• Tidak ada hasil yang ditemukan

peraturan daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "peraturan daerah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

TAHUN 2011 NOMOR 5

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR NOMOR 5 TAHUN 2011

TENTANG

PEMBENTUKAN KELURAHAN TANJUNG HARAPAN, KELURAHAN PANTAI SEBERANG MAKMUR, KELURAHAN SEBERANG TEMBILAHAN BARAT, KELURAHAN SEBERANG TEMBILAHAN SELATAN,

KELURAHAN TEMBILAHAN BARAT, KELURAHAN AMAL BAKTI, KELURAHAN BANDAR SRI GEMILANG,

KELURAHAN TANJUNG PIDADA, KELURAHAN PANGKALAN TUJUH KELURAHAN METRO DAN KELURAHAN MADANI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI INDRAGIRI HILIR,

Menimbang : a. bahwa untuk lebih meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam pelaksanaan tugas-tugas umum bidang pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan terhadap masyarakat, serta dalam rangka meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, perlu membentuk Kelurahan baru yang berada dibeberapa Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Indragiri Hilir;

(2)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Indragiri Hilir (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2754);

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4587);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4588);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

(3)

10. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2008 Nomor 15);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 23 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir (Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2008 Nomor 23); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Indagiri Hilir Nomor 31

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Indragiri Hilir (Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2008 Nomor 31) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Indagiri Hilir Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Indagiri Hilir Nomor 31 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Indragiri Hilir (Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2010 Nomor 13).

13. Peraturan Daerah Kabupaten Indagiri Hilir Nomor 32 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Indragiri Hilir (Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2008 Nomor 32).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

dan

BUPATI INDRAGIRI HILIR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN

KELURAHAN TANJUNG HARAPAN, KELURAHAN PANTAI

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Indragiri Hilir.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir. 3. Bupati adalah Bupati Indragiri Hilir.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Indragiri Hilir.

5. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah. 6. Kelurahan adalah Wilayah Kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah dalam

wilayah Kerja Kecamatan.

7. Lurah adalah Kepala Kelurahan.

8. Pembentukan Kelurahan adalah penggabungan beberapa Kelurahan atau bagian Kelurahan yang bersandingan, atau pemekaran dari satu Kelurahan menjadi dua Kelurahan atau lebih, atau pembentukan Kelurahan diluar Kelurahan yang telah ada.

9. Penggabungan Kelurahan adalah Penggabungan dua Kelurahan atau lebih menjadi satu Kelurahan Baru.

10. Lembaga Masyarakat atau sebutan lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat melalui musyawarah dan mufakat sesuai dengan kebutuhan.

11. Kelurahan Induk adalah wilayah asal dari Kelurahan yang baru dibentuk. 12. Batas Wilayah adalah tanda pemisah antara desa/kelurahan yang

bersebelahan baik berupa batas alam maupun batas buatan.

13. Peta Wilayah adalah peta yang menyajikan unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada dipermukaan bumi digambarkan pada suatu bidang datar dengan Skala, penomoran, proyeksi dan georeferensi tertentu, yang menggambarkan Batas Wilayah.

BAB II

TUJUAN PEMBENTUKAN KELURAHAN

Pasal 2

(5)

BAB III

PEMBENTUKAN KELURAHAN

Pasal 3

Dengan Peraturan Daerah ini di bentuk :

a. Kelurahan Tanjung Harapan di Kecamatan Gaung Anak Serka; b. Kelurahan Pantai Seberang Makmur di Kecamatan Enok;

c. Kelurahan Seberang Tembilahan Barat di Kecamatan Tembilahan; d. Kelurahan Seberang Tembilahan Selatan di Kecamatan Tembilahan; e. Kelurahan Tembilahan Barat di Kecamatan Tembilahan Hulu;

f. Kelurahan Amal Bakti di Kecamatan Kateman;

g. Kelurahan Bandar Sri Gemilang di Kecamatan Kateman; h. Kelurahan Tanjung Pidada di Kecamatan Tempuling; i. Kelurajan Pangkalan Tujuh di Kecamatan Tempuling; j. Kelurahan Metro di Kecamatan Reteh;

k. Kelurahan Madani di Kecamatan Reteh

Bagian Kesatu

Kelurahan Tanjung harapan

Pasal 4

(1) Kelurahan Tanjung Harapan merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Teluk Pinang Kecamatan Gaung Anak Serka.

(2) Luas Wilayah Kelurahan Tanjung Harapan adalah : + 30,70 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Lahang Baru Kecamatan Gaung

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Teluk Pinang di Sungai Anak Serka c. Sebelah Timur : Desa Kuala Gaung

d. Sebelah Barat : Desa Teluk Pantaian

(3) Pada saat dibentuk, wilayah Kelurahan Tanjung Harapan terdiri dari : 1 (satu) RW dan 6 (enam) RT.

(4) Pusat Pemerintahan Kelurahan Tanjung Harapan terletak di Dusun Tanjung Harapan.

Pasal 5

Dengan terbentuknya Kelurahan Tanjung Harapan, maka luas Kelurahan Teluk Pinang sebagai Kelurahan induk, menjadi + 41,30 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

(6)

b. Sebelah Selatan : Sungai Batang Tuaka

c. Sebelah Timur : Teluk Pantaian dan Kecamatan Batang Tuaka d. Sebelah Barat : Desa Kuala Gaung

Pasal 6

Luas dan Batas Wilayah Kelurahan Tanjung Harapan dan Kelurahan Teluk Pinang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 5 adalah sebagaimana tergambar dalam Peta Wilayah pada Lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Kelurahan Pantai Seberang Makmur

Pasal 7

(1) Kelurahan Pantai Seberang Makmur merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Enok Kecamatan Enok.

(2) Luas Wilayah Kelurahan Pantai Seberang Makmur adalah : + 35 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Enok di Sungai Enok b. Sebelah Selatan : Desa Benteng Kec. Sungai Batang c. Sebelah Timur : Desa Sei.Nyiur Kec. Tanah Merah d. Sebelah Barat : Kelurahan Pusaran

(3) Pada saat dibentuk, wilayah Kelurahan Pantai Seberang Makmur terdiri dari : 6 (enam) RW dan 19 (sembilan belas) RT.

(4) Pusat Pemerintahan Kelurahan Pantai Seberang Makmur terletak di Kampung Makmur.

Pasal 8

Dengan terbentuknya Kelurahan Pantai Seberang Makmur, maka luas Kelurahan Enok sebagai Kelurahan induk, menjadi + 145 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Simpang Tiga

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Seberang Makmur di Sungai Enok c. Sebelah Timur : Desa Sei.Nyiur Kec. Tanah Merah

(7)

Pasal 9

Luas dan Batas Wilayah Kelurahan Pantai Seberang Makmur dan Kelurahan Enok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan Pasal 8 adalah sebagaimana tergambar dalam Peta Wilayah pada Lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga

Kelurahan Seberang Tembilahan Barat dan Kelurahan Seberang Tembilahan Selatan

Pasal 10

(1) Kelurahan Seberang Tembilahan Barat merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Seberang Tembilahan Kecamatan Tembilahan.

(2) Luas Wilayah Kelurahan Seberang Tembilahan Barat adalah : + 31,5 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Sungai Indragiri

b. Sebelah Selatan : Desa Sungai Lokan Kec.Enok

c. Sebelah Timur : Kelurahan Seberang Tembilahan dan Kelurahan Seberang Tembilahan Selatan di Parit Kuala Muda Surau

d. Sebelah Barat : Desa Sungai Intan

(3) Pada saat dibentuk, wilayah Kelurahan Seberang Tembilahan Barat terdiri dari : 6 (enam) RW dan 13 (tiga belas) RT.

(4) Pusat Pemerintahan Kelurahan Seberang Tembilahan Barat terletak di Kuala Muda.

Pasal 11

(1) Kelurahan Seberang Tembilahan Selatan merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Seberang Tembilahan Kecamatan Tembilahan.

(2) Luas Wilayah Kelurahan Seberang Tembilahan Selatan adalah : + 18 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Seberang Tembilahan di Jalan Parit Pinang

b. Sebelah Selatan : Desa Sungai Lokan Kec.Enok c. Sebelah Timur : Kelurahan Sungai Perak

d. Sebelah Barat : Kelurahan Seberang Tembilahan Barat di Parit Kuala Muda Surau

(8)

(4) Pusat Pemerintahan Kelurahan Seberang Tembilahan Selatan terletak di Parit Lajar.

Pasal 12

Dengan terbentuknya Kelurahan Seberang Tembilahan Barat dan Kelurahan Seberang Tembilahan Selatan, maka luas Kelurahan Seberang Tembilahan sebagai Kelurahan induk, menjadi + 31,56 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Sungai Indragiri

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Seberang Tembilahan Selatan di Jalan Parit Pinang

c. Sebelah Timur : Kelurahan Sungai Perak

d. Sebelah Barat : Kelurahan Seberang Tembilahan Barat di Parit Kuala Muda Surau

Pasal 13

Luas dan Batas Wilayah Kelurahan Seberang Tembilahan Barat, Kelurahan Seberang Tembilahan Selatan dan Kelurahan Seberang Tembilahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2), Pasal 11 ayat (2) dan Pasal 12 adalah sebagaimana tergambar dalam Peta Wilayah pada Lampiran III dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempat

Kelurahan Tembilahan Barat

Pasal 14

(1) Kelurahan Tembilahan Barat merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Tembilahan Hulu Kecamatan Tembilahan Hulu.

(2) Luas Wilayah Kelurahan Tembilahan Barat adalah : + 7 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Pekan Arba dan Kecamatan Tembilahan

b. Sebelah Selatan : Sungai Indragiri

c. Sebelah Timur : Kelurahan Tembilahan Hulu di Parit VII d. Sebelah Barat : Desa Pulau Palas

(3) Pada saat dibentuk, wilayah Kelurahan Seberang Tembilahan Barat terdiri dari : 5 (lima) RW dan 20 (dua puluh) RT.

(9)

Pasal 15

Dengan terbentuknya Kelurahan Tembilahan Barat, maka luas Kelurahan Tembilahan Hulu sebagai Kelurahan induk, menjadi + 10,06 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Pekan Arba b. Sebelah Selatan : Sungai Indragiri

c. Sebelah Timur : Kelurahan Tembilahan Kota

d. Sebelah Barat : Kelurahan Tembilahan Barat di Parit VII

Pasal 16

Luas dan Batas Wilayah Kelurahan Tembilahan Barat dan Kelurahan Tembilahan Hulu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) dan Pasal 15 adalah sebagaimana tergambar dalam Peta Wilayah pada Lampiran IV dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima

Kelurahan Amal Bakti dan Kelurahan Bandar Sri Gemilang

Pasal 17

(1) Kelurahan Amal Bakti merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Taga Raja Kecamatan Kateman.

(2) Luas Wilayah Kelurahan Amal Bakti adalah : + 42 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Taga Raja di Suak Penemuan b. Sebelah Selatan : Desa Rotan Semelur Kecamatan Pelangiran c. Sebelah Timur : Desa Penjuru

d. Sebelah Barat : Desa Rotan Semelur Kecamatan Pelangiran

(3) Pada saat dibentuk, wilayah Kelurahan Amal Bakti terdiri dari : 2 (dua) RW dan 15 (lima belas) RT.

(4) Pusat Pemerintahan Kelurahan Amal Bakti terletak di Suak Jangkang.

Pasal 18

(1) Kelurahan Bandar Sri Gemilang merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Taga Raja Kecamatan Kateman.

(2) Luas Wilayah Kelurahan Bandar Sri Gemilang adalah : + 43 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Laut

(10)

d. Sebelah Barat : Sungai Guntung

(3) Pada saat dibentuk, wilayah Kelurahan Bandar Sri Gemilang terdiri dari : 3 (tiga) RW dan 11 (sebelas) RT.

(4) Pusat Pemerintahan Kelurahan Bandar Sri Gemilang terletak di Parit 4.

Pasal 19

Dengan terbentuknya Kelurahan Amal Bakti dan Kelurahan Bandar Sri Gemilang, maka luas Kelurahan Taga Raja sebagai Kelurahan induk, menjadi + 46 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Bandar Sri Gemilang di Parit 6 b. Sebelah Selatan : Kelurahan Amal Bakti di Suak Penemuan c. Sebelah Timur : Desa Sungai Teritip

d. Sebelah Barat : Sungai Guntung

Pasal 20

Luas dan Batas Wilayah Kelurahan Amal Bakti, Kelurahan Bandar Sri Gemilang dan Kelurahan Taga Raja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2), Pasal 11 ayat (2) dan Pasal 19 adalah sebagaimana tergambar dalam Peta Wilayah pada Lampiran V dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keenam

Kelurahan Tanjung Pidada dan Kelurahan Pangkalan Tujuh

Pasal 21

(1) Kelurahan Tanjung Pidada merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Sungai Salak Kecamatan Tempuling.

(2) Luas Wilayah Kelurahan Tanjung Pidada adalah : + 43 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Sungai Salak di Sungai Indragiri b. Sebelah Selatan : Desa Suhada Kecamatan Enok

c. Sebelah Timur : Kelurahan Tempuling

d. Sebelah Barat : Desa Sungai Gantang Kecamatan Kempas

(3) Pada saat dibentuk, wilayah Kelurahan Tanjung Pidada terdiri dari : 2 (dua) RW dan 13 (tiga belas) RT.

(11)

Pasal 22

(1) Kelurahan Pangkalan Tujuh merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Sungai Salak Kecamatan Tempuling.

(2) Luas Wilayah Kelurahan Pangkalan Tujuh adalah : + 52 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Kuala Sebatu Kecamatan Batang Tuaka b. Sebelah Selatan : Kelurahan Tanjung Pidada di Sungai Indragiri c. Sebelah Timur : Kelurahan Sungai salak

d. Sebelah Barat : Desa Teluk Jira

(3) Pada saat dibentuk, wilayah Kelurahan Pangkalan Tujuh terdiri dari : 2 (dua) RW dan 8 (delapan ) RT.

(4) Pusat Pemerintahan Kelurahan Pangkalan Tujuh terletak di Parit 5 RT.32.

Pasal 23

Dengan terbentuknya Kelurahan Tanjung Pidada dan Kelurahan Pangkalan Tujuh, maka luas Kelurahan Sungai Salak sebagai Kelurahan induk, menjadi + 85,22 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Kuala Sebatu Kecamatan Batang Tuaka Kecamatan Batang Tuaka

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Tanjung Pidada di Sungai Indragiri c. Sebelah Timur : Kelurahan Tempuling

d. Sebelah Barat : Kelurahan Pangkalan Tujuh

Pasal 24

Luas dan Batas Wilayah Kelurahan Tanjung Pidada, Kelurahan Pangkalan Tujuh dan Kelurahan Sungai Salak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) dan Pasal 22 ayat (2) adalah sebagaimana tergambar dalam Peta Wilayah pada Lampiran VI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketujuh

Kelurahan Metro dan Kelurahan Madani

Pasal 25

(1) Kelurahan Metro merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Pulau Kijang Kecamatan Reteh.

(12)

a. Sebelah Utara : Sungai Gangsal b. Sebelah Selatan : Propinsi Jambi c. Sebelah Timur : Desa Sungai Undan

d. Sebelah Barat : Kelurahan Pulau Kijang di sungai Parit 1

(3) Pada saat dibentuk, wilayah Kelurahan Metro terdiri dari : 3 (tiga) RW dan 8 (delapan) RT.

(4) Pusat Pemerintahan Kelurahan Metro terletak di Metro.

Pasal 26

(1) Kelurahan Madani merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Pulau Kijang Kecamatan Reteh.

(2) Luas Wilayah Kelurahan Madani adalah : + 16,72 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Sungai Gangsal b. Sebelah Selatan : Propinsi Jambi

c. Sebelah Timur : Kelurahan Pulau Kijang di Parit 4 d. Sebelah Barat : Desa Pulau Kecil

(3) Pada saat dibentuk, wilayah Kelurahan Madani terdiri dari : 5 (lima) RW dan 16 (enam belas) RT.

(4) Pusat Pemerintahan Kelurahan Madani terletak di Parit 6.

Pasal 27

Dengan terbentuknya Kelurahan Metro dan Kelurahan Madani, maka luas Kelurahan Pulau Kijang sebagai Kelurahan induk, menjadi + 96,67 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Sungai Gangsal b. Sebelah Selatan : Propinsi Jambi

c. Sebelah Timur : Kelurahan Metro di Parit 1 d. Sebelah Barat : Kelurahan Madani di Parit 4

Pasal 28

(13)

BAB IV

PELAKSANAAN PEMERINTAHAN

Pasal 29

Dengan dibentuknya Kelurahan-Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pemerintah Kecamatan harus segera melakukan pembinaan dalam menunjuk/menetapkan perangkat Kelurahan yang mencakup Lurah beserta perangkatnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 30

Untuk menjamin terlaksananya tugas-tugas utama pemerintahan dan pembangunan tempat pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, Perangkat Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 yang telah ditunjuk/ditetapkan harus segera melaksanakan tugas dan kewenangannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 31

Terhitung sejak diresmikannya pembentukan Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, pembiayaan kegiatan rutin dan pembangunan di Kelurahan dimaksud dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Indragiri Hilir.

Pasal 32

Pemecahan, penyatuan, penghapusan dan perubahan nama serta batas Dusun dan atau RW dan atau RT di dalam wilayah Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,sepanjang tidak mengakibatkan perubahan terhadap Batas Wilayah Kelurahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini, ditetapkan dengan Keputusan Lurah yang bersangkutan.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

(14)

Pasal 34

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 35

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hilir.

Ditetapkan di Tembilahan Pada tanggal 2 Maret 2011

BUPATI INDRAGIRI HILIR,

H. INDRA MUCHLIS ADNAN

Diundangkan di Tembilahan Pada tanggal 2 Maret 2011

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR,

H. ALIMUDDIN, RM Pembina Utama Madya NIP. 19550621 198603 1 002

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

KOH adalah senyawa yang bersifat basa sehingga untuk mengidentifikasi reaksi abu kayu dengan air menghasilkan KOH adalah dengan menggunakan indikator phenolptalein yang

Sementara beberapa peneliti yang lain menemukan adanya sifat non konservatif terhadap logam tersebut di estuari yang berbeda (tidak disebutkan tipe estuari), antara lain : (1)

buah yang sedikit, maka setiap buah memperoleh bagian yang lebih banyak sehingga pada panen pertama diperoleh jumlah buah yang terendah tetapi dengan ukuran buah

1 Depok yang terjangkau dan strategis ini juga nampak dari akses jalan Raya Janti yang padat serta potensi fisik lain yang ada disekitar sekolah SMA N 1 Depok yang menunjung

Penjelasan mengenai rujukan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas rujukan di Puskesmas X Kota Surabaya, setelah prosedur tindakan pra-rujukan dilakukan

Kesimpulan Thyphoid adalah penyakit menular yang bersifat akut yang biasanya mengenai pada saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari tujuh hari dan

Untuk mengatasi permasalahan tingginya biaya produksi dalam budidaya ikan terutama pakan dilakukan dengan menggunakan bahan baku pakan yang murah dan mudah didapatkan, salah

Sequence diagram cetak laporan data calon Guru yang Berhak menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam mencetak laporan data