• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Selain itu pariwisata juga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Selain itu pariwisata juga"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

18 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pariwisata

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta pelayanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Selain itu pariwisata juga disebutkan bahwa pariwisata merupakan sebuah perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, dari satu tempat ke tempat lain, dengan tujuan bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, melainkan semata-mata sebagai konsumen yang menikmatii perjalanan tersebut untuk memenuhi keinginan yang bermacam-macam. (Prasiasa,2013:7),

Pengertian secara menyeluruh tentang pariwisata yairu pergi Seacara Lengkap, Meninggalkan Rumah (kampung) untuk berkeliling secara terus-menerus.Ciri khas dari perjalanan pariwisata ialah dalam pengertian kepariwisataan terdapat beberapa factor penting yaitu sebagai berikut :

1. Perjalanan yang dilakukan unutk sementara waktu

2. Perjalanan yang dilakukan pada suatu tempat ke tempat lain 3. Perjalanan itu harus selalu dihubungkan dengan rekreasi

(2)

19 4. Orang yang melakukann perjalan tersebut tidsk mencari sedang nafkah ditempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut

Kepariwisataan itu sendiri adalah pengertian jamak yang artinya sebagai hal-hal yang berkaitan dengan pariwisata, yakni dalam bahasa inggris dikatan tourism. Dalam kegiatan kepariwisataan ini disebutkan sebagai subjek wisata yakni orang-orang yang melakukan perjalanan wisata dan objek wisata yang merupakan tujuan wisata

a. Pariwisata Alam

Pariwisata alam adalah sebuah bentuk kegiatan berpariwisatadan rekreasi yang memanfaatkan daya sumberdaya alam, baik dengan keadaan alami maupun setelah adanya budidaya, sehingga memungkinkan pengalaman dan pengethuan juga menumbuhkan cinta dan inspirasi terhadap alam (Anonymous, 1982 dalam Saragih, 1993).

Jackson (dalam Gde Pitana, 2005: 101) suatu daerah yang berkembang menjadi tujuan wisata dipengaruhi oleh beberapa hal penting, yaitu :

1. Menarik bagi pengunjung. 2. Atraksi dan fasilitas. 3. Lokasi yanggeografis.

4. Keberadaan jalur transportasi. 5. Stabilitas politik

(3)

20 7. Tidak ada batasan atau batasan dari pemerintah.

Suatu destinasi harus memiliki beberapa macam fasilitas untuk kebutuhan yang dibutuhkan oleh pengunjung sehingga kunjungan wisatawan dapat terpenuhi dan mereka merasa nyaman. Berbagai kebutuhan wisatawan termasuk yaotu, fasilitas transportasi, agen perjalanan, akomodasi, atraksi (budaya, reaksi, dan hiburan), layanan makanan, dan barang-barang oleh-oleh atau suvenir khas dari wisata mereka (Gde Pitana, 2005: 101).

b. Ciri-Ciri Pariwisata

Menurut gagasan Oka A.Yoeti (1996: 118) menjabarkan tentang ciri-ciri pariwisata adalah:

a. Perjalanan yang dilakukan hanya untuksementara waktu saja

b. Perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

c. Perjalanan tersebut walaupun apasaja bentuknya harus selalu dapat diikaitkan dengan berwisata atau rekreasi.

d. Orang yang melakukan perjalanan tidak sedang mencari nafkah ditempat yang dikunjungi dan hanya semata-mata yakni sebagai penikmat ditempat tersebut.

Berlandaskan ciri-ciri pariwisata di atas, maka bisa disimpulkan bahwa ciri-ciri pariwisata merupakan perjalanan dalam waktu tertentu dan juga dapat berpindah-pindah dari satu tempat pariwisata

(4)

21 ke tempat pariwisata yang lainnya dan dengan maksud untuk rekreasi atau berwisata.

c. Tujuan Pariwisata

Tujuan pariwisata diadakan sesuai dengan Pasal 4 UU No.10 Tahun 2009 di Muljadi (2010: 33), adalah :

a. Tingkatkan pertumbuhan ekonomi

b. Tingkatkan kesejahteraan rakyat

c. Memberantas kemiskinan

d. Mengatasi pengangguran

e. Melestarikan lingkungan alam, lingkungan dan sumber daya yang dimilikinya

f. Memajukan kebudayaan masyarakat sekitar

g. Mengangkat citra bangsa serta negara

h. Memupuk rasa cinta tanah air juga pada bangsa

i. Memperkukuh jati diri serta kesatuan bangsa dan negara, dan

j. Memperkuat persahabatan antar bangsa Berdasarkan beberapa tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pariwisata hanya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama bagi masyarakat setempat., kesejahteraan masyarakat setempat, dan untuk mengurangi kemiskinan masyarakat, untuk mempromosikan budaya lokal dan juga untuk melestarikan alam dan lingkungan. Bagi pengunjung atau wisatawan sendiri

(5)

22 tujuan mengadakan pariwisata untuk menyediakan tempat rekreasi atau liburan.

2.1.2 Strategi Pengelolaan Pariwisata

Destinasi pariwisata merupakan kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya Tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Karena satu destinasi pariwisata berada dalam satu atau lebih wilayah administratif serta melibatkan fasilitas dan aksesibilitas pariwisata sehingga pengelolaan pariwisata menjadi sebuah kebutuhan yang penting. Hal ini karena dalam pengelolaan pariwisata mencakup pemanfaatan sumberdaya yang tersedia melalui tahapan-tahapan yang bersifat terpadu untuk mcncapai tujuan-tujuan terkait dengan destinasi pariwisata yang meliputi tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian atau evaluasi baik untuk tingkat lokal, regional, dan nasional.

Pengertian strategi dan penggunaannya sangat penting untuk diaplikasikan dalam proses pengelolaan pariwisata.

Berdasarkan apa yang dikemukakan Yoeti, perencanaan adalah alat yang sangat penting untuk memberikan batasan atau arah dan tujuan dari kegiatan pengembangan pariwisata. Namun, dalam rencana yang berfokus pada tujuan jangka panjang dengan memperhitungkan penyesuaian kondisi terhadap perubahan di lingkungan internal dan eksternal untuk memprioritaskan lokasi sumber daya secara efektif, rencana tersebut

(6)

23 memerlukan strategi yang mendasarinya. Strategi pengembangan pariwisata dapat dianggap sebagai target tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan atau sumber daya mengenai kontribusi pariwisata (Chafid Fandeli, 2001:24).

Kemudian dalam pengelolaan serta manajemen memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut: Manajemen pariwisata sebenarnya adalah proses untuk memperbaiki dan meningkatkan sesuatu yang sudah ada. Manajemen pariwisata dapat dalam bentuk pengembangan, pemeliharaan dan pelestarian tanaman, fasilitas dan infrastruktur serta fasilitas lainnya. Manajemen pariwisata juga merupakan kegiatan pengembangan masyarakat dan daerah berdasarkan:

1. Mempromosikan standar kehidupan masyarakat sambil menjaga identitas lokal;

2. Meningkatkan tingkat pendapatan secara ekonomi dan distribusi didistribusikan secara merata kepada masyarakat;

3. Berorientasi pada pengembangan pariwisata skala kecil juga 4. sedang dengan penyerapan tenaga kerja yang besar dan

berorientasi pada teknologi koperasi; dan

Manfaatkan pariwisata secara optimal untuk berkontribusi pada tradisi Negara

(7)

24 a. Perencanaan (Planning)

Berdasarkan apa yang dinyatakan oleh GR Terry, perencanaan adalah tindakan menghubungkan dan memilih fakta dan membuat prediksi atau asumsi tentang masalah masa depan dan merumuskan proposal yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan (Iwan Purwanto, 2006: 45) sedangkan menurut Fayol perencanaan, yaitu pandangan ke depan di mana manajer berpikir tentang sumber daya apa yang mereka miliki (Azhar arsyad, 2002: 14). Manajer menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan melakukannya, dan siapa yang melakukannya. Dengan kata lain, perencanaan adalah pemilihan serangkaian kegiatan dan kemudian memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa (T.Hani Handoko, 2003:79) b. Pengorganisasian (organizing)

maka pemimpin atau manajer perlu merencanakan desain dan mengembangkannya dengan membentuk suatu organisasi yang akan melaksanakan semua keputusan yang telah direncanakan agar dapat dicapai sesuai dengan apa yang diinginkan. Menurutnya pengorganisasian Fayol adalah kegiatan yang berfokus pada "struktur kegiatan". Maka kita perlu berpikir siapa melakukan apa, kapan melakukannya dan bagaimana pekerjaan dilakukan

c. Penggerakan (actuating)

Setelah kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan itu dibagi-bagikan, maka tindakan berikutnya dari pimpinan adalah menggerakkan

(8)

25 mereka untuk segera melaksanakan kegiatan-kegiatan itu, sehingga apa yang menjadi tujuan benar-benar tercapai (Abd.Rosyad saleh, 1986:101) d. Pengawasan (controlling)

Fungsi terakhir dari pengelolaan atau manajemen sebagai fungsi adalag pengawasan. Tujuan utama dari pengawasa adalah mengusahakan agar yang direncanakan dapat menjadi kenyataan. Oleh karenanya agar sistem pengawasan itu benar-benar efektif artinya dapat merealisasi tujuannya, amka satu sistem pengawasan setidak-tidaknaya harus dapat dengan segera melaporkan adanya penyimpangan dari rencana (M. Manulang, 1982:171).

2.1.2 Berbasis Masyarakat (community based tourism)

Menurut Baskoro,BRA dan Rukendi Cecep (2008:43) community based tourismiberarti pengertian yang menekankan padapemberdayaan masyarakat untuk lebih memahami aset dan nilai-nilai mereka, seperti budaya, adat istiadat, masakan dan gaya hidup kuliner. Dalam konteks pengembangan pariwisata, komunitas atau kelompok menjadi daya tarik utama bagi pengalaman pariwisata. Sedangkan menurut Anstrand mejelaskan pariwisata berbasis masyarakat yakni sebagai pariwisata yang menempatkan dan memperhitungkan keberlanjutan lingkungan, social, serta budaya yang diatur serta dimiliki oleh komuntias dan untuk komunitas (Anstrand,2006:14). Anstrand mencoba melihat pariwisata berbasis masyarakatbukan dari segi ekonomi melainkan dari aspek pengembangan kapasitas komunitas dan lingkungan, sementara segi ekonomi menjadi suatu dampak yang dihasilkan dari segi social, lingkungan serta budaya.

(9)

26 Salah satu bentuk perencanaan partisipatif dalam pengembangan pariwisata adalah dengan mengimplementasikan pariwisata berbasis masyarakat sebagai pendekatan untuk pengembangan. Seperti yang dinyatakan oleh Hausler dalam Sri Endah Nurhidayati menjelaskan ide konsep pariwisata berbasis masyarakat sebagai berikut: pertama, bentuk-bentuk pariwisata yang memberikan peluang bagi masyarakat lokal untuk mengawasi dan berpartisipasi dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata. Kedua, orang-orang yang tidak terlibat langsung dalam bisnis pariwisata juga mendapat manfaat. Ketiga, menuntut pemberdayaan diplomatik dan demokratisasi dan distribusi manfaat kepada masyarakat yang kurang beruntung atau masyarakat di pedesaan

a. Ciri-ciri community based tourism

Pariwisata berbasis masyarakat tidak hanya menjadi harapan bagi negara-negara di dunia tetapi juga sebuah peluang, pariwisata berbasis masyarakat memiliki fitur-fitur khusus sebagaimana dinyatakan oleh Nasikun dalam Handou mata kuliah Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort and Leisure Gumelar S. Sastrayuda (2010:3) yaitu karakternya yang lebih mudah diorganisir dalam skala yang lebih kecil, jenis pariwisata berbasis masyarakat ini pada dasarnya melambangkan suatu jenis pariwisata yang bersahabat dengan lingkungan, karena secara ekologis aman dan tidak menimbulkan banyak dampak negative seperti yang dihasilkan oleh golongan pariwisata konvensional yang berskala massif.

(10)

27 Ciri-ciri khusus dari community based tourism menurut Hudson (Timothy, 1999:373) adalah berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dan adanya upaya perencanaan pendampingan yang membela masyarakat lokal serta lain kelompok memiliki ketertarikan/minat, yang memberi control lebih besar dalam proses social untuk mewujudkan kesejahteraan. Adimihardja dalam Sri Rahayu, Utami Dewi, Kurnia Nur Fitriana (2015:215) mendefinisikan pemberdayaan masyarakat sebagai proses yang tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi komunitas yang saat ini tidak berdaya, tetapi juga harus berusaha untuk meningkatkan martabat dan harga diri, harga diri dan harga diri dan menjaga tata nilai budaya setempat. Pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai upaya untuk memperkuat kekuasaan (pemberdayaan) atau pemberdayaan kelompok-kelompok orang yang tidak berdaya (tidak berdaya), biasanya mereka yang termasuk dalam komunitas marginal.

b. Prinsip-prinsip Community Based Tourism

Prinsip-prinsip dasar dari community based tourismatau pariwisata berbasis masyarakatdijelaskan oleh beberaopa ahli diantaranya UNEP dan WTO dalam Sri Endah Nurhidayati (2017:38) setidaknya ada sepuluh prinsip dasar dari community based tourism yaitu sebagai berikut :

1. Mengakui, mengembangkan dan mendukung atas kepemilikan komunitas dalam industry pariwisata

2. Libatkan anggota atau kelompok masyarakat dalam memulai setiap aspek

(11)

28 4. Mengembangkan kualitas hidup komunitas

5. Menjamin keberlanjutan lingkungan

6. Mempertahankan budaya diarea lokal dan keunikan karakter

7. Membantu berkembangnya pembelajaran menganai pertukaran budaya pada komunitas

8. Menghargai perbedaan budaya dan martabat manusia

9. Mendistribusikan keuntungan secara adil kepada seluruh anggota komunitas

10. Berperan didalam memutuskan prosentase pendapatan (distribusi pendapatan dalam proyek yang ada di masyarakat)

Sementara itu menurut Halton (1999:2) prinsip-prinsip dasar dari community based tourism dikategorikan menjadi empat bagian:

1. Prinsip Sosial yaitu berkaitan dengan kekuasaan masyarakat untuk memberikan izin, mengoperasikan, mendukung dan mengembangkan kegiatan pariwisata di daerah mereka.

2. Prinsip ekonomi berkaitan dengan sistem bagi hasil yang timbul dari pengembangan industri pariwisata, budaya dan politik. Prinsip ekonomi terdiri dari 3 bentuk,yaitu :

3. usaha patungan, dalam bisnis pariwisata, yaitu laba yang diperoleh harus menyisihkan laba

(12)

29 untuk komunitas atau kelompok masyarakat (dalam bentuk CSR atau dana bagi hasil);

4. Asosiasi yang dibentuk masyarakat untuk mengelola kegiatan pariwisata di mana keuntungan juga didistribusikan kepada masyarakat;

5. Usaha kecil/menengah yang merekrut tenaga kerja dari komunitas atau masyarakat.

6. Dasar budaya masyarakat adanya upaya mengharagai budaya lokal, heritage serta tradisi kegiatan pariwisata. Pariwisata berbasis masyarakat perlu dapat memperkuat serta melestarikan budaya lokal, heritage dan tradisi komunitas.

7. Dasar politik berhubungan dengan peran pemerintah lokal dan regional dianataranya ketika membuat kebijakan sehingga prinsip social ekonomi, budaya dapat terlaksana.

2.1.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi bahan pertimbangan penulis dalam melakukan penelitian, sehingga penulis dapat memperluas referensi peneliti dalam melakukan peneitian. Dalam pemaparan terdahulu ini dapat dijadikan

(13)

30 sebagai pendukung tambahan dalam mengkaji pokok permasalahan yang akan diteliti.

1. Penelitian Pertama, (Wahyu Rohayati dan Desi Sumanti) “Analisis Pengelolaan Pariwisata Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Merangin Tahun 2008” dari penelitian tersebut terdapat hasil yaitu peran pemerintah daerah alam mengelola potensi pariwisata di Kabupaten Merangi, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga telah berbagi cara untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan aparatur, melakukan kerja sama budaya dan pariwisata antar daerah bahkan di dunia bisnis, serta peraturan yang mengatur yang ingin dilakukan pemerintah yaitu melaksanakan pekerjaan yang sama dengan budaya pariwisata antar daerah dan dunia usaha. 2. Penelitian Kedua, (Dadan Mukhsin) “Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata Gunung Galunggung” hasil penelitian adalah bahwa pada dasarnya Gunung Galunggung cocok untuk dijadikan kawasan ekowisata karena ekowisata salah satu kegiatan pariwsata yang berwawsan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam mengongat karakteristik fisik dan fungsi kawasan yang memerlukan proteksi dan berdampak luas terhadap wilayah sekitarnya.

3. Penelitian ketiga, (Alfa Zefanya Wowor, 2018, Jurnal) dengan Judul “Straegi Dinas Pariwisata Sulawesi Utara Dalam Pengelolaan Objek Wisata Religius Bukit Kasih Toar Lumimuut” Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam elemen

(14)

31 pengorganisasian dalam mengarahkan kegiatan atau kegiatan organisasi di masa depan harus ada aspek penting yang dilakukan dengan memperhatikan program, dari program maka orang yang berada di bukit cinta dapat manfaatkan pengetahuan melalui program. Sehingga prediksi yang diprogram oleh departemen dapat dicapai untuk tujuan bersama.

4. Penelitian Ke empat, Penelitian ketiga, (Mauizatuk, 2017, Skripsi) dengan judul “Pengeloaan Pariwisata Alam Berbasis Masyarakat” dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa wisata alam Rammang-rammang dikelola langsung oleh orang-orang di daerah itu. Kehadiran wisata alam Rammang-rammang di latar belakang dengan tujuan menolak penambangan, gerakan ini sebagai tindakan rasional instrumental. Masyarakat Rammanfg-rammang menolak kegiatan pembangunan di kawasan karst desa Salenrang yang bertujuan menyelamatkan lingkungan agar potensi alam tetap terjaga. Strategi pengelolaan wisata alam Rammang-rammang berbasis masyarakat dipelopori oleh kelompok kesadaran pariwisata yang pada awalnya dikelola oleh masyarakat setempat untuk meningkatkan sumber daya manusia dan juga meningkatkan kehidupan mereka.

5. Penelitian Kelima, Binahayati Rusyidi dan Muhammad Ferdyansah “Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat”Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Kabupaten Bangka terutama di kawasan

(15)

32 Pantai Rambak dan Pantai Rebo. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melibatkan 20 orang informan, dengan teknik wawancara mendalam dan focus group discussion. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya model pengembangan pariwisata yang diusulkan dengan menggunakan pendekatan pengembangan masyarakat. Pengembangan pariwisata di kawasan Pantai Rambak dan Pantai Rebo pada dasarnya merupakan potret upaya pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Bangka secara keseluruhan. Kajian ini dilakukan untuk menghasilkan sebuah model alternatif yang dapat diterapkan dalam pengembangan pariwisata di wilayah Kabupaten Bangka.

6. Penelitian keenam, (Hadiwijaya Lesmana dan Dini Purbani, 2015 Jurnal) “Pengembangan Pariwisata Bahari Berbasis Masyarakat Di Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakotobi, Priovinsi Sulawesi Tenggara” hasil dari penelitian ini Ada tiga variabel utama yang harus ditekankan dalam pengembangan wisata bahari di Pulau Kaledupa dan sekitarnya, yaitu informatif, koordinasi antarlembaga, dan sumber daya alam. Penekanan pada ketiga variabel tersebut diharapkan dapat menghilangkan konflik dan salah tafsir dari informasi yang diberikan sehingga dapat mendukung hubungan yang harmonis antara pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata bahari.

7. Penelitian ketujuh, (Agustina, Heny dan Edy Masduqi) “Strategi Pegembangan Pariwista Berbasis Sumber Daya Alam Pesisir dan

(16)

33 Laut Di Pantai Depok Daerah Istimewa Yogyakarta” Hasil dari penelitian ini adalah merumuskan strategi untuk mengembangkan pariwisata berbasis sumber daya alam pesisir dan laut di Pantai Depok. Keragaman sumber daya alam pesisir dan laut dapat menjadi salah satu daya tarik wisata baru di Pantai Depok. Salah satunya dengan mengelola produk sumber daya alam, yaitu kelautan. Produk perlu dimaksimalkan sehingga produk memiliki nilai tambah dan nilai jual tinggi. Pemrosesan produk kelautan ini dapat digunakan sebagai produk unggulan baru yang mendukung kegiatan pariwisata di Monitor Depok.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama dan Judul

Penelitian Hasil Penelitian

Relevansi Penelitian 1. Wahyu Rohayatun dan

Desi Sumanti “Analisi Pengelolaan Pariwisata Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Merangin Tahun 2018”

(Jurnal Manajemen Terapan Dan Keuangan) T

ahun 2019

Hasil penelitian ini masih banyak kendala yang dihadapi, yaitu kabupaten Merangin dalam pengelolaan pariwisata, faktor kendala fasilitas dan prasarana yang tidak memadai.

Relevansi penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas mengenai pengelolaan objek wisata. Namum perbedaannya terletak pada pengelolaan pariwisata yang dimana pada penelitian terdahulu dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan maih kurang untuk sarana prasana. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan pelaksana pengelola wisata adalah masyarakat setempat dan untuk saran prasarana sudah memadai.

(17)

34 2. Dadan Muhsin “Strategi

Pengembangan

Kawasan Pariwisata Gunung Galunggung” (Jurnal Perencanaan wilayah dan kota) Tahun 2019

Hasil penelitiam perlu adanya studi lebih lanjut terhadap kawasan wisata di Gunung Galunggung, baik itu mengenai peningkatan sarana dan prasarana maupun peningkatan jumlah pengnjung yang datang.

Relevansi adalah sama-sama membahas tentang strategi. Perbedaannya adalah terleytak pada diman kurangnya pengembangan dan juga kurangnya jumlah engunjung yang datang di pariwisata tersebut.

3. Alfa Zefanya Wowor “Strategi Dinas Pariwisata Sulawesi Utara Dalam Pengelolaan Objek Wisata Religius Bukit Kasih Toar Lumimuut” (Jurnal ) Tahun 2018

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam unsur

pengorganisasian dan pengarahan kegiatan atau kegiatan organisasi, harus ada aspek penting yang dilakukan yaitu dengan memperhatikan program, dari program orang yang berada di bukit cinta bisa mendapat manfaat dari pengetahuan melalui program ini. Jadi rencana itu diprogram oleh departemen

dapat direalisasikan dan dicapai untuk tujuan bersama

Relevansi penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sama-sama membahas mengenai strategi pengelolaan wisata, perbedaannya terletak pada pelaksana pengelola yaitu Dinas Pariwisata Sulawesi Utara. Sementara pada penelitian yang akan dilakukan pelaksana pengelola adalah masyarakat setempat. 4. Mauizatuk “Pengeloaan Pariwisata Alam Berbasis Masyarakat” (Skripsi Sosiologi) Tahun 2017

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa wisata alam Rammang-rammang dikelola langsung oleh masyarakat.Melihat Kehadiran wisata alam Rammang-rammang yang di latar belakangi dengan tujuan menolak tambang, tindakan ini sebagai tindakan rasional instrumental.

Relevansi penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sama-sama membahas mengenai pengelolaan pariwisata alam berbasis masyarakat. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, dimana pada penelitian terdahulu lokasi penelitiaannya adalah di wisata Rammang-rammang sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah di wisata Sumber Maron Malang 5. Binahayati Rusyidi dan

Muhammad Ferdyansah

Hasil dari penelitian terdahulu adalah pelibatan

Relevansi penelitian terdahulu adalah sama-sama

(18)

35 “Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat” (Jurnal Pekerjaan Sosial) 2019 masyarakat dalam pelaksanaan pengembangan pariwisata. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat tidak hanya jadi penonton, namun dapat turut menjadi actor dalam pengembangan pariwisata di wilayahnya.

dikembangkan oleh masyarakat, yang membedakan adalah strategi yang digunakan tidak sama dengan strategi pengelolaan pariwisata sumber maron yang dimana strategi yang digunakan adalah dengan model modern (direktif) tetapi pada penelitian terdahulu menggunakan budaya pariwisata di masyarakat (non-direktif)

6. Hadiwijaya Lesmana dan Dini Purbani, Pengembangan Pariwisata Bahari Berbasis Masyarakat Di Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara

(Jurnal Manusia dan Lingkungan) Tahun 2015

Hasil yang didapatkan adalah menitikberatkan pada ketiga varriabel yaitu informative, koordinasi, instasi dan sumberdaya alam. Menfokuskan pada ketiga variabel tersebut diharapkan dapat menghilangkan konflik dan kesalahpenafsiran atas informasi yang diberikan sehingga dapat menunjang hubungan yang harmonis antar pemangku kepentingan

pengembangan wisata bahar

Relevansi dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama

mengelola dan

mengambangkan dengan masyarakat lokal. perbedeaannya terletak pada hasil yaitu menitik beratkan pada 3 variabel dan lokasi penelitian yang berbeda yaitu pemandian alam dengan pariwisata bahari.

7. Agustina, Heny, dan Edy Masduqi “Stretegi Pengembangan

Pariwisata berbasis Sumber Daya Alam Pesisir Dan Laut Di Pantai Depok Daerah Yogyakarta”

(Jurnal) Tahun 2017

Hasil dari penelitian ini adalah merumuskan pengembangan strategi pariwisata berbasis sumber daya alam di pesisir panta Depok. Memanfaatkan produk hasil laut agar memiliki nilai jual yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai produk unggulam.

Relevansi dari penelitisn terdahulu adalah sama-sama membahas tentang strategi Pariwisata. Tetapi yang membedakan penelitian terddhulu ialah mengedepankan produk-produk dari hasil laut agar menjadi produk unggulan yang bernilai tinggi.

(19)

36 2.2.1 Teori Fungsionalisme-Struktural Tacott Parssons

Teori Struktural-Fungsional termasuk dalam teori konsensus, yang awalnya dirintis oleh Herbert Spencer, Emile Durkheim, Bronislaw Malinowski, Redellife Brown, Talcott Parssons dan Robert Marton. Teori konsensus melihat masyarakat sebagai struktur yang terdiri dari bagian-bagian terkait yang dipelihara oleh mekanisme penyeimbang.

Teori Fungsionalisme-Strukturalisme melakukan analisis dengan memandang masyarakat sebagai sistem interaksi manusia dan sebagai institusi, maka semuanya disepakati dengan konsensus, termasuk dalam hal nilai-nilai norma. Teori fungsionalisme menekankan harmoni, konsistensi, dan keseimbangan dalam masyarakat (I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri, 2005: 18). Diskusi mengenai fungsionalisme struktural Parssons dimulai dengan empat fungsi penting untuk semua sistem "aksi" atau dikenal sebagai skema AGIL.

2.3.2 AGIL

Fungsi" adalah kombinasi dari serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan atau persyaratan sistem tertentu (R.Stryker, 2007; Rocher,1975:40). Dengan menggunakan resolusi ini, Parsson percaya ada empat fungsi penting yang dibutuhkan oleh semua sistem, yaitu adaptasi (A), Pencapaian tujuan (G), Integrasi (I), Latency (L) atau pemeliharaan pola. Bersama empat imperatif. Agar tetap bertahan dalam suatu sistem harus memiliki empat fungsi ini (Ritzer, 2014:117):

(20)

37 Tabel 2.2 Teori Fungsional-Struktural

1.1

A = Adaptation

(Adaptasi)

Suatu sistem harus mengatasi situasi eksternal yang serius. Sistem harus beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan mereka

2.

G= Goal Attaintment (pencapaian tujuan)

Suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya

3.

Integration (integrasi) Suatu sistem harus mengatur hubungan

antar bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola hubungan timbal balik dari tiga fungsi penting lainnya (A, G, L)

4.

Latency (Latensi) Suatu sistem harus melengkapi,

memelihara, dan meningkatkan baik motivasi individu maupun pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi

Parsons merancang skema AGIL untuk digunakan di semua tingkatan dalam sistem teoritis. Dalam diskusi tentang empat sistem aksi kami akan memberikan contoh bagaimana Parsons menggunakan skema AGIL. Organisme perilaku adalah sistem tindakan yang menjalankan fungsi adaptasi dengan menyesuaikan dan mengubah lingkungan eksternal. Sistem

(21)

38 kepribadian menjalankan fungsi mencapai tujuan dengan menetapkan tujuan sistem dan memobilisasi sumber daya yang tersedia untuk mencapainya. Sistem sosial mengatasi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagian yang merupakan komponennya. Akhirnya, sistem budaya melakukan fungsi mempertahankan pola dengan memberikan seperangkat norma dan nilai kepada para aktor yang memotivasi mereka untuk bertindak. (Ritzer, 2014: 117)

Tabel 2.3. Struktur sistem tindakan menurut skema AGIL

Sistem Kultural Sistem Sosial

Organisme Perilaku Sistem Kepribadian

Sumber : (Ritzer, 2014:118)

Beberapa asumsi pokok teori fungsionalisme structural adalah sebagai berikut (I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri,2005:19):

1. Masyarakat sebagai sistem sosial terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung (subsistem). Setiap bagian memiliki fungsi tertentu, yang berperan dalam mempertahankan keberadaan dan fungsi sistem secara keseluruhan.

2. Setiap elemen atau subsistem harus diperiksa sehubungan dengan fungsi dan peran sistem, dan melihat apakah subsistem berfungsi dengan baik atau tidak. Terlihat dari efek yang disebabkan oleh perilaku subsistem.

(22)

39 3. Jika sistem dapat mempertahankan batasnya, sistem akan

stabil.

Berfungsinya setiap bagian (subsistem) dalam suatu

sistem, akan menyebabkan sistem ada dalam equalibium. Masyarakat yang equilibrium adalah masyarakat yang stabil, normal, karena semua factor yang saling bertentangan telah melakukan keseimbangan

(23)

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu   No.  Nama dan Judul
Tabel 2.3. Struktur sistem tindakan menurut skema AGIL

Referensi

Dokumen terkait

Diperoleh sepuluh faktor pengungkit ( leverage factor ) yang dapat mempengaruhi peningkatan indeks keberlanjutan yaitu dari dimensi ekologi (Kemungkinan terjadinya

Hasil uji Paired-Sample T test terhadap konsumsi asam folat sebelum dan sesudah suplementasi pada kelom- pok perlakuan I dan II menunjukkan (p<0,05) hal ini

Penelitian yang dilakukan oleh (Guniarti, 2014) dan (Sianturi dan Pangestuti, 2015) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap aktivitas hedging , perusahaan

Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang telah diperoleh dalam penelitian ini, pada kelas eksperimen yang menggunakan metode praktikum aplikatif CEP memiliki

Adapun tujuan dari penelitian ini yakni (1) untuk mengetahui hubungan antara daya tarik pesan iklan secara rasional di fanpage facebook Lazada Indonesia dengan

Several keys issues in generating cancellable biometrics can be defined as changeability (how dissimilar the transformed data are compared to the original data),

No Arah Regulasi Dan/Atau Kebutuhan Regulasi Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian Dan Penelitian Substansi Arahan Regulasi Unit

Pengelasan resistansi frekuensi tinggi , merupakan proses pengelasan resistansi listrik yang menggunakan arus bolak-balik frekuensi tinggi untuk menghasilkan panas,