• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMK NEGERI 1 TANAH GROGOT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMK NEGERI 1 TANAH GROGOT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

370

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMK NEGERI 1

TANAH GROGOT

Hasanul Muqfy*1, Yusuf Suharto*2, Muhammad Husnur Rofiq*3 Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto, Indonesia

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

Abstract

The aim of research (1) to know the learning strategy of Islamic education, (2) to know the inhibiting factors and support and (3) to know the Solutions to overcome obstacles in the implementation of Islamic education learning strategies as formation of students character at State Vocational High School 1 Tanah Grogot. With the type of research descriptive-qualitative, technique of data collection more focus to interviews, observation and documentation. The results of research showed that (1) Learning Strategies in forming the character of students who regulate learning in the classroom by creating a comfortable/conducive atmosphere, conditioning students physically and psychologically, adjusting the level of material, and providing materials that are slightly in accordance with those appropriate to students. Develop character values to students. (2) Supporting factors in character that supports complete facilities and relatively complete infrastructure, useful programs (Duha prayer, Zuhr prayer in congregation, infaq / Friday of charity, majelis taklim, tahsinul Quran and other extracurricular). Inhibiting factors are students' internal factors and external factors are environmental factors and social influences. (3) The solution to overcoming this obstacle is to apply the points of overcoming coverage and guidance by the student body and teachers provide other solutions in learning that allow teachers who are professional and can manage their time and become role models.

Keywords: Implementation, Learning Strategies, Islamic Education.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (2) untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung serta (3) untuk mengetahui solusi mengatasi hambatan dalam implementasi strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai pembentukan karakter siswa di SMK Negeri 1 Tanah Grogot. Dengan jenis penelitian deskriptif-kualitatif, teknik pengumpulan data lebih fokus kepada wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Strategi Pembelajaran dalam pembentukan karakter siswa ketika pembelajaran di kelas dengan membuat membuat suasana nyaman/kondusif, mengondisikan fisik dan psikis siswa, menyesuaikan tingkat materi, dan menyampaikan materi sedikit demi sedikit sesuai dengan pemahaman siswa. Menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter pada diri siswa.(2) Faktor pendukung dalam pembentukan karakter diantaranya ialah dengan fasilitas yang memadai serta sarana dan prasarana yang relatif lengkap, program yang bermanfaat (salat Duha, salat Zuhur berjamaah, infak/Jumat amal, majelis taklim, tahsinul

(2)

371

Quran dan ekskul lainnya). Adapun faktor penghambat ialah faktor internal yakni siswa itu sendiri dan faktor eksternal ialah faktor lingkungan dan pengaruh pergaulan. (3) Solusi untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan penerapan poin pelanggaran disertai pengarahan dan bimbingan oleh waka kesiswaan dan guru-guru bersangkutan solusi lainnya dalam pembelajaran ialah menjadikan guru yang profesional serta dapat memanajemen waktu dan menjadi suri tauladan.

Kata Kunci: Implementasi, Strategi Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam.

INTRODUCTION

Pendidikan adalah suatu kebutuhan dirasa untuk perlu dipenuhi masyarakat dalam pembentukan karakter suatu bangsa. Seiring berkembangnya zaman, pendidikan menjadi hal yang mendasar dalam meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Pendidikan terus berkembang di era globalisasi ini, tumbuh dinamis di lingkungan masyarakat, oleh karena itu berbagai hal inovatif dalam meningkatkan kualitas pendidikan terus dilakukan demi menyempurnakan sistem pendidikan yang telah ada dan agar suatu bangsa mampu dalam berkompetisi dalam masyarakat global. Pendidikan sangatlah berperan penting, khususnya dalam pembentukan karakter.(Rahmat Rahmat, 2018)

Pendidikan dalam membentuk karakter siswa sudah menjadi pembicaraan ramai dalam dunia pendidikan. Pendidikan karakter adalah sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter siswa.(Cahyo, 2017, p. 17) Berbagai macam permasalahan mengenai karakter bermunculan, seperti meningkatnya kekerasan yang terjadi di lingkungan remaja, dengan orang yang lebih tua usianya menggunakan kata-kata yang tidak pantas, kurangnya sopan santun kepada orang tua dan guru, pergaulan bebas, penggunaan minuman beralkohol dan lain sebagainya yang menjadikan pendidikan itu perlu mendapatkan perhatian khusus tidak hanya dari guru, tetapi juga orang tua dan pemerintah.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.(Kemendikbud, 2003) Tujuan pendidikan negara Indonesia seperti yang disebutkan di atas adalah menjadikan anak didik yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan beriman. Dalam mewujudkannya maka diperlukan

(3)

372

kurikulum yang mendukung ke arah tercapainya peserta didik beriman dan bertakwa, yaitu dengan diajarkannya pelajaran Pendidikan Agama Islam pada semua sekolah yang di dalamnya terdapat anak didik muslim. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 37 yang menjelaskan bahwa mata pelajaran pendidikan agama menjadi salah satu pelajaran wajib ada di pendidikan dasar dan menengah.(Kemendikbud, 2003) Pendidikan agama khususnya Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta ada peranan yang ditonjolkan untuk mengajarkan kepada anak didiknya menjadi manusia taat dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Maka dalam kehidupan siswa harus diintegrasikan dengan pendidikan agama, karena Pendidikan Agama Islam sebagai satu proses ikhtiar yang mengandung ciri dan watak khusus, yaitu proses penanaman, pengembangan dan pemantapan nilai-nilai keimanan yang menjadi dasar mental – spiritual manusia di mana sikap dan tingkah lakunya termanifestasikan menurut kaidah-kaidah agamanya. Nilai-nilai keimanan seseorang adalah keseluruhan pribadi yang menyatakan diri dalam bentuk tingkah laku lahiriah dan rohaniah dan ia merupakan tenaga pendorong/penegak yang fundamental bagi tingkah laku seseorang.

Untuk menanamkan perilaku yang sesuai dengan keberagaman terhadap peserta didik, maka sangat diharapkan kepada setiap lembaga pendidikan untuk memberikan pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun besar kecilnya pengaruh yang dimaksud sangat erat pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai keagamaan secara serius. Sebab pendidikan agama pada hakikatnya merupakan pendidikan nilai. Dengan demikian pendidikan agama lebih difokuskan pada bagaimana membentuk kebiasaan karakter yang selaras dengan tuntunan agama. Pendidikan Agama Islam sangat diharapkan bisa mendidik manusia sehingga selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.(Ainiyah, 2013, p. 26).

Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak

(4)

373

saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain.(Nurkholis, 2013, p. 26) Pendidikan yang hanya berpacu dalam hal aspek kognitif saja dan kurang dalam hal aspek afektif serta penanaman nilai-nilai karakter akan menimbulkan berbagai macam permasalahan di kalangan siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin meningkatnya berbagai permasalahan yang muncul dan semakin menurunnya nilai-nilai karakter pada siswa seperti sering terjadinya berbagai tindak kekerasan antar siswa, bullying, tindak asusila, pemakaian narkoba dan lain sebagainya. Dalam hal ini, pendidikan karakter dianggap sebagai sebuah solusi dalam menghadapi permasalahan penurunan moral dan karakter para generasi penerus bangsa, terutama pelajar.

Pendidikan karakter berupaya untuk menumbuhkan pola kebiasaan yang baik kepada murid supaya dapat berperilaku dan melakukan tindakan yang sesuai dengan nilai kebudayaan dan karakter bangsa. Ada 18 nilai karakter sebagai berikut: (1) religius, (2) jujur, (3) menghargai prestasi, (4) semangat kebangsaan, (5) mandiri, (6) bersahabat/komunikatif, (7) peduli lingkungan, (8) tanggung jawab, (9) gemar membaca, (10) disiplin, (11) peduli sosial, (12) toleransi, (13) kreatif, (14) cinta damai, (15) rasa ingin tahu, (16) kerja keras, (17) cinta tanah air dan (18) demokrasi.(Kementerian Pendidikan Nasional, 2011, p. 8) Di antara nilai-nilai karakter tersebut mungkin tidak semuanya dapat diterapkan. Akan tetapi, ada beberapa nilai-nilai yang diprioritaskan yang mana akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa dan lingkungan sekitar.

Konsep pendidikan karakter adalah menghasilkan generasi yang berakhlak terpuji (mulia), menjadi pribadi yang menjalankan segala perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya (bertakwa) dan sesuai dengan karakter siswa dengan norma yang berlaku di kehidupan sosial masyarakat, bisa membedakan perbuatan baik/buruk, benar ataupun salah. Terdapat penambahan nilai Islami yang akan menjadi ciri khusus yang ingin ditampakkan dalam pendidikan karakter tersebut. Meskipun begitu nilai karakter Islami yang ingin ditampakkan nanti tidak ada perbedaan yang jauh dibandingkan nilai karakter yang telah diformulasikan oleh pemerintah Dari aspek ruang lingkup, karakter Islam terbagi dua, yakni karakter kepada Khaliq (Allah Ta’ala) dan karakter kepada makhluq (makhluk). Karakter kepada makhluk dibagi lebih rinci lagi, seperti karakter terhadap diri sendiri, karakter kepada sesama insan, serta karakter terhadap lingkungan (alam).(Nuryanto, 2016)

(5)

374

Untuk menggapai keberhasilan dalam dunia pendidikan haruslah mempunyai proses yang benar, karena proses pembelajaran yang benar akan menuntun keberhasilan hasil belajar, meskipun hasil belajar itu sendiri bukanlah tujuan esensi dari kegiatan belajar mengajar. Adanya standar proses dalam proses pembelajaran mutlak ada dalam proses belajar.(Budiman, 2013, p. 61) Tidak cukup itu saja strategi yang digunakan dalam pembelajaran pun harus benar-benar matang dalam penerapannya. Tidak sekedar belajar melainkan harus ada strategi pengamalan hasil pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun luar sekolah, harus ada proses evaluasi dan tindak lanjut dari proses tersebut.

METHOD

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dilaksanakan dengan proses induktif (dari konsep khusus ke umum), konseptualisasi, kategorisasi dan deskripsi dengan mengembangkan atas dasar masalah yang terjadi di lapangan. Jenis penelitian lapangan (field research), yakni penelitian dilakukan secara langsung ke lapangan atau informan.(Sangadj & Sopiah, 2010, p. 28) Dengan metode studi kasus sebagai salah satu pendekatan deskriptif, yakni penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci, dan mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit.(Arikunto, 2010, p. 21)

Informan dalam penelitian ini ialah Bapak Kepala Sekolah, Ujang Mulyana, S.P.,M.M., Bapak Yos Rizaldy Novianto, S. Pd. sebagai wakil kepala sekolah urusan kesiswaan dan guru PAI, Bapak Asep Saepudin, S. Pd. I dan Bapak Muhammad Irham, S. Pd. dengan menggunakan teknik pengumpulan data berfokus pada teknik wawancara, kemudian observasi dan dokumentasi.

RESULTS AND DISCUSSIONS

1. Implementasi Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Karakter Siswa di SMK Negeri 1 Tanah Grogot

Pada hakikatnya strategi pembelajaran ialah suatu kegiatan yang telah direncanakan dengan memanfaatkan sumber daya yang telah ada digunakan untuk pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Di SMKN 1 Tanah Grogot ini, strategi yang digunakan dalam pembentukan karakter siswa, sebagaimana yang telah

(6)

375

disampaikan oleh salah satu guru bahwa dalam mengajar strategi yang beliau gunakan ada empat, yakni membuat suasana kelas menjadi kondusif dan nyaman, mengondisikan fisik dan psikis siswa, menyesuaikan tingkat materi, dan menyampaikan materi sedikit demi sedikit sesuai dengan pemahaman siswa.

Nilai-nilai yang ditanamkan oleh guru dalam strateginya ialah sikap disiplin, toleransi yang begitu tinggi, peduli terhadap sesama, berjiwa gotong-royong, memiliki keikhlasan hati dan kejujuran.

2. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pembentukan Karakter Siswa di SMK Negeri 1 Tanah Grogot

Untuk membentuk karakter tidak begitu saja akan tetapi ada faktor yang memengaruhinya. Faktor tersebut ialah faktor pendukung dan penghambat. Sebagaimana dalam pembentukan karakter di SMK Negeri 1 Tanah Grogot terdapat dua faktor tersebut.

a. Faktor Penghambat

Pembentukan karakter di SMKN 1 Tanah Grogot terdapat faktor yang menghambat, yakni faktor internal itu sendiri ialah siswa dengan kebiasaannya yang belum terarah dan faktor eksternal ialah lingkungan di mana siswa itu berada serta pengaruh dari pergaulan dia sekitarnya. Hal ini sejalan dengan Hamzah Ya’kub dalam Lailiyah dan Badi’ah faktor internal ialah faktor yang berasal dari diri sendiri, yaitu kebiasaan. Dan juga faktor eksternal yakni lingkungan, di mana individu itu melakukan interaksi antar individu dengan lingkungannya. Interaksi itulah yang menjadikan perubahan diri individu yang menyebabkan perubahan tingkah laku baik buruknya seseorang. Telah disebutkan oleh waka kesiswaan bahwa siswa terkadang susah diatur dan mereka melakukan pelanggaran juga karena kebiasaannya yang belum terarah serta pergaulan dengan temannya yang kurang baik. Hal ini akan menghambat pembentukan karakter.

b. Faktor Pendukung

Faktor pendukung SMKN 1 Tanah Grogot dalam membentuk karakter sebagaimana yang telah dijelaskan salah satu guru PAI yaitu fasilitas yang memadai, lingkungan yang baik, dan guru yang profesional. Dengan fasilitas yang memadai maka itu akan mendukung pekerjaan membentuk karakter siswa, adapun fasilitas yang tersedia di SMKN 1 Tanah Grogot seperti lapangan yang luas, kantin, ruang

(7)

376

ibadah/masjid; memiliki sarana dan prasarana yang relatif lengkap: pintu gerbang, parkiran, pagar yang dibuat tinggi, ruang kelas lantai dua dan tempat praktek/laboratorium/bengkel sesuai dengan jurusannya, tersedia juga perpustakaan dengan buku lengkap sesuai dengan mata pelajaran yang ada sehingga memudahkan siswa tidak perlu lagi membeli begitu banyak buku, kalaupun perlu itu sesuai dengan kebutuhan siswa untuk belajar. Pihak sekolah pun mengadakan program untuk mendukung proses pembentukan karakter siswa seperti:

a) Salat Duha, Salat Zuhur berjamaah

Di SMKN 1 Tanah Grogot diwajibkan untuk salat Zuhur berjamaah, kemudian ketika pagi setelah istirahat mereka dianjurkan untuk salat Duha. Untuk salat Zuhur berjamaah, guru dan siswa melaksanakan salat berjamaah di Masjid Nurul Hidayah. b) Berinfak

Program berinfak atau yang lebih dikenal dengan Jumat amal adalah program yang dijalankan oleh OSIS disertai koordinasi dengan guru PAI. OSIS berkeliling tiap-tiap kelas untuk menjalankan program Jumat amal. Hal ini bertujuan untuk membangun rasa jiwa sosial mereka dan keikhlasan hati dalam beramal.

c) Majelis Taklim

Majelis Taklim yang termasuk dalam salah satu ekstrakurikuler wajib yang diadakan setiap seminggu sekali tepatnya pada hari Jumat bada Asar di Masjid Nurul Hidayah.

d) Tahsinul Quran

Program tahsinul Quran ini tergolong program yang baru. Dalam rangka memperbaiki bacaan Quran siswa dan siswi.

e) Ekstrakurikuler lainnya

Terdapat banyak ekstrakurikuler di SMKN 1 Tanah Grogot, seperti: Pramuka, OSIS, Marching Band, PMR, Paduan Suara, English Club, dan kegiatan kebugaran lainnya seperti bos voli, basket, badminton.

3. Solusi Mengatasi Hambatan dalam Pembentukan Karakter Siswa di SMK Negeri 1 Tanah Grogot

Ada hambatan maka ada solusi untuk mengatasinya. Solusi yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam pembentukan karakter seperti yang telah dijelaskan pada bagian penyajian data bahwa solusi untuk mengatasi hambatan yang

(8)

377

ada yakni dengan melaksanakan bimbingan dan pengarahan bagi siswa yang kedapatan melanggar aturan sekolah dan dikenakan poin pelanggaran. Kemudian juga solusi lainnya ialah guru yang profesional dalam memanajemen waktu sehingga untuk membentuk karakter siswa menjadi lebih mudah karena guru tersebut yang menjadi suri tauladan kepada siswanya. Dengan demikian, segala strategi, metode, faktor pendukung dan solusi yang dilakukan tidak lain untuk membentuk karakter dan menjadikan siswa yang berkualitas dan berprestasi, yang mana karakter yang baik akan disenangi oleh banyak orang meskipun ada sedikit bagian yang kurang menyenangi karakter baik itu. Karakter baik yang dimiliki akan bermanfaat bagi dirinya dan orang sekitarnya.

CONCLUSION

Strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai pembentukan karakter siswa di SMK Negeri 1 Tanah Grogot adalah (1) Ketika pembelajaran di kelas dengan membuat membuat suasana nyaman/kondusif, (2) Mengondisikan fisik dan psikis siswa, (3) Menyesuaikan tingkat materi, dan (4) Menyampaikan materi sedikit demi sedikit sesuai dengan pemahaman siswa, serta (5) Menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter pada diri siswa.

a. Faktor pendukung dalam pembentukan karakter diantaranya ialah dengan fasilitas yang memadai serta sarana dan prasarana yang relatif lengkap, program yang bermanfaat (salat Duha, salat Zuhur berjamaah, infak/Jumat amal, majelis taklim, tahsinul Quran dan ekskul lainnya). Adapun faktor penghambat ialah faktor internal yakni siswa itu sendiri dan faktor eksternal ialah faktor lingkungan dan pengaruh pergaulan.

b. Solusi untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan penerapan poin pelanggaran disertai pengarahan dan bimbingan oleh waka kesiswaan dan guru-guru bersangkutan solusi lainnya dalam pembelajaran ialah menjadikan guru yang profesional serta dapat memanajemen waktu dan menjadi suri tauladan.

REFERENCES

(9)

378

13(1).

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rinneka Cipta.

Badi’ah, L. dan. (2019). Problematika Pembentukan Karakter Islami Peserta Didik di MTs Islamiyah Bulurejo Damarwulan Kepung Kediri. Ta’lim: Jurnal Studi

Pendidikan Islam, 2(1), 1–21.

Budiman, A. (2013). Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangung Karakter Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. At-Ta’dib, 8(1).

Cahyo, E. D. (2017). Pendidikan Karakter Guna Menanggulangi Dekadensi Moral Yang Terjadi Pada Siswa Sekolah Dasar. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar

Kampus Cibiru, 9(1), 16.

Daradjat, Z. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Indonesia: Bumi Aksara.

Hamid, H., & Saebani, B. A. (2013). Pendidikan Karakter Perspektif Islam (I). Bandung: CV. Pustaka Setia.

HW, T. W. G. (2014). Filsafat Pendidikan: Mazhab-Mazhab Filsafat Pendidikan (II). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kamil, G. (2015). Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Sosiologi. Tingkap, XI(1), 54–66.

Kemendikbud. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. , Pub. L. No. 20 (2003). Indonesia.

Kementerian Agama RI. (2011). Pedoman Pengembangan Standar Isi Pendidikan

Agama Islam. Jakarta: Kemenag RI.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Khakim, A. (2018). Konsep Pendidikan Islam Perspektif Muhaimin. Jurnal Al-Makrifat,

3(2), 111–129.

Majid, A. (2017). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (n.d.). Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah.

Nurkholis. (2013). Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal

Kependidikan, 1(1), 24–44.

(10)

379

“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” 2016.

Pusat Bahasa Kemdikbud. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ). Kementerian

Pendidikan Dan Budaya, 4.

Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. (2016). Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

R, M. D., & Qodriah, L. (2018). Lingkungan Pendidikan Islami dan Hubungannya dengan Minat Belajar PAI Siswa SMA Negerti 10 Bogor. Edukasi Islami : Jurnal

Pendidikan Islam, 7(02), 195. https://doi.org/10.30868/ei.v7i2.276

Rahmat. (2016). MODULAR SYSTEM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SEKOLAH. Jurnal Tribakti, 27(2), 348–364. Retrieved from https://www.ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/tribakti/article/view/273

Rahmat. (2019). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural (1st ed.; Diah, ed.). Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA. Retrieved from https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=fWPtDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=

PR5&dq=info:9RF64ZqThM0J:scholar.google.com&ots=3skj- z0qMp&sig=QefJsODfN75FMMfIl6Tm-SBvGS0&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Rahmat Rahmat. (2018). Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berlandaskan Nilai-Nilai Karakter di Sekolah Dasar Laboratorium Universitas Negeri Malang. Tarbiyatuna, 2(2), 1–18. Retrieved from http://ejournal.iaiibrahimy.ac.id/index.php/tarbiyatuna/article/view/158

Ramadhanti, M., Sumantri, M. S., & Edwita. (2019). Pembentukan karakter dalam pembelajaran BCCT (Beyond Center and Circle Time). Jurnal Educate, 4(1), 5–10. Sangadj, E. M., & Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi.

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Setiawati, N. A. (2017). Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Pembentukan Karakter Bangsa. Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan, 1(1), 348–352.

(11)

380

Islam, 02(02). https://doi.org/10.16309/j.cnki.issn.1007-1776.2003.03.004

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D) (26th ed.). Bandung: Alfabeta.

Suhada. (2017). Lingkungan Pendidikan dalam Perspektif al-Qur’an. Hikmah Journal of

Islamic Studies, XIII(1), 1–20.

Sunendar, I. dan. (2016). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yuliharti. (2018). Pembentukan Karakter Islam dalam Hadis dan Implikasinya Pada Jalur Pendidikan Non Formal. Potensia: Jurnal Kependidikan Islam, 4(2), 216–228. Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Apikasinya dalam

Referensi

Dokumen terkait

Ini berarti sebesar 57,5% pendapatan beternak kuda dapat dijelaskan oleh indikator motivasi yaitu motif ekonomi, motif pemanfaatan ternak yang dipelihara, motif sosial dan

PROGRAM STUDI KEAHLIAN: KEUANGAN KOMPETENSI KEAHLIAN: AKUNTANSI.. JUDUL BUKU:

Tanggung jawab sosial dalam perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap

Tidak dikirim oleh negara yang tidak terlibat dalam konflik bersenjata yang dimaksud. Jika membandingkan kriteria yang tercantum dalam Pasal 47 Protokol Tambahan

Pengawasan terhadap pegawai yang berjalan dengan baik maka akan mengurangi tingkat kesalahan pegawai, demikin pula dengan pemberian motivasi yang cukup baik akan

Pupuk TSP memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, jumlah ginofora, dan jumlah polong berisi per

Tema yang diharapkan pada Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli ini adalah arsitektur kontekstual harmoni dengan mengambil langgam Art Deco pada bangunannya

Pada grafik tampak bahwa sistem yang menggunakan R-22 dengan penambahan pre-cooling menunjukkan nilai nilai koefisien yang lebih besar yaitu rata-rata 4,788 apabila