1
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN UNTUK ANAK TUNANETRA DI SDLB-A YPAB TEGALSARI SURABAYA
Anggi Dwi Kartikasari
(Pendidikan Luar Biasa,Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya) ([email protected])
Abstrak
AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Blokjes pada pelajaran Matematika terutam penjumlahan dan pengurangan bagi siswa tuna netra SDLB-A YPAB Tegalsari. Peneliti menggunakan desain One Group Pretest - Postest dan data dikumpulkan dari skor pretes dan postes. Setelah pretes siswa diberikan intervensi menggunakan Blokjes berukuran lebih besar. Data dianalisis menggunakan Statistik non parametric (Sign Test). Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa setelah intervensi menggunakan blokjes yang lebih besar terdapat peningkatan skor postes dalam penjumlahan dan pengurangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan blokjes berukuran lebih besar mempengaruhi kemampuan penjumlahan dan pengurangan pada pelajaran matematika di SDLB YPAB Surabaya.
Kata Kunci : Blokjes, Matematika , Siswa Tuna Netra
Abstract
Abstract : The purpose of this study is to know effect of using Blokjes in mathematics especially addition and substraction for blind children in SDLB-A YPAB Tegalsari. Researcher uses One Group Pretest - Postest Design and datas were collected from pre test and post test score. After pre test, student were given intervention by using bigger blokjes. The datas were analyzed by Non Parametric statistic (Sign Test ). Based on result analysis it was known that after intervention with bigger blokjes, there were increasing of post test score in addition and substraction. So it can be concluded that using bigger size Blokjes affect ability of addition and substraction in mathematics in SDLB-A YPAB Surabaya
Keywords : Blokjes , Mathematic,Blind Children PENDAHULUAN
Matematika adalah salah satu pelajaran yang dipelajari selain membaca dan menulis baik peserta didik normal maupun berkebutuhan khusus. Matematika adalah salah satu ilmu yang mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan untuk membantu manusia memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam sebagai aplikasi dari matematika. Matematika juga akan membentuk sikap pada manusia untuk menjadi teliti. Banyak orang memandang matematika sebagai mata pelajaran yang sulit. Walaupun demikian , semua orang harus mempelajari matematika karena merupakan sarana memecahkan masalah dalam kehidupan sehari - hari. Pada dasarnya matematika tidaklah sulit . Umumnya anak ketidakbermampuan matematis disebabkan rendahnya ketrampilan atau kekurangmampuan dirinya utuk memahami konsep – konsep matematika.
Karena peranan matematika yang sangat penting maka konsep dasar matematika harus dikuasai dengan baik dan benar oleh sebab itu bila peserta didik berkesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Kehidupan sehari-hari secara langsung memerlukan ketrampilan berkaitan dengan menghitung, misalnya saat berbelanja. Ketrampilan berkaitan dengan menghitung berupa pengembalian uang belanja misalnya.
Keterbatasan penglihatan atau ketunanetraan menyebabkan kebanyakan penyandang tunanetra kesulitan dalam pelajaran matematika karena sebagian besar dari pelajaran matematika memerlukan pemikiran
yang berkenaan dengan proses logika dan bersifat abstrak . Berdasarkan kemampuan yang harus dikuasai , maka dalam mata pelajaran matematika bagi penyandang tunanetra yang harus dikuasai mencakup konsep dan ketrampilan.
Pengertian konsep mengacu pada pemahaman dasar. Peserta didik mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengelompokkan benda – benda .
Pengertian ketrampilan menunjuk pada sesuatu yang dilakukan seseorang. Contohnya, proses pengoperasian dasar dalam penjumlahan , pengurangan, perkalian dan pembagian adalah suatu jenis ketrampilan matematis.. Suatu ketrampilan dapat dilihat dari kinerja peserta didik (apakah secara baik atau kurang baik, secara cepat atau lambat, dan mengalami kemudahan atau mengalami kesulitan). Ketrampilan cenderung berkembang dan dapat ditingkatkan melalui latihan khusus.
Kesulitan memahami matematika pada anak tunanetra mempunyai banyak penyebab antara lain dalam proses belajar mengajar digunakan teknik mencongak.
Dengan digunakannya tenik mencongak anak tunanetra sulit memahami matematika karena tidak ada pembentukan konsep secara konkrit .Anak tunanetra memerlukan penjelasan yang konkret bukan secara verbal saja.
Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta didik. Bila proses komunikasi antara guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar berjalan baik maka peserta didik akan mudah
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pada masa sekarang ini banyak sekali cara melakukan komunikasi untuk proses belajar mengajar agar apa yang disampaikan ke peserta didik dapat diterima dengan baik , tidak terjadi penyimpangan atau kesalahan presepsi pada peserta didik . Adapun salah satu cara melakukan komunikasi dalam proses belajar mengajar adalah dengan menggunakan media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah perantara dalam memperlancar tujuan dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik dapat merangsang siswa untuk lebih giat belajar. Media pembelajaran dapat menggambarkan prinsip dan konsep yang lebih nyata..
Dalam matematika terdapat materi yang memerlukan media pembelajaran yang mampu menggambarkan proses operasi hitung baik penjumlahan , pengurangan , perkalian maupun pembagian . Dengan menggunakan media pembelajaran akan lebih mudah bagi pendidik menggambarkan konsep konkrit pada peserta didik. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu pembentukan konsep konktrit dalam pembelajaran matematika untuk anak tunanetra adalah media blokjes.
Blokjes yang sekarang sering digunakan mempunyai kubus yang berukuran 1 X 1 X 1 cm dengan simbol angka berupa titik kecil yang timbul pada setiap permukaan kubus. Ada beberapa anak tunanetra kemungkinan kurang sensitive dalam meraba titik kecil yang ada pada permukaan kubus blokjes sehingga menghambat anak tunanetra dalam memahami pelajaran matematika.
Dari hasil observasi yang dilakukan di YPAB Surabaya pada Bulan November 2011 diperoleh data bahwa ada permasalahan yang dihadapi oleh dua dari sembilan siswa kelas III SDLB-A YPAB Tegalsari Surabaya yaitu mereka mengalami hambatan dalam proses menghitung. Anak-anak tersebut hanya dapat menghitung operasi penjumlahan dan pengurangan sampai sepuluh saja dengan menggunakan jari tangan. Untuk mengatasai masalah tersebut diatas dilakukan modifikasi Blokjes yaitu dengan memperbesar ukuran papan dan kubus Blokjes. Adapun kubus yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai ukuran 2,5 X 2,5 X 2,5 cm.
Menurut Widdjajantin (1996:153) :” berhitung bagi tunanetra haruslah dimulai dari hitungan yang dapat dipelajari dengan cara meraba “.
Dalam memberikan konsep pengertian pada anak tunanetra dimulai dengan yang konkrit menuju konsep yang abstrak. Dalam hal itu disebut abstrak , karena berhitung merupakan pengertian yang memerlukan nalar bagi yang mempelajarinya. Dalam memberi pelajaran matematika haruslah melalui pendekatan khusus sesuai dengan kondisi anak tunanetra, pendekatan tersebut diantaranya digunakannya media pembelajaran yang sesuai bagi anak tunanetra agar anak dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan untuk mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.
Menurut Angkowo (2007:14) , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran , yaitu : (a) tujuan , hendaknya menunjang tujuan pembelajaran.(b) ketepatgunaan .(c) keadaan Siswa. (d) ketersediaan. (e) biaya
Dari hal tersebut diatas , jenis media pembelajaran bagi tunanetra dalam pembelajaran matematika harus dapat memberikan pemahaman konsep-konsep secara benar. Mereka sulit dalam berfikir abstrak
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “ Adakah pengaruh penggunaan media Blokjes terhadap hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan “. Adapun tujuan penelitian adalah : membuktikan ada pengaruh penggunaan media Blokjes terhadap hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan untuk anak tunanetra di SDLB-A YPAB Tegalsari Surabaya METODE
Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan desain One Group Pretest - Postest Design .
Adapun polanya sebagai berikut :
Kelompok Pretes Perlakuan Pasca tes A O1 X O2
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDLB – A YPAB Surabaya . :
Jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian berjumlah 9 orang .
Penelitian dilakukan di SDLB-A YPAB Tegalsari Surabaya ,
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan tes
Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian dianalisa menggunakan uji Tanda (Sign Test). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa hasil tes. Hasil tes adalah hasil pre tes dan pos tes dari satu kelompok.. Hasil nilai pre tes dan pos tes ini dianalisa dan dipakai untuk menguji hipotesa yang berkenaan dengan pemberian perlakuan kepada kelompok subyek penelitian. Pada penelitian ini untuk testing signifikasi digunakan uji tanda ( Sign Test )
Uji Tanda ( Sign Test ) merupakan salah satu alternatif untuk menganalisis data yang sampelnya berpasangan . Untuk menguji hipotesa dalam Uji tanda ini dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda + atau ( - ) atau tanda o terhadap perlakuan yang terjadi selama pengamatan dilakukan. Tanda + diberikan bila terjadi perubahan yang semakin meningkat , tanda (-) diberikan bila terjadi perubahan yang menurun dan tanda o diberikan bila tidak terjadi perubahan selama pengamatan.
Rumus Sign Test ( Sam Subarsaleh ( 1996 : 5 ) ) sebagai berikut :
3 X -
µ
ZH =σ
Keterangan :X = Jumlah perubahan tanda + µ = mean
σ
= standar deviasiµ berasal dari µ = n p dimana n : jumlah sample , p : probabilitas
σ
berasal dariσ = √
n p q HASIL DAN PEMBAHASANKegiatan penelitian dimulai dengan pre tes terlebih dahulu. Tujuan pre tes adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada matematika dalam penjumlahan dan pengurangan. Media yang digunakan adalah media Blokjess yang ukuran kubusnya 2,5 X 2,5 X 2,5 cm . Soal yang diberikan berjumlah 10 (sepuluh) . Adapun kriteria penilaian adalah jika jawaban benar tiap soal akan mendapatkan nilai 10 dan bila jawaban salah mendapat nilai 0 (nol) . Soal dari pre tes sama dengan soal pos tes.
Adapun hasil dari pre tes dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 Hasil Belajar Pre Tes Matematika Kelas IV Semester 1 Di SDLB YPAB Surabaya No Nama Nilai Pre Tes 1. Erik 90 2. Lestari 70 3. Radik 80 4. Vivi 70 5. Fajar 70 6. Deni 30 7. Galen 20 8. Sarah 40 9 Jeri 40 Dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam proses menghitung maka diadakan kegiatan intervensi . Dalam kegiatan intervensi media balajar yang digunakan adalah Blokjess yang sudah diperbesar ukurannya dari blokjess yang dipakai siswa sehari – hari. Ukuran kubus blokjess diperbesar menjadi 2,5 X 2,5 X 2,5 cm . Dengan memperbesar ukuran kubus blokjes diharapkan siswa lebih mudah pada saat meraba permukaan kubus tersebut. Tiap sisi kubus menggambarkan angka dari 0 (nol) sampai dengan 9 (sembilan ).
Siswa dilatih meletakkan kubus blokjess mulai dari angka nol sampai dengan angka 9 (sembilan ) dilakukan berulang – ulang sampai siswa menguasai dengan benar meletakkan kubus di papan blokjes.
Setelah kegiatan intervensi ( perlakuan) dimana pada saat intervensi siswa lebih memahami penggunaan
blokjes dari sebelum diadakan intervensi selanjutnya diadakan pos tes .Adapun hasil pos tes sebagai berikut :
Tabel 2 Hasil Belajar Pos Tes Matematika Kelas IV Semester 1 Di SDLB YPAB Surabaya No Nama Nilai Pos Tes 1. Erik 100 2. Lestari 90 3. Radik 90 4. Vivi 80 5. Fajar 70 6. Deni 50 7. Galen 40 8. Sarah 60 9 Jeri 70
Dari hasil pre tes dan pos tes terlihat ada peningkatan pada nilai siswa sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Secara keseluruhan hasil dari siswa mengalami peningkatan . Berikut nilai siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan disajikan dalam bentuk tabel :
Tabel 3 Perbandingan Hasil Belajar Pre Tes dan Pos Tes Matematika Kelas IV Semester 1 Di SDLB YPAB
Surabaya No Nama Nilai Pre Tes Nilai Pos Tes 1. Erik 90 100 2. Lestari 70 90 3. Radik 80 90 4. Vivi 70 80 5. Fajar 70 70 6. Deni 30 50 7. Galen 20 40 8. Sarah 40 60 9 Jeri 40 70 Data yang telah terkumpul dari hasil penelitian diolah dengan statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan uji Tanda (Sign Test).
Tabel 4 Hasil Perhitungan Hasil Belajar Pre tes dan Pos tes
Dengan Perubahan Tanda No Nama Nilai Pre Tes Nilai Pos Tes Perbedaan Tanda 1. Erik 90 100 + 2. Lestari 70 90 + 3. Radik 80 90 + 4. Vivi 70 80 + 5. Fajar 70 70 0 6. Deni 30 50 + 7. Galen 20 40 + 8. Sarah 40 60 + 9 Jeri 40 70 +
a) Perhitungan
1) Mean = n p
= 9 ( 0,5 ) µ = 4 , 52)
= = = 1 , 53)
Tes Statistik :
Dari hasil pengamatan diperoleh perubahan tanda (+ ) berjumlah 8 ( delapan ) maka besarnya X terletak pada X = 7,5
Z H = 2 b) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian karena untuk menguji suatu kebenaran suatu hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian. Pengujian dengan ά = 5% Hipotesa nol (Ho) adalah “Tidak ada pengaruh penggunaan media blokjes terhadap hasil belajar matematika dalam operasi penjumlahan dan pengurangan “
Pengujian Hipotesis utama dalam penelitian ini dilakukan terhadap H0 dengan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut :
Ho diterima bila ZH ≤ Z
Ho ditolak bila ZH > Z
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan uji Tanda (sign Test) pada kemampuan siswa dalam melakukan perhitungan penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media Blokjes , diperoleh Z H = 2 dan berdasar pada nilai kritis pada uji Tanda ( Sign test ) pada tingkat signifikasi ά = 5% ( untuk pengujian satu sisi) nilai kritisnya Z = 1,64 (Saleh, Sam Subar : 12) maka H0 ditolak. Karena ZH >
Z artinya Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak .
Hal ini menunjukkan bahwa “ada pengaruh penggunaan media blokjes terhadap hasil belajar matematika dalam operasi penjumlahan dan pengurangan”.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa media Blokjes bagi anak tunanetra dapat meningkatkan hasil belajar matematika dalam
penjumlahan dan pengurangan.. Hal ini dilakukan dengan mengolah dan menganalisis data dari hasil pre tes dan pos tes.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis dimana ZH > Z dihasilkan bahwa H0 ditolak
yang artinya menunjukkan bahwa media Blokjes bagi anak tunanetra dapat meningkatkan hasil belajar matematika dalam penjumlahan dan pengurangan pada siswa SDLB YPAB Surabaya.
Dari hasil mengolah dan menganalisa data terdapat selisih antara nilai hasil pre tes dan pos tes yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada siswa YPAB . Adapun faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar yaitu adanya media pembelajaran yang dapat menunjang dalam proses belajar matematika ,ini sesuai yang diungkapkan oleh Hamanik (Arsyad 1997:15) “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan dan dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa”
Subyek yang sebelum treatmen kurang terampil dalam meletakkan kubus atau dadu pada papan blokjes dengan menggunakan blokjes yang berukuran 2,5 x 2,5 x 2,5 cm menjadi terampil dalam meletakkan kubus . Hal ini terjadi pada siswa Galen, Deni dan Jeri . Dari perolehan hasil belajar terlihat ketiga siswa meningkat hasil belajarnya dari sebelum treatmen. ( Deni dari nilai 30 menjadi 50, Galen dari nilai 20 menjadi 40)
Anak tunanetra adalah anak yang mengalami hambatan dalam penglihatan sehingga menghambat proses masuknya informasi melalui penglihatannya dan dalam proses belajar bergantung pada indera pendengaran,perabaan dan indera lain yang masih berfungsi. Hal tersebut berpengaruh terhadap pembentukan konsep pada anak tunanetra. Maka dalam memberikan materi matematika (berhitung) haruslah melalui pendekatan khusus sesuai dengan kondisi tunanetra. Menurut Widjajanttin (1996:153) : alat bantu yang tepat untuk tunanetra yang berada dikelas rendah adalah Cubaritme (Blokjes) karena bokjes mudah diraba.
Media blokjes membantu pembentukan konsep dalam matematika, tetapi tidak semua anak dapat menggunakan dengan baik hal ini disebabkan : (a) Kepekaan pada indra raba siswa yang tidak sama ketika meraba kubus Blokjes, sesuai yang diungkapkan Widjajanttin (1996:153):” Disebabkan karakteristik tunanetra,kepekaan indra raba anak tunanetra masih kurang”. (b) Siswa belum bisa mengoperasikan penggunaan Blokjes sehingga posisi angka tidak sesuai dengan soal yang diberikan. Blokjes, sesuai yang diungkapkan Widjajanttin (1996:153): Mempunyai Blokjes tetapi tidak tahu cara mengoperasikan.
Media Blokjes yang digunakan dalam penelitian ini adalah media blokjes yang diperbesar ukuran kubus atau dadunya yaitu ukuran 2,5 X 2,5 2,5 cm. Hal ini digunakan untuk membantu siswa yang kepekaan raba kurang. Dengan menggunakan ukuran kubus yang lebih besar siswa akan lebih peka dalam meraba kubus tersebut,
5 Penggunaan Media blokjes yang besar diharapkan akan meningkatkan pemahaman siswa dalam penggunaan blokjes dan membantu siswa dalam belajar penjumlahan dan pengurangan.
Dari uraian diatas terlihat adanya pengaruh pada penggunaan media blokjes yang mempunyai ukuran 2,5 X 2,5 X 2,5 cm terhadap hasil belajar matematika dalam penjumlahan dan pengurangan di SDLB-A YPAB Surabaya..
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan dari hasil pengolahan data dan analisis data serta pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dengan jumlah subyek 9 siswa , taraf signifikan 0,05 % nilai kritis 1,64 maka H0 diterima bila ZH ≤ 1.64. Karena ZH = 2 berarti ZH > 1,64 artinya H0
ditolak dengan demikian maka kesimpulannya adalah penggunaan media blokjes berpengaruh terhadap hasil belajar matematika Berdasarkan dari hasil pengolahan data dan analisis data serta pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dengan jumlah subyek 9 siswa , taraf signifikan 0,05 % nilai kritis 1,64 maka H0
diterima bila ZH ≤ 1.64. Karena ZH = 2 berarti ZH > 1,64 artinya H0 ditolak dengan demikian maka kesimpulannya adalah penggunaan media blokjes berpengaruh terhadap hasil belajar matematika dalam operasi penjumlahan dan pengurangan pada siswa SDLB YPAB Surabaya.
Saran
Bagi Siswa – siswi yang mempunyai kepekaan dalam meraba kurang diberikan media blokjes yang memudahkan mereka untuk meraba kubus blokjes. Sebaiknya pihak sekolah perlu mempertimbangkan pemyediaan media blokjes yang mempunyai ukuran kubus / dadu 2,5 X 2,5 X 2,5 cm
Guru dalam setiap pembelajaran Matematika diharapkan selalu mengawali pembelajaran dengan mengingatkan siswa dalam penggunaan media blokjes sampai siswa terampil dalam mengoperasikan media Blokjes. Adapun caranya dengan memberikan beberapa soal penjumlahan dan pengurangan sehingga siswa trampil dalam mengoperasikan media Blokjes dan kemampuan dalam berhitung penjumlahan dan pengurangan meningkat. Sebaiknya orangtua siswa juga mau belajar cara mengoperasikan media Blokjes sehingga dapat melatih siswa di rumah.
Siswa mau berlatih di rumah setiap hari dengan dibimbing oleh orang tua . Dengan berlatih setiap hari diharapkan siswa meningkat kemampuan dalam mengoperasikan media Blokjes dan kemampuan dalam berhitung penambahan dan pengurangan .
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto , Suharsimi .2010. Prosedur Penelitian , Jakarta: Rineka Cipta
BSNP,2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta
Maleong.J.Lexy.2005.MetodologiPenelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Nursalim, Mochanmad.dkk 2007, Psikologi Pendidikan. Surabaya : Unesa University Press
Saleh, Samsubar. 1996, Statistik Nonparametrik Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.
Sarjiati,2008.Kemampuan Menjumlahkan Bilangan Bulat Melalui Permainan
Dakon Bagi Anak Tunanetra. Jurnal Pendidikan Luar Biasa, volume 5
nomor 2 Oktober 2009, Surabaya.Universitas Negeri Surabaya
Setyosari, Pamudji, 2010. Metode Penelitian Pendidikan . Jakarta : Kencana
Prenada Media Group
Somantri, Sutjihati.2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung . Refika Aditama
Sugijono, 2009.Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan RD.Bandung : Alfabeta
Sukmadinata , Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Wesna,I Ketut. 1995 Aspek Psikologis Ketunanetraan dan Pengaruh Terhadap Pembelajaran . Jakarta. Depdikbud Dirjen Pendidikan dan Menengah
Widdjajantin,A,Dra.1996.Ortopedagogik Tunanetra I. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti