Harga Jual Singkong yang Ditentukan Pabrik Bio Ethanol
Ratna Dewi Surtikanti, Fahrul Ismaeni
S1-Ekstensi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,Kampus FEUI Salemba, Jl.Salemba Raya No.4, Jakarta Pusat, 10430, Indonesia
E-mail : [email protected]
Abstrak
Skripsi ini membahas kajian aspek finansial pada analisis kelayakan investasi lahan dan budidaya perkebunan singkong yang dilakukan PT.Usaha Tani Sejahtera dengan harga jual singkong yang ditetapkan oleh pabrik bio
ethanol yang akan memberikan pinjaman modal untuk berinvestasi sekaligus tambahan modal kerja. Penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Pada penelitian ini juga akan dilakukan analisis sensitifitas pada faktor-faktor produksi sehingga dapat diwaspadai faktor-faktor apa saja yang dapat membuat usaha menjadi tidak layak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi tersebut layak untuk dijalankan; perkebunan dapat mengembalikan pinjaman dan bunga, mendapat laba, meskipun dengan harga jual singkong yang dibatasi, dan faktor penurunan produktifitas adalah faktor yang sensitif terhadap perubahan kelayakan usaha tersebut.
Kata kunci : Studi Kelayakan; Investasi; Perkebunan
Financial Feasibility Analysis on Land Investment and Cassava Cultivation by PT.Usaha Tani Sejahtera with Cassava Price Pre-Determined by a Bio Ethanol Plant.
Abstract
This essay studies the financial aspect of a feasibility study on land investment and cassava cultivation by PT.Usaha Tani Sejahtera with Cassava price pre-determined by a Bio Ethanol plant, a company who will provide fundings needed for investment and additional working capital. This is a descriptive quantitative research. Sensitivity analysis of its production variables is done to alert management which variables significantly influence feasibility. The result shows that the investment is feasible; the company can pay itsdebts, generate returns eventhough the selling price of its end-product is pre-determined, and determine that decrease in productivity is a sensitive variable to the project’s feasibility.
Key words: Feasibility study; investment; Plantation
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Energi terbarukan adalah energi yang dapat diperbarui dan apabila dikelola dengan baik, sumber daya itu tidak akan habis1. Salah satu jenis energi terbarukan adalah bioenergi
yang dihasilkan dari bahan organik yang berbasis tumbuhan atau hewan yang disebut “biomassa”2. Indonesia sebagai negara agraris, tentu memiliki potensi energi biomassa yang besar dan harus dikembangkan. Salah satu contoh renewable energi yang sedang dikembangkan di Indonesia dan sudah berjalan adalah biofuels yaitu bahan bakar dengan bahan dasar tanaman seperti bioethanol dan biodiesel.
Pemerintah melalui Departemen ESDM menargetkan pada tahun 2015 penggunaan bioetanol mencapai 3,08 juta kilo liter (kl) atau 15% dari total konsumsi bensin (Prihandana, 2007). Berdasarkan target di atas, direncanakan pendirian pabrik etanol hingga tahun 2010 sebanyak 104 pabrik berkapasitas 60kl/hari. Selanjutnya, dari tahun 2010 sampai dengan 2015 ditargetkan pendirian 62 pabrik dengan kapasitas yang sama. Hal tersebut jelas memicu para pengusaha swasta untuk mendirikan pabrik bioethanol.
Bagi perusahaan yang mendirikan pabrik bioethanol, tantangan yang dihadapi bukan hanya masalah pengembangan penelitian dan teknologi mengubah bahan dasar menjadi energi. Pemenuhan bahan baku juga menjadi kendala mengingat bahan dasar tanaman memerlukan waktu untuk tumbuh dan dipanen sesuai dengan kriteria yang diperlukan. Persaingan mendapatkan bahan baku, membuat ketidakpastian jalannya produksi, apalagi dengan kondisi pabrik yang tidak memiliki kebun inti. Belum lagi harga bahan baku yang cenderung meningkat seiring dengan permintaan pasar .
Singkong merupakan salah satu bahan baku bioethanol. Selain harga yang cukup murah, tanaman ini juga tersedia sepanjang tahun. Selain itu, singkong juga terkenal sebagai tanaman yang tahan banting dan tidak sulit untuk membudidayakannya (membutuhkan teknologi khusus, dan sebagainya). Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merekomendasikan kapasitas minimal pabrik bioethanol adalah 60kl/hari3. Sedangkan produktivitas singkong adalah 2000-7000 liter etanol per ha. Maka diperlukan kebun singkong seluas 2000-9900 ha untuk memenuhi kebutuhan pabrik bioethanol yang beroperasi 330 hari dalam setahun. Menurut hasil penelitian BPPT dalam buku Bioetanol Ubi Kayu : Bahan Bakar Masa Depan juga disebutkan pada pabrik bioethanol yang berkapasitas 60kl/hari membutuhkan sekitar 390 ton singkong/hari. Hal ini menunjukkan peluang yang sangat baik untuk para petani atau pengusaha singkong.
Peluang tersebut juga dilihat oleh PT. Usaha Tani Sejahtera (UTS), salah satu perusahaan yang berlokasi di wilayah Lampung Utara dan bergerak di bidang perkebunan, termasuk budidaya singkong. PT. UTS merupakan salah satu vendor yang mensuplai
2 www.pembina.org 3 Prihandana, dkk (2007)
singkong untuk pabrik bioethanol “X” sejak tahun 2009. Kendala bagi PT.UTS adalah selama ini kebun mereka beroperasi pada lahan sewa. Meskipun Banyak lahan yang belum terjamah di wilayah lampung, biaya yang diperlukan untuk membeli lahan tidak sedikit.
Keinginan untuk mengatasi masalah bahan baku di pabriknya dan kondisi PT.UTS yang ingin memiliki lahan sendiri menimbulkan gagasan penawaran kerja sama antara pihak pabrik dengan PT.UTS. Dimana pihak pabrik akan memberikan pinjaman modal untuk berinvestasi dan pinjaman modal kerja bagi PT.UTS, sedangkan PT.UTS akan menjual hasil produksinya, yaitu singkong, terutama untuk pihak pabrik dengan harga yang ditentukan oleh pihak pabrik.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat kajian aspek finansial pada analisis kelayakan investasi lahan dan budidaya perkebunan singkong oleh PT.Usaha Tani Sejahtera apabila menjual singkongnya dengan harga yang sudah ditetapkan oleh pihak pabrik bioethanol. Melihat usaha kebun singkong PT.UTS yang sudah berjalan, apakah layak keinginan berinvestasi akan lahan dan perluasan budidaya apabila harga jual singkong dibatasi dan bahkan ditentukan oleh pihak pabrik. Apabila layak, faktor-faktor produksi apa saja yang berpengaruh dalam merubah proyek tersebut menjadi tidak layak.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diuji pada penelitian ini adalah :
1. Apakah dengan menjual hasil panen (singkong) sesuai harga yang ditetapkan pabrik bioethanol “X”, PT.UTS mampu tetap memberikan profit dan membayar pinjaman modal untuk investasi lahan dan budidaya kebun singkongnya.
2. Perubahan faktor produksi apa yang paling berpengaruh terhadap hasil kelayakan investasi PT.UTS, yang membuat hasil layak menjadi tidak layak.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk menjawab pertanyaan apakah investasi yang akan dilakukan PT.UTS dengan cara menerima pinjaman modal dari pihak pabrik bioethanol “X” layak dilakukan, sehubungan dengan keharusan PT.UTS untuk menjual hasil produksinya dengan harga yang sudah ditetapkan juga oleh pihak pabrik. Apabila layak, maka dapat diuji kepekaan kelayakan investasi tersebut terhadap faktor produksinya, sehingga dapat membantu pihak manajemen PT.UTS untuk waspada terhadap perubahan faktor yang membuat usaha menjadi tidak layak.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi bagi PT.UTS dalam mengambil keputusan berinvestasi/menerima tawaran kerjasama dari pihak Bioethanol.
Keputusan layak atau tidaknya tawaran tersebut akan menentukan keberlangsungan PT.UTS yang selama ini menggantungkan nasibnya dari lahan sewa. Apabila penelitian ini layak, tentu dapat pula membuka lahan pekerjaan di tempat perusahaan berada dan sekitarnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi gambaran dan bahan pertimbangan bagi masyarakat luas yang ingin melakukan investasi dalam usaha perkebunan singkong.
2. Tinjauan Teoritis
Analisis proyek dikenal juga dengan istilah studi kelayakan proyek/usaha yaitu suatu studi yang juga bertujuan mengukur profitabilitas sumber-sumber yang digunakan dalam suatu usaha (Zubir, p.1). Perhitungan benefit dan biaya proyek dapat dilakukan melalui dua pendekatan, tergantung pihak mana yang berkepentingan langsung dalam proyek4. Perhitungan dengan analisis privat/analisis finansial adalah apabila yang berkepentingan langsung dalam benefit dan biaya proyek adalah individu atau pengusaha. Sedangkan analisis ekonomi atau sosial adalah apabila yang berkepentingan langsung dalam manfaat dan biaya adalah pemerintah atau masyarakat secara keseluruhan. Penelitian ini hanya dibatasi pada pengkajian aspek finansial pada analisis kelayakan usaha/proyek yang akan dilakukan PT.UTS saja, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya analisis ekonomi/sosial secara deskriptif.
2.1. Aliran Kas sebagai Alat Pengukur Kelayakan Finansial
Sebelum masuk ke dalam suatu bidang usaha, pemodal (investor) akan menilai terlebih dahulu apakah kas yang dikeluarkannya untuk membangun dan mengoperasikan usaha tersebut dapat menghasilkan kas yang lebih besar (Zubir, 2006). Arus kas usaha terdiri dari Arus kas keluar (cash outflow) dan arus kas masuk (cash inflow). Selisih antara keduanya disebut sebagai arus kas bersih (net cash flow). Laporan arus kas yang biasa dipakai menggunakan metode langsung (Direct Method) karena menginformasikan besarnya kas yang tersedia pada akhir periode.
Arus kas kelayakan usaha merupakan proyeksi beberapa tahun ke depan yang terdiri dari arus kas keluar dan arus kas masuk, sesuai dengan umur proyek. Arus kas masuk terdiri atas laba operasi dikurangi dengan pajak atas laba operasi tersebut setiap periode, ditambah biaya depresiasi dan amortisasi, nilai sisa harta tetap dan sisa modal kerja. Sedangkan untuk arus kas keluar terdiri atas pembelian aktiva tetap dan kenaikan modal kerja.
2.2. Biaya Modal (Cost of Capital)
Biaya modal usaha merupakan rata-rata tertimbang dari biaya pinjaman (cost of debt) dan modal sendiri (cost of equity) atau disebut juga weighted average cost of capital (WACC).
Perhitungan WACC adalah sebagai berikut:
WACC5 = (D/D+E) (Kd*(1-t) + (E/D+E) Ke (2.1)
Di mana :
D : Besarnya pinjaman berbunga E : modal sendiri
Kd : cost of debt Ke : cost of equity t : pajak
Jika pinjaman terdiri dari berbagai sumber dengan tingkat bunga yang berbeda, maka WACC dapat dinyatakan sebagai berikut :
WACC = (D1/D+E)(Kd1*(1-t) + (D2/D+E)(Kd2*(1-t) + (E/D+E) Ke (2.2)
Di mana :
D1 : besarnya pinjaman berbunga 1 D2 : besarnya pinjaman berbunga 2 D : D1+D2
E : modal sendiri Kd : cost of debt Ke : cost of equity T : pajak
Cost of capital terdiri dari komponen cost of debt (pinjaman) dan cost of equity (modal sendiri). Besarnya cost of debt adalah sesuai dengan tingkat bunga pinjaman perusahaan. Biasanya tingkat bunga tersebut diseusaikan dengan tingkat kesehatan dan rating perusahaan. Cost of debt yang digunakan harus disesuaikan dengan resiko usaha yang bersangkutan. Apabila pinjaman digunakan untuk mendanai usaha lain, maka haruslah usaha yang sama resikonya dengan usaha sebelumnya.
Cost of equity lebih sulit untuk ditentukan karena merupakan opportunity cost dari pemilik perusahaan jika dana tersebut diinvestasikan pada usaha atau proyek lain6. Rumusannya adalah sebagai berikut :
Ke = Rf + (Rm – Rf)β (2.3)
5 Zubir, p.22 (2006) 6 Zubir, p.24 (2006)
Di mana :
Ke : Biaya modal sendiri (cost of equity)
Rf : tingkat bunga bebas resiko (risk free rate)
Rm : tingkat pengembalian pasar (market rate of return)
β : koefisien
Pada praktiknya, besarnya tingkat suku bunga bebas resiko (risk free rate) ditaksir melalui pendekatan terhadap variabel pasar yang dapat dijadikan pedoman seperti misalnya tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sedangkan Risk premium yang dinyatakan oleh (Rm –
Rf)β dapat diperoleh dari asumsi besaran tertentu, misalnya setara dengan spread yang
dikenakan atas pinjaman bank kepada nasabahnya.
2. 3. Metode Penilaian Kelayakan Investasi
Dalam menentukan apakah suatu proyek layak atau tidak diperlukan beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas proyek tersebut. Ukuran-ukuran tersebut dinamakan kriteria investasi. Kriteria investasi yang diperlukan adalah kriteria investasi yang dapat memperhitungkan faktor perubahan nilai uang di masa yang akan datang yang disebabkan oleh adanya inflasi, resiko dan reinvestasi. Hal-hal tersebut menyebabkan nilai uang pada masa sekarang dalam jumlah yang sama cenderung lebih tinggi daripada nilai uang pada masa yang akan datang. Salah satu cara yang telah dikembangkan adalah teknik diskonto, yaitu teknik penghitungan yang mengkonversi nilai uang pada masa yang akan datang menjadi nilai uang pada masa sekarang. Kriteria investasi yang menggunakan teknik diskonto diantaranya adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Returns (IRR) dan Profitability Index (PI) dan Payback Period.
Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari arus kas usaha pada masa yang akan datang yang didiskontokan dengan biaya modal rata-rata yang digunakan (weighted average cost of capital) (Zubir, 2006). Atau lebih sederhananya, selisih dari present value arus kas masuk (manfaat) dan present value arus keluar (biaya). Proyek yang layak adalah proyek yang memiliki nilai NPV lebih besar dari nol. Artinya proyek memberikan manfaat lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Internal Rate of Return (IRR) adalah discount rate yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari arus kas masuk dan nilai investasi suatu usaha. (Zubir, 2006). Dapat dikatakan juga IRR adalah nilai discount rate yang membuat nilai NPV sama dengan nol. IRR menunjukkan kemampuan suatu proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Proyek dikatakan layak bila nilai IRR lebih besar atau sama dengan discount rate yang berlaku. Artinya keuntungan proyek tiap tahun memiliki kemampuan untuk mengembalikan bunga
pinjaman. Nilai IRR lebih kecil dari discount rate yang berlaku menunjukkan proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
Profitability Index (PI) adalah rasio dari present value arus manfaat terhadap present value biaya. Nilai PI menunjukkan berapa kemampuan proyek mengembalikan manfaat untuk tiap satu rupiah yang diinvestasikan. Proyek dikatakan layak apabila nilai PI lebih besar atau sama dengan satu. Proyek dikatakan menguntungkan apabila nilai PI lebih besar dari satu. Bila nilai PI lebih kecil dari satu maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Nilai NPV yang positif akan menghasilkan nilai PI yang lebih besar dari satu, dan nilai NPV yang negatif akan menghasilkan nilai PI kurang dari satu7.
Analisis masa pengembalian investasi (Payback Period) menghitung berapa waktu yang diperlukan oleh suatu proyek untuk mengembalikan seluruh biaya investasi yang dikeluarkan untuk proyek tersebut. Semakin cepat masa pengembaliannya, semakin baik karena artinya semakin cepat modal yang dikembalikan dapat dialokasikan untuk kegiatan lain. Apabila proyek dapat mengembalikan biaya investasi dalam jangka waktu yang lebih pendek dari umur proyek, maka proyek dapat dilaksanakan.
2.4. Analisis Sensitivitas
Analisis Sensitivitas disebut juga sebagai what-if analysis. Analisis sensitivitas menyangkut pengujian terhadap kelayakan suatu usaha terkait dengan berbagai kondisi dan asumsi yang digunakan. (Zubir, 2006). Pengujian sensitivitas terutama dilakukan terhadap asumsi-asumsi yang berada di luar kendali manajemen perusahaan yang mungkin saja berubah. Misalnya, harga jual barang sejenis di pasar, biaya bahan baku, dan lain-lain. Kenaikan atau penurunan faktor-faktor tersebut akan dimasukkan dalam asumsi pembentukan NPV dan kriteria kelayakan lainnya, lalu dilihat bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi kelayakan proyek, terutama perubahan nilai NPV. Ide dasarnya adalah membekukan semua variabel kecuali satu (variabel yang akan diuji), dan kemudian dilihat seberapa sensitive perkiraan NPV tersebut terhadap perubahan dalam satu variabel yang diuji tadi.8
3. Metode Penelitian 3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif (descriptive quantitative research), yaitu penelitian yang mencoba menjelaskan
7 Adelman & Marks (2007) 8 Ross, et al. (2008)
hubungan antar variabel menggunakan data-data nilai dan angka yang dianalisis sesuai tujuan penelitian. Pada penelitian ini, penelitian deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah proyek yang akan diambil PT.Usaha Tani Sejahtera layak atau tidak untuk dijalankan sesuai dengan skenario yang ditentukan yaitu harga jual produk yang ditentukan pihak pemberi bantuan modal. Karena sifat penelitian yang cenderung berupa prediksi akan masa depan, maka ketika hasil analisis kelayakan menunjukkan proyek tersebut layak, dilakukan lagi pengujian seberapa besar kepekaan kriteria kelayakan yang diuji sebelumnya terhadap perubahan faktor-faktor produksi yang tidak dapat dikendalikan manajemen.
Metode pengumpulan data yang dilakukan Penulis adalah Studi Kepustakaan untuk mendapatkan data yang sifatnya teoritis melalui buku-buku kuliah, catatan serta sumber literature yang berhubungan, Pengumpulan data primer dari PT.Usaha Tani yang berupa dokumen maupun wawancara dan diskusi dengan pihak terkait, serta pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari instansi lain yang terkait dan mendukung penelitian seperti Biro Pusat Statistik, Bank Indonesia, dan sebagainya.
3. 2. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kuantitatif yaitu membuat simulasi berupa analisis kelayakan dengan menggunakan berbagai kriteria kelayakan investasi seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), serta Profitability Index (PI), serta Payback Period, yang dilakukan setelah data-data yang diperoleh dikelompokkan ke dalam arus kas masuk dan keluar. Setelah arus kas bersih proyek didapatkan, maka dapat dicari nilai dari NPV, IRR, PI dan payback period dari proyek tersebut., setelah arus kas didiskontokan dengan rate atau suku bunga yang ditentukan.
Rate yang digunakan pada penelitian ada dua. Pertama, kelayakan akan diuji menggunakan rate yang didapatkan dari rata-rata suku bunga deposito lima Bank di Indonesia (Mandiri, BNI, BRI, BCA dan CIMB Niaga). Suku bunga deposito digunakan untuk membandingkan apabila investor menempatkan dananya pada kegiatan investasi yang lebih rendah resikonya (deposito). Kedua, kelayakan akan diuji dengan mendiskontokan arus kas bersih proyek dengan rate yang didapat dari perhitungan cost of capitalnya atau disebut juga perhitungan weighted average cost of capital (WACC). Hasilnya nanti akan dibandingkan, dimana IRR yang didapat harus lebih besar dari rate yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas bersih proyek tersebut.
Pada penelitian ini perhitungan kriteria kelayakan proyek tidak dihitung secara manual, melainkan dengan rumus-rumus yang dihitung secara otomatis menggunakan program komputer Microsoft Excel. Penulis pertama kali akan memasukkan data-data harga
dan biaya yang digunakan sebagai asumsi awal (Lampiran 21) perhitungan arus kas masuk dan keluar. Data harga dan biaya adalah data dari PT.UTS pada akhir tahun 2013 yang diolah oleh penulis sesuai dengan kebutuhan proyek. Asumsi-asumsi tersebut akan membentuk biaya-biaya yang diperlukan PT.UTS dalam proyek ini, seperti biaya Investasi Fixed Asset, Biaya Upah/gaji, Biaya Budidaya, Biaya Overhead, Biaya Operasional, dan perhitungan bunga pinjaman modal investasi dan modal kerja. Biaya-biaya akan membentuk arus kas keluar, sedangkan arus kas masuk akan dihitung berdasarkan penjualan singkong yang dilakukan PT.UTS dengan harga yang ditetapkan oleh pihak pabrik yaitu sebesar Rp.650/kg singkong. Setelah itu, dari data diatas penulis menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dan proyeksi perhitungan Rugi Laba proyek tersebut. Dari data yang sudah terbentuk di atas, maka dapat mulai dihitung arus kas proyek setiap tahun sampai perhitungan masa proyek berakhir yaitu dua puluh (20) tahun, diasumsikan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2034. Setelah arus kas bersih dari tiap tahun didapat, maka dapat dihitung NPV, IRR, Profitability Index (PI), dan payback period nya dengan cara mendiskontokan arus kas bersih tersebut dengan kedua rate yang ditentukan di atas.
Setelah proyek/usaha tersebut terbukti layak untuk dilakukan, maka penelitian dilanjutkan dengan melakukan analisis sensitivitas usaha tersebut terhadap perubahan faktor-faktor produksinya. Faktor-faktor-faktor yang dipilih adalah kenaikan harga pupuk, kenaikan harga bahan bakar, kenaikan nilai fixed asset, kenaikan upah/gaji, dan penurunan produktifitas atau jumlah hasil panen. Perubahan faktor-faktor tersebut akan diuji terhadap kriteria kelayakan proyek terutama seberapa besar perubahan tersebut mempengaruhi nilai NPV (mengubah proyek yang tadinya layak menjadi tidak layak). Penghitungan menggunakan simulasi kelayakan proyek yang dibuat dengan program excel di atas, dengan cara mengubah asumsi awal dengan asumsi kenaikan dan penurunan faktor produksi yang akan diuji, sementara faktor dan asumsi lain dibiarkan tetap. Secara otomatis, hasil pada perhitungan kriteria kelayakan proyek akan berubah sesuai dengan perubahan asumsi yang diuji. Tabel hasil analisis sensitivitas akan dibuat sehingga akan terlihat perubahan kriteria kelayakan proyek terhadap perubahan faktor produksi yang diuji tersebut.
Untuk lebih jelas, konsep pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Untuk menguji kelayakan suatu proyek, terlebih dulu dikelompokan dan dihitung berapa biaya yang diperlukan proyek dan berapa manfaat yang diterima PT.Usaha Tani Sejahtera dengan semua asumsi yang sesuai dengan scenario harga jual hasil produksi yang ditentukan pihak pabrik Bioethanol selaku pemberi pinjaman modal. Setelah itu dihitung berapa pinjaman, cicilan dan bunga yang harus dibayar oleh perusahaan, Harga pokok Penjualan, dan Laba Rugi yang akan diterima. Maka akan dapat dibentuk arus kas bersih proyek yang akan didiskontokan dengan rate yang ditentukan.
Rate yang digunakan untuk mendiskontokan kelayakan proyek ada dua. Yang pertama digunakan suku bunga simpanan deposito dari lima bank di Indonesia yang dirata2 kan sesuai tabel 4.1.berikut yaitu sebesar 6,65%.
Tabel 4.1.: Rata-Rata Suku Bunga Kredit dan Deposito, Maret 2014
Rate kedua yang digunakan adalah hasil dari perhitungan weighted average cost of capital (WACC). Rate WACC dapat digunakan karena proyek yang akan dilakukan memiliki resiko yang sama dengan usaha PT.Usaha Tani Sejahtera sebelumnya. Sesuai tabel 4.2. maka rate sesuai WACC yang dipakai adalah 7.62%. Arus kas bersih proyek yang sudah dihitung sebelumnya akan didiskontokan masing-masing dengan kedua rate diatas untuk kemudian dihitung berapa NPV, IRR, PI dan Payback Period dari proyek tersebut.
Tabel 4.2. : Weighted Average Cost of Capital
Hasil pengujian kedua rate tadi terhadap kriteria kelayakan proyek adalah sebagai berikut: Tabel 4.3. NPV,IRR, PI dan Payback Period dengan rate 6,65%
Tabel 4.4. NPV, IRR, PI dan Payback Period dengan rate sesuai WACC 7,62%
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Cash Inflow
Laba Operasional *(1-tax) (32.052.396.000) 51.664.853.134 51.579.699.016 51.221.706.805 48.374.021.697 50.774.102.033 50.328.848.553 49.905.856.581 50.127.540.910 46.422.883.171 Biaya Penyusutan 336.850.000 336.850.000 336.850.000 336.850.000 336.850.000 79.850.000 79.850.000 79.850.000 79.850.000 79.850.000 Nilai Sisa FA Total Inflow 0(31.715.546.000) 52.001.703.134 51.916.549.016 51.558.556.805 48.710.871.697 50.853.952.033 50.408.698.553 49.985.706.581 50.207.390.910 46.502.733.171 Cash Outflow Fixed Asset 152.738.500.000 Incremental WC 19.174.166.667 8.148.958.333 21.875.000 0 -337.500.000 337.500.000 0 0 0 -337.500.000 Total OutFlow 152.738.500.000 19.174.166.667 8.148.958.333 21.875.000 0 -337.500.000 337.500.000 0 0 0 -337.500.000 Net CashFlow (152.738.500.000) (50.889.712.667) 43.852.744.800 51.894.674.016 51.558.556.805 49.048.371.697 50.516.452.033 50.408.698.553 49.985.706.581 50.207.390.910 46.840.233.171 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PVIF 1,0000 0,9376 0,8792 0,8244 0,7730 0,7248 0,6796 0,6372 0,5975 0,5602 0,5253 PV (152.738.500.000) (47.716.561.338) 38.554.498.824 42.779.943.716 39.852.659.922 35.548.419.403 34.329.516.122 32.120.290.653 29.864.755.065 28.126.773.457 24.604.268.089 NPV 274.886.763.617(152.738.500.000) (200.455.061.338) (161.900.562.513) (119.120.618.797) (79.267.958.875) (43.719.539.473) (9.390.023.350) 22.730.267.303 52.595.022.368 80.721.795.825 105.326.063.914 IRR 20% Payback Period 5,14 Profitability Index 4,5 Net B/C 4,38 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 Cash Inflow
Laba Operasional *(1-tax) 48.405.571.410 48.491.286.611 47.157.935.826 46.447.931.585 43.835.692.192 44.827.592.492 43.904.409.638 43.578.763.344 41.795.050.061 38.071.870.444 Biaya Penyusutan 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 Nilai Sisa FA Total Inflow 48.471.071.410 48.556.786.611 47.223.435.826 46.513.431.585 43.901.192.192 44.893.092.492 43.969.909.638 43.644.263.344 41.860.550.061 38.137.370.444 Cash Outflow Fixed Asset Incremental WC 337.500.000 0 0 0 -337.500.000 337.500.000 0 0 0 -337.500.000 Total OutFlow 337.500.000 0 0 0 -337.500.000 337.500.000 0 0 0 -337.500.000 Net CashFlow 48.133.571.410 48.556.786.611 47.223.435.826 46.513.431.585 44.238.692.192 44.555.592.492 43.969.909.638 43.644.263.344 41.860.550.061 38.474.870.444 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 PVIF 0,4925 0,4618 0,4330 0,4060 0,3807 0,3570 0,3347 0,3138 0,2943 0,2759 PV 23.707.110.773 22.424.337.483 20.448.733.009 18.885.406.806 16.841.834.016 15.904.809.315 14.717.056.486 13.697.196.666 12.318.238.115 10.615.977.036 NPV 274.886.763.617 129.033.174.687 151.457.512.170 171.906.245.179 190.791.651.985 207.633.486.000 223.538.295.315 238.255.351.800 251.952.548.466 264.270.786.581 274.886.763.617 IRR 20% Payback Period 5,14 Profitability Index 4,5 Net B/C 4,38
Setelah pengujian kelayakan, maka analisis sensitivitas dibuat, untuk menguji kembali kelayakan tersebut terhadap perubahan faktor-faktor produksi yang tidak dapat dikendalikan manajemen perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah kenaikan harga pupuk, kenaikan harga bahan bakar, kenaikan nilai fixed asset, kenaikan upah/gaji, dan penurunan produktifitas atau jumlah hasil panen. Hasil dari analisis sensitifitas adalah sesuai tabel berikut :
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Cash Inflow
Laba Operasional *(1-tax) (32.052.396.000) 51.664.853.134 51.579.699.016 51.221.706.805 48.374.021.697 50.774.102.033 50.328.848.553 49.905.856.581 50.127.540.910 46.422.883.171 Biaya Penyusutan 336.850.000 336.850.000 336.850.000 336.850.000 336.850.000 79.850.000 79.850.000 79.850.000 79.850.000 79.850.000 Nilai Sisa FA Total Inflow 0(31.715.546.000) 52.001.703.134 51.916.549.016 51.558.556.805 48.710.871.697 50.853.952.033 50.408.698.553 49.985.706.581 50.207.390.910 46.502.733.171 Cash Outflow Fixed Asset 152.738.500.000 Incremental WC 19.174.166.667 8.148.958.333 21.875.000 0 -337.500.000 337.500.000 0 0 0 -337.500.000 Total OutFlow 152.738.500.000 19.174.166.667 8.148.958.333 21.875.000 0 -337.500.000 337.500.000 0 0 0 -337.500.000 Net CashFlow (152.738.500.000) (50.889.712.667) 43.852.744.800 51.894.674.016 51.558.556.805 49.048.371.697 50.516.452.033 50.408.698.553 49.985.706.581 50.207.390.910 46.840.233.171 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PVIF 1,0000 0,9292 0,8634 0,8023 0,7455 0,6927 0,6436 0,5981 0,5557 0,5164 0,4798 PV (152.738.500.000) (47.286.482.686) 37.862.632.503 41.633.586.552 38.435.169.575 33.975.014.890 32.514.337.881 30.147.726.801 27.778.061.420 25.925.716.276 22.474.455.115 NPV 239.059.160.012(152.738.500.000) (200.024.982.686) (162.162.350.183) (120.528.763.631) (82.093.594.056) (48.118.579.166) (15.604.241.285) 14.543.485.516 42.321.546.936 68.247.263.211 90.721.718.326 IRR 20% Payback Period 5,14 Profitability Index 4,5 Net B/C 4,38 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 Cash Inflow
Laba Operasional *(1-tax) 48.405.571.410 48.491.286.611 47.157.935.826 46.447.931.585 43.835.692.192 44.827.592.492 43.904.409.638 43.578.763.344 41.795.050.061 38.071.870.444 Biaya Penyusutan 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 65.500.000 Nilai Sisa FA Total Inflow 48.471.071.410 48.556.786.611 47.223.435.826 46.513.431.585 43.901.192.192 44.893.092.492 43.969.909.638 43.644.263.344 41.860.550.061 38.137.370.444 Cash Outflow Fixed Asset Incremental WC 337.500.000 0 0 0 -337.500.000 337.500.000 0 0 0 -337.500.000 Total OutFlow 337.500.000 0 0 0 -337.500.000 337.500.000 0 0 0 -337.500.000 Net CashFlow 48.133.571.410 48.556.786.611 47.223.435.826 46.513.431.585 44.238.692.192 44.555.592.492 43.969.909.638 43.644.263.344 41.860.550.061 38.474.870.444 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 PVIF 0,4458 0,4143 0,3849 0,3577 0,3324 0,3088 0,2870 0,2666 0,2478 0,2302 PV 21.459.777.846 20.115.650.705 18.178.110.603 16.637.058.870 14.703.051.011 13.759.872.821 12.617.542.668 11.637.331.045 10.371.418.628 8.857.627.489 NPV 239.059.160.012 112.181.496.172 132.297.146.877 150.475.257.480 167.112.316.350 181.815.367.361 195.575.240.182 208.192.782.850 219.830.113.895 230.201.532.523 239.059.160.012 IRR 20% Payback Period 5,14 Profitability Index 4,5 Net B/C 4,38
Tabel 4.5.: Analisis Sensitivitas perubahan Faktor Produksi terhadap NPV,IRR, PP,PI, dan Net B/C dengan rate 6.65%
Tabel 4.6.: Analisis Sensitivitas perubahan Faktor Produksi terhadap NPV,IRR, PP,PI, dan Net B/C dengan rate 7.62%
5. Pembahasan
5.1. Analisis Finansial Kelayakan Proyek
Sesuai tinjauan teori mengenai analisis kelayakan proyek/usaha, suatu proyek/usaha dinyatakan layak apabila memenuhi kriteria kelayakan proyek yaitu NPV > 0, IRR > dari rate yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas bersih proyek, PI > 1, Net B/C kurang lebih sama dengan PI, yaitu rasio benefit dan cost dari proyek tersebut, yang hasilnya juga harus >1, dan payback period harus lebih cepat dibanding umur proyek yang dalam penelitian ini adalah 20 tahun. Berdasarkan hasil pada tabel 4.3 dan 4.4 dimana NPV sebesar 274,886,763,617 dan 239,059,160,012, IRR adalah 20%, PI adalah sebesar 4,5, Net B/C sebesar 4,38, dan Payback Period dari proyek adalah 5 tahun 2 bulan, maka proyek ini layak untuk diterima/dilanjutkan oleh PT.Usaha Tani Sejahtera, meskipun dengan kondisi harga
Harga Pupuk Bahan Bakar Fixed Asset Upah/Gaji Produktivitas Produktivitas Produktivitas Uraian Asumsi Awal Asumsi kenaikan Asumsi Kenaikan Asumsi Kenaikan Asumsi Kenaikan Asumsi penurunan
Asumsi penurunan
Asumsi penurunan Harga bahan baku (pupuk KCL) 10500 14% (12000)
Harga bahan bakar (solar) 11200 100% (22400)
kenaikan mark up investasi FA 0% 7%
Kenaikan upah/gaji 7% 3%
Produktifitas 35 30 ton 22,5 ton 22,1 ton
NPV 274.886.763.617,20 264.692.139.027,01 271.542.031.905,71 266.718.893.724,14 265.957.383.297,48 169.891.205.141,48 10.657.648.794 671.077.668
IRR 20,10% 19,65% 19,98% 19,18% 19,91% 15,59% 7% 6,69%
Payback Period 5,14 5,24 5,17 5,33 5,15 6,24 9,94 10
Profitability Index 4,50 4,38 4,46 4,17 4,35 3,19 1,2 1,09
jual singkong yang ditentukan oleh pihak pabrik yaitu sebesar Rp.650,-/kg singkong. Perubahan rate yang digunakan hanya berpengaruh terhadap perubahan nilai NPV. Sementara nilai IRR, PI dan payback period adalah tetap.
5.2. Analisis Sensitivitas
Setelah Proyek dinyatakan layak, Analisis sensitivitas perlu dilakukan untuk melihat seberapa sensitif kelayakan proyek terhadap perubahan faktor-faktor produksi yang tidak dapat dikendalikan manajemen. Hal ini dilakukan mengingat setiap proyek mengandung ketidakpastian akan apa yang bisa terjadi di masa yang akan datang9. Faktor-faktor yang diuji adalah kenaikan harga pupuk, kenaikan harga bahan bakar, kenaikan nilai fixed asset, kenaikan upah/gaji, dan penurunan produktifitas atau jumlah hasil panen. Pada penelitian ini, karena harga jual telah ditetapkan oleh pihak pabrik, maka variabel tersebut tidak diuji dalam analisis sensitivitas. Kenaikan harga bahan bakar diambil contoh kenaikan harga solar karena memberikan kontribusi besar dalam biaya bahan bakar dibandingkan bensin. Kenaikan bahan baku juga diambil kenaikan pupuk KCL saja, karena memberikan kontribusi biaya pembelian pupuk yang terbesar diantara pupuk lainnya. Satu variabel lagi yang sangat penting adalah jumlah hasil panen, karena besar tonase mempengaruhi pendapatan penjualan bagi PT.UTS.
Pada tabel 4.5 dan 4.6 diatas, dapat dilihat analisis sensitivitas beberapa faktor produksi perkebunan UTS terhadap kriteria kelayakan proyek yaitu NPV, IRR, PP, PI dan Net B/C. Dari hasilnya dapat disimpulkan bahwa kebun UTS paling sensitif terhadap penurunan hasil produksi (jumlah hasil panen). Sedangkan faktor kenaikan bahan bakar paling tidak berpengaruh terhadap perubahan jumlah NPV, sehingga bisa dikatakan kebun PT.UTS tidak sensitif terhadap perubahan kenaikan bahan bakar.
Pada hasil analisis sensitivitas dengan menggunakan rate 6.65%, penurunan jumlah panen sebanyak 5 ton saja (dari asumsi awal 35 ton menjadi 30 ton) memberi penurunan pada NPV sebesar 169.891.205.141,48. Ketika jumlah panen dicoba diturunkan lagi menjadi 22,5 ton, nilai NPV berubah menjadi 10.657.648.794. Angka tersebut diambil berdasarkan keterangan kepala kebun PT.UTS bahwa kebunnya pernah mengalami penurunan jumlah hasil panen sampai dengan 22 ton. Batas maksimal penurunan jumlah panen adalah 22,1 ton, dibawah jumlah itu akan merubah nilai NPV menjadi negatif.
Pada perhitungan analisis sensitivitas dengan menggunakan rate WACC, perubahan pada penurunan produktifitas menjadi 22,5 ton, merubah NPV menjadi negatif. Sehingga apabila perhitungan kelayakan menggunakan rate WACC sebesar 7.62%, dengan jumlah hasil
panen 22,5 ton, proyek menjadi tidak layak. Tidak seperti hasil analisis sensitivitas sebelumnya dengan menggunakan rate suku bunga deposito sebesar 6.65%, dimana penurunan jumlah hasil panen sebesar 22,5 ton hanya mengurangi nilai NPV saja, dengan kata lain proyek masih menghasilkan, tidak merubah proyek menjadi tidak layak. Batas maksimal penurunan jumlah panen tidak lagi sebesar 22.1 ton, akan tetapi menjadi 22,7 ton.
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian kriteria kelayakan yang dibuat sebelumnya, terbukti bahwa investasi pembelian lahan dan budidaya yang akan dilakukan PT.UTS layak untuk dilakukan. Bahkan dengan harga yang ditetapkan pihak pabrik sebesar Rp.650,00/kg, masih dapat memberikan nilai NPV sebesar 274.886.763.617, IRR sebesar 20%, Profitability index sebesar 4,5 (>1), Net B/C sebesar 4,38, dan periode pengembalian investasi 5 tahun 2 bulan.
Apabila PT.UTS dapat menjual harga sesuai harga pasar yang sekarang mencapai Rp.850,00/kg, menaikkan NPV menjadi sebesar 552.990.195.363; IRR naik menjadi 31%; sehingga masa pengembalian investasi juga menjadi lebih singkat yaitu tiga tahun tujuh bulan. Akan tetapi, apabila dilihat penetapan harga jual oleh pabrik juga melindungi PT.UTS, apabila pada kondisi real terjadi penurunan harga singkong di pasar.
Pada penelitian ini dilakukan juga pengujian kriteria kelayakan proyek dengan menggunakan discount rate yang diambil dari weighted average cost of capitalnya yaitu sebesar 7.62%. Pengujian tersebut menghasilkan NPV sebesar 239,059,160,012; IRR sebesar 20%; Payback Period selama 5 tahun 2 bulan; profitability index sebesar 4,5 dan Net B/C sebesar 4.38. Semakin tinggi IRR dibandingkan dengan biaya modalnya (WACC), semakin baik usaha tersebut untuk dipilih10.
Dari Hasil analisis sensitivitas, proyek ini tidak peka terhadap tiga dari lima variabel yang diuji, yaitu Harga bahan bakar, kenaikan nilai Fixed asset, dan kenaikan upah gaji. Akan tetapi peka terhadap perubahan Harga pupuk (bahan baku) dan penurunan jumlah produksi singkong (hasil panen). Tingkat penurunan atau kenaikan Harga pupuk dan jumlah hasil panen membawa perubahan pada nilai NPV. Terutama untuk jumlah hasil panen karena sepenuhnya bergantung terhadap perlakuan budidaya tanaman singkong. Termasuk di dalamnya pemberian pupuk. Selain itu, perlakuan tanaman memilik banyak faktor resiko yang dapat menyebabkan penurunan jumlah hasil panen. seperti serangan hama dan gulma, kondisi cuaca ekstrem, dan faktor-faktor budidaya lainnya.
7. Saran
Saran yang dapat diberikan bagi manajemen PT.UTS adalah agar mempertahankan produktifitas hasil perkebunan singkongnya, dengan lebih memperhatikan faktor-faktor dalam melakukan budidaya singkong agar hasil panen maksimal. Angka 35 ton per hektar bukan tidak mungkin untuk ditingkatkan menjadi 40 ton per hektar, agar proyek mendapatkan keuntungan yang maksimal. Perlu diwaspadai juga untuk mempertahankan produktifitasnya di angka 22,7 ton, dibawah itu, proyek akan menjadi tidak layak.
Departemen Keuangan dan Administrasi PT.UTS agar lebih memperhatikan penyimpanan data keuangan dengan lebih baik. Sebaiknya data yang dibuat secara manual dapat lebih tertata, sehingga dapat dilihat kembali di masa yang akan datang sebagai referensi. Kesadaran akan pentingnya sumber data keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan tampaknya perlu ditingkatkan, apalagi mengingat akan masuknya investor yang tentunya menginginkan keuntungan maksimal.
Apabila PT.UTS memutuskan untuk menerima tawaran pihak Pabrik untuk berinvestasi membeli lahan dan budidaya, maka perlu dilihat kembali klausul dalam perjanjian yang menguntungkan kedua belah pihak. Salah satunya, pihak pabrik perlu mengetahui batas atas harga pembelian singkong. Seberapa tinggi pihak pabrik mampu membeli singkong dari PT.UTS. Hal tersebut berkaitan dengan kepekaan proyek ini terhadap jumlah hasil panen yang sangat terpengaruh oleh faktor yang tidak dapat dikendalikan yaitu alam. Dan juga mengingat PT.UTS pernah mengalami penurunan hasil panen sampai dengan 22 ton, yang membuat NPV menjadi negatif, maka diperlukan pengecualian terhadap kondisi tersebut terhadap kesepakatan harga jual, sehingga pihak PT.UTS tetap dapat beroperasi dan memiliki keuntungan, tanpa merugikan pihak pabrik.
Daftar Referensi
Adelman, Philip J., Marks, Alan M.(2007).Entrepreneurial Finance (4th ed.).New Jersey :Pearson Prentice Hall.
Cooper, Donald R., Schindler, Pamela S.(2008).Business Research Methods(10th ed.).New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Djajadiningrat, Surna Tjahja; dkk.(2011).Ekonomi Hijau/Green Economy. Bandung: Rekayasa Sains.
Gray, Clive; et al.(2002).Pengantar Evaluasi Proyek (2nd ed.).Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
The Pembina Institute, Energy Source : Bioenergy, (n.d.).
http://www.pembina.org/re/sources/bio-energy
Prihandana, Rama; dkk.(2007). Bioetanol Ubi Kayu : Bahan Bakar Masa Depan. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Ross, Stephen A., Westerfield, Randolph W., Jordan, Bradford D.(2008). Corporate Finance Fundamentals(8th ed.).New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Zubir, Zalmi, SE., MBA.(2006).Studi Kelayakan Usaha. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
www.bps.go.id www.bi.go.id www.pusatdata.kontan.co.id www.bca.co.id/id/kurs-sukubunga/suku-bunga/suku-bunga_landing.jsp