• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DATA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

38

BAB IV

PENGUMPULAN DATA

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT KEIHIN INDONESIA Adalah perusahaan yang bergerak di bidang Otomotif, khusunya pembuatan karburator sepeda motor yang berdiri pada tanggal 06 November 2003. Perusahaan ini didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan No.C-0563HT.01.01.TH.2004, dan disahkan oleh DepKehHAm No.2 oleh Ferry M.P,SH Tanggal 13 November 2003.

PT KEIHIN INDONESIA berada di Kawasan Industri Mm2100,Cibitung Bekasi Jawa Barat, Indonesia atau tepatnya di jalan Irian Blok Jj No 1 .dengan jumlah karyawan per april tahun 2012 adalah berjumlah 1200 karyawan dengan 620 karyawan tetap dan sisanya sebanyak 580 adalah karyawan dengan status kontrak.

Berikut adalah peta lokasi PT KEIHIN INDONESIA di kawasan industri MM2100 , Cibitung, Bekasi, Jawa Barat

(2)

39

Gambar 4.1 Peta Lokasi Perusahaan

Sesuai Akta pendiriannya maksud dari perusahaan ini adalah untuk menyelenggarakan usaha manufacture, baik dalam maupun luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan uasaha di manufacture tersebut.

Adapun tujuan dari perusahaan Perseroan adalah untuk:

Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelola perseroan secara efektif dan efisien.

Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Meningkatkan Sumber Daya Manusia. Adapun maksud dari perusahaan adalah:

Menjadikan perusahaan menjadi perusahaan yang Bonafite. Menyelenggarakan usaha di bidang manufacture.

(3)

40 4.2 Filosofi Dan Kebijakan

Filosofi KEIHIN dimana karyawan group KEIHIN berbagi rasa apa yang benar ,diseluruh dunia semua berjuang untuk pernyataan misi kami dan menciptakan budaya per usahan yang layak menuju tujuan yang tunggal yang menjadi kekuatan pendorong bagi kami di KEIHIN

1. Dasar keyakinan

Penghormatan terhadap individu Kemandirian

Bebas berfikir dan bertindak sesuai dengan keyakinan sendiri dan bertanggung jawab atas hasil dan tindakan seseorang.

Keadilan

Untuk menghargai perbedaan satu sama lain dan untuk mempertahankan keadilan dalam semua urusan seseorang.

Kepercayaan

Tulus mengakui kemampuan satu sama lain dan memberikan kompensasi untuk kekurangan satu sama lain.

2. Lima kepuasan . Masyarakat

Kami akan berbagi kebahagiaan dengan masyarakat dengan menjadi bagian dari masyarakat.

Pelanggan

Kami akan berbagi kebahagian kami dengan pelanggan kami dengan menggunakan ketrampilan yang canggih dan interaksi yang dekat.

Pemasok

Kami kan berbagi kebahagiaan dengan pemasok kami bahwa masing – masing pihak makmur dalam lingkungan kreatifitas bersama.

Pemegang saham.

Kita akan berbagi kebahagiaan dengan pemegang saham dan selalu menjaga diri kami sebagai sebuah perusahaan.

(4)

41 Kita akan berbagi kebahagiaan antara diri dengan memperoleh empati dan kepercayaan semua.

3. Prinsip perusahaan

Kami akan berkontribusi bagi masa depan umat manusia dengan terus – menerus menciptakan tata nilai baru.

4. Kebijakan

Kami akan menantang diri kita untuk masalah apapun dengan ambisi dan vitalitas.

Sebagai sebuah budaya perusahaan ambisi dan tantangan , kami akan memberikan pentingnya teori, ide, dan waktu.

Kami menghargai perilaku dan usaha yang tulus.

Sebuah budaya perusahaan yang memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang tulus.

4.3 Kegiatan Umum Perusahaan

(5)

42 1. Divisi Production Karburator

Produk-produk yang dihasilkan oleh PT KEIHIN INDONESIA ada 3 jenis yaitu Karburator,AC untuk roda 4, dan TH. Body untuk Fuel Injection. Tetapi produk yang masih dominan adalah karburator. Untuk proses produksinya adalah sebagai berikut :

a. Proses Die Casting b. Proses machining

c. Proses surface treathment d. Proses assy

e. Ware house.

Secara umum alur produksi PT KEIHIN INDONESIA adalah sebagai berikut :

a. Proses Die Casting

bahan baku yang berupa alumunium batangan di lebur dalam furnace kemudian dicetak melalui mesin cetak atau casting berdasarkan atas model cetakan yang di butuhkan.

b. Proses machining

Setelah melalui proses Die Casting kemudian karburator masuk ke proses machining, dalam proses maching dilakukan proses booring, drilling, tapping,, terhadap body karburator tersebut. c. Proses surface threatment

Setelah melalui proses machining selesai kemudian dilakukan proseses threatment, proses threatment yaitu proses pelapisan karburator menggunakan cairan kimia tertentu dengan tujuan agar karburator tersebut terbebas dari karat dan secara estetika lebih menarik.

d. Proses assy

Setelah proses threatment selesai selanjutnya karburator tersebut dipasang komponen –kompnen karburator, yaitu komponen dipersiapkan terlebih dahulu selanjutnya setiap komponen

(6)

43 dipasang oleh operator ke dalam karburator tersebut seterusnya sampai proses pemasang tersebut selesai.

e. Ware house

Setiap produk yang telah lulus final inspection, kemudian di packing dalam satu bucket kemudian dikirim ke gudang jadi.dan produk siap untuk dikirim.

2. Proses Produksi Karburator

Karburator adalah komponen mesin yang dibentuk dan dirakit dengan bahan baku utama adalah alumunium.proses produsi di PT KEIHIN INDONESIA dibagi menjadi 3 yaitu Die Casting, Machining dan Assembling.

a. Proses die casting.

1. Proses produksi

yang pertama yaitu proses casting dimana, proses casting yang dipakai adalah menggunakan system casting cold chamber. Bahan baku berupa alumunium batangan dilebur didalam furnace atau tungku peleburan dengan suhu lebur 670ºC. setelah melebur kemudian cairan dicetak melalui mesin casting melalui perantara leadle, sesuai dengan model karburator yang terpasang pada mesin cetak tersebut, atau biasa disebut dengan dies atau cetakan. Body karburator di susun didalam keranjang untuk didinginkan selanjutnya untuk diproses keproses berikutnya yaitu proses cutting. Dalam proses casting dilakukan pegecheckan berkala yaitu

pengukuran body karburator dan pengecheckan kelurusan pin, sehingga dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan.

(7)

44 2. Proses cutting

adalah proses dimana pemisahan body karburator dengan material sisa atau yang biasa kami sebut dengan runner, dengan menggunakan mesin cutting khusus. untuk proses cutting sendiri dikerjakan oleh satu orang operator untuk 1 mesin cutting.didalam proses cutting dilakukan pengukuran ketinggian hasil pemotongan sehingga hasil potongan dapat dijamin kualitasnya atau dengan kata lain hasil pemotongan tidak over cut.

3. Proses finishing

adalah proses untuk menghilangkan atau membersihkan sisa-sisa burry atau material pada body karburator. Karena proses

pembersihan tersebut tidak menggunakan mesin sehingga diperlukan tenaga manusia untuk mengerjakannya,pada proses finishing terdapat beberapa stasiun kerja untuk proses

pembersihan daerah tertentu pada karburator sesuai dengan standar operational procedure yang telah di tetapkan. dan stasiun

yang terakhir adalah final inspection, final inspection bertugas untuk mengecheck semua jenis keabnormalan yang mungkin terlewat dalam proses –proses sebelumnya.untuk final inspection ini diperlukan operator yang memahami proses dan jeni-jenis keabnormalan produk karena merupakan pintu terakhir departemen die castingsebelum produk die casting diternsfer ke departemen selanjutnya

(8)

45

b. Proses Machining

Didalam proses machining terdapat beberapa proses yaitu : 1. Proses Main Booring

Proses main boore ini adalah proses pertama yang dilakukan yaitu proses area main bore yaitu pembesaran saluran main sesuai dengan standar yang telah ditentukan berdasarkan drawing dengan menggunakan mesin booring , didalam proses main bore ini ditentukan berapa banyak pemakanan yang diperbolehkan karena akan berpengaruh pada sytem karburator nantinya,

2. Proses Drilling

Proses drilling adalah proses yang dilakukan untuk menembuskan saluran-saluran yang ada dalam karburator tsb, fungsi drilling ini adalah berhubungan dengan system karburator secara keseluruhan, apabila saluran tersebut tidak terproses akan mempengarui kinerja karburator tersebut dan dapat terdeteksi di line assy.

3. Proses tapping

Adalah proses untuk membuat ulir dalam body karburator untuk nantinya dipasang baut diproses assy, bisanya proses tapping atau ulir ini harus menggunakan tool tapping yang baik dikarenakan akan mempengarui hasil akhir ulir tersebut.

c. Proses assy

Untuk proses assembling adalah proses terakhir dalam produksi, dalam proses assembling ini dipasang part-part penyusun karburator sehingga karburator tersebut dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Didalam proses assembling terdapat pengecheckan di tiap stasiun kerja untuk memastikan part tersebut terpasang dengan sempurna. di line assembling juga dilakukan pengechekan emisi gas buang dimana disesuaikan dengan regulasi pemerintah.dan standar yang telah ditentukan

(9)

46 oleh customer. untuk mempermudah pengechekan seluruh pengecheckan kritikal berupa display sehinngga mempermudah operator untuk mendeteksi keabnormalan produk lebih cepat.setelah prose sassy selesai maka dilakukan pengecheckan oleh pihak QC untuk memastikan produk tersebut telah sesuai dengan standart yang telah diberikan secara keseluruhan, setelah dinyatakan OK oleh pihak QC maka produk tersebut dapat dilakukan delivery ke customer.

4.4 Gambaran Produk

Berikut adalah gambaran produk yang dihasilkan oleh PT KEIHIN INDONESIA antara lain :

1. Karburator type CV :

Karburator CV menggunakan vakum mesin untuk meningkatkan slide valve dan mempertahankan sudut throttle pembukaan sebanding

dengan mesin vakum. Dari sudut pandang efisiensi bahan bakar dan emisi peraturan, ia menawarkan kinerja tinggi dan

(10)

47 2. Karburator type piston :

Karburator piston menggunakan kabel throttle untuk meningkatkan katup geser langsung dan menyesuaikan sudut bukaan throttle. Desainnya sederhana dan mudah dipelihara, berkontribusi terhadap pengurangan biaya.

Gambar 4.4 Karburator Type Piston Untuk Roda 2

Dan pada kesempatan ini proses produksi yang akan penulis bahas adalah proses produksi Die Casting. Dimana penulis telah melakukan pengamatan serta melihat proses secara langsung terhadap keadaan yang sebenarnya. Secara garis besar proses Die Casting sendiri telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Dimana pada bagian Die Casting sendiri ada 3 proses utama yaitu Proses Casting, Proses Cutting, Dan Proses Finishing. Dan pembahasan yang akan penulis analisa adalah proses kerja

pada di line Casting. Dimana didalam proses casting sendiri menggunakan sistem Casting Cold Camber sebagai mana yang telah dijelaskan diatas. Pembahasan lebih jauh tentang line Casting adalah sebagai berikut.

(11)

48

Gambar 4.5 Flow Proses Die Casting Department

(12)

49 Pada proses Die Casting Cold Chamber prinsip kerjanya sama dengan hot chamber disini yang membedakan adalah tempat peleburan material yang terpisah dengan mesin utama untuk system casting cold chamber, mesin membutuhkan tekanan yang lebih besar untuk menutup

cetakan dan pengisian rongga cetakan.

Cara kerja mesin ini adalah dimulai dari pencairan logam kemudian dituangkan ke dalam plunger melalui leadle yang berdekatan dengan cetakan, kemudian dilakukan penekanan secara hidrolis.

(13)

50 Selanjutnya urutan-urutan kerja mulai dari peleburan, checklist, dan yang lainnya diatur dalam operational standar untuk mesin casting itu sendiri.

Gambar 4.8 Operational Standar ( OS ) Mesin Casting

4.5 Pengumpulan Data

Sebelum membuat laporan ini penulis melakukan riset dari pengumpulan data yang diperlukan untuk mengetahui pemecahan masalah, Dimana untuk permasalahan yang akan diangkat yaitu mengenai kecacatan (NG) produksi yang terjadi pada line mesin Casting 6 khusunya untuk type karburator KVYP jenis CV atau Vaccum. Dimana untuk type karburator Vaccum KVYP salah satu produksi terbesar pada line die casting.

Dan untuk data – data kecacatan produk diperoleh berdasarkan pengamatan dan pengukuran langsung pada proses die casting Type KVYP tersebut.

(14)

51

Tabel 4.1 Data NG Karburator Tipe KVYP Periode Januari-Mei 2012

Dari jumlah total cacat produk yang terjadi di periode Januari-Mei 2012. Kita dapat melihat masing – masing kontribusi cacat selama 5 bulan tersebut. Dan berikut hasil perhitungan penulis terhadap 5 jenis cacat terbesar.

Perhitungan : Jumlah NG (Pcs) Total Check (Pcs) Persentase NG = x100% Jumlah NG (Pcs) Total NG(Pcs) Kontribusi NG = x100 %

Data perhitungan NG yuhike : 11.160 183.883 NG Yuhike = x100 % = 6,07% 11.160 18.686 Kontribusi NG yuhike = x100 % = 60%

Data perhitungan NG kajiri : 4.012 183.883

NG Kajiri = x100 % = 2,18%

Januari Februari Maret April Mei Total

Kuhike 2157 2455 2558 1473 2517 11160 Kajiri 802 952 845 726 687 4012 Kerut 535 404 338 387 298 1962 Body hitam 334 299 240 207 233 1313 Torare 53 41 67 40 38 239 Total NG 3881 4151 4048 2833 3773 18686 Jumlah produksi 37114 35427 37144 35427 38801 183913 BULAN Jenis NG

(15)

52 4.012

18.686

Kontribusi NG Kajiri = x100 % = 21%

Data perhitungan ng kerut : 1.962 183.883 NG Kerut = x100 % = 1,07% 1.962 18.686 Kontribusi NG kerut = x100 % = 10%

Data perhitungan ng body hitam : 1.313 183.883

NG body hitam = x100 % = 0,71%

1.313 18.686

Kontribusi NG body hitam = x100 % = 7%

Data perhitungan ng torare : 239 183.883 NG Torare = x100 % = 0,13% 239 18.686 Kontribusi NG Torare = x100 % = 1%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas kita dapat mengetahui jenis 5 besar produk cacat / NG terbesar yang terjadi pada proses Die Casting type KVYP tersebut. Dan dengan diagram pareto kita dapat menggambarkan grafik beserta persentase kecacatannya dengan urutan dari jumlah jenis cacat terbanyak yaitu NG Yuhike.

(16)

53

Table 4.2 5 Besar NG Tipe KVYP Periode Januari-Mei2012

No Jenis NG NG % NG % Cont. % Kum

1 Yuhike 11160 6,07 60 60 2 Kajiri 4012 2,18 21 81 3 Kerut 1962 1,07 10 91 4 Body hitam 1313 0,71 7 98 5 Torare 239 0,13 1 99 6 DLL 21 0,00 1 100

Gambar 4.9 Kontribusi NG Periode Januari-Mei 2012

Dari data – data terlihat NG yuhike memiliki kontribusi yang cukup besar dalam prosentase NG. Maka berdasarkan keputusan yang telah disepakati bahwa tema QCC nya adalah menurunkan NG yuhike Type KVYP dan di targetkan untuk dapat menurunkan NG yuhike tersebut turun 1 %. Alasan penetapan target adalah sebagai berikut :

Specific (Jelas) : Menurunkan NG yuhike Type KVYP.

(17)

54 Archievable (Dapat Dicapai) : Benchmark external NG yuhike

Reasonable (Beralasan) : NG yuhike merupakan NG tertinggi

Time Phased (Target Waktu) : Pertimbangan waktu pencapaian Oktober

2012.

Setelah data sudah diperoleh dan diketahui tema QCC nya adalah menurunkan NG yuhike pada proses Die Casting karburator Type KVYP. Maka data NG Die Casting yang diambil adalah data bulan Januari s/d Mei 2012.

4.6 Pengolahan Data

Setelah mengetahui jenis – jenis kecacatan produk (NG) yang terjadi pada proses die casting karburator tipe KVYG, selanjutnya pengolahan data produk cacat dengan menggunakan peta kendali p.

1) Perhitungan Untuk Grafik Total Cacat.

Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat sebagai berikut :

Tabel 4.3 Data NG Cacat Type KVYP periode Januari-Mei 2012

bulan

Jumlah Jumlah Proporsi

diperiksa

cacat

p

januari

37114

3881

0,105

februari

35427

4151

0,117

maret

37114

4048

0,109

april

35427

2833

0,080

mei

38801

3773

0,097

Total

183883

18686

0,508

(18)

55 Rata–rata bagian cacat (P) atau garis tengah (CL) = = = 0,101

Batas Kendali Atas = 0,101 + 3 = 0,364

Batas Kendali Bawah = 0,101 - 3 = -0,162

Berikut data hasil perhitungan batas kendali atas (UCL), Dan batas kendali bawah (LCL). Dimana data cacat ini diambil dari hasil pengambilan data bulan Januari-Mei 2012.Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendalai atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) Maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut :

Gambar 4.10 Grafik Peta Kendali Total Jumlah Cacat

Berdasarkan peta kendali di atas, terlihat data berada di dalam batas kendali (in stastical control). Selanjutnya adalah menentukan batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB) untuk Jenis NG yuhike.

0 0,1 0,2 0,3 0,4

Januari Februari Maret April Mei

proporsi p CL bka bkb

(19)

56 1) Perhitungan Untuk Grafik NG Yuhike

Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat sebagai berikut :

Tabel 4.4 Data NG Yuhike Type KVYP periode Januari-Mei 2012

Berikut data hasil perhitungan batas kendali atas (UCL), Dan batas kendali bawah (LCL). Dimana NG yuhike merupakan data cacat tertinggi yang mempunyai

kontribusi tertinggi dari total cacat yang periode bulan Januari-Mei 2012.

Rata–rata bagian cacat (P) atau garis tengah (CL) = = = 0,061

Batas Kendali Atas = 0,061 + 3 = 0,286

Batas Kendali Bawah = 0,061 - 3 = -0,164

Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendalai atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) Maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut:

Jumlah Jumlah Proporsi diperiksa yuhike p Januari 37114 2157 0,058 Februari 35427 2455 0,069 Maret 37114 2558 0,069 April 35427 1473 0,042 Mei 38801 2517 0,065 Total 183883 11160 0,303 Bulan

(20)

57

Gambar 4.11 Grafik Peta Kendali Total Jumlah Yuhike

Dari data tabel dan gambar tersebut tampak bahwa seluruh data telah berada dalam batas kendali (in stastical control) sehingga tidak perlu dilakukan revisi.

2) Perhitungan Untuk Grafik NG Kajiri

Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat sebagai berikut :

Tabel 4.5 Data NG Kajiri Type KVYP periode Januari-Mei 2012

Berikut data hasil perhitungan batas kendali atas (UCL), Dan batas kendali bawah (LCL). 0 0,1 0,2 0,3 0,4

Januari Februari Maret April Mei

proporsi p CL bka bkb Jumlah NG Proporsi diperiksa kajiri p Januari 37114 802 0,022 Februari 35427 952 0,027 Maret 37114 845 0,023 April 35427 726 0,02 Mei 38801 687 0,018 Total 183883 4012 0,109 Bulan

(21)

58 Rata–rata bagian cacat (P) atau garis tengah (CL) = = = 0,0218

Batas Kendali Atas = 0,0218 + 3 = 0,184

Batas Kendali Bawah = 0,0218 - 3 = -0,141

Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendalai atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) , Maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut :

Gambar 4.12 Grafik Peta Kendali Total Jumlah Kajiri

Dari data tabel dan gambar tersebut tampak bahwa seluruh data telah berada dalam batas kendali (in stastical control) sehingga tidak perlu dilakukan revisi.

0 0,05 0,1 0,15 0,2

Januari Februari Maret April Mei

proporsi p CL bka bkb

(22)

59 3) Perhitungan Untuk Grafik NG Kerut

Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat sebagai berikut :

Tabel 4.6 Data NG Kerut Type KVYP periode Januari-Mei 2012

Berikut data hasil perhitungan batas kendali atas (UCL), Dan batas kendali bawah (LCL) :

Rata–rata bagian cacat (P) atau garis tengah (CL) = = = 0,0108

Batas Kendali Atas = 0,0108 + 3 = 0,140

Batas Kendali Bawah = 0,0108 - 3 = - 0,118

Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendalai atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) Maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut : Jumlah NG Proporsi diperiksa Kerut p Januari 37144 535 0,014 Februari 35427 404 0,011 Maret 37114 338 0,009 April 35427 387 0,011 Mei 38801 298 0,008 Total 183883 1962 0,054 Bulan

(23)

60

Gambar 4.13 Grafik Peta Kendali Total Jumlah Kerut

Dari data tabel dan gambar tersebut tampak bahwa seluruh data telah berada dalam batas kendali (in stastical control) sehingga tidak perlu dilakukan revisi.

4) Perhitungan Untuk Grafik NG Body Hitam

Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat sebagai berikut :

Tabel 4.7 Data NG Body hitam Type KVYP periode Januari-Mei 2012

0 0,05 0,1 0,15 0,2

Januari Februari Maret April Mei

proporsi p CL bka bkb

Jumlah NG Proporsi diperiksa body hitam p

Januari 37114 334 0,009 Februari 35427 299 0,008 Maret 37144 240 0,006 April 35427 207 0,006 Mei 38801 233 0,006 Total 183883 1313 0,036 Bulan

(24)

61 Berikut data hasil perhitungan batas kendali atas (UCL), Dan batas kendali bawah (LCL).

Rata–rata bagian cacat (P) atau garis tengah (CL) = = = 0,007

Batas Kendali Atas = 0,007 + 3 = 0,119

Batas Kendali Bawah = 0,007 - 3 = - 0,105

Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendalai atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) , Maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut :

Gambar 4.14 Grafik Peta Kendali Total Jumlah Body hitam

Dari data tabel dan gambar tersebut tampak bahwa seluruh data telah berada dalam batas kendali (in stastical control) sehingga tidak perlu dilakukan revisi.

0 0,05 0,1 0,15 0,2

Januari Februari Maret April Mei

proporsi p CL bka bkb

(25)

62 5) Perhitungan Untuk Grafik NG Torare

Untuk menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) maka diperlukan nilai rata-rata bagian cacat sebagai berikut :

Tabel 4.8 Data NG TorareType KVYP periode Januari-Mei 2012

Berikut data hasil perhitungan batas kendali atas (UCL), Dan batas kendali bawah (LCL).

Rata–rata bagian cacat (P) atau garis tengah (CL) = = = 0,001

Batas Kendali Atas = 0,001 + 3 = 0,059

Batas Kendali Bawah = 0,001 - 3 = - 0,057

Berdasarkan hasil dari perhitungan batas kendalai atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) , Maka data diatas dapat digambarkan dengan peta kendali sebagai berikut : Jumlah NG Proporsi diperiksa Torare p Januari 37114 53 0,001 Februari 35427 41 0,001 Maret 37144 67 0,002 April 35427 40 0,001 Mei 38801 38 0,001 Total 183883 239 0,006 Bulan

(26)

63

Gambar 4.15 Grafik Peta Kendali Total Jumlah Torare

0 0,05 0,1

Januari Februari Maret April Mei

proporsi p CL bka bkb

(27)

64

BAB V

HASIL DAN ANALISA

5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data

Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari data tersebut untuk dilakukan analisa dengan menggunakan diagram pareto serta diagram sebab akibat selanjutnya diterapkan dalam kegiatan QCC.

Pada proses Casting kaburator KVYP tersebut terlihat NG Yuhike merupakan data cacat tertinggi selama bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2012. Berdasarkan grafik Diagram Pareto terlihat data NG Yuhike merupakan masalah yang memiliki kontribusi terbesar sebanyak 60 %.

Dan berikut grafik total kontribusi total cacat dari bulan Januari sampai dengan Mei 2012 sebagai berikut :

(28)

65

Gambar 5.1 Data Diagram Pareto Untuk Jenis Cacat

5.2 Pemecahan masalah

Pemecahan masalah yang akan penulis terapkan adalah dengan menggunakan salah satu alat kendali kualitas dan juga salah satu alat dari 7 alat pada quality control circle yaitu diagram sebab akibat atau yang biasa disebut dengan diagram fishbone dikarenakan bentuknya seperti tulang ikan. Dengan menggunakan diagram fishbone dapat mempermudah kita untuk dapat menemukan akar penyebab terjadinya masalah

(29)

66 5.3 Penerapan Metode QCC.

Tabel 5.1 Plan Dan Actual QCC Dep. Die casting Tahun 2012.

1. Pemilihan Tema

Dari data yang telah ditampilkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa NG / cacat produk tertinggi pada Casting Karburator type KVYP adalah NG Yuhike. Maka dari itu tema yang diangkat dalam QCC ini adalah Menurunkan NG Yuhike yang terjadi di proses Casting Karburator Type KVYP.

2. Menentukan Sebab Akibat.

Untuk dapat mengetahui sebab – akibat yang terjadi dari cacat produk kita perlu terlebih dahulu untuk melihat kondisi yang ada dilapangan. Berikut analisa yang dilakukan penulis beserta team QCC terhadap kondisi yang ada di lapangan.

(30)

67

Gambar 5.2 Analisa kondisi yang ada

Dilihat dari aliran proses yang terlihat pada gambar kita dapat menganalisa kemungkinan terjadi NG Yuhike pada proses Casting Karburator type KVYP di Proses cetak. Dan berikut analisa yang penulis terapkan dalam diagram sebab - akibat (Diagram Fishbone) sebagai berikut :

Saat istirahat mesin harus berhenti spray untuk pelumasan untuk semua dies

MAN

Operator jenuh akan proses yang sama setiap hari

Setting spray sulit warna pipa spray sama

pencamuaran material tdk sesuai

system fluxing METHODE

MACHINE pemahaman quality operator kurang Operator terbiasa melakukan proses NG Yuhike Tinggi ... ??? MACHINE MA MATERIAL Standar jenis material tidak sesuai LINGKUNGAN lingkungan pekerja terlalu panas.

(31)

68 Dari diagram sebab - akibat ( Fishbone Diagram ) diatas dapat ditarik kesimpulan dari masing-masing faktor yang berpotensi menyebabkan terjadinya NG Yuhike diantaranya adalah sebagai berikut :

Faktor Manusia ( Man )

Penyebab yang berpotensi terjadinya kegagalan pada elemen manusia dalam proses adalah “Operator terbiasa dalam melakukan pekerjaan “ sehingga operator tidak mengechek antara produk yang dihasilkan dengan standar kerja.

Faktor Material

Pada elemen material dimugkinkan terjadi ketidak sesuaian standar dikarenakan proses pencampuran yang tidak sesuai.

Faktor Mesin

Penyebab yang berpotensi terjadinya kegagalan pada elemen mesin dalam proses adalah :

1) Spray yang digunakan untuk pelumas dies adalah all dies.

2) Ketika setting spray mengalami kesulitan karena warna pipa sray sama 3) Ketika istirahat mesin berhenti, sehingga ketika mulai bekerja kembali

harus dilakukan preheating dalam preaheating ini banyak sekali body NG Yuhike terjadi.

(32)

69 Faktor Metode

1) Dalam proses peleburan komposisi peleburan antara material Alumunium dengan Returnzai berpotensi mengalami ketidaksesuaian.

2) Proses pembersihan cairan alumunium/ proses fluxing tidak menentu. Faktor Environment ( Lingkungan )

Pada elemen lingkungan kondisi lingkungan yang terlalu panas menyebabkan konsentrasi operator menurun.

3. Menentukan Faktor Dominan

Setelah kita mengetahui faktor –faktor apa saja yang dapat mempengaruhi cacat suatu produk, dalam hal ini adalah NG Yuhike Type KVYP. Selanjutnya

adalah menetukan faktor dominan yang mungkin paling berpengaruh terhadap cacat produk tersebut.

(33)

70

Tabel 5.2 Penentuan Faktor Dominan

Dalam QCC ini team memberikan penilaian masing-masing terhadap faktor yang menyebabkan terjadinya NG Yuhike. Dan berdasarkan jumlah bobot serta ranking akhirnya ditentukan bahwa faktor Metodhe adalah faktor yang paling dominan atau berpengaruh besar terhadap NG Yuhike yang terjadi pada proses Casting karburator Type KVYP.

(34)

71 4. Merencanakan Tindakan.

Tabel 5.3 Rencana Tindakan Penanggulang

5. Menetapkan Target

Berdasarkan data sebelumnya dimana NG Yuhike periode Januari-Mei mencapai 6.07 % maka Target QCC nya adalah menurunkan kecacatan produk yang diakibatkan oleh NG Yuhike menjadi 1 %.

(35)

72 6. Melaksanakan Tindakan.

Tabel 5.4 Pelaksanaan Tindakan Penanggulangan

7. Check Hasil

Tabel 5.5 Data perbandingan cacat sebelum perbaikan Dan sesudah perbaikan 2012 Sebelum Sesudah (Jan-Mei) (september) 1 Yuhike 11160 6,07% 434 1,03% 2 Kajiri 4012 2,18% 650 1,54% 3 Kerut 1962 1,07% 300 0,71% 4 Body Hitam 1313 0,71% 180 0,43% 5 Torare 239 0,13% 21 0,05% 18686 10,16% 1585 3,76% 183883 42100 165197 40515 %NG TOTAL NG TOTAL CHECK TOTAL OK %NG No. JENIS NG

(36)

73 Berdasarkan Hasil penerapan Metode Quality Control Circle (QCC) yang diterapkan, berhasil menurunkan NG Yuhike dari type KVY di bulan September 2012 turun menjadi 1.03 %. Dan secara langsung berpengaruh terhadap total NG/cacat yang terjadi. Dan secara keseluruhan analisa masalah mengenai NG Yuhike ini dapat diterapkan untuk semua type di Line Mesin Casting AL.

8. Standarisasi

Langkah selanjutnya adalah standarisasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya masalah terjadinya NG Yuhike. Metode ini dapat juga di terapkan untuk Mesin Casting lain dan berhasil menurunkan NG Casting lainnya. Standarisasi proses yang dilakukan yaitu :

Faktor Metode

1. Dilakukan nonstop waktu istirahat dengan tujuan mengurangi proses preheating yang dapat menyebabkan banyaknya NG Yuhike,

sebelumnya kerja nonstop waktu istirahat tidak dilakukan .

2. Didalam OS peleburan material hanya tercantum komposisi 70:30 peleburan dalam bentuk (KG) yang terdiri dari 70% material alumunium dan 30 % retunzai ( runner ) hal ini menyebabkan

operator kesulitan apabila harus menimbang terlebih dahulu dan hal ini pula yang dapat menimbulkan penyimpangan dari OS tersebut, maka dilakukan perbaikan yaitu mengkonversi bentuk KG menjadi bentuk batang runner sehingga mempermudah dalam perhitungan komposisi peleburan tersebut.

(37)

74 Faktor Mesin

1. Spray yang digunakan sebelumnya adalah satu spray untuk semua Dies, kareana Dies atau cetakan mempunyai karakteristik yang

berbeda maka, dibuatkan spray untuk masing-masing Dies atau cetakan.

2. Warana pipa spray sama sehingga dalam melakukan setting spray mengalami kesulitan.

Faktor Lingkungan

Kondisi ruangan die casting yang panas yaitu kisaran 27°C-36°C hal ini menyebabkan konsentrasi operator dan kerja operator terganggu, maka dengan bantuan Engineering Department dibuatkan Blower untuk menguran

Faktor manusia

Adanya kejenuhan operator karena harus melakukan proses berulang, hal ini dapat berakibat human eror , maka dengan melakukan rotasi karyawan diharapkan mampu untuk mengurangi tingkat kejenuhan.

(38)

75 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan diatas berdasrkan data dan penelitian telah disimpulkan sebagai berikut :

1. Parameter pemeriksaan untuk produk die casting adalah : yuhike, kajiri, kerut,body hitam dan torare.

2. Melalui analisa sebab akibat diketahui 5 penyebab terjadinya produk cacat yuhike tersebut.

3. Jumlah ng yuhike sebesar 6.07 % yang berasal dari proses die casting terjadi karena beberapa hal yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : A. Metode : dimana ketika mesin berhenti terjadi penurunan suhu

dies, selanjutnya ketika waktu kerja dimulai perlu dilakukan preeheating sebelum proses dalam proses preeheating ini banyak sekali terjadi body yuhike.

B. Metode : pada waktu proses charging material terdapat aturan komposisi yang harus dijalankan yaitu prosentase pemakaian material alumunium dan campuran ( retunzai) dengan satuan kilogram, dalam proses ini operator mengalami kesulitan karena

(39)

76 harus melakukan penimbangan terutama untuk campuran berupa retunzai sehingga menyebabkan ketidak sesuaian komposisi tersebut.

C. Mesin : dalam proses running casting terdapat komponen spray yang bertujuan untuk pelumas dies, dalam aktualnya operator mengalami kesulitan dalam setting karena warna kaseto atau pipa spray sama.

D. Mesin : Dies memiliki karakter masing masing serta setingan spray yang berbeda, karena spray yang digunakan adalah untuk all dies sehingga operator harus melakukan setting ketika dies di ganti.

E. Lingkungan : dari faktor manusia karena lingkungan yang panas menyebabkan kondisi fisik cenderung menurun sehingga

konsentrasi dalam operasi mesin berkurang.

F. Manusia : operator merasa jenuh, sehingga menyebabkan human eror atau proses inspeksi terlewatkan.

1.2 Saran

Saran yang diberikan penulis dari hasil pengamatan tugas akhir adalah :

1. melakukan training terhadap operator tentang jenis jenis ng dan standar operasional kerja pada mesin casting secara lengkap kepada operator baru.

(40)

77 2. Melakukan evaluasi terhadap hasil kerja operator, untuk meningkatkan

kompetensi karyawan.

3. Memberikan reward kepada karyawan yang berprestasi, dan punish ment kepada yang melakukan kesalahan.

4. Memperbaiki metode kerja sehingga mengurangi body defect. 5. Melakukan kembali 5s terhadap semua pekerjaan sehingga

mempermudah operator dalam bekerja.

6. Pembuatan standar operasional proses ( SOP) sebaik mungkin mudah di kerjakan dan dipahami oleh operator.

7. Sistem informasi antar shift, untuk menciptakan komunikasi dalam bekerja.

Gambar

Gambar 4.2 lay Out Perusahaan
Gambar 4.6 Mesin Die Casting Cold Chamber
Gambar 4.7 Sytem Pouring Pada Cold Chamber Die Casting
Gambar 4.8 Operational Standar ( OS ) Mesin Casting
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus di rumah sakit bhayangkara Palembang tahun 2014.. Palembang: Akademi Kebidanan

Kondisi demikian terjadi karena proses pergeseran budaya dari daerah yang cenderung menjadi budaya kota yang identik dengan kehidupan mall dan nongkrong, sehingga

Penulis melakukan wawancara dengan Bapak Suryanto, selaku pegawai kelurahan Desa Wiladeg, Gunungkidul untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan yang terdapat

Rinitis vasomotor merupakan suatu gangguan fisiologik neurovaskular mukosa hidung dengan gejala hidung tersumbat, rinore yang hebat dan kadang – kadang dijumpai adanya bersin

Dari segi spesifikasi fungsi, yang akan dilihat sebagai unsur pembeda ialah kemenonjolan fungsi sehingga ruang publik politis merujuk pada ruang publik dimana fungsi

Koordinator penelitian klinik kerjasama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diaseses (NIAID) untuk Acute Febrile Illness dan South East Asia Infectious

Rancangan Jadual dan Mekanisme pembahasan 4 (empat) RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama di Provinsi Maluku Utara, Banten, Bangka Belitung dan Gorontalo