

per syar atan dalam per janjian ker janya telah dilanggar oleh majikannya, ia har us memiliki hak untuk mengajukan hal ter sebut kepada pejabat Negar a yang ber w enang yang mempunyai yur isdiksi at as majikan ter sebut, ber dasar kan ketentuan yang ditentukan dalam Pasal 18 ayat 1 Konvensi ini.

3. Negar a-Negar a Pihak, dengan tunduk pada per janjian-per janjian bilater al dan multilater al yang ber laku bagi mer eka, w ajib ber upaya agar par a peker ja pr oyek tetap dilindungi secar a memadai oleh sistem jaminan sosial di Negar a asal mer eka atau di Negar a tempat mer eka tinggal sehar i-har i selama keter libatan dalam pr oyek ter sebut. Negar a-Negar a Pihak yang ber sangkutan w ajib mengambil kebijakan yang tepat dengan tujuan untuk menghindar i pengingkar an hak atau duplikasi pembayar an dalam hal ini.

4. Tanpa mengabaikan ketentuan Pasal 47 Kovensi ini dan per janjian bilater al atau multilater al yang r elevan, Negar a-Negar a Pihak yang ber sangkutan w ajib mengizinkan pembayar an pendapatan par a peker ja pr oyek di Negar a asal mer eka atau Negar a tempat mer eka tinggal sehar i-har i.

Pasal 62

1. Peker ja dengan peker jaan ter tentu yang dijelaskan dalam Pasal 2 ayat 2 (g) Konvensi ini, har us memiliki hak-hak yang ditentukan dalam bagian IV, kecuali ketentuan dalam Pasal 43 ayat 1 (b) dan (c), Pasal 43 ayat 1 (d), dalam hubungannya dengan skema per umahan sosial, Pasal 52 dan Pasal 54 ayat 1 (d).

Referensi

Dokumen terkait

The result of hand grip strength measurement were grouped based on the characteristics of gender, age, body mass index (BMI), Barthel Index score, Mini Nutritional Assessment

Jika model regresi yang berkorelasi dengan kesalahan penggangu maka pemerkira (estimator) dengan metode kuadrat terkecil selain bias juga tak konsisten, walaupun sampel

menanamkan dana dalam perusahaan yang terdaftar di bursa Efek, tetapi para investor diharapkan tidak.. hanya memikirkan keuntungan yang di harapkan, namun juga harus memikirkan

Filler merupakan salah satu bahan yang berfungsi sebagai pengisi rongga-rongga dari suatu campuran beraspal.Macam bahan pengisi yang dapat digunakan ialah: abu batu, kapur padam,

Scanned

Perusahaan ternak unggas yang berbadan hukum SUMBER DATA ALTERNATIF UNTUK ANALISIS.. ADA UNIT KERJA LAIN YANG MENGGUNAKAN DATA

Langkah selanjutnya adalah penyajian data dari hasil kegiatan mereduksi data dari seluruh data-data yang terkumpul secara jelas dan singkat dengan mengacu kepada

“PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk, manager of Alfamart and Alfamidi, is delighted to be partnering with UNICEF to improve the quality of community health through the Stop