• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1. Kondisi Geografi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2.1. Kondisi Geografi"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Kondisi Geografi

abupaten Jembrana terletak di sebelah barat Pulau Bali, membentang dari arah barat ke timur pada 8˚09’30’’ –

8˚28’02’’ LS dan 114˚25’53’’ - 114˚56’38’’ BT. Batas-batas administrasi Kabupaten Jembrana terdiri dari :

Sebelah Utara : Kabupaten Buleleng Sebelah Timur : Kabupaten Tabanan Sebelah Selatan : Samudera Hindia Sebelah Barat : Selat Bali

Luas wilayah Kabupaten Jembrana 84.180 Ha atau 14,96 % dari luas wilayah Pulau Bali, yang terbagi kedalam lima kecamatan dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah di Kab. Jembrana Tahun 2010

No. Nama Kecamatan Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Ha)

1. Melaya 10 19.719 2. Negara 12 12.650 3. Jembrana 10 9.397 4. Mendoyo 11 29.449 5. Pekutatan 8 12.965 Jumlah 51 84.180

K

(2)
(3)

2.2. Topografi

Topografi wilayah perencanaan meliputi daerah pegunungan di bagian utara dan pendataran (pantai) di bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pada bagian tengah merupakan daerah perkotaan. Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Jembrana dapat dikelompokkan kedalam 4 kelompok :

1. Wilayah dengan kemiringan lereng 0 – 2% (datar), tersebar diseluruh kecamatan Kabupaten Jembrana, khususnya di Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara.

2. Wilayah dengan kemiringan lereng 2 – 15% (landai), tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana.

3. Wilayah dengan kemiringan lereng 15 – 40% (bergelombang/berbukit), tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana.

4. Wilayah dengan kemiringan lereng >40% (curam sampai sangat curam), merupakan bagian terluas dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Jembrana.

(4)
(5)

2.3. Ketinggian Lokasi

Di bagian utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai morfologi dan fisiografi pegunungan yang dibentuk oleh deretan pegunungan Penginuman, Gunung Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung Sanggang dan Gunung Batas. Ketinggian tempat bervariasi antara 250 – 700 m dpl. Sedangkan di bagian selatan wilayah Kabupaten Jembrana topografinya relatif datar hingga bergelombang, ketinggian tempat ini berkisar antara 1 – 250 m dpl.

Tabel 2. 2 Ketinggian Lokasi Wilayah Kab. Jembrana (Dari Terendah Sampai Tertinggi) No. Kecamatan Titik Terendah (m dpl) Lokasi Titik Tertinggi (m dpl) Lokasi 1. Melaya 3 Gilimanuk, Melaya, Nusa Sari,

Candikusuma

699 Desa Manistutu 2. Negara 1 Cupel, Pengambengan, Loloan

Barat, Lelateng, Baluk

585 Desa Beranbang 3. Jembrana 1 Perancak, Loloan Timur, Yeh

Kuning, Air Kuning

585 Batu Agung, Pendem 4. Mendoyo 1 Tegal Cangkring, Penyaringan

, Yehembang Kauh, Yehembang, Yehembang Kangin, Yeh Sumbul

700 Yehembang Kauh, Yehembang, Yehembang Kangin, Yeh Sumbul

5. Pekutatan 1 Pengeragoan, Pulukan, Pekutatan, Pangyangan, Gumbrih

669 Pengeragoan

(6)
(7)

2.4. Geologi / Jenis Tanah

Geologi Kabupaten Jembrana terdiri dari batuan gunung api yang terdiri dari lava, breksi, tufa, yang diperkirakan berumur kwarter kawah dan daerah pedataran yang sebagian daerah persawahan terbentuk dari batuan yang tergabung dan disebut dengan Formasi Palasari yang terdiri dari batu pasir, konglomerat dan batu gamping terumbu dan diperkirakan berumur kwarter, sedangkan untuk daerah pesisir pantai pada umumnya endapan aluvium yang terdiri dari pasir, lanau, lempung dan kerikil, yang dijumpai di sekitar daerah pantai di Pengambengan, Tegalbadeng, Perancak, Yeh Kuning, Mendoyo dan dipantai Gilimanuk. Berdasarkan data peta geologi Kabupaten Jembrana dapat diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari lima jenis batuan yaitu :

Formasi Gamping Agung Batuan Gunung Api Jembrana Formasi Palasari

Formasi Alluvium

Alluvium Formasi Sorga

Gunung yang terdapat di Kabupaten Jembrana berjumlah 17 buah termasuk gunung yang tidak aktif. Dari jumlah tersebut Kecamatan Melaya mempunyai gunung paling banyak sehingga topografi di Kecamatan Melaya termasuk berbukit-bukit. Dari 17 gunung yang di jumpai di Kabupaten Jembrana ternyata Gunung Merbuk yang tertinggi (1.386 m dpl) terletak di Kecamatan Jembrana disusul dengan Gunung Mesehe (1.300 mdpl) di Kecamatan Mendoyo, Gunung Bangul (1.253 m dpl) di Kecamatan Negara dan Gunung Lesung (1.047 m dpl) di Kecamatan Mendoyo.

Berdasarkan peta jenis tanah Provinsi Bali wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari beberapa jenis tanah yaitu :

(8)

Jenis tanah ini tersebar di lima wilayah Kabupaten Jembrana, yang paling luas terdapat di Kecamatan Mendoyo ( 25.985 ha), di Kecamatan Melaya (16.319 ha) Kecamatan Negara dan Jembrana (14.130 ha) dan Kecamatan Pekutatan (12.169 ha). Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk abu vulkanik intermadiet dengan kandungan bahan organik yang rendah sampai sedang dan PH berkisar antara 4,5-5,5.

Tanah Alluvial Coklat Kelabu

Tanah ini merupakan tanah endapan sungai dengan luas kurang lebih 10.750 Ha sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana (5.725 ha).

Tanah Alluvial Coklat Kelabu

Jenis tanah ini di bentuk oleh bahan induk batuan gamping dengan bentuk morfologi bergelombang sampai berbukit bukit. Jenis tanah ini mendominasi wilayah Kecamatan Melaya (1.878 ha).

Tanah Regosol Cokelat Kelabu

Jenis tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana seluas 772 ha dan di wilayah Kecamatan Mendoyo seluas 648 ha. Tanah ini terbentuk oleh induk vulkanik intermedier dengan bentuk wilayah landai sampai berombak.

Tanah Alluvial Hidromorf

Jenis tanah ini terdapat di wilayah Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana khususnya di sepanjang wilayah pantai selatan dan di sekitar Desa Pengambengan dan Desa Cupel. Luas jenis tanah ini kurang lebih 1420 Ha. Tanah ini merupakan sedimen darat dan laut yang dibentuk oleh lempeng pasir dan pecahan karang.

Masing masing jenis tanah tersebut diatas mempunyai tekstur yang berbeda-beda umumnya tekstur wilayah di Kabupaten Jembrana tergolong tektur halus (kandungan liat sangat tinggi). Sedangkan tekstur kasar (pasir dan lempung berpasir) merupakan tekstur tanah yang terdapat di sepanjang pantai dari wilayah Kabupaten Jembrana. Peta jenis tanah pada Gambar 2.4. dan Gambar 2.5.

(9)
(10)
(11)

2.5. Klimatologi

Kabupaten Jembrana memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada Bulan Desember sampai Maret sedangkan musim kemarau terjadi pada Bulan April sampai Mei. Curah hujan rata-rata selama lima tahun terakhir (tahun 2006 – 2010) yaitu 1.750 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata 112 hari/tahun, temperatur udara berkisar antara 20˚C s/d 39˚C dengan temperatur optimal 29˚C - 32˚C, kelembapan udara antara 74 s/d 87%, termasuk tipe iklim C sampai D ( Scmitdt dan Ferguson).

(12)
(13)

2.6. Hidrogeologi

Aspek hidrologi yang meliputi keadaan sumber air baik permukaan maupun air tanah dan mata air. Sumber air permukaan di wilayah Kabupaten Jembrana adalah air sungai.

Di daerah ini terdapat 17 sungai induk dan 20 anak sungai. Semua sungai-sungai ini mempunyai arahan aliran dari Utara (pegunungan) ke muara sungai-sungai di bagian selatan yaitu Samudera Indonesia. Masing-masing sungai mempunyai daerah tangkapan hujan (catchment area) yang berbeda-beda. Sungai yang alirannya paling panjang adalah Tukad Bilukpoh sepanjang 29 km, dan terpendek adalah Tukad Pangkung Belatung yang hanya 3,40 km. Sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana meliputi :

1. Air permukaan : air sungai, bendung Palasari ;

2. Air tanah : air yang bersumber dari bawah tanah ;

3. Mata air : terdapat 37 mata air dengan kapasitas 110 l/det. Berdasarkan karakteristik alirannya, sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu sungai-sungai yang terletak di Bagian Darat dari wilayah Kabupaten Jembrana (sebelah Barat Tukad Melaya), sungai-sungai hanya mengalir pada musim hujan. Hal ini erat kaitannya dengan curah hujan yang sangat rendah di wilayah itu serta kondisi tanah yang berbentuk dari batuan gamping. Sedangkan kelompok sungai yang mengalir sepanjang tahun adalah sungai-sungai yang terletak diantara Tukad Klatakan disebelah Barat dan Tukad Pulukan disebelah Timur umumnya sungai-sungai tersebut tetap mengalir pada musim kemarau walau debit airnya sangat kecil.

Berdasarkan peta hidrogeologi daerah Kabupaten Jembrana dari Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan Sub. Direktorat Pendayagunaan Air Tanah (Tahun 1986) kondisi air tanah dan struktur geologi Kabupaten Jembrana dapat diuraikan sebagai berikut:

Terdapatnya air tanah dan produksivitas akuifer (occurrence of groundwater

(14)

a. Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir (aquifers in which flowe is

intergranular)

Akuifer produktif dengan penyebaran luas, berarti: Akuifer dengan keterusan sedang: muka air tanah atau tinggi pisometri air tanah dekat atau bawah muka tanah; debit sumur umumnya 5 sampai 10 ltr/dtk ; Akuifer dengan produktivitas sedang, dan penyebaran luas berarti:

akuifer dengan keterusan sedang sampai rendah; muka air tanah beragam dari atas atau dekat muka tanah sampai lebih dalam dari 10 m dibawah tanah, debit sumur umumnya kurang dari 5 ltr/dtk ;

Setempat akuifer dengan produktivitas sedang berarti: akuifer tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah, debit sumur umumnya kurang dari 5 ltr/dtk.

b. Akuifer (bercelah atau sarang) dengan produktivitas rendah dan daerah air tanah langka (aquifers (fissured or product) of poor productivity and regions

without exploitables groundwater).

Akuifer dengan produktivitas rendah setempat berarti: umumnya keterusan sangat rendah, setempat air tanah dangkal dalam jumlah terbatas dapat diperoleh dilembah-lembah atau pada zona pelapukan ; Daerah air tanah langka.

(15)
(16)

2.7. Rencana Pola Ruang

Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Dalam pengaturan pola ruang tersebut mengatur rencana distribusi peruntukan ruang wilayah kabupaten sampai akhir masa berlakunya RTRW kabupaten yang memberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten 20 (dua puluh) tahun mendatang. Berikut ini adalah pola ruang Kabupaten Jembrana berdasarkan Raperda Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana Tahun 2011 – 2031.

2.7.1. Kawasan Lindung

Kawasan lindung Kabupaten adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak pada satu wilayah kabupaten, kawasan lindung yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahannya yang terletak di wilayah kabupaten, dan kawasan – kawasan lindung

lain yang menurut ketentuan peraturan perundang – undangan pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten.

Berikut ini adalah Kawasan Lindung yang terdapat di Kabupaten Jembrana : 1) Kawasan Hutan Lindung.

Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir, erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Kawasan hutan lindung tersebut memiliki

(17)

a. Hutan lindung Bali Barat seluas kurang lebih 30.387,97 (tiga puluh ribu tiga ratus delapan puluh tujuh koma sembilan tujuh) hektar ;

 Kecamatan Melaya seluas kurang lebih 7.945,5 (tujuh ribu sembilan ratus empat puluh lima koma lima) hektar;

 Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana seluas kurang lebih 2.778 (dua ribu tujuh ratus tujuh puluh delapan) hektar,

 Kecamatan Mendoyo seluas kurang lebih 16.851,47 (enam belas ribu delapan ratus lima puluh satu koma empat tujuh) hektar;  Kecamatan Pekutatan seluas kurang lebih 2.813 (dua ribu delapan

ratus tiga belas) hektar.

b. Hutan lindung Yeh Leh-Yeh Lebah seluas kurang lebih 2.587 (dua ribu lima ratus delapan puluh tujuh) hektar yang tersebar di Kecamatan Pekutatan.

2) Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan di bawahannya.

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya yang meliputi kawasan resapan air. Kawasan resapan air tersebut berupa kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air (akuifer), yang tersebar pada bagian utara wilayah Kabupaten Jembrana.

3) Kawasan Perlindungan Setempat.

Kawasan Perlindungan setempat berdasarkan Raperda RTRWK Jembrana 2011 – 2031, meliputi :

 Kawasan suci ;

 Kawasan tempat suci ;

 Kawasan sempadan pantai ;  Kawasan sempadan sungai ;  Kawasan sekitar bendungan ;  Kawasan sempadan jurang.

(18)

4) Kawasan Pelestarian Alam dan Cagar Budaya.

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi : a. Kawasan Pantai Berhutan Bakau.

Sebaran lokasi kawasan pantai berhutan bakau sebagaimana

mencakup kawasan seluas kurang lebih 604 (enam ratus empat) hektar yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan Melaya, Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan.

b. Kawasan Taman Nasional.

Sebaran lokasi kawasan taman nasional merupakan bagian dari Taman Nasional Bali Barat (TNBB) seluas kurang lebih 19.002,89 (sembilan belas ribu dua koma delapan sernbilan) hektar yang berlokasi sebagian wilayah Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Buleleng, seluas kurang lebih 6.188 (enam ribu seratus delapan puluh delapan) hektar di Kabupaten Jembrana tersebar di Desa Penginuman, Kecamatan Melaya.

c. Kawasan Taman Wisata Alam.

Taman wisata alam yang dimaksud merupakan usulan pengambangan baru yang mencakup kawasan hutan bakau seluas kurang lebih 897 hektar yang tersebar di kawasan pantai di beberapa desa

Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana.

d. Kawasan Konservasi dan Pulau – pulau Kecil, sebarannya meliputi :  Kawasan konservasi kawasan suci di sekitar Pura Dang Kahyangan

Rambur Siwi ;

 Kawasan konservasi dan perlindungan ekosistem pesisir meliputi kawasan pesisir Perancak, Candikusuma dan Gilimanuk ;

 Kawasan konservasi maritim di kawasan permukiman nelayan Desa Perancak ;

 Kawasan konservasi maritime berupa kawasan pulau – pulau kecil meliputi Pulau Kalong, Pulau Burung dan Pulau Gadung di sekitar Teluk Gilimanuk ;

(19)

5) Kawasan Rawan Bencana Alam, meliputi :

a. Kawasan Bencana Tanah Longsor tersebar terutama di Kawasan Hutan Lindung wilayah Desa Berangbang Kecamatan Pekutatan, Desa Manggissari Kecamatan Pekutatan dan Desa Yeh Sumbul Kecamatan Mendoyo ;

b. Kawasan Rawan Gelombang Pasang tersebar pada sepanjang kawasan pesisir pantai Kabupaten Jembrana ;

c. Kawasan Rawan Banjir seluas kurang lebih 200 hektar, meliputi :  Kawasan Desa Pangyangan dan Lingkungan Koprahan di

Kecamatan Pekutatan karena meluapnya sungai Banjar Yeh Lebah ;

 Kawasan di Kelurahan Baler Bale Agung, Kelurahan Lelateng, Kelurahan Loloan Barat dan Desa Pengambengan karena buruknya sistem drainase perkotaan.

6) Kawasan Lindung Geologi, meliputi kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah dan tersebar hampir di seluruh Kabupaten Jembrana, meliputi :

a. Kawasan rawan bencana alam geologi

 Kawasan rawan gempa bumi, meliputi kawasan rawan gempa bumi dengan potensi sedang seluas kurang lebih 6.755 (enam ribu tujuh ratus lima puluh lima) hektar yang tersebar di Kecamatan Mendoyo seluas kurang lebih 2.021 (dua ribu dua puluh satu) hektar, Kecamatan Pekutatan seluas kurang lebih 834 (delapan ratus tiga puluh empat) hektar, Kecamatan Negara seluas kurang lebih 2.473 (dua ribu empat ratus tujuh puluh tiga) hektar, dan Kecamatan Melaya seluas kurang lebih 1.427 (seribu empat ratus dua puluh tujuh) hektar ;

 Kawasan rawan gerakan tanah, meliputi kawasan yang sering terjadi gerakan tanah yang sebarannya terutama pada kawasan perbukitan terjal di wilayah Kecamatan Melaya, Mendoyo dan Pekutatan ;

(20)

 Kawasan rawan abrasi pantai, sebarannya berada pada seluruh kawasan pesisir pantai wilayah Kabupaten Jembrana.

b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah

 Kawasan imbuhan air tanah yang sebarannya meliputi kawasan lereng pegunungan yang terdapat di Kecamatan Melaya, Kecamatan Negara, Kecamatan Jembrana, Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan .

 Kawasan sekitar mata air yang sebarannya meliputi atas 37 (tiga puluh tujuh) mata air di seluruh wilayah Kabupaten Jembrana, meliputi :

Kecamatan Melaya 6 (enam) mata air ; Kecamatan Negara 1 (satu) mata air ;

Kecamatan Jembrana 9 (sembilan) mata air ; Kecamatan Mendoyo 14 (empat belas) mata air ; Kecamatan Pekutatan 7 (tujuh) mata air.

7) Kawasan Lindung Lainnya.

a. Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) lainnya, meliputi RTHK publik dan RTHK privat yang jenisnya dapat berupa :

 Kawasan jalur hijau ;

 Sabuk hijau berupa kawasan pertanian, persawahan dan perkebunan ;

 Taman kota yang tersebar di kawasan perkotaan pada berbagai skala ;

 Taman pada obyek wisata ;  Hutan kota ;

 Setra yang tersebar di seluruh desa adat/ pekraman ;  Kuburan umum ;

(21)

 Sabuk hijau berupa lahan pertanian ;

 Jalur di bawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET) ;

 Sempadan sungai, sempadan pantai dan sempadan bendungan ;  Jalur pengaman jalan, median jalan dan pedestrian ;

 Bentang alam seperti pegunungan, bukit, lereng dan lembah di seluruh wiayah.

b. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah, meliputi perlindungan burung jalak putih di kawasan Taman Nasional Barat ;

c. Terumbu Karang, meliputi Teluk Gilimanuk dan Kawasan Pesisir Candikusuma – Gilimanuk.

2.7.2. Kawasan Budidaya

Kawasan Budidaya kabupaten adalah kawasan budidaya yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas potensi dan kondisi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

Berikut adalah Kawasan Budidaya di Kabupaten Jembrana : 1) Kawasan peruntukan hutan produksi.

Kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Jembrana seluas kurang lebih 2.993,30 hektar meliputi :

a. Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas, seluas kurang lebih 2.610,20 (dua ribu enam ratus sepuluh koma dua puluh) hektar, tersebar di hulu Desa Blimbingsari, Desa Melaya, dan Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya ;

b. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap, seluas kurang lebih 383,10 (tiga ratus delapan puluh tiga koma sepuluh) hektar tersebar di hulu Desa Tukadaya dan Kecamatan Melaya.

(22)

2) Kawasan hutan rakyat.

Kawasan hutan rakyat seluas kurang lebih 536 (lima ratus tiga puluh enam) hektar atau sekitar 1,28 (satu koma dua delapan) persen dari luas wilayah Kabupaten Jembrana. Kawasan hutan rakyat tersebut meliputi :

a. Kawasan penyangga hutan di kawasan perbatasan dengan hutan lindung dan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) seluas kurang lebih 442 (empat ratus empat puluh dua) hektar ;

b. Lahan di sekitar sempadan sungai dengan skala kecil tersebar di seluruh wilayah kabupaten ;

c. Lahan di sekitar sempadan jurang tersebar tersebar di seluruh wilayah kabupaten ;

d. Kawasan hutan rakyat lainnya yang tersebar terutama pada kawasan – kawasan dengan kemiringan diatas 40 %.

3) Kawasan peruntukan pertanian, meliputi : a. Kawasan peruntukan tanaman pangan.

Seluas kurang lebih 6.752 hektar atau kurang lebih 8,02 % dari luas wilayah Kabupaten Jembrana yang dikelola 84 subak yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Jembrana.

 Kecamatan Melaya seluas kurang lebih 1.219 hektar, yang dikelola 20 subak ;

 Kecamatan Negara seluas kurang lebih 1.555 hektar, yang dikelola 22 subak ;

 Kecamatan Jembrana seluas kurang lebih 1.032 hektar, yang dikeloa 16 subak ;

 Kecamatan Mendoyo seluas kurang lebih 2.241 hektar, yang dikeloa 15 subak ;

 Kecamatan Pekutatan seluas kurang lebih 554 hektar, yang dikelapa 11 subak.

b. Kawasan peruntukan hortikultura.

(23)

 Komoditas tanaman buah – buahan tersebar dalam skala kecil bercampur dengan tanaman perkebunan rakyat, terutama di Kecamatan Mendoyo, Kecamatan Pekutatan ;

 Pemilihan jenis komoditi yang memiliki nilai ekonomis tinggi dengan masa tanaman singkat ;

 Pengembangan kemitraan dengan sektor industri dan pariwisata ;  Pengembangan luasan kawasan budidaya hortikultura organik

secara bertahap pada tiap subak dan desa sesuai dengan potensinya ;

c. Kawasan Peruntukan Perkebunan

Diperuntukkan bagi tanaman perkebunan yang menghasilkan bahan baku industri kecil dan menengah dalam negeri maupun untuk memenuhi kebutuhan ekspor, seluas kurang lebih 15.904 hektar atau kurang lebih 19 % dari luas wilayah Kabupaten Jembrana, terdiri atas :

 Pemantapan peruntukan kawasan perkebunan milik pemerintah daerah di Kecamatan Pekutatan dan Kecamatan Melaya ;

 Pengembangan perkebunan milik masyarakat di seluruh wilayah terutama dominan di Kecamatan Mendoyo, Kecamatan Pekutatan, dan Kecamatan Melaya yang tergabung dalam 145 subak abian;

 Pengembangan perkebunan rakyat dengan komoditas unggulan berdaya saing global pada kawasan – kawasan yang memiliki potensi/ kesesuaian lahan terdiri atas :

Komoditas kopi di kawasan Kecamatan Pekutatan ; Komoditas kakao tersebar di lima kecamatan ; Komoditas cengkeh tersebar di lima kecamatan ; Komoditas kelapa tersebar di lima kecamatan.

 Pengembangan agrowisata berbasis tanaman perkebunan di seluruh wilayah ;

 Pemantapan kawasan Agropolitan Melaya dan Pengembangan Kawasan Agropolitan Promosi Pekutatan berbasis tanaman

(24)

perkebunan sebagai penggerak perekonomian kawasan peredesaaan.

d. Kawasan peruntukan peternakan.

Diperuntukan bagi kegiatan peternakan hewan besar, hewan kecil dan ungggas, tidak dikembangkan dalam bentuk padang penggembalaan ternak sehingga batasan lokasinya tidak dapat dipetakan secara tegas. Sebaran kawasan peruntukan peternakan tersebut, adalah meliputi :

 Pengembangan ternak besar dikembangkan secara berkelompok maupun individu tergabung dalam permukiman perdesaan dan peruntukan pertanian dalam arti luas, meliputi :

Penggemukan sapi tersebar di seluruh wilayah terutama di Kecamatan Melaya ;

Pembibitan sapi tersebar di seluruh wilayah, terutama di Kecamatan Melaya ;

Pengembangan ternak kambing tersebar di seluruh wilayah, terutama di Kecamatan Negara ;

Pengembangan ternak babi tersebar di seluruh wilayah, terutama di Kecamatan Mendoyo.

 Pengembangan ternak kecil dalam bentuk usaha peternakan ayam, diarahkan untuk tidak berdampingan langsung dengan kawasan permukiman, sebarannya meliputi :

Ternak unggas ayam ras petelur tersebar di seluruh wilayah, terutama di Kecamatan Negara dan Kecamatan Melaya ; Ternak ayam buras atau ayam kampung tersebar di seluruh

wilayah, terutama di Kecamatan Melaya.

 Pemanfaatan lahan pertanian yang dapat mensuplai bahan makanan ternak secara terpadu dan terintegrasi ;

 Pemanfaatan lahan pekarangan permukiman perdesaan , untuk kegiatan peternakan skala rumah tangga.

(25)

4) Kawasan peruntukan perikanan, meliputi :

a. Kawasan peruntukan perikanan tangkap, terdiri atas :

 Perikanan tangkap di peraiaran umum, selanjutnya disebut perikanan perairan umum : meliputi kegiatan perikanan tangkap di perairan Bendungan Palasari, Bendungan Benel dan sungai ;  Perikanan tangkap di perairan laut, meliputi :

Pengembangan perikanan laut skala kecil tersebar pada desa – desa yang memiliki kelompok nelayan tradisional di desa – desa pesisir ;

Pengembangan perikanan laut skala menengah dan besar meliputi : Kawasan Pengambengan, Desa Pengambengan Kecamatan Negara, dan Kawasan Perancak, Desa Perancak Kecamatan Jembrana.

 Jalur penangkapan perikanan tangkap, meliputi :

Jalur penangkapan dengan batas 0 (nol) sampai 6 (enam) mil laut untuk perahu nelayan ;

Jalur penangkapan dengan batas 6 (enam) sampai 12 (dua belas) mil laut untuk kapal – kapal penangkap ikan.

b. Kawasan peruntukan budidaya perikanan hanya meliputi budidaya perikanan air tawar, air payau (tambak) dan air laut terdiri atas :

 Perikanan budidaya di Bendungan Palasari dan Bendungan Benel berupa Keramba Jaring Apung ;

 Perikanan budidaya sawah bersama ikan (minapadi) ;  Kawasan perikanan budidaya perairan umum ;

 Kawasan perikanan budidaya air tenang ;  Kawasan perikanan budidaya saluran irigasi ;

 Kawasan perikanan budidaya air laut tersebar tersebar di perairan pantai dari Desa Cupel sampai dengan Gilimanuk ;  Kawasan perikanan budidaya air payau (tambak) diarahkan

(26)

 Pemantapan prasarana pendukung penyediaan benih kegiatan budidaya perikanan, berupa lokasi Balai Benih Ikan (BBI) dan Unit Pembibitan Rakyat (UPR), meliputi :

BBI Dinas di Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo ;

Hatchery, Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Mendoyo ; UPR yang tersebar di seluruh kecamatan.

c. Kawasan peruntukan pengolahan hasil perikanan :

 Sentra – sentra industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang mengolah perikanan tangkap dan perikanan budidaya tersebar di desa pesisir ;

 Kawasan industri berbasis perikanan di Kawasan Pengambengan, Kecamatan Negara ;

 Sentra industri kemaritiman di Desa Perancak, Kecamatan Jembrana.

d. Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kawasan Pengambengan dan sekitarnya untuk memantapkan daya saing kegiatan perikanan wilayah ; e. Penetapan minapolitan di Kabupaten Jembrana akan ditetapkan melalui

Peraturan Bupati ;

f. Pengaturan zona peruntukan perikanan di Kawasan Pesisir dan pulau – pulau kecil akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah tersendiri mengenai Rencana Zonasi Pesisir dan Pulau Kecil (WP3K) Kabupaten Jembrana.

5) Kawasan peruntukan pariwisata, meliputi : a. Kawasan pariwisata ;

 Kawasan pariwisata Candikusuma seluas kurang lebih 4.632 Hektar, meliputi :

Desa Baluk dan Desa Banyubiru di Kecamatan Negara ; Desa Tukadaya, Desa Candikusuma dan Desa Tuwed di

(27)

Desa Perancak, Desa Yeh Kuning dan Desa Air Kuning di Kecamatan Jembrana ;

Desa Penyaringan, Desa Delod Berawah, Desa Yeh Embang Kangin dan Desa Yeh Sumbul di Kecamatan Mendoyo ;

Desa Medewi dan Desa Pulukan di Kecamatan Pekutatan. b. Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK) ;

 KDTWK Palasari seluas kurang lebih 1.869 (seribu delapan ratus enam puluh sembilan) hektar, meliputi Desa Blimbingsari dan Desa Ekasari, Kecamatan Melaya ;

 KDTWK Gilimanuk seluas kurang lebih 5.601 (lima ribu enam ratus satu) hektar, meliputi Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya ; c. Daya tarik wisata ;

 DTW alamiah yang berwujudkan keindahan alam, flora dan fauna seperti : Pantai Pengeragoan, Pantai Gumbrih, Pantai Pekutatan, Pantai Medewi, Pantai Delod Berawah, Pantai Perancak, Pantai Baluk Rening, Teluk Gilimanuk, Bunut Bolong, TNBB ;

 DTW buatan atau hasil karya manusia, seperti :

Wisata budaya dan peninggalan bersejarah meliputi Museum Manusia Purba Gilimanuk, Monumen Lintas Laut Gilimanuk ; Wisata seni dan budaya : Desa Sangkaragung, Kesenian

Jegog, Mekepung, Desa Ekasari, Desa Blimbingsari ;

Wisata agro : Perkebunan Pulukan, Perkebunan Sanghyang Melaya ;

Wisata Tirta : Teluk Gilimanuk (Snorkling, Diving, Water Bee), Pantai Medewi (Surfing), Bendungan Palasari, Bendungan Benel ;

Taman Rekreasi : Taman Pecangakan, Areal Gedung Kesenian Bung Karno, Taman Tirta Samudra Dlodberawah.

 DTW minat khusus berupa wisata spiritual, wisata kuliner dan wisata petualangan.

(28)

Wisata spiritual seperti : Kawasan Pura Rambut Siwi, Pura Gde Perancak, Gereja Khatolik Desa Ekasari, Gereja Protestan Desa Blimbingsari ;

Wisata Kuliner : Gilimanuk, Pantai Pebuahan ;

Wisata Petualangan/ GOR/ Pendidikan dan Pengetahuan : Stadion Pecangakan, GOR Kresna Jvara, TNBB (Treking, Bird Watching, Camping), Kawasan Bendungan Palasari (off road), Pusat Penelitian Kelautan Perancak.

6) Kawasan peruntukan pertambangan, meliputi :

a. Lokasi kegiatan pertambangan pengambilan air bawah tanah tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan pemanfaatan secara terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan ;

b. Lokasi pertambangan skala kecil terbatas berupa pertambangan batuan, pada kawasan yang potensial dengan memperhatikan kelestarian lingkungan berlokasi di Kecamatan Melaya.

7) Kawasan peruntukan industri, meliputi :

a. Kawasan peruntukan industri, diarahkan berupa kawasan peruntukan industri khusus industri menengah dan industri besar berbasis sumber daya perikanan dan sumber daya lainnya di Desa Pengambengan, Desa Tegal Badeng Barat dan Cupel Kecamatan Negara berupa kawasan peruntukan industri yang sekaligus merupakan Kawasan Strategis Propinsi Bali yang dialokasikan kurang lebih 625 hektar ; b. Pengembangan sentra – sentra industri kecil, meliputi industri kecil

kemaritiman pembuatan perahu dan kapal nelayan di Desa Perancak ; industri kecil selain industri kemaritiman dengan sebaran terdistribusi di seluruh Kabupaten Jembrana.

8) Kawasan peruntukan permukiman, merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan permukiman atau didominasi oleh lingkungan hunian yang diarahkan seluas kurang lebih 6.497 hektar atau kurang lebih 7 % dari luas total wilayah Kabupaten Jembrana, terdiri dari :

(29)

Kawasan permukiman di kawasan perkotaan Gilimanuk ; Kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi

PPK meliputi kawasan perkotaan Melaya, Pengambengan, Yeh Embang, Mendoyo dan Pekutatan ;

Kawasan Permukiman Perdesaan, adalah bagian dari kawasan perdesaan yang diperuntukkan untuk tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi peri penghidupan beserta pusat – pusat pelayanan kawasan perdesaan sesuai dengan fungsi kawasan baik yang berfungsi sebagai PPL maupun kawasan perdesaan murni, yang sebarannya meliputi seluruh pemusatan permukiman pada desa – desa yang berfungsi PPL dan kawasan perdesaan lainnya.

9) Kawasan peruntukan lainnya, meliputi kawasan peruntukan fasilitas penunjang permukiman, kawasan peruntukan prasarana wilayah dan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Jembrana.

(30)
(31)

2.8. Jalur Hijau

Keberadaan lahan pertanian di Kabupaten Jembrana adalah terbatas, sehingga perlu dioptimalkan keberadaannya untuk kesejahteraan masyarakat serta dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan. Selain itu dengan adanya jalur hijau, dapat dijadikan sebagai pemandangan alam yang indah yang merupakan salah satu faktor daya tarik pariwisata bagi Pulau Bali pada umumnya dan Kabupaten Jembrana pada khususnya, sehingga perlu dilestarikan.

Lokasi yang ditetapkan sebagai jalur hijau berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor : 11 Tahun 2006 adalah sebagai berikut :

A. Jalan Jurusan Denpasar – Gilimanuk

a. Desa Pangyangan

i. Sebelah kanan jalan pemandangan pegunungan dan sawah produktif dari Km. Denpasar 63.578 sampai dengan Km. Denpasar 64.624, sepanjang 1.002 M dengan kedalaman 200 M’ ;

ii. Sebelah kiri jalan pemandangan sawah produktif dan pantai dari Km. Denpasar 63.251 sampai dengan Km. Denpasar 64.816 sepanjang 1.565 M dengan kedalaman sebatas pantai.

b. Desa Yeh Sumbul

Sebelah kanan jalan pemandangan pegunungan dan sawah produktif dari Km. Denpasar 74.676 sampai dengan Km. Denpasar 74.876 sepanjang 200 M’ dengan kedalaman 200 M’.

c. Desa Yeh Embang kangin dan Yeh Embang

i. Sebelah kiri jalan pemandangan pantai dan untuk kesucian pura Rambutsiwi dan Km. Denpasar 76.137 sampai dengan Km. Denpasar 79.526 sepanjang 3.389 M’ dengan kedalaman sebatas pantai ;

(32)

ii. Sebelah kanan jalan, pemandangan dan sawah produktif dari Km. Denpasar 76.568 sampai dengan Km. Denpasar 77.903 sepanjang 1.335 M’ dan Km. Denpasar 78.162 sampai dengan Km. Denpasar 78.640 sepanjang 475 M’.

d. Desa Penyaringan

i. Sebelah kiri jalan pemandangan pantai dan sawah produktif dari Km. Denpasar 81.256 sampai dengan Km. Denpasar 83.693, sepanjang 2.435 M’ dengan kedalaman sebatas pantai ;

ii. Sebelah kanan jalan, pemandangan dan sawah produktif dari Km. Denpasar 82.215 sampai dengan Km. Denpasar 83.673, sepanjang 1.458 m’ dengan kedalaman 200 M’.

e. Desa Mendoyo Dauh Tukad

i. Sebelah kanan jalan, pemandangan dan sawah produktif dari Km. Denpasar 90.620 sampai dengan Km. Denpasar 91.377 sepanjang 717 M’ dengan kedalaman 200 M’;

ii. Sebelah kiri jalan pemandangan sawah produktif dari Km. Denpasar 90.575 sampai dengan Km. Denpasar 91.337, sepanjang 762 M’ dengan kedalaman 200 M’.

f. Desa Dangin Tukadaya

Sebelah kanan jalan pemandangan pegunungan dan sawah produktif dari Km. Denpasar 91.980 sampai dengan Km. Denpasar 92.318 sepanjang 338 M’ dengan kedalaman 200 M’.

g. Kelurahan Dauh Waru

i. Di sebelah kanan jalan, pemandangan pegunungan dan untuk kesucian Pura Jaganatha dari Km. Denpasar 93.612 sampai dengan Km. Denpasar 93.820 sepanjang 208 M dengan kedalaman 300 M ;

ii. Sebelah kiri jalan pemandangan sawah produktif dari Km. Denpasar 93.742 sampai dengan Km. Denpasar 94.018, sepanjang 276 M’ dengan kedalaman 50 M’.

(33)

ii. Sebelah kanan jalan, pemandangan pegunungan dan sawah, dari Km. Denpasar 100.945 sampai dengan Km. Denpasar 101.226 sepanjang 281 M’ dengan kedalaman 200 M’.

B. Jalan Jurusan Tegalcangkring – Dlod Berawah

Desa Tegalcangkring

i. Sebelah kanan jalan, pemandangan pegunungan dan sawah produktif dari Km. Denpasar 88.271 sampai dengan Km. Denpasar 89.582 sepanjang 1.311 dengan kedalaman 200 M’ ;

ii. Sebelah kiri jalan, pemandangan pegunungan dan sawah produktif dari Km. Denpasar 88.417 sampai dengan Km. Denpasar 89.582 sepanjang 1.165 Km. dengan kedalaman 200 M’.

(34)

2.9.

Contents

2.1. Kondisi Geografi ... 7

abupaten Jembrana terletak di sebelah barat Pulau Bali, membentang dari arah barat ke timur pada 8˚09’30’’ – 8˚28’02’’ LS dan 114˚25’53’’ - 114˚56’38’’ BT. Batas-batas administrasi Kabupaten Jembrana terdiri dari :... 7

2.2. Topografi ... 9

2.3. Ketinggian Lokasi ... 11

2.4. Geologi / Jenis Tanah... 13

2.5. Klimatologi ... 17

2.6. Hidrogeologi ... 19

2.7. Rencana Pola Ruang ... 22

2.7.1. Kawasan Lindung ... 22

2.7.2. Kawasan Budidaya ... 27

2.8. Jalur Hijau ... 37

Tabel 2. 1 Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah di Kab. Jembrana Tahun 2010... 7

Tabel 2. 2 Ketinggian Lokasi Wilayah Kab. Jembrana (Dari Terendah Sampai Tertinggi) ... 11

Gambar 2. 1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana ... 8

Gambar 2. 2 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Jembrana... 10

Gambar 2. 3 Peta Ketinggian Lokasi Kabupaten Jembrana ... 12

Gambar 2. 4 Peta Geologi Kabupaten Jembrana ... 15

Gambar 2. 5 Peta Jenis Tanah Kabupaten Jembrana ... 16

Gambar 2. 6 Peta Curah Hujan Kabupaten Jembrana... 18

Gambar 2. 7 Peta Hidrogeologi Kabupaten Jembrana ... 21

Gambar

Tabel 2. 1 Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah di Kab. Jembrana       Tahun 2010
Tabel 2. 2 Ketinggian Lokasi Wilayah Kab. Jembrana (Dari Terendah  Sampai Tertinggi)  No

Referensi

Dokumen terkait

(Dibimbing oleh BAMBANG S. Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaan karakter-karakter agronomi serta menguji daya hasil pendahuluan dari galur-galur padi beras merah

[r]

Hal yang menarik dari hasil penelusuran tersebut adalah, masyarakat Desa Bejijong sebenarnya sama sekali tidak memiliki pengetahuan formal mengenai prinsip, asas

Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

Program kerja tersebut berupa edukasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat umum, untuk tetap bisa menjaga lingkungan maupun tempat- tempat ramai dari

Hasil dari pengujian RULA tersebut, terlihat bahwa pergelangan tangan ( memperoleh simbol kuning yang berarti postur tersebut berada di luar rentang aman. ari postur ini

Analisis ragam menunjukkan bahwa tidak tedapat interaksi antar konsentrasi PGPR dan pengurangan dosis pupuk anorganik pada diameter batang tanaman krisan potong pada

Melalui konsep yang diterapkan pada interior ballet school ini diharapkan menjadi salah satu potensi besar untuk melahirkan prima ballerina atau penari