• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ISI FILM AYAT-AYAT CINTA DALAM MEMASYARAKATKAN PENDIDIKAN ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS ISI FILM AYAT-AYAT CINTA DALAM MEMASYARAKATKAN PENDIDIKAN ISLAM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

* Universitas Baturaja Sumatera Selatan

Telp (0711) 7088766 Hp.0811786297 email : isna_wi@yahoo.com

ANALISIS ISI FILM AYAT-AYAT CINTA

DALAM MEMASYARAKATKAN PENDIDIKAN ISLAM

Isnawijayani*

Abstract

This research aims to know the countent analysis of Ayat-Ayat Cinta film in socializing the Islamic Educations by using descriptive method and qualitative/naturalistic approach. The researher also observes directly in the field and having interview with the audiences. The Film content socializes the Islamic education. It could be seen from the languange applied, situation/place, music, sound effect, actor, and the dress worn. It has strong influence to the people's life. So that is why it could be said as religious film which could be alternative entertain media in socializing Islamic education.

Key words : Islamic Educations, languange, place, music, sound effect, actor, and the dress

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi

informasi yang sudah begitu maju, menjadikan orang atau siapapun mudah dan cepat mendapatkan informasi dari manapun. Siapapun dapat menambah pengetahuan, pendidikan dan hiburan dengan mudah. Media yang digunakan dari yang manual hingga yang elektronik digital. Salah satu media yang digunakan adalah film.

Hingga akhir tahun 2007 film indonesia yang beredar di pasaran didominasi oleh karya-karya bertema cinta dan horor, namun tidak menjadi perhatian masyarakat. Memasuki tahun 2008, tiba-tiba ada satu film yang mulai diberitakan dalam media massa yaitu film Ayat-ayat Cinta

Semua bioskop yang menayangkan film Ayat–Ayat Cinta sejak

28 Februari 2008 diserbu masyarakat

penonton. Entah mengapa film dengan tema percintaan ini begitu laris. Hampir di tiap–tiap kota yang menayangkan film ini kehabisan tiket. Bukan hanya remaja, tetapi anak-anak dan orang tua termasuk ibu–ibu kelompok pengajian masjid ikut antri menonton, ia telah menghipnotis masyarakat Indonesia. Ternyata film ini juga diputar di luar negeri. Untuk negara di Asia Tenggara (Dhafi,2008)1 mulai Senin, 24 Maret 2008 diputar serentak di Singapura, Malaysia, dan di Brunei Darussalam. Sama seperti di Indonesia antusiasme penonton benar-benar luar biasa. Bahkan di Malaysia, tiga hari pemutaran film AAC ini sudah menyedot sebanyak 1,5 juta penonton. Banyak warga dari luar negeri yang menyukainya. Contohnya, ratusan warga Singapura rela antri untuk menonton film ini. Bahkan ada puluhan warga Singapura yang karena kehabisan tiket

(2)

besoknya rela menginap di Batam, agar tidak kehabisan tiket lagi. Sementara warga Malaysia memilih datang ke Jakarta untuk menonton film ini sambil bersilaturahim dengan sanak saudaranya yang tinggal di Jakarta.

Masih menurut Dhafi (2008), dalam perkembangan lain, banyak kalangan perfilman luar negeri dari Singapura, Malaysia, Inggris, Belanda, Kanada, Jerman, India, Thailand, Brunai Darussalam, Taiwan, Hong Kong, Jepang, Korea, yang datang ke Indonesia ingin membeli hak siar AAC . MD Entertainment membikin pita film ini sebanyak 100 copy. Padahal untuk film lain, rata-rata hanya membuat 24 copy. Bahkan untuk film terlaris sebelum munculnya AAC, hanya dibuatkan 28 copy. Maka hal ini menjadi sejarah baru bagi perfilman Indonesia. Selain membeli hak siar film, para utusan dari Asia, Inggris, Belanda, Kanada, dan Jerman, juga membeli hak versi terjemahan atas novel AAC, untuk dialih bahasakan ke dalam bahasa mereka (AAC versi Malaysia sudah ada). Penulis melihat negara-negara dengan penduduk kebanyakan muslim tertarik dengan film ini.

Dalam pemberitaan media-media

massa di Indonesia (2008) Film ini mampu menyedot dua juta lebih penonton dalam waktu hanya dua pekan dan keberhasilannya melebihi film Titanic yang sangat terkenal dan film

Petualangan Sherina. Apa

penyebabnya?. Mungkin karena mengangkat tema percintaan. Mungkin juga karena ada emosi keimanan seseorang.

Ditengah krisis kepercayaan

terhadap film nasional dan terpuruknya kondisi perekonomian di Indonesia, suati kejutan bagi perfilman Indonesia dengan timbulnya reaksi positif penonton. Kondisi inilah yang menarik penulis untuk mengkaji menganalisis isi film

Ayat-Ayat cintai dalam

memasyarakatkan pendidikan Islam. Oleh karena itu analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk pesan yang disampaikan film Ayat-Ayat

Cinta dalam memasyarakatkan pendidikan Islam

Film tidak hanya menyampaikan kehidupan tetapi juga mampu melibatkan penonton ke dalam kehidupan itu. Film mampu melibatkan penonton ke dalam kejadian atau peristiwa yang terjadi di sana. Karena itu selama menonton film, penonton, betul-betul diletakkan pada pusat segala kejadian dan peristiwa yang disuguhkannya, penonton merasa dibawa kedalam dunianya. Menurut J.P.Mayer (1971:72)2, film memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap kehidupan kita dan memiliki pengaruh yang lebih lugas dalam segala kemungkinan daripada pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh pers atau radio. Dilihat dari fungsi sosialnya,

(3)

menurut Wright (1959:16)3 fungsi film tidak dapat terlepas dari segi sejarahnya yaitu pada fungsi penyampaian warisan dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Dikaitkan dengan fungsi nya sebagai peralihan warisan dalam media massa dan peranan sejarah dalam media film serta unsur budaya dalam kegiatan komunikasi maka secara umum fungsi film adalah :

1. Alat Hiburan 2. Sumber Informasi 3. Alat Pendidikan

4. Pencerminan nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa

Dari fungsi di atas, film dapat dimanfaatkan untuk pendidikan. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses perbuatan, cara mendidik (Abu dan Uhbiyati, 2003:232)4. Pendidikan Islam dapat menunjukkan bahwa Islam memerintahkan semua akhlak mulia dan melarang semua akhlak tercela, memerintahkan pula semua kemajuan dibidang-bidang yang mengandung kebaikan (Muhammad, 2006: 216)5. Bagaimana caranya? Jawabnya dengan pendidikan: individu, keluarga, masyarakat dan pendidikan umat manusia (Abdullah, 1995: xix)6. Pendidikan Islam dapat dihantarkan melalui film.

METODOLOGI KAJIAN

Kajian ”Analisis Isi Film Ayat–

Ayat Cinta Dalam Memasyarakatkan Pendidikan Islam” ini menggunakan

metode analisis isi dengan pendekatan kualitatif. Analisis Isi (Content Analysis) adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicabel) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya (Klaus Krippendorff, 1991: 15)7. Sementara

Holsti (1996 dalam Guba & Lincoln, 1981 : 240)8 memberikan definisi, analisis isi

adalah teknik apa pun yang dilakukan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis. Lebih sederhana pengertian Analisis Isi (Content Analysis) adalah teknik pengumpulan data untuk menjelaskan informasi yang terdapat dalam material yang bersifat simbolis seperti gambar, film dan lirik lagu (Tim Penulis, 2001:35)9

Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu tata cara penelitian yang bertujuan menggambarkan mengenai keadaan tertentu, yang digambarkan dengan kata–kata atau kalimat terpisah–pisah untuk memperoleh kesimpulan. Teknik pengumpulan data kualitatif lebih menekankan pada data observasi, wawancara dan dokumentasi (Saipul Annur, 2005:96)10. Langkah-langkah penelitian kualitatif yaitu : Menentukan situasi sosial, Menetapkan fokus

(4)

penelitian, Merumuskan pertanyaan penelitian, Melakukan observasi berulang-ulang, Melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait, Triangulasi hasil dengan pihak-pihak terkait, Melakukan analisis data, Menulis laporan hasil penelitian

OPERASIONAL VARIABEL

Berdasarkan metoda kajian di atas, penulis membuat analisis isi pesan Pendidikan Islam sebagai variabel yang diteliti dengan indikator:

- Bahasa yang digunakan dalam film

Ayat-Ayat Cinta.

- Gerak/Gaya yang dilakukan para pemeran film Ayat-Ayat Cinta.

- Tempat yang digunakan para pemeran film Ayat-Ayat Cinta.

- Suasana yang terjadi/bagaimana situasi yang terdapat dalam film

Ayat-Ayat Cinta.

- Para pemeran yang terlibat dalam Film Ayat-Ayat Cinta.

- Busana yang dikenakan dalam film

Ayat-Ayat Cinta

Disamping menganalisis isi, penulis juga mengadakan observasi, mengamati gejala apa yang muncul pasca menonton Film AAC yang diputar di bioskop, lalu mengadakan wawancara akan pendapat penonton tentang film ini. Penulis sendiri menonton film ini beberapa kali untuk mendapatkan data dalam menganalisis

pesan-pesan yang disampaikan. Selanjutnya penulis membuat rancangan teknik pengambilan data, seperti gambar berikut:

Gambar Rancangan Teknik Pengambilan Data Dalam Kajian

:

HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL KAJIAN

Sekilas Data Film Ayat-Ayat Cinta

Tayang Perdana : 28 Februari 2008, Genre : Drama Religius Roman/Percintaan, Sutradara : Hanung Bramantyo, Penulis Naskah : Salman Aristo & Retina Ginatri S.Noer dari Novel Karya Habiburrahman El Shirazy dengan judul yang sama “Ayat-Ayat Cinta”. Produser: Manoj Punjabi & Dhamoo Punjabi. Rumah Produksi : MD Pictures. Durasi : 95 menit. Klasifikasi Penonton : 13 Tahun Keatas (13+). Musik : Melly Goeslow , Anto Hoed, Rossa

Nonton Film Ayat-Ayat Cinta

Observasi, dengan melihat gejala yang muncul dari film Ayat-Ayat Cinta

Pesan dalam film Ayat-Ayat Cinta dilihat dari : a. Bahasa/kata-kata yang disampaikan b. Situasi/Tempat c. Musik d. Sound Effect e. Pelaku/Gaya f. Busana Wawancara, pendapat dari penonton

(5)

Pemain Film Ayat-Ayat Cinta

Fedi Nuril sebagai Fahri bin Abdullah Shiddiq. Rianti Cartwright sebagai Aisha Greimas, Zaskia Adya Mecca sebagai Noura Bahadur, Melanie Putria sebagai Nurul binti Ja’far Abdur Razaq, Carissa Putri sebagai Maria Girgis, Oka Antara sebagai Syaiful (Sahabat Fahri, Surya Saputra sebagai Eqbal Hakam Erbaka, Dennis Adiswara sebagai Rudi (Sahabat Fahri, Marini Burhan sebagai Madame Nahed (Ibu Maria), Rudi Wowor sebagai Ayah kandung Noura, Mieke Wijaya sebagai Istri Syeikh Utsman, Leroy Osmani sebagai Pengacara Fahri, Sellen Fernandez sebagai saudara kandung Noura

KARAKTER PARA PEMAIN FILM AYAT-AYAT CINTA

Fahri bin Abdullah Shiddiq. Mahasiswa

yang sedang menyelesaikan studi S2-nya di Universitas tertua di dunia, Al-Azhar. Seorang pemuda bersahaja yang memegang teguh prinsip hidup dan kehormatannya. Cerdas dan simpatik hingga membuat beberapa gadis jatuh hati. Dihadapkan pada kejutan-kejutan menarik atas pilihan hati

Aisha Greimas, Mahasiswi asing bercadar keturunan Jerman dan Turki, cerdas, cantik dan kaya raya. Latar belakang keluarganya yang berliku mempertemukan dirinya dengan Fahri.

Dalam film ini, Aisha diperankan oleh Rianti Cartwright.

Maria Girgis, Gadis Kristen Koptik yang

jatuh cinta pada Islam. Ia sangat mencintai Fahri, namun cintanya hanya diungkapkannya lewat diarinya yang selanjutnya membuat dia menderita karena cinta itu. Tokoh Maria diperankan oleh Carissa Puteri.

Noura Bahadur, Siksa telah menjadi

bagian dalam hidupnya. Janin yang dikandungnya menjadikannya terobsesi pada Fahri untuk menjadi ayah dari calon bayinya. Zaskia Adya Mecca memerankan tokoh Noura dalam film ini.

Nurul binti Ja'far Abdur Razaq, Anak

kyai besar di Jawa Timur. Dengan aura yang menenangkan, kecerdasan dan kualitasnya menyatukan segala kelebihannya, dia sangat percaya diri untuk meminang Fahri sebagai suaminya. Peran ini dimainkan oleh Melanie Putria.

MENONTON/MELIHAT, MENDENGAR ISI PESAN FILM AYAT-AYAT CINTA

Penulis melakukan pengamatan

dengan menonton/melihat film Ayat-Ayat Cinta di bioskop dan dirumah beberapa kali, sehingga penulis bisa mengetahui apa-apa saja yang disampaikan pada film tersebut.

(6)

Alur cerita film Ayat-Ayat Cinta

Fahri (Fedi Nuril), mahasiswa Indonesia di di Universitas Al Azhar Mesir. Bertetangga dengan Maria Grigis (Carissa Putri) yang beragama Kristen Koptik tetapi mengagumi Al Quran. Dan mengagumi Fahri. Kekaguman yang merubah menjadi cinta. Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja. Lalu ada Nurul (Melanie Putria). Anak seorang kyai terkenal yang juga kuliah di Al Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apapun pada Nurul. Sementara Nurulpun menjadi ragu dan selalu menebak-nebak. Setelah itu ada Noura (Zaskia Adya Mecca), juga tetangga yang selalu disiksa ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Sayang hanya empati saja. Tidak lebih. Namun Noura mengharap lebih. Kondisi inilah yang nantinya menjadi masalah besar ketika Noura menuduh Fahri memperkosanya. Terakhir munculah Aisha (Rianti Cartwright) si mata indah yang menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di Metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya. Di tengah persidangan tiba-tiba Noura angkat bicara membongkar semua kebohongan yang telah dilakukannya

bahwa yang memperkosanya sampai hamil adalah Bahadur, ayah angkat yang telah membesarkannya , penonton akhirnya tersentak mendengar pernyataan tersebut. Kebohongan yang dilakukannya karena ia sangat mencintai Fahri. Akhirnya pada persidangan ini hakim menyatakan bahwa Fahri bebas dari tuduhan perkosaan. Setelah keluar dari penjara, Fahri hidup bersama kedua istrinya. Ia takut tidak bisa berlaku adil pada keduanya. Film ini diakhiri dengan kesehatan Maria yang semakin memburuk dan harus dirawat di Rumah Sakit hingga akhirnya meninggal dunia.

MELAKUKAN OBSERVASI DI LAPANGAN

Dalam masyarakat timbul gejala demam Film AAC, rata-rata orang ingin menonton lebih dari satu kali, sisi lain yang terjadi:

1. Bagi sebagian orang dapat

meningkatan budaya membaca, karena penonton yang belum membaca Novel AAC menjadi penasaran untuk membaca novel itu. 2. Banyak siswa sekolah yang merasa

bangga membawa novel AAC.

3. Banyak gadis Muslimah, yang semula tidak memakai jilbab, kemudian terinspirasi dan memilih berjilbab, setelah membaca novelnya dan menonton film AAC. 4. Masyarakat jadi mengenal dan hapal

(7)

yang dibawakan oleh Rossa dan Serina.

5. Karena film Ayat-Ayat Cinta ini meledak dipasaran, dapat menambah penghasilan bagi insan perfilman.

6. Tak jauh berbeda dengan

soundtracknya, dari segi busana

muncul baju dan jilbab yang diberi nama ”Ayat-Ayat Cinta”.

7. Kata-kata dialog dalam film Ayat-Ayat Cinta jadi dikenal dan dipakai

masyarakat, setidaknya masyarakat jadi tahu apa itu ta’aruf.

8. Ketika ada wanita yang berjilbab berjalan, sekelompok orang laki-laki ABG memanggil wanita tersebut dengan sebutan ”Aisha”, ”Aku ingin menjadi yang halal bagimu”

Walaupun kisah dalam film dan novel Ayat–Ayat Cinta berlatar belakang kehidupan di Kairo, namun proses pengambilan gambar tidak dilakukan di kota itu. Hasilnya memuaskan dan disenangi masyarakat. Inilah fenomena baru film Indonesia yang penjualannya bisa meledak. Karenanya film Ayat-Ayat

Cinta meraih rekor Muri sebagai film

terbanyak penontonnya. (Liputan6.com-Jakarta, 2008).11

Tidak hanya filmnya yang laris dipasaran tapi juga novel yang ditulis oleh Habiburrahman El-Shirazy dengan judul yang sama pun laris di pasaran, hingga awal tahun 2008 sebanyak 6000

eksemplar terjual (Liputan6 di SCTV, 2008). Selain itu album soundtrack film Ayat-Ayat Cinta yang dilantunkan oleh Rossa setiap hari terdengar di radio, Mal ataupun toko-toko kaset di Indonesia baik sebelum maupun sesudah film ini diputar.

MENGHITUNG JUMLAH PESAN PENDIDIKAN ISLAM

Penulis melihat dan mengamati serta mencatat isi pesan Pendidikan Islam dalam film Ayat-Ayat Cinta dilihat dari :

Bahasa/Kata-Kata

Penulis melihat dan mencatat isi pesan tersebut dilihat dari :scene, tempat, pesan yang disampaikan, dan aktris penyampai. Contoh No 1, Scene 2, tempat flat Fahri, pesan yang disampaikan Subhanallah, penyampai Rudi. Contoh kata-kata lain yang muncul, misalnya : Al-Qur’anul Karim..

Assalamu’alaikum, WALIMATUL URSY (undangan pernikahan), Ahlan, Kul Allah matukti al Mulka mantatsa, kalau Allah menghendaki siapapun bisa menjadi jodoh kamu Inilah kenapa kita diperintahkan menikah, selain menyempurnakan agama, menikah juga untuk menghindari dari fitnah, sekaligus menenangkan hati.. Orang asing yang masuk di sebuah negara dengan sah berarti dia seorang ahlu jimah yang harus dilindungi keselamatan dan

(8)

kehormatannya, Musyakirin awi al ashir mango (terima kasih buat ashir mangganya), Ma ales, ma ales gamang,

take it Allah (sabar..sabar, sebut nama

Allah), tenang semuanya ! sebut nama

Allah”, I’m very sorry but in Islam man cannot touch woman except his wife. (Maaf, dalam Islam laki-laki tidak boleh

menyentuh perempuan kecuali dengan muhrimnya), For their wife how doesn’t

to have commitment marital (padahal

sebenarnya, surat itu untuk menjelaskan 3 hal, apabila seorang istri berlaku Nusyuz yaitu melanggar komitmen pernikahan), The first, give advice

(pertama, dinasehati), The second, to warn (kedua, diperingatkan), And the third, we can stroke her (ketiga, dipukul). And without to injure (dan niatnya bukan menyakiti, We not recognize dating in Islam (dalam Islam tidak mengenal

pacaran), we usually ta’aruf (biasanya disebut ta’aruf). Dan lain-lain.

Penulis telah menonton Film

Ayat-Ayat Cinta pada 16 Agustus 2008,

Pkl : 14.00 WIB, di Palembang. Dapat disimpulkan bahwa setelah penulis menganalisis isi filmnya terdapat 147 kalimat yang mengandung pesan Pendidikan Islam yang diampaikan melalui kata-kata. Berarti bahwa dalam film Ayat-Ayat Cinta terdapat sejumlah kata-kata yang memasyarakatkan Pendidikan Islam.

Situasi/Tempat

Dalam film Ayat-Ayat Cinta ini setelah penulis analisis terdapat 4 adegan yang menunjukkan dalam memasyarakatkan Pendidikan Islam yaitu Masjid. Adegan ini terjadi pada kegiatan Talaqqi (scene 13), membantu Noura (scene 23), Curahan Hati (scene 29), dan mendengar ceramah (scene 86). Hasil ini didapatkan penulis dari Menonton Film Ayat-Ayat Cinta pada 16 Agustus 2008, Pukul : 14.00 WIB di Palembang. Dengan kesimpulan terdapat 4 adegan di Masjid dalam memasyarakatkan Pendidikan Islam

Musik

Setelah penulis analisis terdapat 4

adegan yang dilatarbelakangi atau diiringi musik Islami, tercatat pada Scene ke 31 di Plat Maria, Musik Lagu Takdir

Cinta, penyanyi Rosa. Musik lainnya Lagu Ayat-Ayat Cinta, Lagu : Jalan Cinta. Terdapat 4 adegan

dilatarbelakangi musik dan lagu yang memasyarakatkan Pendidikan Islam Hal ini didapatkan dari Menonton Film

Ayat-Ayat Cinta pada 17 Agustus 2008, Pukul

: 11.00 WIB.

Sound Effect

Saat adegan dalam Film berlangsung, terdapat Sound Effect berupa senandung islami yang diramu dangan musik dan suara-suara tanpa

(9)

terlihat siapa yang membuatnya. Contoh : Ya Nabi …. Ya Nabi …. salam ‘alaik.

Wamin ayatihi an hollaqqollakum min anfusiqun azwaza litas qunu illaiha wafa ‘ala bayna quma waddataw warohmah, innafi hala aya tilliqoymi yatafakkarun. Ar-rahman, al lamal qur’an, al lamat quro, kholaqol insan, allamal hul bayan. Ar-rahman, al lamal qur’an, al lamat quro, kholaqol insan, allamal hul bayan. Ya nabi salam..., ya nabi salam...

’alaik.Ya rasul...ya rasul salam...’alaik.Ya habib salam ’alaik

Sholawatullahhi’alaik. Dan lain-lainnya.

Hal ini diambil dari scene keberapa,

tempat, sound effect, dan kapan

munculnya. Misalnya saat awal film, saat Fahri menikah dengan Maria. Dapat disimpulkan bahwa setelah penulis analisis dalam film Ayat-Ayat Cinta terdapat 7 sound effect dalam 5 adegan yang menunjukkan unsur Pendidikan Islam. Sumber ini didapatkan dari menonton Film Ayat-Ayat Cinta pada 17 Agustus 2008, Pukul : 11.00 WIB

Gaya/Sikap Pelaku

Pada scene ke 9, di Wisma Nusantara, gaya sikap yang islami:

Sahabat Fahri menyalami Fahr. Contoh

gaya/sikap perilakunya lainnya : Wanita Berjilbab Sahabat Fahri melakukan

gerak menangkupkan kedua tangannya tanda tidak bersentuhan kepada laki-laki bukan muhrim (Ketika Bertemu dengan

Fahri), Fahri Melakukan Sholat (Sujud Terakhir Dan Salam). Fahri dan As-Shraf

saling bersalaman. Fahri langsung menangkupkan kedua tangannya ke dada tidak bersentuhan dengan wanita yang bukan muhrimnya (Ketika bertemu

dengan Alicia).\ Dan lainnya. Dapat disimpulkan bahwa setelah penulis analisis dalam film Ayat-Ayat Cinta terdapat 28 gerak.gaya yang dilakukan oleh pelaku yang menunjukkan pesan Pendidikan Islam. Sumber ini didapatkan dari menonton Film

Ayat-Ayat Cinta pada 23 Agustus 2008, Pukul

: 15.00 WIB.

Busana

Setelah dianalisis, salah satu contoh dapat diketahui dari scene 6, di tempat Plat Nurul, pesan yang disampaikan melalui busana jilbab dan baju muslim, dipakai oleh Nurul saat kuliah. Penulis menyimpulkan terdapat 72 kali yang menunjukkan busana Islami dengan jumlah pemakai busana i sebanyak 95 orang. Hasil ini dilihat dari menonton Film Ayat-Ayat Cinta pada 23 Agustus 2008, Pukul : 15.00 WIB.

(10)

Tabel 1

Bentuk pesan memasyarakatkan pendidikan islam

N O

Bentuk pesan

Jumlah Contoh Ket 1 Bahasa/ Kata-kata 147 kalimat dengan kata-kata Subhana llah Menont on pada 16 Agustu s 2008, Pkl : 14.00 WIB 2 Situasi/ Tempat Masjid kegiatan Talaqqi. Menont on pada 16 Agustu s 2008, Pukul : 14.00 WIB 3 Musik 4 Musik lagu dalam adegan Musik Lagu Ayat-Ayat Cinta Menont on pada 17 Agustu s 2008, Pukul : 11.00 WIB) 4 Sound Effect 7 Sound Effect dalam 5 Adegan Ya Nabi …. Ya Nabi …. salam ‘alaik Menont on pada 17 Agustu s 2008, Pukul : 11.00 WIB) 5 Gaya/Si kap Pelaku 28 gerak gaya Wanita Berjilbab Sahabat Fahri menang kupkan kedua tangann ya tanda tidak bersentu han dengan laki-laki Menont on pada 23 Agustu s 2008, Pukul : 15.00 WIB bukan muhrim 6 Busana 72 kali dipakai 95 orang busana jilbab dan baju muslim Menont on pada 23 Agustu s 2008, Pukul : 15.00 WIB WAWANCARA

Wawancara dilakukan kepada 30 orang, 17 orang (56,67%) perempuan dan 13 orang (43,33%) laki-laki. Berdasarkan usia, 14(46,67%) berusia 17 – 25 tahun. Kelompok 26-30 tahun berjumlah 6 orang (20%). Usia lebih dari 40 tahun berjumlah 6 orang (20%). Keadaan ini disebabkan karena pada umumnya para penonton film Ayat-Ayat Cinta adalah usia kelompok yang aktif (ABG). Walaupun kenyataannya film ini ditonton dari semua kalangan.

Semua responden pernah menonton film ini. Responden menonton film Ayat-Ayat Cinta di Bioskop, di rumah, bahkan ada yang yang menonton melalui VCD dan ada yang malah menonton melalui dokumen komputer di kantor. Kesimpulannya bahwa sebagian besar responden menonton film Ayat-Ayat Cinta di Bioskop. Semua responden memperhatikan tema/alur cerita fim ini. Sebagian besar 25 responden (83,33%) menyatakan film AAC menarik perhatian. Karena itu Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudoyono menonton film

(11)

Ayat-Ayat Cinta juga. Walaupun hanya 8 orang responden (26,67 %) yang mengetahui bahwa Presiden RI menonton film ini.

Berkaitan dengan kajian ini 25 responden (83,33%) mengatakan bahwa film Ayat-Ayat Cinta adalah film Islami Banyak Mengandung Pesan Islamnya. Mereka juga mengatakan bahwa fim Ayat-Ayat Cinta berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat karena setelah film ini keluar muncul pakaian dan jilbab yang disebut ”Ayat-Ayat Cinta”. Film Ayat-Ayat Cinta Bisa Dijadikan Media Alternatif Dalam memasyarakatkan Pendidikan Islam. Hal ini dapat dilihat sebagian besar responden mengatakan bahwa fim Ayat-Ayat bisa dijadikan media Alternatif dalam menyampaikan nilai-nilai pendidikan islami bagi kehidupan masyarakat.

Wawancara-wawancara yang penulis lakukan di rekapitulasi dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2

Rekapitulasi Jawaban Responden N o Pertanyaan Jumlah Informan yang menjawab ”Ya” (orang) Jumlah Informa n yang menjaw ab ”Tidak” (orang) 1 .

Apakah anda sudah menonton film Ayat-Ayat Cinta ? 30 (100%) 0 2 . Apakah anda menonton film di 17 (53,33%) 13 (46,67 Bioskop ? %) 3 . Apakah anda memperhatikan alur cerita dalam film Ayat-Ayat? 28 (93,33%) 2 (6,67%) 4 .

Apakah anda melihat film Ayat-Ayat Cinta banyak ditonton oleh remaja? 30 (100%) 0 5 . Apakah anda mengetahui bahwa presiden juga menonton film Ayat-Ayat Cinta? 8 (26,67%) 22 (73,33 %) 6 . Apakah menurut anda film Ayat-Ayat Cinta menarik ? 25 (83,33%) 5 (16,67 %) 7 .

Setujukah anda bila film Ayat-Ayat Cinta disebut sebagai film Islami ? 22 (73,33%) 8 (26,67 %) 8 . Untuk pertanyaan no 6, jika jawabannya ya, apakah karena film Ayat-Ayat Cinta banyak mengandung pesan Islamnya? 22 (73,33%) 8 (26,67 %) 9 .

Apakah anda melihat film Ayat-Ayat Cinta ini ada pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat ? 16 (53,33%) 14 (46,67 %) 1 0 .

Apakah anda melihat film Ayat-Ayat Cinta bisa dijadikan alternatif media dalam menyampaikan pendidikn Islam ? 18 (60%) 12 (40%) PEMBAHASAN

Pesan dalam film Ayat-Ayat Cinta dilihat dari: bahasa/kata-kata yang disampaikan, situasi/tempat , musik,

sound effect, pelaku/gaya, busana , hasil

analisis isinya penuh dengan nuansa memasyarakatkan Pendidikan Islam bagi masyarakat Indonesia, karena diputar di seluruh Indonesia. Bahasa kata/kata yang disampaikan dapat diikuti penontonnya karena penonton menyimpan hasil pengamatannya dalam benaknya dan memanggilnya kembali

(12)

tatkala mereka akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan (Rakhmat, 1999:241)12, misalnya kata

ta’aruf.

Masjid, selain tempat bersujud, sholat, keberadaan masjid berfungsi sangat luas (Lubis, 2003: 27)13. Namun ada dua fungsi utama keberadaan masjid yakni sebagai sarana penghubung secara vertikal (hablumminallah) dan sebagai sarana hubungan komunikasi secara horizontal (hablumminannas). Keduanya menunjukkan masjid berfugsi sebagai tempat ibadah. Selain itu penonton jadi mengetahui bahwa masjid dapat dipergunakan juga sebagai tempat menyelesaikan persalisihan, tempat upacara pernikahan, tempat jenazah disembahyangkan dan tempat menginap para musafir

Musik dan sound effect adalah irama dan suara-suara buatan yang sangat diperlukan menjadikan daya tarik tersendiri untuk meyakinkan penonton akan alur cerita yang disajikan dalam film. Masyarakat jadi mengenal dan hapal soundtrack film Ayat-Ayat Cinta yang dibawakan oleh Rossa dan Serina.

Sementara gaya/sikap pelaku yang ditampilkan dapat ditiru oleh yang menontonnya, disinilah proses belajar yang rumit berlangsung. Bandura (Rakhmat, 1999:240) menjelaskan proses belajar sosial dalam empat tahapan; proses perhatian, peringatan,

reproduksi motoris dan proses motivasional. Permulaan proses belajar ialah munculnya peristiwa yang dapat diamati secara langsung ataupun tidak langsung. Peristiwa itu dapat berupa tindakan tertentu. Dalam film ini terdapat

Wanita Berjilbab Sahabat Fahri melakukan gerak menangkupkan kedua tangannya tanda tidak bersentuhan kepada laki-laki bukan muhrim atau

gambaran pola pemikiran yang disebut Bandura sebagai abstract modeling. Penonton meniru perilaku-perilaku dalam film.

Busana, masih menurut Bandura (1999, 63-66)14, peristiwa yang menarik perhatian adalah yang tampak menonjol dan sederhana terjadi berulang-ulang atau menimbulkan perasaan pada pengamatnya. Pakaian muslim yang dipakai puluhan kali artis Film AAC dapat meningkatkan status peniruan dan meningkatkan perasaan positif. Banyak gadis Muslimah, yang semula tidak memakai jilbab, kemudian terinspirasi dan memilih berjilbab, setelah membaca novelnya dan menonton film ini. Muncul baju dan jilbab yang diberi nama ”Ayat-Ayat Cinta”.

Melihat keadaan ini secara tidak langsung sebagian dari tugas mendidik sudah dilakukan oleh film. Hal ini sesuai dengan fungsi mendidik film sebagai media komunikasi massa. Bahkan bagi negara-nega yang berpenduduk muslim, film AAC memberikan contoh Pendidikan

(13)

Islam yang dapat diikuti atau ditiru oleh penonton dalam kehidupan sehari-hari. Hasil ini sesuai dengan McQuail dalam Teori Komunikasi Massa (1996:13)15, bahwa film berperan sebagai sarana baru yang menyebarkan hiburan yang menjadi kebiasaan yang terdahulu serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Karena itu siapapun ingin menonton, termasuk Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudoyono menonton film Ayat-Ayat Cinta juga. Dari film ini terjadi proses pemberian stimuli yang dapat dijadikan teladan (modelling stimuli) karena sifat stimulin itu dan karena orang yang menangkap stimuli itu.

Nampaknya dari pembahasan ini model Jarum Hipodermik terjadi dalam kekuatan film ini untuk membentuk perilaku penonton. Dalam kerangka behaviorisme, ternyata film AAC adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku penonton melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses imitasi (belajar sosial). Penonton dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung seluruh pesan komunikasi yang diterpakan kepadanya. Mengapa orang menonton film ini? Tentu ada motif yang mendorongnya, setelah membaca novelnya terdorong untuk menonton karena judulnya sama dan menarik. Ada juga yang menyatakan ingin tahu apa

isinya sehingga film ini meledak di pasaran. Salah satu Motif Afektif dan

Gratifikasi Media adalah Teori Identifikasi

melihat manusia sebagai pemain peranan yang berusaha memuaskan egonya dengan menambahkan peranan yang memuaskan egonya dengan menambahkan peranan yang memuaskan pada konsep dirinya. Film dengan penyajian fiktif dan pada penyajian faktual, menyajikan orang-orang yang memajukan peranan yang diakui dan berdasarkan gaya tertentu.

Teori Identifikasi mempunyai relevansi

dengan pemuasan yang diperoleh dari Film yang menyajikan orang dalam berbagai situasi dramatis yang melibatkan respon-respon menarik dan memperkenalkan khalayak pada berbagai peranan dan gaya hidup, sehingga memperkaya konsep diri.

Isi film yang bersifat fiktif secara eksplisit menampilkan orang dengan peranan-peranan tertentu yang dirancang memiliki karakteristik untuk dikagumi dan seringkali diwarnai berlebihan nilai dengan fantasi memudahkan penonton untuk mengambil peranan pendorong ego melalui identifikasi dengan tokoh-tokoh. Ketika Film AAC menampilkan sosok

Fahri bin Abdullah Shiddiq. Mahasiswa

yang sedang menyelesaikan studi S2-nya di Universitas tertua di dunia, Al-Azhar. Seorang pemuda bersahaja yang memegang teguh prinsip hidup dan

(14)

kehormatannya. Cerdas dan simpatik hingga membuat beberapa gadis jatuh hati. Dihadapkan pada kejutan-kejutan menarik atas pilihan hati. Penyajiannya dalam alur cerita tetap meninggikan dan menegaskan makna peranannya, yang secara tidak langsung peranan ini dapat diperankan oleh penonton dalam kehidupan nyata. Begitu juga dengan

Aisha Greimas, Mahasiswi asing

bercadar keturunan Jerman dan Turki, cerdas, cantik dan kaya raya. Latar belakang keluarganya yang berliku mempertemukan dirinya dengan Fahri, yang banyak ditiru oleh penonton mislanya yang penulis amati ketika ada wanita yang berjilbab berjalan, sekelompok orang laki-laki ABG memanggil wanita tersebut dengan sebutan ”Aisha”, ”Aku ingin menjadi yang halal bagimu”

Di sisi lain Teori Peniruan (modeling theories), memandang penonton sebagai makhluk yang selalu

mengembangkan kemampuan afektifnya. Teori ini menekankan

orientasi eksternal dalam pencarian gratifikasi . Penonton dipandang dengan sendirinya cenderung berempati dengan perasaan dengan pelaku dalam film AAC yang dilihatnya dan kemudian meniru perilakunya. Penonton akan membandingkan dirinya dengan artis film ini yang berfungsi sebagai model. Film AAC menampilkan berbagai model untuk

ditiru penonton. Hal inilah fungsi film sebagai media pendidikan. Dalam hal ini yang disampaikan adalah pesan Pendidikan Islam. Film ini secara dramatis percintaan menyajikan gagasan dan perilaku yang lebih mudah dimengerti daripada oleh orang biasa. Secara dramatis mempertontonkan perilaku fisik Islami yang mudah dicontoh. Akhirnya penonton meniru tokoh idola dalam film.

Teori Peniruan inilah yang menjelaskan mengapa film begitu berperan dalam menyebarkan bahasa/kata-kata yang disampaikan, situasi/tempat yang digunakan, musik,

sound effect yang mengiringi,

pelaku/gaya artis, dan busana yang digunakan dalam film AAC ditiru oleh penonton. Walaupun demikian tentu tidak semua penonton berlaku seperti hal di atas, hal ini sesuai dengan aliran uses

and gratification perbedaan motif

penonton film AAC menyebabkan reaksi yang berbeda. Ada yang meniru ada yang menolak.

Apapun yang terjadi, melihat fenomena ini, Film Ayat-Ayat Cinta dapat dijadikan Media alternatif dalam menyampaikan Pendidikan Islami. Hal ini dapat dilihat sebagian besar responden mengatakan bahwa fim Ayat-Ayat Cinta dapat dijadikan media Alternatif dalam menyampaikan nilai-nilai Pendidikan Islami bagi kehidupan masyarakat.

(15)

Masih menurut Bandura (1999) belajar bukan hanya dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling) Inilah yang menjelaskan efek prososial media massa film yaitu Teori

Belajar Sosial

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Dari hasil dan pembahasan di atas, kajian ini menyimpulkan Film

Ayat-Ayat Cinta, isi pesannya

memasyarakatkan Pendidikan Islam dilihat dari bahasa/kata-kata yang disampaikan, situasi/tempat, musik,

sound effect, pelaku/gaya, dan busana

yang dikenakan

SARAN:

Film ini baiknya selalu diputar, melalui apa saja menjadi media hiburan Pendidikan Islam alternatif bagi masyarakat Indonesia, karena film memiliki pengaruh dalam kehidupan

DAFTAR PUSTAKA 1

Dhafi, 2008, Ruang Film Portal.htm,

file://I:\Ayat-Ayat Cinta

2

J.P.Mayer, 1971, Sociology of Film, New York, halaman 72.

3

Wright. Charles, 1959, Mass

Communication, New York, Randon

House, halaman 6

4

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, 2003,

Ilmu Pendidikan, Jakarta, Rineka

Cipta, halaman 232

5

Arifin Muhammad, 2006, Ilmu

Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Indisipliner Edisi Revisi,

Bumi Aksara, Jakarta.

6

Abdullah Nashih Ulwan, 1995,

Pendidikan Anak Dalam Islam,

Jakarta, Pustaka Amani, halaman xix

7

Klaus Krippendorff, 1991, Analisis Isi

Pengantar Teori dan Metodologi,

Jakarta, Rajawali, halaman 15

8

Guba, Egon G. & Yvanna S. Lincoln, 1981,Effective Evaluation, San Fransisco: Jossey-Bass Publisher, halaman 240

9

Tim Penulis, 2001, Materi Perkuliahan

Metode Penelitian Sosial, Jakarta,

FISIP Universitas Indonesia, halaman 35

10

Saipul Annur, 2005, Metodologi

Penelitian Pendidikan Analisis Data Kuantatif dan Kualitatif, Palembang,

IAIN Raden Fatah Press, halaman 96

11

Liputan 6.com, 2008, SCTV

12

Rakhmat. Djalaluddin., 1999, Psikologi

Komunikasi, Bandung, Remaja

Rosdakarya, halaman 240

13

Bangun Lubis, 2003, Masjid Agung

Palembang, Palembang, Pemprov

Sumsel, halaman 27

14

Rakhmat. Djalaluddin., 1999, Psikologi

Komunikasi, Bandung, Remaja

Rosdakarya, halaman 63-66

15

Denis McQuail, 1996, Teori

Komunikasi Massa, Jakarta,

Gambar

Gambar Rancangan Teknik  Pengambilan Data Dalam Kajian   :

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian bersifat deskriptif kualitatif dengan melakukan analisis wacana kritis dalam film “Berbagi Suami” dan “Ayat-ayat Cinta” melalui

dari uraian penelitian ini dapat disimpulkan pesan dakwah yang terdapat dalam novel “Cinta di ujung Sajadah” karya Asma Nadia pengandung pesan aqidah sebanyak 28,6%, pesan

tiap adegan yang mengandung makna pesan moral yang terdapat dalam film “3.. DOA

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan dalam novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman el- Shirazy meliputi :

Peran Film Ayat-ayat Cinta 2 terhadap prilaku etika Islam pada remaja di SMP Plus Al-Ghifari dapat menambah pemahaman sosial, sehingga mereka menjadi lebih percaya

Hal tersebut sangat penting untuk mengurai pesan-pesan yang hendak disampaikan oleh sutradara melalui film tersebut, sebagai skripsi yang berjudul Islamophobia

Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan representasi product placement dalam film Ayat-Ayat Cinta 2 sebagai bentuk kaburnya batas etis dalam iklan, dengan tiga

Pesan moral yang terdapat pada novel ayat-ayat cinta lebih menekankan pada cara bergaul dan menghormati sesama manusia, dimana orang Muslim diwajibkan untuk memberi