• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI FORMULA HAVERSINE UNTUK MENGHITUNG JARAK ANTARA DUA TITIK DARI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KE SPBU DI WILAYAH CIPUTAT SKRIPSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI FORMULA HAVERSINE UNTUK MENGHITUNG JARAK ANTARA DUA TITIK DARI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KE SPBU DI WILAYAH CIPUTAT SKRIPSI."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Wita Andriani 1112091000072

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ii

IMPLEMENTASI FORMULA HAVERSINE UNTUK MENGHITUNG JARAK ANTARA DUA TITIK DARI UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA KE SPBU DI WILAYAH CIPUTAT

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Oleh :

Wita Andriani

1112091000072

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wita Andriani

NIM : 1112091000072

Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Sains dan Teknologi Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

IMPLEMENTASI FORMULA HAVERSINE UNTUK MENGHITUNG JARAK ANTARA DUA TITIK DARI UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA KE SPBU DI WILAYAH CIPUTAT

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta Pada Tanggal : Mei 2019

Yang Menyatakan

(7)

vii

kota Jakarta yang mengakibatkan arus kendaraan yang melintas begitu padat. Jumlah titik kemacetan di Kota Tangerang Selatan mencapai 25 titik dan 17 diantaranya berada di kawasan Ciputat. Karena terjadinya kemacetan yang cukup panjang di wilayah Ciputat tak sedikit pengendara mencari bahan bakar terdekat dari lokasi mereka berada. Untuk mengetahui jarak terdekat antara lokasi pengguna dengan lokasi SPBU dapat diketahui dengan penerapan metode formula Haversine. Penelitian menerapkan formula haversine yang bertujuan menghitung jarak antara dua titik yakni posisi user dengan memanfaatkan teknologi Global Positioning System (GPS) dan beberapa lokasi SPBU sekitar wilayah ciputat dengan nilai masukan latitude dan longitude.

Kata Kunci : Formula Haversine, jarak, Global Positioning System, SPBU

Jumlah Pustaka : 30 (9 jurnal / proceeding + 19 buku + 2 link) Jumlah Halaman : 65 halaman

(8)

viii

ABSTRACT

Ciputat is a border area between the city of South Tangerang and the capital city of Jakarta which moves the flow of vehicles that pass so densely. The number of congestion points in the city of South Tangerang reached 25 points and 17 were received in the Ciputat area. Due to the quite long congestion in the Ciputat region not a few drivers are looking for the closest fuel from their location. To find out the closest distance between the location of the user and the location of the gas station can be known by applying the Haversine formula method. The study uses the Haversine formula which discusses the calculation of distance between two user-determined points using Global Positioning System (GPS) technology and several gas station locations in all regions with input values of latitude and longitude.

Keywords : Formula Haversine, distance, Global Positioning System, gas station

Number of Library : 30 (9 journals / proceedings + 19 books + 2 links)

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat dan kharunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik. Tak lupa Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang membawa masa kejayaan hingga zaman ini.

Dalam proses penelitian hingga penyusunan skripsi, penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang terlibat sehingga dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Ayahnda Hengki Yunasman dan Ibunda Helen Herlina, beserta ke empat adik tersayang dan terkasih Adinda Rahma Ramadhani, Muhammad Fabil, Saskia Damayanti, Muhammad Nazib dan saudara-saudara yang selalu mengiringi doa, kasih sayang, dukungan, motivasi, dan nasehat yang tidak pernah ada hentinya kepada penulis;

2. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka M.Env.Stud. Putri selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Ibu Arini,M.T selaku Ketua program Studi Teknik Informatika dan bapak Feri Fahrianto,M.Sc. selaku sekretaris Program Studi Teknik Informatika;

4. Ibu Dewi Khairani, M.Sc selaku dosen pembimbing I dan Ibu Siti Ummi Masruroh, M.Sc selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dan motivasi sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik;

5. Seluruh dosen dan staff karyawan Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya Program Studi Teknik Informatika, yang telah memberikan

(10)

x

ilmu pengetahuan dan berbagi pengalaman selama masa perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini;

6. Teman–teman Sepel-ku, Rahayu Suci Prihatini, Anida Fitriyah, Dea Herwinda, Fauzia Tri Mumpuni, dan Ghaniyyah Rahma yang selalu menemani dan saling membantu berupa dukungan, motivasi, waktu, dan masukan dari awal masuknya perkuliahan hingga perjuangan akhir ini, beserta M. Fachri Fadly, Aulia Rahman Andaf, sahabat yang selalu membantu dan memberikan masukan serta dukungan;

7. Serigala Terakhir-ku, Ahmad Fatoni, Yudistira, Untung Tri Pamungkas, Rionaldi, Ahmad Akmaludin, Mulkan Arirafly, Fahrizal, dan Muhammad Anwarudin yang telah menemani dan berjuang bersama di detik-detik penghujung sampai akhirnya kita bisa menyelesaikan skripsi ini;

8. Sahabat terbaik Sugeng Sulistio yang telah memberi motivasi dan nasihat serta dukungannya;

9. Terima kasih kepada Ardiansyah yang selalu menemani, mendengarkan cerita keluh dan kesah selama proses skripsi ini, menghibur dan tertawa di kala penulis sedang down, memberi motivasi, dukungan, semangat, serta jasanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;

10. Kakanda Fatimah Fitriani, Jhony Anthony, Muhammad Faisal, Merindu Fitriani yang selalu memberi motivasi dan semangat dalam proses pembuatan skripsi ini;

11. Keponakan-ku terkasih Assyfa Tifany Anthony yang selalu memberi semangat lewat tawa kecil dan wajah yang lucu;

12. Rekan jurusan TI angkatan 2012 yang telah membantu dan memberikan dukung kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; dan

13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan persatu-satu yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

xi

Penulis menyadari masih banyaknya kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini baik dari materi maupun cara penyajian. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk pengembangan laporan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu yang dibutuhkan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta, Mei 2019

(12)

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN ORISINALITAS... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 3 1.3. Batasan Masalah ... 3 1.4. Tujuan Penelitian ... 3 1.5. Manfaat ... 3 1.6. Metodologi Penelitian ... 4

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 4

1.6.2 Studi Pustaka ... 5

1.6.3 Metode Implementasi ... 5

1.7. Sistematika Penulisan ... 6

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 8

2.1. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Untuk Umum (SPBU) ... 8

2.2. Navigasi ... 13

2.3. Location Based Service (Layanan Besbasis Lokasi) ... 14

2.4. Global Positioning System (GPS) ... 16

2.5. Haversine Formula ... 22

2.5.1 Hukum Haversine ... 23

23 2.6. Studi Literatur Sejenis ... 25

METODOLOGI PENELITIAN ... 27

(13)

xiii

3.2. Pengumpulan data ... 28

3.3. Identifikasi Data ... 28

3.4. Menghitung Jarak Menggunakan Formula Haversine ... 28

3.5. Menghitung Jarak Menggunakan Formula Haversine Google Map ... 30

3.6. Analisa Perbandingan Hasil ... 33

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ... 34

4.1. Peta 34 4.2. Cara Kerja Perhitungan Menggunakan Google Map ... 34

4.3. Cara Kerja Perhitungan Menggunakan Formula Haversine ... 35

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

5.1. Implementasi ... 37

5.1.1. Hasil Tampilan Perbandingan Perhitungan ... 37

5.1.2. Pembahasan Rumus Haversine Jarak SPBU ... 37

PENUTUP ... 46

6.1. Kesimpulan ... 46

6.2. Saran-Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN... 49

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Location Based Service (http://google.com/images) ... 14

Gambar 2.2 Segitiga bola diselesaikan dengan hukum formula haversine ... 23

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian ... 27

Gambar 3.2 Cara Menghitung Jarak via Mobile ... 30

Gambar 3.3 Cara Menghitung Jarak via Mobile ... 31

Gambar 3.4 Cara Menghitung Jarak via Komputer/Website ... 32

Gambar 3.5 Cara Menghitung Jarak via Komputer/Website ... 32

Gambar 4.1 Tampilan Wilayah Ciputat ... 34

Gambar 5.1 Hasil perbandingan... 37

Gambar 5.2 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 31-15402... 38

Gambar 5.3 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-12307... 38

Gambar 5.4 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15416... 39

Gambar 5.5 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15405... 39

Gambar 5.6 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15426... 40

Gambar 5.7 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15402... 40

Gambar 5.8 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15404... 41

Gambar 5.9 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15401... 41

Gambar 5.10 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15406 ... 42

Gambar 5.11 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15412 ... 42

(15)
(16)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ciputat merupakan perbatasan antara kota Tangerang Selatan dengan Ibu kota Jakarta yang mengakibatkan arus kendaraan yang melintas begitu padat. Menurut Kepala Dishub Tangsel Sukanta (PoskotaNews,2018) Kemacetan di kawasan Ciputat yang dinilai sangat padat lalu lintas dikarena berbatasan langsung dengan daerah perbatasan seperti Jakarta, Depok dan Bogor. Dari data yang ada, jumlah titik kemacetan di Kota Tangerang Selatan mencapai 25 titik dan 17 diantaranya berada di kawasan Ciputat. Ada 17 titik rawan macet di kawasan Ciputat tentunya menjadi prioritas penanganan, diantaranya perempatan Gaplek, pertigaan Situ Gintung, kawasan Pasar Ciputat dan sekitar kampus UIN, termasuk sepanjang Jl. Raya RE Martadinata, Jl. Raya Juanda, Jl. Raya Aria Putera dan lainnya (PoskotaNews, 2018).

Karena terjadinya kemacetan yang cukup panjang di wilayah Ciputat tak sedikit pengendara mencari bahan bakar terdekat dari lokasi mereka berada. Banyak pengendara yang berlalu lintas di wilayah ini yang tidak tahu lokasi sarana umum tersebut. Bagi pengendara yang telah mengetahui lokasi SPBU tidak akan menjadi masalah, tetapi untuk pengendara yang tidak mengetahui lokasi SPBU tersebut akan menjadi suatu masalah. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan tempat pengisian bahan bakar untuk kendaraan roda dua maupun empat seperti premium, solar, pertalite maupun pertamax yang sangat di butuhkan oleh para pengguna kendaraan (Septinus, 2012). SPBU dikategorikan dalam POI karena lebih dibutuhkan oleh pengguna kendaraan sebagai tempat pengisian bahan bakar. Point of interest (POI) adalah sebuah tempat, produk atau layanan dengan sebuah lokasi tetap, khususnya diidentifikasi berdasarkan nama, alamat, dan juga berdasarkan tipenya (Shekhar et al. 2004). Kehabisan bahan bakar di jalan bisa menyebabkan kendaraan tidak bisa beroperasi, sehingga bisa memperlambat aktivitas para

(17)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

penggunanya. Selain itu juga di SPBU sudah ada fasilitas umum seperti toilet, musholla, atm dan mini market, sehingga pengguna kendaraan yang sedang dalam perjalanan yang terjebak dalam kemacetan bisa beristirahat dan melakukan aktivitas yang bermanfaat di sana.

Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem aplikasi agar bisa membantu pengendara dalam mencari SPBU terdekat dari lokasi pengendara berada menuju lokasi yang dituju dengan memanfaatkan teknologi GPS sebagai penentenuan titik awal pengendara berada. Demikian aplikasi ini bisa menyelesaikan ketidaktahuan pengendara mencari loksai SPBU terdekat.

Hasil penelitian Oklilas (2012:4), GPS Android pada telepon seluler pintar memiliki pergeseran titik pembacaan dari posisi sebenarnya rata-rata sebesar 10.949 meter, masih di atas standar akurasi posisi absolut. Pembuatan aplikasi Location-Based Services (LBS) dapat diterapkan pada telepon seluler pintar berbasis android yang memiliki kelengkapan GPS. Teknologi GPS memberitahukan lokasi pengguna smartphone berada dan dengan penerapan LBS akan menunjukkan gambaran tempat-tempat sekitar pengguna.

Adapun untuk proses perhitungan jarak terdekat antara lokasi pengguna dengan lokasi SPBU akan menerapkan metode Formula Haversine. Formula Haversine merupakan sebuah persamaan yang memberikan jarak lingkaran besar (radius) antara dua titik pada permukaan bola (bumi) berdasarkan garis bujur dan lintang. Haversine adalah rumus yang tepat dalam menghitung jarak antara dua titik yakni dengan inputan latitude dan longitude, sebagai titik awal dan akhir, maka akan di hitung jarak antara titik-titik yang berada didekatnya, output yang ditampilkan adalah nama hotel dan jarak terdekatnya.(Satria, Irdam dan Nerfita, 2014). Menurut Widiyatmoko (2010) dalam penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Geolocation Dan Haversine Formulla Dalam Perancangan Sistem Informasi Geografis (GIS) (Studi Kasus: Pariwisata Kabupaten Semarang)”, Formula Haversine merupakan salah satu dari persamaan yang paling dan sangat akurat untuk menghitung dan menentukan jarak santara dua titik bumi.

(18)

3

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Dengan demikian, penulis akan mencoba untuk mengimplementasikan Formula Haversine dengan mengambil judul “Implementasi Formula Haversine Untuk Menghitung Jarak Antara Dua Titik Dari Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Ke Spbu Di Wilayah Ciputat”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, terdapat permasalahan yang dijadikan sebagai pokok pembahasan. Permasalahan yang diangkat dalam sistem ini adalah: “bagaimana mengimplementasi formula haversine untuk menghitung jarak antara dua titik dari uin syarif hidayatullah jakarta ke spbu di wilayah ciputat dari sisi akurasi jarak?”

1.3. Batasan Masalah

Dalam laporan ini, peneliti membuat batasan permasalahan, antara lain sebagai berikut.

1. Metode yang digunakan adalah dengan Formula Haversine.

2. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPBU di wilayah Ciputat.

3. Output penelitian ini berupa akurasi jarak antara Haversine Tool yang digunakan antara lain GPS

4. Radius kurang lebih 10 Km.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengimplementasikan formula Haversine dalam mencari SPBU di Ciputat dari sisi akurasi jarak.

1.5. Manfaat

1.5.1. Bagi penulis

1. Mengetahui dan memahami cara menganalisa Formula Haversine.

(19)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2. Menambahkan ilmu dan pengalaman yang didapat dari menganalisa menggunakan Formula Haversine.

3. Mengetahui dan memahami konsep Location Based Service.

4. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar sarjana strata satu (S1) Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5.2. Bagi pembaca

1. Mengenal Formula Haversine dalam menentukan jarak.

2. Mengetahui jalannya sistem implementasi Formula Haversine.

3. Dapat dijadikan acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

1.5.3. Bagi Universitas

1. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang sedang mengkaji topik yang sama dengan penulis.

2. Sebagai bahan evaluasi kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.

3. Sebagai sumbangsih karya ilmiah dalam bidang Teknologi Informasi.

1.6. Metodologi Penelitian

Pada penyusunan penelitian “Implementasi Formula Haversine Untuk Menghitung Jarak Antara Dua Titik Dari Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Ke Spbu Di Wilayah Ciputat” ini, penulis menggunakan pengumpulan data dan proses perancangan dengan metode berikut :

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data pendukung berupa literatur buku, jurnal, media digital (browsing internet), dan sumber-sumber lainnya yang terkait permasalahan yang diambil. Sugiyono (2015, h. 224),

(20)

5

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

mengatakan bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Selanjutnya Nazir (2014, h. 179) mengatakan bahwa pengumpulan data adalah “prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”.

1.6.2 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data. Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan.”Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.”(Sugiyono,2005:83). Studi pustaka dapat dikatakan bahwa studi pustaka dapat memengaruhi kredibilitas hasil penelitian yang dilakukan. Studi Pustaka digunakan agar memperoleh pendapat dan dasar-dasar secara tertulis yang dilakukan dengan mempelajari secara langsung berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Hal ini dilakukan agar mendapatkan data sekunder yang akan dipergunakan sebagai alasan utama perbandingan antara teori dengan praktek. Data sekunder dengan metode ini diperoleh dari browsing, membaca beberapa literatur, hasil mempelajari peneliti terdahulu, catatan waktu perkuliahan, serta sumber-sumber lain yang relevan.

1.6.3 Metode Implementasi

Menurut kamus Bahasa Indonesia, Implementasi artinya pelaksanaan, penerapan.1Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary dalam bukunya Dinn Wahyudin dikemukakan bahwa implementasi adalah outsome thing into effect atau penerapan sesuatu yang memberikan efek.2

(21)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovai dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap.3 Jadi implementasi pembelajaran adalah pelaksanaan, penerapan sesuatu yang nantinya memberikan dampak baik berupa pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap.

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam skripsi ini tersusun atas enam bab, dimana setiap bab memiliki hubungan yang saling terkait. Adapun bagian-bagian bab berisikan pembahasan masing-masing seperti yang dijelaskan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas tentang latar belakang objek yang dipilih, perumusan masalah, batasan atau ruang lingkup masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori-teori pendukung penganalisaan dan pengembangan sistem. Pembahasan tersebut merupakan bahan untuk melakukan analisis terhadap fakta atau kasus yang sedang diteliti di bab III.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan alternatif metodologi yang dijadikan acuan penelitian dengan memuat unsur-unsur proses penelitian berlangsung mulai dari pengumpulan data hingga implementasi dan pengujian sistem.

BAB IV ANALISIS DAN IMPLEMENTASI

Bab ini menjabarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode penelitian diambil di bab III.

(22)

7

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pengolahan dan penganalisaan data dan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian dan berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan sebelumnya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini menyimpulkan pernyataan singkat dari hasil eksperimen dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Bab ini juga berisi usulan dan saran pertimbangan dari penulis agar dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya.

(23)

8

SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar sejenis premium, solar,pertalite, pertamax dan pertamax plus.

Untuk SPBU sendiri dibagi menjadi 3 jenis usaha yaitu :

1. COCO (Company Operation Company Owner)

Merupakan SPBU yang di miliki dan di kelola oleh pertamina. Dalam hal ini yaag mengelola dalah PT. Petamina Retail sebagai anak perusahaan. Saat ini sudah banyak tersebat SPBU coco di Indonesia.

2. DODO (Dealer Operation Dealer Owner)

Merupakan SPBU murni milik swasta atau perorangan. Jadi segala hal mengenai manajemen perusahaan di kelola oleh perorangan atau badan usaha.

3. CODO (Company Operation Dealer Owner)

Merupakan SPBU milik swasta atau perorangan yang bekerjasama dengan PT Petamina Retail

Banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang juga menyediakan layanan tambahan. Misalnya musholla, pompa angin, toilet dan lain sebagainya. Stasiun Pengisian Bahan Bakar modern, bisanya dilengkapi pula dengan minimarket dan ATM. Tak heran apabila Stasiun Bahan Bakar juga menjadi meeting point atau tempat istirahat. Bahkan ada beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar terutama di jalan tol atau jalan antar kota memiliki kedai kopi seperti Starbucks atau restoran fast food dalam berbagai merek.

(24)

9

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Di beberapa negara termasuk Indonesia, Stasiun Pengisian Bahan Bakar dijaga oleh petugas-petugas yang mengisikan bahan bakar kepada pelanggan. Pelanggan kemudian membayarkan biaya pengisian kepada petugas. Di negara-negara lainnya, misalnya di Amerika Serikat atau Eropa, pompa-pompa bensin tidak dijaga oleh petugas; pelanggan mengisi bahan bakar sendiri dan kemudian membayarnya kepada petugas di sebuah loket/counter.

Hingga pertengahan Oktober 2005, perusahaan pemerintah, Pertamina, merupakan satu-satunya perusahaan yang mendirikan SPBU di Indonesia. Pada Oktober 2005, Shell menjadi perusahaan swasta pertama yang membuka SPBUnya di Indonesia, yang terletak di Lippo Karawaci, Tangerang. Shell menjual bahan bakar beroktan tinggi yang diimpor dari Singapura dan memasang harga yang kompetitif dengan harga milik Pertamina.

Banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang juga menyediakan layanan tambahan. Misalnya musholla, pompa angin, toilet dan lain sebagainya. Stasiun Pengisian Bahan Bakar modern, bisanya dilengkapi pula dengan minimarket dan ATM. Tak heran apabila Stasiun Bahan Bakar juga menjadi meeting point atau tempat istirahat. Bahkan ada beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar terutama di jalan tol atau jalan antar kota memiliki kedai kopi seperti Starbucks atau restoran fast food dalam berbagai merek.

Hingga pertengahan Oktober 2005, perusahaan pemerintah, Pertamina, merupakan satu-satunya perusahaan yang mendirikan SPBU di Indonesia. Pada Oktober 2005, Shell menjadi perusahaan swasta pertama yang membuka SPBUnya di Indonesia, yang terletak di Lippo Karawaci, Tangerang. Shell menjual bahan bakar beroktan tinggi yang diimpor dari Singapura dan memasang harga yang kompetitif dengan harga milik Pertamina.

Mungkin untuk menghadapi kemungkinan datangnya pesaing, Pertamina akhirakhir ini telah meremajakan stasiun-stasiunnya, misalnya dengan perubahan pada penampilan dan penambahan fasilitas. Selain itu, mereka kini lebih banyak membuka stasiun-stasiun milik mereka sendiri

(25)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(bukan dengan sistem waralaba). Stasiun-stasiun tersebut umumnya lebih besar daripada stasiun-stasiun waralaba.

Di Indonesia SPBU dioperasikan oleh beberapa perusahaan, di antaranya:

a. Pertamina. b. Shell. c. Petronas. d. Total.

2.1.1 Bahan Bakar Minyak

Bahan bakar minyak (BBM) adalah bahan bakar yang diproses dari pengilangan minyak bumi maupun minyak yang berasal dari nabati. Produk yang dikategorikan sebagai BBM adalah produk seperti bensin, minyak diesel (solar), minyak tanah, avtur dan avigas. BBM adalah satu-satunya komoditas yang mendapatkan perlakuan khusus, dimana harga BBM terus disubsidi agar dapat terjangkau oleh masyarakat luas dan ketersediannya di seluruh pelosok tanah air dijamin oleh pemerintah. BBM yang dipasarkan di Indonesia diantaranya, yaitu:

a. Bahan Bakar Bensin

Jenis bahan bakar minyak bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang dipantulkan kepada mesin dengan pembakaran menggunakan perapian. Di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis bahan bakar bensin memiliki nilai mutu pembakaran yang berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan RON (Research Octane Number). Berdasarkan nilai tersebut BBM bensin yang ada di Indonesia dibedakan menjadi tiga jenis yaitu ; RON 88, RON 92, dan RON 95. Bahan bakar RON 88 adalah bahan bakar minyak jenis destilat berwarna kekuningan yang jernih. Penggunaan bahan bakar premium pada umumnya adalah bahan bakar kendaraan

(26)

11

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

bermotor bermesin bensin anatara lain : mobil, motor, dan motor tempel. Bahan bakar ini juga sering disebut gasoline atau petrol. Bahan bakar RON 88 ini di Indonesia hanya dijual oleh pihak SPBU Pertamina yaitu dengan nama premium.

b. Bahan Bakar Solar

Minyak Solar (HSD), High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang memiliki angka performa octane number mencapai 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin transportasi diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection. Jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor transportasi dan mesin industri. Minyak solar atau Automotive Diesel Oil (ADO) sebagai salah satu hasil kilang minyak, merupakan bahan bakar destilasi menengah (middle destilate) yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan energi khususnya bahan bakar minyak (BBM) untuk bahan bakar di sektor transportasi, industri dan kelistrikan di Indonesia. Sekitar 10 tahun terakhir dari tahun 1994 sampai tahun 2004, penggunaan minyak solar diperkirakan mencapai rata-rata lebih 41 persen dari total penggunaan BBM dalam negeri.

Minyak solar sebenarnya adalah BBM yang diperuntukkan untuk sektor transportasi. Namun dalam kenyataannya bahan bakar tersebut banyak pula yang dipergunakan untuk sektor-sektor lainnya seperti sektor industri dan pembangkit listrik. Selama sepuluh tahun terakhir, yaitu dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2004 total kebutuhan minyak solar untuk semua sektor meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sekitar lima perser pertahun, sehingga total kebutuhan atau penggunaan minyak solar tersebut meningkat lebih dari 1,5 kali lipat selama periode tersebut. Sesuai dengan peruntukannya, sebagian besar dari minyak dipergunakan untuk sektor transportasi, disusul untuk sektor industri dan pembangkit listrik. Meskipun pangsa penggunaan minyak solar untuk sektor pembangkit listril paling kecil, namun kebutuhan minyak

(27)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

solar pada sektor tersebut paling pesat pertumbuhannya, yaitu meningkat lebih dari sembilan persen pertahun, sedangkan kebutuhan minyak solar pada sektor transportasi dan industri, masing-masing hanya meningkat 4,26 persen dan 4,69 persen pertahun.

c. Bahan Bakar Pertamax

Bahan bakar yang memiliki RON 92 adalah bahan bakar yang ditujukan untuk kendaraan bermotor yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tampa timbal (unleaded). Bahan bakar RON 92 ini dikeluarkan oleh pihak Pertamina dengan nama pertamax di SPBU Petronas dengan nama Primax 92 dan SPBU Shell dengan nama Shell Super. Bahan bakar yang memiliki RON 95 merupakan jenis BBM yang telah memenuhi standar World Wide Fuel Charter (WWFC) ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio lebih dari 10.5 dan juga menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intellegent (VVTi), Turbochargers dan Catalytic Converters. Bahan bakar RON 95 ini dikeluarkan SPBU Pertamina dengan nama Pertamax Plus, SPBU Petronas dengan nama Primax 95 dan SPBU Shell dengan nama Shell Super Extra. Bahan bakar yang memiliki RON 92 adalah bahan bakar yang ditujukan untuk kendaraan bermotor yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tampa timbal (unleaded). Bahan bakar RON 92 ini dikeluarkan oleh pihak Pertamina dengan nama pertamax di SPBU Petronas dengan nama Primax 92 dan SPBU Shell.

(28)

13

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.2. Navigasi

Navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan perjalan secara tepat, atau navigasi adalah suatu kegiatan mengontrol arah perjalanan baik di peta maupun di medan sebenarnya dengan tepat hingga sampai tujuan. Navigasi dikenal sejak tahun 4500 yang lalu oleh bangsa Aztec dan bangsa Eskimo. Orang yang bertanggung jawab dalam hal navigasi biasa disebut navigator (James, 2015).

Untuk dapat melakukan perjalan di alam bebas hanya dibantu oleh peta, kompas, dan kemampuan berorientasi. Tiga hal tersebut sangat penting di dalam navigasi sehingga timbul pepatah “peta dan kompas serta kemampuan menggunakan merupakan tiket ke tempat manapun di alam bebas” (James, 2015). Pengetahuan tentang navigasi darat meliputi pembacaan peta, penggunaan kompas, dan penggunaan tanda alam yang membantu dalam menentukan arah. Pengetahuan ini sangat penting untuk bekal melakukan kegiatan di alam bebas. Salah satu pengetahuan yang diperlukan adalah melakukan perhitungan besarnya sudut arah, yaitu(Jaelani, 2004) :

a. Azimuth

Azimut adalah sudut yang dimulai dari utara berputar searah jarum jam ke titik yang dituju. Azimut sering juga disebut Whole Circle Bearing (WCB), yaitu bearing North East yang dihitung terhadap satu lingkaran penuh.

b. Bearing

Bearing adalah sudut yang ukur dari utara maupun selatan berputar searah jarum jam ataupun berlawanan jarum jam ke titik yang dituju. Bearing sering disebut juga Quadrant Bearing (QB), yaitu bearing yang dihitung berdasarkan kuadrant tertentu.

(29)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.3. Location Based Service (Layanan Besbasis Lokasi)

Bayesian classifier adalah pengklasifikasian statistik yang

Gambar 2.1 Location Based Service (http://google.com/images)

Location Based Service (LBS) atau layanan berbasis lokasi adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan teknologi yang digunakan untuk menemukan lokasi perangkat yang digunakan untuk menemukan lokasi perangkat yang kita gunakan. Location Based Service (LBS) yaitu service yang berfungsi untuk mencari dengan teknologi GPS dan Google’s cell-based location. Maps dan layanan berbasis lokasi menggunakan lintang dan bujur untuk menentukan lokasi geografis, namun sebagai user kita membutuhkan alamat atau posisi realtime kita bukan nilai lintang dan bujur. Android menyediakan geocoder yang mengdukung forward dan reverse geocoding. Menggunakan geocoder, anda dapat mengonversi nilai lintang bujur menjadi alamat dunia nyata atau sebaliknya. Dua unsur utama LBS adalah :

1. Location Manager (API Maps)

Menyediakan tool/source untuk LBS, Application Programming Interface (API) Maps menyediakan fasilitas untuk menampilkan,

(30)

15

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

memanipulasi maps/peta berserta feature-featur lainnya seperti satelit, street (jalan), maupun gabungannya.

2. Location Providers (API Location)

Menyediakan teknologi pencarian lokasi yang digunakan oleh device/perangkat. API location berhubungan dengan data GPS (Global Positioning System) dan data lokasi real-time. API location berapa pada paket android yaitu dalam paket android location. Dengan Location Manager, kita dapat menentukan lokasi kita saat ini, Track gerakan/perpindahan, serta kedekatan dengan lokasi tertentu dengan mendeteksi perpindahan. Beberapa sistem yang menggunakan LBS terbagi menjadi tiga jenis :

a. Secara Manual

Metode manual adalah cara-cara konvensional yang selama ini sering anda lakukan, baik yang melalui yellow pages, telepon, bantuan operator, dan sebaliknya. Cara cara ini tentunya sangat merepotkan dan sudah mulai di tinggalkan. Munculnya internet memberikan prespektif baru bagi fasilitas pencarian ini lebih luas. Ditambah dengan munculnya komunikasi seluler, tentunya mobilitas pun semakin meningkat.

b. Melalui GPS

GPS merupakan sistem navigasi radio dari seluruh dunia yang memanfaatkan 24 buah satelit beserta stasuin buminya. Pada dasarnya, GPS adalah teknologi outdoor, sehingga untuk aplikasi di dalam ruangan sinyal radio dari GPS mengalami hambatan.

c. Menggunakan Celullar Based Stations

Kemudian, berkembang teknologi Celluler Based Stations yang berbasis pada jarangan komunikasi seluler yang memungkinkan di gunakan dalam ruangan atau indoor. Dengan menggunakan prinsip triangulasi, posisi handset dapat terdeteksi. Celuller base stations memiliki akurasi yang sangat kurang baik jika dibandingkan dengan

(31)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

menggunakan GPS. Disamping itu, daerah yang mampu di jangkau oleh base station dari jaringan komunikasi seluler juga terbatas.

2.4. Global Positioning System (GPS)

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini di desain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi mengenai waktu. GPS terdiri dari 3 segmen yaitu segmen angkasa, control atau pengendali, dan pengguna. (Abidin Hasanudin Z, 2000). Satelit-satelit itu milik Departemen Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika Serikat yang pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit.

Sejak tahun 1980, layanan GPS yang dulunya hanya untuk keperluan militer mulai terbuka untuk publik. Uniknya, walau satelit-satelit tersebut berharga ratusan juta dolar, namun setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis. Satelit-satelit ini mengorbit pada ketinggian sekitar 12.000 mil daripermukaan bumi. Posisi ini sangat ideal karena satelit dapat menjangkau area coverage yang lebih luas. Satelit-satelit ini akan selalu berada pada posisi yang bisa menjangkau semua area di atas permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan terjadinya blank spot (area yang tidak terjangkau oleh satelit). Setiap satelit mampu mengelilingi bumi hanya dalam waktu 12 jam. Sangat cepat, sehingga mereka selalu bisa menjangkau dimana pun posisi anda diatas permukaan bumi. GPS receiver sendiri berisi beberapa integrated circuit (IC) sehingga murah dan teknologinya mudah untuk di gunakan oleh semua orang. GPS dapat digunakan utnuk berbagai kepentingan, misalnya mobil, kapal,pesawat terbang, pertanian dan di integrasikan dengan komputer maupun laptop.(Andi : 2013).

Awalnya, GPS alias Global Positioning System adalah teknologi yang dikembangkan oleh militer yang dikembangkan dan digunakan dalam medan

(32)

17

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

perang. Perangkat GPS menerima informasi dari setiap empat dari 32 satelit yang mengorbit bumi. Kemudian menghitung jarak dari satelit dan asal lokasinya oleh trilateration. Pada daerah terbuka (outdoor) akan lebih cepat mendapatkan sinyal dibanding di daerah perkotaan yang banyak gedung tinggi. Data waktu dari masing-masing satelit akan dikomputasi oleh GPS module di ponsel/PDA dan akhirnya akan dihasilkan informasi posisi berupa latitude & longtitude, lokasi dalam peta dan lain-lain.

Pada perngkat smartphone Android saat ini sudah di disematkan dengan chip A-GPS. A-GPS (Assisted GPS) merupakan jenis lain dari GPS yang mengandalkan sebuah server bantuan, selain dari satelit itu sendiri. Di sini server bantuan tersebut akan memberikan informasi tambahan kepada perangkat yang dapat membantu dalam perhitungan lokasi. Hal ini sangat berguna di lingkungan dimana chip GPS mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan sinyal satelit. Server bantuan penyedia data informasi satelit yang dibutuhkan oleh A-GPS biasanya didukung oleh jaringan operator karena seringkali menara BTS memiliki unit penerima GPS dan secara terus menerus akan mendownload data informasi data satelit yang ada di angkasa dan kemudian memprosesnya. A-GPS sendiri dikembangakan untuk meningkatkan kinerja GPS. Data dari server bantuan bisa diberikan kepada pelanggan telepon seluler, bila diminta oleh perangkat A-GPS untuk mengidentifikasi lokasi pengguna berupa latitude & longtitude, lokasi dalam peta dan lain-lain. Dalam hal ini dibutuhkan 3 komponen dalam proses penentuan posisi: Satelite, Assistance Sever (GSM), Receiver A-GPS. Selain itu, A-GPS berbeda dari reguler GPS dengan menambahkan elemen lain ke dalam proses pencarian posisi, yaitu Server Bantuan (Assistance Server).

Sejak tahun 1980, layanan GPS yang dulunya hanya untuk keperluan militer mulai terbuka untuk publik. Uniknya, walau satelit-satelit tersebut berharga ratusan juta dolar, namun setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis. Satelit-satelit ini mengorbit pada ketinggian sekitar 12.000 mil daripermukaan bumi. Posisi ini sangat ideal karena satelit dapat menjangkau

(33)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

area coverage yang lebih luas. Satelit-satelit ini akan selalu berada pada posisi yang bisa menjangkau semua area di atas permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan terjadinya blank spot (area yang tidak terjangkau oleh satelit). Setiap satelit mampu mengelilingi bumi hanya dalam waktu 12 jam. Sangat cepat, sehingga mereka selalu bisa menjangkau dimana pun posisi anda diatas permukaan bumi. GPS receiver sendiri berisi beberapa integrated circuit (IC) sehingga murah dan teknologinya mudah untuk di gunakan oleh semua orang. GPS dapat digunakan utnuk berbagai kepentingan, misalnya mobil, kapal,pesawat terbang, pertanian dan di integrasikan dengan komputer maupun laptop.(Andi : 2013).

Pada perngkat smartphone Android saat ini sudah di disematkan dengan chip A-GPS. A-GPS (Assisted GPS) merupakan jenis lain dari GPS yang mengandalkan sebuah server bantuan, selain dari satelit itu sendiri. Di sini server bantuan tersebut akan memberikan informasi tambahan kepada perangkat yang dapat membantu dalam perhitungan lokasi. Hal ini sangat berguna di lingkungan dimana chip GPS mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan sinyal satelit. Server bantuan penyedia data informasi satelit yang dibutuhkan oleh A-GPS biasanya didukung oleh jaringan operator karena seringkali menara BTS memiliki unit penerima GPS dan secara terus menerus akan mendownload data informasi data satelit yang ada di angkasa dan kemudian memprosesnya. A-GPS sendiri dikembangakan untuk meningkatkan kinerja GPS. Data dari server bantuan bisa diberikan kepada pelanggan telepon seluler, bila diminta oleh perangkat A-GPS untuk mengidentifikasi lokasi pengguna berupa latitude & longtitude, lokasi dalam peta dan lain-lain. Dalam hal ini dibutuhkan 3 komponen dalam proses penentuan posisi: Satelite, Assistance Sever (GSM), Receiver A-GPS. Selain itu, A-GPS berbeda dari reguler GPS dengan menambahkan elemen lain ke dalam proses pencarian posisi, yaitu Server Bantuan (Assistance Server).

(34)

19

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.4.1 Cara Kerja GPS

Setiap daerah di atas permukaan bumi ini minimal terjangkau oleh 3-4 satelit. Pada prakteknya, setiap GPS terbaru bisa menerima sampai dengan 12 channel satelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas dari halangan membuat GPS dapat dengan mudah menangkap sinyal yang dikirimkan oleh satelit. Semakin banyak satelit yang diterima oleh GPS, maka akurasi yang diberikan juga akan semakin tinggi. Cara kerja GPS secara logik ada 5 langkah:

1. Memakai perhitungan “triangulation” dari satelit

2. Untuk perhitungan “triangulation”, GPS mengukur jarak menggunakan travel time sinyal radio.

3. Untuk mengukur travel time, GPS memerlukan akurasi waktu yang tinggi.

4. Untuk perhitungan jarak, kita harus tahu dengan pasti posisi satelit dan ketinggian pada orbitnya.

5. Terakhir harus memeriksa delay sinyal waktu perjalanan di atmosfer sampai diterima receiver.

Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 12 jam di dalam orbit yang akurat dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS receiver mengambil informasi itu dan dengan menggunakan perhitungan “triangulation” menghitung lokasi user dengan tepat. GPS receiver membandingkan waktu sinyal di kirim dengan waktu sinyal tersebut di terima. Dari informasi itu dapat diketahui berapa jarak satelit. Dengan perhitungan jarak GPS receiver dapat melakukan perhitungan dan menentukan posisi user dan menampilkan dalam peta elektronik. (Andi:2013).

Sebuah GPS receiver harus mengunci sinyal minimal tiga satelit untuk menghitung posisi 2D (latitude dan longitude) dan track pergerakan. Jika GPS receiver dapat menerima empat atau lebih satelit, maka dapat

(35)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

menghitung posisi 3D (latitude, longitude dan altitude). Jika sudah dapat menentukan posisi user, selanjutnya GPS dapat menghitung informasi lain, seperti kecepatan, arah yang dituju, jalur, tujuan perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan matahari terbenam dan sebagainya.

Satelit GPS sangat presisi dalam mengirim informasi waktu karena satelit tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada pada satelit berjalan dengan partikel atom yang di isolasi, sehingga dapat menghasilkan jam yang akurat dibandingkan dengan jam biasa. Perhitungan waktu yang akurat sangat menentukan akurasi perhitungan untuk menentukan informasi lokasi kita. Selain itu semakin banyak sinyal satelit yang dapat diterima maka akan semakin presisi data yang diterima karena ketiga satelit mengirim pseudo-random code dan waktu yang sama. Ketinggian itu menimbulkan keuntungan dalam mendukung proses kerja GPS, karena semakin tinggi proses kerja GPS makan semakin bersih atmosfer, sehingga gangguan semakin sedikit dan orbit yang cocok dan perhitungan matematika yang cocok. Satelit harus tetap pada posisi yang tepat sehingga stasiun di bumi harus terus memonitor setiap pergerakan satelit, dengan bantuan radar yang presisi selain di cek tentang altitude, position dan kecepatannya. (Andi:2013).

Satelit GPS sangat presisi dalam mengirim informasi waktu karena satelit tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada pada satelit berjalan dengan partikel atom yang di isolasi, sehingga dapat menghasilkan jam yang akurat dibandingkan dengan jam biasa. Perhitungan waktu yang akurat sangat menentukan akurasi perhitungan untuk menentukan informasi lokasi kita. Selain itu semakin banyak sinyal satelit yang dapat diterima maka akan semakin presisi data yang diterima karena ketiga satelit mengirim pseudo-random code dan waktu yang sama. Ketinggian itu menimbulkan keuntungan dalam mendukung proses kerja GPS, karena semakin tinggi proses kerja GPS makan semakin bersih atmosfer, sehingga gangguan semakin sedikit dan orbit yang cocok dan perhitungan matematika yang

(36)

21

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

cocok. Satelit harus tetap pada posisi yang tepat sehingga stasiun di bumi harus terus memonitor setiap pergerakan satelit, dengan bantuan radar yang presisi selain di cek tentang altitude, position dan kecepatannya. (Andi:2013).

2.4.2 Kemampuan GPS

Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca (Abidin H. Z :1995). Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.

2.4.3 Metode Penentuan Posisi Dengan GPS

Metoda penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu metoda absolut, dan metoda diferensial. Masing-masing metoda kemudian dapat dilakukan dengan cara real time atau post-processing. Apabila obyek yang ditentukan posisinya diam maka metodenya disebut statik. Sebaliknya apabila obyek yang ditentukan posisinya bergerak, maka metodenya disebut kinematik. Selanjutnya lebih detail lagi kita akan menemukan metoda-metoda seperti SPP, DGPS, RTK, Survei GPS, Rapid statik, pseudo kinematik, dan stop and go, serta masih ada beberapa metode lainnya. (Abidin H. Z :1995).

(37)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.4.4 Ketelitian Posisi yang diperoleh dari Sistem GPS

Untuk aplikasi sipil, GPS memberikan nilai ketelitian posisi dalam spektrum yang cukup luas, mulai dari meter sampai dengan milimeter. Sebelum mei 2000 (SA on) ketelitian posisi GPS metode absolut dengan data psedorange mencapai 30 – 100 meter. Kemudian setelah SA off ketelitian membaik menjadi 3 – 6 meter. Sementara itu Teknik DGPS memberikan ketelitian 2 meter, dan teknik RTK memberikan ketelitian 1-5 sentimeter. Untuk posisi dengan ketelitian milimeter diberikan oleh teknik survai GPS dengan peralatan GPS tipe geodetik dual frekuensi dan strategi pengolahan data tertentu. (Abidin H. Z :1995).

2.5. Haversine Formula

Teorema Haversine Formula adalah sebuah persamaan yang penting dalam bidang navigasi, untuk mencari jarak busur antara dua titik pada bola dari longitude dan latitude. Ini merupakan bentuk persamaan khusus dari trigonometri bola, law of haversines, mencari hubungan sisi dan sudut pada segitiga dalam bidang bola.

Formula ini pertama kali ditemukan oleh Jamez Andrew di tahun 1805, dan digunakan pertama kali oleh Josef de Mendoza y Ríos di tahun 1801. Istilah haversine ini sendiri diciptakan pada tahun 1835 oleh Prof. James Inman. Josef de Mendoza y Ríos menggunakan haversine pertama kali dalam penelitiannya tentang “Masalah Utama Astronomi digunakan untuk menemukan jarak antar bintang”.

(38)

23

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.5.1 Hukum Haversine

Gambar 2.2 Segitiga bola diselesaikan dengan hukum formula haversine

Hukum Haversine adalah semua persamaan yang digunakan berdasarkan bentuk bumi yang bulat (spherical earth) dengan menghilangkan faktor bahwa bumi itu sedikit elips (elipsodial factor). Ini merupakan kasus khusus dari formula umum dalam trigonometri bola, hukum haversines, yang berkaitan dengan sisi dan sudut segitiga bola. Dalam unit bola, sebuah “segitiga” pada permukaan bola didefinisikan sebagai lingkaran-lingkaran besar yang menghubungkan tiga poin u, v, dan w pada bola. Jika panjang dari ketiga sisi adalah (dari u ke v), b (dari u ke w), dan c (dari v ke w), dan sudut sudut yang berlawanan c adalah C. maka hukum haversines menjadi:

Haversine(c) = haversine (a-b) + sin(a) sin(b) haversine (c). Formula Haversine nantinya akan digunakan dalam perhitunngan jarak antara dua titik GPS. Dalam hal ini adalah titik GPS user dan titik GPS tujuan, titik GPS ini berisikan latitude dan longitude, sehingga dapat menjadi kunci utama dalam perbandingan jarak pada penentuan lokasi hotel terdekat. Berikut rumus Haversine yang akan di implementasikan kedalam skripsi ini:

(39)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Haversine (𝒅

𝒓) = haversine (𝛉𝟏− 𝛉𝟐) + cos (𝛉𝟏) cos (𝛉𝟐) haversine (ƛ𝟏 − ƛ𝟐).

Dimana :

Haversine (𝛉) = sin2 (𝛉

𝟐) =

𝟏−𝐜𝐨𝐬(𝛉) 𝟐

θ1 : latitude dari titik 1 atau posisi user.

θ2 : latitude dari titik 2 atau lokasi tujuan.

ƛ1 : longitude dari titik 1 atau posisi user.

ƛ2 : longotide dari titik 2 atau posisi lokasi tujuan.

d : Jarak antara dua titik.

R : Radius Bumi.

Untuk memperjelas penggunaan rumus haversine diatas, berikut penjabaran rumus yang nantinya akan di gunakan pada perhitungan manual haversine formula, dari rumus diatas untuk menghitung jarak antara dua titik dapat di tulis dengan persamaan berikut:

d = R*2*asin (√𝒂 + 𝒄 )

Untuk mendapat nilai a, digunakan rumus sebagai berikut :

a = sin (∆𝒍𝒂𝒕

𝟐 )

2

Dimana ∆ 𝑙𝑎𝑡 merupakan dari perhitungan 𝜋

180* (latitude tujuan-latitude

user).

c = cos (lat1)* cos (lat2 )* sin (∆𝒍𝒂𝒕

𝟐 )

lat1 merupakan latitude user sedang kan lat2 adalah posisi latitude lokasi tujuan, dan ∆𝑙𝑜𝑛𝑔 merupakan hasil perhitungan 𝜋

180* (longitude

tujuan-longitude user).

Dari perhitungan diatas, untuk menentukan jarak paling dekat dengan lokasi harus terdapat pembanding. Jadi harus terdapat banyak titik

(40)

25

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

lokasi dan ditemukan jarak, barulah dibandingkan mana jarak terpendek. Untuk jalur jalan yang sebenarnya sesuai kondisi mamanfaatkan google maps, lalu akan ditampilkan marker antara lokasi user dan lokasi tujuan serta informasi jalan mana saja yang di lalui.

2.6. Studi Literatur Sejenis

Dalam penyusunan skripsi, penulis mengumpulkan maupun menganalisis beberapa studi literatur sebagai perbandingan dan acuan dalam pengembangan sistem Adapun beberapa literatur sebagai berikut.

1. Dwi Prasetyo dan Khafiizh Hastuti melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Haversine Formula Pada Aplikasi Pencarian Lokasi Dan Informasi Gereja Kristen Di Semarang Berbasis Mobile” dengan tujuan menghasilkan aplikasi berbasis mobile untuk mencari lokasi gereja dan informasi-informasi gereja seperti jadwal ibadah, jenis ibadah, sistem pembaptisan, tata cara/tata laksana gereja, renungan harian, dan pengumuman gereja.

2. Ganesh, DR. Vijaya Kumar B dengan judul “Indoor Wireless Localization using Haversine Formula” dengan tujuan melakukan percobaan menggunakan jalur akses Wifi di dalam gedung dengan asumsi bahwa penggunaan siapapun yang masuk bangunan memiliki laptop atau gadget elektronik lainnya. Awalnya dilakukan pengukuran kekuatan sinyal wifi yang semuanya tersedia di sekitar pengguna.

3. I Nyoman Piarsa, Evy Savitri Hadi dan Ni Kadek Ayu Wirdiani melakukanpenelitian yang berjudul “Rural Road Mapping Geographic Information System Using Mobile Android” dengan tujuan pemetaan jalan yang dilakukan menggunakan sistem yang memanfaatkan Google Maps dan GPS diterapkan pada smartphone android, data yang ditampilkan adalah data jalan dalam bentuk

(41)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

polyline yang disimpan dalam database. Informasi yang diberikan dalam bentuk panjang jalan, kondisi jalan dan jenis jalan permukaan.

(42)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Berfikir

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian Mulai

Pengumpulan Data Studi Pustaka

& Literatur Identifikasi Data Perhitungan Jarak Menggunakan Formula Haversine Perhitungan Jarak Menggunakan Google Map 1. Tentukan Latitude 1,2 dan Longitude 1,2 2. Cari radian Latitude 1,2

dan Longitude 1,2 3. Hitung dengan rumus

Formula Haversine 4. Hasil keluar berupa

satuan Kilo Meter (Km)

1. Tentukan titik awal 2. Cari SPBU

3. Hasil keluar berupa satuan Kilo Meter (Km)

Analisa Perbandingan Hasil

(43)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

3.2. Pengumpulan data

Dalam penyusunan skripsi ini, dibutuhkan beberapa data dan informasi yang relevan terkait penelitian yang dilakukan sebagai bahan pendukung kebenaran materi uraian pembahasan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan:

1. Studi Pustaka : Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data. Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan. Dalam penelitian ini, penulis mengambil dan mengumpulkan data memalui google map.

2. Studi Literatur : Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Dalam kasus ini penulis mengumpulkan beberapa jurnal untuk menjadi pembanding.

3.3. Identifikasi Data

Identifikasi berasal dari kata Identify yang artinya meneliti, menelaah. Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari “kebutuhan” lapangan. Secara intensitas kebutuhan dapat dikategorikan (dua) macam yakni kebutuhan terasa yang sifatnya mendesak dan kebutuhan terduga yang sifatnya tidak mendesak. Dalam penelitian ini penulis meneliti data yang telah di kumpulkan sebelumnya melalui studi literatur maupun studi pustaka.

3.4. Menghitung Jarak Menggunakan Formula Haversine

Dalam penelitian ini penulis akan menghitung jarak dari titik awal menuju titik yang dituju. Penulis mengambil data longitude dan latitude dari google map dan menghitung secara manual menggunakan rumus sebagai berikut :

Haversine (𝒅

(44)

29

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Dimana :

Haversine (θ) = sin2 (θ 2) =

1−cos(θ) 2

θ1 : latitude dari titik 1 atau posisi user.

θ2 : latitude dari titik 2 atau lokasi tujuan.

ƛ1 : longitude dari titik 1 atau posisi user.

ƛ2 : longotide dari titik 2 atau posisi lokasi tujuan.

d : Jarak antara dua titik.

R : Radius Bumi.

Untuk memperjelas penggunaan rumus haversine diatas, berikut penjabaran rumus yang nantinya akan di gunakan pada perhitungan manual haversine formula, dari rumus diatas untuk menghitung jarak antara dua titik dapat di tulis dengan persamaan berikut:

d = R*2*asin (√𝒂 + 𝒄 )

Untuk mendapat nilai a, digunakan rumus sebagai berikut :

a = sin (∆𝒍𝒂𝒕

𝟐 )

2

Dimana ∆ 𝑙𝑎𝑡 merupakan dari perhitungan 𝜋

180* (latitude tujuan-latitude

user).

c = cos (lat1)* cos (lat2 )* sin (∆𝒍𝒂𝒕

𝟐 )

lat1 merupakan latitude user sedang kan lat2 adalah posisi latitude lokasi tujuan, dan ∆𝑙𝑜𝑛𝑔 merupakan hasil perhitungan 𝜋

180* (longitude tujuan-longitude

user).

Dari perhitungan diatas, untuk menentukan jarak paling dekat dengan lokasi harus terdapat pembanding. Jadi harus terdapat banyak titik lokasi dan ditemukan jarak, barulah dibandingkan mana jarak terpendek. Untuk jalur jalan yang sebenarnya sesuai kondisi mamanfaatkan google maps, lalu akan

(45)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ditampilkan marker antara lokasi user dan lokasi tujuan serta informasi jalan mana saja yang dilalui.

Setelah menghitung dengan rumus tersebut maka akan mendapatkan hasil yang akan diperoleh dalam bentuk satuan Kilometer (Km).

3.5. Menghitung Jarak Menggunakan Formula Haversine Google Map Penelian ini juga menggunakan Google Map untuk hasil pembanding, dimana data yang diambil yaitu titik awal atau posisi awal pengendara yang akan menuju lokasi SPBU terdekat dari posisi awal. Hasil yang dikeluarkan dalam Goggle Map.

3.5.1 Menghitung Jarak Google Map Via Android/iPhone

Untuk menghitung jarak pada Maps di perangkat mobile, baik yang berbasis Android ataupun iOS. Pertama, buka aplikasi Maps. Setelah itu, pilih titik awal dengan mengetuk layar selama beberapa waktu. Sebuah Pin akan muncul di peta. Di bagian bawah, Anda akan melihat tulisan "Dropped Pin".

(46)

31

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Pada bagian Dropped Pin, lakukan slide ke atas. Di bawah penjelasan tentang tempat yang telah Anda pilih terdapat opsi "Measure Distance". Ketuk pilihan tersebut. Setelah itu, gerakkan jari pada layar untuk menentukan titik kedua. Bisa menambahkan titik ketiga, keempat dan seterusnya dengan mengetuk "Add point" yang dilambangkan dengan ikon bulat berwarna biru di sebelah kanan.

Gambar 3.3 Cara Menghitung Jarak via Mobile

3.5.2 Menghitung Jarak Google Map via Komputer/Website

Untuk menghitung jarak di komputer, pertama, buka Google Maps dengan mengetikkan maps.google.com. Klik tempat yang menjadi titik awal. Kemudian klik kanan dan pilih "Measure distance".

(47)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Gambar 3.4 Cara Menghitung Jarak via Komputer/Website

Setelah itu, Anda cukup mengklik titik kedua. Jika Anda ingin menambahkan titik ketiga dan seterusnya, Anda cukup mengklik titik berikutnya. Total jarak akan muncul di dekat titik terakhir.

(48)

33

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

3.6. Analisa Perbandingan Hasil

Data yang akan dihasilkan berupa perbandingan dari hasil perhitungan jarak menggunakan Formula Haversine dengan hasil perhitungan jarak menggunakan Google Map. Disini data dibandingkan dan mendapatkan hasil jarak yang cukup relavan.

(49)

34 BAB IV

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI

4.1. Peta

Penggunaan peta dalam perhitungan yang akan di hitung dalam penelitian ini adalah dari server Google Map dan server localhost untuk mengambil data posisi SPBU. Peta dalam perhitungan ini diambil dari website google map yaitu www.mapsgoogle.com peta wilayah ciputat lihatlah gambar 4.1 berikut ini.

Gambar 4.1 Tampilan Wilayah Ciputat

4.2. Cara Kerja Perhitungan Menggunakan Google Map

1. Masukkan Lokasi Pengendara atau titik posisi pengendara berada.

2. Masukkan Lokasi SPBU yang ingin dituju atau SPBU terdekat.

3. Kemudian jalankan dan lihat hasil keluaran jaraknya.

(50)

35

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

4.3. Cara Kerja Perhitungan Menggunakan Formula Haversine 1. Tentukan longitude 1 (posisi awal).

2. Tentukan latitude 1 (posisi awal)

3. Tentukan longitude 2 (posisi tujuan)

4. Tentukan latitude 2 (posisi tujuan)

5. Hitung Radian Latitude dan longitude dengan rumus sebagai berikut:

Pi*(𝑙𝑜𝑛𝑔/𝑙𝑎𝑡

180 )

Dimana:

Pi : Konstanta, nilai desimalnya 3,14159265358979323846

Longitude : Garis bujur

Latitude : Garis lintang

180 : Derajar lingkaran

6. Setelah mendapatkan hasil radian masukkan perhitungan menggunakan rumus formula haversine

D = acos(sin(lat1).sin(lat2)+cos(lat1).cos(lat2).cos(long2-long1)).R Dimana :

d : Jarak (Km)

R : Jari-jari bumi 6371 km

Maka Pembahasan Rumus Haversine Jarak SPBU

Titik awal (1): UIN jakarta

Titik Tuju (2): SPBU 1

Lat 1 : -6,306135

(51)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Long 1 : 106,756993

Long 2 : 106,751333

Radian long 1 = Pi*(𝑙𝑜𝑛𝑔1

180 )

= 3,14159 *(106,756993

180 )

= 1,86325945

Radian long 2 = Pi*(𝑙𝑜𝑛𝑔2

180 )

= 3,14159 *(106,751333

180 )

= 1,8631606

Radian lat 1 = Pi*(𝑙𝑎𝑡1

180)

= 3,14159 *(−6,306135

180 )

= 0,1100627

Radian lat 2 = Pi*(𝑙𝑎𝑡2

180)

= 3,14159 *(−6,301512

180 )

= 0,1099820

Kemudian hitung dengan rumus haversine untuk menemukan hasil jarak

d = acos(sin(lat1).sin(lat2)+cos(lat1).cos(lat2).cos(long2-long1)).R

= acos (sin (0,1100627)*sin (0,1099820)+cos (0,109982)*cos(1,8631606-1,86325945))*6371

(52)

37 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Implementasi

5.1.1. Hasil Tampilan Perbandingan Perhitungan

Gambar 5.1 Hasil perbandingan

5.1.2. Pembahasan Rumus Haversine Jarak SPBU

Dari Tabel 5.1 diatas maka hasil perhitungan didapatkan bahwa jarak yang dihitung bukan berupa rute namun jarak antara dua titik. Berikut hasil perhitungan yang diperoleh sebagai berikut:

(53)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 31-15402

Hasil Perhitungan Haversine

= Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Radian Latitude 2) + Cos(Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) *Cos (Radian Longitude 2 –Radian Longitude 1)) *6371

= Acos (Sin0,110062557) * Sin (-0,109998154) + Cos(-0,110062557) * Cos (-0,109998154) * Cos

(1,863330928-1,863260574))*6371

= 1,2125787 Km

Gambar 5.2Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 31-15402

2. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-12307

Hasil Perhitungan Haversine

= Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Ralidan Latitude 2) + Cos(Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) * Cos (Radian Longitude 2 – Radian Longitude 1)) *6371= 2,9672345 Km

(54)

39

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

3. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15416 Hasil Perhitungan Haversine

= Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Ralidan Latitude 2) + Cos (Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) *Cos (Radian Longitude 2 –Radian Longitude 1)) *6371= 0,9008765 Km

Gambar 5.4 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15416

4. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15405 Hasil Perhitungan Haversine

= Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Ralidan Latitude 2) + Cos(Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) *Cos (Radian Longitude 2 –Radian Longitude 1)) *6371= 1,2076439 Km

(55)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

5. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15426

Hasil Perhitungan Haversine

= Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Ralidan Latitude 2) + Cos(Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) *Cos (Radian Longitude 2 –Radian Longitude 1)) *6371= 2,7045696 Km

Gambar 5.6 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15426

6. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15402

Hasil Perhitungan Haversine

= Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Ralidan Latitude 2) + Cos(Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) *Cos (Radian Longitude 2 –Radian Longitude 1)) * 6371 = 2,9048512 Km

(56)

41

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

7. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15404 Hasil Perhitungan Haversine

= Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Ralidan Latitude 2) + Cos(Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) *Cos (Radian Longitude 2 –Radian Longitude 1)) *6371= 2,7840284 Km

Gambar 5.8 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15404

8. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15401 Hasil Perhitungan Haversine

= Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Ralidan Latitude 2) + Cos(Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) *Cos (Radian Longitude 2 –Radian Longitude 1)) *6371= 2,4035599 Km

(57)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

9. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15406 Hasil Perhitungan Haversine

= Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Ralidan Latitude 2) + Cos(Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) *Cos (Radian Longitude 2 –Radian Longitude 1)) *6371= 3,0982751 Km

Gambar 5.10 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15406

10. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-15412

Hasil Perhitungan Haversine

=Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Ralidan Latitude 2) + Cos(Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) *Cos (Radian Longitude 2 – Radian Longitude 1)) *6371= 5,2074986 Km

(58)

43

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

11. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-12410

Hasil Perhitungan Haversine

=Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Ralidan Latitude 2) + Cos(Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) *Cos (Radian Longitude 2 –Radian Longitude 1)) *6371= 4,9012856 Km

Gambar 5.12 Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-12410

12. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU 34-12409

Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Ralidan Latitude 2) + Cos(Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) *Cos (Radian Longitude 2 –Radian Longitude 1)) *6371= 4,8038194 Km

13. Jarak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke SPBU Shell Ciputat 1

Acos (Sin(Radian Latitude 1) *Sin (Ralidan Latitude 2) + Cos(Radian Latitude 1) *Cos (Radian Latitude 2) *Cos (Radian Longitude 2 –Radian Longitude 1)) *6371= 2,9629017 Km

Gambar

Gambar 2.1 Location Based Service (http://google.com/images)
Gambar 2.2 Segitiga bola diselesaikan dengan hukum formula haversine
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian Mulai
Gambar 3.2 Cara Menghitung Jarak via Mobile
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.28 Perubahan Tabel Transportasi Akibat Variabel x 12 Dijadikan Basic Variable – Iterasi 2

Makcik kamu ingin belikan buku untuk kamu.Beliau meminta kamu memilih buku yang kamu suka?. Tulis mesej bersama tiga sebab mengapa kamu memilih

(1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat belajar IPA materi Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SD Negeri Pesayangan 01 antara pembelajaran

Penulis menyusun contoh kalimat yang diterjemahkan dari bahasa Mandarin kedalam bahasa Indonesia, dan sebaliknya dari bahasa Indonesia kedalam bahasa Mandarin, dengan

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Satuan Kerja Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Aceh Tamiang Sumber Dana APBK Aceh Tamiang Tahun Anggaran 2011 mengundang Penyedia

Perputaran piutang secara langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

[r]

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhingga kepada penulis,