• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kematangan Emosi pada Siswa SMA Theresiana Salatiga T1 132008055 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kematangan Emosi pada Siswa SMA Theresiana Salatiga T1 132008055 BAB IV"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

43 BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X dan kelas XI SMA Theresiana Salatiga. SMA Theresiana Salatiga merupakan sebuah instansi yang bergerak di bidang jasa pendidikan dan di bawah naungan Yayasan Bernadus. SMA Theresiana yang pertama kali didirikan pada tahun 1986, saat ini SMA Theresiana Salatiga telah terakreditasi A. Sekolah ini dikepalai oleh Dra. E. Setya Kristiantini, MPd. Siswa kelas X dan siswa kelas XI berjumlah 64 siswa. Kelas X terdiri atas kelas Xa berjumlah 15 siswa, dan kelas Xb berjumlah 16 siswa. Sedangkan kelas XI terdiri atas kelas XI IPA berjumlah 14 siswa, dan kelas X IPS berjumlah 19 siswa.

4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Perijinan

(2)

44 4.2.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 25 - 27 April 2012, dengan sampel yang digunakan adalah siswa kelas X dan siswa kelas XI SMA Theresiana Salatiga dengan total sampel 64 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan jadwal layanan Bimbingan dan Konseling kelas X dan kelas XI SMA Theresiana Salatiga. Instrumen yang disebarkan oleh penulis diisi saat jam itu juga dan langsung ditunggui oleh penulis. Hal ini dilakukan oleh penulis untuk mengantisipasi adanya kesalahan dalam pengisian instrumen, kesalahan persepsi siswa terhadap butir-butir pertanyaan, dan kelengkapan instrumen pada waktu dikumpulkan.

4.3. Analisis Deskriptif Penelitian 4.3.1 Variabel Pola Asuh Orang Tua

[image:2.612.98.511.250.665.2]

Untuk mengetahui atau menggolongkan tipe pola asuh orang tua yang paling dominan pada siswa kelas X dan kelas XI SMA Theresiana Salatiga, ditempuh dengan melakukan cara Analize-descriptive statistics. Berdasarkan hasil analisa mengenai pola asuh orang tua pada siswa di SMA Theresiana Salatiga, diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang tua

Pola Asuh Orang

Tua Frequency Percent

Otoriter 6 9.4

demokratis 53 82.8

Permisif 5 7.8

(3)

45

Dari uraian distribusi frekuensi pola asuh orang tua di atas menunjukkan bahwa tipe pola asuh orang tua otoriter terdapat 6 siswa (9,4%), tipe pola asuh orangtua demokratis terdapat 53 siswa (82,8%) dan yang memiliki tipe pola asuh permisif terdapat 5 siswa (7,8%). Jadi dari 64 siswa SMA Theresiana Salatiga sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh orang tua demokratis.

4.3.2. Variabel Kematangan Emosi

Untuk mengetahui tingkat kematangan emosi siswa kelas X dan kelas XI SMA Theresiana Salatiga, ditempuh dengan melakukan cara Analize-descriptive statistics dengan bantuan program SPSS For Windows release 17,0 (SPSS 17,0). Berdasarkan hasil analisa mengenai tingkat kematangan emosi siswa kelas X dan XI di SMA Theresiana Salatiga, diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.2. sebagai berikut :

4.2. Distribusi Frekuensi Kematangan Emosi

Kematangan Emosi Frequency Percent

Rendah 16 25.0

Sedang 14 21.9

Tinggi 19 29.7

sangat tinggi 15 23.4

Total 64 100.0

(4)

46

SMA Theresiana Salatiga sebagian besar memiliki tingkat kematangan emosi pada kategori tinggi dan sangat tinggi.

4.4. Analisis Deskriptif

[image:4.612.100.513.231.633.2]

Dari hasil analisis deskriptif di atas, diketahui bahwa tipe pola asuh orang tua pada siswa kelas X dan XI SMA Theresiana Salatiga sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh orang tua demokratis yaitu terdapat 53 siswa (82,8%) dan tingkat kematangan emosi siswa kelas X dan kelas XI SMA Theresiana Salatiga sebagian besar terdapat pada kategori tinggi yaitu 19 siswa (29,7%). Analize-descriptive statistics crosstabs dengan bantuan program SPSS For Windows release 17,0 (SPSS 17,0) untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan kematangan emosi pada siswa SMA Theresiana Salatiga. Berdasarkan hasil analisis mengenai hubungan pola asuh orang tua dengan kematangan emosi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4. Tabel Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kematangan Emosi

Percentile Group of jumlahKE

Total Rendah sedang tinggi sangat tinggi

Percentile Group of pola_asuh

Otoriter 1 1 3 1 6

demokratis 13 13 14 13 53

permisif 2 0 2 1 5

(5)

47

Dari tabel silang di atas, pola asuh orang tua dengan kematangan emosi yang berjumlah total 64 siswa. Ditemukan bahwa tipe pola asuh otoriter terdapat 6 siswa dengan 1 siswa pada kategori kematangan emosi rendah, 1 siswa pada kategori kematangan emosi sedang, 3 siswa pada kategori kematangan emosi tinggi, 1 siswa pada kategori kematangan emosi sangat tinggi pada pola asuh demokratis, terdapat 13 siswa pada kategori kematangan emosi rendah, 13 siswa pada kategori kematangan emosi sedang, 14 siswa pada kategori kematangan emosi tinggi, 13 siswa pada kategori kematangan emosi sangat tinggi. Pada tipe pola asuh permisif terdapat 2 siswa pada kategori kematangan emosi rendah, 2 siswa pada kategori kematangan emosi tinggi, dan 1 siswa pada kategori kematangan emosi sangat tinggi.

4.5. Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik uji contigency coefficient dengan bantuan program SPSS for Window release 17.0 untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kematangan emosi pada siswa SMA Theresiana Salatiga diperoleh hasil sebagai berikut :

Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient .223 .766

N of Valid Cases 64

(6)

48

sejalan dengan pendapat Astuti (2000) yaitu faktor yang melatarbelakangi kematangan emosi pada anak tidak hanya pada tipe pola asuh orang tua melainkan masih ada faktor lainnya yang dapat melatarbelakangi kematangan emosi, antara lain yaitu faktor pengalaman traumatis, temperamen, jenis kelamin dan faktor usia. Jadi dengan kata lain faktor pola asuh orang tua bukan satu-satunya faktor yang melatarbelakangi tingkat kematangan emosi pada anak.

4.6. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kematangan emosi pada siswa SMA Theresiana Salatiga”. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan hasil dari uji contingency coefficient, diperoleh signifikansi adalah 0,766 (p > 0,05). Jadi tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kematangan emosi pada siswa SMA Theresiana Salatiga. Maka hipotesis yang diajukan oleh penulis dalam penelitian ini ditolak.

4.7. Pembahasan

(7)

49

asuh demokratis, dan jika pilihan paling banyak jawaban permisif berarti orang tua cenderung menerapkan pola asuh permisif. Dengan demikian pola asuh otoriter, demokratis serta permisif akan ada pada kebanyakan orang tua, serta yang membedakan adalah tingkatan atau intensitasnya.

Dari hasil uji contingency coefficient, diperoleh signifikansi adalah 0,766 (p > 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kematangan emosi pada siswa SMA Theresiana Salatiga. Hasil perhitungan contingency coefficient pada analisis data menunjukkan dari ketiga tipe pola asuh orang tua ini, tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan tingkat kematangan emosi.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil Penelitian Aditya Pranata Kusuma (2009) tentang hubungan pola asuh orang tua dengan kematangan emosi siswa XII SMA Negeri 1 Bergas, yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kematangan emosi, analisis peneliti mengenai dikarenakan subjek dari penelitian Aditya pada siswa kelas XII yang faktor usianya cenderung lebih dewasa dan lebih matang. Menurut Astuti (2000) perkembangan kematangan emosi yang dimiliki seseorang sejalan dengan pertambahan usia, hal ini dikarenakan kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang. Sedangkan subjek dipenelitian ini di SMA Theresiana kelas X dan XI cenderung masih belum terlalu matang.

(8)

50

Tempursari Ngawi, menemukan hubungan yang tidak signifikan antara pola asuh orang tua dengan kematangan emosi. Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 17 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun. Sedangkan siswa SMP belum menginjak pada usia 17 tahun, siswa SMP rata-rata pada usia 12-15 tahun. Jadi kematangan emosi pada anak SMP masih belum matang. Analisis penulis terdapat hasil yang sama-sama tidak terdapat hubungan, hal ini mungkin disebabkan oleh karena pola asuh orang tua bukan penentu utama dalam pembentukan kematangan emosi yang baik pada anak, hal ini sejalan dengan pendapat Astuti (2000).

Menurut Walgito (2002) kematangan emosi berkaitan erat dengan usia seseorang dimana seseorang diharapkan emosinya akan lebih matang dan individu akan lebih menguasai atau mengendalikan emosinya, namun tidak berarti bahwa bila seseorang bertambah usianya anak dapat mengendalikan emosinya secara otomatis.

Gambar

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang tua
Tabel 4.4. Tabel Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai sumbangan yang diharapkan memperkaya keilmuan mengenai pola asuh dan pemahaman kajian studi pendidikan matematika, khususnya mengenai pengaruh pola asuh demokratis orang

dengan responden 71 orang siswa, data dianalisis menggunakan korelasi Produck Moment, ditemukan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara pola asuh permisif orang tua siswa

Berdasarkan hasil pengumpulan data dan hasil analisis data dapat diketahui hasil penelitian yang menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Pola Asuh Orangtua

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan pola asuh orang yang signifikan terhadap perilaku sosial siswa di SMPIT Ar – Rahmah Bogor. Berdasarkan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, adalah “Ada perbedaan yang signifikan kemandirian belajar berdasar Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas XI SMA Virgo

Berdasarkan nilai p < 0,05 maka Ho ditolak, sehingga disimpulkan ada peran positif dan signifikan persepsi pola asuh autoritatif orang tua terhadap penyesuaian sosial dengan