• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan corporate social responsibility (CSR) tidak lepas dari pengoperasian perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang selalu bersinggungan dengan kehidupan masyarakat. Dalam forum diskusi yang diselenggarakan oleh Amnesty International yang bertajuk “Human Rights: is it any of your business?” pada bulan April tahun 2000, dijelaskan tentang pengaruh perusahaan baik negatif atau positif seperti yang digambarkan dalam gambar 1.1. Pengaruh pengoperasian perusahaan mencakup lingkungan, sosial, ekonomi, budaya, hukum, dan infrastruktur sehingga perusahaan mempunyai potensi dalam pengembangan wilayah.

Gambar 1.1 Pendekatan Pengaruh Perusahaan

(Sumber: CSR The WBCSD’s Journey (2002) dimodifikasi oleh Penulis, 2015)

Operasionalisasi perusahaan yang bersifat eksploratif biasanya membuat masyarakat lokal menjadi terbatas dalam memanfaatkan ruang hidupnya. Ada warga yang kehilangan lahannya, tidak bisa memakai lahannya dengan fungsi tertentu, berganti pekerjaan, atau ada yang kehilangan mata pencaharian sama sekali. Hal ini berpotensi membuat masyarakat lokal menjadi masyarakat marjinal di wilayahnya sendiri. Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab terhadap pengaruh yang ada maka perusahaan pun melaksanakan program CSR. Selain pengadaan

Pemerintah Masyarakat

Lokal Mitra Bisnis

Operasi Inti

Pengaruh tidak langsung: hukum dan peraturan, infrastruktur

Pengaruh langsung: polusi, korupsi/suap, lapangan kerja

Pengaruh tidak langsung: standar pekerja, penyuapan

Kontrol tingkat tinggi: kesehatan dan kemananan, konsumsi air, standar pekerja

(2)

2 infrastruktur, pelaksanaan CSR di ruang kehidupan masyarakat yang dieksploitasi sumber daya alamnya berfokus pada pembangunan berdasarkan pendidikan dan ekonomi melalui pengembangan masyarakat.

Pelaksanaan CSR tidak saja menjadi acara sukarela namun telah menjadi isu yang menjamur di dunia. Sejak abad ke-19 beberapa institusi dan bangunan yang menjadi sarana umum di Chicago, Stuttgart, dan Manchester merupakan sumbangan-sumbangan dari bisnis besar yang ada sebelumnya. Di Indonesia sendiri sudah ada hukum yang mengatur tentang pelaksanaan CSR yaitu Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Undang-Undang-Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. CSR atau tanggung jawab sosial dan lingkungan lebih lanjut diatur dalam Bab V Pasal 74 sebagai berikut:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur

dengan Peraturan Pemerintah

PT Pertamina Persero adalah BUMN yang diberi hak dan kewajiban untuk mengelola sumber daya minyak, gas, dan panas bumi di Indonesia. Proses kegiatannya meliputi eksplorasi, produksi, pengolahan, transportasi, dan pemasaran seperti dinyatakan dalam UU No. 8 Tahun 1971. Lapangan geothermal Kamojang milik Pertamina diresmikan pada 29 Januari 1983 dan diikuti dengan beroperasinya

(3)

3 Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Unit 1 pada 7 Februari 1983. Lima tahun kemudian 2 unit baru beroperasi. Sebagai bentuk percepatan pengembangan pembangkitan listrik dari panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy mengoperasikan PLTP Unit IV berkapasitas 60 MW di tahun 2008. PLTP Unit IV merupakan PLTP skala besar pertama yang dibangun dan dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Corporate Social Responsibility (CSR) telah menjadi komponen utama keberlanjutan dan standar operasionalisasi perusahaan. PT Pertamina Kamojang telah berhasil mendapat Penghargaan PROPER Emas pada periode 2011/2012 sebagai bentuk penghargaan terhadap perusahaan yang peduli lingkungan sekitarnya. Penghargaan ini diraih salah satunya karena keberhasilan pelaksanaan program CSR PT PGE Kamojang. Program yang menjadi andalan yaitu pelaksanaan CSR di Desa Lampegan, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung dengan peran pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) An Nur sebagai pusat pengembangan masyarakat. Program tersebut berhasil meraih Penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup. Program CSR yang telah berjalan lebih dari 5 tahun ini meraih penghargaan karena dinilai memenuhi nilai-nilai CSR seperti memberdayakan masyarakat dan keberlanjutan. Nilai-nilai-nilai CSR ini juga yang sejalan dengan nilai pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Oleh karena itu program CSR ini dapat menjadi contoh best practice yang bisa diambil pelajarannya.

1.2 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Implementasi CSR sekarang tidak saja menjadi program sukarela yang berawal dari kesadaran perusahaan, tetapi juga menjadi kewajiban yang telah diatur undang-undang. Program CSR yang dilakukan telah mempengaruhi kondisi fisik dan sosial di wilayah pelaksanaan, terutama dalam pengembangan wilayah berbasis pengembangan masyarakat. Pandangan ini juga yang mendasari penelitian terhadap Program PKBM An Nur yang menjadi program CSR PT Pertamina Geothermal Energy Kamojang selama lebih dari 5 tahun dan telah meraih penghargaan

(4)

4 PROPER Emas dari Pemerintah. Dari uraian di atas, muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan program CSR PT Geothermal Energy Kamojang di Desa Lampegan?

2. Apa yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan CSR PT PGE Kamojang di Desa Lampegan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang serta pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mengevaluasi program CSR PT Pertamina Geothermal Energy Kamojang di Desa Lampegan

2. Mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan CSR PT Pertamina Geothermal Energy Kamojang di Desa Lampegan

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberi manfaat kepada berbagai pihak, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagi kalangan akademisi, penelitian menghasilkan kajian deskriptif evaluasi dan faktor pendukung serta penghambat pelaksanaan CSR. Penelitian ini dapat menambah literatur dalam kajian evaluasi CSR

2. Bagi perusahaan, penelitian ini bermanfaat untuk bahan acuan pelaksanaan CSR dan diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pelaksanaan, terutama dalam program berbasis pengembangan masyarakat.

3. Bagi pemerintah daerah, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan dalam mengembangkan pelaksanaan CSR sebagai unsur penting pengembangan wilayah berbasis pengembangan masyarakat, terutama di daerah pengembangan industri eksploratif.

(5)

5 4. Bagi masyarakat dan lembaga/komunitas masyarakat, penelitian ini bermanfaat sebagai contoh pelaksanaan CSR dalam pengembangan masyarakat. Masyarakat dan lembaga masyarakat dapat mengambil contoh peranan masyarakat dan lembaga/komunitas masyarakat yang ada dalam pelaksanaan CSR dan hubungannya dengan perusahaan.

1.5 Batasan Penelitian

Batasan penelitian meliputi tiga aspek, yaitu: 1.5.1 Batasan Lokasi

Area penelitian adalah berada di wilayah administrasi Desa Lampegan, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Area penelitian merupakan kawasan yang menjadi lokasi implementasi program CSR PT Pertamina Geothermal Energy Kamojang.

1.5.2 Batasan Temporal

Temporal yaitu waktu pada saat pelaksanaan CSR PT Pertamina Geothermal Energy Kamojang yang dimulai dari tahun 2007 sampai saat ini, sehingga dapat diketahui bagaimana perkembangan pelaksanaan CSR tersebut.

1.5.3 Batasan Substansi

Substansi yang akan dibahas pada penelitian ini meliputi :

a. Program CSR PT Pertamina Geothermal Energy Kamojang di Desa Lampegan terutama peran PKBM An Nur

b. Perubahan kondisi fisik dan sosial, sebelum dan sesudah pelaksanaan CSR PT Pertamina Geothermal Energy Kamojang di lingkungan penerima manfaat

c. Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan CSR PT Pertamina Geothermal Energy Kamojang

(6)

6 1.6 Keaslian Penelitian

Dengan melihat berbagai referensi penelitian baik itu berupa skripsi, tesis, jurnal maupun artikel, ternyata penelitian mengenai pelaksanaan program CSR PT Pertamina Kamojang di Desa Lampegan: Peran PKBM An Nur belum pernah dilakukan sebelumnya. Tetapi penulis menemukan beberapa keterkaitan dengan beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Penelitian 1 a. Judul b. Peneliti c. Fokus d. Lokus e. Metode f. Hasil g. Tahun

: Analisa Efektivitas Implementasi Corporate Social Responsibility PT Kaltim Prima Coal

: Nurdiana

: Efektivitas implementasi CSR PT Kaltim Prima Coal dan strategi peningkatan efektivitas program

: PT Kaltim Prima Coal : Kuantitatif

: Implementasi program CSR PT Kaltim Prima Coal belum efektif : 2008 2 a. Judul b. Peneliti c. Fokus d. Lokus e. Metode f. Hasil g. Tahun

: Evaluasi Program Jakarta Green and Clean di Cipinang Melayu Sebagai implementasi Corporate Social

Responsibility PT Unilever Indonesia : Mohammad Fahmi Hendrawan

: Evaluasi program Jakarta Green and Clean : RW 13 Cipinang Melayu, Jakarta Timur : Kuantitatif

: Program Jakarta Green and Clean berhasil : 2009

3 a. Judul

b. Peneliti c. Fokus d. Lokus

: Analisis Pengimplementasian CSR oleh PT Antam Tbk UBPE Pongkor dalam Pengembangan Komunitas (Studi Kasus: Kampung Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

: Lusi Aprianti

: Implementasi Program CSR PT Antam TBK UBPE Pongkor

: Kampung Bantar Karet, Desa Bantar Karet, Kabupaten Bogor.

(7)

7 No Penelitian e. Metode f. Hasil g. Tahun : Kualitatif

: Program memberikan manfaat, hanya saja mekanisme pemberian program belum tepat saasaran dan belum merata : 2008 4 a. Judul b. Peneliti c. Fokus d. Lokus e. Metode f. Hasil g. Tahun

: Analisa Efektivitas Implementasi Corporate Social Responsibility PT Kaltim Prima Coal

: Adji Satrio Utomo

: Evaluasi program Jakarta Green and Clean : PT Indocement Tbk dan Desa Nambo Kecamatan

Klapanunggal Kabupaten Bogor : Kualitatif didukung data kuantitatif

: Program CSR menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat, berhasil mengurangi jumlah pangangguran, dan mampu memberdayakan masyarakart : 2010 5 a. Judul b. Peneliti c. Fokus d. Lokus e. Metode f. Hasil

: Peran Corporate Social Responsibility PT Pertamina Hulu Energi WMO dalam Pengembangan Masyarakat di Kecamatan Gresik

: Nike Agustina

: Program CSR PT Pertamina Hulu Energi WMO

: Desa Sidorukun, Bedilan, Desa Kramat Inggil, dan Kramat Langon Kabupaten Gresik

: Deskriptif-kualitatif

: Program CSR PT Pertamina Hulu Energi berperan dalam pengembangan masyarakat meliputi peningkatan aset, perluasan jaringan usaha, pengembangan pasar kerja, serta pengembangan skill bagi pengusaha

6 a. Judul b. Peneliti c. Fokus d. Lokus e. Metode f. Hasil

: Persepsi Stakeholder Terhadap Pelaksanaann Program Community Development PT Chevron Pacific Indonesia di Provinsi Riau

: Ratna Eka Suminar

: Program Community Development PT Chevron Pacific Indonesia di Provinsi Riau

: Distrik Rumbai Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru : Induktif-deskriptif-kualitatif

: Ada persepsi tentang pelaksanaan program community development PT Chevron Pacific Indonesia dari berbagai stakeholder. Persepsi baik disuarakan oleh pihak Chevron,

(8)

8

No Penelitian

Pemda, dan masyarakat. Namun ada sebagian masyarakat yang kurang puas terhadap pelaksanaan community development 7 a. Judul b. Peneliti c. Fokus d. Lokus e. Metode f. Hasil

: Corporate Social Responsibility PT Badak NGL Bontang : Rintha Arini

: Program CSR PT Badak NGL Bontang : Kota Bontang Kalimantan Timur : Deduktif-kualitatif

: Program CSR PT Badak NGL Bontang yang dirasa paling efektif adalah bidang pendidikan dan infrastruktur

Gambar

Gambar 1.1 Pendekatan Pengaruh Perusahaan
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk

 Jika kondisi2 bernilai BENAR, proses akan keluar dari blok-1 dan dilanjutkan. dengan mengerjakan statement yang terletak setelah

- Kompresi GIF menggunakan teknik LZW: gambar GIF yang berpola horizontal dan memiliki perubahan warna yang sedikit, serta tidak bernoise akan menghasilkan hasil kompresan yang

_ Optical disc yang dikembangkan oleh Sony untuk PSP _ Kapasitas 1.8 GB data yang terdiri dari game, movie, musik. atau gabungannya

Setelah itu teller akan memanggil dan nasabah akan memberikan sejumlah uang dan buku tabungan untuk meminta pencetakan transaksi setor tunai ke bank..

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

Pada hari ini saya ingin menjelaskan kepada bapak/ibu tentang penelitian yang akan saya lakukan, yang berjudul : “Pengaruh Pentoxifylline Terhadap FibroIndeks Pada Penderita