Apakah kamu bekerja lebih dari 8 jam per hari dan lebih dari 40 jam seminggu? Apakah kamu mendapat upah lembur? Bagaimana jam kerjamu dihitung dan diawasi? (dengan
absensi digital, absensi manual, timesheet, atau monitor pengawas, dsb)
Apakah kamu bekerja berdasarkan kontrak? Seperti apa bentuknya? Dokumen kontrak resmi,
perjanjian email, chat, telepon? Apa saja yang diatur di dalamnya? Apakah kamu membatasi jumlah revisi dalam kontrak kerjamu? Apakah kamu merinci lingkup kerja dan revisi dalam kontrak kerjamu? Menurutmu, seberapa kuat kontrak-kontrakmu untuk jadi pengamanmu?
Pernah menghadapi konflik pekerjaan seperti upah telat atau tidak dibayar, PHK sepihak tanpa kompensasi, pelecehan seksual oleh kolega, dan sebagainya? Ke mana biasanya kamu mencari bantuan saat terjadi pelanggaran
ketenagakerjaan (kena PHK, tagihan terlambat/tidak dibayar, kontrak dilanggar, dsb.)? Apakah lingkungan sekelilingmu (kerabat, teman kerja, keluarga, tetangga)
yang mengerti mengenai hak-hak pekerja? Tahukah kamu serikat dan lembaga bantuan hukum yang
bisa membantu?
Berapa banyak waktu dan uang yang kamu habiskan untuk perjalanan ke tempat kerja? Untuk perempuan, jika kamu pulang kerja antara 23.00 - 05.00, apakah kamu mendapat
antar jemput atau uang transportasi?
Apakah ada dokumen pribadimu (seperti ijazah) yang ditahan? Apa saja syarat untuk
mendapatkannya kembali? Apakah kamu memiliki salinan dokumen tersebut? Bagaimana kalau dokumen tersebut hilang—apa pertanggungjawabannya?
Apakah kamu tahu bahwa penahanan tersebut melanggar hukum?
Seperti apa kondisi kerja serta tempat kerjamu? Apakah kamu pernah mengalami gangguan kesehatan akibat kondisi tersebut? Apakah kamu mendapatkan jaminan
kesehatan dan keselamatan kerja? Kalau kamu sakit karena banyak lembur, misal kena tipes, depresi atau mengalami gangguan mental karena bekerja di daerah
konflik, atau kecelakaan saat bekerja, siapa yang menanggung biaya pengobatannya?
*Setiap buruh/pekerja dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Salah satunya adalah Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 2015.
Pernahkah kamu merasakan stres akibat kondisi kerja? Bagaimana lingkungan kerjamu mendukung kesehatan mental? Apakah masih tabu dibicarakan? Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) seringkali dibayangkan berkaitan
dengan konstruksi. Namun, meskipun “cuma” bekerja di belakang komputer yang seolah rendah resiko, pekerja sektor kreatif, media dan jasa juga memiliki resiko K3. Stres atau depresi, antara lain karena jam kerja yang tidak
tetap, sering lembur dan revisi, ketidakpastian bayaran. Apakah kamu pernah merasakannya?
Berapa banyak pengeluaran bulananmu
dan biasanya habis untuk apa?
Apakah kamu mendapat benefit dari
tempat kerja sehingga memangkas
pengeluaranmu? Misalnya asuransi
kesehatan.
Jam Kerja
Kontrak
Pengeluaran
Bantuan
Transportasi
Penahanan ijazah
Apakah ada kerja-kerjamu yang dibayar dengan rendah atau tidak dibayar sama sekali? Apakah ada beban dan jam kerja yang tidak sesuai
dengan upahmu?
Apa siasat yang kamu lakukan agar pendapatanmu bisa cukup dengan kebutuhan
bulananmu?
Siapa yang menyediakan, membiayai mesin dan peralatan kerjamu? Apakah termasuk
dalam komponen upah?
Berapa UMR di daerahmu dan apakah upahmu di atas UMR? Kalau kamu
freelancer, bagaimana kamu menegosiasikan upahmu supaya bisa
mencukupi hidup tiap bulan?
Siapa yang menanggung biaya sewa ruang, internet, listrik, air, komputer, software
untuk kerja remote-mu? Kalau kamu bekerja freelance di luar kantor, siapa yang menanggung biaya-biaya tersebut? Apakah
termasuk dalam komponen upahmu? Bagaimana kamu mengatur jam kerjamu?
Bagaimana jika kamu bekerja lembur?
Apakah kamu menjalankan badan usaha? Apakah badan usahamu berbadan hukum? Apa yang jadi pertimbanganmu? Dalam badan usaha
berbadan hukum (termasuk Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, Perkumpulan, Yayasan), terdapat
pemisahan kekayaan pemilik dengan kekayaan badan usaha, sehingga pemilik hanya bertanggung jawab sebatas harta yang dimiliki
dalam badan hukum. Sementara dalam badan usaha tidak berbadan hukum (CV, Firma, UD), tidak terdapat pemisahan antara kekayaan badan usaha dengan kekayaan pemiliknya.
Familiarkah kamu dengan Undang-undang No. 13 tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan? Apa yang dapat membantumu mengenali
perlindungan hukum buat pekerja?
Apakah kamu pernah mengambil cuti haid? Apakah kamu diperbolehkan mengambil
cuti haid? Dalam UU No.13 tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan, pekerja perempuan berhak atas cuti haid pada hari
pertama dan kedua menstruasi.
Tahukah kamu pajak apa saja yang dikenakan ke wajib pajak? Untuk pajak pusat, ada Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi & Bangunan (PBB), dan
Bea Materai. Bagaimana kamu selama ini mengurus pajakmu?
Kerja tak dibayar
atau upah rendah
Peralatan
kerja
Upah
working
Remote
Beda Badan Hukum
Apa itu entrepreneur? Apa bedanya dengan wiraswasta? Apakah kamu entrepreneur, wiraswasta, mitra/partner, atau pekerja? Apakah posisi kalian setara? Ataukah ada
target, jam kerja wajib dipenuhi?
Apakah tempat kerjamu membiarkan perempuan hamil untuk memperoleh cuti tanpa memotong gaji atau memberhentikannya? Berapa lama cuti hamil diberikan? Apakah cuti pasca melahirkan
juga diberlakukan untuk ayah/suami?
Pengaturan mengenai cuti hamil ini diatur dalam pasal 82 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yakni: Pekerja perempuan
berhak memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum saat melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan
dokter kandungan atau bidan. Jika diakumulasi, total 3 bulan. Biasanya, dalam kemitraan, sebagai sama-sama pelaku usaha, ada
penyusunan perjanjian dan strategi bersama, dan ada pembagian hasil dari keuntungan kerja sama. Sementara pekerja menjalankan pesanan
dan mendapatkan bayaran setelah pekerjaan selesai
Pernahkah kamu mencomot gambar, musik, video dari internet untuk karyamu?
Pernahkah mempertimbangkan untuk membagikan karyamu dan mempersilakan orang menggunakannya
selama bukan untuk tujuan komersial? Pernahkah kamu menggunakan CC?
*Lihat creativecommons.or.id, dan Undang-Undang No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Pernah diminta bekerja, atau karyamu digunakan, dengan bayaran “exposure”?
Apa alasan mereka? Apa yang kamu dapatkan dari “exposure” tersebut? Berapa akumulasi keuntungan yang mereka dapatkan dengan menggunakan
karyamu?
Apakah kamu membatasi jumlah revisi dalam kontrak kerjamu? Apakah kamu merinci lingkup kerja dan revisi dalam kontrak kerjamu? Apakah kamu punya kontrak kerja? Tanpa perjanjian tertulis di
depan, pemberi kerja dapat meminta revisi berkali-kali lho, yang bisa sangat melelahkan, dan bisa berarti kamu kerja
tambahan tanpa dibayar
Apa saja yang termasuk dalam HKI? HKI secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yakni Hak Cipta (Copyright), dan Hak Kekayaan Industri, yang mencakup Paten, Desain industri, Merek, Penanggulangan praktek persaingan curang, desain tata letak sirkuit terpadu (DTLST), dan Rahasia Dagang. Untuk mendaftarkan HKI, bisa langsung ke Dirjen Hak Kekayaan Intelektual, atau melalui Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM di seluruh Indonesia, atau melalui Kuasa Hukum Konsultan HKI terdaftar.
Apa sih bedanya antara karyawan, staf, pegawai, buruh? Apakah seniman, desainer, jurnalis, developer, ilustrator juga buruh? Apakah kamu entrepreneur, wiraswasta, mitra, atau pekerja? Pernahkah kamu terlibat sebagai ‘mitra kerja’? Apakah kamu memang memiliki daya tawar yang sama sebagai mitra atau justru lebih lemah untuk mengatur sistem kerjamu? Apakah kamu mendapatkan keuntungan yang setara dari hasil usaha kalian atau kamu hanya mendapat upah dari menjalankan perintah?
Apakah kamu familiar dengan serikat pekerja? Apakah kamu tahu bahwa serikat pekerja bisa meningkatkan daya tawar kita secara kolektif? Serikat pekerja memberi perlindungan dan pembelaan dalam hal ketenagakerjaan, antara
lain berupa pendampingan, advokasi, dan program-program pendidikan. Setiap pekerja memiliki hak membentuk dan menjadi anggota
serikat. Untuk pekerja industri kreatif dan media, ada Serikat Pekerja Media & Industri
Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI).
Entrepreneur,
wiraswasta, pekerja:
aku yang mana?
Cuti hamil
Creative
Commons
Bayar
“exposure”
Revisi
Hak Kekayaan
Intelektual
Karyawan, staff,
pegawai, buruh,
tenaga ahli, mitra?
set
dek
kartu
Pertolongan Pertama Pada Kerja-kreatif