• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Berbasis Partisipasi dalam Rangka Mencapai Pembangunan Kampung yang Layak Huni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perencanaan Berbasis Partisipasi dalam Rangka Mencapai Pembangunan Kampung yang Layak Huni"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | F 031

Perencanaan Berbasis Partisipasi dalam Rangka Mencapai

Pembangunan Kampung yang Layak Huni

Beny OY Marpaung(1), Dwira N. Aulia (2), Wahyuni Zahrah (3)

(1)Lab.Perkotaan dan Permukiman, Urban Regional Planning, Kampung Kota, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara.

(2)Lab.Perkotaan dan Permukiman, Urban Regional Planning, Perumahan dan Permukiman, Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

(3) Lab.Perkotaan dan Permukiman, Urban Design, Bidang Dampak Fisik dan Lingkungan Kota, Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Abstrak

Suatu kampung cenderung terbentuk tidak terencana, sehingga dalam membangunnya diperlukan keterlibatan penghuni kampung tersebut. Penelitian ini terkait dengan identifikasi partisipasi dalam rangka mendukung perencanaan kampung nelayan yang layak huni di Belawan Medan. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana partisipasi penghuni untuk memiliki keinginan terlibat dalam mendukung perencanaan kampung nelayan yang layak huni. Penelitian ini menggunakan pendekatan penyebaran kuesioner dan wawancara dalam proses pe-ngumpulan data. Metoda analisa data yang digunakan peneliti adalah metoda kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini menemukan gambaran umum strategi komunikasi dalam perencanaan kam-pung dan strategi komunikasi dalam menghasilkan perencanaan kamkam-pung yang layak huni. Strategi komunikasi yang efektif tentunya diawali oleh perencanaan yang matang. Perencanaan yang matang mendukung keberhasilan tujuan terwujudnya pembangunan kampung yang layak huni. Dalam rangka menemukan strategi komunikasi yang paling tepat untuk terwujudnya pembangunan kampung yang layak huni, diperlukan kajian persepsi penghuni kampung yang mempengaruhi komunikasi dan tinjauan terhadap perencanaan berbasis partisipasi.

Kata-kunci : huni, kampung, layak, partisipasi, perencanaan

Pengantar

Kampung merupakan permukiman yang tumbuh tidak terencana. Proses terbentuknya per-mukiman sebagai suatu wadah kehidupan ten-tunya tidak terlepas dari faktor sosial, karena terjadi ketika manusia menempati suatu daerah yang baru. Fenomena tersebut merupakan su-atu kenyataan yang selalu ditemukan pada kawasan-kawasan yang berada dalam pengu-asaan komunitas tertentu khususnya komunitas yang ada di pesisir pantai. Penelitian ini dilak-sanakan pada permukiman yang terbentuk tidak terencana di pesisir pantai ujung Utara Kota Medan yaitu kampung nelayan di Belawan. Bu-ruknya sarana dan prasarana di perkampungan nelayan Belawan Medan, merupakan kenyataan yang terjadi di perkampungan daerah pesisir Indonesia pada umumnya. Perkampungan yang tumbuh di pesisir Indonesia pada mulanya

merupakan permukiman ilegal. Seiring dengan berjalannya waktu pertumbuhan permukiman ilegal semakin luas menempati tanah. Kemis-kinan di kampung nelayan Belawan Medan ada-lah saada-lah satu alasan utama semakin tumbuh dan berkembangnya area hunian tidak teren-cana. Keadaan sarana dan prasarana yang bu-ruk seharusnya menjadi program penting untuk segera diselesaikan oleh pemerintah kota Medan dalam rangka mencapai kampung pesisir yang layak huni.

Aksesibilitas dan infrastruktur menuju kawasan kampung Nelayan berada dalam keadaan tidak aman dan nyaman. Demikian juga dengan sis-tem kelembagaan, pengelolaan serta Sumber Daya Manusia (SDM), dan sebagainya masih lemah. Beberapa langkah konkrit yang perlu di-lakukan dan dikaji terlebih dahulu sebagai upaya

(2)

mengembangkan kampung Nelayan Belawan Medan menjadi permukiman yang layak huni antara lain dengan mengkaji partisipasi peng-huni. Kajian terkait partisipasi penghuni tentunya akan terkait dengan persepsi ma-syarakat. Kajian terkait persepsi dan partisipasi penduduk kampung adalah untuk menemukan gambaran pemikiran dan keinginan masyarakat untuk bersedia terlibat dalam mewujudkan permukiman yang layak huni. Masyarakat harus memahami potensi kampungnya dan ber-keinginan untuk mewujudkan permukiman me-reka sebagai tempat tinggal yang layak huni. Apabila persepsi dan partisipasi masyarakat penghuni kampung nelayan telah ditemukan, maka dapat dibuat tindakan komunikasi yang paling tepat dalam rangka mewujudkan per-mukiman yang layak huni. Pemerintah tentunya juga akan mudah untuk melaksanakan penyu-luhan kepada masyarakat bahkan menjalin ker-jasama dengan pihak swasta. Hal tersebut dilakukan dengan harapan perencanaan dalam rangka mencapai permukiman yang layak huni lebih terjamin dan terarah serta terencana secara komprehensif. Penyuluhan merupakan salah satu strategi komunikasi yang sejak masa orde baru selalu dilaksanakan. Komunikasi harus dapat berperan sebagai perpanjangan tangan program perencanaan untuk kampung nelayan Belawan Medan. Fungsi utama komunikasi ada-lah untuk mendapatkan dukungan masya-rakat kampung dan partisipasi mereka dalam pem-bangunan kampung yang layak huni. Rencana dalam melancarkan komunikasi perlu mem-perhatikan strategi apa yang dapat di-terapkan untuk menyampaikan pesan sehingga dampak yang diharapkan dari pembangunan kampung yang layak huni sesuai dengan harapan. Peren-cana harus mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap strategi komunikasi dalam rang-ka meningrang-katrang-kan partisipasi penghuni rang-kampung. Fokus perhatian peranan komunikasi ini me-mang penting karena efektivitas komunikasi ber-gantung pada strategi komunikasi yang di-gunakan.

Metode

Metode yang digunakan adalah mixed-method (Creswell, 2008) yang bersifat deskriptif,

eksplo-ratif atau eksplanatori (Groat & Wang, 2002). Adapun rincian metoda penelitian ini terdiri dari metode penentuan lokasi penelitian, sampel pe-nelitian, metoda pengumpulan data dan me-toda analisa data.

Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dengan memper-hatikan tiga aspek yaitu adanya tempat, peng-huni dan aktivitas pada kampung nelayan di Belawan Medan. Tempat, penghuni, dan aktivi-tas merupakan unsur yang digunakan oleh pe-neliti dalam mengumpulkan data terkait dengan identifikasi persepsi, keinginan penghuni untuk terlibat dalam pembangunan area hunian, serta pemahaman masyarakat mengenai keadaan fisik kawasan kampung yang mereka tempati. Sampel Penelitian

Sebelum menetapkan sampel atau responden peneliti menggunakan model “Quota Sampling” yaitu menetapkan area kunci dengan membagi jumlah berkas kuesioner berdasarkan sub area-sub area. Dengan ditetapkannya area kunci, peneliti dapat menetapkan beberapa informan/ sampel yang dapat mewakili setiap sub area. Masing-masing area kunci mendapatkan jumlah kuesioner yang tidak sama rata. Hal tersebut dilaksanakan berdasarkan luas area kunci. Area kunci yang lebih luas tentunya akan mendapat jumlah kuesioner yang lebih banyak, karena diasumsikan bahwa jumlah masyarakat localnya lebih banyak. Penduduk yang diminta untuk mengisi kuesioner adalah yang berusia di atas 17 tahun ke atas. Hal ini dilakukan berkaitan dengan materi yang akan ditanyakan yang memerlukan pemahaman dan penguasaan akan materi jawaban dari pertanyaan dalam ku-esioner yang diajukan. Kuku-esioner disebarkan ke-pada 100 responden. Adapun jumlah responden yang diminta untuk masing-masing sub area dapat dilihat dalam gambar 1. Adapun jumlah berkas yang disebarkan untuk masing-masing sub area berdasarkan usia dan kesediaan untuk mengemukakan pemikiran melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Kese-diaan responden untuk menyatakan pemikiran mengenai kampung tempat tinggal mereka merupakan indikator yang penting untuk

(3)

meng-Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016| F 033 kaji strategi komunikasi yang paling tepat.

Gambaran pemikiran penghuni kampung untuk setiap pertanyaan dalam kuesioner tentunya akan berbeda-beda. Hal tersebut akan berkaitan erat dengan karakterisitik responden.

Gambar 1. Pembagian Lokasi Sampel.

Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang diperoleh de-ngan menyebarkan kuesioner, peneliti mengacu kepada variabel penelitian yang ditentukan dalam tabel 1

Tabel 1. Pengumpulan Data

Variabel Data Yang Diperlukan

Asal dari penghuni Daerah asal penghuni kampung Alasan tinggal dan menetap di

Kampung Nelayan Motivasi pendatang untuk menetap di Kampung Nelayan Belawan Tingkat kepuasan masyarakat

tinggal dan menetap di Kampung Nelayan.

Gambaran pemikiran masyarakat terkait keinginannya untuk menetap atau meninggalkan Kampung Nelayan

Legalitas dari keberadaan

penghuni Kampung Nelayan. Kepemilikan sertifikat hak milik atas lahan yang digunakan Tingkat ekonomi penghuni

kampung Pemasukan mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga dalam Batasan-batasan perubahan

yang sesuai dengan kearifan lokal penghuni kampung.

Pandangan terhadap perubahan terjadi

Keterkaitan budaya dalam memilih mata pencaharian yang ditekuni

Penentuan memilih mata pencaharian sebagai nelayan yang dipengaruhi oleh faktor budaya Komunikasi dapat membentuk

rasa percaya masyarakat terhadap program perencanaan.

Komunikasi yang dapat membentuk rasa percaya

Variabel Data Yang Diperlukan

Peran masyarakat, pemerintah dan organisasi terkait sebagai penentu kebijakan dalam membangun permukiman layak huni.

Pihak yang memiliki pengaruh sebagai penentu kebijakan

pendekatan partisipatif dalam

proses perencanaan. Harapan pendekatan partisipastif yang akan masyarakat terkait dilakukan untuk meningkatkan keinginan dalam berpartisipasi Gambaran pemikiran

penghuni terhadap potensi dan kondisi lingkungan tempat tinggal.

Pandangan masyarakat terkait keberadaan potensi dari Kampung Nelayan yang dapat dikembangkan Manfaat program

perencanaan mampu mempengaruhi persepsi masyarakat.

Gambaran pemikiran masyarakat terkait dampak positif dari program pengembangan kampung Gambaran pemikiran

masyarakat terkait pihak luar yang berpartisipasi dalam proses terkait sebagai penentu kebijakan dalam membangun permukiman layak huni.

Pandangan masyarakat terhadap pihak luar yang terlibat dalam proses pembangunan Kampung Nelayan

Persepsi positif masyarakat mempengaruhi partisipasinya dalam proses perencanaan dan konservasi kawasan.

Gambaran pemikiran masyarakat terhadap program membangun permukan yang layak huni Motivasi masyarakat lokal

untuk ikut berpartisipasi dalam program pembangunan.

Persepsi masyarakat terkait hal yang menjadi motivasi dalam program pengembangan Gambaran pemikiran

masyarakat mengenai jalinan komunikasi yang diinginkan

Harapan masyarakat terkait komunikasi komunikasi yang terpilih pada program pengembangan kampung Pandangan masyarakat

berkaitan dengan pihak yang diprioritaskan dalam merasakan dampak positif suatu program.

Gambaran pemikiran masyarakat terhadap pihak yang menjadi prioritas dalam program pengembangan kampung Komunikasi dilakukan oleh

perencana program untuk mengetahui bentuk keterlibatan yang diinginkan masyarakat

Gambaran pemikiran masyarakat terhadap bentuk keterlibatannya dalam program pengembangan

Perencana mengidentifikasi bentuk komunikasi yang paling sesuai untuk menumbuhkan rasa aman dan percaya masyarakat

Gambaran pemikiran masyarakat terkait komunikasi yang paling tepat dalam memberikan rasa aman dan percaya kepada mereka Untuk memperkuat upaya

negosiasi, pandangan masyarakat mengenai program perencanaan perlu diperhitungkan

Gambaran pemikiran masyarakat terhadap perencana program pengembangan

Untuk mengajak masyarakat terlibat aktif dalam program perencanaan, maka komunikasi dalam berbagai bentuk perlu dilakukan secara intensif kepada masyarakat

Gambaran pemikiran masyarakat terkait pengaruh komunikasi terhadap partisipasinya

Metode Analisis Data

Masyarakat kampung nelayan Belawan Medan mempunyai keinginan dalam kehidupan mereka. Mereka juga menginginkan untuk berpartisipasi dalam proses membangun area hunian mereka agar menjadi layak huni. Data terkait keinginan masyarakat kampung nelayan untuk berpar-tisipasi, diinterpretasi oleh peneliti. Hasil

(4)

inter-pretasi data dianalisa dengan berpedoman kepada teori yang menjadi landasan (tabel 2). Penentuan landasan teori dibuat mengacu kepada isu permasalahan.

Tabel 2. Metoda Analisa Keinginan Masyarakat

Kampung Nelayan Untuk Berpartisipasi Landasan teori yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dengan metoda kuantitatif Data terkait keinginan masyarakat kampung nelayan untuk berpartisipasi Desain berbasis partisipatif merangkum seluruh pemegang keputusan yang ada di setiap tahap dalam proses perancangan. Pemegang keputusan termasuk di dalamnya perancang, clients, pengguna dan masyarakat. Pengguna merupakan pemegang keputusan yang penting ketika desain yang akan dirancang ditujukan untuk kepentingan publik.  Gambaran pemikiran masyarakat terkait peran dari pihak perancang.  Titik fokus dari

tujuan

perancangan dalam membangun kampung layah huni

Ada dua penentu kebijakan yang dapat mempengaruhi berkembangnya suatu daerah, yaitu penentu kebijakan primer dan penentu kebijakan sekunder. Penentu kebijakan primer ialah orang-orang yang memiliki pengaruh besar seperti masyarakat yang langsung bersentuhan dengan program yang dikembangkan, sedangkan penentu kebijakan sekunder ialah pemerintah dan organisasi terkait. Perbedaan pandangan masyarakat, pemerintah dan organisasi terkait akan menghambat berkembangnya suatu daerah pesisir, maka dari itu dibentuk

Participatory Action Research (PAR) sebagai solusi dalam meningkatkan keaktifan masyarakat yang terlibat. Aksi yang dapat dilakukan

 Peran masyarakat, pemerintah dan organisasi terkait sebagai penentu kebijakan dalam berkembangnya Kampung Nelayan.  Kegiatan pendukung yang mampu meningkatkan keaktifan masyarakat untuk ikut berpartisipasi. antara lain kampanye, workshop, pertemuan penentu kebijakan dan sebagainya. Landasan teori yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dengan metoda kuantitatif Data terkait keinginan masyarakat kampung nelayan untuk berpartisipasi Dalam mengembangkan suatu perancangan, masyarakat akan tu-rut berpartisipasi jika mereka diikutserta-kan dalam proses perancangan. Pendekatan secara partisipatif memungkinkan kinerja dari prinsip-prinsip di bidang pariwisata yang dapat membuka peluang-peluang untuk diterima oleh penduduk lokal. Tindakan positif dari masyarakat lokal dalam menentukan potensi sumber daya lokal dan menjaga sumber daya alam merupakan cara membangkitkan keinginan masyarakat penghuni untuk berpartisipasi.  Persepsi masyarakat mengenai pendekatan partisipatif dalam pembangunan permukiman yang layak huni.  Persepsi masyarakat penghuni terhadap potensi alam  Persepsi masyarakat mengenai manfaat program perencanaan Pelestarian dengan cara konservasi maupun pembudidayaan sebaiknya melibatkan masyarakat karena akan memberi keuntungan berbasis pengetahuan lokal. Peran masyarakat

dapat menjadi salah satu kunci utama

dalam kesuksesan program konservasi, karena meningkatkan kepercayaan masyarakat bahkan efektif untuk mendukung proses perencanaan lokal di suatu kawasan. Dengan melibatkan masyarakat lokal, pihak lain akan memperoleh lebih cepat atas informasi terkait konservasi dan pembudidayaan. Hal tersebut dimungkinkan karena masyarakatlah yang seharusnya

sebagai sumber penge-tahuan lokal. Keter-libatan masyarakat a-kan memudaha-kan pro-ses perencanaan hing-ga proses pelaksanaan realisisasinya.

 Gambaran pemikiran masyarakat terkait pihak luar yang berpartisipasi dalam proses pembangunan Kampung Nelayan.  Persepsi positif masyarakat mempengaruhi partisipasinya dalam proses perencanaan dan konservasi kawasan.

Hasil interpretasi data dianalisa berdasarkan landasan teori Devarani & Basu (2009); Estacio & Marks (2010) Penentuan

data berbasis teori

Hasil interpretasi data dianalisa berdasarkan landasan teori Kang, Choo & Watters (2015) Data diinterpretasi Penentuan data berbasis teori Data diinterpretasi

Hasil interpretasi data dianalisa berdasarkan landasan teoriInskeep, 1994 dalam Prabhakaran, Nair &

Ramachandran(2014); Daim, Bakri, Kamarudin & Zakaria(2012) Penentuan data berbasis teori Data diinterpretasi Penentuan data berbasis teori Data diinterpretasi

Hasil interpretasi data dianalisa berdasarkan landasan teori Ismail & Said(2015); Daim, Bakri, Kamarudin & Zakaria(2012)

(5)

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016| F 035 Analisis dan Interpretasi

Keterlibatan dari masyarakat setempat dalam membangun permukiman menjadi layak huni merupakan suatu hal yang penting. Tentunya, hal tersebut dapat dilakukan apabila program pengembangan berjalan dengan baik seiring dengan terjalinnya komunikasi antara pihak terkait dan masyarakat lokal. Partisipasi dari setiap pihak juga akan memungkinkan lebih mudah tercapainya suatu tujuan karena dila-kukan secara bersama-sama. Melalui keterli-batan pihak-pihak di atas, maka dapat dicapai suatu program kerja yang mengakomodir ke-pentingan dari masing-masing pihak. Dengan adanya program yang jelas, maka tidak akan ada ketidakjelasan pembagian kerja antar ketiga pihak yang terlibat. Suatu program juga memer-lukan promosi ke pihak luar agar dapat terwujud. Untuk meningkatkan interaksi daerah dengan pihak luar maka dibutuhkan promosi oleh pihak-pihak terkait, termasuk masyarakat setempat. Dari hasil penelitian, sebagian besar masyarakat lokal berkeinginan untuk bekerjasama dengan pihak luar untuk terlibat dalam membangun permukiman yang layak huni bahkan mem-pro-mosikan program pengembangan untuk kam-pung mereka. Masyarakat lokal umumnya berkeinginan dalam mengikuti prosedur-pro-sedur yang berkaitan dengan program pengem-bangan selama hal tersebut memang perlu dilakukan untuk kemajuan daerahnya. Mereka memahami dengan mempromosikan daerahnya akan memberikan dampak positif bagi perkem-bangan kampung nelayan. Tentunya, pihak luar akan mengetahui potensi-potensi dari daerah tersebut dan menjadikan motivasi bagi para pengunjung untuk datang ke kampung nelayan di Belawan Medan. Pihak terkait juga harus memberikan pemahaman terlebih dahulu agar masyarakat tersebut dapat mempromosikan daerahnya dengan baik. Peran dari pihak-pihak pengembang juga sangat penting dalam mempengaruhi masyarakat akan pentingnya menjalankan program pembangunan permu-kiman layak huni di kampung nelayan.

Untuk mewujudkan perencanaan dan pengem-bangan serta pelaksanaan program kerja yang lebih positif, maka perlu dibentuk organisasi yang menaungi masyarakat setempat. Orga-nisasi ini nantinya berperan dalam memediasi berbagai pemikiran yang muncul dan mencari solusi terbaik yang dapat diterima semua pihak dalam penyelesaian masalah. Melalui kuisioner

yang dibagikan, peneliti menemukan bahwa mayoritas penduduk kampung menyatakan bah-wa mereka bersedia untuk terlibat dalam suatu kelembagaan/organisasi yang berkaitan dengan pelaksanaan program kerja (93.4%) dalam rangka membangun permukiman menjadi layak huni. Mereka berpendapat bahwa keberadaan suatu badan pengelola program akan memberi dampak positif dalam mewujudkan pelaksanaan program kerja yang lebih efektif. Sebagian kecil lagi menyatakan mereka tidak bersedia untuk bergabung dalam kelembagaan/organisasi yang berkaitan dengan pelaksanaan program pe-ngembangan permukiman (6.6%). Adanya pro-gram pengembangan permukiman dianggap sebagai azas partisipasi yang sifatnya formal dan mengikat. Penduduk kampung berpendapat bahwa lebih baik masyarakat terlibat berda-sarkan asas partisipasi secara sukarela daripada partisipasi yang terikat. Pembangunan permu-kiman layak huni di kampung nelayan Belawan tentunya harus berkaitan juga dengan pengem-bangan kehidupan ekonomi penduduk. Masya-rakat sebaiknya terbuka dengan usaha lain seperti budidaya laut. Masyarakat yang tidak bersedia tersebut menyatakan bahwa mereka akan lebih memprioritaskan mata pencaharian sebagai nelayan dan kegiatan yang mereka jalankan sekarang dibanding keterlibatan dalam usaha lain seperti budidaya laut. Dalam hal ini, Masyarakat sebenarnya memerlukan konsep-konsep yang masuk dalam persepsi mereka secara mudah. Dengan adanya konsep-konsep yang baik, masyarakat lokal tentu akan tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam program pem-bangunan permukiman yang layak huni. Pihak perencana harus memikirkan konsep pengem-bangan yang tepat dan dapat dilakukan oleh masyarakat lokal agar mereka ikut berpartispasi dengan baik dan berkontribusi dalam setiap keputusan. Keputusan terbaik dari pihak peren-cana adalah dapat mengatur program partisipasi dari masyarakat setempat dalam proses peran-canganya. Dengan mempertimbangkan program partisipasi berbasis masyarakat akan mening-katkan kepercayaan publik, serta efektif untuk mendukung proses perencanaan lokal (Ismail & Said, 2015. Hal 363). Maka dari itu, para pihak perencana harus memikirkan program-program yang tepat untuk dapat melibatkan masyarakat dalam pembangunan permukiman layak huni. Keuntungan-keuntungan seharusnya juga dapat diperoleh oleh berbagai pihak. Sehingga, de-ngan adanya perolehan keuntude-ngan dan konsep program pengembangan yang tepat,

(6)

masya-rakat lokal tidak ragu dalam berpartispasi. Pro-duk permukiman dapat dirasakan sebagai ben-tuk fisik yang dirasakan layak huni unben-tuk peng-huni kempung. Hal ini juga harus didorong dengan komunikasi yang terjalin antara para perencana dan masyarakat lokal. Para peren-cana harus terus melibatkan pandangan dari masyarakat lokal, agar keberlangsungan pro-gram tetap berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai tujuan yang diinginkan oleh penghuni kampung. Diamati dari pandangan penduduk setempat, sebagian besar dari mereka telah menyatakan kesediaannya untuk ikut terlibat dalam program-program terkait pengembangan permukiman yang layak huni di kampung ne-layan. Hal tersebut didasari pemahaman ten-tang pentingnya program pengembangan untuk daerahnya. Penduduk kampung menyadari, dengan ikut terlibat dalam program pengem-bangan tentunya juga akan memperoleh man-faat kedepannya. Masyarakat lokal tersebut, umumnya tidak hanya ingin meningkatkan mata pencahariannya tetapi juga berharap agar daerahnya menjadi lebih baik lagi dari segi ekonomi maupun sosial lingkungan.

Dalam mewujudkan perencanaan dan pengem-bangan serta pelaksanaan program kerja yang terbaik dan paling sesuai dengan potensi daerah, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut oleh pakar-pakar di bidang terkait. Penelitian juga harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat menghasilkan kecocokan dengan skenario yang terjadi pada kehidupan sehari hari. Melalui pengamatan pada masyarakat lokal, mayoritas masyarakat kampung menyatakan bahwa me-reka bersedia menerima keberadaan pihak lain untuk meneliti potensi daerah mereka (96%). Namun, diketahui bahwa terjadi perbedaan antara responden yang setuju mengenai jangka waktu keberadaan peneliti dan kegiatan penilitiannya. Beberapa responden menguta-rakan bahwa mereka tidak mempermasalahkan kegiatan penelitian dilakukan di daerah mereka tanpa batas waktu ditentukan terlebih dahulu, namun sebagian responden lain menyatakan mereka menerima kegiatan penelitian jika dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Jumlah dari responden yang setuju terhadap salah satu pilihan di atas tidak diperoleh karena pertanyaan ini tidak diajukan melalui kuisioner. Sebagian kecil responden (4%) menyatakan mereka tidak bersedia menerima keberadaan pihak lain untuk meneliti potensi daerah mereka. Responden

yang tidak setuju mengemukakan bahwa tidak mudah percaya terhadap keberadaan pihak luar dan mencurigai bahwa aktivitas penelitian yang dilakukan mungkin saja memiliki tujuan-tujuan terselubung yang kelak merugikan masyarakat. Mereka merasa untuk mendapatkan informasi terkait daerah mereka, peneliti cukup meng-ajukan pertanyaan kepada masyarakat setempat tanpa harus menetap dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan penelitian.

Setiap program pengembangan tentu akan me-libatkan banyak pihak dalam prosesnya. Pihak-pihak perencana akan datang untuk meneliti ter-lebih dahulu dan memahami kondisi dari kampung nelayan. Dengan adanya para pe-ngembang yang datang tentu akan memberikan pengalaman-pengalaman baru terhadap da-erahnya. Tentu, daerah yang awalnya hanya dihuni oleh masyarakat lokal kemudian akan dipenuhi oleh pihak-pihak yang terkait dalam perencanaan. Dalam menyukseskan pemba-ngunan permukiman layak huni, maka peme-rintah dan masyarakat kampung memiliki pera-nannya masing-masing. Pemerintah perlu kon-sisten dalam mengimplementasikan rencana, menyambut pihak-pihak yang ikut serta dalam pengembangan dan berkolaborasi dengan ma-syarakat. Disamping itu, antusiasme dari masya-rakat, rasa saling percaya antara masyarakat dan pemerintah, toleransi dan keterbukaan ter-hadap perubahan juga sangat diperlukan (Sobandi and Sudarmaji, 2015. Hal 168). Dari beberapa teori terkait partisipasi, harus dilihat pandangan masyarakat permukiman akan pen-tingnya berkontribusi dengan pihak-pihak pe-rencana. Hal ini kemudian akan diaplikasikan langsung terkait dengan kinerja masyarakat saat program pembangunan permukiman yang layak huni berjalan. Perlunya melihat gambaran pemikiran ini akan membantu pihak terkait untuk menjalankan proses pembangunan karena apabila masyarakat setempat tidak merasakan kenyamanan akan datangnya pihak perencana ke daerahnya, maka program yang direnca-nakan tidak akan berjalan dengan baik. Pada umumnya, sebagian besar masyarakat menya-takan mereka dapat menerima pihak luar yang akan datang ke daerah mereka. Hal tersebut terjadi karena mereka telah memahani akan pentingnya bekerjasama dan menerima pihak-pihak terkait untuk keberlangsungan program pengembangan.

(7)

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016| F 037 Untuk menghasilkan tingkat partisipasi yang

tinggi dalam program kerja yang akan dilak-sanakan, maka prosedur tindakan yang dimiliki harus memenuhi beberapa kriteria. Antara lain mudah dipahami oleh masyarakat, memberikan keuntungan dan dapat menghasilkan dampak yang dapat dirasakan secara nyata oleh masya-rakat. Melalui kuisioner yang dibagikan, res-ponden diharapkan untuk memilih kriteria yang menurut mereka paling penting untuk menjamin keterlibatan aktif mereka dari ketiga kriteria yang disajikan. Sebagian besar masyarakat me-nyatakan bahwa program yang dapat dirasakan secara nyata oleh mereka secara keselurahan adalah yang paling penting (57%). Mereka berpendapat bahwa dampak secara nyata terhadap masyarakat lokal tidak hanya akan meningkatkan perekonomian, namun juga akan memberikan dampak positif lainnya di luar aspek ekonomi seperti perbaikan infrastruktur yang lebih memadai di kampungnya dan pelestarian lingkungan. Selain itu, terdapat sebagian masyarakat yang menyatakan bahwa program yang mudah dipahami adalah kriteria terpenting dalam menjamin keterlibatan aktif mereka pada program terkait (16%). Mereka berpendapat dalam mengatur setiap kebijakan dan program pelaksanaan, tidak hanya dilihat dari garis besarnya saja namun harus dipa-parkan hingga ke persoalan-persoalan paling detail sekalipun secara mendasar agar tidak ada perbedaan pendapat dalam menginterpretasikan program kerja yang disepakati. Adapun masya-rakat lokal menyatakan bahwa program yang memberikan keuntungan secara ekonomi ke-pada mereka dan masyarakat setempat di-pandang sebagai kriteria terpenting (27%). Keuntungan secara ekonomi ini menurut mereka akan meringankan beban hidup mereka dan dapat memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat. Mereka mengatakan dampak positif secara ekonomi adalah prioritas utama yang mereka cari dari usaha-usaha terkait seperti budidaya laut. Dengan meningkatkan apek ekonomi di daerahnya diharapkan dapat mem-berantas permasalahan yang terjadi seperti ke-miskinan. Masyarakat lokal memahami kemis-kinan adalah salah satu alasan utama tum-buhnya permukiman tidak terencana di daerah-daerah pinggiran. Secara fisik, keadaan per-mukiman terlihat tidak layak huni. Dalam hal ini, pemerintah harus membuat program dan solusi yang baik untuk mencegah pertumbuhan per-mukiman tidak layak huni semakin banyak berkembang. Program-program yang baik tentu

akan memperbaiki kehidupan dan masa depan mereka melalui pengembangan lingkungan, eko-nomi dan sosial. Dengan adanya program yang baik akan mempengaruhi kualitas dari ling-kungan dan hunian mereka, hal ini juga akan tercermin pada kualitas hidup masyarakat per-mukiman tersebut (Asturi, Astuty dan Syarifudin, 2014). Dalam hal ini, pemerintah juga memiliki peran yang sangat penting karena umumnya masyarakat lebih percaya bantuan dari pihak tersebut lebih bertujuan untuk memajukan daerahnya. Masyarakat kampung memiliki per-sepsi dan dapat menilai bahwa dalam pem-bangunan permukiman di daerah-daerah lain, pemerintah menjadi salah satu pihak yang ber-peran besar dalam proses perencanaan. Salah satu contohnya adalah program pemerintah da-lam pemberantasan kemiskinan. Masyarakat lo-kal percaya, dengan adanya program-program yang baik tentu akan memberi pengaruh tidak hanya pada perkembangan daerah tetapi juga tercermin pada peningkatan kualitas hidup dari masyarakatnya. Pemerintah, pihak swasta dan para perencana harus bekerjasama dalam merancang konsep-konsep yang baik sesuai dengan kemampuan masyarakat lokal. Dengan adanya program-program yang baik tentu akan memberikan dorongan motivasi bagi masyarakat untuk ikut terlibat. Segala pihak terkait peren-cana juga harus terus memantau dan juga bekerjasama agar masyarakat lokal tetap merasa dilibatkan dalam setiap keputusan. Sehingga, rasa nyaman dan kepercayaan akan tetap timbul dan selanjutnya akan direalisasikan sebagai bentuk kontribusi aktif dalam setiap prosedur tindakan. Persepsi masyarakat lokal mengenai program-program seperti apa yang ingin mereka jalankan dalam pembangunan per-mukiman yang layak huni perlu untuk diamati. Dari segala aspek dan bentuk partisipasi, umumnya konsep program pengembangan ber-pedoman pada peningkatan daerah dan ma-syarakatnya. Maka dari itu, sangat perlu diteliti dan dipahami persepsi dari masyarakat peng-huni kampung mengenai pastisipasi yang nya-man mereka lakukan. Dilihat dari penelitian yang dilakukan pada kampung nelayan, se-bagian besar masyarakat lokal ingin ikut serta dan berpastisipasi dalam pembangunan per-mukiman yang layak huni. Hal ini didorong oleh motivasi untuk mengembangkan kampungnya dan berharap memperoleh keuntungan lain. Masyarakat penghuni menyadari tahap-tahap yang harus dilakukan tentu tidak akan berjalan apabila tidak terjalin kerjasama yang baik antara

(8)

pihak pengembang, dan pemerintah dengan masyarakat setempat. Berdasarkan pandangan masyarakat kampung nelayan di Belawan Medan, maka pada umumnya mereka bersedia dalam menerima kedatangan pihak-pihak terkait untuk meneliti dan mempelajari kawasan permukiman tempat tinggalnya. Masyarakat kampung sangat ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan. Sehingga, segala pihak terkait dapat menjalankan masing-masing perannya dan saling bekerjasama dalam rangka pem-bangunan permukiman yang layak huni di kampung nelayan Belawan Medan.

Kesimpulan

Pembangunan permukiman layak huni di kampung nelayan Belawan Medan sebaiknya dilaksanakan berbasis partisipasi penghuninya. Pembangunan berdasarkan keterlibatan peng-huni permukiman merupakan cara yang paling tepat diterapkan dalam proses pengembangan Kampung Nelayan di Belawan, karena banyak pihak yang akan terlibat dalam program ter-sebut. Dalam rangka mewujudkan pemba-ngunan yang partisipatif diperlukan strategi ko-munikasi yang tepat. Dalam hal ini peneliti merekomendasikan strategi komunikasi yang dapat diterapkan namun perlu diuji dalam pene-litian selanjutnya (gambar 2).

Gambar 2. Usulan Proses Strategi Komunikasi dalam

Rangka Menghasilkan Rancangan Permukiman Yang Partisipatif

Daftar Pustaka

Astuti, W., Astuti, D. W. & Syarifudin, D. (2015). Contribution of Community-Based Development Toward Environment Improvement As an Effort of

Poverty Alleviation. Journal of Procedia – Social and Behavioral Sciences, 179, 250-257. doi:10.1016/j.sbspro.2015.02.428

Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc.

Daim, M. S., Bakri, A. F., Kamarudin, H. & Zakaria, S. A. (2012). Being Neighbor to A National Park: Are We Ready for Community Participation?. Journal of Procedia Social and Behavioral Sciences, 36, pp. 214;219. doi:10.1016/j.sbspro.2012.03.024. Devarani, L. & Basu, D. (2009). Participatory Wetland

Management in Loktak Lake: A Road to Sustainable Development. Journal of Crop and Weed, 5(1), 178-190.

Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Ismail, W. A. W. & Said, I. (2015). Integrating the

Community in Urban Design and Planning of Public Spaces: A review in Malaysian Cities. Journal of Procedia Social and Behavioral Sciences, 168, pp. 363. doi: 10.1016/j.sbspro.2014.10.241

Kang, M., Choo, P. & Watters, C. E. (2015). Design for Experiencing: Participatory Design Approach With Multidisciplinary Perspectives. Journal of Procedia Social and Behavioral Sciences, 174, 830 – 833. doi: doi: 10.1016/j.sbspro.2015.01.67 (Kang et al, 2015)

Prabhakaran, S., Nair, V. & Ramachandran, S. (2014). Community Participation in Rural Tourism: Towards A Conceptual Framework. Journal of Procedia Social and Behavioral Sciences, 144, 290–295. doi: 10.1016/j.sbspro.2014.07.298

Kondisi fisik dan sosial di lingkungan permukiman

Persepsi

Masyarakat Pendapat penentu kebijakan Data pendukung lainnya Analisa Permasalahan Keputusan pembangunan permukiman yang layak huni Proses Perancangan permukiman layak huni Pa rti si pa s m as ya ra ka t Produk Perancangan Pelaksanaan Produk Perancangan Evaluasi program pembangunan permukiman layak huni melalui diskusi dengan para penentu kebijakan Perancangan yang partisipatif

Gambar

Gambar 1. Pembagian Lokasi Sampel.
Tabel  2.  Metoda  Analisa  Keinginan  Masyarakat  Kampung Nelayan Untuk Berpartisipasi
Gambar 2. Usulan Proses Strategi Komunikasi dalam  Rangka Menghasilkan Rancangan Permukiman Yang  Partisipatif

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan perkembangan kognitif (akal) menurut Al-Ghazali dan Jean Piaget terdapat pada metodologi sebagai basis pemikiran keduanya. metode penelitianyang digunakan

Jadi yang dimaksud dengan judul “Komersialisasi Pernikahan Sirri dalam Prespektif Hukum Islam dan Hukum Positif (Studi Kasus Praktik Perkawinan Sirri Di Desa Pekoren

Saran yang diajukan untuk peneliti adalah penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian mengenai pengaruh lingkungan kerja dan komitmen terhadap

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Karya Tulis

Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil survei tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Hubungan Antara Tekanan Panas

Penelitian ini dimulai dengan melakukan analisa sistem berjalan pada bagian kepegawaian untuk mengetahui kebutuhan informasi yang diperlukan, dan melakukan perancangan basis

Tentunya banyak hal yang dapat dibahas, akan tetapi dalam buku ini hanya dibahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah keamanan (security), masalah lain seperti pajak

Perbedaan dari Transek 1-4 dengan Transek 5 dapat dilihat bahwa nilai hambur balik dari dasar perairan yang memiliki vegetasi lamun nilai hambur baliknya