• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata Kunci: furniture, Intra Industry Trade Index (Grubel-Lloyd Index)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata Kunci: furniture, Intra Industry Trade Index (Grubel-Lloyd Index)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

Judul : Perdagangan Intra IndustriFurniture Indonesia Dengan Thailand Sebagai Partner Dagang Tahun 2007-2015

Nama : I Kadek Donny Wishanesta NIM : 1306105071

ABSTRAK

Perdagangan internasional dapat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian suatu negara melalui ekspor dan impor. Salah satu bentuk kerjasama perdagangan internasional itu adalah adanya kerjasama perdagangan intra industri. Hubungan antar suatu negara dengan negara lain pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan antar negara. Terjadinya hubungan untuk melakukan pertukaran barang atau jasa didua negara atau lebih di suatu kawasan perjanjian wilayah ekonomi disebabkan karena situasi dimana suatu negara berspesialisasi dalam industri yang sama dan melakukan perdagangan internasional. Penelitian ini bertujuaan untuk menganalisis besarnya derajat integrasi perdagangan intra industri furniture Indonesia dengan Thailand sebagai partner dagang pada tahun 2007-2015. Penelitian ini mengunakan Intra-Industry Trade Index (Grubel-Lloyd Index) untuk menghitung derajat integrasi. Hasil penelitian ini menunjukkan derajat integrasi antara Indonesia dengan Thailand sebagai negara mitra dagang di industri

furniture bahwa pada tingkat Middle integration sebesar 45,9 sampai dengan strong integration sebesar 95.

(2)

ii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINILITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 9

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Teori Perdagangan Internasional ... 12

2.1.2 Teori Absolute Advantage ... 14

2.1.3 Teori Comparative Advantage ... 15

2.1.4 Teori Ekspor ... 16

2.1.5 Teori Impor ... 17

2.1.6 Model Intra Industry Trade (IIT) ... 18

2.1.7 Teori Faktor Produksi (Teori Hecskher-Ohlin)….. 23

2.1.8 Landasan Perdagangan Intra Industry Trade ……. 24

2.1.9 Beberapa Keunggulan Perdagangan Intra Industry Trade ……… 26

2.1.10 Penelitian Terdahulu ... 27

2.2 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 30

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Penelitian ... 30

3.3 Ruang Lingkup Penelitian ... . 30

3.4 Objek Penelitian ... 31

3.5 Identifikasi Variabel ... 31

3.6 Definisi Operasional Variabel ... 31

3.7 Jenis Data dan Sumber Data ... 32

3.8 Populasi dan Sampel ... . 33

3.9 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.10 Teknik Analisis Data ... 34

(3)

iii

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Indonesia ... 39

4.2 Gambaran Umum Perdagangan Bilateral Produk Furniture Indonesia Dengan Thailand... 41

4.3 Hasil Analisis Data ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 47

5.2 Saran ... 47

DAFTAR RUJUKAN ... 49

(4)

iv

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Matrik PenelitianTerdahulu……… 28 3.2 Klasifikasi Nilai Intra Industry Trade ……….. 37 4.3 Klasifikasi Nilai Intra Industry Trade ………. 45

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1.1 Volume Ekspor Furniture Indonesia ke Sembilan Mitra Dagang Utama Tahun 2007-2015 ... 7 1.2 Volume Impor Furniture Indonesia ke Sembilan Mitra Dagang Utama

Tahun 2007-2015 ... 8 3.1 Kerangka Pemikiran ... 35 4.1 Nilai Perkembangan Ekspor dan Impor Furniture Indonesia dengan

Thailand 2007-2015 ... … 43 4.2 Intra Industry Trade Index ... …. 45

(6)

6 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perdagangan intra industry trade(IIT) merupakan situasi dimana suatu negara berspesialisasi dalam industri yang sama dan melakukan perdagangan internasional. Perdagangan intra industri ini memang belakangan ini menjadi salah satu topik menarik untuk diangkat atau menyita kalangan peneliti khususnya di bidang perdagangan internasional. Salah satunya barang furniture, dalam daya tarik IIT ini karena dampaknya terhadap kinerja makro secara umum. IIT ini tidak hanya dilihat dari segi kinerja perdagangan saja, akan tetapi dampak dari perdagangan internasional tersebut terhadap sektor industri. Keterkaitan antara perdagangan internasional terhadap sektor industri akan berdampak secara langsung terhadap perekonomian nasional, sehingga hal ini menjadi fokus perhatian karena melibatkan banyak pihak eksportir ataupun importir dan dampaknya terhadap masyarakat secara umum. Keterkaitan antara sektor industri dengan konsep IIT dijelaskan melalui product differentiation and economics of scale yang menciptakan perbedaan struktur pasar di masing-masing negara. Struktur pasar yang dibentuk dari perbedaan selera (perbedaan pendapat per kapita antar negara) sehingga menyebabkan adanya clusterpermintaan di negara tersebut (Helpman dan Krugman, 1985). Oleh karena itu, IIT terjadi dikarenakan adanya perbedaan antar selera masyarakatdomestik maupun negara partner terhadap komoditas tertentu.

Perdagangan internasional memiliki dampak yang luas terhadap perekonomian suatu negara terutama di negara berkembang dengan pendapatan yang masih rendah yang tidak memungkinkan untuk melakukan akumulasi tabungan dan modal. Perdagangan internasional

(7)

7

memberikan harapan bagi negara untuk dapat menutupi kekurangan tabungan domestik yang diperlukan untuk pembentukan modal dalam rangka meningkatkan produktivitas perekonomiannya.

Perkembangan perekonomian dunia ini tidak terlepas dari arus globalisasi ekonomi di semua negara yang melibatkan hubungan antara perusahaan, negara, pemerintah dan masyarakat. Globalisasi ekonomi menjadikan dunia sebuah pasar global saat ini, bukan hanya untuk barang dan jasa, tetapi untuk penyediaan modal, teknologi, dan tenaga kerja. Globalisasi ekonomi mendorong semua negara berperan aktif dalam perdagangan internasional, sehingga melahirkan kebijakan liberalisasi perdagangan internasional yang menekankan kepada penurunan dan penghapusan hambatan perdagangan baik berupa tarif maupun non-tarif.Liberalisasi perdagangan internasional mengakibatkan peningkatan arus perdagangan baik barang maupun jasa antar negara. Meningkatkan perdagangan internasional Indonesia menjalin hubungan bilateral dengan berbagai negara mitra dagang salah satunya adalah Thailand.

Kerangka perekonomian yang semakin terintegrasi ini, berbagai macam dinamika dan perubahan yang terjadi pada tingkat global saat ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan turut mempengaruhi kinerja perekonomian suatu negara. Bagi Indonesia, pengaruh perubahan ekonomi global juga praktis tidak dapat dihindari sebagai konsekuensi dari sistem ekonomi terbuka yang dianut. Implikasi berbagai perubahan tersebut dapat dicerminkan oleh kinerja besar-besaran yang terdapat di dalam neraca pembayaran, yang meliputi dalam transaksi perdagangan barang yaitu (Ekspor [X] – Impor [M]. Dengan demikian harus memperhatikan perubahan tersebut dalam tahun tertentu untuk dapat mengetahuikemampuan perekonomian domestik dalam menyediakan cadangan devisa guna menopang berbagai transaksi internasional yang dilakukan pada tahun tersebut.

(8)

8

Apabila dicermati, transaksi perdagangan internasional Indonesia (ekspor dan impor)dengan negara Thailand sebagai mitra dagang telah mengalami perubahan dantransformasi yang bersifat struktural. Hal ini dapat mulai terlihat sejak dimulainya prosesindustrialisasi pada awal dekade 1990-an. Bila dalam dekade tahun 1980-an, eksporIndonesia masih didominasi oleh ekspor komoditi primer, maka sesudah periodetersebut nilai ekspor produk manufaktur telah berhasil melampaui nilai eksporkomoditi primer. Kondisi ini juga tentunya tidak terlepas dari insentif berupa nilaitambah (value added) tinggi yang ditawarkan oleh produk-produk manufaktur dari pada komoditi primer. Perubahan juga terjadi pada struktur impor, yang sebelumnyalebih didominasi oleh impor barang-barang konsumsi menjadi impor bahan baku atau penolong dan barang modal.Dengan perubahan struktur tersebut, Indonesia menjadikan Thailand sebagai partner dagang karena pada saat krisis global hanya saja Thailandlah yang terus bergerakdan berlanjut dalam sektor furniture.Selain itu pula dalam perkembangannya barang furniture di negara Thailand ini sangat menjanjikan karena proses ekspor dan impornya tidak ada hambatan dan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, hingga saat ini Thailand masih dijadikan partner dagang oleh Indonesia. Sehingga tidak tertutup kemungkinan terjadinya hubungan dagang antara Indonesia dan Thailandsebagai partnermitra dagang dengan pola yang lebih didominasi oleh pertukaran antara barang-barangdari sektor manufaktur yang relatif sama (intra-industry trade). Namundemikian, ada kemungkinan lain yaitu terjadinya pertukaran antara barang-barangmanufaktur yang relatif tidak sama

(inter-industry trade) yaitu dengan kualitas dan berbahan yang berbeda. Perbedaan utama dari

perdagangan inter industry trade adalah jika perdagangan inter-industri melibatkan produk-produk yang memang berbeda, maka IIT mencakup produk-produk-produk-produk yang masih satu jenis namun dibuat sedemikian rupa sehingga tampak berbeda (Salvatore, 2003).

(9)

9

Alasan terjadi IIT dalam produk-produk yang homogen, antara lain karena biaya transportasi, faktor musiman dalam penawaran, dan entrepots (pintu gerbang masuk ke suatu wilayah). Intra industry trade antar negara maju muncul ketika negara tersebut mempunyai tingkat pembangunan ekonomi yang hampir sama dan biasanya mirip dalam kepemilikan faktor (Nafsiger, 1997). Intra industry trade dikatakan sebagai sumber dominan keuntungan perdagangan apabila: pertama, negara-negara yang berdagang mempunyai kesamaan faktor-faktor produksi, serta; kedua, skala ekonomi dan diferensiasi produk menjadi faktor-faktor penting, sehingga keuntungan dari skala yang meningkat dan semakin banyaknya pilihan terhitung besar. Kecenderungan meningkatnya perdagangan produk industri yang relatifsama

(intra-industry trade) antar negara, secara teoritis-empiris, lebih didasarkankepada pertimbangan skala

ekonomi (economic of scale). Kecenderungan inilah dapatterlihatcukup kuat dipraktekkan dalam perdagangan antar Indonesia dan Thailand yang beradadalam satu kawasan tertentu dan mengikatkan diri dalam kerja sama ekonomi khusus. Dalam kasus ini berarti bahwa Indonesiamemproduksi barangnya dari yang barang mentah sampai menjadi barang jadi yang berbahan kayu jatidan mengekspornya ke Thailand dengan harga yang sudah ditentukan. Sedangkan Thailand hanya menerima langsung barang jadi yang sudah berbentuk furniture dari Indonesia dan memperjualbelikan kembali ke negara-negara dengan harga yang lebih mahal. Demikian sebaliknya Indonesia mengimpor barang yang berbahan mahogani dari Thailand. Selanjutnya, Thailand hanyaperlu merakitnya kembali menjadi barang jadi dan mengekspornya ke negara lain.

Konsep perdagangan intra industri muncul sebagai sebuah jawaban atas adanya realitas baru yang terjadi dalam pola perdagangan internasional pada saat ini. Pola dari perdagangan internasional tersebut yang secara tidak langsung nyatanya ditemukan bahwa di beberapa negara,

(10)

10

telah berkembang pola perdagangan dua arah yaitu perdagangan untuk barang yang sama (negara yang mengekspor dan juga mengimpor barang yang sama) dengan partner dagang. Kemudian fakta ini malah menimbulkan banyak reaksi dari beberapa peneliti yang selanjutnya dikembangkan melalui kajian terhadap teori-teori perdagangan lama. Teori-teori perdagangan tradisional khususnya teori perdagangan komparatif Heckscer-Ohlin (H-O) ternyata tidak mampu menjelaskan secara gambling pola perdagangan tersebut. Latar belakang inilah selanjutnya menjadi cikal bakal munculnya teori perdagangan yang baru (new trade theory) yang kemudian dikenal dengan istilah Intra-Industry Trade (IIT).

Namun dengan memperhatikan perkembangan perdagangan internasional Indonesia dengan Thailand selama ini, diduga sebagian besar komoditi yang diekspor masihmengandalkan kelimpahan faktor produksi yang dimiliki, seperti kualitas dan bahannya yang terbuat dari kayu jati dan kayu mahogani serta tenaga kerja yangrelatif murah dan sumber daya alam. Selain itu bukan hanya bertumpu pada keunggulankualitas komoditi ekspor saja tetapi juga keterlibatan teknologi yang relatif tinggi serta efisiendalam memproduksi barang. Artinya, perdagangan yang berlangsung antaraIndonesia dengan Thailandnegara mitra dagang sebagian besar masih dalam komoditi-komoditi yang sama tetapi berbahan yang berbeda.

Tujuan dari adanya perdagangan IIT ini adalah masyarakat pada umumnya di Thailand memerlukan barangfurniture yang terbuat dari bahan kayu jati dan sedikitnya memakai bahan mahogani walaupun dari segi harga yang cukup mahal. Di Thailand pun hanya sedikit yang memproduksi barang furniture yang berbahan kayu jati tersebut karena pada dasarnya kayu jati hanya bisa diperoleh di daerah Jawa dan Sumatra dan dapat diimpor hanya dari Indonesia saja. Dalam prosesnya Thailand mengimpor barang furniture berbahan kayu jati dari Indonesia yang langsung jadi karena sesuai permintaan dari negara Thailand itu sendiri dan dari Indonesiapun

(11)

11

awalnya membuat dari barang mentah dulu hingga menjadi barang jadi kemudian dieskpor ke negara Thailand mitra dagang serta negara lainnya. Barang furniture seperti kayu, meja, lemari, rak sepatu, peralatan rumah tangga dan lain-lain. Sebaliknya dari Indonesia mengimpor barang

furniture yang berbahan kayu mahogani karena dipakai sebagai bahan souvenir, accessories,

lampu dan lain-lain. Tetapi hanya sedikit memerlukan bahan kayu mahogani karena bahan mahogani hanya bisa bertahan 2 sampai 3 tahun saja melainkan bahan kayu jati bisa dipakai seumur hidup.Berikut Gambar 1.1 volume ekspor furniture ke semua negara tujuan:

Gambar1.1Volume Ekspor Furniture Indonesia ke Sembilan Mitra Dagang Utama Tahun 2007-2015dalam (US$)

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan 2017 (data diolah)

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa dalam waktu tahun 2007 sampai 2015,negara Thailand merupakan tujuan ekspor terbesar Indonesia untuk komoditas furniture dengan nilai sebesar 15,190,728.22 US$ pada tahun 2014, sedangkan ekspor mengalami titik terendah pada tahun 2012 yakni dengan nilai sebesar 1.949.22 US$. Kerajinan furniture ini salah satu ekspor kerajinan unggulan di Indonesia. Ekspor furniture mengalami kenaikan dan penurunan selama 9 tahun. Hal ini disebabkan bahwa permintaan kerajinan furniture dan mata uang asing yang mengalami penguatan ataupun pelemahan terhadap mata uang rupiah. Sebagai negara yang mengandalkan sektor pariwisata, sudah sepantasnya mengandalkan komoditi furniture ini.

2000,000.00 4000,000.00 6000,000.00 8000,000.00 10000,000.00 12000,000.00 14000,000.00 16000,000.00 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Brunei Kamboja Laos Malaysia Myanmar Piliphina Singapore Thailand

(12)

12

Banyaknya komoditi furniture yang diminati para wisatawan menyebabkan komoditi ini menjadi komoditi yang strategis untuk dipasarkan ke luar negeri (ekspor).

Gambar 1.2Volume Impor Furniture Indonesia dari Sembilan Mitra Dagang Utama Tahun 2007-2015 dalam (US$)

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan 2017 (data diolah)

Sementara pada perkembangan nilai impor furniture tahun 2007 sampai 2015 dapat dilihat pada gambar 1.2 dimana penurunan terkecil pada tahun 2009 dengan nilai sebesar 195.500,00 US$. Disamping ituterjadi pula peningkatan kembali yakni pada tahun 2013dengan nilai sebesar 11.090,600,00 US$. Oleh karena itu, hal ini disebabkan karena mulai pulihnya kondisi perekonomian pasca krisis ekonomi global yang menyebabkan permintaan imporfurniture kembali meningkat terutama barang untuk keperluan souvenir, rumah tangga dan di tempat kantor. Hingga saat ini, industri furniture masih menjadi andalan dan cukup besar peranannya dalam bidang ekspor di Indonesia.

2000,000.00 4000,000.00 6000,000.00 8000,000.00 10000,000.00 12000,000.00 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Brunei Kamboja Laos Malaysia Myanmar Piliphina Singapore

(13)

13 1.2 Rumusan Masalah:

Berdasarkan latar belakang diatas, fenomena perdagangan intra industri untuk produkfurniture antara Indonesia dengan Thailand menunjukkan adanya fluktuasi. Hal ini, juga dipengaruhi oleh perdagangan intra industri yang terjadi di perdagangan internasional. Maka pertanyaan penelitian ini sebagai berikut: Seberapa besar derajat integrasi perdagangan intra industri funiture Indonesia dengan Thailand sebagai mitra dagang tahun 2007-2015?

1.3 Tujuan Penelitian:

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka dirumuskan tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis besarnya derajat integrasi perdagangan intra industri funiture Indonesia dengan Thailand sebagai mitra dagang tahun 2007-2015.

1.4 Kegunaan Penelitian:

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi ataupun pengetahuan bagi penelitian-penelitian mendatang, terutama yang berkaitan dengan perdagangan intra industri

furniture Indonesia dengan Thailand sebagai partner dagang tahun 2007-2015.

2. Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengusaha-pengusaha yang bergelut di bidang ekspor dan impor. Selain itujuga sebagai masukan bagi Pemerintah dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan perdagangan internasional terutama dibidang ekspor dan imporfurniture.

(14)

14 1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari skripsi ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut.

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka dibahas mengenaikonsep perdagangan internasional, teori ekspor, teori impor, dan model Intra Industry Trade (IIT)

Bab III : Metode Penelitian

Dalam bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan Intra Industry Trade

Index.

Bab IV : Data Pembahasan Penelitian

Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian dan data hasil penelitian, meliputi wawancara dengan pihak pelaku (eksportir dan

(15)

15

importir). Kemudian jawaban terhadap tujuan penelitian dan pembahasan mengenai hasil indeks pengukuran intra industry trade.

Bab V : Simpulan dan Saran

Pada bab ini membahas simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan.

Gambar

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa dalam waktu tahun 2007 sampai 2015,negara Thailand  merupakan  tujuan  ekspor  terbesar  Indonesia  untuk  komoditas  furniture  dengan  nilai  sebesar  15,190,728.22  US$  pada  tahun  2014,  sedangkan  ekspor  mengalami  titi
Gambar  1.2Volume  Impor  Furniture  Indonesia  dari  Sembilan  Mitra  Dagang        Utama  Tahun 2007-2015 dalam (US$)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dipandang perlu untuk melakukan kajian pengaruh variasi densitas bahan bakar, mulai dari 5,92 g/cc hingga 9,47 g/cc, terhadap intensitas sumber

Demikian pula bila si mayit digabungkan bersama orang-orang yang masih hidup, contohnya seseorang menyembelih hewan kurban dengan niat untuk dirinya dan keluarganya, dia

Melalui observasi partisipasi ini diperoleh data-data yang berkaitan dengan hubungan Migran China Asal Indonesia dengan orang setempat, mulai dari ekonomi, kebiasaan,

Skripsi ini merupakan laporan penelitian tentang deskripsi bentuk, jenis makna dan fungsi gaya bahasa simile dalam empat cerpen Zhu Ziqing yang paling terkenal,

Selanjutnya bagian SDM melakukan menetapkan kebijakan untuk kelancaran penilaian berbentuk lisan, tertulis (berupa pengumuman), surat keputusan(SK),dan

Penyusunan tesis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan pada studi Program Pasca Sarjana

Peranan dari yayasan duka yaitu sebagai perkumpulan yang akan mengurusi semua hal atau urusan yang berhubungan dengan kematian, serta yang mengurusi semua

Peran utama dari YHP adalah mengurusi semua hal yang berhubungan dengan kematian, tata cara pemakaman ini tidak terlepas dari pemikiran orang-orang China. Sejak