!"#$%&"'()$"*
!"#"$%&'%(&)%*%(
+!"#,-./0
*1223&*45647428&9:#;:
+<4564742=>23:4;:?<0
)@AB@%9&#(C*"&!"#"$%
! !
!"#$%&!'(')&*+,-$.-!"#$%&"&' ("))*+(,&-,.,)
! !
/0,$+12+1$+,34%$5
!6!"#$%&'(")*"+(,-.'-"/(%/"-/01.2-"/(2"+$)+2$/.2-" )*"3%/2$.%4".&"/(2"-)4.1"-/%/27+
8/4&9)"$:+;&1)#"$4)<"9%=
!65(2"-/01,")*"$.6.1"3%//2$7")$"-)4.1-7"89:"/(2" 4%$62-/"#$%&'(")*"')&12&-21"3%//2$"+(,-.'-"89:" -/01.2-"();"/(2"4%$62<-'%42"+$)+2$/.2-")*"-)4.1" 3%/2$.%4-"$2-04/"*$)3"/(2.$"%/)3.'<-'%42" +$)+2$/.2-"89:"*)$3-"/(2"/(2)$2/.'%4"#%-.-")*" 3%/2$.%4"-'.2&'2<7
8/1>1?"91,=
! !
@+2$%9*+4)+$0"+?&4?"&$1"2+
A-"#0,)1#,B:+$0"&-,B:+"B"#$&1#,B:+-,C)"$1#+D+4?$1#,BE+
4F+-,$"&1,B+1)+$0"+24B19+2$,$"
A#&*2$,BB1)"+D+,-4&?04%2E
! !
! !
/0,$+,&"+."+C41)C+$4+B",&)5
! G&*2$,B+H$&%#$%&":+!,$$1#"+D+I"#1?&4#,B+!,$$1#" ! !,$$1#"+J13&,$14)+8K0"4&*+4F+;04)4)=
! K0"4&*+4F+L"$,B
8(&%9"+L49"B:+H4--"&F"B9M+N&""+OB"#$&4)+L49"B:+ P",&B*QN&""+OB"#$&4)+L49"B:+O)"&C*+R,)92=
! H"-1#4)9%#$4&
! !
;&"&"S%121$"2
!
OB"#$&4-,C)"$12-! H$,$12$1#,B+L"#0,)1#2+8TK0"&-49*),-1#2= ! U%,)$%-+L"#0,)1#2
! !
K"V$344>2
! G4-?%B24&*'
! @20#&4F$+D+L"&-1):+!"#$%&!'(')&*+,-$.-:+R&44>2+ G4B":+WXYZ
! @991$14),B'
! [-,&:+/#)0)1'(2,&!"#$%&!'(')&*+,-$.-:+@99124)Q /"2B"*:+WXX\
! ]1$$"B:+31'2"%4.'$"1&'"&!"#$%&!'(')&*+,-$.-:+/1B"*:+ ^__`
! !
a&,91)C
b_c+F1),B+"V,-Fisika Zat Padat
Kekisi Kristal
Apa itu kekisi?
Kekisi (kekisi Bravais) merupakan deretan tak hingga dari titik-titik diskrit dengan susunan dan orientasi yang nampak tepat sama
! Singkatnya: kekisi adalah deretan periodik dan teratur dari titik-titik dalam ruang
! Kekisi merupakan abstraksi matematis
! Struktur kristal terbentuk ketika basis yang terdiri atas atom-atom ditempelkan secara identik ke setiap titik kekisi
! Struktur kristal = kekisi + basis
Auguste Bravais (1811 – 1863)
Apa itu kekisi?
Kekisi Bravais terdiri atas titik-titik yang memiliki vektor posisi R dengan bentuk
dengan
= sembarang vektor primitif yang tidak selalu berada di bidang yang sama
= bilangan bulat (negatif, nol, atau positif)
"
R#n1a"1$n2a"2$n3a"3
"
a1, a"2, a"3
n1, n2, n3
Kekisi Bravais 2D (jejaring/net)
5 kekisi Bravais dasar: (1) jajaran genjang (2) persegi (3) persegi berpusat (4) hexagonal (5) bujur sangkar
Kekisi Bravais 3D
[image:3.595.0.829.26.557.2]Contoh lain kekisi Bravais 3D
Kekisi Tak Hingga
! Kekisi Bravais mengisi ruang tak hingga
! Namun kristal bahan memiliki volume berhingga
! Kekisi tak hingga merupakan idealisasi, jika kekisinya berhingga akan muncul efek permukaan
! Untuk mudahnya, kita kaji kristal berhingga yang yang terdiri atas N situs:
untuk maka"R#n1a"1$n2a"2$n3a"3
0%n1&N1,0%n2&N2,0%n3&N3danN#N1N2N3
Untuk sembarang kekisi Bravais, set vektor primitifnya tidak unique!
Contoh lain: kekisi bcc
bcc = body-centered cubic
Jika kekisi simple cubic memiliki vektor primitif: ax , a' 'y ,dan a'z
Maka untuk bcc: a"1#ax ,' a"2#a'y , a"3# a
2( 'x$ 'y$ 'z)
Atau dapat dituliskan sebagai:
" a1#
a
2( 'y$ 'z* 'x), a"2# a
2( 'z$ 'x* 'y), a"3# a
2( 'x$ 'y* 'z)
Kedua set menyatakan kekisi Bravais bcc
cek Kittel untuk sel bcc primitif
Contoh lain: kekisi fcc
fcc = face-centered cubic
set vektor primitif untuk kekisi fcc:
" a1#
a
2( 'y$ 'z), a"2# a
2( 'z$ 'x), a"3# a 2( 'x$ 'y)
Catatan: unsur dengan kekisi simple cubic sangat jarang ditemukan, fase alpha dari Polonium (Po) merupakan satu-satunya contoh yang ditemukan pada kondisi normal
Bilangan Koordinasi
! Titik-titik pada kekisi Bravais yang berada paling dekat dengan sebuah titik pilihan disebut nearest neighbors (tetangga terdekat)
! Setiap titik pada kekisi Bravais memiliki jumlah tetangga terdekat yang sama, disebut sebagai bilangan koordinasi dari kekisi tersebut
! Bilangan koordinasi untuk kekisi sc : 6 ! Bilangan koordinasi untuk kekisi bcc : 8 ! Bilangan koordinasi untuk kekisi fcc : 12
Sel Satuan Primitif
!Sel (satuan) primitif merupakan volum ruang yang, ketika ditranslasikan melalui seluruh vektor kekisi Bravais, tepat mengisi ruang tanpa overlap atau meninggalkan ruang kosong (void)
!Untuk sebarang kekisi Bravais, tidak ada cara khusus untuk memilih sel primitif
!Sel primitif harus mengandung hanya satu titik kekisi
!Volume sel primitif tidak bergantung pada pemilihan bentuk sel (v = 1/n; v = volume, n = rapat titik kekisi)
Sel Satuan Primitif
! Sel primitif yang berkaitan dengan set vektor primitif merupakan set untuk titik r dengan bentuk
! Set ini umumnya tidak menunjukkan bentuk simetri dari kekisi Bravais. Misal:
" a1,a"2,a"3
"r#x1a"1$x2a"2$x3a"3 dengan 0%xi%1
Agar diperoleh simetri...
Sel Satuan Konvensional
! Sel satuan merupakan daerah yang mengisi ruang tanpa overlap ketika ditranslasikan melalui set vektor kekisi Bravais
! Sel satuan konvensional umumnya dipilih lebih besar daripada sel satuan primitif agar dapat memiliki simetri
! Pada sel konvensional, bcc nampak sebagai sel satuan berbentuk kubus dua kali lebih besar dari sel satuan bcc primitif
! Dan kekisi fcc nampak sebagai sel kubus 4 kali lebih besar dari sel satuan fcc primitif
Bilangan yang menyatakan ukuran dari sel satuan disebut sebagai tetapan kekisi (lattice constants)
Eugene Wigner (1902 - 1995)
Frederick Seitz (1911 - 2008)
Kekisi Non-Bravais
Struktur Intan
Terdiri atas dua kekisi fcc yang saling menyisip, bergeser sepanjang diagonal utama kekisi kubus sejauh ! panjang diagonal. Dapat juga dianggap sebagai kekisi fcc dengan basis basis titik 0 dan !a"4#! $x% $y%$z#
Struktur Hexagonal Close-Packed
(hcp)
Untuk struktur hcp ideal: c a&
'
8 3
Struktur NaCl
Fisika Zat Padat
Kekisi Balik
Definisi
!Ditinjau sekumpulan titik R yang membentuk kekisi Bravais, dan gelombang bidang datar
!Untuk k secara umum, gelombang bidang tersebut tidak memiliki sifat periodik kekisi Bravais, namun dapat dimiliki oleh vektor gelombang tertentu yang dipilih secara khusus
!Kekisi balik didefinisikan sebagai kumpulan
semua vektor gelombang K yang menghasilkan gelombang bidang yang memiliki sifat periodik dari suatu kekisi Bravais
ei"k#"r
!K merupakan kekisi balik dari kekisi Bravais dengan titik-titik dinyatakan R, selama relasi
dipenuhi oleh sembarang r dan semua R pada kekisi Bravais
!Maka kekisi balik adalah kumpulan vektor gelombang K yang memenuhi
!Kekisi Bravais yang menentukan kekisi balik sering disebut sebagai kekisi langsung (direct lattice) !K disebut kekisi balik hanya jika kumpulan vektor R
merupakan kekisi Bravais eiK"#$"r% "R&'eiK"#"r
eiK"#"R'1
! Misal merupakan vektor-vektor primitif untuk kekisi langsung, maka kekisi balik dapat ditentukan oleh vektor-vektor primitif berikut:
"
a1, a"2, a"3
" b1'2(
" a2) "a3
"
a1#$ "a2) "a3&
" b2'2(
" a3) "a1
"
a1#$ "a2) "a3&
" b3'2(
" a1) "a2
"
a1#$ "a2) "a3&
!bi akan memenuhi
!Sembarang vektor k dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari b
i
!Jika R merupakan vektor kekisi langsung (ni bilangan bulat) :
!Maka
!Koefisien ki harus berupa bilangan bulat agar dipenuhi untuk semua R
!Jadi, kekisi balik merupakan kekisi Bravais dan bi merupakan vektor-vektor primitif
"
bi#"aj'2(*ij dengan *ij'
+
0, i,j
1, i'j
"k'k
1b"1%k2b"2%k3b"3
"
R'n1a"1%n2a"2%n3a"3
"
k#"R'2($k1n1%k2n2%k3n3&
eiK"#"R'1
! Karena kekisi balik merupakan kekisi Bravais, kita dapat membentuk kekisi balik dari kekisi ini, yang tidak lain adalah kekisi langsung semula
Contoh
!Kekisi Bravais simple cubic (sc), dengan sel primitif bersisi a, memiliki kekisi balik berbentuk simple cubic dengan sel primitif bersisi 2!/a
!Kekisi Bravais fcc dengan sel kubus konvensional bersisi a memiliki kekisi balik bebentuk bcc dengan sel kubus konvensional bersisi 4!/a
!Kekisi Bravais bcc dengan sel kubus konvensional berisisi a memiliki kekisi balik berbentuk fcc dengan sel kubus konvensional bersisi 4!/a
! Jika v adalah volume sel primitive pada kekisi langsung, maka sel primitive dari kekisi balik memiliki volume (2!)3/v
Zona Brillouin Pertama
! Zona Brillouin pertama merupakan sel primitif Wigner-Seitz dari kekisi balik
! Umumnya, istilah zona Brillouin pertama hanya diterapkan pada sel ruang-k
Léon Brillouin (1889 – 1969)
Bidang Kekisi
! Bidang kekisi (lattice plane) didefinisikan sebagai sembarang bidang yang mengandung setidaknya tiga titik kekisi Bravais non-kolinear (tidak segaris)
! Karena simetri translasi dari kekisi Bravais, bidang tersebut akan mengandung banyak titik kekisi, yang membentuk kekisi Bravais 2-D pada bidang tersebut
! Keluarga bidang kekisi didefinisikan sebagai
kumpulan bidang-bidang kekisi yang sejajar dan terpisah pada jarak yang sama, yang
mengandung seluruh titik kekisi Bravais 3-D
! Untuk sembarang keluarga bidang kekisi yang
jarak pisahnya adalah d, terdapat vektor kekisi balik yang tegak lurus terhadap bidang, paling
pendek memiliki panjang 2!/d
! Sebaliknya, untuk sembarang vektor kekisi balik
K, terdapat keluarga bidang kekisi yang tegak lurus K dan memiliki jarak pisah d, dimana 2!/d merupakan panjang dari vektor kekisi balik terpendek yang sejajar K
Indeks Miller Bidang Kekisi
! Indeks Miller dari suatu bidang kekisi merupakan koordinat vektor kekisi balik terpendek yang tegak lurus terhadap bidang tersebut, yang terkait dengan kumpulan vektor kekisi balik primitif tertentu
! Jadi, bidang dengan indeks Miller h, k, l, berada tegak lurus terhadap kekisi balik
hb"1#kb"2#lb"3
William Hallowes Miller
(1801 – 1880)
! Indeks Miller berupa bilangan bulat, karena sembarang vektor kekisi balik merupakan kombinasi linear dari tiga vektor primitif dengan koefisien bilangan bulat
! Indeks Miller bergantung pada pemilihan vektor
primitif
! Indeks Miller dari suatu bidang memiliki interpretasi geometris pada kekisi langsung, yang terkadang ditawarkan sebagai cara alternatif pendefinisian indeks
!Karena bidang kekisi dengan indeks Miller h, k,
l, tegak lurus terhadap vektor balik
, indeks ini akan terkandung pada bidang kontinyu untuk nilai tetapan A yang sesuai
!Bidang ini akan memotong sumbu yang
ditentukan oleh vektor primitif kekisi langsung ai pada titik:
dengan "
K$hb"1#kb"2#lb"3 " K%"r$A
x
! Karena
maka
! Maka titik potong bidang kekisi dengan sumbu
kristal berbanding terbalik dengan indeks Miller dari bidang tersebut
"
K#"a1$2%h , K"#"a2$2%k , dan K"#"a3$2%l
x1$ A
2%h, x2$ A
2%k, x3$ A
2%l
! Kristalografer mendefinisikan indeks Miller
sebagai kumpulan bilangan bulat tanpa faktor persekutuan, berbanding terbalik dengan titik potong bidang kristal pada sumbu kristal
h:k:l$1 x1
:1
x2
:1
x3
Konvensi
!Bidang kekisi umumnya ditunjukkan dengan menyatakan
indeks Miller dalam tanda kurung (h,k,l)
!Koma dihilangkan dengan menggantikan – n
!Untuk menunjukkan arah, kurung persegi digunakan untuk
menghindari kerancuan dengan indeks Miller ! [hkl]
!Untuk menunjukkan keluarga lain yang ekivalen dengan
keluarga bidang kekisi tertentu, digunakan {hkl}
misal: bidang (100), (010) dan (001) ekivalen pada kristal kubus, sehingga dapat dinyatakan sebagai bidang {100}
&
Fisika Zat Padat
Difraksi Sinar X oleh Kekisi Kristal
William L. Bragg (1890 – 1971) Fisikawan Inggris
Max von Laue (1879 – 1960) Fisikawan Jerman
Mengapa Harus Sinar-X?
! Jarak antar atom pada bahan padat umumnya berada pada orde angstrom (10-10 m)
! Maka, probe elektromagnetik untuk struktur mikroskopis bahan padat harus memiliki energi:
yang berada pada orde energi sinar-X E"# $"hc
%"
1.24&10'6 eV m 10'10 m
"12.4 keV
Formulasi Bragg
! Pada bahan kristal, untuk panjang gelombang dan arah
sinar datang yang ditentukan secara tepat, terdapat puncak-puncak intensitas hamburan radiasi sinar-X yang disebut puncak Bragg
! Ditinjau kristal yang tersusun atas bidang-bidang sejajar
terisi ion, terpisah pada jarak d! bidang kekisi
! Syarat diperoleh puncak inttensitas pada radiasi
hamburan:
! Sinar-X harus dipantulkan oleh ion pada satu bidang dengan sudut pantul sama dengan sudut datang
! Sinar pantulan dari bidang berturutan harus berinterferensi secara konstruktif
!Jika ! merupakan sudut datang, agar sinar hamburan berinterferensi secara konstruktif, beda lintasan harus berupa kelipatan bulat panjang gelombang:
yang merupakan hukum Bragg
!Bilangan bulat n dikenal sebagai orde pantulan !Untuk berkas sinar-X yang nilai panjang
gelombangnya banyak ('radiasi putih'), akan teramati banyak pantulan
n%"2dsin(
Formulasi von Laue
! Ditinjau kristal yang tersusun atas objek mikroskopis identik (kumpulan ion atau atom) yang berada di titik R pada kekisi Bravais
! Tiap objek dapat meradiasikan ulang radiasi yang datang ke segala arah
! Puncak radiasi hamburan hanya akan teramati pada arah dan panjang gelombang dimana sinar hamburan dari seluruh titik kekisi berinterferensi secara konstruktif
! Ditinjau dua penghambur, terpisah oleh vektor perpindahan d
! Misal sinar-X datang dari kejauhan, sepanjang arah n, dengan panjang gelombang " dan vektor gelombang x = 2#n/"
! Beda lintasannya adalah:
! Syarat agar terjadi interferensi konstruktif:
! Kalikan kedua sisi persamaan di atas dengan
2!/" maka dihasilkan syarat untuk nilai vektor
gelombang sinar datang dan sinar hamburan: dcos"#dcos"'$%d&' (n) (n'*
%
d&' (n) (n'*$m+
%
d&'%k)%k'*$2,m
!Selanjutnya, ditinjau rangkaian penghambur yang
berada pada kekisi Bravais
!Karena titik-titik kekisi saling terpisah oleh vektor
kekisi Bravais R, syarat agar seluruh sinar
terhambur berinterferensi konstruktif adalah bahwa syarat untuk dua penghambur juga berlaku untuk seluruh nilai d yang merupakan kekisi Bravais:
untuk bilangan bulat m dan vektor Bravais R
!Dapat dituliskan pula dalam bentuk ekivalen:
%
R&'%k)%k'*$2,m
ei'%k')%k*&%R$1
! Dibandingkan dengan definisi kekisi balik, diperoleh syarat Laue:
interferensi konstruktif akan terjadi selama
perubahan vektor gelombang, K = k' – k merupakan vektor kekisi balik
! Karena kekisi balik juga kekisi Bravais, jika k' – k merupakan vektor kekisi balik, begitu juga k – k'
! Jika k – k' = K, maka syarat bahwa k dan k' memiliki besar (magnitude) yang sama adalah k = | k – K |
! Kuadratkan kedua sisi diperoleh syarat:
! komponen vektor gelombang datang k sepanjang vektor kekisi balik K harus bernilai separo panjang K
%
k& (K$1-2K
! Maka vektor gelombang datang k akan
memenuhi syarat Laue jika dan hanya jika ujung vektor terletak pada bidang yang tegak lurus dan membagi dua garis penghubung titik asal ruang-k ke sebuah titik kekisi balik K
! Bidang ruang-k ini disebut bidangBragg
Ekivalensi Formulasi Bragg & Laue
! Misal vektor gelombang datang dan terhambur, k dan k', memenuhi syarat Laue yaitu bahwa K = k' – k
adalah vektor kekisi balik
! Karena gelombang datang dan terhambur memiliki
panjang gelombang yang sama (hamburan elastik), k'
dan k memiliki besar (magnitude) yang sama
! Sehingga, k' dan k membentuk sudut yang sama yaitu # dengan bidang tegak lurus K
! Maka hamburan dapat dilihat sebagai pantulan Bragg
dengan sudut Bragg #, dari keluarga bidang kekisi langsung yang tegak lurus vektor kekisi balik K
! Vektor K merupakan kelipatan bulat dari vektor
kekisi balik terpendek K0 yang sejajar K
! Menurut teori keluarga bidang kekisi (lihat bab 5),
besarnya K
0 adalah 2!/d, dimana d adalah jarak
antar bidang yang berdekatan dalam keluarga tersebut yang tegak lurus K
0 atau K
! Maka K = 2!n/d dimana n adalah bilangan bulat
! Dari gambar: K = 2k sin # , maka k sin # = !n/d
! Karena k = 2!/", diperoleh 2d sin # = n"
sehingga panjang gelombang memenuhi syarat Bragg
! Jadi puncak diffraksi Laue yang merupakan
perubahan vektor gelombang sebesar vektor kekisi balik K, bersesuaian dengan pantulan Bragg dari bidang kekisi langsung yang tegak lurus K
! Orde n pada pantulan Bragg merupakan
panjangnya K dibagi dengan panjangnya vektor
Kon
struksi Ewald
! Vektor gelombang datang k akan memunculkan
puncak difraksi jika dan hanya jika ujung vektor
gelombang berada pada ruang-k bidang Bragg
! Untuk mencari puncak Bragg secara
eksperimen besarnya k harus divariasi (! divariasi panjang gelombang sinar datangnya) atau divariasi arahnya (pada prakteknya yang divariasi orientasi kristalnya)
Paul Peter Ewald
(1888 – 1985) German Physicist
Konstruksi Ewald
! Gambarkan pada ruang-k sebuah bola yang
berpusat pada ujung vektor gelombang datang
k dengan jejari k (sehingga bola tersebut menyentuh titik asal)
! Akan terdapat beberapa vektor gelombang k'
yang memenuhi syarat Laue jika dan hanya jika beberapa titik kekisi balik (termasuk titik asal) terletak pada permukaan bola
! Akan terdapat pantulan Bragg dari keluarga
bidang kekisi langsung yang tegak lurus vektor kekisi balik
Umumnya, bola pada ruang-k dengan titik asal berada di
permukaan tidak akan memiliki titik kekisi balik di permukaannya. Maka, untuk sembarang vektor gelombang datang, tidak akan muncul puncak Bragg
Agar dapat dihasilkan puncak Bragg:
! Metode Laue:
tidak menggunakan sinar-X monokromatik, namun sinar-X yang memiliki panjang gelombang dari !1
hingga !0
! Metode Rotating-Crystal:
menggunakan sinar-X monokromatik namun arah sinar dapat divariasi (pada prakteknya, yang divariasi justru arah kristalnya)
! Metode bubuk atau Debye-Scherrer:
sama dengan eksperimen kristal berputar dimana sumbu rotasi divariasikan pada seluruh arah yang mungkin
X-Ray Diffractometer (XRD)
Pola Difraksi untuk BCC
Fisika Zat Padat
Teori Logam : Model Drude
Paul Karl Ludwig Drude
(1863 – 1906, Fisikawan Jerman)
!Logam merupakan penghantar listrik dan panas yang sempurna, mudah dibentuk dan ditempa
!Lebih dari dua pertiga unsur di alam berupa logam
!Pada tahun 1900, 3 tahun setelah penemuan elektron oleh J.J. Thomson, Drude membangun teori konduksi listrik dan panas untuk logam
!Beliau menerapkan teori kinetik gas pada logam yang dikenal sebagai gas elektron
!Teori kinetik memperlakukan molekul gas sebagai bola pejal identik yang bergerak pada lintasan lurus hingga saling bertumbukan
! Diasumsikan antar partikel tidak ada gaya yang
bekerja, kecuali untuk gaya yang muncul sesaat ketika terjadi tumbukan
! Muatan positip disematkan pada partikel yang
lebih berat, dan dianggap tidak bergerak
! Maka, ketika atom-atom unsur logam
membentuk bahan logam, elektron valensi lepas dan mengembara bebas di dalam logam membentuk gas elektron
! Ion logam tetap berada ditempatnya dan
menjadi partikel positip yang tidak bergerak
!Atom dengan bilangan atomik Za memiliki inti
bermuatan eZa (e = 1.6 x 10-19 C)
!Z
a elektron mengelilingi inti dengan muatan total
–eZa
!Z elektron merupakan elektron valensi yang
terikat lemah ke inti
!Za – Z merupakan elektron inti yang terikat kuat
ke inti
!Elektron inti tetap terikat kuat ke inti membentuk
ion logam, sedangkan elektron valensi diperbolehkan mengembara menjauhi atom induknya !elektron konduksi
! Misal rapat massa unsur logam adalah !
m
! Jumlah atom per sentimeter kubik adalah
6.022 x 1023 (bilangan Avogadro) x !
m/A dengan A adalah massa atom dari unsur tersebut
! Karena tiap atom menyumbang Z elektron konduksi, banyaknya elektron per sentimeter kubik adalah:
! {Lihat Tabel} n"N
V"6.022#10
23
#Z$m A
! rs didefinisikan sebagai jejari suatu bola yang
volumenya sama dengan volume tiap elektron konduksi:
! Kerapatan gas elektron umumnya seribu kali
lebih besar dibanding gas klasik pada suhu dan tekanan normal
V
N"
1
n"
4 3%rs
3
; r s"
&
3 4%n
'
Asumsi Dasar Model Drude
(1) Pada proses tumbukan, interaksi dari suatu elektron dengan elektron yang lain maupun dengan ion cenderung diabaikan
! Pengabaian interaksi elektron-elektron pada
proses tumbukan dikenal sebagai independent
electron approximation
! Pengabaian interaksi elektron-ion pada proses
tumbukan dikenal sebagai free electron
approximation
Asumsi Dasar Model Drude
(2) Proses tumbukan bersifat sesaat yang secara langsung mengubah kecepatan elektron
! Proses tumbukan berupa elektron yang memantul
dari inti ion yang tak tertembus (bukan tumbukan antar elektron)
Asumsi Dasar Model Drude
(3) Sebuah elektron mengalami tumbukan dengan peluang per satuan waktu sebesar 1/!
! Maka, peluang sebuah elektron mengalami tumbukan
pada selang waktu dt adalah dt/!
! Besarnya ! dikenal sebagai waktu relaksasi, atau
waktu tumbukan, atau waktu bebas rerata
! Sebuah elektron akan berjalan selama ! sebelum
mengalami tumbukan berikutnya, atau telah berjalan selama ! sejak tumbukan sebelumnya
! Waktu tumbukan tidak bergantung pada posisi dan
kecepatan elektron
Asumsi Dasar Model Drude
(4) Elektron dianggap mencapai kesetimbangan termal dengan sekitarnya hanya melalui proses tumbukan
! Semakin panas daerah di mana tumbukan
terjadi, elektron akan keluar dari tumbukan dengan kecepatan yang semakin besar
Konduktivitas Listrik DC pada Logam
! Besarnya arus I yang mengalir pada kawat yang
terbuat dari logam akan sebanding dengan beda
potensial V sepanjang kawat: V = IR (Hukum Ohm)
dengan R (hambatan kawat) bergantung pada
ukuran kawat, namun tidak bergantung pada
besarnya I atau V
! Resistivitas " didefinisikan sebagai tetapan
kesebandingan antara medan listrik E di sebuah titik pada logam dan rapat arus j yang diinduksikan
"
E#$ "j
! Ketergantungan R pada bentuk atau ukuran
kawat diganti dengan besaran yang mencirikan logam yang membentuk kawat
! Rapat arus j merupakan vektor, sejajar aliran
muatan, yang besarnya adalah banyaknya muatan per satuan waktu yang melewati satuan luasan yang tegak lurus aliran
! Untuk arus seragam I yang mengalir melalui
kawat dengan panjang L dan luas
tampang-lintang A, rapat arusnya adalah j = I/A
! Karena V = EL, maka V = I"L/A dan R = "L/A
!Jika n elektron per satuan volume bergerak
dengan kecepatan v, maka rapat arus yang
muncul akan sejajar dengan v
!Dalam waktu dt elektron akan berpindah
sejauh v dt pada arah v, sehingga elektron
sebanyak n (v dt) A akan melintasi luasan A
yang tegak lurus v
!Karena setiap elektron membawa muatan – e,
maka besarya rapat arus adalah
j#I
A# dq A dt#
%n e v A dt A dt #%n e v
!Ketika tidak ada medan listrik, elektron akan
bergerak pada arah sembarang sehingga rerata v adalah nol, dan tidak ada rapat arus listrik
!Ketika muncul medan listrik E, akan terdapat
kecepatan elektron rerata yang berlawanan arah dengan arah medan:
Misal t adalah waktu yang dicapai setelah terjadi
tumbukan, kecepatan elektron rerata adalah –eEt/m
Rerata dari t adalah waktu relaksasi !, sehingga
"
vavg#% eE"&
m ; "j#
'
n e2&m
(
E"! Hasilnya biasa dinyatakan dalam konduktivitas:
# = 1/"
! Untuk memperoleh waktu relaksasi, dapat
digunakan nilai resistivitas dari eksperimen untuk memperkirakan besarnya:
! Pada suhu kamar, ! biasanya bernilai 10-14 hingga
10-15 detik
"j#) "E ; )#n e
2
&
m
! Lintasan bebas rerata l didefinisikan sebagai jarak rerata yang ditempuh elektron antar 2 tumbukan
! l = v0t, dengan v0 adalah kelajuan elektron rerata
! Dalam model Drude, v0 diperkirakan dari energi ekuipartisi klasik:
! Dari massa elektron, diperoleh nilai v0 pada orde 107 cm/detik pada suhu kamar, sehingga nilai lintasan bebas rerata berada pada orde 1 hingga 10 Å
! jarak ini sebanding dengan jarak pisah antar atom, sehingga proses tumbukan merupakan proses tumbukan elektron dengan ion
1
2m v0
2
"3 2kBT
! nilai ! dihitung dengan model Drude
Konduktivitas Listrik dalam Medan
!Saat t kecepatan elektron rerata v adalah p(t)/m dengan p merupakan momentum total per elektron
!Maka rapat arusnya adalah
!Sebuah elektron yang dipilih saat t akan mengalami tumbukan sebelum t + dt dengan peluang dt/!# dan bertahan hingga t + dt tanpa tumbukan dengan peluang (1 - dt/!)
$j"%n e$p&t'
m
! Jika tidak mengalami tumbukan, elektron akan dipengaruhi gaya f(t) yang muncul akibat medan listrik atau magnet dan memperoleh momentum tambahan f(t)dt – O(dt)2 !O(dt)2 bermakna suku dengan orde (dt)2
! Maka, kontribusi dari seluruh elektron yang tidak bertumbukan antara t dan t + dt terhadap momentum, dan mengabaikan kontribusi dari elektron yang mengalami tumbukan, adalah:
$p&t(dt' " &1%dt
)'* $p&t'( $f&t'dt(O&dt'
2
+
" $p&t'%&dt
)' $p&t'( $f&t'dt(O&dt'
2
! Maka
dibagi dt dan diambil limit pada dt! 0, diperoleh
yang menyatakan bahwa efek tumbukan sebuah elektron adalah menambahkan suku redaman pada persamaan gerak yang menggambarkan besarnya momentum per elektron
$p&t(dt'%$p&t'"%&dt
)' $p&t'( $f&t'dt(O&dt'
2
d
dt$p&t'"%
$p&t' ) ( $f&t'
Efek Hall
! Medan listrik E
x dikenakan pada kawat yang membentang pada arah-x dimana rapat arus jx
mengalir pada kawat
! Medan magnet H dikenakan pada arah-z positip
! Gaya Lorentz
membelokkan elektron pada arah-y negatip (kecepatan alir elektron berlawanan dengan arah aliran arus)
! Maka, elektron akan terkumpul pada sisi kawat, dan medan listrik muncul pada arah-y yang melawan gerakan dan akumulasi elektron lebih lanjut
%e
c$v, $H
! Pada kesetimbangan, medan transversal (atau medanHall) E
y akan mengimbangi gaya Lorentz, sehingga arus hanya mengalir pada arah-x
! magnetoresistansi, rasio medan pada sepanjang kawat Ex terhadap rapat arus jx adalah
! Medan transversal E
y akan sebanding dengan H dan jx, sehingga dapat didefinisikan koefisienHall sebagai:
-&H'"Ex
jx
RH"
Ey
! Karena medan Hall berada pada arah-y
negatip, RH harus bernilai negatip
! Jika pembawa muatannya positip, maka arah
kecepatan-x harus dibalik, dan arah medan Hall akan berlawanan dengan arah yang dimiliki ketika pembawa muatannya negatip
! Koefisien Hall dan magnetoresistansi dapat
ditentukan dari Drude:
ketika terdapat medan E dan H, gaya yang bekerja pada setiap elektron adalah:
f = - e(E + v x H/c)
!momentum per elektron menjadi:
!Pada keadaaan tunak, arus tidak bergantung
pada waktu, sehingga px dan py memenuhi:
dengan adalah frekuensi cyclotron
d
dt"p#$e% "E&
"p
mc' "H($
"p )
0#$eEx$*cpy$ px
)
0#$eEy$*cpx$ py
)
*c#
eH mc
! dikalikan -ne!/m dan karena j = -nev, diperoleh
dengan "0 adalah konduktivitas DC pada model Drude ketika medan magnet tidak ada = ne2!/m ! Medan Hall Ey ditentukan dengan memilih nilai j y
nol:
! Maka koefisien Hall adalah:
yang hanya bergantung pada kerapatan pembawa
+0Ex#*c)jy&jx
+0Ey#$*c)jx&jy
Ey#$
%
*c)
+0
(
jx#$
%
H nec(
jxRH#$
1
nec
Konduktivitas Listrik AC Pada Logam
! Ditinjau medan listrik gayut waktu dengan bentuk E(t) = Re(E(#)e-i#t)
! Persamaan gerak untuk momentum per elektron
menjadi
! Dicari solusi keadaan tunak dengan bentuk p(t) = Re (p(#)e-i#t)
! Substitusikan p dan E ke persamaan gerak
diperoleh:
d
dt"p#$
"p
)$eE"
!Karena j = - nep/m, besarnya rapat arus adalah j(t) = Re (j(#)e-i#t)
maka
!Dapat dituliskan sebagai j(#) = "(#)E(#)
dengan
yang tereduksi ke hasil Drude DC saat # = 0
$i* "p%*(#$"p%*(
) $eE"%*(
"j%*(#$ne"p%*(
m #
%ne2,m( "E%*(
%1,)($i*
+ %*(# +0
1$i* ) , +0#
ne2)
m
Konduktivitas Termal Logam
! Hukum Wiedemann-Franz menyatakan bahwa
rasio konduktivitas termal terhadap konduktivitas listrik ($/") untuk sejumlah besar logam akan berbanding lurus dengan suhu, dengan nilai tetapan kesebandingan yang hampir sama untuk semua logam
! Model Drude mengasumsikan bahwa arus termal
pada logam dibawa oleh elektron konduksi
! Asumsi ini didasarkan pada pengamatan empiris
bahwa logam menghantarkan panas lebih baik dibanding insulator
! Ditinjau batang logam yang memiliki variasi suhu ! Jika tidak ada sumber atau pembuangan panas
pada ujung-ujung batang untuk mempertahankan gradien suhu, energi termal akan mengalir berlawanan terhadap gradien suhu
! Didefinisikan rapat arus termal jq sebagai vektor
yang sejajar arah aliran panas. Untuk gradien suhu yang kecil dipenuhi
jq = – $∇T (Hukum Fourier) $ dikenal sebagai konduktivitas termal dan bernilai positip
! Untuk kasus 1-D, dimana aliran hanya pada
arah-x:
jq = – $dT/dx
! Di titik x, separo elektron muncul dari salah satu
sisi x yang bersuhu tinggi, dan separonya dari sisi bersuhu rendah
! Jika %(T) adalah energi termal per elektron dalam
! Elektron yang tiba di x dari sisi bersuhu tinggi akan mengalami tumbukan terakhir di x – v!, sehingga membawa energi termal per elektron "(T[x – v!])
! Maka rapat arus termalnya (n/2)v"(T[x – v!])
! Elektron yang tiba di x dari sisi bersuhu rendah akan membawa energi termal sebesar (n/2)(-v)"(T[x + v!])
sehingga jq = (1/2)nv["(T[x – v!] – T[x +v!])
! Jika variasi suhu sepanjang lintasan bebas rerata (l = v!) sangat kecil (perubahan pada l
adalah l/L dikalikan perubahan pada L), dapat diperluas untuk sekitar titik x hingga diperoleh:
! Untuk 3-D, v diganti v
x dari kecepatan elektron
v dan direrata pada seluruh arah
! Karena <v
x2> = <vy2> = <vz2> = 1/3 v2 dan karena nd"/dT = (N/V) d"/dT = (d"/dT )/V = cv
(kalor jenis elektron), diperoleh
jq"nv2
#d$
dT
%
&dT
dx
'
jq = 1 3( v2 ! c
v ( – ∇T )maka # = 1 3( v2 ! cv = 1/3 lvcv
dengan v2 kelajuan elektron kuadrat rerata
! Maka,
! Dari gas ideal klasik, c
v = 3/2 nkB dan !mv2 = 3/2kBT dengan kB adalah tetapan Boltzmann
sehingga
)
*"
1+3cvmv
2
ne2
)
*"
3 2
%
kB
e
'
2
T
! Diperoleh
yang bernilai separo dari nilai yang dinyatakan pada Tabel 1.6
)
*T"
3 2
%
kB
e
'
2
Fisika Zat Padat
Teori Logam : Model Drude-Sommerfeld
Arnold Sommerfeld
(1868 – 1951)
German Physicist
!Pada model Drude, diasumsikan bahwa distribusi
kecepatan elektron mengikuti distribusi Maxwell-Boltzmann
!Maka jumlah elektron per satuan volume
n = N/V dengan kecepatan pada interval dv di sekitar nilai v adalah f(v)dv dimana
!Tetapan pada persamaan di atas dipilih
sedemikian sehingga syarat normalisasi dipenuhi:
fB"v#$n
"
m 2%kBT#
3&2
e'm v
2
&2kBT
n$
(
f"v#dv! 25 tahun setelah Drude mengajukan modelnya,
diketahui bahwa distribusi Maxwell-Boltzmann untuk elektron harus diganti dengan distribusi Fermi-Dirac:
! Sommerfeld menerapkan distribusi Fermi-Dirac
pada gas elektron bebas dalam logam (sehingga memodifikasi model Drude untuk teori logam), model ini kemudian dikenal sebagai model Drude-Sommerfeld
f"v#$"m& )#
3
4%3
1
exp*"1&2mv2'kBT0#&kBT+,1
James C. Maxwell (1831 – 1879)
Ludwig E. Boltzmann (1844 – 1906)
Enrico Fermi (1901 – 1954)
Paul A.M. Dirac (1902 – 1984)
vs.
+
+
whatever.. Sorry, Drude...
Drude Model (1900)
Drude-Sommerfeld Model (1927)
Sifat Ground State Gas Elektron
!Ditinjau N elektron yang terjebak dalam volume V
!Dalam model Drude, elektron tidak saling
berinteraksi, sehingga ground state dari sistem dapat ditentukan dengan mencari level energi
untuk elektron tunggal dalam volume V, dan
mengisi level-level ini dengan prinsip larangan Pauli (satu level hanya ditempati satu elektron)
!Elektron tunggal dapat digambarkan dengan
fungsi gelombang !(r) yang berkaitan dengan
level energi "
! Jika elektron tidak berinteraksi, maka fungsi
gelombang dan energinya akan mematuhi persamaan Schrödinger:
maka
dalam koordinat Kartesan:
')
2
2m
"
-2-x2,
-2
-y2,
-2
-z2
#
."r#$/ ."r# ')2
2m0
2
."r#$/."r# 1
2mp1
2
."r#$/ ."r# dengan p$1 ) i0
Wolfgang E. Pauli (1900 – 1958)
Austrian Physicist
Erwin Schrödinger (1887 – 1961)
!Ditinjau sebuah elektron yang terjebak dalam
suatu kubus dengan panjang rusuk L = V1/3 (logam cukup besar sehingga sifat-sifat elektron tidak dipengaruhi oleh geometri ruangnya)
!Selanjutnya, diperlukan syarat batas untuk
persamaan Schrödinger yang menggambarkan terjebaknya elektron di dalam kubus
!Pada ruang 1-D, tidak dipilih elektron yang
terjebak pada garis dari 0 hingga L, melainkan ditinjau elektron yang terjebak dalam suatu lingkaran dengan keliling L
sehingga syarat batasnya adalah !(x + L) = !(x)
! Generalisasi untuk kubus 3-D adalah
!(x+L, y, z) = !(x, y, z) !(x, y+L, z) = !(x, y, z)
!(x, y, z+L) = !(x, y, z)
persamaan ini dikenal sebagai syarat batas Born-von Karman (periodik)
! Untuk menyelesaikan persamaan Schrödinger
dan untuk sementara mengabaikan syarat batasnya, dipilih solusi dalam bentuk dengan energi
"k#$r%&
1
'
V ei$k($r
)#$k%&*
2
k2
2m
Max Born
(1882 – 1970)
German Physicist
Theodore von Karman
(1881 – 1963)
Hungarian-American Aerospace Engineer
! Tetapan normalisasi dipilih sedemikian sehingga
peluang menemukan elektron di dalam volume V adalah satu
! Level !
k(r) merupakan eigenstate dari operator
momentum p dengan eigenvaluep = k karena
maka, elektron yang berada pada level !k(r) memiliki momentum p = k dan kecepatan v = p/m yaitu v = k/m dan energi
1&
+
,"#r%,2dr
*
i
--re
$
k($r
&*k e$k($r
)#$k%&*
2
k2
2m&
p2
2m&
1
2mv
2
! k dapat ditinjau sebagai vektor gelombang
! Gelombang bidang bernilai konstan pada sembarang
bidang yang tegak lurus terhadap k (karena k!r = konstan)
dan periodik sepanjang garis yang sejajar terhadap k dengan
panjang gelombang ! = 2"/k (panjang gelombang de
Broglie)
! Dari syarat batas Born-von Karman:
! Karena eiz = 1 hanya jika z = n2", dengan n adalah bilangan
bulat, komponen vektor gelombang k harus berbentuk:
nx, ny, nz adalah bilangan bulat
ei$k($r
ei kxL
&ei kyL
&ei kzL
&1
kx&
2.nx
L , ky&
2.ny
L , kz&
2.nz
L
! Maka, dalam ruang 3-D dengan sumbu
Kartesan kx, ky dan kz (ruang-k) vektor gelombang yang diijinkan adalah vektor gelombang yang koordinat sepanjang tiga sumbu tersebut dinyatakan oleh perkalian bulat dari 2"/L
! Jumlah titik k yang diijinkan adalah: volume
ruang-k yang terkandung dalam ruang 3-D dibagi dengan volume ruang-k setiap titik (untuk titik-titik dengan nilai k yang diijinkan) yang berukuran (2"/L)3
! Maka, suatu daerah ruang-k dengan volume #
akan berisi
nilai k yang diijinkan
! Sehingga, jumlah nilai-k yang diijinkan per
satuan volume ruang-k (rapat level ruang-k) adalah
/
#2.0L%3&
/V
8.3
V
8.3
! Karena elektron tidak berinteraksi, ground state dari
N-elektron dapat dibentuk dengan menyusun elektron-elektron ke dalam level-level milik elektron tunggal yang diijinkan
! Dari prinsip larangan Pauli, setiap vektor gelombang
k yang diijinkan memiliki dua level elektron, satu untuk setiap arah spin elektron (up dan down)
! Ground state N-elektron dibentuk dengan
menempatkan dua elektron pada level elektron tunggal dengan nilai k = 0 yang memiliki energi
terendah " = 0, kemudian secara berturutan mengisi
! Karena ! ~ k2, ketika N cukup besar, daerah
yang ditempati akan berbentuk bola
! Jejari bolanya disebut k
F (F untuk Fermi,
sehingga vektor gelombangFermi) dan volumenya ! adalah 4"kF3/3
! Jumlah nilai k yang diijinkan dalam bola ini
adalah: "V
8#3$
%
4#kF 3
3
&
%
V
8#3
&
$ kF3
6#2V
!Karena setiap nilai-k yang diijinkan berisi dua
level elektron-tunggal (satu untuk setiap nilai spin), untuk menempatkan N elektron harus dimiliki
!Jadi jika dimiliki N elektron dalam volume V
(rapat elektron n = N/V), ground state dari sistem N-elektron dibentuk dengan menempati seluruh level elektron tunggal dengan nilai k < kF dan menyisakan k > kF kosong, dengan kF dinyatakan oleh
N$2 kF
3
6#2V$ kF
3
3#2V
n$ kF 3
3#2
! Bola berjejari k
F berisi level-level elektron tunggal
yang telah ditempati disebut bolaFermi
! Permukaan bola yang memisahkan level yang
telah ditempati dan yang belum ditempati disebut
permukaanFermi
! Momentum dari level elektron tunggal yang telah
ditempati pF = kF yang memilki energi tertinggi
disebut momentum Fermi, dan energinya !
F = 2k
F2 /2m merupakan energiFermi dan
kecepatannya vF = pF/m adalah kecepatanFermi
! Kecepatan Fermi dalam logam sebanding dengan
kecepatan termal v = (3kBT/m)1/2 pada gas klasik
! Karena
maka
! Dengan menggunakan Tabel 1.1, diperoleh !F, TF, kF dan vF seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1
V N$
1
n$
4 3#rs
3
; rs$
%
3 4#n
&
1'3
rs$
%
9#
4
&
1'3
1
kF
sehingga kF$
%9#'4&1'3 rs
!Untuk menghitung energi ground-state dari N elektron dalam
suatu volume V, energi dari seluruh level elektron tunggal dalam bola Fermi dijumlahkan:
perhatikan bahwa jumlahan dilakukan dalam ruang 3D! (pada koordinat Kartesan, k memiliki komponen kx, ky dan kz)
!Untuk menjumlah sembarang fungsi F(k) pada seluruh nilai k
yang diijinkan, dapat dilakukan langkah berikut:
karena volume ruang-k per nilai k yang diijinkan adalah #k = 8"3/V, maka
E$2
(
k)kF
*2
2mk 2
(
+kF%+ k&$ V8#3
(
+kF%+ k&, +kUntuk batas #k! 0 (yaitu V!") bentuk jumlahan
$F(k)#k akan mendekati bentuk integral #dkF(k), sehingga
!Maka rapat energi gas elektron adalah: limV-.
1
V
(
+kF%+ k&$/
d+k8#3F%+k&
E V$2
1
8#3
/
V%k)kF&d+k*
2 k2
2m$
1 4#3
/
k$0kF
%k2dk4#&* 2 k2 2m E V$ 1 #2 *2 kF 5 10m
! Untuk menentukan besar energi per elektron E/N
pada ground state, hasil tersebut dibagi dengan N/V = kF3/3"2 yang memberikan
dengan TF (suhu Fermi) ditunjukkan pada Tabel 2.1
! Nilai energi per elektron pada gas klasik adalah
3/2 kBT yang akan lenyap pada T = 0
E N$ 3 10 *2 kF 2 m $ 3 50F$
3 5kBTF
Sifat Termal Gas Elektron Bebas
! Selanjutnya akan diterapkan statistik Fermi-Dirac
dalam perhitungan kontribusi elektron pada kalor jenis logam untuk volume tetap
! Pada metode independent electron approximation,
energi internal U adalah jumlahan seluruh level elektron tunggal %(k) dikalikan jumlah rerata elektron di level tersebut
cv$
%
1u 1T&
V; u$U V
dimana dikenalkan fungsi Fermif(!) yang menggambarkan peluang terdapatnya elektron pada level tertentu dari elektron tunggal, atau umumnya dikenal sebagai fungsi distribusi:
dan banyaknya elektron total N adalah jumlahan untuk seluruh level:
f!"#$ 1
e!"%&#'kBT (1
N$
)
i f!"i#$)
i1 e!"i%&#'kBT
(1
*Jika kedua sisi pada persamaan untuk U dibagi
dengan volume V dan dengan menerapkan metode yang telah digunakan untuk menghitung energi ground-state, maka rapat energi u = U/V adalah
*Jika kedua sisi pada persamaan untuk N dibagi
dengan V, diperoleh rapat elektron n = N/V untuk menghilangkan potensial kimia !
u$
+
d,k4-3"!,k#f!"!,k##
n$
+
d,k4-3 f!"!,k##
*Pada persamaan untuk u dan n, integrand hanya bergantung pada k melalui energi elektron ! =
2k2/2m
*Dengan meng-evaluasi integral pada koordinat bola dan mengubah variable dari k ke !:
dimana
dikenal sebagai rapat level per satuan volume
atau rapat level (pada prakteknya, lebih umum dikenal sebagai density of states, DOS)
+
d,k4-3 f!"!,k##$
+0
.k2dk-2 f!"!,k##$
+0
.g!"#f!"#d"
g!"#$ m /2
-2
0
2m"/2
* Karena
maka g(!) dapat ditulis sebagai
* Maka rapat level pada energi Fermi adalah n$ kF
3
3-2 sehingga "F$ /2
kF
2
2m $
/2
2m!3n
-2
#2'3
g!"#$ m /2
-2
0
2m"/2 $
!3n-2
#2'3
2-2
"F
!
!3n-2#2'3 " "F
#
1'2
g!"#$3
2 n
"F
!
" "F#
1'2
g!"F#$
3 2
n
"F
* Dengan menggunakan rapat level, persamaan untuk u dan n dapat dituliskan sebagai
* Secara umum, kedua persamaan memiliki bentuk yang kompleks. Namun, terdapat metode ekspansi sederhana yang
memanfaatkan fakta bahwa T jauh lebih kecil dari TF untuk seluruh suhu logam yang diukur u$
+0
."g!"#f!"#d" dan n$+0
.g!"#f!"#d"*Dari Gbr. 2.3, dapat dilihat bahwa f(!) berbeda
dengan bentuk pada suhu nol hanya di daerah sempit di sekitar µ dengan lebar beberapa kBT
*Perbedaan integral berbentuk
dengan bentuk nilai nolnya:
ditentukan oleh bentuk H(!) di dekat ! = µ
*Jika H(!) tidak bervariasi tajam di sekitar µ, H(!)
dapat diganti dengan beberapa suku dari deret Taylor fungsi tersebut di sekitar ! = µ
+%.
. H!"#f!"#d"+
%. "FH!"#f!"#d"
* Maka, integral dengan bentuk
dapat diekspansikan dengan deret Sommerfeld menjadi (lihat Appendix C dalam buku Ashcroft)
* Selanjutnya dievaluasi persamaan untuk u dan n yang dapat dituliskan dalam bentuk
+%.
. H!"#f!"#d"+
%. .H!"#f!"#d"$
+
%. &H!"#d"(
-2
6 !kBT# 2
H '!&#(O!T4#
u$
+0
&"g!"#d"(-2
6 !kBT# 2
1&g '!&#(g!(O!T4
#
n$
+0
&g!"#d"(-2
6 !kBT#
2
g '!&#(O!T4#
* Persamaan untuk n menunjukkan bahwa µ berbeda dari nilainya pada T = 0, yaitu !F, oleh suku pada orde T2. Maka dapat dituliskan
* Jadi, persamaan untuk u dan n dapat dituliskan ulang lagi ke dalam bentuk
+0
&H!"#d"$+0
"FH!"#d"(!&%"F#H!"F#
u$
+
0
"F
"g!"#d"("F3!&%"F#g!"F#(
-2 6 !kBT#
2 g '!"F#4
(
-2
6 !kBT# 2
g!"F#(O!T 4#
n$
+
0"Fg!"#d"(3!&%"F#g!"F#(
-2 6 !kBT#
! Suku pertama pada sisi kanan kedua persamaan tidak lain merupakan nilai untuk u
dan n pada ground state
! Karena n tidak bergantung pada suhu, dari
persamaan untuk n diperoleh
yang menentukan deviasi µ dari !F:
0"#$%&F'g#&F'(
)2
6 #kBT'
2
g '#&F'
$"&F% )2
6 #kBT' 2g '#&F'
g#&F'
! Karena
maka
! Dari ketakbergantungan n pada suhu, suku di dalam kurung kurawal pada persamaan untuk u bernilai nol,
sehingga:
dimana u0 adalah rapat energi pada ground state g#&'"3
2
n &F
#
& &F
'
1*2
$"&F
+
1%1
3
#
)kBT
2&F
'
2
,
u"u0(
)2
6 #kBT'
2
g#&F'
! Maka, diperoleh kalor jenis gas elektron sebesar
! Bandingkan nilai ini dengan nilai untuk gas ideal
klasik cv = 3/2 nkB, maka efek dari statistik
Fermi-Dirac adalah mengurangi nilai kalor jenis sebesar ("2/3)(k
BT/!F) yang sebanding dengan suhu
cv"
#
-u -T
'
n")
2
3 kB
2
T g#&F'"
)2
2
#
kBT
&F
'
n kB
Konduktivitas Termal
! Selanjutnya, dengan menggunakan kalor jenis gas
elektron, konduktivitas termal dapat ditentukan:
! Karena dan
maka
sesuai dengan data di Tabel 1.6 ."/m
n e2
0 /T"
)2
3
#
kB
e
'
2
"2.44110%8 watt-ohm/K2
vF
2
"2&F
m 0"1
3v
2
.cv
! Penggunaan statistik Fermi-Dirac hanya
mempengaruhi prediksi dari model Drude yang membutuhkan nilai distribusi kecepatan elektron
! Jika laju 1/# saat elektron mengalami tumbukan
Fisika Zat Padat
Potential Periodik (Teorema Bloch)
Felix Bloch
(1905 – 1983) Swiss Physicist
! Karena ion-ion pada kristal ideal tersusun secara
periodik, maka selanjutnya ditinjau kasus elektron yang berada dalam potensial U(r) yang memiliki
periodisitas kekisi Bravais
U(r + R) = U(r)
untuk seluruh vektor kekisi Bravais R
! Karena skala keperiodikan potensial U (~10-8 cm)
berada pada orde panjang gelombang de Broglie milik elektron dalam model elektron bebas, perlu digunakan mekanika kuantum untuk meninjau efek keperiodikan ini pada gerak elektron
! Bentuk umum persamaan Schrodinger untuk elektron tunggal adalah:
dengan potensial U memiliki periodisitas U(r+R) =
U(r)
! Persamaan Schrodinger untuk elektron bebas dalam model Sommerfeld merupakan kasus khusus dari persamaan di atas
! Elektron-elektron yang mematuhi persamaan Schrodinger untuk elektron tunggal dengan potensial periodik dikenal sebagai elektronBloch
(untuk membedakan dengan “elektron bebas”) "
H#$
%
&'2
2m(
2
)U%r*
*
#%r*$+#%r*Teorema Bloch
! Eigenstate !dariHamiltonan elektron tunggal
dengan potensial periodik dapat dipilih berbentuk gelombang bidang dikalikan suatu fungsi yang mengandung periodisitas kekisi Bravais:
dengan unk(r + R) = unk(r) untuk seluruh R pada kekisi Bravais
! Kedua persamaan membentuk
#nk%,r*$e i,k-,r
unk%,r*
#nk%,r) ,R*$e i,k-,R
#nk%,r*
! Indeks n dikenal sebagai indeks pita dan
muncul karena untuk satu nilai k akan terdapat banyak eigenstate
! Dengan kata lain, eigenstate dari H dapat
dipilih sedemikian sehingga untuk setiap !
terdapat vektor gelombang k yang memenuhi
untuk setiap R pada kekisi Bravais #%,r) ,R*$ei,k-,R#%,r*
Bukti Persamaan Bloch
! Untuk setiap vektor kekisi Bravais R didefinisikan
operator translasi TR yang ketika dioperasikan pada sembarang fungsi f(r) akan menggeser masukannya sebesar R:
TR f(r) = f(r + R)
! Karena Hamiltonan bersifat periodik, diperoleh:
TR H! = H(r + R)!(r + R) = H(r)!(r + R) = HTR!
maka TR H = HTR
! Hasil dari menerapkan dua translasi secara
berturutan tidak bergantung pada urutan penerapan, karena untuk semua !(r)
TRTR'!(r) = TR'TR!(r) = !(r + R + R')
sehingga TRTR' = TR'TR = TR+R'
! Eigenstate dari H dapat dipilih sebagai
eigenstate simultan untuk semua TR
H! = !!
! Karena
TR'TR! = c(R)TR'! = c(R)c(R')!
dan
TR'TR! = c(R)TR+R'! = c(R+R')!
maka c(R + R') = c(R)c(R')
! Misal a
i adalah tiga vektor primitif untuk kekisi
Bravais, c(ai) dapat dituliskan dalam bentuk
dengan pemilihan xi yang sesuai
! Jika R adalah vektor kekisi Bravais umum yang
dinyatakan sebagai
maka
c"a
i#$e
2%i xi
&
R$n1a&1'n2a&2'n3a&3
c"R#$c"a1#
n1
c"a2#
n2
c"a3#
n3
! Persamaan tersebut ekivalen dengan
dimana
dan bi adalah vektor kekisi balik yang memenuhi
! Maka:
yang merupakan teorema Bloch
c" &R#$ei&k(&R
&
k$k1b&1'k2b&2'k3b&3
&
bi(&aj$2%)ij
TR*$*"&r' &R#$c" &R#*$e i&k(&R
*"&r#
Syarat Batas Born-von Karman
! Dalam model Sommerfeld, nilai k yang diijinkan
dihitung dengan menggunakan syarat batas Born-von Karman yang diterapkan pada sistem di mana sebuah elektron terjebak di dalam sebuah kubus berukuran L
! Namun, jika kekisi Bravais bukan kubus dan L bukan
perkalian bulat konstanta kekisi a, tidak akan sesuai jika perhitungan dilakukan pada sistem volume kubus bersisi L
! Lebih sesuai jika perhitungan dilakukan untuk
volume yang bersesuaian dengan sel primitif dari kekisi Bravais yang sedang ditinjau
!Syarat batas periodik digeneralisasikan ke
!(r + Ni ai) = !(r), i = 1, 2, 3
dengan ai adalah tiga vektor primitif dan Ni
adalah bilangan bulat berorde N1/3 di mana N =
N1N2N3 merupakan cacah total sel primitif
dalam kristal
!Saat mengadopsi syarat batas ini, digunakan
asumsi bahwa sifat bahan tidak bergantung pada pemilihan syarat batas
! Dengan menerapkan teorema Bloch pada syarat
batas diperoleh
yang mensyaratkan
! Jika maka
sehingga harus dimiliki xi = mi/Ni, mi bilangan bulat
! Maka bentuk umum vektor gelombang Bloch yang
diijinkan
mi bilangan bulat
*nk"r'Niai#$e i Ni&k(&ai
*nk"r#, i$1, 2, 3
ei Ni&k(&ai
$1, i$1, 2, 3
&
k$k1b&1'k2b&2'k3b&3 e 2%i Nixi
$1
& k$
+
i$1 3 mi
Ni
& bi
Contoh:
! Untuk kekisi Bravais simple cubic (sc), vektor
primitifnya adalah
maka kekisi baliknya adalah
! Karena N
1 = N2 = N3 = L / a, maka
&
a1$a,x , a&2$a,y , a&3$a,z
&
b1$
2%
a x ,, b&2$
2%
a ,y , b&3$
2%
a ,z
& k$
+
i$1 3 mi
Ni
& b
i$ m12%
L ,x'
m22%
L ,y'
m32%
L ,z
!Dari persamaan umum untuk nilai k, Bloch yang
diijinkan, volume !k dari ruang-k per nilai k yang diijinkan adalah volume bangun miring dengan rusuk bi/Ni :
!Karena adalah volume sel primitif
kekisi balik, persamaan di atas menyatakan bahwa banyaknya k yang diijinkan dalam sel primitif kekisi balik sama dengan banyaknya titik kekisi dalam kristal
!Volume sel primitif kekisi balik adalah (2")3/v
dengan v = V/N adalah volume sel primitif kekisi langsung, maka !k = (2")3/V
-k$b1
N1
(
"
b2N2 .b3
N3
#
$1
N b1("b2.b3# b1("b2.b3#
General Remarks
!Meskipun vektor gelombang untuk elektron bebas
adalah p/ dengan p adalah momentum elektron, maka dalam kasus Bloch k tidak sebanding dengan momentum elektron
k akan dikenal sebagai momentum kristal dari elektron (namun sebenarnya bukan menyatakan momentum)
!Vektor gelombang k selalu dibatasi pada zona
Brillouin pertama, karena jika k' tidak berada pada zona Brillouin pertama, selalu dapat dituliskan dalam bentuk