• Tidak ada hasil yang ditemukan

FISIP. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FISIP. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Corresponding Author : stchotimahst@gmail.com 1 JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 1. №. 1, Januari 2017: 1-11

Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada Siaran Berita TVRI Nasional (Studi pada Penyandang Tunarungu di Kota Banda

Aceh)

Siti Nur Chotimah1), Ade Irma2) 1)

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas FISIP, Universitas Syiah Kuala ABSTRACT

The research entitled, "The Effectiveness of Using Indonesian Sign Language System to National TVRI Broadcasting News” (A Study on the Deaf in Banda Aceh City). It was aimed at determining the effectiveness of using Indonesian Sign Language System to National TVRI broadcasting news on the deaf in Banda Aceh City. It wanted to examine the effectiveness of using Indonesian Sign Language System to National TVRI broadcasting news displaying a sign language interpreter in Indonesia Malam broadcasting news. It was conducted on the deaf domiciling in Banda Aceh City. The informants were the deaf living in Banda Aceh City who had ever or often watched the news on National TVRI and understood the sign language, as many as 5 (five) people and were from 15 to 40 years of age. The theory used in the research was the theory of uses and gratifications. The Informants were selected by using the snowball technique. The research used a descriptive qualitative approach to solve the subject matter of it, namely by explaining, writing, and describing the effectiveness of using Indonesian Sign Language System to National TVRI broadcasting on the deaf in Banda Aceh city. The technique of data collection used was an interview, observation and documentation. The result of it was that using Indonesian Sign Language System to National TVRI broadcasting news on the deaf Banda Aceh city was not effective. It was because it did not meet 5 (five) indicators used by researchers to determine the effectiveness of using of Indonesian Sign Language System on the deaf in Banda Aceh city. The five (5) indicators of it were: (1) attention, (2) understanding, (3) Cognitive effects, (4) Affective effects, (5) Behavioral Effects.

(2)

Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada Siaran Berita TVRI Nasional (Studi pada Penyandang Tunarungu di Kota Banda Aceh) (Siti Nur Chotimah, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11

2 ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia pada Siaran Berita TVRI Nasional (Studi pada Penyandang Tunarungu di Kota Banda Aceh). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada siaran berita TVRI Nasional terhadap penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh. Penelitian ini ingin mengkaji efektivitas penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada siaran berita TVRI Nasional yang menampilkan penerjemah bahasa isyarat dalam siaran berita Indonesia Malam. Penelitian dilakukan pada penyandang tunarungu yang berdomisili di Kota Banda Aceh. Informan ialah penyandang tunarungu yang berdomisili di Kota Banda Aceh yang pernah atau sering menonton siaran berita di TVRI Nasional dan mengerti bahasa isyarat berjumlah 5 (lima) orang dan berusian 15 sampai 40 tahun. Teori yang digunakan ialah menggunakan teori uses and gratifications. Informan dipilih dengan menggunakan teknik bola salju (snowball). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, untuk memecahkan pokok permasalahan penelitian, dengan memaparkan, menuliskan, serta menggambarkan bagaimana efektivitas penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada siaran berita TVRI Nasional terhadap penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini ialah Hasil dari penelitian ini ialah bahwa penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada siaran berita TVRI Nasional terhadap penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh ialah tidak efektif. Karena pada penelitian ini tidak memenuhi 5 (lima) indikator yang digunakan peneliti untuk mengetahui efektivitas penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) terhadap penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh. Adapun 5 (lima) indikator efektivitas komunikasi tersebut ialah: (1) Perhatian, (2) Pemahaman, (3) Efek Kognitif, (4) Efek Afektif , (5) Efek Behavioral.

Kata Kunci: Efektivitas, Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI), Penerjemah, Tunarungu.

(3)

Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada Siaran Berita TVRI Nasional (Studi pada Penyandang Tunarungu di Kota Banda Aceh) (Siti Nur Chotimah, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11

3 PENDAHULUAN

Kini, di Indonesia sudah banyak bermunculan stasiun televisi, namun tidak menjamin dengan banyaknya stasiun televisi tersebut maka informasi yang diberikan dapat terdistribusi dengan merata. Informasi melalui siaran berita tentu menjadi hal yang penting bagi masyarakat agar mengetahui perkembangan yang terjadi di dalam maupun luar negeri. Tetapi masyarakat Indonesia tidak hanya terdiri dari orang normal saja, terdapat juga penyandang difabel tunarungu, yaitu yang memiliki keterbatasan dalam pendengarannya. Tentu saja mereka juga berhak mendapatkan informasi yang sama dengan yang diterima oleh orang normal pada umumnya.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28F (2014:44) berbunyi: “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.” Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut, maka siapa saja berhak memperoleh informasi, begitu juga dengan penyandang tunarungu. Oleh karena itu, maka TVRI Nasional memberikan kemudahan bagi penyandang tunarungu dalam siaran beritanya dengan menampilkan penerjemah bahasa isyarat agar dapat memperoleh informasi yang sama dengan yang diperoleh oleh orang normal lainnya.

Penyampaian pesan melalui bahasa isyarat menjadi ciri dari komunikasi nonverbal. Baik isyarat badaniah (gestural) maupun isyarat gambar (pictoral) (Aw, 2010:14). Komunikasi nonverbal ialah proses komunikasi dimana pesannya disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Knapp (1972) dalam Rakhmat (2007:287) menyebut lima fungsi pesan nonverbal: (1) Repetisi – mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal, (2) Substitusi – menggantikan lambang-lambang verbal, (3) Kontradiksi – menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal, (4) Komplemen – melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal, (5) Aksentuasi – menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Namun dalam hal ini yang berlaku pada penyampaian pesan terhadap penyandang tunarungu hanya pada poin Substitusi.

Penyandang tunarungu yang menonton siaran berita di TVRI Nasional merasa terbantu dengan adanya penerjemah bahasa isyarat dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ialah hasil cipta rekayasa dari orang normal untuk berkomunikasi dengan penyandang difabel tunarungu. Dengan adanya penerjemah bahasa isyarat tersebut, tidak hanya orang normal saja yang dapat memperoleh informasi melalui siaran berita TVRI Nasional, tetapi juga penyandang tunarungu yang pernah atau sering menonton siaran berita tersebut dan yang mengerti dengan bahasa isyarat.

(4)

Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada Siaran Berita TVRI Nasional (Studi pada Penyandang Tunarungu di Kota Banda Aceh) (Siti Nur Chotimah, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11

4 Saat ini TVRI menjadi stasiun televisi yang masih konsisten untuk tetap menggunakan penerjemah bahasa isyarat dalam siaran beritanya. Alasan peneliti memilih TVRI Nasional sebagai objek penelitian ialah karena TVRI merupakan televisi berfrekuensi analog, artinya untuk mendapatkan channel maka tidak perlu menggunakan televisi berjaringan kabel atau pun dengan tv berlanggananan, cukup hanya menggunakan antena biasa maka siapa saja dapat memperoleh channel TVRI Nasional.

Adapun siaran berita pada TVRI Nasional yang menampilkan penerjemah bahasa isyarat, yaitu pada siaran berita Indonesia Malam pukul 19.00 sampai dengan pukul 20.00 WIB. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang ada di siaran berita TVRI Nasional sendiri berada pada pojok kanan bawah dan berada dalam kotak biru dalam siaran berita tersebut. Adanya penerjemah bahasa isyarat dianggap tidak mengganggu bagi orang normal karena dengan begitu, maka orang normal pun dapat mempelajari dan memahami perbedaan yang ada di dalam lingkungan masyarakat.

Menurut data Dinas Sosial Provinsi Aceh tahun 2010, untuk jumlah penyandang disabilitas di Kota Banda Aceh ialah 493 orang. Adapun jumlah penyandang tunarungu berdasarkan data dari Young Voice Kota Banda Aceh pada tahun 2016, ialah sebanyak 150 orang.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini menggunakan Teori Uses and Graftifications. Menurut Ardianto dan Erdinaya (2005:70) uses and gratifications memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan seseorang. Asumsi dasar dari teori uses and gratifications menurut Katz, Blumler & Gurevitch dalam Ardianto dan Erdinaya (2005:70), yaitu:

1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan;

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak;

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan;

4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu;

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Teori uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa

(5)

Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada Siaran Berita TVRI Nasional (Studi pada Penyandang Tunarungu di Kota Banda Aceh) (Siti Nur Chotimah, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11

5 atau sumber-sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan (Ardianto dan Erdinaya, 2005: 71).

Teori uses and gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2003:290).

Hakikatnya manusia hidup selalu dihadapkan pada kebutuhan. Teori uses and gratifications memulai dengan lingkungan sosial yang menentukan kebutuhan setiap individu. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan cirri-ciri kepribadian. Effendy (2003:294) mengelompokkan kebutuhan individu ke dalam lima kategori, yakni sebagai berikut:

1. Cognitive needs (Kebutuhan kognitif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.

2. Affective needs (Kebutuhan afektif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional.

3. Personal integrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas,

kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.

4. Social integrative needs (Kebutuhan sosial secara integratif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

5. Escapist needs (Kebutuhan pelepasan)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

METODE PENELITIAN

Lokasi dalam penelitian ini ialah Kota Banda Aceh. Adapun alasan peneliti memilih Kota Banda Aceh sebagai lokasi penelitian karena lokasi Banda Aceh yang strategis dan berdasarkan pengamatan awal peneliti bahwa jumlah penyandang tunarungu yang menonton siaran berita TVRI nasional di Kota Banda Aceh terbilang banyak dikarenakan akses untuk mendapatkan channel TVRI nasional tidak perlu menggunakan televisi berjaringan kabel cukup hanya menggunakan antena biasa.

(6)

Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada Siaran Berita TVRI Nasional (Studi pada Penyandang Tunarungu di Kota Banda Aceh) (Siti Nur Chotimah, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11

6 Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Kriyantono (2008:69) metode deskriptif bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau melukiskan apa yang sedang diteliti dan berusaha untuk memberikan gambaran yang jelas dan mendalam tentang apa yang sedang diteliti dan menjadi pokok permasalahan.

Dengan menggunakan metode deskriptif, akan dipecahkan pokok permasalahan penelitian dengan memaparkan, menuliskan, serta menggambarkan bagaimana efektivitas penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia pada siaran berita TVRI nasional terhadap penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh.

Subjek penelitian ialah penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh. Objek penelitian pada kajian ini ialah Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia pada Siaran Berita TVRI Nasional, dimana peneliti ingin mengetahui bagaimana penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia pada siaran berita TVRI Nasional terhadap penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh.

Kriteria informan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh berusia antara 15-40 tahun.

2. Pernah atau sering menonton siaran berita TVRI Nasional. 3. Mengerti bahasa isyarat.

Adapun daftar nama informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Daftar Nama Informan

No Nama Jenis Kelamin Usia Alamat

1. Erlina Malinda Perempuan 37 Lamtemen Timur

2. Herasanty Perempuan 32 Merduati

3. Rosita Perempuan 34 Gampong Jawa

4. Riski Auliana Perempuan 23 Punge Blang Cut

5. Amry Putra Laki-laki 29 Lampineung

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

(7)

Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada Siaran Berita TVRI Nasional (Studi pada Penyandang Tunarungu di Kota Banda Aceh) (Siti Nur Chotimah, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11

7 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Berdasarkan pemaparan peneliti terkait temuan penelitian mengenai efektivitas penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada siaran berita TVRI Nasional terhadap penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh, maka pembahasan efektivitas penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) terhadap penyandang tunarungu disajikan dalam sub pembahasan.

B. Efektivitas Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada Siaran Berita TVRI Nasional

Indikator efektivitas untuk tercapainya sasaran atau tujuan dalam penelitian ini meliputi:

a. Perhatian

Faktor-faktor penentu perhatian dapat dilihat dari determinan pribadi dan determinan stimulus.

1. Determinan pribadi, merujuk pada karakteristik individu dalam mempengaruhi perhatian. Determinan yang termasuk dalam sub indikator adalah:

a. Kebutuhan atau motivasi penyandang tunarungu dalam

memperoleh informasi melalui siaran berita pada stasiun televisi TVRI Nasional.

b. Sikap yang mempengaruhi penyandang tunarungu saat

memperoleh informasi dalam siaran berita pada TVRI Nasional yang menampilkan penerjemah bahasa isyarat.

c. Tingkat adaptasi khalayak tunarungu yang terbiasa dengan tayangan siaran berita pada TVRI Nasional.

d. Rentang perhatian khalayak akan terfokus pada kolom penerjemah bahasa siaran dalan siaran berita TVRI Nasional.

2. Determinan stimulus, artinya program siaran berita bersifat baru atau unik sehingga memikat dan menarik perhatian terhadap khalayak yang menonton. Determinan stimulus yang termasuk dalam sub indikator adalah:

a. Ukuran gambar penampil penerjemah bahasa isyarat dalam siaran berita Indonesia Malam di TVRI Nasional dirasa oleh khalayak yang telah diteliti dalam penelitian ini ialah kurang besar, sehingga kurang terlihat jelas oleh khalayak tunarungu.

b. Warna latar dari tampilan penerjemah bahasa isyarat yang berwarna biru terang mampu memberikan tampilan yang bagus dipandang mata.

c. Intensitas khalayak dalam menonton siaran berita di TVRI Nasional.

d. Gerakan tubuh penerjemah bahasa isyarat yang dianggap terlalu cepat oleh khalayak tunarungu dalam penelitian ini.

(8)

Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada Siaran Berita TVRI Nasional (Studi pada Penyandang Tunarungu di Kota Banda Aceh) (Siti Nur Chotimah, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11

8 e. Posisi tampilan penerjemah bahasa isyarat yang berada di pojok

kanan bawah juga dianggap masih kurang jelas oleh khalayak tunarungu.

b. Pemahaman

Berkaitan dengan penafsiran stimulus hingga makna stimulus dikategorikan dan diuraikan sebagai pengetahuan yang telah ada. indikator pemahaman adalah:

1. Kategori stimulus. Artinya pesan berita diterima oleh khalayak sesuai dengan pengetahuan khalayak tunarungu.

2. Elaborasi stimulus. Artinya pesan berita yang ditampilkan oleh penerjemah berupa bahasa isyarat.

3. Determinan pribadi dalam pemahaman. Artinya bahwa khalayak tunarungu memahami isi berita yang disampaikan. Adapun indikator determinan pribadi dalam pemahaman adalah:

1. Linguistik penggunaan kata-kata dipahami oleh penyandang tunarungu atau tidak.

2. Konteks untuk mengetahui penerjemah bahasa isyarat dalam siaran berita bagus atau tidak dalam menyampaikan pesan kepada khalayak tunarungu. Khalayak tunarungu dalam penelitian ini menganggap bahwa penerjemah bahasa isyarat kurang bagus dalam menyampaikan pesannya karena gerakan tubuh penerjemah yang terlalu cepat sehingga khalayak kurang mampu menerima informasi dengan baik.

c. Efek Kognitif, untuk mengetahui bagaimana bahasa isyarat dalam siaran berita TVRI Nasional memberikan pengetahuan bagi khalayak tunarungu. Adapun indikator efek kognitif adalah:

1. Bidang pemikiran atau gagasan yang dapat mengetahui apakah penerjemah bahasa isyarat dalam siaran berita TVRI Nasional dalam penyampaian pesannya memberikan kesan yang baik kepada khalayak.

2. Pesan-pesan yang disampaikan menyediakan informasi kepada penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh yang pernah atau sering menonton siaran berita di TVRI Nasional.

d. Efek Afektif, untuk mengetahui bahasa isyarat dalam program siaran berita di TVRI Nasional mempengaruhi emosi atau perasaan khalayak tunarungu yang menonton siaran berita TVRI Nasional. Adapun indikator efek afektif adalah:

1. Faktor emosi atau perasaan. Untuk mengetahui penggunaan bahasa isyarat dalam siaran berita TVRI Nasional mampu memberikan nilai kepuasan kepada khalayak tunarungu.

2. Pesan-pesan mengubah tingkah laku. Untuk mengetahui sikap yang akan terbentuk setelah melihat tayangan program berita dengan bahasa isyarat dalam program berita di TVRI Nasional sebagai

(9)

Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada Siaran Berita TVRI Nasional (Studi pada Penyandang Tunarungu di Kota Banda Aceh) (Siti Nur Chotimah, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11

9 tanda bahwa pesan mampu mempengaruhi respon afektif khalayak tunarungu.

e. Efek Behavioral, bahasa isyarat yang ada dalam program siaran berita TVRI Nasional dapat membuat khalayak tunarungu memberikan sikap pada isi pesan dengan menggunakan bahasa isyarat yang dilihatnya. Hubungan Teori Dengan Penelitian

Pada sub bab ini peneliti menganalisis fenomena yang terjadi dengan menggunakan teori uses and gratifications. Asumsi dasar dari teori uses and gratifications menurut Katz, Blumler & Gurevitch dalam Ardiyanto dan Erdinaya (2005:70), yaitu :

1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan;

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak;

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan;

4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu;

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Berdasarkan dengan asumsi dasar tersebut, maka hubungan teori dengan penelitian ini. Pertama, yaitu khalayak dianggap aktif. Pada penelitian ini, penyandang tunarungu sebagai khalayak aktif yang pernah atau sering menonton siaran berita TVRI Nasional mempunyai tujuan dalam menonton dan melihat siaran berita tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

Kedua, dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. Dalam penelitian ini media massa yang dipilih oleh khalayak tunarungu ialah media televisi melalui siaran berita Indonesia Malam di TVRI Nasional. Demi memuaskan kebutuhan informasinya, maka khalayak memilih media yang dapat menyediakan penerjemah bahasa isyarat agar informasi untuk penyandang tunarungu tetap bisa dapat dinikmati oleh mereka, tidak hanya dapat dinikmati oleh orang normal saja pada umumnya. Dengan adanya penerjemah bahasa isyarat tersebut, penyandang tunarungu merasa terpuaskan walaupun hasil yang diterima oleh mereka tidak begitu efektif dikarenakan penyajian tampilan penerjemah bahasa isyarat tersebut masih terasa kurang optimal oleh penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh. Seperti untuk ukuran gambar penerjemah bahasa isyaratnya yang masih terlalu kecil dan gerakan penerjemah bahasa isyarat yang terlalu cepat.

(10)

Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada Siaran Berita TVRI Nasional (Studi pada Penyandang Tunarungu di Kota Banda Aceh) (Siti Nur Chotimah, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11

1 0 Ketiga, media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Dalam penelitian ini, media massa televisi yaitu TVRI Nasional masih konsisten untuk tetap menampilkan penerjemah bahasa isyarat, sedangkan siaran berita pada channel televisi lainnya tidak menampilkan penerjemah bahasa isyarat tersebut, sehingga TVRI Nasional mampu memberikan kebutuhan informasi kepada penyandang tunarungu dan dapat bersaing dengan stasiun televisi lainnya.

Keempat, tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. Anggota khalayak dalam penelitian ini ialah penyandang tunarungu yang pernah atau sering menonton siaran berita pada TVRI Nasional yang mengerti bahasa isyarat yang ditampilkan dalam siaran beritanya, anggota khalayak memilih media televisi TVRI Nasional karena menampilkan penerjemah bahasa isyarat untuk memenuhi kebutuhan infomasi sehingga informasi yang ada dapat terdistribusi tidak hanya oleh orang normal yang dapat memperoleh informasi tersebut, tetapi juga penyandang tunarungu yang ingin mengetahui perkembangan yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri. Media televisi yaitu siaran berita TVRI Nasional dipilih oleh khalayak tunarungu karena menampilkan penerjemah bahasa isyarat dalam siaran beritanya. TVRI Nasional memberikan kemudahan bagi penyandang tunarungu dalam siaran beritanya dengan menampilkan penerjemah bahasa isyarat agar dapat memperoleh informasi yang sama dengan yang diperoleh orang normal lainnya.

Kelima, penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Fokus penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas penggunaan sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI) pada siaran berita TVRI Nasional terhadap penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh.

2. Hasil dari penelitian ini ialah bahwa penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada siaran berita TVRI Nasional terhadap penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh ialah tidak efektif. Karena pada penelitian ini tidak memenuhi 5 (lima) indikator yang digunakan peneliti untuk mengetahui efektivitas penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) terhadap penyandang tunarungu di Kota Banda Aceh.

Setelah menarik kesimpulan, peneliti mengemukakan saran yang dianggap perlu. Adapun saran dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :

(11)

Efektivitas Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada Siaran Berita TVRI Nasional (Studi pada Penyandang Tunarungu di Kota Banda Aceh) (Siti Nur Chotimah, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11

1 1 1. Diharapkan bagi media televisi lainnya untuk menayangkan berita

dengan menggunakan bahasa isyarat agar para penyandang tunarungu dapat mengikuti informasi yang berkembang saat ini dan dapat menikmati siaran berita yang diberikan oleh saluran media lain baik berita dalam negeri maupun berita diluar negeri.

2. Diharapkan agar tampilan penerjemah bahasa isyarat di media televisi yang sudah ada agar lebih diperbesar ukurannya, dan gerakan penerjemah diharapkan mampu lebih pelan agar para penyandang tunarungu lebih memahami isi informasi dari penerjemah bahasa isyarat tersebut.

3. Penelitian ini masih penuh dengan keterbatasan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu peneliti berharap kepada penelitian selanjutnya akan lebih baik jika menggunakan metode, tema yang lebih menarik, dan melibatkan variabel yang lebih lengkap.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Aw, Suranto. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ardiyanto, Elvinaro & Erdinaya. 2005. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.

Effendy, Onong U. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya.

Kriyanoto, Rachmat.2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Perundang-undangan

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Nama Informan

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil pengujian tarik hasil pengelasan GTAW lebih tinggi dibandingkan pengelasan SMAW dengan selisih tegangan tarik maksimum sebesar 6,62 N/mm 2 (6,62MPa),

16 Pada penelitian retrospektif di India pada tahun 2000-2009 didapatkan kejadian reaksi tipe 1 hanya pada 3 anak dari 219 kasus MH anak dan tidak didapatkan reaksi tipe 2.. 5

Dimana perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai kedewasaan, dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan

Dimensi knowledge (pengetahuan) cenderung berkembang lebih baik dibanding dua dimensi kompetensi lainnya. Elaborasi hasil analisis terhadap gender dan status

Ej guñeol me`e gak}ekepse duk}l a ja ~pekma ek ej gukaksl y se jl a}ekmepá ibuaj Ej guñeol me`e gak}ekepse duk}l a ja ~pekma ek ej gukaksl y se jl a}ekmepá ibuaj ~ues si se hak

Anemia Defisiensi Asam Folat/ vitamin - ↓ asupan vitamin dan asam folat - Malabsorbsi - Defek enzim kongenital (jarang) - Kebutuhan asam folat ↑: Kehamilan, bayi,

Dapatan kajian ini mempunyai beberapa implikasi terhadap teori dan praktis khususnya mengenai hubungan langsung antara faktor organisasi iaitu ganjaran, gaya

Persamaan dari kedua stigma, stigma masyarakat dan stigma pada diri sendiri, dapat dilihat pada penilaian yang berupa persepsi, keyakinan dan respon perilaku yang