• Tidak ada hasil yang ditemukan

6 KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "6 KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengamatan tingkah laku ikan di perairan Barru Selat Makassar, maka dapat disimpulkan :

1. Pola distribusi kawanan ikan teri berada di permukaan dekat sumber pencahayaan dan pola distribusi kawanan ikan kembung, dan tembang di sekitar sumber pencahayaan. Pola penyebaran ikan teri, kembung dan tembang membentuk seperti bola dan pola penyebaran ikan layang seperti pita. Pola pergerakan ikan teri dan layang di sekitar pencahayaan bergerak berputar (melingkar) secara teratur teratur.

2. Pergerakan kawanan ikan mendatangi pencahayaan berada pada kedalaman 5-10 m dan 20-30 m dan pola kedatangan kawanan ikan yang mendatangi bagan umumnya dari arah kiri dan kanan bagan.

3. Pola distribusi kawanan ikan setelah proses penangkapan ada yang meninggalkan daerah pencahayaaan dan ada yang tetap di daerah pencahayaan. Ikan yang tetap tinggal di daerah pencahayaan di duga adalah kawanan ikan yang menyenangi cahaya dan ikan yang meninggalkan daerah pencahayaan adalah kawanan ikan yang mendatangi daerah pencahayaan untuk mencari makan.

4. Kecepatan pergerakan kawanan ikan mendekati bagan berkisar 0,57 m/detik dan kecepatan pergerakan kawanan ikan 0,21 m/detik di sekitar pencahayaan. 5. Pendekatan akustik merupakan salah satu cara yang efektif dalam mempelajari

tingkah laku ikan di sekitar alat tangkap yang menggunakan cahaya khsusnya tingkah laku ikan yang berada di kolom perairan, dimana peralatan visual sangat terbatas kemampuannya.

6. komposisi jenis hasil tangkapan lebih beragam pada waktu tengah malam dan sebelum tengah malam, tetapi setelah tengah malam lebih didominasi oleh jenis ikan layang.

(2)

6.2 Saran

Untuk dapat mengetahui dengan baik tingkah laku ikan pada alat tangkap yang menggunakan cahaya untuk mengkonsentrasikan ikan, maka perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai pola pergerakan dan distribusi ikan di sekitar pencahayaan hubungannya dengan musim dan periode bulan. Dalam penelitian hendaknya jenis ikan perlu diketahui dengan jelas.

Dalam melakukan penelitian dengan menggunakan metode akustik sebaiknya menggunakan scientific sonar untuk melihat pola kedatangan, kecepatan dan pergerakan ikan dengan luasan yang besar sehingga perlu dikombinasikan dengan menggunakan scientific echosounder untuk mengamati tingkah laku ikan khususnya pola pergerakan kawanan ikan, kecapatan pergerakan kawanan ikan, kepadatan, jenis ikan di catchable area dan pola pelololasan kawanan ikan pada saat proses hauling.

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alam S. 2002. Pemanfaatan Teknologi Hidroakustik dalam Pengkajian Tingkah Laku Ikan di Bawah Cahaya Lampu Bagan Apung di Pelabuhanratu. Tesis (tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana IPB. Bogor. 60 hal.

Arakawa AP, S Choi, T Arimoto and Y Nakamura. 1998. Relationship Between Underwater Irradiance and Distribution of Japanese Common Squid Under Fishing Light of Squid Jigging Boat. Journal of the Tokyo University of Fisheries. Vol. 75 No. 2. P 553-557.

Arimoto T. 1999. Light Fishing. Paper in International Fisheries Training Centre(unpublished), JICA, Tokyo. P 15.

Baskoro MS. 1999. Capture Process of The Floated Bamboo-Platform Liftnet With Light Attraction (Bagan). Graduate School of Fisheries, Tokyo University of Fisheries. Doctoral Course of Marine Sciences and Technology. P 149.

Baskoro, M.S and T. Arimoto. (2001). Capture Process of Liftnet Monitored by Echo Sounder and Sonar. Fishing Technologi Manual Series ! Light Fishing in Japan ad Indonesia. TUF JSPS International Vol. 11. Dept. Of Fisheries Resources Utilization, IPB. P 1-4.

Ben-Yami M. 1987. Fishing With Light. Published by Arrangement With The Agriculture Organization of The United Nation by Fishing News Books Ltd. Farnham, Surrey, England. P 121.

Blaxter JHS and RS Batty. 1989. Herring Behaviour in Light and Dark. In Light and Life in the Sea Ed. By P.J. Herring, Anthony K. Cambell, M. Whitfield and L. Maddock. Cambridge University Press. Cambridge. P 205-227. Ferno, A. And S. Olsen. 1994. Marine Fish Behaviour in Capture and Abudance

Estimation. Fishing Nes Book.

Gambang, A.C, H.B. Rajali, D. Awang. 2003. Overview of Biology and Exploitation of the Smal Pelagic Fish Resources of the EEZ of Sarawak, Malaysia. Fisheries Research Institute Malaysia Serawak Bintawa, Kucing. P 18. Malaysia. http://www.fri.gov.my/friswak/publication/pelagic2003.pdf. GodØ O.R, V. Hjellvik, S.A. Iversen, A.Slotte, E. Tenningen and T. Torkelsen.

2004. Behaviour of Mackerel School During Summer Feeding Migration in the Norwegian Sea, as Observed from Fishing Vessel Sonars. ICES Journal of Marine Science. International Council for the Sea. Publised by Elsevier Ltd.

(4)

He P. 1989. Fish Behaviour and its Application in Fisheries. Newfoundland and Labrador Institute of Fisheries and Marine Technology. Canada. P 157. Jaya I and B.P. Pasaribu. 1999. Evaluation of Swimming Speed and Direction of

Pelagic Fish in the Sunda Strait: Acoustical Approach. In Sustainable Fishing Technology in Asia Towads the 21 st Century Ed. By T Arimoto and J. Haluan. Proceeding of the 3nd JSPS International Seminar on Fisheries Science in Tropical Area in Bali Island-Indonesia August 1999, TUF-JSPS International Project Vol.8. P 242-247.

Levenes J.J, F.Gerlotto and D.Petit. 1990. Reaction of Tropical Coastal Pelagic Species to Artificial Lighting and Implication for Assessment of Abundance by Echo Integration. In Development and in Fisheries Acoustic, Edited by William A. Korp. International Council for the Exploitation of the Sea, Seattle. P 128-134.

Maclennan DN. and EJ Simmons. 1992. Fisheries Acoustics. Chapman and Hall. London. P 325.

Misund O. A, J. C. Coetzee, P. Fréon, M. Gardener, K. Olsen, I. Svellingen And I. Hampton. 2003. Schooling Behaviour Of Sardine Sardinops Sagax In False Bay, South Africa. Institute of Marine Research, P.O. Box 1870, N-5817 Bergen, Norway. P 185-193.

Mitsugi S. 1974. Fish Lamps. In Fishing Gear and Methods. Text book for Marine Fisheries Research Course. Japan International Cooperation Agency, Goverment of Japan. P 209-240.

Nadir M. 2000. Teknologi Light Fishing di Perairan Barru Selat Makassar; Deskripsi, Sebaran Cahaya dan Hasil Tangkapan (Tidak Dipublikasikan). Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor. 87 hal.

Nicol JAC. 1963. Some Aspects of Photoreception and Vision in Fishes. Adv Mar.Biol. P 171-208.

Nikonorov IV. 1975. Interaction of Fishing Gear With Fish Aggregations. Keter Publishing House. Jerusalem Ltd. Israel. P 216.

Silanov, K. 1968. The Behaviour of Atlantic Saury and Snipefish in an Illuminated Zone in the North Atlantic Ocean. In Fish Behaviour and Fishing Technique Ed. By A.P. Alekseev. Murmansk, PINRO. P146-157. Subani W. 1983. Penggunaan Lampu Sebagai alat Bantu Penangkapan Ikan.

Laporan Penelitian Perikanan Laut (Marine Fisheries Report) No. 27. Balai Penelitian Perikanan Laut (Research Institute for Marine Fisheries) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Deptan. Jakarta. Hal. 45-68.

(5)

Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 50 Tahun 1988 (Edisi Khusus). Jakarta. 248 hal.

Sudirman. 2003. Analisis Tingkah Laku Ikan untuk Mewujudkan Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Proses Penangkapan pada Bagan Rambo (Tidak Dipublikasikan). Disertasi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 251 hal.

Tupamahu A. 2003. Studi Tentang Tingkah Laku Ikan Tembang (Sardinella

fimbriata) dan Selar (Selar crumenopthalmus) di Bawah Cahaya Lampu

(Tidak Dipublikasikan). Disertasi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 120 hal.

Urich JR. 1975. Principles of Underwater Sound. McGraw-Hill. Inc. New York. P 384.

Wisudo, S.H, S. Akiyama, H. Sakai and T. Arimoto. 2001. Capture Process of Liftnet Monitored by Echo Sounder and Sonar. Fishing Technologi Manual Series ! Light Fishing in Japan ad Indonesia. TUF JSPS International Vol. 11. Dept. Of Fisheries Resources Utilization, IPB. P 5-16

Von Brant, A. 1985. Fish Catching Methods of the world. Fishing News Book Ltd, London. P 418

Woodhead PMJ. 1966. The Behaviour of Fish Relation to the Light in The Sea. Eceanogr. Mar. Biol. Ann. Rev. 4.. Horald Barnes Edition. P 337-403

(6)

Lampiran 1 Berbagai kondisi bagan rambo di perairan : A. Siang hari, B. Persiapan operasi penangkapan, C. Kondisi pencahayaan pada malam hari

A

B

(7)

Lampiran 2 Profil dasar perairan lokasi penelitian di perairan Kabupaten Barru Selat Makassar penelitian

(8)

Lampiran 4 Jumlah hasil tangkapan menurut waktu hauling No. Waktu Hauling Jumlah hasil tangkapan

1 18 0 2 19 0 3 20 0 4 21 1380 5 22 138 6 23 465 7 0 1107 8 1 587.5 9 2 112 10 3 0 11 4 0 12 5 3630

(9)

Lampiran 5 Hasil pengukuran data oceanografi dan hasil tangkapan selama penelitian Kecepatan Arus (m/dt) Salinitas (°/oo) Suhu (°C) Trip Waktu Operasi 1m 10m 15m 1m 10m 15m 1m 10m15m kecerahan Hasil tkp. (kg) Ket. 18.00-21.30 0,118 0,219 0,207 35 35 35 28 27 27 646 22.15-01.30 0,111 0,233 0,176 35 35 35 28 27 27 211 I 02.15-05.45 0,069 0,157 0,126 35 35 35 28 27 27 14.5 286 18.00-00.00 0,115 0,253 0,215 35 35 35 28 27 27 172 II 01.00-05.30 0,072 0,076 0,113 35 35 35 28 27 27 14 189 18.00-21.45 0,122 0,201 0,213 35 35 35 28 27 27 268 22.15-01.30 0,117 0,239 0,182 35 35 35 28 27 27 141,5 III 02.15-05.30 0,074 0,162 0,131 33 35 35 28 27 27 14 466 18.00-21.30 0,156 0,283 0,244 35 35 35 28 27 27 151 22.20-0045 0,227 0,263 0,294 35 35 35 28 27 27 104 IV 01.30-05.30 0,040 0,051 0,015 35 35 35 28 27 27 14 173 18.00-23.45 0,135 0,171 0,299 35 35 35 28 27 27 199 V 00.50-05.30 0,145 0,146 0,110 35 35 35 28 27 27 14 327 18.00-21.30 0,142 0,202 0,206 33 33 35 28 27 26 86 22.15-01.30 0,164 0,180 0,189 35 35 35 27 28 27 101 VI 02.15-05.45 0,140 0,180 0,217 35 35 35 28 27 27 14 264 18.00-22.00 0,191 0,242 0,213 35 35 35 28 27 26 138 22.30-02.15 0,115 0,237 0,180 30 33 33 27 28 27 112 HUJAN VII 03.00-05.45 0,072 0,176 0,129 33 33 33 27 28 27 13.5 168 RINTIK 18.00-00.30 0,204 0,381 0,268 35 35 35 28 29 29 284 VIII 01.45-05.30 0,253 0,366 0,352 35 35 35 28 27 27 14 436 18.00-1150 0,237 0,273 0,304 35 35 35 28 27 27 266 IX 00.45-05.30 0,240 0,251 0,215 35 35 35 28 27 27 14 429 18.00-00.45 0,242 0,213 0,229 35 35 35 28 27 27 300 X 01.30-05.30 0,295 0,246 0,279 35 35 35 28 27 27 14 333 18.00-00.00 0,.374 0,301 0,268 35 35 35 28 27 27 232 XI 01.00-05.30 0,252 0,243 0,244 35 35 35 28 27 27 14 360 18.00-21.30 0,123 0,245 0,188 35 35 35 28 28 27 229 22.15-01.30 0,127 0,249 0,192 33 35 35 27 28 27 165 HUJAN XII 02.15-05.45 0,076 0,180 0,133 33 35 35 27 28 27 13 265 HUJAN

Referensi

Dokumen terkait

Apabila ditanam dari biji, beberapa tunas mungkin akan tumbuh dari satu biji, yang berarti bibitnya mungkin identik dengan tanaman induk.Jeruk nipis ini keluarga jeruk

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna menanggulangi minimnya pendidikan di Pulau Pahawang sebagaimana yang kami lakukan dalam PKM Pengabdian Masyarakat ini,

PENGARUH PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN OBSERVASI DAN PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE LAYERS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAUR HIDUP HEWAN (PENELITIAN EKSPERIMEN PADA

Dian Herdiana (0907456), “ Analisis Kinerja Viral Marketing Terhadap Brand Equity Smartphone Nokia (Survei Pada Komunitas Smartphone Nokia di Jejaring Sosial

on Recripocal Teaching Strategy for VIII Grade Students of SMP Tarsisius Vireta Tangerang. Yogyakarta: English Language Education Study Program, Sanata Dharma University.

The aim of this trial was to evaluate the efficacy and safety of once-daily atorvastatin 10− 80 mg for the treatment of hyperlipidemia in type 2 diabetics with plasma

(1) Untuk penyelenggaraan usaha sarana pariwisata dan pengusahaan obyek dan daya tarik wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan 8 Peraturan Daerah ini, retribusi usaha

Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa hordeolum internum merupakan infeksi pada kelenjar Meibom sehingga ia bertumbuh ke arah konjungtiva tarsal dan