• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT PLN ( persero ) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT PLN ( persero ) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

39

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Faktor yang menunjang

pembangunan di Indonesia adalah Sumber Daya Ekonomi, karena Sumber Daya Ekonomi merupakan suatu kebutuhan vital untuk mengembangkan teknologi sebagai alat untuk prmbangunan. Salah Satu Sumber Daya Ekonomi itu adalah pembangkit tenaga listrik (PLTA/PLTU). Keberadaan listrik sangat penting. Bahkan merupakan salah satu kendali kehidupan masyarakat yang sedang memasuki tahap kehidupan masyarakat modern. Kebutuhan masyarakat akan listrik yang terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. PLN adalah perusahaan yang ditugasi untuk menangani pengelolaan sumber energi yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga PLN ditunjuk sebagai perusahaan penyedia listrik. Kebutuhan masyarakat akan listrik sangat tinggi karena banyak digunakan oleh berbagai sektor industri yang meliputi industri besar, industri menegah dan industri kecil.

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja untuk memperoleh jaminan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam melakukan pekerjaan yang mana pekerjaan tersebut dapat mengancam dirinya yang berasal dari individu sendiri dan lingkungan kerjanya. pengawasan terhadap orang, mesin, mineral, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami cidera.

Dasar dan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja berlandaskan pada UUD 1945 (Pasal 27:2) yang menyatakan setiap Warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. Maksud pengertian diatas bahwa keselamatan dan kesejahteraan kerja harus terjamin. Kematian, cacat, cedera, penyakit dan lain-lain yang sejenis sebagai akibat terjadi kecelakaan, bertentangan dengan dasar kemanusiaan.

Selain itu, berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan kerja, setiap aktivitas / DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

Dahliana Iskandar ABSTRAKSI

Penelitian ini akan memjelaskan bagaimana pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. PLN (persero) distribusi jawa Barat dan Banten. Populasi dari penelitian ini adalah karyawan pada PT. PLN (Persero) Bandung berjumlah 328 orang dari 9 unit pelayan dan jaringan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik penarikan stratified random sampling berdasarkan unit lokasi karyawan dan jumlah responden masing-masing strata. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. PLN (persero) Distribusi Jabar & Banten dapat dikatakan baik, hal ini terlihat dari hasil yang diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden dan ternyata sebagian besar responden memberikan tanggapan yang positif. Walaupun masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan. Produktivitas karyawan pada PT. PLN (persero) Distribusi Jabar & Banten dapat dikatakan baik. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan, dengan korelasi sebesar 18.58% tetapi sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti kompensasi, konflik keluarga atau dengan rekan kerja, disiplin, fasilitas, dan lain-lain masih cukup besar pengaruhnya

Kata kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Produktivitas Kerja dan PLN Jawa Barat dan Banten

(2)

kegiatan yang dilakukan di PT PLN (Persero) dan terdapat sumber bahaya serta melibatkan tenaga kerja maka menerapkan prinsip keselamatan kerja.

Dasar dalam Pelaksanaan K3 bagi Pegawai di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Bandung adalah :

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 pasal 9 mengutarakan bahwa: "Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atau keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta kelakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama".

3. Peralatan Umum Instalasi Listrik tahun 1977 tentang Keselamatan Kerja Pada Penyelenggaraan Pelayanan Ganguan. 4. Surat Direksi PLN No. E.I.054/DIR/76

mengenai pencegahan Kecelakaan. 5. Surat Edaran No. 033/PST/76 tentang

Persedian Alat-alat pengaman & Penyelamat Kerja.

6. Surat Edaran direksi No.005//1982, tanggal 23 November 1982 tentang Kewajiban memakai alat kerja dan sabuk.

7. lntruksi Direksi PLN No.002/84 tentang Membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja..

Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja pada PT PLN (Persero) Bandung dapat dikatakan kurang optimal, karena berdasar survei awal yang telah dilakukan peneliti ternyata tingkat keselamatan dan kesehatan karyawan hanya sebesar 51,5% yang artinya kurang optimal (Umi Narimawati, 2007:84).

PT PLN saat ini di tuntut untuk meningkatkan kualitas pelayanannya terhadap masayarakat pemakai tenaga listrik PLN, sehingga kinerja karyawan harus dioptimalkan dan peningkatan produksivitas karyawan saat ini sangat diperhatikan.

Produktivitas karyawan PT PLN dapat terwujud melalui sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan oleh karyawan baik berupa perbaikan berkaitan dengan diri sendiri seperti perbaikan pengetahuan, keterampilan, disiplin, upaya pribadi, dan perbaikan berkaitan dengan pekerjaan seperti perbaikan manajemen dan metode kerja yang baik, penghematan biaya, ketepatan waktu, dan sistem teknologi yang baik.

Belum optimalnya produktivitas kerja karyawan pada PT.PLN (Persero) bandung tersebut dapat berasal dari faktor pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan perusahaan atau dari faktor lain, sehingga dapat mengurangi produktivitas kerja karyawan pada perusahaan tersebut.

(3)

Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian dalam latar belakang peneltian diatas penulis mengindentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan keselamatan

dan kesehatan kerja (K3) pada PT PLN (Persero) Bandung.

2. Bagaimana produktivitas karyawan pada PT PLN (Persero) Bandung.

3. Seberapa besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas karyawan pada PT PLN (Persero) Bandung.

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT PLN (Persero) Bandung.

2. Mengetahui Produktivitas karyawan pada PT PLN (Persero) Bandung.

3. Menguji dan menganalisis besarnya pengaruh pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas karyawan pada PT PLN (Persero) Bandung.

TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya yaitu perlindungan keselamatan, Pengertian program kesehatan kerja “Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja” (Mangkunegara, 2000:161). Sedangkan “Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan” (Suma’mur, 1993:1).

Sedangkan “Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan,

Lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik” (Mangkunegara, 2000:161).

Pada dasarnya usaha untuk memberikan perlindungan keselamatan kerja pada karyawan dilakukan 2 cara (Soeprihanto,1996:48) yaitu :

1. Usaha preventif atau mencegah berarti mengendalikan atau menghambat sumber-sumber bahaya yang terdapat di tempat kerja sehingga dapat mengurangi atau tidak menimbulkan bahaya bagi para karyawan. Langkah-langkah pencega-han itu dapat dibedakan, yaitu : a. Subsitusi (mengganti alat/sarana yang

kurang/tidak berbahaya)

b. Isolasi (memberi isolasi/alat pemisah terhadap sumber bahaya)

c. Pengendalian secara teknis terhadap sumber-sumber bahaya.

d. Pemakaian alat pelindung perorangan dan lain-lain).

e. Petunjuk dan peringatan ditempat kerja.

f. Latihan dan pendidikan K3.

2. Usaha represif atau kuratif, kegiatan yang bersifat kuratif berarti mengatasi kejadian atau kecelakaan yang disebabkan oleh sumber-sumber bahaya yang terdapat di tempat kerja. Pada saat terjadi kecelakaan atau kejadian lainnya sangat dirasakan arti pentingnya persiapan baik fisik maupun mental para karyawan sebagai suatu kesatuan atau team kerja sama dalam rangka mengatasi dan menghadapinya. Selain itu terutama persiapan alat atau sarana lainnya yang secara langsung didukung oleh pimpinan organisasi perusahaan. Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja menunjukkan tingkat kemampuan pegawai dalam mencapai hasil (output), terutama dilihat dari sisi kuantitasnya. Oleh karena itu tingkat produktivitas setiap pegawai bisa berbeda, bisa tinggi atau bisa juga rendah, tergantung pada tingkat kegigihan dalam menjalankan tugasnya.

(4)

Dengan demikian, pengertian produktivitas dapat diartikan sebagai hasil kongkrit yang dihasilkan oleh individu ataupun kelompok, selama satuan waktu tertentu dalam proses kerja. Greeberg dalam (Muchdarsyah Sinungan, 2003:12), mendefinisikan produktivitas sebagai : “Perbandingan antar totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut”. Jadi produktivitas merujuk pada efektivitas dan efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa.

Sedangkan menurut Robert A. Sutermeister (1976:5), yang dikutip Muchdarsyah Sinungan mengemu-kakan bahwa : “Produktivitas adalah keluaran yang dihasilkan tenaga kerja per satuan waktu/per jam seseorang”. Jadi titik beratnya bukan saja pada aspek kuantitas tetapi juga aspek kualitas.

Pengukuran Produktivitas

Produktivitas dapat diukur dengan dua standar utama, yaitu produktivitas fisik dan produktivitas nilai. Secara fisik produktivitas diukur secara kuantitatif seperti banyaknya keluaran (panjang, berat, lamanya waktu, jumlah). Sedangkan berdasarkan nilai, produktivitas diukur atas dasar nilai-nilai kemampuan, sikap, perilaku, disiplin, motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan/tugas. Oleh karena itu mengukur tingkat produktivitas tidaklah mudah, disamping banyaknya variable, juga ukurannya yang digunakan sangat bervariasi.

Selanjutnya produktivitas kerja pegawai dapat diukur melalui pendekatan yang pada umumnya memperbadingkan antara output dengan input. Gaspers (2000:18) menuliskan pengukuran tersebut dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

Efektivitas berkaitan dengan sejauhmana sasaran dapat dicapai atau target dapat direalisasikan, sedangkan efisiensi berkaitan dengan bagaimana berbagai sumber daya dapat digunakan secara benar dan tepat sehingga tidak

terjadi pemborosan. Pegawai yang memiliki kemampuan kerja efektif dan efisien, cenderung mampu menunjukkan tingkat produktivitas yang tinggi.

METODE PENELITIAN Populasi Dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah karyawan pada PT. PLN (Persero) Bandung berjumlah 328 orang.

Tabel 2

Populasi dan Sampel Penelitian

Sumber : Data Diolah

Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin di ukur, atau sejauh mana alat ukur yang digunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pernyataan-pernyataan mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis =0,3, apabila alat ukur tersebut berada <0,3 (tidak valid). Pengujian statistik mengacu pada kriteria : r hitung < r kritis maka tidak valid, r hitung > r kritis maka valid.

No. Unit Ukuran

Populasi

Ukuran Sampel 1.

A. Pelayan Jaringan Bandung 90 22 2.

UPJ Bandung Utara 28 7

3.

UPJ Bandung Timur 32 8

4.

UPJ Bandung Selatan 31 7

5.

UPJ Cijaura 29 7

6. UPJ Ujung Berung 32 8

7. UPJ Bandung Barat 28 7

8.

UPJ Kopo 27 7

9

UPJ Prima Priangan 31 7

TOTAL 328 80

Output = Performance = Efektivitas Input Alokasi Sumber Efisiensi IP =

(5)

Tabel 3

Hasil Uji Validitas Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sumber : Data Primer yang telah diolah Berdasarkan tabel diatas, semua item memiliki koefisien validitas lebih besar dari nilai r kritisnya sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut valid dalam artian item-item dapat digunakan untuk mengukur variabel keselamatan dan kesehatan kerja dan akan mampu menghasilkan variabel yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian.

Tabel 4

Hasil Uji Validitas Variabel Produktivitas Kerja Karyawan

Variabel Item Koefisien Validitas Titik Kritis Ket. Produktivitas Kerja Karyawan (Variabel Y) Pert_1 0.378 0.300 Valid Pert_2 0.423 0.300 Valid Pert_3 0.347 0.300 Valid Pert_4 0.400 0.300 Valid Pert_5 0.623 0.300 Valid Pert_6 0.703 0.300 Valid Pert_7 0.606 0.300 Valid Pert_8 0.688 0.300 Valid Pert_9 0.586 0.300 Valid Pert_10 0.512 0.300 Valid

Sumber : Data Primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel diatas, semua item memiliki koefisien validitas lebih besar dari nilai r kritisnya sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut valid dalam artian item-item dapat digunakan untuk mengukur variabel produktivitas kerja karyawan dan akan mampu menghasilkan variabel yang akurat.

Uji reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas atas pertanyaan yang digunakan dalam penelitian tersebut, selanjutnya dilakukan uji keandalan. Uji keandalan bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individual, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji keandalan dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang sudah valid. Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Untuk teknik perhitungan reliabilitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 13.0 for window. Kemudian output dibandingkan dengan uji signifikansi dengan uji t. Pengujian ini dilakukan dengan teknik belah dua, dengan langkah kerja sebagai berikut:

1. Membagi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan menjadi dua, belahan pertama (total ganjil) dan belahan kedua (total genap)

2. Skor untuk masing-masing pertanyaan atau pernyataan pada tiap belahan dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total untuk masing-masing responden 3. Mengkorelasikan skor total belahan

pertama dengan skor total belahan kedua, dengan menggunakan product moment.

4. Mencari reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan atau pernyataan dengan dengan rumus spearman brown:

Sugiyono (2004;122), menyatakan bahwa rumus spearman brown adalah sebagai beikut :

Variabel Item Koefisien

Validitas Titik Kritis Ket. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Variabel X) Pert1 0.880 0.300 Valid Pert2 0.595 0.300 Valid Pert3 0.343 0.300 Valid Pert4 0.770 0.300 Valid Pert5 0.610 0.300 Valid Pert6 0.782 0.300 Valid Pert7 0.845 0.300 Valid Pert8 0.805 0.300 Valid Pert9 0.752 0.300 Valid Pert10 0.841 0.300 Valid

(6)

Keterangan :

rxy = Reliabilitas untuk semua instrument.

rb = Korelasi product moment antar belahan ganjil dan belahan genap dari instrumen

Untuk mengetahui lebih jelas hasil uji reliabilitas tiap item pernyataan dengan menggunakan SPSS for windows 13.00 dapat dilihat pada lampiran “hasil output spss uji reliabilitas variable independent dan variabel dependent”.

Reliabilitas Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 25 100,0

Exclude

d(a) 0 ,0

Total 25 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliabilitas Variabel Produktivitas Kerja Karyawan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 25 100,0

Exclude

d(a) 0 ,0

Total 25 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel 5

Hasil uji reliabilitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Produktivitas Kerja

Karyawan Variabel Koefisien Reliabilitas Titik Kritis Ket. Keselamatan dan

Kesehatan Kerja 0.851 0.600 Reliabel Produktivitas Kerja

Karyawan 0.724 0.600 Reliabel

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari semua item pernyataan kesadaran merek positif dan > rtabel sebesar 0.6. maka dapat disimpulkan bahwa semua item butir pernyataan Produktivitas kerja sudah reliabel dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Uji Hipotesis

Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai sesuatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris, untuk mengetahui apakah pernyataan (dugaan/jawaban) itu dapat diterima atau tidak. Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah seberapa besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (X) terhadap produktivitas karyawan (Y) dengan memperhatikan karakteristik b b xy

r

r

r

1

2

(7)

variabel yang akan diuji berdasarkan perumusan hipotesis, yaitu sebagai berikut : H0 : ρ = 0 Berarti tidak ada pengaruh antara K3 terhadap produktivitas karyawan

H0 : ρ ≠ 0 Berarti terdapat pengaruh antara K3 terhadap produktivitas karyawan

Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya dapat dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut : Bila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, Bila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Untuk menguji hipotesis yang penulis kemukakan dapat diterima, maka dilakukan pengujian uji t dengan persamaan di bawah ini :

t = r √(n-2) √1- r² Keterangan : t = Probabilitas

r = Koefisien Korelasi Spearman n = Jumlah Responden.

Kriteria pengujian adalah Ho jika harga dari rumus di atas (t hitung) yang didapat dari tabel distribusi t dengan ά = 0.05 (5%) untuk mengetahui diterima atau ditolak, dinyatakan melalui kriteria yang sesuai dengan yang dikemukakan oleh Husein Umar (2000 : 316-317) yaitu :

 Jika t tabel > t hitung

Maka Ho ada pada daerah penerimaan, berarti H1 diterima atau K3 tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

 Jika t tabel < t hitung

Maka Ho terdapat pada daerah penolakan, berarti H1 diterima atau K3 berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Dengan kriteria : Bila t hitung < t tabel, maka Ho diterima, Bila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Setelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas data maka selanjutnya akan

mengukur seberapa besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT PLN (persero) Bandung, dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dengan cara mengkorelasi skor total dari variabel X dengan skor total dari variabel Y dari 80 responden. Hipotesis yang akan diuji yaitu : H0 : ρ = 0; Ho ditolak, artinya tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara K3 terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT PLN (persero) Bandung.

H1 : ρ ≠ 0; H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara K3 terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT PLN (persero) Bandung.

Analisis Korelasi Rank Spearman

Perhitungan korelasi menggunakan korelasi Rank Spearman digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk ordinal, untuk mencari besarnya korelasi antara variabel bebas (keselamatan dan kesehatan kerja) dengan variabel terikat (produktivitas kerja karyawan) dapat digunakan rumus analisis korelasi non-parametrik, yaitu korelasi rank spearman. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : rs = ∑x²+∑y²-∑di²

2√∑x².∑y² keterangan :

rs = Koefisien korelasi rank spearman ∑x² = Jumlah ranking yang sama pada variabel X

∑y² = Jumlah ranking yang sama pada variabel Y

∑di² = Jumlah hasil perhitungan antara ranking yang terdapat pada variabel X dan variabel Y melalui perhitungan diatas.

Hasil dari pengolahan data statistik non parametrik dengan mempergunakan rumus rank spearman dapat dilihat dalam output SPSS 13.0 berikut ini :

(8)

Angka output pada korelasi Rank Spearman antara keselamatan dan kesehatan kerja dan produktivitas kerja karyawan menghasilkan angka 0,431. Angka tersebut menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut cukup, sedangkan tanda positif (+) menunjukkan bahwa semakin besar perubahan yang terjadi pada K3 maka akan semakin besar produktivitas kerja karyawan atau sebaliknya, semakin kecil perubahan pada keselamatan dan kesehatan kerja maka akan semakin rendah produktivitas kerja karyawan pada PT PLN (persero) Bandung. Korelasi antara K3 dan produktivitas kerja karyawan adalah signifikan untuk pengujian dengan tingkat kesalahan sebesar 10%, atau derajat kepercayaan sebesar 90% .

Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar keselamatan dan kesehatan kerja (variabel X) mempengaruhi produktivitas kerja karyawan (variabel Y), maka dilakukan analisis koefisien determinasi ( Kd ) sebagai berikut :

Kd = r² x 100 %

Maka : Kd = r² x 100%

Kd = (0.431) ² x 100% Kd = 18,58 %

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien determinasi ( Kd ) sebesar 18,58%. Angka tersebut berarti besarnya pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja sebesar 18,58%. Sedangkan sisanya, yaitu 81,42 % pengaruhi oleh faktor lain, yaitu kompensasi, konflik keluarga atau dengan rekan kerja, disiplin, fasilitas, dan lain-lain.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah penelitian yang dilakukan akan menolak atau menerima hipotesis. Sedangkan hipotesis yang digunakan oleh penulis adalah hipotesis nol (Ho) dan hipotesis satu (H1).

Pengujian hipotesis akan diuraikan sebagai berikut :

H0 : ρ = 0; Ho ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara K3 terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT PLN (persero) Bandung.

H1 : ρ ≠ 0; H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara K3 terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT PLN (persero) Bandung.

Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya dapat dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut : Bila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, Bila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Untuk menguji hipotesis yang penulis kemukakan dapat diterima, maka dilakukan pengujian uji t dengan persamaan di bawah ini :

Keterangan :

t = Probabilitas

r = Koefisien Korelasi Spearman n = Jumlah Responden.

Kriteria pengujian adalah Ho jika harga dari rumus di atas (t hitung) yang didapat dari tabel distribusi t dengan ά = 0.05 (5%) untuk mengetahui diterima atau ditolak, dinyatakan melalui kriteria yang sesuai dengan yang dikemukakan oleh Husein Umar (2000 : 316-317) yaitu :

 Jika t tabel > t hitung

Maka Ho ada pada daerah penerimaan, berarti H1 diterima atau K3 tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

 Jika t tabel < t hitung 2

1

2

r

n

r

t

(9)

Maka Ho terdapat pada daerah penolakan, berarti H1 diterima atau K3 berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

Di bawah ini adalah penghitungan uji signifikasi : t hit= t hit= 0.431 √(80 - 2) √1 - 0.431² t hit= 4,22

Uraian pengujian hioptesis sebagai berikut : Rs = 0.431

ά = 0.05 n = 80

Derajat kebebasan (dk) = n-2

= 80 – 2 = 78

Karena dk = 78 terletak antara 60 – 120 dilihat dari hasil t tabel, maka untuk mendapatkan nilai t tabel harus dilakukan interpolasi dengan rumus sebagai berikut : T78 = t60 – dk – 60 (t60 – t120) 120 – 60 T78 = 2,000 – 78 – 60 (2,000 – 1,980) 120 – 60 T78 = 2,000 – 0,3 (0.02) T78= 2,000 – 0,006 T78 = 1,994 t hitung > t tabel = 4,22 > 1,994 Kriteria :

Bila t hitung < t tabel, maka Ho diterima Bila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak T hitung (4,22) > t tabel (1.994) maka Ho ditolak H1 diterima.

Dibawah ini adalah gambaran daerah penolakan Ho dan daerah penerimaan H1 :

Pada dk = 78 nilai t tabel (ά = 0,05) dari hasil interpolasi = 1.994, sedangkan nilai t

hitung = 4,22. maka t hitung > t tabel yaitu dengan nilai 4,22 > 1,994, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan antara K3 dengan produktivitas kerja karyawan pada PT PLN (persero) Bandung”. Pernyataan ini didukung oleh Ike Kusdyah Rachmawati (2008 : 171) yang mengemukakan :

“K3 sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, dan gizi tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan kerja, pelipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja.”

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. PLN (persero) Distribusi Jabar & Banten dapat dikatakan baik. Walaupun masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan. Masih terdapat masalah dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja misalnya : kurang kesadaran dalam penggunaan alat pelindung, kurang pengetahuan dalam menggunakan alat pelindung seperti tidak memakai alat pelindung diri seperti helm, sarung tangan, sabuk, pakaian kerja, dan sebagainya, kurangnya pelatihan dan sosialisasi untuk menggunakan fasilitas dan alat kerja. 2. Produktivitas karyawan pada PT. PLN

(persero) Distribusi Jabar & Banten dapat dikatakan baik. Namun masih ditemukan masalah, hal itu terlihat dari masih kurangnya mengatur pekerjaan dengan baik, menyele-saikan tugas dengan baik dan tepat waktu, dan ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku khususnya tentang keselamatan kerja. 3. Pelaksanaan K3 berpengaruh terhadap

produktivitas karyawan, dengan korelasi sebesar 18.58% tetapi sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti kompensasi, konflik keluarga atau dengan rekan kerja, disiplin, fasilitas, dan 2 1 2 r n r t   

(10)

lain-lain masih cukup besar pengaruhnya. Dari hasil uji hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti “terdapat pengaruh yang signifikan antara K3 terhadap produk-tivitas karyawan pada PT. PLN (persero) Distribusi Jabar & Banten”.

Saran-saran

Guna memperbaiki masalah pelaksanaan K3 terhadap produktivitas karyawan pada PT. PLN (persero) distribusi Jabar dan Banten. Adapun saran dan solusi dari penulis kepada perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Bagi pihak perusahaan untuk disarankan bagi perusahaan untuk mewajibkan dan mensosialisasikan penggunaan alat pelindung dan alat kerja, dengan jalan antara lain meningkatkan dan menerapkan K3 dengan baik dan tepat. Misalnya dengan pemberitahuan bagaimana cara penggunaan peralatan, pema-kaian alat pelindung diri, cara mengoperasionalkan mesin secara baik dan benar. Selain itu perusahaan harus meningkatkan dan menerapkan prinsip-prinsip program K3 dalam kegiatan operasional.

2. Perusahan disarankan untuk lebih memperhatikan sistem pengawasan pekerjaan karyawan, perusahaan juga harus lebih mengutamakan peraturan-peraturan kerja bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, agar tidak terjadi kecelakan yang tidak di inginkan dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan semangat karyawan pada PT. PLN (persero) Distribusi Jabar & Banten

3. Pengaruh antara K3 terhadap produk-tivitas karyawan dalam upaya meningkatkan produktivitas karyawan maka perusahaan hendaknya memberikan perhatian lebih mengenai kebijakan pelaksanaan K3 sesuai dengan standar kebijakan yang telah ditetapkan sehingga dapat mening-katkan produktivitas kerja karyawan. Karyawan juga hendaknya dapat

memperioritaskan pentingnya pelak-sanaan K3 sehingga tidak terjadi kecelakan kerja yang dapat menghambat proses kerja agar visi dan misi perusahaan dapat tercapai. Walaupun keterkaitan kedua variabel ini cukup tetapi sebagian besar masih dipengaruhi oleh faktor lain dimana ini menjadi tugas bagi perusahaan harus mengecilkan faktor lain tersebut.

4. Saran untuk peneliti lain untuk mencari faktor lain yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja selain keselamatan dan kesehatan kerja karena hasil yang diteliti oleh penulis menunjukkan hasil korelasi yang cukup.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. 2005. Psikologi Kerja. Cetakan ketiga. PT.Rineka Cipta : Jakarta Anwar Prabu Mangkunegara. 2000.

Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan., PT Remaja Rosdakarya : Bandung.

Budiono.S, Jusuf, Pusparini, A. 2003. Bunga Rampai HIPERKES & KK. Cetakan pertama. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro Semarang. Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen

Sumber daya Manusia Aplikasi Contoh & Perhitungannya. Jakarta: Agung Media

_____________. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Toeri dan Aplikasi. Bandung

Ike Kusdyah Rachmawati. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi: Yogyakarta.

Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia . Refika Aditama: Bandung.

___________. 2001. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Mandar

Maju:Bandung.

Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. CV ALFABETA: Bandung.

Suma’mur. 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Cetakan Keempat. Jakarta : CV. Haji Mas Agung.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan penjelasan tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas audit adalah proses dari awal hingga hasil terbitnya sebuah laporan audit yang dilakukan oleh seseorang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara dominan indeks plastis itas tanah pada lahan yang ditanami kopi, teh dan hortikultura termasuk kriteria rendah serta

bahwa Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 2004 tentang Pembatalan Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 22 Tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan

So when a client sends data to the server, the server spawns a child process and a new port for that “connection.” Then the next time the client receives data from the server it

Permasalahan semakin kompleks ketika tidak adanya penegakan hukum yang dilakukan secara terintegrasi untuk mengatasi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku

Hal ini disebabkan oleh banyaknya pelanggan yang bermohon secara online pada bulan Juni dan calon pelanggan banyak yang membayar sebelum libur lebaran sehingga

Dengan menyatakan sinyal sinus dalam fasor dan elemen-elemen dalam inpedansinya, maka hubungan arus-tegangan pada elemen menjadi hubungan fasor arus - fasor tegangan pada