• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPARASI KINERJA SISTEM AIR CONDITIONING (AC) DENGAN REFRIGERAN PROPAN ISOBUTAN DAN FREON R-12 PADA MOBIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPARASI KINERJA SISTEM AIR CONDITIONING (AC) DENGAN REFRIGERAN PROPAN ISOBUTAN DAN FREON R-12 PADA MOBIL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A-388

KOMPARASI KINERJA SISTEM AIR CONDITIONING (AC) DENGAN REFRIGERAN

PROPAN ISOBUTAN DAN FREON R-12 PADA MOBIL

Sunaryo1, Aji Pranoto2

1

Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin Universitas Sains AlQuran Jawa Tengah E-mail: dosauto2000@yahoo.co.id

2

Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin IST AKPRIND Yogyakarta E-mail: pranoto_aji@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pentingnya kelestarian lingkungan hidup dan isu mengenai penghematan energi di era global, menuntut manusia lebih sadar dan arif dalam memanfaatkan teknologi. Isu tentang dampang lingkungan yang saat ini berkembang antara lain mengenai ODS (Ozone Depleting Subtance) dan GWP (Global warning Potential). Salah satu penyebab dari kerusakan lingkungan hidup adalah penggunaan refrigeran. Penggunaan refrigeran terutama yang mengandung Chlor seperti refrigeran freon atau CFC (Chlorofluorocarbon) ternyata tidak ramah lingkungan sehingga ditemukan senyawa hidrokarbon sebagai refrigeran alternatif. Kedua refrigeran ini memiliki sifat dan karakteristik berbeda yang menyebabkan perbedaan pada kinerja perangkat Air Conditioning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara penggunaan refrigeran hidrokarbon dan Freon terhadap kinerja pada Air Conditioner. Dalam penelitian ini mengunakan metode komparasi dan parameter yang diamati meliputi berat refrigeran, tekanan kerja refrigeran, tingkat kecepatan pendinginan , daya kompresor dan konsumsi bahan bakar.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa perbandingan kinerja sistem AC dengan refrigeran hidrokarbon dan refrigeran freon adalah sebagai berikut, yaitu berat refrigeran hidrokarbon lebih efisien sebesar 58%, kecepatan pendinginan lebih cepat sebesar 34,8%, daya kompresor lebih kecil sebesar 88%, dan konsumsi bahan bakar lebih hemat sebesar 6,5%, meskipun tekanan kerja refrigeran hidrokarbon lebih tinggi sebesar 9% pada pipa tekanan tinggi dan 18% pada pipa tekanan rendah.

Kata kunci : Kinerja Air Conditioning, Refrigeran, Hidrokarbon, Freon

PENDAHULUAN

Pentingnya kelestarian lingkungan hidup dan isu-isu mengenai penghematan energi di Era

Global ini menuntut manusia untuk lebih sadar dan arif dalam pemanfaatan teknologi. Isu tentang

dampak lingkungan yang saat ini berkembang antara lain mengenai Ozone Depleting Subtance (ODS)

dan Global Warning Potensial (GWP, yang merupakan dampak kerusakan lingkungan yang

diakibatkan salah satunya oleh penggunaan refrigerant.

Penggunaan refrigeran terutama yang mengandung klor (clor) seperti freon atau CFC

(Chlorofluorocarbon), ternyata tidak ramah lingkungan. Zat – zat inilah yang dapat merusak lapisan

ozon di atmosfir bumi yang berdampak pada pemanasan global, terjadinya hujan asam sebagai akibat

dari reaksi sekunder unsur Nox dan SOx. Lapisan ozon diperlukan oleh bumi sebagai penahan dan

pemantul sinar ultraviolet dapat terkikis dengan adanya chlor yang ada pada jenis refrigeran

konvensional (freon) serta bahan-bahan lainnya (Halon, PVC). Dengan menipisnya lapisan ozon dapat

mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan, keterbatasan sumber air bersih, kerusakan rantai

makanan laut, musnahnya ekosistem terumbu karang dan sumber daya laut lainnya, serta menurunnya

hasil pertanian yang dapat menggangu ketahanan pangan.

Peraturan mengenai penggunaan refrigeran CFC secara tegas dituangkan dalam Konvensi Wina

dan Protokol Montreal pada tahun 1987, dengan keharusan penghentian kegiatan produksi dan

penggunaannya. Di Indonesia, peratutan ini diperkuat melalui sebuah Keppres dan dua SK

Menperindag, yaitu Keppres No. 23/1992 tentang larangan memproduksi dan memperdagangkan

bahan perusak lapisan ozon serta memproduksi dan memperdagangkan barang baru yang merusak

lapisan ozon. Dua SK Menperindag adalah No. 111/MPP/Kep/1/1998 tentang larangan impor bahan

ODS dan barang yang menggunakan bahan ODS terhitung mulai tanggal 27 Januari 1998. kemudian

No. 110/MPP/Kep/1/1998 tentang batas akhir perdagangan dan pemakaian bahan ODS terhitung mulai

(2)

A-389

tanggal 1 Januari 2005. Surat Keputusan ini kemudian telah ditinjau kembali sehingga Pemerintah

menetapkan jadwal penghapusan penggunaan CFC secara total tahun 2007.

Larangan penggunaan CFC ini, mendorong peneliti dan produsen untuk mencari alternatif

refrigeran lainnya yang bersifat tidak beracun, aman dan ramah terhadap lingkungan. Pada saat ini

refrigeran yang ramah lingkungan adalah refrigeran dari senyawa hidrokarbon non sintetik sebagai

penganti refrigeran sintetis seperti CFC dan HCFC yang mana selama ini banyak digunakan pada

sistem Air Conditioning baik untuk ruangan maupun mobil. Pemakaian bahan pendingin (refrigeran)

dari hidrokarbon atau Propan Isobutan (PIB) merupakan salah satu alternatif yang cukup relevan

dengan isu untuk mengurangi efek rumah kaca dan pemanasan global. Hal ini didasarkan pada

sifat-sifat ataupun karakteristik hidrokarbon itu sendiri, diantaranya nilai ODP (Ozon Depleting Potensial)

sebesar nol.

Bertolak dari permasalahan diatas, perlu dikaji dengan seksama penghematan energi dan nilai

ekonomis penggunaan refrigeran hidrokarbon pada mesin pendingin (Air Conditioning) terutama

untuk mobil. Penelitian ini selajutnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa besar perbandingan kinerja air conditioner ditinjau dari berat refrigeran, beban

kompresor, tingkat kecepatan pedinginan, tekanan kerja refrigeran dan konsumsi bahan bakar

dengan refrigeran Freon (R12)?

2. Seberapa besar perbandingan kinerja air conditioner ditinjau dari berat refrigeran, beban

kompresor, tingkat kecepatan pedinginan, tekanan kerja refrigeran dan konsumsi bahan bakar

dengan refrigeran hidrokarbon (propan isobutan)?

METODE

Penelitian perbandingan kinerja dan efisiensi penggunaan refrigeran hidrokarbon dan refrigerant

Freon pada sistem air conditioner pada mobil ini dilakukan dengan mengikuti langkah dan metode

berikut ini :

1. Tahap Persiapan

a) Mempersiapkan tempat pengujian.

b) Menyiapkan obyek penelitian yaitu unit AC Mobil.

c) Menyiapkan peralatan servis Air Conditioning mobil.

d) Menyiapkan tabung refrigeran (Freon dan Propan Isobutan).

e) Menyiapkan pencatat data hasil penelitian.

2. Tahap Pengambilan Data Penelitian

Pengambilan data dilakukan dengan tiga variasi putaran mesin yaitu pada putaran 1000 rpm, 1500

rpm, 3000 rpm.

a)

Pengujian AC mobil dengan refrigeran freon

1) Pengisian refrigeran freon pada Air conditioning mobil

2) Pengujian berat refrigeran freon

3) Pengujian tekanan refrigeran freon

4) Pengujian daya kompresor

5) Pengujian tingkat kecepatan pendinginan

6) Pengujian konsumsi bahan bakar

b) Pengujian AC mobil dengan refrigeran hidrokarbon jenis propan isobutan.

1) Pengisian refrigeran hidrokarbon pada Air conditioning mobil

2) Pengujian berat refrigeran hidrokarbon

3) Pengujian tekanan refrigeran hidrokarbon

4) Pengujian daya kompresor

5) Pengujian tingkat kecepatan pendinginan

6) Pengujian konsumsi bahan bakar

3. Tahap Pengolahan Data

Data pengolahan yang sudah didapat, diolah untuk mengetahui hubungan antara masing – masing

data dan membandingkan kinerja air conditioner refrigeran freon dengan refrigeran hidrokarbon.

(3)

A-390

PEMBAHASAN

Hasil penelitian dari perbandingan kinerja air conditioner dengan refrigeran freon dan

refrigeran hidrokarbon jenis propan isobutan adalah :

a. Berat Refrigeran

Berat refrigeran diukur dengan menggunakan spring scale. Pengisian refrigeran dinyatakan

penuh apabila pada slight glass receiver drier tidak terlihat lagi gelembung udara. Perbandingan

berat refrigeran adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Perbandingan Berat Refrigeran

Jenis Refrigeran Berat (gr)

Freon ( R – 12 ) 600 gr

Hidrokarbon (Propan Isobutan) 250 gr

b. Tingkat Kecepatan Pendinginan

Pengukuran dilakukan dengan cara menempatkan termometer pada evaporator pada tiga

variasi putaran mesin yaitu 1000 rpm, 1500 rpm dan 3000 rpm. Perbandingan tingkat kecepatan

pendinginan antara refrigeran freon dan refrigeran hidrokarbon ditunjukkan pada grafik berikut :

Kecepatan Pendinginan pada 1000 rpm

33 18 10 6 4 33 21 18 15 11 0 5 10 15 20 25 30 35 0 5 10 15 20 W aktu (menit) S u h u ( C ) Hidrokarbon Freon

Kecepatan Pendinginan pada 1500 rpm

33 7 4 4 3 33 18 15 14 12 0 5 10 15 20 25 30 35 0 5 10 15 20 W aktu (menit) S u h u ( C ) Hidrokarbon Freon

Kecepatan Pendinginan pada 3000 rpm

33 3 -2 -5 -8 33 15 13 12 11 -20 -10 0 10 20 30 40 0 5 10 15 20 Waktu (menit) S u h u ( C ) Hidrokarbon Freon

Gambar 1. Grafik Kecepatan Pendinginan pada

putaran Mesin 1000 rpm, 1500 rpm & 3000 rpm

(4)

A-391

Perbandingan rata – rata besarnya tingkat kecepatan pendinginan (menit/

o

C) antara air

conditioner yang menggunakan refrigeran freon (R-12) dan refrigeran hidrokarbon (Propan

isobutan) ditunjukkan pada grafik sebagai berikut :

Perbandingan Tingkat Kecepatan Pendinginan

0.65 0.67 0.49 0.9 0.95 0.9 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1000 2000 3000 Putaran m esin (rpm ) T k t K e c e p a ta n P e n d in g in a ( m in /o C ) Hidrokarbon Freon

Gambar 2. Perbandingan Kecepatan Pendinginan pada

Putaran Mesin 1000 rpm, 1500 rpm & 3000 rpm

c. Tekanan Kerja Refrigeran

Pengukuran terhadap tekanan refrigeran menggunakan manifold gauge pada saat proses

pengisian. Setelah pengisian dinyatakan penuh, manifold gauge akan menunjukkan besarnya

tekanan refrigeran pada sisi tekanan tinggi dan tekanan rendah kompresor. Perbandingan

pengukuran antara tekanan refrigeran freon dan refrigeran hidrokarbon adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Perbandingan Tekanan Refrigeran

Jenis Refrigeran

Rata-rata Tekanan Refrigeran (Psig) Tekanan tinggi Tekanan rendah

Hidrokarbon (Propan Isobutan) 220 55

Freon (R-12) 200 45

d. Daya Kompresor

Perhitungan daya kompresor dilakukan dengan memasukkan data – data pada manual book

kompresor type sanden 508. Data hasil pengukuran merupakan perhitungan pada berbagai variasi

putaran mesin yaitu 1000 rpm, 1500 rpm, dan 300 rpm. Hasil perbandingan daya kompresor

antara air conditioner dengan refrigeran freon dan refrigeran hidrokarbon ditunjukkan pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 3. Perbandingan Daya Kompresor

JENIS REFRIGERAN PUTARAN MESIN (RPM)

1000 1500 3000

FREON 0,08 0,09 0,45

HIDROKARBON 0,01 0,02 0,03

e. Konsumsi Bahan Bakar

Pengambilan data dilakukan dengan menentukan waktu lamanya mesin mengkonsumsi bahan

bakar sebesar 100 ml, dengan mengoperasikan Air Conditioner pada berbagai variasi putaran

mesin. Data rata – rata pengukuran konsumsi bahan bakar ditunjukkan pada Gambar 3.

Berdasarkan grafik tersebut, maka konsumsi bahan bakar perjam pada putaran mesin 3000 rpm

adalah sebagai berikut :

1) Air conditioner dengan refrigeran freon

jam Lt B x B / 5 , 3 1000 3600 51 50  

(5)

A-392

2) Air conditioner dengan refrigeran hidrokarbon

jam

Lt

B

x

B

/

27

,

3

1000

3600

55

50

Konsumsi bahan bakar sebesar 3,27 liter/jam.

Konsumsi Bahan Bakar setiap 50ml

113 77 73 58 51 169 103 85 65 55 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1000 1500 2000 2500 3000 Putaran Mesin (rpm) W a k tu ( d e ti k ) Freon Hidrokarbon

Gambar 3. Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar

Hasil penelitian tentang perbandingan tingkat efisiensi antara refrigeran Freon (R-12) dan

Refrigeran Hidrokarbon (Propan isobutan) adalah sebagai berikut :

1. Berat refrigeran

Pengisian refrigeran dalam sistem Air Conditioner (AC) akan dinyatakan penuh, apabila slight

glass pada receiver dryer sudah terlihat gelembung – gelembung udara. Dari hasil pengamatan

didapatkan bahwa pengisian AC dengan refrigeran hidrokarbon (Propan Isobutan) lebih efisien,

yaitu sebesar 59% dibandingkan penggunaan refrigeran Freon.

2. Tingkat kecepatan pendinginan

Tingkat kecepatan pendinginan merupakan besaran yang menyatakan waktu yang dibutuhkan

oleh refrigeran untuk mendinginkan ruangan pada suhu tertentu.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, sistem air conditiioner dengan refrigeran hidrokarbon

(propan isobutan) mempunyai tingkat kecepatan pendinginan yang lebih baik. Rata – rata

kecepatan pendinginan pada putaran 1000 rpm, 1500 rpm dan 3000 rpm untuk refrigeran propan

isobutan (R290/R600a) sebesar 0,6 menit/

o

C dan refrigeran freon (R-12) sebesar 0,92 menit/

o

C.

3. Tekanan Kerja refrigeran

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tekanan kerja refrigeran hidrokarbon jenis propan

isobutane (R290/R600a) lebih tinggi dibandingkan dengan refrigeran freon (R-12). Hal ini sesuai

dengan hukum gas ideal yang menyatakan bahwa semakin tinggi temperatur kerja refrigeran maka

tekanannya juga semakin tinggi (PV=nRT).

4. Daya kompresor

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa daya yang dibutuhkan kompresor untuk mendinginkan

ruangan mobil lebih kecil apabila menggunakan refrigeran propan isobutan. Hasil rata – rata

perhitungan daya kompresor pada kecepatan mesin 1000 rpm, 1500 rpm dan 3000 rpm yaitu 0,02

PS untuk Air Conditioner yang menggunakan refrigeran propan isobutan (R290/R600a) dan 0,2 PS

pada refrigeran Freon (R-12).

5. Konsumsi bahan bakar

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa mobil yang menggunakan refrigeran Propan isobutan

pada sistem Air conditionernya, mengkonsumsi bahan bakar lebih efisien, yaitu sebesar 6,5%.

KESIMPULAN

1. Berat Refrigeran untuk pengisian AC dengan refrigeran hidrokarbon (Propan Isobutan) lebih

efisien, sebesar 58% dibandingkan penggunaan refrigeran Freon.

(6)

A-393

2. Tingkat kecepatan pendinginan untuk pengisian AC dengan refrigeran hidrokarbon (Propan

Isobutan) lebih cepat, sebesar 34,8% dibandingkan penggunaan refrigeran Freon.

3. Tekanan Kerja refrigeran untuk AC dengan refrigeran hidrokarbon (Propan Isobutan) lebih tinggi,

yaitu pada pipa tekanan tinggi sebesar 9% dan pipa tekanan rendah 18% dibandingkan penggunaan

refrigeran Freon.

4. Besarnya daya kompresor untuk mensirkulasikan refrigerant pada AC dengan refrigeran

hidrokarbon (Propan Isobutan) lebih rendah, yaitu sebesar 88% dibandingkan penggunaan

refrigeran Freon.

5. Tingkat konsumsi bahan bakar untul AC dengan refrigeran hidrokarbon (Propan Isobutan) lebih

efisien, yaitu sebesar 6,5% dibandingkan penggunaan refrigeran Freon.

DAFTAR PUSTAKA

Andrew D, Althouse.et.al. (1968), Modern Refrigeration and Air Conditioning (AC), USA :

WILLCOX. Co. Inc.

Anonim (1986), Dasar – dasar Air Conditioner. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor.

Anonim (1995), Hydrocarbon and Other Progressive Answer to Refrigeration, Greenpeace.

Anonim (1996), Perlindungan Ozon dengan Teknologi Hidrokarbon, Jakarta : SWISSCONTACT dan

SMEP Indonesia.

Anonim (1994), Service Manual Air Conditioner. ZEXEL Corporation.

Anonim , (1999), Hidrokarbon sebagai Bahan Pendingin. Malang : PPPGT / VEDC Malang,

Depdikbud.

Boyce H Dwiggins (1988), Automotive Air Conditioning (Edisi VI), Newyork : DELMAR Publisher

Inc.

Diks, M.E. (1991), Teknik Pendinginan (Refrigerasi) dan Reparasi, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Gerald Foley (1993), Pemanasan Global, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, Kophalindo Panos.

Karyanto, E. (2004), Penuntun Praktikum Teknik Mesin Pendingin, Jakarta : Restu Agung.

Nakoela Soenarta (1995), Motor Serba Guna, Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Paul Lang (1987), Principles of Air Conditioning, Newyork : DELMAR Publisher Inc.

Sumanto (1985), Dasar – Dasar Mesin Pendingin. Yogyakarta : Andi Offset.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Berat Refrigeran
Gambar 2. Perbandingan Kecepatan Pendinginan pada   Putaran Mesin 1000 rpm, 1500 rpm & 3000 rpm   c

Referensi

Dokumen terkait

23 Hasil yang lebih tinggi ini dapat disebabkan karena perbedaan pola makan serta responden yang datang ke Poli Alergi Imunologi merupakan responden yang sudah dicurigai

Berdasarkan analisa kemampuan sumber daya menampung aktivitas yang dapat dilakukan, maka di dalam ASB dapat dikembangkan zona intensif di area tengah dan

Hasil penelitian ini berupa deskripsi hasil rekapitulasi data LKS IPA Biologi SMP Kelas VIII Semester II yang digunakan di Karesidenan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016

Partai Kebangkitan Bangsa Partai Uni Demokrasi Indonesia Partai Buruh Nasional. PartaiMusyawarah Kekeluargaan Gotong-royong Partai

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan program muatan lokal khususnya bahasa jawa yaitu melestarikan dan mempertahankan tradisi atau

 Dan apa yang kami maksudkan dengan mustahab ialah yang datang hadith menerangkan keutamaannya dan tidak dinukilkan bahawa Nabi selalu (muwazhobah) mengerjakannya -

Terdapat beberapa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian konsumen, variabel tersebut yaitu persaingan harga, personil, produk, kenyamanan berbelanja,

Penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian Kiel dan Nicholson (2003) yang dimana pada penelitian Kiel dan Nicholson menyatakan bahwa dewan komisaris