• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT THE INFLUENCE OF OPERATIONAL AUDIT AND INTERNAL CONTROL ON CORPORATE PERFORMANCE. (Survey At Manufacturing Companies In Banjar Town) By :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT THE INFLUENCE OF OPERATIONAL AUDIT AND INTERNAL CONTROL ON CORPORATE PERFORMANCE. (Survey At Manufacturing Companies In Banjar Town) By :"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF OPERATIONAL AUDIT AND INTERNAL CONTROL ON CORPORATE PERFORMANCE

(Survey At Manufacturing Companies In Banjar Town)

By :

RENI PARLIANI 103403084

Guidance

Dr. Wawan Sukmana, SE., M.Si., Ak. CA Iwan Hermansyah, SE., M.Si., Ak. CA

The purpose of the research are to know (1) The operational audit, internal control, and corporate performance (2) The relation of operational audit and internal control (3) The influence of operational audit in a partial manner into a corporate performance (4) The influence of internal control in a partial manner into a corporate performance (5) The influence of operational audit and internal control in a partial manner simultaneously into a corporate performance. The method of this reseach using analytical descriptive method with the survey approaches. The analysis instruments of this research are correlational analysis to examine the relations between operational audit with internal control in manufacturing companies in Banjar West Java Town and the linier regression method of path analysis to determine the influence of operational audit and internal control either partially or simultaneously to the corporate performance in manufacturing companies in Banjar West Java Town. With the significance level (α) of 0,05 is used. The result of this research indicate that (1) Operational audit, internal control and corporate performance were good (2) There is a strong relations between the operational audit of internal control (3) Operational

(2)

audit influence partially significant on corporate performance (4) Internal control influence partially significant on corporate performance (5) Operational audit and internal control significantly simultaneous influential on corporate performance.

Keywords : Corporate Performance, Internal Control, Operational Audit

Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui (1) Audit operasional, pengendalian intern, dan kinerja perusahaan (2) Hubungan audit operasional dengan pengendalian intern (3) Pengaruh audit operasional secara parsial terhadap kinerja perusahaan (4) Pengaruh pengendalian intern secara parsial terhadap kinerja perusahaan (5) Pengaruh audit operasional dan pengendalian intern secara simultan terhadap kinerja perusahaan. Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan survey. Alat analisis yang digunakan adalah analisis korelasi untuk melihat hubungan antara audit operasional dengan pengendalian intern pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar Jawa Barat dan dengan regresi linier metode path analysis untuk mengetahui pengaruh audit operasional dan pengendalian intern baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur di Kota Banjar. Dengan tarif signifikan (α) yang digunakan sebesar 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Audit operasional, pengendalian intern, dan kinerja perusahaan sudah baik (2) Terdapat hubungan yang kuat antara audit operasional dengan pengendalian intern (3) Audit operasional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan (4) Pengendalian intern secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan (5) Audit operasional dan pengendalian intern secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

(3)

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Sejalan dengan era globalisasi dan berkembangnya dunia usaha maka sebagai konsekuensinya makin banyak masalah yang akan dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks, sehingga keadaan ini menuntut para pemimpin atau manajemen perusahaan agar dapat mengelola kegiatan perusahaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus selalu mempertahankan dan membina keunggulan perusahaan agar dapat bertahan hidup dan terus berkembang sesuai dengan tujuannya. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk maupun jasa yang berkualitas tinggi dengan harga rendah, pemberian pelayanan yang berkualitas dan memadai, serta mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. Adanya persaingan global telah meningkatkan standar kinerja termasuk kualitas, biaya, waktu perkenalan produk, produktivitas, dan arus informasi.

Strategi manajemen yang tepat dan sesuai sangat dibutuhkan dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yaitu memperoleh laba. Meningkatnya laba dan kualitas produk dan jasa serta pelayanan perusahaan juga tidak lepas dari pengaruh kinerja perusahaan yang baik. Kinerja perusahaan dikatakan baik apabila perusahaan mampu mengatur serta mengembangkan sumber daya yang dimiliki dan mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan,

Perusahaan Manufaktur adalah salah satu yang juga harus bersaing dalam persaingan global yang semakin lama semakin pesat perkembangannya guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Sejalan dengan berkembangnya perusahaan maka semakin luas dan rumit kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, ruang lingkup pengendaliannya juga semakin luas. Keadaan ini mengakibatkan sejumlah operasi yang merupakan tanggung jawab manejemen semakin meningkat dan komplek, sehingga manejemen akan menghadapi kesulitan dalam menjalankan fungsi pengendalian terhadap setiap tahapan operasi perusahaan.

(4)

Di Kota Banjar sendiri saat ini banyak terdapat perusahaan diantaranya perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri manufaktur. Perusahaan yang bergabung dalam industri manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya membeli bahan baku, mengolah bahan baku kemudian menjualnya. Perusahaan manufaktur disini dimaksudkan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk jadi, dimana produk yang dihasilkannya itu berbagai jenis produk sehingga perusahaan tersebut dapat digolongkan kedalam perusahaan industri.

Penggolongan perusahaan manufaktur di Kota Banjar, menurut catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari pabrik pengolahan kayu, pabrik pembuatan alat-alat rumah tangga dan lain-lain.

Salah satu aplikasi penting dari pengendalian intern adalah operasional yang dilakukan baik secara keseluruhan maupun terhadap salah satu bagian di dalam perusahaan secara terus menerus. Sehingga agar kegiatan tersebut berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang telah ditetapkan maka diperlukan sebuah audit operasional. Audit operasional sangat penting karena merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya.

Bagi perusahaan manufaktur audit operasional merupakan kegiatan perusahaan yang sangat penting, yang mana dengan adanya audit operasional pihak manajemen dapat mengukur dan mengevaluasi pihak perusahaan sehingga dapat memberikan informasi yang benar dan objektif bagi manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan. Sedangkan sasarannya adalah untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan operasional telah dilaksanakan secara ekonomis, efektif dan efisien. Apabila belum dilaksanakan seperti seharusnya, maka auditor akan memberikan rekomendasi atau saran agar pada masa yang akan datang menjadi lebih baik, yakni dapat memperbaiki kinerja perusahaan serta pengendalian intern dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Dengan demikian, audit operasinal dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, apakah suatu perusahaan telah menjalankan operasionalnya sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan atau tidak. Apabila suatu perusahaan menjalankan kegiatan operasionalnya tidak sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang

(5)

berlaku maka akan berimbas pada menurunnya kinerja perusahaan. Salah satu faktor dilakukannya audit operasional adalah untuk menilai efektivitas, efisiensi dan keekonomisan dalam operasional dan pengendalian intern perusahaan.

Pengendalian intern yaitu suatu proses pengawasan yang dijalankan oleh pihak intern perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh kegiatan telah berjalan secara efektif dan efisien dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, sehingga tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat tercapai.

Pengendalian intern merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Seluruh kegiatan operasional yang ada pada perusahaan memiliki standar atau prosedur yang ditetapkan agar dapat bertahan hidup dalam mencapai tujuan dari sasaran perusahaan. Dengan demikian, manajemen perusahaan harus dapat membuat suatu sistem yang baik dalam segala aktivitas kegiatan perusahaan yang dikendalikan oleh sebuah pengendalian intern yang ada pada perusahaan tersebut.

Namun pada kenyataannya, pengendalian intern tidak berjalan sesuai konsepnya karena adanya penyimpangan dalam kinerja manajemen yang akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Di dalam pengendalian intern, kinerja manajemen sangat penting karena merupakan inti dari perusahaan dalam mencapai tujuannya. Kinerja manajemen yang baik dapat meningkatkan pengendalian dalam perusahaan, tetapi dalam pelaksanaan prosedur yang diterapkan sering tidak sesuai dengan kinerja perusahaan dan juga pembagian tugas dan tanggung jawab. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Dalam pencapaian tujuan perusahaan maka kinerja perusahaan merupakan hal yang sangat penting.

Sehingga perusahaan manufaktur harus mampu beroperasi secara efisien dan efektif agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Jika perusahaan mampu mengendalikan proses produksinya secara efektif dan efisien dengan tidak mengurangi mutu produk, maka perusahaan akan dapat bertahan menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan dilaksanakannya audit operasional dan pengendalian intern diharapkan akan dicapai kinerja perusahaan yang baik sehingga tujuan yang diinginkan oleh perusahaan akan tercapai.

(6)

1.2 Tujuan Penelitian

1. Bagaimana Audit Operasional, Pengendalian Intern dan Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Skala Menengah di Kota Banjar.

2. Bagaimana Hubungan Audit Operasional dengan Pengendalian Intern pada Perusahaan Manufaktur Skala Menengah di Kota Banjar.

3. Bagaimana Pengaruh Audit Operasional dan Pengendalian Intern Secara Parsial Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Skala Menengah di Kota Banjar.

4. Bagaimana Pengaruh Audit Operasional dan Pengendalian Intern Secara simultan Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Skala Menengah di Kota Banjar.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1.1 Audit Operasional

Semakin berkembangnya suatu badan usaha maka semakin besar pula kebutuhan pelaksanaan fungsi-fungsi manajerial yang efektif dan efisien agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Karena itu dibutuhkan alat yang dapat membantu untuk mencapai tujuan perusahaan, salah satu alat tersebut adalah audit operasional.

2.1.1.1 Pengertian Audit Operasional

Ada banyak pengertian yang didefinisikan oleh para ahli mengenai audit operasional oleh Ichsan S.B dan Herman W (2003:498) sebagai berikut:

“Audit operasional adalah proses sistematis mengevaluasi efektivitas, efisiensi dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan”.

Setelah mempelajari definisi-definisi tersebut diatas terlihat beberapa hal yang merupakan inti dari pengertian audit operasional, yaitu sebagai berikut:

1. Audit operasional merupakan penelaahan yang sistematis atas kegiatan atau keadaan pada suatu organisasi dengan tujuan untuk memeriksa efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan.

(7)

2. Audit operasional bertujuan menilai cara-cara pengelolaan yang diterapkan dalam objek audit operasional berupa kegiatan, program, unit, atau fungsi yang menjadi bagian dari suatu organisasi sudah berjalan dengan baik.

3. Tujuan pokok diadakannya audit operasional adalah untuk: a. Menilai efisiensi, efektivitas, dan kehematan.

b. Mengidentifikasikan kemungkinan perbaikan.

2.1.2 Pengendalian Intern

2.1.2.1 Pengertian Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001:163) definisi sebagai berikut:

“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Menurut Al. Haryono Jusup (2001:252) pengertian pengendalian intern sebagai berikut:

Laporan COSO mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut:

Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut:

1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi

2.1.3. Kinerja Perusahaan 2.1.3.1 Pengertian Kinerja

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2003:503), kinerja dapat diartikan sebagai: “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja. Kinerja yaitu berkemampuan dengan menggunakan tenaga”.

(8)

Adapun kinerja menurut Mulyadi (2001:29) adalah:

“penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi”.

Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa kinerja yaitu hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi dan menggambarkan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dengan semakin meluasnya ruang lingkup aktivitas yang dilakukan suatu organisasi, maka tingkat pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh pihak manajemen akan semakin bertambah. Oleh karena tingkat aktivitas yang semakin tinggi ini maka pihak manajemen harus mampu untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan perusahaan ini secara efektif dan efisien, sedangkan untuk mengetahui perbandingan sampai sejauh mana tujuan yang ditetapkan tersebut tercapai perlu dilakukan audit. Audit yang akan dilakukan tidak cukup hanya audit keuangan saja menekankan pada penilaian yang sistematis dan objektif serta berorientasi historis dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan tentang ketelitian dan keandalan data keuangan serta pengamanan harta atas kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Pimpinan perusahaan juga memerlukan informasi yang menyangkut aktivitas operasional perusahaan, audit ini merupakan perluasan dari audit keuangan disebut audit operasional perusahaan.

William C. Boyton, Raymon N. Johnson dan Walter G. Kell yang diterjemahkan oleh Budi S.I (2003:6-7) Audit operasional mencakup perolehan dan pengevaluasian bukti-bukti mengenai efisiensi dan efektivitas dari aktivitas operasi suatu entitas dalam kaitannya dengan tujuan spesifik. Sedangkan Menurut Amin Wijaya Tunggal (2008:2) mengemukakan tentang audit operasional adalah proses yang sistematis untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, yang berada dalam pengendalian manajemen serta

(9)

melaporkan kepada orang-orang yang tepat atas hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi untuk perbaikan.

Tujuan audit operasional menurut Sukirno Agoes (2004:22) yaitu untuk menilai kinerja (Performance) dari manajemen dari berbagai fungsi dalam perusahaan, untuk menilai apakah berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis, serta menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh top manajemen. Adapun tujuan lain dari audit operasional adalah untuk membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindak lebih lanjut.

Menurut Amin Wijaya tunggal (2004:28) ada empat tahapan dalam audit operasional: 1) memilih Auditee, 2) merencanakan audit operasional, 3) melaksanakan audite, 4) pelaporan dan tindak lanjut..

Sedangkan menurut Menurut Al. Haryono Jusup (2001:252) laporan COSO (The Commitee Of Sponsoring Organizations) pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, (c) efektifitas dan efisiensi operasi.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan suatu yang ditunjuk untuk memastikan tercapainya tidaknya tujuan dari sasaran organisasi. Dalam pencapaian pengendalian intern yang memadai, maka perlu didukung oleh unsur-unsur atau elemen-elemen dari pengendalian intern itu sendiri.

Perusahaan harus mencapai keseimbangan ukuran-ukuran eksternal seperti kepuasan pelanggan dengan ukuran internal seperti hasil produksi atau jasa. Semakin baik hubungan ini dipahami, maka semakin siap pula setiap individu dari perusahaan untuk memberikan kontribusi secara langsung dan luas terhadap keberhasilan audit operasional dan pengendalian intern yang akan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik secara efektif dan efisien. Dengan ukuran ini semua karyawan dapat memahami bagaimana tindakan mereka mempengaruhi pengendalian perusahaan. Karena ukuran-ukuran ini dapat dikaitkan dengan adanya balance scorecard yang merupakan pengukuran kinerja yang memungkinkan para eksekutif memandang suatu perusahaan

(10)

dan berbagai perspektif secara simultan. Untuk pengertian balance scorecard terdiri dari dua kata yaitu score diartikan sebagai suatu penghargaan atas poin-poin yang dihasilkan. Sehingga scorecard merupakan suatu kesadaran bersama untuk mencatat hasil pengukuran tersebut sebelum dilakukan evaluasi sedangkan balance merupakan angka-angka score tersebut harus mencerminkan keseimbangan antara sekian banyak elemen penting. Dengan begitu scorecard merupakan metode pengukuran strategi yang melihat bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya ditentukan oleh aspek keuangan saja tetapi juga aspek non keuangan (Robert S. Kaplan & David P. Norton, 2000).

Dari kutipan diatas bahwa untuk mengukur kinerja perusahaan dalam perusahaan tidak hanya dapat dicapai dari hasil laba saja tetapi dapat dicapai juga dari hasil karyawan yang mempunyai produktivitas dan potensi yang dapat meningkatkan kualitas perusahaan.

Berdasarkan pendapatan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Audit operasional dan pengendalian intern terdapat hubungan. Hubungan antara audit operasional dan pengendalian intern jika komponen dari pengendalian intern adalah efektivitas dan efisiensi maka itu merupakan bagian dari audit operasional. Menurut Arens dan Lobeke yang dia adaptasi oleh Amir Abadi Jusuf (2003:766) hubungan audit operasional dan pengendalian intern adalah bahwa manajemen membentuk suatu struktur pengendalian intern, untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Berikut tiga hal penting dalam menyusun struktur pengendalian intern yang baik adalah : keandalan pelaporan keuangan, ketaatan pada hukum dan peraturan yang sudah ditetapkan dan efisiensi dan efektivitas operasional. Masing-masing dari ketiganya ini dapat menjadi bagian audit operasional jika tujuannya adalah operasi yang efektif dan efisien. Dengan dijalankannya audit operasional dan pengendalian intern diharapkan kinerja perusahaan dapat tercapai sesuai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

c) Hipotesis

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara Audit operasional dengan pengendalian intern terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur skala menengah di Kota Banjar .

(11)

2. Audit operasional dan pengendalian intern secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur skala menengah di Kota Banjar.

3. Audit operasional dan pengendalian intern secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur skala menengah di Kota Banjar.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dengan penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian adalah audit operasional, pengendalian intern, dan kinerja perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur skala menengah di Kota Banjar yang kegiatan utamanya yaitu membeli bahan baku kemudian mengolah bahan baku dengan mengeluarkan biaya-biaya lain menjadi barang jadi yang siap untuk di jual. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur skala menegah di Kota Banjar.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang dipergunakan dalam metode ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode penelitian yang berupa pengumpulan data yang sesuai dengan keadaan sebenarnya serta memberikan gambaran analisis mengenai masalah-masalah yang ada sehingga dapat memberikan gambaran dan analisis mengenai masalah-masalah yang ada sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Sesuai dengan judul usulan penelitian yang penulis pilih yaitu pengaruh audit operasional dan pengendalian intern terhadap kinerja perusahaan.

Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel Variabel (1) Definisi Variabel (2) Dimensi (3) Indikator (4) Skala (5) Audit Operasional (X1)

“Audit Operasional adalah proses yang sistematis untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha organisasi dalam prosesnya

1. Memilih Auditee 1. Survey/ studi pendahuluan 2. Memilih staf auditor Interval

(12)

Pengendalian Intern (X2)

untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat atas hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi untuk perbaikan.”

Amin Wijaya Tunggal (2008:2)

Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan.

Menurut Al. Haryono Jusup (2001:252) 2. Tahap Perencanaan 3. Tahap Melaksanakan Audit 4. Tahap Pelaporan Dan Tindak Lanjut 1. Lingkungan Pengendalian 2. Perhitungan Risiko 3. Aktivitas Pengendalian 4. Informasi dan Komunikasi 1. Penaksiran risiko 2. Mencari data tertulis 3. Wawancara 4. Kegiatan analitis 1. Studi lapangan 2. Analisis 1. Temuan khusus hasil audit 1. Integritas dan nilai etika 2. Struktur organisasi 1. Teknologi baru 2. Personil baru 1. Mengamankan aset dan catatannya 2. Catatan dan dokumentasi yang memadai 1. Ketepatan waktu Interval Interval

(13)

Kinerja Perusahaan (Y)

Kinerja merupakan penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Mulyadi (2001:29) 5. Pemonitoran (Al Haryono Jusup, 2001:257) Balanced Scorecard (BSC) 2. Penyajian informasi 1. Pemantauan aktivitas 1. Perspektif keuangan 2. Perspektif pelanggan 3. Perspektif proses bisnis 4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (Robert S. Kaplan & David Norton, (2000:41-109)

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 3.2.2.1 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus (Danang Sunyoto,2013:21). Dalam penelitian data primer dikumpulkan menggunakan dua metode yaitu kuesioner atau angket dan observarsi. Kuesioner atau angket hanya berbeda dalam bentuk penyampaian pertanyaannya. Dalam kuesioner atau angket hanya berbeda dalam

(14)

bentuk kalimat tanya (pertanyaan terbuka), sedangkan angket pertanyaan disusun dalam kalimat pertanyaan dengan kriteria jawaban yang telah disediakan (pertanyaan tertutup).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya yaitu dengan mengadakan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan objek penelitian atau dapat dilakukan dengan menggunakan data dari Biro Pusat Statistik (BPS).(Danang Sunyoto, 2013:21)

3.3 Populasi Sasaran

Populasi yang akan diteliti sebanyak 15 Perusahaan Manufaktur Skala Menengah di Kota Banjar. Sampel yang diperoleh adalah 12 perusahaan dengan kriteria yang bersedia mengisi kuesioner. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. 3.4 Uji Kualitas Data

3.4.1 Pengujian Validitas Alat Ukur (Test Of Validity)

Pengujian validitas alat ukur penelitian dapat mewujudkan sejauh mana alat yang digunakan dalam penelitian mampu mengukur variabel yang terdapat dalam penelitian. Dengan kata lain, validitas alat ukur yang salah akan mempunyai validitas yang rendah, begitu pula sebaliknya.

Pengujian validitas alat ukur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasi pearson’s produk moment.

3.4.2 Pengujian Reliabilitas Alat Ukur (Test Of Reliability)

Pengujian reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan alfa cronbach. Statistik ini berguna untuk mengetahui apakah pengukuran yang dibuat reliabel atau jawaban responden akan cenderung sama walaupun diberi kepada orang yang berbeda. Alfa cronbach dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(15)

Keterangan :

r = Nilai rata-rata korelasi antar item k = jumlah item

3.4.3 Uji Path Analisis

Untuk lebih memperjelas pengaruh audit operasional dan pengendalian intern terhadap Kinerja Perusahaan dibuat paradigma penelitian dengan menggunakan alur (path analysis).

3.4.4 Teknis Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1) Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis akan dimulai dengan menentukan Ho dan Ha, menentukan level of significance, kriteria pengujian, pengujian, dan kesimpulan.

a) Menentukan Ho dan Ha

Ho : = 0 Tidak terdapat hubungan audit operasional dengan

pengendalian intern.

Ha : Terdapat hubungan audit operasional dengan pengendalian

intern.

Ho : = 0 Audit operasional secara parsial tidak berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan

Ha : 0 Audit operasional secara parsial berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan.

Ho : = 0 pengendalian intern secara parsial tidak berpengaruh

terhadap kinerja perusahaan.

Ha : 0 pengendalian intern secara parsial berpengaruh terhadap

Kinerja Perusahaan.

Ho : = = 0 Audit operasional dan pengendalian intern secara simultan

tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Ha : 0 Audit operasional dan pengendalian intern secara simultan

(16)

1. Menentukan level of significance

Dalam hal ini menentukan taraf keyakinan 95% dan tingkat toleransi kesalahan

= 5%

2. Kriteria pengujian

Jika n > 30, maka menggunakan nilai F tabel Jika n ≤ 30, maka menggunakan nilai t tabel

Kriteria pengujian ditetapkan dengan membandingkan nilai t hitung tabel dengan

level of significance ( , dapat dirumuskan sebagai perhitungan secara parsial

Ho diterima jika:

-t ;df(n-1) ≤ t hitung ≤ +tα/2;df(n-1)

Ho ditolak jika:

t hitung < -tα/2;df(n-1) atau t hitung > +tα/2;df(n-1) secara simultan Ho diterima jika: F hitung ≤ F tabel Ho ditolak jika: F hitung > F tabel 3. Pengujian

Secara parsial menggunakan uji t Secara simultan menggunakan uji F 4. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian dan kriteria pengujian, menentukan Ho diterima atau ditolak.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini akan menunjukkan keberadaan Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar yang menjadi objek penelitian meliputi: Audit Operasional, Pengendalian Intern dan Kinerja Perusahaan.

Tempat penelitian penulis adalah Perusahanaan Manufaktur Menengah di Kota Tasikmalaya, sebanyak 12 perusahaan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disampaikan langsung kepada responden dengan cara mendatangi langsung ke tempat

(17)

penelitian. Kemudian pada waktu yang telah disepakati dengan responden, kuesioner diambil kembali oleh penulis.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Audit Operasional Pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar

Berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan jawaban responden mengenai Audit Operasional di rekap untuk dilihat skor total jawaban responden.

Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden atas Audit Operasional yang dilakukan pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar adalah 941 hal ini menunjukkan kedalam interval berkategori Sangat Tinggi yang artinya bahwa Audit Operasional telah dilakukan dengan baik oleh Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar.

4.2.2 Pengendalian Intern Pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar

Berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan jawaban responden mengenai Pengendalian Intern di rekap untuk dilihat skor total jawaban responden.

Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden atas Pengendalian Intern yang dilakukan pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar adalah 897 hal ini menunjukkan kedalam interval berkategori sangat tinggi yang artinya bahwa audit Pengendalian Intern telah dilakukan dengan baik oleh Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar.

4.2.3 Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar

Berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan jawaban responden mengenai Kinerja Perusahaan di rekap untuk dilihat skor total jawaban responden .

Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden atas Kinerja Perusahaan yang dilakukan pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar adalah 863 hal ini menunjukkan kedalam interval berkategori sangat tinggi yang artinya bahwa Kinerja Perusahaan telah dilakukan dengan baik oleh Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar.

4.2.4 Hubungan Audit Operasional Dengan Pengendalian Intern Pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar

Untuk mengetahui hubungan Audit Operasional dengan Pengendalian Intern di Kota Banjar maka dilakukan uji hipotesis. Dimana hipotesis tersebut adalah Audit

(18)

Operasional berhubungan dengan Pengendalian Intern. Untuk menguji hipotesis tersebut dilakukan uji statistik koefisien korelasi. Koefisien korelasi ini akan menetukan tingkat hubungan Audit Operasional (X1) dengan Pengendalian Intern (X2).

Berdasarkan hasil pengujian mengen48ai hubungan Audit Operasional dengan Pengendalian Intern dapat divisualisasikan pada Gambar 4.1 sebagai berikut:

rx1x2 = 0,972

Gambar 4.1

Struktur Hubungan Audit Operasional Dengan Pengendalian Intern

Hasil analisis pada hal 139, lampiran 5 menunjukan bahwa korelasi Audit Operasional dengan Pengendalian Intern sebesar 0,972 dan memiliki signifikan 0,000 hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara Audit Operasional dengan Pengendalian Intern. Dengan adanya hubungan yang signifikan antara Audit Operasional dengan Pengendalian Intern maka pelaksanaan Audit Operasional berpengaruh signifikan Pengendalian Intern begitu juga dengan Pengendalian Intern ditunjang dengan Audit Operasional yang baik. Selain hal itu hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nina Nuraisa (2008), yang menunjukkan adanya hubungan Audit Operasional dengan Pengendalian Intern pembelian bahan baku (sensus pada perusahaan manufaktur menengah di Tasikmalaya.

Hal ini sesuai dengan konsep Amir Abadi Jusuf (2003 : 862) Pengendalian Intern untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Sudah tentu dua sasaran penting semua organisasi adalah efektif dan efisien. Dalam penyusunan Pengendalian Intern yang baik dapat menjadi Audit Operasional jika tujuannnya adalah menghasilkan suatu operasi yang efektif dan efisien. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan Pengendalian Intern yang semakin baik begitu sebaliknya. Selain hal itu dengan adanya Audit Operasional dapat menentukan apakah hasil dari Pengendalian Intern dirancang untuk mencapai tujuan sebaliknya Pengendalian Intern sebagai alat untuk mencapai tujuan.

(19)

4.2.5 Pengaruh Secara Parsial Audit Operasional Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS hal 140 lampiran 5, berdasarkan pengaruh audit operasional terhadap kinerja perusahaan koefisien beta (β) atau koefisien standar (Standardized Coefficients). Nilai koefisien beta (β) untuk Audit Operasional terhadap Kinerja Perusahaan adalah sebesar 0,498 artinya bahwa Audit Operasional berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian diterima, dengan kata lain Audit Operasional secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar. Ini berarti bahwa pelaksanaan Audit Operasional yang merupakan bagian dari pengawasan intern dapat memberikan dampak terhadap Kinerja Perusahaan. Dengan pelaksanaan Audit Operasional yang baik akan meningkatkan Kinerja Perusahaan karena dengan Audit Operasional, dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh sehingga dapat dilakukan evaluasi untuk mencapai kegiatan yang efektif, efisien dan ekonomis.

Hasil analisis tersebut diperkuat penelitian Rinrin Nurianti (2011) dengan hasil penelitian Audit Operasional berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan. Hal ini mengandung makna bahwa peran Audit Operasional mendukung terwujudnya kinerja yang diharapkan memiliki posisi penting. Hal ini sesuai dengan yang dkemukakan Mulyadi (2003:32) bahwa salah satu tujuan Audit Operasional adalah untuk mengevaluasi Kinerja. Jadi sudah jelas bahwa Audit Operasional memegang peranan dalam penilaian dan usaha peningkatan kinerja.

4.2.6 Pengaruh Secara Parsial Pengendalian Inetrn Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS hal 140,, lampiran 5 diperoleh nilai koefisien beta (β) sebesar 0,497. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif terhadap Pengendalian Intern. Hasil analisis tersebut dapat diartikan bahwa dengan adanya Pengendalian Intern akan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Dengan adanya Pengendalian Intern yang baik mempengaruhi Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar. Hal ini

(20)

mengandung makna bahwa dengan pengendalian intern yang baik maka mendukung pada peningkatan kinerja perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini juga relevan dengan yang dikemukakan oleh Amir Abadi jusuf (2003 : 776) bahwa pengendalian intern untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.

4.2.7 Pengaruh Secara Simultan Audit Operasional dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar

Besarnya pengaruh Audit Operasional (X1) dan Pengendalian Intern (X2)

terhadap Kinerja Perusahaan (Y), dihitung melalui uji path analysis. Pengujian hipotesis secara simultan menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengeruh secara simultan antara Audit Operasional dan Pengendalian Intern terhadap Kinerja Perusahaan yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0

Berdasarkan hasil analisis menggunakan SPSS hal 140, lampiran 5, diperoleh besarnya pengaruh secara simultan Audit Operasional dan Pengendalian Intern terhadap Kinerja Perusahaan sebesar 0,995 atau 99,5%. Hal ini menunjukkan bahawa Audit Operasional dan Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan sebesar 99,5% dan sisanya sebesar 0,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

Dari hasil perhitungan SPSS hal 140 , lampiran 5, diperoleh nilai Fhitung sebesar

886,458 dengan kriteria penolakan Ho, jika F hitung > Ftabel, atau dengan melihat nilai

sig lebih kecil dari 0.005. berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai F sig sebesar 0.000 dan nilai lebih kecil dari 5% dan ini menunjukkan bahwa berpengaruh signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Audit Operasional dan Pengendalian Intern berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan.

dari hasil analisis berdasarkan tabel 4.57 menunjukkan bahwa koefisien korelasi jalur variabel X1 (Audit Operasional) terhadap Y (Kinerja Perusahaan) adalah sebesar

0,503 sedangkan koefisien korelasi variabel X1 (Audit Operasional) dengan variabel X2

(Pengendalian Intern) adalah sebesar 0,972 dan untuk koefisien jalur variabel X2

(Pengendalian Intern) terhadap Y (Kinerja Perusahaan) adalah sebesar 0,502. Dengan demikian pengaruh langsung variabel X1 terhadap Y adalah sebesar 0,253 atau sebesar

(21)

sebesar 0,497 atau 49,7%. Pengaruh langsung X2 terhadap Y adalah sebesar 0,252 atau

25,2%. Total pengaruh X1, X2 terhadap Y yang merupakan secara simultan antara

variabel X1, X2 terhadap Y adalah sebesar 0,995 atau 99,5%, sedangkan faktor residu

atau faktor lain mempengaruhi Kinerja Perusahaan yang tidak masuk dalam variabel penelitian adalah sebesar 0,005 atau 0,5%. Faktor lain yang mempengaruhi Kinerja Perusahaan di Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar adalah perusahaan dalam mengawasi kinerja, implementasi strategi.

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pemabahasan, maka dapat dibuat simpulan sebagai berikut:

1) Perusahaan Manufaktur di Wilayah Kota Banjar pada umumnya telah melaksanakan Audit Operasional ,Pengendalian Intern dan Kinerja Perusahaan dengan sangat baik. Hal ini terlihat dari interprestasi nilai total jawaban responden mengenai Audit Operasional dan Pengendalian Intern menunjukkan kategori yang sangat tinggi. Artinya ruang lingkup Audit Operasional yang mencakup pemilihan audit, perencanaan, melaksanakan audit, dan pelaporan dan tindak lanjut dan Pengendalian Intern yang mencakup lingkungan pengendalian, perhitungan resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemonitoran serta Kinerja Perusahaan yang mencakup Balance Scorecard melalui perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran telah mencapai hasil yang sangat baik perusahaan Manufaktur di Kota Banjar.

2) Audit Operasional berhubungan dengan Pengendalian Intern pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar.

3) Bedasarkan hasil uji hipotesis dengan taraf signifikan 5% dapat ditarik kesimpulan bahwa Audit Operasional dan Pengendalian Intern secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar.

4) Audit Operasional dan Pengendalian Intern secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar.

(22)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :

1) Bagi Perusahaan Manufaktur di Kota Banjar

Diharapkan perusahaan manufaktur yang berada di kota banjar mempertahankan dan lebih meningkatkan lagi pelaksanaan audit operasional dan pengendalian intern agar dilakukan dengan lebih baik dan efektif agar tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai sehingga kinerja perusahaan akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi pihak lain atau peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama, disarankan untuk mencari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan selain audit operasional dan pengendalian intern sehingga faktor tersebut dapat dijadikan variabel dalam penellitian selanjutnya yang kemudian dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian penulis. Faktor tersebut misalnya perusahaan dalam mengawasi kinerja dan implementasi strategi.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Al. Haryono Jusup. (2001). Auditing (pengauditan) buku 1. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. (2008). Auditing dan jasa assurance

jilid 2 edisi 12. Jakarta: Erlangga.

Boynton, Johnson, Kell. (2003). Modern auditing jilid 2 edisi ke tujuh. Jakarta : Erlangga.

Bayangkara, IBK . (2008). Audit manajemen : prosedur dan implementasi management

audit. Jakarta : Salemba Empat.

Danang Sunyoto. (2013). Metodologi penelitian akuntansi. Yogyakarta : PT. Refika Aditama.

( ) 2013. Metode dan instrumen penelitian ekonomi dan bisnis. Yogyakarta : CAPS (Center For Academic Publising Service).

Hiro Tugiman. 2002. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanasius.

Kaplan, Robert S, Norton David P, (2000), Balance Scorecard: menerapkan strategi

menjadi aksi, Jakarta: Erlangga.

Lili. H, Sadeli M. 2004. Akuntansi manajemen sistem, proses dan pemecahan soal. edisi

pertama. Bumi Aksara.

Mulyadi. 2001. Akuntansi manajemen, konsep, manfaat dan rekay, Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Empat.

( ). 2001. Sistem akuntansi edisi ke tiga. Jakarta : Salemba Empat.

Redi Tri Kurniadi. 2011. Pengaruh audit operasional terhadap pengendalian intern

atas pemberian kredit. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.

( ). 2011. Metode penelitian pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukirno Agoes. 2004. Auditing: pemeriksaan akuntansi oleh kantor akuntan publik, jilid

1, cetakan ke-4. Jakarta : FE Universitas Indonesia.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

(24)

Tunggal Amin Wijaya. 2008. Corporate Governance (Suatu Pengantar). Jakarta: Harvarindo.

Uma Sekaran. 2006. Research Methods For Businness (Metodologi Penelitian Untuk

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat nilai perbedaan antara nilai koordinat hasil pengukuran pilar batas daerah metode RTK-NTRIP terhadap koordinat batas daerah

Merupakan tahap pertama dalam analisis data, di mana dalam penelitian kualitatif kebanyakan datanya berupa kata-kata, fenomena, foto, sikap, dan perilaku keseharian

Uji DMRT menunjukkan bahwa lilin aromaterapi dengan konsentrasi minyak atsiri kamboja 1% berbeda tidak nyata dengan perlakuan kontrol, dimana ini merupakan perlakuan

Game selanjutnya diwujudkan dalam bentuk permainan labirin, dimana pemain ditugaskan untuk mengarahkan karakter agar dapat keluar dari labirin dengan menggunakan

Dampak bersih adalah dampak total dikurangi dampak awal. Besarnya dampak awal pengganda pendapatan suatu sektor adalah proporsional dengan.. besarnya stimulus yang

Bab ini akan menguraikan pembahasan penelitian atas manajemen risiko, pengendalian internal perusahan, audit operasional dan internal audit perusahaan hasil

Alat analisis yang digunakan adalah analisis korelasi untuk melihat hubungan antara audit operasional dengan pengendalian intern pada perusahaan manufaktur di Tasikmalaya

Sehingga dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan penataan yang kurang ditonjolkan atau kurang terlihat tidak membuat konsumen langsung membeli produk merek Indomaret