• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TAHAP PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TAHAP PERANCANGAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

28

BAB III

TAHAP PERANCANGAN

3.1 Perancangan Iklan Layanan Masyarakat

Dalam proses kreatif untuk terbentuknya suatu konsep, diawali dengan mengolah informasi yang bersifat teoritis secara kedokteran menjadi informasi yang disesuaikan dengan komunikan baik bahasa, pemilihan kata-kata, serta pengemasan. Salah satu contoh, dalam proses wawancara atahu meriset perancang menemukan beberapa istilah yang menurut perancang penting untuk disampaikan yaitu “idiophatic”, setelah informasi ini didapatkan perancang melakukan riset untuk menentukan seberapa penting audiens di Salatiga bisa menerima kata-kata seperti itu. Setelahnya ditemukan fakta, bahwa keterangan atahu kata yang bersifat teoritis kedokteran menjadi hal yang sulit untuk diterima masyarakat, karena secara mendasar saja mereka sangat kekurangan informasi pada proses inilah perancang melakukan proses transmisi pesan.

Iklan Layanan Masyarakat dalam perancangan ini merupakan bagian dari persuader, yang mana mengajak orang untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang disampaikan. Kemudian orang tua sebagai persuade, yang merupakan target audiens akan menerima pesan berupa arahan yang tidak menggurui melalui iklan tersebut.

Dalam perancangan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang akan dibuat merupakan jenis iklan online dengan bentuk audio visual (video doodle), 3 video dengan durasi total kurang dari 3 menit. Iklan Layanan Masyarakat ini mengenai tiga (3) point penting dalam perancangan ini yaitu, pengenalan, gejala, serta penanganan pertama.

3.1.1 Product Concept

Pada konsep produk ini dirancang berdasarkan consumer jounery target audiens yaitu pada tingkat awerness atahu kesadaran. Yang menjelaskan mengenai

(2)

29

scoliosis pada tahap permukaan (dasar), karena masih pada tahapan ini maka informasi yang disampaikan diangkat dari keseharian yang sederhana dan sekiranya mudah dilakukan sendiri oleh orang tua maupun anak. Dalam perancangan Iklan Layanan Masyarakat ini akan terdiri dari tiga (3) point dan berupa 3 video yang saling bersambung:

Bumper in: dengan supers: kenali scoliosis/ tulang bentuk S yuk? 1. Pertama: Mengenai Pengenalan

Memaparkan kebiasaan-kebiasaan pada anak usia tumbuh kembang yang akan memicu terjadinya scoliosis. Menceritakan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang sedang menggendong tas sekolah yang berat sehingga membuat anak tersebut bungkuk dan seorang Ibu yang sedang mengantarkan anak tersebut ke sekolah. Kemudian akan ada seorang announcer yang berbicara melalui VO saja mengatakan, “Ngga kasihan tulang belakang si kecil, bu?”. Lalu si Ibu hanya menggeleng dan bingung.

Kemudian saat malam di rumah, si anak sedang belajar atahu mengerjakan PR di meja namun si anak tidak menyadari bahwa posisinya miring, di ruang tersebut juga ada Ibu yang mendampingi anak belajar. Kemudian si announcer berkata lagi, “ngga kasihan tulang belakangnya?

Kemudian si Ibu mendekat dan berkata, “memangnya kenapa sih sama tulang punggung si kecil?”

Announcer, “bisa kena scoliosis loh bun.” Lalu Ibu, “hah? Apa itu scoliosis?” Muka bingung dan sambil memeluk anaknya.

Masuk frame lain, yang menjelaskan scoliosis itu apa dengan gambar seorang anak dan punggung yang digambarkan tulang belakangnya bengkok seperti huruf S. Lalu pindah frame menampilkan seorang Ibu dan anak yang berkata “buu punggung aku sakit”… dengan supers (tulang bengkok, sesak nafas, jantung terhimpit, mudah lelah) *bersambung*

(3)

30

Lalu dilanjutkan dengan seorang Ibu dan anak yang saling merangkul dan berkata, “lalu, bagaimana mengenalinya?”

“ibu bisa kok, perhatikan gejala kebengkokannya ya bu.” Bump in: “kenali gejala tulang bentuk S yuk”

Lalu announcer akan menjelaskan 3 tahapan mengenali gejala scoliosis secara mudah.

“pertama, yuk raba punggung si kecil” (pastikan ngga ada yang njendol ya bun)

“kedua, perhatikan tinggi bahu si kecil bun” (pastikan tingginya sejajar ya bun)

“ketiga, lakukan gerakan tersebut ya bun” (pastikan terlihat seperti garis lurus ya bun)

Lalu Ibu bapak bersedih, “anak kami scoliosis, kami harus apa?” *Bersambung…*

3. Ketiga: Mengenai Penanganan

Ibu dan bapak bersedih “apakah bisa disembuhkan?” Announcer: bisa, dengan penanganan yang tepat

Mengenai langkah awal sederhana yang harus dilakukan oleh orang tua bila mengetahui anaknya terkena scoliosis. Pada scene ini diawali dengan menampilkan ibu dan bapak yang bersedih karena anaknya terkena scoliosis dan bingung harus kemana dan menanganinya. Kemudian announcer menjelaskan tahapan penanganan awal,

“penanganan pertama, kunjungi klinik scoliosis dan hindari pergi ke ahli tulang atahu tukang pijat terdekat”

“penanganan kedua, lakukan x-ray untuk melihat derajat kebengkokan” “penanganan ketiga, lakukan olah raga.”

Penutup

(4)

31 3.1.2 Pemilihan font

Dalam perancangan ini yang merupakan audiovisual yang terdapat teks di dalamnya maka dibutuhkannya pemilihan font yang tepat guna menyesuaikan dengan target audiens yang merupakan orang tua usia 35-44 tahun. Dari target audiens tersebut ditentukannya fontnya yaitu futura bold. Hal ini dikarenakan bentuk font futura bold yang tegas namun tidak terlalu kaku. Serta ukurannya yang cukup besar dengan memperhatikan kondisi penglihatan target audiens yang sesuai dengan usianya. Penggunaan font ini pula mempengaruhi pesan yang akan disampaikan, agar sekiranya teks dapat dibaca dengan mudah dan jelas. Dengan spasi atahu jarak antar huruf yang tidak terlalu dekat dan desain huruf yang sederhana font ini tepat untuk infomasi yang bersifat formal atahu serius. Font Futura banyak digunakan untuk keterangan yang ditampilkan dalam visual berupa teks.

Kemudian menggunakan font Dominique¸ font ini memiliki karakter agak pipih dan panjang namun untuk spasi antar huruf tidak terlalu rapat. Ukuran yang digunakan merupakan capital, agar mempermudah saat dibaca oleh audiens, dan hanya digunakan sebagai bumper in.

3.1.3 Pemilihan Warna

Dalam pengemasan perancangan video iklan ini akan menggunakan motion grafis, maka dari itu pemilihan warna juga sangat penting untuk ditentukan karena akan mempengaruhi psikologis target audiens. Berikut warna-warna pilihan dan karakternya berdasarkan Carl Gustav Jungv seorang psikolog ternama dari Swiss yang menjadikan warna sebagai alat penting dalam psikoterapinya (Psikologi warna, 2017);

(5)

32

Warna ini memiliki sifat yang negative yaitu pertentangan atahu penolakan. Warna merah bisanya dapat memicu emosional seseorang sekaligus warna yang paling sering menarik perhatian.

b. Warna Biru

Penggunaan warna biru yang lebih muda akan memberikan efek kepercayaan yang lebih dominan. Sedangkan warna biru gelap lebih cenderung meningkatkan kesan cerdas pada penggunanya. Sifat positif warna biru adalah kepercayaan, keyakinan, dan professional.

c. Warna Putih

Penggunaan warna putih yang digunakan dengan tepat akan memberi kesan tidak mengecewakan, efek keyakinan, dan bentuk minimalis. Sifat warna ini adalah keyakinan, lemah lembut, dan ringan.

d. Warna Hitam

Hitam yang berarti ketegasan, memiliki sifat antara lain kekuatan, kepercayaan diri, dan melindungi.

3.1.4 Segmentasi, Targeting, Positioning

Berdasarkan riset tentang STP, maka ditentukan sebagai berikut; a. Segmentasi:

Geografis: bertempat tinggal di salatiga

Demografis: laki-laki perempuan yang merupakan orang tua usia 35-44 tahun. SES A-B

Psikologis: Orang tua yang menderita maupun tidak memiliki riwayat menderita scoliosis. Orang tua yang punya kekhawatiran terhadap tumbuh kembang anak tidak optimal.

b. Targeting

(6)

33

iklan layanan masyarakat ini ditujukan untuk orang tua perkiraan usia 30-40an tahun. Baik orang tua yang menderita maupun tidak memiliki riwayat menderita scoliosis.

Target Marketing

Berdasarkan riset tentang usia tumbuh kembang yang rentan terhadap scoliosis adalah usia 8-13 tahun, yaitu usia puber dimana banyak terjadi perubahan fisik maupun psikis. Anak usia ini pun rentan mengalami perundungan dikarenakan perbedaan fisik yang menonjol membuat mereka minder bahkan terbatasi kegiatannya jika terkena scoliosis.

c. Positioning

Iklan Layanan Masyarakat tentang mengenal scoliosis ini dapat menjadi jendela yang menyadarkan orang tua dan mengajak anak untuk berkomunikasi akan setiap perubahan yang terjadi pada masa pertumbuhannya.

3.2 Pendekatan Perancangan Iklan

Pendekatan yang dipilih oleh perancangan adalah dengan observasi dan wawancara calon target audience. Observasi yang dilakukan yaitu dengan mengamati penderita skolioisis dalam keseharian, serta orang tua yang tidak mengenal dan mengetahui akan kebiasan-kebiasaan anaknya yang dapat memicu terjadinya scoliosis, dengan cara memperhatikan kebiasaan saat di sekolah maupun di lingkungan di luar sekolah. Kemudian wawancara untuk mendapatkan data yang objektif dan perancangan yang objektif, hal ini dilakukan pada para ahli yang menangani kasus scoliosis, penderita scoliosis, serta orang tua. Hal ini dilakukan agar pesan yang akan disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. Seperti halnya kebiasaan yang saya temui bagi penderita scoliosis yaitu bagi perempuan biasanya menggunakan rambut yang terurai dan panjang untuk menutupi punggung. Kemudian memiliki rasa minder, misalnya saja saat melakukan ganti baju setelah

(7)

34

pelajaran olah raga, penderita scoliosis akan menyendiri dan mencoba menutupi diri dengan berpakaian yang berukuran besar.

3.3 Pemilihan Media

Dalam pemilihan media dilihat dari target audience dan consumer journey yaitu pada tahapan awareness, dimana orang tua belum mengenal scoliosis dan media yang digunakan adalah media audiovisual karena orang tua pada usia 30-40 an tahun merupakan usia angkatan millennial yang lebih suka mengakses audiovisual khususnya pada online karena kemudahan mengakses untuk orang tua usia 30-40an tahun. Kemudian berdasarkan consumer journey orang tua (30-40an tahun) (Eka, 2015) yang memiliki anak diusia 8-12 tahun menggunakan media sosial untuk mengakses informasi baik untuk kepentingan diri sendiri hingga bagaimana menangani permasalahan pada anak. Seperti halnya media Whatsapp sebagai sumber penyebaran berita maupun informasi, Facebook di mana orang tua mengunggah foto maupun video atahu bahkan menyebarkan informasi, dan Youtube ketika orang tua melihat video hiburan maupun informasi, serta di Instagram sebuah instansi yang bergerak dibidang kesehatan.

Tabel 3.1 Komposisi Pengguna Internet Berdasarkan Usia pada tahun 2016 Kominfo Sumber : https://statistik.kominfo.go.id/site/data?idtree=424&iddoc=1517

(8)

35

Kemudian berdasarkan target audiens ini juga setiap penampilan video perlunya pendampingan orang tua kepada anaknya, sehingga pemilihan media disamakan dengan orang tua yaitu media sosial. Kemudian dilakukannya juga pendekatan secara kesehatan dengan bekerja sama dengan pihak sekolah dasar dan dinas kesehatan setempat untuk bisa mensosialsisasi tentang pentingnya kesadaran mengenai kelainan tulang Scoliosis pada anak – anak usia pertumbuhan.

3.4 Tahap Perancangan Iklan Layanan Masyarakat

Pada tahapan pertama perancangan yaitu penentuan topik yaitu mengenai kesehatan pada anak usia pertumbuhan. Pentingnya kesadaran mengenai kelainan tulang Scoliosis pada anak – anak usia tumbuh kembang. Kemudian dari topik ditentukan tujuan dan manfaat dari perancangan ini. Menggunakan pendekatan ilmu komunikasi di mana perencanangan ini mengenai iklan layanan masyarakat (ILM) maka iklan ini tidak bersifat komersial, dan menggunakan teori atahu konsep ilmu komunikasi yaitu periklanan.

Tahapan kedua yaitu membuat konsep iklan. Konsep iklan terdiri dari 3 video yaitu mengenai pengenalan, gejala, dan penanganan awal mengenai kelainan tulang Scoliosis yang saling bersambungan dan total durasi kurang dari 3 menit. Tiga hal ini akan diceritakan di story line. Kemudian menentukan target audiens yaitu orang tua usia (30-40 an tahun) dan anak usia tumbuh kembang (8 – 12 tahun). Kemudian pemilihan media yaitu pada media online serta pendekatan dengan sekolah dasar dan dinas kesehatan setempat.

Tahap ketiga yaitu perancangan pengeluaran dalam produksi, hal yang dibutuhkan dalam produksi perancangan iklan layanan masyarakat adalah sebagai berikut:

3.5 Tabel Kebutuhan Peralatan dan Perlengkapan

(9)

36

Pra Produksi Laptop Kertas HVS A4

Bolpoint Bensin

Produksi Kamera mirrorles Sony A 6000 Spidol

Lighting Notebook

Recorder Selotipe

Studio GreenScreen Karton hijau

Clapper Lakban

Baju Ibu Makan berat

Baju Anak Minuman

Baju Bapak Kertas

Tas Pallet warna

Meja Snack Kursi Tripod Jas Lab Kacamata hitam Kacamata biasa Celana kain

Pasca Produksi Laptop Makanan

(10)

37 3.6 Tabel Biaya Produlksi

Berikut daftar perkiraan pengeluaran dalam proses produksi Iklan Layanan Masyarakat hingga proses selesai. Pengeluaran mendapatkan bantuan dari pihak Klinik Scoliosiscare selaku pihak yang bekerjasama.

Kebutuhan Jumlah/

Frekuensi

Sub Total Total

Jasa Desain 1 orang Rp 100.000,- Rp 100.000,-

Jasa Motion Grafis 3 orang Rp 2.500.000,- Rp 2.500.000,-

Jasa Audio 1 orang Rp 50.000,- Rp 50.000,-

CD 2 buah Rp 5.000,- Rp 10.000,-

Sewa kamera 1 buah Rp 50.000,- Rp 50.000,-

Sewa studio green screen

2 hari Gratis Gratis

Talent 3 orang Rp 50.000/orang Rp 150.000,-

Alat Tulis 1 buah Rp 20.000/buah Rp 20.000,-

Kru 3 orang Rp 50.000/orang Rp 150.000,-

Tripod 1 buah Gratis Gratis

Makan 10 orang Rp 15.000/orang Rp 150.000

Buku cerita 7 buah Rp 7.000/buah Rp 49.000,-

Kotak pensil 1 buah Rp 15.000/buah Rp 15.000,-

Snack + minum 20 buah Rp 10.000/ orang Rp 200.000,-

Konsumsi uji publik 20 buah Rp 6000/orang Rp 120.000,-

(11)
(12)

39 3.7 Time Table Proses Pembuatan Perancangan Iklan Layanan Masyarakat

No Kegiatan Waktu Target

Pra Produksi

1. Melakukan pengumpulan data dan riset

3 minggu Mendapatkan data untuk mendukung perancangan produksi.

2. Merancang konsep perancangan iklan layanan masyarakat.

2 minggu Menghasilkan konsep, story line. Story board. 3. Mencari talent bapak, ibu, dan

anak

1 minggu Mendapatkan talent bapak, ibu, dan anak yang sesuai. 4 Melakukan briefing kepada tim

produksi

4 hari Menghasilkan

kesepahaman yang sama mengenai konsep

perancangan . Produksi

5 Proses take shoot 1 hari Menyelesaikan tiap scene

6 Proses editing online offline 7 Melakukan crosscheck video iklan

layanan masyarkat.

2 hari Menghindari adanya kesalahan dalam tiap scene dan kesesuain dengan story line, story board

Pasca Produksi

8 Melakukan pengecekan video 2 hari Memeriksa kelengkapan

dan meminimalisir kesalahan. 9 Proses pemutaran video iklan

layanan masyarakat sebagai uji publik.

1 hari Meminta saran dan penilaian terhadap video mengenai pesan yang

(13)

40

disampaikan. 10 Membuat laporan dari hasil

pembuatan video iklan layanan masyarakat sebagai uji publik.

2 minggu Laporan yang dihasilkan baik dan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Gambar

Tabel 3.1 Komposisi Pengguna Internet Berdasarkan Usia pada tahun 2016 Kominfo  Sumber : https://statistik.kominfo.go.id/site/data?idtree=424&iddoc=1517

Referensi

Dokumen terkait

Strategi media dirancang guna memastikan target audience mendapatkan informasi yang ingin disampaikan mengenai Home Recording Teargas Lab , pemilihan media

Pendekatan AISAS digunakan sebagai strategi komunikasi dengan tujuan target audience dapat berbagi pengalaman kepada khalayak luas di media online yang mempunyai cakupan jaringan

Metode Viola Jones mempunyai tahapan-tahapan dalam proses pendeteksian wajah, seperti yang dapat dilihat pada Gambar III-2.. Mulai Semua filter

Agar promosi yang akan disampaikan dapat mudah dicerna dan dimengerti oleh target sasaran, maka strategi yang akan dilakukan adalah membuat target khalayak atau audience melihat,

Mencari wawasan konsumen (consumer insight) melalui consumer journey terhadap salah satu contoh target audience yang ditetapkan untuk mendapatkan point of contact,

• Untuk mewujudkan brand yang berhasil target utama adalah masyarakat samarinda, dengan adanya promosi ini diharapkan target audience dapat mengenal tampat- tempat Pariwisata

Dan juga strategi Weakness – Threat (W3,T1), merancang iklan dengan pemilihan media promosi yang tepat dan sesuai target audience agar dapat memperkuat dan memperluas pasar

Tahapan promosi dengan model AISAS Tahapan Media Lokasi Tujuan Attention e-Poster Instagram Untuk menarik perhatian target audience agar sadar akan adanya objek wisata