• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata Kunci: Tuberkulosis, Mikroskopis Zn, Kultur LJ, Sensitivitas, Spesifisitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata Kunci: Tuberkulosis, Mikroskopis Zn, Kultur LJ, Sensitivitas, Spesifisitas"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

SPESIFISITAS DAN SENSITIVITAS PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS TBC DIBANDINGKAN PEMERIKSAAN KULTUR TBC PADA PASIEN

TUBERKULOSIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH PERIODE JANUARI – DESEMBER 2015

Penyakit tuberculosis merupakan suatu penyakit infeksi menular yang menyerang system pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ. Di Indonesia, besarnya angka kematian akibat TBC, maka peranan diagnosis dan perawatan menjadi sangat penting. Metode tercepat untuk diagnosa tuberkulosis yaitu dengan pemeriksaan mikroskopis namun diagnosis pasti penyakit TB ditegakkan bila ditemukan bakteri M. tuberculosis di dalam spesimen, yang berasal dari organ yang terinfeksi,berdasarkan pemeriksaan bakteriologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaaan mikroskopis dibandingkan pemeriksaan kultur pada pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Periode Januari-Desember 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan design study cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita yang dicurigai menderita Tuberkulosis yang datang ke RSUP Sanglah Denpasar pada Januari 2015-Desember 2015 yang yang melakukan pemeriksaan mikroskopis dan kultur di laboratorium Pemilihan sampel menggunakan metode total sampling dengan total sampel 124 pasien.

Dengan uji chi square didapatkan hasil adanya hubungan bermakna antara uji mikroskopis dan uji kultur dengan nilai p<0.05. Dengan tabel 2x2 didapatkan nilai diagnostik pemeriksaan uji mikroskopis dibandingkan uji kultur menunjukkan sensitivitas sebesar 68% dan spesifisitas sebesar 94.9%. Diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak pada penelitian selanjutnya.

(2)

ABSTRACT

SPECIFICITY AND SENSITIVITY OF MICROSCOPIC EXAMINATION COMPARE TO CULTURE EXAMINATION AMONG TUBERCULOSIS

PATIENT IN SANGLAH GENERAL HOSPITAL PERIOD JANUARY – DECEMBER 2015

Tuberculosis is an infectious disease that attacks the respiratory system caused by Mycobacterium tuberculosis that can attack any organ. In Indonesia, the death rate from tuberculosis is large, then the role of diagnosis and treatment are very important. The fastest method for diagnose tuberculosis is by microscopic examination, but a definitive diagnosis of TB disease is made when M. tuberculosis was found in the specimen, which is derived from the infected organ, based on bacteriological examination. The purpose of this study was to determine the sensitivity and specificity of microscopic examination compared to culture examination in patients Tuberculosis in General Hospital Sanglah period from January to December, 2015.

This study is an observational analytic study with cross sectional design. The population in this study were all patients suspected of having tuberculosis who came to Sanglah Hospital in Denpasar in January 2015-December 2015 were conducting a microscopic examination and culture in the laboratory. Sample selection using total sampling method with a total sample of 124 patients.

With chi square test showed a significant correlation between the microscopic test and culture test with p <0.05. With a 2x2 table values obtained diagnostic test microscopic examination than the culture test showed a sensitivity of 68% and a specificity of 94.9%. It is expected to use more samples in future studies.

(3)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

RINGKASAN ... vii

SUMMARY ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI……… xii

DAFTAR TABEL……… xiv

DAFTAR GAMBAR………. . xv

DAFTAR SINGKATAN……….. xvi

DAFTAR LAMPIRAN……… xvii

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Tuberkulosis ... 5

2.1.1 Definisi Tuberkulosis ... 5

2.1.2 Gejala Penyakit Tuberkulosis ... 6

2.1.3 Penyebab Tuberkulosis Paru ... 7

2.1.4 Patogenesis ... 8

2.2 Tes Diagnosis Klinis TBC ... 9

2.3 Tes Mikroskopik ... 11

2.4 Tes Kultur ... 13

2.5 Hubungan Hasil Pemeriksaan Mikroskopik Dengan Pemeriksaan Kultur ... 15

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir ... 16

3.2 Konsep Penelitian ... 17

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 18

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

4.2.1 Lokasi Penelitian ... 18

4.2.2 Waktu Penelitian ... 18

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.3.1 Populasi Penelitian ... 18

(4)

4.3.3 Cara Pengambilan Sampel ... 19

4.3.4 Besar Sampel ... 20

4.4 Variabel Penelitian ... 20

4.4.1 Klasifikasi Variabel ... 20

4.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 20

4.5 Instrumen Penelitian ... 22

4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ... 22

4.7 Pengolahan dan Analisa Data ... 23

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian ... 24

5.2 Analisis Univariat ... 24

5.3 Hasi Uji Bivariat ... 29

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 39

6.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN Lampiran 1.Sampel Penelitian... 43

Lampiran 2.Hasil Analisis ... 48

Lampiran 3.Jadwal Kegiatan ... 55

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Interpretasi Hasil Pemeriksaan BTA... 12 Tabel 2.2 Perbandingan Hasil Mikroskopis dan Kultur ... 15 Tabel 5.1 Distribusi Hasil Uji Mikroskopis dan Uji Kultur ….….. ... 31 Tabel 5.2 Pengelompokkan dari Hasil Uji Mikroskopis dan Uji Kultur 32 Tabel 5.3 Area Under Curve pada Variabel Kelompok 1 dan

Kelompok 2 dibandingkan dengan Kelompok 3... 34 Tabel 5.4 Area Under Curve pada Variabel Kelompok 1 dan

Kelompok 2 dibandingkan dengan Kelompok 4... 35 Tabel5.5 Hubungan Uji Mikroskopis dengan Uji Kultur pada

Pasien Suspect Tuberkulosis di RSUP Sanglah

Denpasar Tahun 2015………...… 35

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Konsep Penelitian ... 17 Gambar 5.1 Distribusi Pasien Suspect Tuberkulosis Berdasarkan

Jenis Kelamin ……….. 25 Gambar 5.2 Distribusi Pasien Suspect Tuberkulosis Berdasarkan

Umur ……….….. 26 Gambar 5.3 Hasil Pemeriksaan Mikroskopis pada Pasien Suspect

Tuberkulosis ……… 27 Gambar 5.4 Hasil Pemeriksaan Uji Kultur pada Pasien Suspect

Tuberkulosis ……… 28 Gambar 5.5 Hasil Kurva ROC dari Kelompok 1 dan Kelompok 2

dibandingkan dengan Kelompok 3……… 33 Gambar 5.6 Hasil Kurva ROC dari Kelompok 1 dan Kelompok 2

(7)

DAFTAR SINGKATAN

TB : Tuberkulosis

WHO : World Health Organization

BTA : Basil Tahan Asam

TBC : Tuberculosis

CSS : Cairan Serebro Spinal RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat SPS : Sewaktu Pagi Sewaktu OAT : Obat Anti Tuberkulosis MTB : Mycobacterium Tuberculosis

MOTT : Mycobacterium Other Than Tuberkulosis MGIT : Mycobacteria Growth Indicator Tube UV : Ultra Violet

LJ : Lowenstein Jensen BSC : Bio Safety Cabinet

ZN : Ziehl Neelsen

HCL : Hydrogen Chloride PA : Posterior Anterior TANDA

> : menyatakan lebih dari < : menyatakan kurang dari

≥ : menyatakan lebih dari atau sama dengan ≤ : menyatakan kurang dari atau sama dengan

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Sampel Penelitian ... 43

Lampiran 2 Hasil Analisis ….….. ... 48

Lampiran 3 Jadwal Kegiatan……… ... 55

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik menular yang disebabkan oleh spesies Mycobacterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan tuberkel serta nekrosis kaseosa pada jaringan (Jannah et al., 2009). WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif (PDPI, 2006). Setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis di dunia ini, dan dalam dekade mendatang tidak kurang dari 300 juta orang akan terinfeksi oleh tuberkulosis. Setiap tahun, ada 4 juta penderita baru tuberkulosis paru menular di dunia, ditambah lagi dengan penderita yang tidak menular. Artinya, setiap tahun di dunia ini terdapat sekitar 8 juta penderita tuberkulosis paru, dan sekitar 3 juta orang yang meninggal (Jasaputra et al., 2010).

Diperkirakan 95% penderita TB terdapat di negara-negara berkembang. Di Indonesia setiap tahunnya terdapat 583.000 kasus baru dengan kematian 140.000 serta diperkirakan terdapat 130 kasus baru dengan BTA (+) setiap 100.000 penduduk. Tuberkulosis paru menyerang sebagian besar kelompok usia produktif, status sosial ekonomi dan pendidikan rendah (Firdaous, 2014).

Karena besarnya angka kematian akibat TB, maka peranan diagnosis dan perawatan menjadi sangat penting. Pemeriksaan mikroskopik bakteriologi masih merupakan cara rutin yang digunakan, yaitu dengan menemukan Bakteri Tahan Asam (BTA) untuk menegakkan diagnosis penderita TB paru, khususnya di

(10)

negara-negara yang sedang berkembang. Untuk mendapatkan hasil positif BTA dalam sputum, maka di dalam sediaan tersebut harus terkandung 5.000 kuman setiap 1 mL bahan (Prayitno et al., 2005).

Diagnosis TB pada tahap dini cukup sulit dilakukan, karena gambaran klinis yang timbul tidak spesifik. Pemeriksaan gejala klinis yang timbul, pemeriksaan fisik, radiologis dan pemeriksaan laboratoris, dibutuhkan untuk diagnosis TB. Diagnosis pasti adalah dengan ditemukannya M. tuberculosis pada pemeriksaan biakan dahak atau kultur. Teknik kultur memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi, tetapi dibutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh hasilnya, yaitu lebih dari satu minggu. Selain itu, dibutuhkan tenaga yang memiliki keahlian khusus untuk dapat mengerjakannya. Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang cepat, sensitif dan spesifik untuk menegakkan diagnosis TB Paru (Jannah et al, 2009).

Diagnosis pasti penyakit TB ditegakkan bila ditemukan bakteri M. tuberculosis di dalam spesimen, yang berasal dari organ yang terinfeksi, berdasarkan pemeriksaan bakteriologi. Sputum penderita TB paru aktif mengandung mikobakterium yang relatif banyak, karena sputum berasal dari kavitas di paru-paru. Beberapa spesimen yang berasal dari penderitaTB ekstraparu, misalnya cairan pleura ataucairan serebrospinal (CSS), hanya mengandung sedikit mikobakterium (paucibacillary). Pemeriksaan bakteriologi terhadap M.tuberculosis terdiri atas pemeriksaan mikroskopis dan biakan. Pemeriksaan mikroskopis sputum penderita TB paru memiliki sensitivitas 50– 70%, cairan pleura 0–10%, dan sensitivitas terhadap CSS sebesar 2-12% (Parwati and Soeroto, 2009).

(11)

Metode tercepat untuk diagnosa tuberkulosis yaitu dengan pemeriksaan mikroskopis. Menurut program pemberantasan tuberkulosis paru di Indonesia, penegakan diagnosis dilakukan secara mikroskopis dengan sputum sebagai spesimen. Meskipun pemeriksaan mikroskopis tergolong cepat, namun masih terdapat masalah dalam hal interpretasi hasil laboratorium, dimana para klinisi sering mengalami kesulitan untuk menentukan diagnosis tuberkulosis pada pasien yang memiliki hasil pemeriksaan mikroskopik scanty (Firdaous, 2014).

Menurut WHO, hasil scanty diklasifikasikan menjadi dua, yaitu scanty positif jika terdapat 4-9AFB/100 HPF dan scanty negatif apabila ditemukan 1-3AFB/100 HPF (Firdaous, 2014). Karena sifatnya yang ambigu, hasil scanty tersebut cenderung menyebabkan kebingungan. Di samping itu, cut-off untuk hasil scanty sering tidak diterapkan secara ketat sehingga para laporan akan cenderung melaporkan hasil scanty sebagai hasil yang negatif atau positif saja, padahal pergeseran interpretasi hasil pemeriksaan ini akan sangat berpengaruh pada penegakan diagnosis dan menejemen pasien.

Instalasi Mikrobiologi Klink RSUP Sanglah Denpasar merupakan satu sentra pemeriksaan mikroskopis dan kultur BTA, tetapi belum ada data mengenai hubungan antara gambaran mikroskopis dengan hasil kultur. Sehingga pada penelitian ini akan dilakukan pemeriksaan hubungan antara mikroskopis dengan kultur BTA.

1.2 Rumusan Masalah

(12)

1. Bagaimana spesitifitas pemeriksaaan mikroskopis dibandingkan pemeriksaan kultur pada pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Periode Januari-Desember 2015?

2. Bagaimana sensitivitas pemeriksaaan mikroskopis dibandingkan pemeriksaan kultur pada pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Periode Januari-Desember 2015?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui spesitifitas pemeriksaaan mikroskopis dibandingkan pemeriksaan kultur pada pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Periode Januari-Desember 2015?

2. Untuk mengetahui sensitivitas pemeriksaaan mikroskopis dibandingkan pemeriksaan kultur pada pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Periode Januari-Desember 2015?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain:

1. Dalam bidang akademik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dalam mengungkapkan spesitifitas dan sensitivitas dari pemeriksaaan mikroskopis dibandingkan pemeriksaan kultur pada pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Periode Januari-Desember 2015, khususnya kepada institusi RSUP Sanglah Denpasar dalam menangani pasien suspected TB.

(13)

2. Dalam bidang penelitian, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) siswa yang berkemampuan tinggi dapat memperbaiki kesalahan konsep siswa yang berkemampuan sedang dan rendah dalam proses

Misalnya ada tindakan mengambil satu bola secara acak dari wadah yang berisi N bola yang diberi nomor 1, 2, .., N dengan peluang masing-masing bola terambil adalah sama.?.

Teori belajar ini mendukung kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Three Step Interview berbasis scientific, karena dalam proses pembelajaran siswa

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Berapa (an0ak  pertandingan 0ang ,arus diadakan sampai ditemukan seorang +uara +ika turnamen menggunakan sistem gugur' 0aitu peserta 0ang kala, tidak perna, (ertanding lagi'

meskipun berada pada disadvantagea area namun jika dilihat pada Gambar 5 posisi produk Tirta One berada pada sebelah kanan kompetitor, artinya dari segi desain Tirta One

Suatu sistem untuk mendokumentasikan insiden yang tidak disengaja dan tidak Diharapkan,yang dapat mengakibatkan atau berpotensimengakibatkan cedera Pada pasien.Sistem ini

Proses penelitian diawali dengan persiapan bahan baku kemudianTempurung kelapa dibakar menggunakan kompor pirolisis atau dibakar secara tidak langsung untuk memperoleh