• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 2 No. 1 Februari 2021 ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 2 No. 1 Februari 2021 ABSTRAK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

19

PERANCANGAN MEJA TV MINIMALIS

HOME STAY

Oleh:

Dwi Agus susila1, Ariyanto2, Dewi Tri Rahmawati3 Universitas Islam Nahdlatul Ulama jepara

dwi.agus@unisnu.ac.id1

ABSTRAK

Rancangan meja tv minimalis diperuntukkan interior home stay adalah produk furnitur dengan pemakaian komponen dasar kayu mahoni yang sudah berumur tua sehingga tidak mengalami serangan haman. Home stay biasanya terletak pada sudut tersembunyi atau jauh dari kerumunan orang dan tempat tinggal, karena orang yang menggunakan home stay sangat berkeinginan untuk istirahat memanjakan tubuhnya. Target perancangan adalah produk interior bentuk kreatif dan inovatif sebagai solusi terbaik untuk memecahkan permasalahan desain minimalis.

Solusi yang ditawarkan adalah merancang meja tv minimalis dengan berbagai macam desain interior home stay pilihan. Pertama adalah obserfasi seberapa banyak kebutuhan kayu mahoni yang diperlukan untuk membuat produk tersebut, kedua menggali kemampuan sumber daya manusia untuk mengolah kayu mahoni menjadi bentuk lembaran papan dan komponen produk, ketiga merancang desain yang cocok dengan kondisi interior home stay serta bahan baku yang telah terbentuk, keempat yaitu mengeksekusi desain interior home stay terpilih menjadi produk furnitur berbentuk meja tv minimalis. Dari sudut pandang berbagai proses tersebut, diharapkan akan terbangun sebuah pondasi interior desain positif bahwa kayu mahoni dapat dibentuk dan diproses menjadi produk furnitur yang mempunyai nilai jual kembali.

(2)

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283

20 PENDAHULUAN

Interior ruang pelepas lelah akan terlihat indah apabila terdapat aksesoris yang terkait dan terbentuk dari beberapa elemen furnitur kayu maupun bahan aplikasi lainnya. Elemen tersebut hendaknya mampu mewakili perasaan orang yang akan memanfaatkan dengan perenungan kesunyian dan keunikan suara yang muncul dari kesunyian sudut malam. Kebutuhan produk interior salah satunya adalah meja tv minimalis yang terbuat dari kayu yang diaplikasikan dengan bahan logam sebagai unsur pendukung secara fisik. Bahan logam sebagi pendukung telah diamati oleh peneliti melaui media masa online dan observasi pada pelaku usaha mebel dijepara, sebagaimana telah diketahui bahwa saat ini banyak pelaku usaha furnitur maupun handycraft menggabungkan dua bahan yang berbeda ini.

Pemakaian bahan pokok material furnitur ini tetap menghasilkan potongan kayu dan logam yang tidak terpakai dan tertumpuk begitu saja tanpa ada pengolahan lain yang mempunyai nilai ekonomi. Berawal dari ini pula peneliti berusahan memaksimalkan bahan baku dan bahan pendukung untuk diolah menjadi unsur interior ruang home stay sekaligus mengurangi permasalahan lingkungan yang dihadapi warga yaitu dengan memanfaatkan benda sekecil apapun menjadi produk kebaruan. Bentuk solusi yang diberikan peneliti yaitu merancang interior furnitur bentuk meja tv minimalis beserta aksesorisnya melalui pengolahan kembali sisa potongan kayu menjadi komponen papan yang bisa di manfaatkan kembali untuk dibuat menjadi produk furnitur yang bernilai jual tinggi. Dengan menggandeng alumni mahasiswa Desain Produk UNISNU jepara ditargetkan kedepan menjadi produk unggulan terbesar dengan maeket ekspor sehingga mampu membangkitkan kembali usaha kerakyatan yang saat pandemi covid-19 ini mulia turun kapasitas produksinya.

(3)

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283

21 PEMBAHASAN

Sistem alur produksi dan tata letak mesin kayu

Proses dari kayu log menjadi sebuah furniture merupakan proses yang panjang dan membutuhkan ketelitian tinggi sehingga bisa dihasilkan furniture dengan kualitas yang baik. Secara garis besar dapat di jabarkan bagaimana proses tersebut berjalan dan bagaimana mengatur agar beberapa proses yang sangat penting tidak terlewati. Keseluruhan proses memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda dan memerlukan pemeriksaan yang berbeda pula. Dari proses awal sebuah log kayu, penggergajian, pengeringan kayu, pembahanan, pembuatan kontruksi, perakitan dan finishing membutuhkan penanganan dan alat yang berbeda-beda. Langkah tersebut meliputi :

- Logs

Kayu-kayu berbentuk bundar dengan diameter bervariasi dari 25-80 cm (tergantung jenis kayu) ini adalah hasil dari penebangan pohon di hutan dan belum melalui proses apapun kecuali tindakan pencegahan retak pada ujung log. Pada semua jenis kayu dilakukan pengupasan kulit pohon dengan tujuan percepatan pengeringan kayu. Kayu log ini kemudian digergaji untuk mendapatkan ukuran papan dan balok sesuai kebutuhan. Untuk mendapatkan log yang baik dengan kualitas tinggi diperlukan kayu-kayu yang berkualitas dan berumur tua. Penebangan dapat dilakukan dengan cara manual maupun mesin, mesin yang digunakan adalah gergaji mesin atau chainsaw. Merk mesin chainsaw antara lain adalah: Sthil, New West maupun merk yang lainnya.

- Penggergajian

Agar dapat diproses dengan alat pengering kayu lebih lanjut, pembelahan log dibuat sedemikian rupa sehingga dimensi kayu sesuai dengan ukuran ruangan pengering kayu dan ukuran perabot yang akan dibuat. Mesin yang digunakan adalah bansaw atau gergaji pita. Dengan menggunakan gergaji pita kayu log dapat dibelah sesuai ukuran yang dikehendaki dan kayu akan sedikit yang terbuang karena dapat dibelah sampai bentuk yang tipis/ kecil.

(4)

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283

22 - Pengeringan kayu

Kayu harus dikeringkan karena sifat fisiknya yang bisa berubah bentuk seiring dengan berubahnya kadar kandungan air di dalam kayu. Pengeringan juga dapat sekaligus digunakan untuk pemberian insektisida agar kayu terhindar dari berbagai serangga dan penyakit sehingga kayu akan menjadi awet dan kuat. Metode pengeringan bisa bermacam-macam agar kayu kering alami/buatan.

- Pembahanan Dasar

Kayu paling ideal dibelah dan dipotong ketika sudah kering dan proses ini dilakukan di ruang pembahanan. Pada proses ini kita harus mengetahui dengan tepat ukuran-ukuran komponen untuk perabot pada waktu jadi sehingga pengaturan tentang rendemen dan serat kayu sesuai dengan posisi komponen akan dapat diatur dengan benar. Bahan kayu hanya dibuat pola hingga ukuran kasar tapi sudah dilakukan pemilihan kualitas terutama terhadap mata kayu, kayu gubal dan cacat kayu alami yang lainnya. Pemeriksaan kualitas bahan hubungannya dengan cacat alami kayu harus dilakukan.

- Konstruksi

Dimulai dengan penyerutan kayu untuk menghasilkan permukaan yang halus, lalu pemotongan pada sisi panjang sebagai ukuran jadi hingga pembuatan lubang kontruksi adalah proses paling panjang di dalam produksi furniture kayu. Beberapa komponen atau bagian furniture seringkali harus melalui proses pada mesin yang sama secara berulang-ulang. Proses kontruksi meliputi: pembuatan lubang dowel, pembuatan tenon & mortise, pembuatan alur dan takikan, dan pembuatan pingul pada sisi ujung kayu.

- Pengamplasan

Pertama kali harus dilakukan ketika benda kerja selesai melalui proses kontruksi serta membutuhkan beberapa kali dengan grit amplas yang berbeda secara bertahap. Pada tahap ini sudah seharusnya tidak ada lagi cacat kayu pecah, retak atau warna karena hal tersebut seharusnya dilakukan pada saat proses kontruksi. Pengamplasan pada bidang kecil dan sempit dapat dilakukan dengan

(5)

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283

23 amplas manual/ tangan. Pada produk furniture seperti meja tv, kursi, lemari, meja lipat dilakukan setelah proses perakitan.

- Perakitan

Perakitan kayu tergantung pada jenis produk, apabila produk tersebut adalah produk knock down atau Lepasan, maka perakitan bisa dilakukan setelah finishing. Namun demikian untuk komponen semisal pintu dan laci perlu dirakit terlebih dahulu. Apabila semua komponen yang memerlukan pra-perakitan telah disetel dengan baik, maka pengamplasan bisa dilanjutkan kembali setelah kemudian finishing.

- Finishing

Semua cacat kayu dan kesalahan pengerjaan konstruksi seharusnya telah diselesaikan ketika memasuki tahap ini. Finishing merupakan tahap akhir pada proses pembuatan furniture. Sebagai langkah penyelesaian ketika semua komponen telah tersambung dengan baik. Finishing dilakukan setelah tahap perakitan dan pengamplasan selesai kemudian dilanjut dengan pengecatan atau plitur/ vernis sesuai kebutuhan. Untuk finishing pada industri menengah sudah menggunakan mesin-mesin. Sebagai mesin utamanya adalah compressor untuk menyemprotkan angin sehingga hasil plisturan akan lebih rapi dan merata.

Pembelahan Bahan Baku Kayu Meja TV Minimalis

Proses pembelahan log merupakan rangkaian langkah awal yang menentukan penyediaan bahan baku kayu untuk proses produksi di bidang perkayuan selanjutnya. Pembelahan log biasanya menggunakan mesin gergaji pita yang besar yaitu bandsaw. Dengan mesin ini bisa menghasilkan pembelahan log menjadi lembaran-lembaran papan atau batangan-batangan balok menurut kebutuhan atau ukuran bahan baku kayu yang diinginkan.

Gambar berikut menunjukkan sebatang log sedang dalam proses pembelahan menggunakan bandsaw dengan arah vertikal atau tegak maupun arah horisontal atau mendatar.

(6)

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283

24

Gb. 1. Proses Pembelahan Log Sumber: Peneliti, 2020

Gb.2. Proses Pembelahan Log menjadi Balok Kayu Sumber : Peneliti, 2020

Gambar di atas menunjukkan hasil penggergajian log menjadi balok-balok kayu yang besar menurut kebutuhan tertentu, dengan penyesuaian ukuran yang dipersyaratkan.

Berikutnya adalah hasil penggergajian, dimana dalam merencanakan pembelahan log, kita harus memperhatikan ketiga arah penyusutan kayu supaya dapat membentuk papan-papan gergajian yang benar, sehingga mendapatkan papan-papan yang sesuai dengan kebutuhan.

Gb.3. Papan Hasil Gergajian Sumber : Peneliti, 2020

(7)

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283

25 Perancangan Meja TV

Gb.4. Desain Tampak Perspektif Sumber : Peneliti, 2020

Potongan Kayu Sesuai Perencanaan

Gb.5. Rencana Pemotongan Kayu Sumber : Peneliti, 2020

Pokok kayu yang sudah di belah menjadi papan kemudian di bentuk sesuai komponen seperti gambar 1-10

Komponen Utama:

1) Papan persegi dengan ukura 50 x 52 dengan jumlah 2 papan yang berfungsi untuk penutup samping tebal 2cm

2) Papan persegi panjang dengan ukuran 52 x 150 untuk penutup bagian belakang dengan jumlah 1 papan tebal 2cm

3) Papan persegi dengan ukuran 45 x 45, 20 untuk rangka dalam sebanyak 2 papan tebal 2cm

(8)

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283

26 4) Papan persegi panjang dengan ukuran 50 x 150 tebal 2cm untuk bagian

tengah dan alas.

5) Balok ukuran 6 x 128 dengan ketebalan 2cm untuk penahan bagian dalam kaki meja

6) Balok ukuran 6 x 36 dengan ketebalan 2cm untuk penahan bagian luar kaki meja sebanyak 2 buah

7) Balok ukuran 6 x 25 dengan ketebalan 2cm untuk bagian kaki utama sebanyak 4 buah.

Komponen Pelengkap:

1) Papan ukuran 23 x 48 dengan tebal 1 cm sebanyak 2 buah 2) Papan ukuran 23 x 20 dengan tebal 1cm sebanyak 2 buah

3) Papan ukuran 24 x 25 dengan tebal 3cm untuk penutup laci ebanyak 3 buah 4) Papan ukuran 25 x 45 dengan trbal 1cm untuk rangka samping dari laci

sebanyak 6 buah

5) Papan ukuran 45 x 46 dengan tebal 1cm untuk alas laci sebanyak 6 buah Pembuatan Kontruksi

Gb.6. Konstruksi Alur dan Lidah Sumber : Peneliti, 2020

Perakitan Antar Komponen

Gb.7. Pemasangan Papan Menjadi Box Bersekat 6 Sumber : Peneliti, 2020

(9)

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283

27 Pemasangan Sekat Bagian Atas

Gb. 8. Pemasangan Sekat Bagian Atas Sumber : Peneliti, 2020

Pemasangan Kaki Meja

Gb.9. Pemasangan Kaki Meja TV Sumber : Peneliti, 2020

Pemasangan Laci

Gb.10. Pemasangan Laci Meja TV Sumber : Peneliti, 2020

(10)

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283

28 Finishing natural water base

Langkah 1. Menutup Pori Kayu Dengan Wood Filler

Biovarnish wood filler, memiliki fungsi utama untuk menutup pori kayu dalam ukuran apapun. Jadi sangat tepat jika menjadikannya sebagai lapisan pertama. Wood filler juga bisa memperbaiki kerusakan dari goresan hingga menjadi rata dan juga halus. Cara untuk mengaplikasikannya sangat mudah, cukup isi bagian permukaan kayu yang rusak akibat goresan atau lubang kecil. Isi dengan scrape kemudian ratakan wood filler, tunggu hingga kering dan mengaplikasikannya dengan mengencerkan terlebih dahulu. Langkah ini diambil apabila permukaan kayu benar-benar sudah rata. Diamkan hingga kering sekitar 20 menit kemudian baru di amplas merata dengan kertas amplas nomor 240. Amplas permukaannya hingga warna dan serat kayu terlihat. Pastikan juga luka pada permukaannya sudah rata. Cacat pada permukaan tidak lagi terlihat, warna kayu pun juga sama.

Langkah 2. Proses Aplikasi Liquid Stain

Sebelum mengaplikasikan liquid stain, yang perlu dilakukan adalah memilih jenis warna liquid stain yang sesuai. Biovarnish liquid stain menyediakan 20 pilihan warna menarik sesuai dengan warna asli kayu. Pertama campurkan Biovarnish liquid stain dengan air, hingga mendapatkan larutan yang tepat. Baru kuaskan cat ke seluruh permukaan kayu hingga warnanya merata, ikuti arah serat. Tunggu lapisan pertama ini mengering, jadi sebaiknya buat lapisan tipis saja agar cepat mongering serta tidak perlu menjemur kayu agar liquid stain cepat kering. Amplas permukaan kayu yang sudah kering secara ambang dengan kertas amplas nomor 400. Bersihkan debu kayu dengan kain, jika perlu ulangi proses aplikasinya dua atau tiga kali hingga warna yang dibutuhkan tercipta.

Langkah 3. Proses Aplikasi Sanding Sealer

Sanding sealer sebenarnya tidak hanya berfungsi sebagai cat dasar kayu pengganti wood filler saja. Namun juga bisa digunakan antar lapisan coating, fungsinya untuk memperkuat lapisan cat di bawah dan di atasnya. Untuk menggunakannya cukup mencampurkan Biovarnish sanding sealer dengan air. Aduk

(11)

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283

29 sanding sealer hingga tidak ada yang mengendap kemudian kuaskan ke seluruh permukaan kayu searah dengan serat. Pastikan cat diaplikasikan merata kemudian tunggu kering selama 60 menit. Amplas dengan cara yang sama seperti liquid stain, pada sanding sealer Anda tidak perlu mengulangi aplikasinya. Cukup satu kali lapisan coating dari sanding sealer akan merekatkan lapisan liquid stain dan juga top coat.

Langkah 4. Proses Aplikasi Top Coat

Lapisan terakhir yang perlu dibentuk adalah top coat yaitu lapisan film paling kuat. Fungsinya menjaga warna cat atau kayu di bawahnya agar lebih tahan lama. Cara aplikasinya cukup campurkan Biovarnish top coat dengan air hingga merata. Kuaskan cat ke seluruh permukaan kayu hingga merata. Pastikan cara menguasakan cat searah dengan serat kayu. Proses pengeringan membutuhkan waktu kurang lebih 24 jam hingga akhirnya kayu siap digunakan.

PENUTUP

Dengan hasil pengamatan diatas, dapat disampaikan bahwa untuk mengetahui tingkat rumusan masalah, peneliti menyempitkan hasil pendataan dalam bentuk kesimpulan, yaitu Perencanaan produk furnitur dan bahan baku sudah memenuhi target market sebagai tolok ukur kesuksesan dalam aplikasi kreatif dan inovasi meja tv minimalis yang dikenalkan pada masyarakat. Proses pembuatan produk juga sudah memenuhi standar produksi minimal yang ke depan bisa di tularkan pada pelaku usaha produktif bidang kayu, sehingga pemenuhan kebutuhan pasar dapat tercukupi dengan baik. Target pencapaian perancangan gambar produk juga sudah tergolong baik dan bisa diaplikasikan oleh pelaku usaha furnitur di Jepara khususnya dan di wilayah Indonesia secara umum, sehingga target pemerintah untuk menaikkan taraf ekonomi tercapai.

(12)

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283

30 DAFTAR PUSTAKA

Sachari, Agus. (2005). Metodologi Penelitian Budaya Rupa, Jakarta: Erlangga.

Ahyari, Agus. 2001. Managemen Produksi : Perencanaan sistem Produksi, Edisi ke 5, Cetakan –4, Jakarta

Ahmad Sopian (2020). Pelaku Bisbis Home Stay, Bandung.

Ilmaya, Fahma. (2011). Analisis Pengaruh Interaksi Harga dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian di Batik Eka Semarang.

Kristianto, M. Gani. (1986). Konstruksi Perabot Kayu. SMTIK – PIKA Semarang. Satya Wacana.

Laintarawan, I Putu, (2009), Buku Ajar Konstruksi Kayu, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Hindu Indonesia.

Nurmianto, Eko, (1998). Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua, PT.Guna Widya, Surabaya, ,36-40.

Pranata, A. Y, (20190, Struktur Kayu: Analisa dan Desain Dengan LRFD, Penerbit: Remaja Rosdakarya, ISBN.

Philip Kotler, 1992, Manjemen Pemasaran, edisi kedelapan, Salemba Empat.

Prawirosentono, S. (2001). Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus. Bumi Aksara, Jakarta.

Yazid. (2001). Pemasaran Jasa Konsep dan Implementasi. Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.

Wahyudi, (2013), Dasar –Dasar Penggergajian Kayu, Penerbit Pohon Cahaya, Yogyakarta.ISBN

Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Edisi II, PT.Candimas Metropole, Jakarta , 71-84.

Gambar

Gambar di atas menunjukkan hasil penggergajian log menjadi balok-balok kayu yang  besar  menurut  kebutuhan  tertentu,  dengan  penyesuaian  ukuran  yang  dipersyaratkan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang dikatakan oleh Sardiman A.M, 1990 "Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pokok Bahasan Penjumlahan Bilangan Cacah Dengan Teknik Menyimpan Melalui Alat Peraga Kantung Nilai Plastik Transparan Universitas

Manajemen  Sumber  Daya  Manusia  diperlukan  untuk  meningkatkan  efektivitas  sumber  daya  manusia  dalam  organisasi.  Tujuannya  adalah  memberikan  kepada 

Di dalam brand community, para anggota merasakan adanya hubungan yang penting dengan merek, namun mereka merasakan hubungan yang lebih kuat antara satu

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki berbagai faktor risiko untuk dapat menyebabkan infeksi STH menjadi berkembang, yaitu seperti iklim

Kontribusi pariwisata tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja Kabupaten/Kota di Provinsi Bali maka di perlukan variabel intervening yang memediasi kedua

Penggambaran seragam pada ilustrasi profesi buku cerita anak sangatlah penting, untuk lebih memudahkan anak-anak dalam mengenali profesinya, seperti pada buku kedua

Jenis penelitian yang dilaksanakan pe-nulis adalah: (1) penelitian tentang model evaluasi sistem informasi akademik pada STMIK El Rahma Yogyakarta bersifat penelitian