• Tidak ada hasil yang ditemukan

Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

RESONANSI

Resonansi adalah delokalisasi elektron pada molekul atau ion poliatomik tertentu dimana ikatannya tidak dapat dituliskan dalam satu struktur Lewis

Struktur molekul atau ion yang mempunyai delokalisasi elektron disebut dengan struktur resonan.

atau

Struktur resonan adalah salah satu dari dua atau lebih

struktur Lewis untuk satu molekul yang tidak dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya menggunakan satu struktur Lewis.

(2)

RESONANSI

Masing-masing struktur resonan dapat melambangkan

struktur Lewis, dengan hanya satu ikatan kovalen antara masing-masing pasangan atom.

Beberapa struktur Lewis digunakan bersama-sama untuk menjelaskan struktur molekul. Namun struktur tersebut tidak tetap, melainkan ada sebuah osilasi antara ikatan rangkap dengan elektron, saling berbolak-balik (resonansi)

Struktur sebenarnya kemungkinan adalah peralihan dari dua struktur resonan

(3)

• Resonansi dalam kimia diberi simbol garis dengan dua arah anak panah ( ). Misal untuk resonansi ozon (O3)

• Pada ozon, terdapat perpindahan elektron antar inti

(4)

Sifat Umum Resonansi

Molekul atau ion yang dapat beresonansi

mempunyai sifat-sifat berikut:

1.Dapat dituliskan dalam beberapa struktur

Lewis (

struktur resonan

). Tetapi tidak satupun

struktur tersebut melambangkan bentuk asli

molekul yang bersangkutan

2.Di antara struktur yang saling beresonansi

bukanlah isomer

. Perbedaan antar struktur

hanyalah pada posisi elektron, bukan posisi inti.

3.Masing-masing struktur Lewis harus

(5)

Sifat Umum Resonansi

4. Ikatan yang mempunyai orde ikatan yang

berbeda pada masing-masing struktur tidak

mempunyai panjang ikatan yang khas.

5. Struktur yang sebenarnya mempunyai energi

yang lebih rendah dibandingkan

(6)

Aturan Untuk menggambarkan

struktur Resonansi

• Posisi elektron dapat diubah-ubah untuk

menghasilkan struktur resonansi yang lain,

tanpa mengubah posisi atom-atomnya

• Atom-atom yang saling berikatan harus tetap

dalam semua struktur resonasi.

• Walapupun suatu ion atau senyawa dapat

digambarkan secara lebih akurat dengan

menyertakan semua struktur resonansinya,

(7)

Resonansi

• Struktur Lewis Ozon (O3)

• Aturan oktet akan terpenuhi jika ikatan rangkap dua ditempatkan di antara atom O pusat dengan salah satu dari dua atom O ujung. Karena itu kita dapat menggambarkam ikatan rangkap dua baik dengan atom O ujun kiri maupun kanan, dan kedunya

merupakan struktur yang identik

(8)

• Fakta kedua struktur ini tidak ada yang benar karena panjang ikatan dua ikatan O memiliki nilai yang sama diantara panjang O – O dan O=O, padahal dari struktur diatas, kedua ikatan pada atom O pusat akan memiliki

panjang yang berbeda dikarenakan ikatan tunggal akan memiliki panjang ikatan yang lebih panjang dibandingkan dengan ikatan rangkap.

• Keanehan pada ikatan O3 ini dapat diatasi dengan menggunakan konsep resonansi, pada struktur

resonansi terdapat dua atau lebih struktur Lewis untuk satu molekul yang tidak dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya menggunakan satu struktur Lewis. Dalam kasus ozon ini, struktur resonansi dari molekul O3 dapat digambarkan dengan menggunakan kedua struktur

(9)

• Dapat diubah menjadi strutur resonansi:

• Istilah resonansi sering disalah artikan dengan

mengatakan bahwa molekul seperti ozon berpindah secara cepat dari satu struktur resonansi ke satu struktur resonansi lain. Namun hal ini tidaklah tepat karena perlu diingat bahwa tidak satupun dari struktur resonansi yang diberikan dapat menggambarkan secara tepat struktur resonansi yang sesungguhnya, yang merupakan struktur tesendiri yang unik dan stabil. Konsep resonansi hanyalah sebuah cara untuk menggambarkan model .. ikatan

(10)

• Oleh karena banyaknya struktur yang terbentuk apabila mengalami resonansi maka dalam penggambaran

(11)

Contoh resonansi lain

• Ion Nitrit (NO

2-

)

(12)

Contoh resonansi lain

• Ion Nitrat (NO

3-

)

(13)

Struktur Resonasi Benzena (C

6

H

6

)

• Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi

elektron dari ikatan rangkap ke ikatan

tunggal. Delokalisasi elektron yang terjadi

(14)

Struktur Resonasi Benzena (C

6

H

6

)

• Hal yang harus diperhatikan adalah, bahwa

lambang resonasi bukan struktur nyata dari

suatu senyawa, tetapi merupakan struktur

khayalan. Sedangkan struktur nyatanya

merupakan gabungan dari semua struktur

resonansinya. Hal ini pun berlaku dalam

(15)

Struktur Resonasi Benzena (C

6

H

6

)

• Dalam kasus benzena ini, Teori resonansi

dapat menerangkan mengapa benzena sukar

diadisi. Sebab, ikatan rangkap dua

karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan

membentuk semacam cincin yang kokoh

terhadap serangan kimia, sehingga tidak

mudah diganggu. Oleh karena itulah reaksi

yang umum pada benzena adalah reaksi

substitusi terhadap atom H tanpa

(16)

Ikatan Kovalen

• Ikatan kovalen merupakan ikatan antar

molekul

non logam

. Ikatan ini terjadi karena

terjadinya penggunaan pasangan elektron

yang digunakan secara bersamaan.

• Dalam ikatan kovalen dikenal dengan adanya

ikatan kovalen nonpolar dan  polar

.

(17)

Ikatan kovalen nonpolar

• Ikatan kovalen non polar adalah Ikatan yang

terbentuk ketika atom membagikan

elektronnya secara setara (sama).

Biasanya

terjadi ketika ada atom mempunyai afinitas

elektron yang sama atau hampir sama

• Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen

yang pasangan elektron yang dipakai

bersama tertarik sama kuat. Pada molekul

yang atom penyusunnya sejenis, contohnya

pada molekul H

2

, hal ini disebabkan tidak ada

(18)

Ikatan kovalen nonpolar

• Pada molekul yang penyusunnya beda jenis,

kepolaran senyawa disebabkan oleh bentuk

molekulnya yang simetris, atau momen dipol

= 0. Contoh pada senyawa CH

4

. Ikatan antar

(19)

Ikatan Kovalen Polar

• Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika

elektron pasangan di antara atom tidak benar-benar dipakai bersama. Hal ini terjadi ketika satu atom mempunyai elektronegativitas yang lebih tinggi daripada atom yang lainnya.

• Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang pasangan elektron yang dipakai bersama cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran ikatan disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan

(20)

Ikatan Kovalen Polar

• Untuk molekul yang terdiri dari beberapa atom,

kepolaran molekul disebabkan bentuk molekulnya

tidak simetris atau momen dipole ≠ 0. Contoh :

pada air, H2O, atom pusat O memiliki 2 pasang

elektron bebas, 2 pasang elektron ikat, sehingga

tidak simetris, dapat digambarkan dengan model

berikut

(21)

Ikatan Kovalen Polar

• Pada HCl, keelektronegatifan Cl lebih besar dibandingkan H, sehingga elektron cenderung tertarik ke arah Cl

(22)

Perbedaan antara ikatan kovalen

nonpolar dan polar

• Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen

yang pasangan elektron yang dipakai

bersama tertarik sama kuat

• Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen

yang pasangan elektron yang dipakai

(23)

Hal-hal lain mengenai ikatan kovalen

non polar dan polar

• Pasangan elektron yang digunakan secara bersama pada

pembentukan ikatan kovalen yang terletak diantara dua inti atom akan ditarik oleh kedua inti atom yang berikatan. Akibatnya akan mempengaruhi distribusi elektron di antara kedua inti yang

berikatan. Kemampuan menarik elektron kearah dirinya tergantung pada keelektronegatifan masing-masing unsur yang berikatan

• Untuk molekul unsur, seperti H2, Cl2 dan N2 ikatan kovalen yang

terbentuk seratus persen bersifat kovalen. Hal ini disebabkan kedua inti atom memiliki kemampuan yang sama untuk menarik elektron ke arah dirinya, sehingga elektron ikatan akan terdistribusi secara merata di antara kedua inti, seperti yang ditunjukan pada Gambar.Ikatan yang terbentuk dengan kemampuan menarik

pasangan elektron yang sama kuat disebut ikatan kovalen nonpolar.

(24)

• Apabila kedua atom yang berikatan berbeda

misalnya pada HF, HCl dan HI, maka ikatan yang

terbentuk tidak sepenuhnya bersifat kovalen. Hal

ini yang dinamakan ikatan kovalen polar.

Dikatakan ikatan kovalen polar karena kedua

atom yang berikatan terdapat gaya elektrostatik.

(25)

Berdasarkan perbedaan kelektronegatifan, suatu ikatan kovalen dikatakan ikatan kovalen polar apabila

suatu atom mampu menarik elektron ikatan ke arah dirinya tanpa melakukan perpindahan secara

(26)

Molekul Polar dan Nonpolar

• Suatu senyawa yang memiliki ikatan kovalen polar, belum tentu molekul yang dimiliki bersifat polar. Demikian juga untuk ikatan kovalen nonpolar, molekul yang dimiliki

belum tentu bersifat nonpolar. Kepolaran suatu molekul dinyatakan menggunakan suatu besaran yang disebut momen dipol (µ). Besarnya momen dipol suatu molekul ditentukan menggunakan persamaan berikut.

µ = Q x r 1 D = 3,33 x 10-30 C.m (coulombmeter) µ = 0 → molekul nonpolar

µ > 0 atau µ ≠ 0 → molekul polar keterangan:

µ = momen dipol (D, debye) Q = selisih muatan (Coulomb)

(27)

Semakin besar harga momen dipol, semakin polar senyawa yang bersangkutan bahkan mendekati ke

sifat ionik. Harga momen dipol beberapa molekul seperti yang tertera pada Tabel

Moleku

l dipol (D)Momen molekul dipol (D)Momen

NO NH3 HF HCl HBr HI H2O

(28)

Momen dipol merupakan suatu besaran vektor yang digambarkan menggunakan moment ikatan. Jika jumlah vektor momen-momen ikatan lebih besar dari nol, maka molekul tersebut bersifat polar, sebaliknya jika jumlah vektor momen-momen ikatan sama dengan nol, maka maka molekul tersebut bersifat nonpolar

• Momen ikatan terbentuk jika dua atom yang berikatan dalam suatu senyawa memiliki perbedaan

keelektronegatifan. Elektron yang yang ditarik oleh atom yang lebih elektronegatif menunjukan arah

momen ikatan dan ditunjukan menggunakan tanda → dari atom yang kurang elektronegatif menuju atom yang lebih elektronegatif.

• Akibat tarikan elektron yang terjadi, terbentuk semacam kutub negatif pada atom yang lebih

(29)

Kutub positif atau negatif yang terbentuk disebut muatan parsial, yang digambarkan menggunakan simbol delta (δ). Muatan parsial negatif (δ¯)

diberikan pada unsur yang lebih elektronegatif dan muatan parsial positif (δ+) diberikan pada unsur yang kurang elektronegatif (lebih elektropositif).

• Contoh menggambar muatan parsial pada molekul HCl.

• Dari contoh di atas terlihat bahwa terdapat muatan

positif dan negatif pada tanda δ yang digunakan. Tanda tersebut tidak sama dengan +1 atau -1 seperti pada simbol ion, tetapi tanda ini hanya

(30)

Untuk senyawa diatom yang disusun oleh unsur yang sejenis, molekul yang dimiliki selalu bersifat

nonpolar kecuali ozon yang bersifa polar. 

• Hal ini disebabkan dua atom penyusun senyawa memiliki keelektronegatifan sama sehingga tidak terbentuk momen ikatan. Sedangkan untuk senyawa diatom yang disusun oleh dua atom yang berbeda molekul yang dimiliki selalu bersifat polar karena adanya perbedaan keeltronegatifan

• Tetapi untuk senyawa-senyawa yang tersusun lebih

dari dua atom, kepolaran molekul tidak dapat

ditentukan jika hanya didasarkan pada perbedaan keelektronegatifan. 

• Hal ini disebabkan senyawa-senyawa tertentu walaupun memiliki ikatan kovalen polar tetapi molekulnya bersifat nonpolar. Misalnya CCl4, CO2 dan BeCl2 merupakan

(31)

• Molekul CCl4, bentuk molekul tetrahedaral dengan C sebagai atom pusat dan dikelilingi oleh 4 atom Cl.

• Perbedaan keelektronegatifan C dan Cl adalah sebesar 3-2,5 = 0,5. Jadi ikatan C–Cl termasuk ikatan kovalen (tepatnya ikatan kovalen polar) karena perbedaan keeltronegatifan lebih kecil 1,7. Walaupun ikatan C–Cl berupa ikatan kovalen polar tetapi molekulnya bersifat nonpolar.

• Hal ini disebabkan, bentuk tetrahedral dari molekul CCl4

dapat dikatakan simetris karena memiliki pusat simetri pada atom C ditengah, sehingga jumlah momen ikatan yang

sama dengan nol. Atau dapat dikatakan tarikan elektron akibat adanya perbedaan keelektronegatifan saling

meniadakan atau saling menguatkan (perhatikan tanda

panah pada struktur). Hal ini dapat diandaikan, suatu benda yang berada di tengah-tengah ditarik dari empat sudut

(32)

• Jika CCl4 salah satu atom Cl diganti oleh atom lain

misalnya H, maka sifat molekul yang awalnya nonpolar berubah menjadi polar. Hal ini disebabkan kepolaran ikatan C-H berbeda dengan kepolaran ikatan C-Cl, sehingga momen dipol yang terbentuk tidak saling

meniadakan. Tetapi apabila semua atom C diganti oleh atom H maka molekulnya bersifat nonpolar karena

(33)

• Pada molekul BCl2 dan CO2 mempunyai bentuk molekul linear dengan B dan C sebagai atom pusat.

• Atom Cl dan atom O lebih elektronegatif dibanding

(34)

• Molekul H2O walaupun rumus molekulnya mirip dengan

CO2 dan BCl2 tetapi bersifat polar.

• Hal ini disebabkan, pada molekul H2O, atom O sebagai

atom pusat masih memiliki pasangan elektron bebas. Hal ini menyebabkan molekul H2O tidak berbentuk

linear seperti molekul CO2 dan BCl2, sehingga

Referensi

Dokumen terkait

Mengumpulkan data primer (nilai tiap variabel penelitian) yang bersumber pada hasil kuesioner terhadap responden yang merupakan Mahasiswa S1 Matematika USU,

Buku / Perpustakaan Barang Bercorak Kesenian / Kebudayaan Bahan Hewan/Ternak dan Tumbuhan Jumlah Kondisi Barang Asal usul Tahun Cetak / Pem- belian Sub Unit Organisasi. U

Hal ini dilakukan karena peneliti (sebagai alat) dapat mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu, hanya “manusia

Hasil pemanfaatan Komunitas Gubug Ringgit Krucil dijadikan sebagai wadah/pusat pembelajaran mengenai kesenian wayang khas jawa sebagai alternatif konservasi budaya

Data yang dianalisis adalah data tentang dinamika sosial yang dialami oleh komunitas Lakkang Kelurahan Tallo Kota Makassar. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat

Kami melihat penurunan produksi batubara di Indonesia lebih dikarenakan banyak perusahaan yang tidak mampu bertahan di tengah belum stabilnya harga batubara.. Namun,

Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah

Dalam perspektif islam, tujuan penciptaan alam semesta ini, pada dasarnya adalah sarana untuk menghantarkan manusia pada pengetahuan dan pembuktian tentang keberadaan