Laporan Akhir
Bab 5 -
1
Bab 5
ANALISIS LINGKUNGAN
5.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan prasarana transportasi yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan
pembangunan di satu pihak akan selalu menimbulkan perubahan lingkungan yang dapat
menimbulkan dampak, baik negatif maupun positif. Apabila pembangunan yaang
dilaksanakan di suatu daerah menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan
biogefisik kimia dan sosial ekonomi budaya, maka harus dilakukan upaya meningkatkan
dampak positif dan memperkecil dampak negatif. Dengan pembangunan yang demikian
maka lingkungan terjaga kualitasnya, sumber daya alam lestari pemanfaatannya dan
kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Dengan pembangunan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi sekarang maupun
generasi yang akan datang adalah pembangunan yang berkelanjutan.
Demikian pula pembangunan prasarana transportasi Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan salah satu penunjang utama dalam peningkatan pertumbuhan
sosial, ekonomi dan industri.
Permasalahan simpang jalan ateri utara timur pada saat ini adalah :
a. Jalur jalan banyak melewati daerah persimpangan yang secara langsung
mengganggu kelancaran dan keselamatan arus lalu lintas.
b. Pertumbuhan tata guna lahan di kanan kiri jalan cukup tinggi sehingga
hambatan samping cukup besar dan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.
c. Hubungan jalan arteri utara-timur adalah sangat vital kaitannya dengan
pertumbuhan wilayah dan ekonomi disekitarnya, sehingga apabila terjadi
gangguan di ruas jalan arteri utara-timur maka hubungan tersebut juga
terganggu.
Mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka direncanakan dibangun jembatan
alternatif berupa fly over atau underpass disetiap simpang yang ada di ruas jalan arteri
utara-timur. Dengan pembangunan itu diharapkan pertumbuhan ekonomi, (kelancaran
Laporan Akhir
Bab 5 -
2
arus barang dan orang) akan meningkat dan juga memacu perkembangan wilayah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan berkelanjutan akan terjamin terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Pada hakekatnya kegiatan
pembangunan yang dapat terlanjutkan terus-menerus merupakan tujuan utama
pengelolaan lingkungan. Untuk mencapai tujuan itu bagi setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan diperlukan adanya kajian dampak lingkungan. Kajian ini dapat
menggambarkan setiap aktivitas proyek sebagai sumber dampak dan dampak
lingkungan yang ditimbulkannya.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, maka setiap usaha atau kegiatan yang diduga
menimbulkan dampak besar dan penting wajib menyusun AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan). AMDAL ini berupa hasil studi tentang dampak lingkungan. Studi
tersebut berupa kajian mendalam dan cermat tentang dampak akibat yang ditimbulkan
oleh kegiatan tersebut terhadap lingkungan sebagai pedoman untuk mencegah dan
menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif.
Rencana kegiatan pembangunan fly over dan underpass diprakirakan akan
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan, maka sebelum kegiatan
ini dilaksanakan, diperlukan adanya kajian dampak lingkungan berupa studi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
5.2. TUJUAN DAN KEGUNAAN PROYEK
Tujuan
Proyek:
Tujuan Pembangunan fly over dan underpass jalan arteri utara-timur adalah untuk
mengatasi permasalahan disetiap simpang yang ada pada jalan arteri utara timur yang
ada pada saat ini (existing) seperti; mengatasi gangguan kelancaran arus lalu lintas jalan
yang banyak melewati daerah simpang, tidak terkendalinya pertumbuhan tata guna
lahan disekitar simpang yang akan mengakibatkan gangguan kelancaran dan
keselamatan arus lalu lintas.
Laporan Akhir
Bab 5 -
3
Kegunaan
Proyek:
Kegunaan pembangunan fly over dan underpass adalah untuk memperlancar arus
lalu lintas, memacu pertumbuhan wilayah dan ekonomi daerah sekitar khususnya dan
kawasan regional pada umumnya.
5.3. KONDISI EKSISTING TATAGUNA LAHAN
Secara garis besar tataguna lahan di sisi kanan atau kiri dari suatu ruas dan
simpang pada suatu lokasi tertentu dalah hampir sama dalam kegunaannya yaitu sebagai
tempat untuk usaha. Jenis-jenis usaha sangat beragam, antara lain berupa pabrik, gudang,
kios, rumah toko, bengkel dan lain-lain.
Demikian juga dengan tataguna lahan yang berada di sisi kanan-kiri dari ruas
jalan maupun simpang-simpang yang berada ringroad utara-timur. Dari hasil
pengamatan dilapangan yang di mulai dari simpang Jombor sampai dengan simpang
Maguwoharjo, diperoleh data bahwa tataguna lahannya lebih banyak dipergunakan
sebagai tempat usaha baik itu yang berskala besar-kecil maupun yang bersifat
perorangan, perusahaan dan pemerintah.
Secara lebih detail tataguna lahan yang berada disekitar simpang dan ruas pada
ring road utara disajikan dalam uraian berikut ini:
5.3.1. Simpang Jombor
Simpang ini terdiri dari empat lengan, yang merupakan simpang atau pintu
masuk arus kendaraan dari arah utara menuju kota Yogyakarta. Arus lalulintas yang
melalui simpang ini sangat padat pada waktu-waktu tertentu.
Tata guna lahan lingkungan sekitar simpang Jombor adalah :
- Arah Utara Simpang, selain digunakan sebagai ruas jalan/ jalur arus lalulintas
dari dan ke Kota Yogyakarta, kanan-kiri lahan dari ruas jalan juga dipergunakan
sebagai tempat untuk membuka usaha, seperti toko kelontong, warung makan,
hotel dan lain-lain. Agak keutara dari simpang Jombor ini terdapat terminal tipe B,
yang menghubungkan bus-bus AKAP Yogykarta – Jawa Tengah, dan juga sebagai
tempat untuk transit angkutan kota yang melayani rute dalam Provinsi D.I
Yogyakarta
Laporan Akhir
Bab 5 -
4
- Arah Timur Laut Simpang, tataguna lahannya berupa tanah kosong yang
merupakan tanah tegalan,
- Arah Timur simpang, selain merupakan ruas jalan arteri Ringroad Utara Kota
Yogyakarta, juga kanan-kiri dari ruas jalan ring road ini dipergunakan sebagai
tempat untuk membuka usaha, seperti toko kelontong, warung makan, lembaga
pendidikan dan lain-lain,
- Arah Tenggara Simpang, tataguna lahannya digunakan sebagai gudang,
permukiman penduduk, toko kelontong dan warung makan,
- Arah Selatan Simpang, selain merupakan ruas jalan dari dan ke arah Kota
Yogyakarta, lahan di kanan kiri ruas jalan ini digunakan sebagai ruang usaha, dan
juga terdapat gedung instansi pemerintah,
- Arah Barat Daya simpang, tataguna lahannya berupa tanah kosong, tempat usaha
dan juga ada sebuah pabrik plastik,
- Arah Barat simpang, tataguna lahannya berupa tanah kosong dan ada beberapa
rumah penduduk yang sekaligus sebagai tempat usaha,
- Arah Barat Laut simpang, tataguna lahannya berupa tanah kosong dan letak
dimana terdapat pos polisi,
Secara lebih detail tataguna lahan simpang Jombor dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Laporan Akhir
Bab 5 -
5
11,1 m 7,5m 7,75m 11,2m 9,1m Keterangan: = Rumah toko = Kios = Permukiman = Tanah kosong = Pos Polisi Rk K Pr Tk PPGambar. Simpang Jombor
Utara
Komplek Hotel Borobudur
Tanah Kosong Tanah Kosong Pabrik Plastik Rk Tanah Kosong Tk Rk Rk Rk Rk Rk Tk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk PP Rk K 11,6 m 11m 11,5 m 8,8m 15 ,7 m 8m 11m 8m 11m 1,4m 1,4m 1m 1m Rk Rk 0,4 m 0,4 m
5.3.2. Simpang Monjali
Simpang ini terdiri dari empat lengan, yang merupakan salah satu simpang keluar
masuknya arus kendaraan dari arah utara /Kab. Sleman menuju kota Yogyakarta. Arus
lalulintas yang melalui simpang ini sangat padat pada waktu pagi dan sore hari.
Tata guna lahan lingkungan sekitar simpang Jombor adalah :
- Arah Utara simpang, selain digunakan sebagai ruas jalan/ jalur arus lalulintas
dari dan ke Kota Yogyakarta, kanan-kiri lahan dari ruas jalan juga dipergunakan
sebagai tempat untuk membuka usaha, seperti toko kelontong, warung makan,
pangkalan ojek dan lain-lain.
- Arah Timur Laut simpang, tataguna lahannya berupa permukiman penduduk
yang sebagian besar sekaligus dipergunakan sebagai tempat untuk usaha seperti
toko kelontong.
Laporan Akhir
Bab 5 -
6
- Arah Timur simpang, selain merupakan ruas jalan arteri Ringroad Utara Kota
Yogyakarta, juga kanan-kiri dari ruas jalan ring road ini dipergunakan sebagai
tempat untuk membuka usaha, seperti toko kelontong, warung makan, toko
meubel, pencucian mobil dan lain-lain.
- Arah Tenggara simpang, tataguna lahannya sebagian besar digunakan sebagai
permukiman penduduk yang sebagian besar juga digunakan sebagai tempat
untuk usaha seperti toko kelontong dan tempat pengelasan besi.
- Arah Selatan simpang, selain merupakan ruas jalan dari dan ke arah Kota
Yogyakarta, lahan di kanan kiri ruas jalan ini digunakan sebagai ruang usaha
berupa rumah toko ataupun kios dan sebagai tempat pemakaman.
- Arah Barat Daya simpang, tataguna lahannya berupa permukiman penduduk
yang juga dijadikan tempat untuk usaha berupa kios-kios yang disewakan. Di sisi
ini juga terdapat sebuah patung Nyi Condrolukito sebagai ikon atau tanda bahwa
ruas jalan tersebut berubah nama dari Jalan Monumen Yogya Kebali menjadi Jalan
Nyi. Condrolukito
- Arah Barat simpang, tataguna lahannya berupa tanah kosong, showroom
kendaraan roda empat, rumah makan dan lokasi parkir temapt wisata Monumen
Jogja Kembali.
- Arah Barat Laut simpang, tataguna lahannya berupa tempat parkir Monumen
Jogja Kembali, permukiman penduduk yang juga merupakan tempat untuk usaha
serta letak dimana ada terdapat pos polisi.
Secara lebih detail tataguna lahan simpang Monjali dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Laporan Akhir
Bab 5 -
7
1,4 m 12,2 m 11 m 11,7 m 12,2 m 11,7 m 1,4 m 11 m Tk Tk Tk Tk Tk Tk Tk Keterangan: = Rumah toko = Kios = Permukiman = Tanah kosong = Pos Polisi Rk K Pr Tk PP= Patung Nyi Condrolukito
Gambar. Simpang Monjali
Pr Rk Rk Rk Pr Pr Rk Pr Pr Pr Rk Rk Rk Rk Rk K PP Rk Makam Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk
Utara
5.3.3. Simpang Kentungan
Simpang ini terdiri dari empat lengan, yang merupakan salah satu simpang keluar
masuknya arus kendaraan dari arah utara /Kab. Sleman menuju kota Yogyakarta.
Simpang ini merupakan salah satu simpang terpadat yang terdapat di ringroad
utara karena arus lalulintas yang cukup tinggi.
Simpang ini merupakan pertemuan ruas jalan yang menghubungkan kampus
UGM, UII dan lokasi wisata Kaliurang.
Tata guna lahan lingkungan sekitar simpang Kentungan adalah :
- Arah Utara simpang, tataguna lahannya berupa permukiman penduduk yang
dijadikan sebagai tempat usaha yang disewakan, juga terdapat toko obat/apotik.
- Arah Timur Laut simpang, selain digunakan sebagai ruas jalan/ jalur arus
Laporan Akhir
Bab 5 -
8
dipergunakan sebagai tempat untuk membuka usaha, seperti toko bangunan,
handphone, rumah toko, bengkel dan lain-lain.
- Arah Timur simpang, tataguna lahannya sebagian besar merupakan bangunan
untuk tempat usaha seperti toko handphone, bengkel, rumah toko dan lain-lain.
- Arah Tenggara simpang, merupakan ruas jalan arteri Ringroad Utara Kota
Yogyakarta yang tataguna lahan kanan-kirinya dipergunakan sebagai tempat
untuk membuka usaha, seperti toko kelontong, warung makan, dan lain-lain.
- Arah Selatan simpang, tataguna lahannya hampir kesemuanya dipergunakan
sebagai tempat untuk usaha baik itu berupa rumah toko maupun kios. Disisi ini
juga terdapat Pos Polisi
- Arah Barat Daya simpang, selain merupakan ruas jalan dari dan ke arah Kota
Yogyakarta, tataguna lahan di kanan kiri ruas jalan ini juga sebagian besar
digunakan sebagai ruang usaha berupa rumah toko ataupun kios.
- Arah Barat simpang, sisi ini sama dengan arah sisi selatan simpang, tataguna
lahannya sebagian besar digunakan sebagai tempat untuk usaha
- Arah Barat Laut simpang, merupakan ruas jalan arteri Ringroad Utara Kota
Yogyakarta yang tataguna lahan kanan-kirinya dipergunakan sebagai tempat
untuk membuka usaha, seperti toko kelontong, warung makan, dan lain-lain.
Secara lebih detail tataguna lahan simpang Kentungan dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Laporan Akhir
Bab 5 -
9
RT RT RT RT RT RT RT RT RT Rk RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT Rk RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT RT Keterangan: = Rumah Toko = Permukiman = Tanah kosong = Pos Polisi RT Pr Tk PPGambar. Simpang Kentungan 6,7m 6,2m 1,4 m 4,5m 9,4m PP RT RT RT RT RT
Utara
4m 12,1 m 10,5 m 11m 5,7m 7,6m 9,2m 12,1 m 11,7 m RT RT RT RT RT RT RT RT5.3.4. Simpang Gejayan
Simpang ini terdiri dari empat lengan, yang merupakan salah satu simpang keluar
masuknya arus kendaraan dari arah utara /Kab. Sleman menuju kota Yogyakarta.
Simpang ini juga merupakan salah satu simpang terpadat yang terdapat di
ringroad utara yang hampir sama kepadatanya dengan simpang Kentungan, hal ini
dikarenakan sisi utara dari simpang ini merupakan area permukiman yang cukup padat,
dan terdapat sebuah sub terminal Condongcatur. Disisi lain simpang ini menghubungkan
beberapa kampus yang berada sebelah selatan dari simpang Gejayan ini, yaitu kampus
UGM, UNY , UIN, Sanata Dharma dan masih banyak lagi kampus-kampus yang
dihubunngkan oleh simpang ini. Disamping itu simpang ini juga menghubungkan ke
Laporan Akhir
Bab 5 -
10
pusat perbelanjaan yang berada di sebelah selatan yang lebig tepatnya disisi kanan-kiri
dari Jalan Solo atau Jalan Adi Sucipto.
Secara lebih detail tataguna lahan di simpang Gejayan disajikan dalam uraian
berikut ini:
- Arah Utara simpang, selain merupakan ruas jalan, tataguna lahannya berupa
permukiman penduduk yang dijadikan sebagai tempat usaha seperti kios dan
rumah toko yang disewakan, juga dipergunakan sebagai sub terminal
Condongcatur, serta pusat Pemerintahan Kecamatan Depok.
- Arah Timur Laut simpang, hampir keseluruhan dari tataguna lahannya
dipergunakan sebagai tempat untuk membuka usaha, seperti toko handphone,
rumah toko, bengkel dan lain-lain. Namun demikian masih ada beberapa lokasi
yang masih berupa tanah kosong.
- Arah Timur simpang, merupakan arah dari ruas jalan ringroad utara, tataguna
lahan disekitarnya sebagian besar merupakan bangunan untuk tempat usaha
seperti toko handphone, bengkel, rumah toko, gudang dan lain-lain.
- Arah Tenggara simpang, tataguna lahannya dipergunakan sebagai tempat untuk
membuka usaha berupa rumah toko, toko buku, kios dan ada juga yang masih
berupa tanah kosong.
- Arah Selatan simpang, merupakan arah ruas jalan Gejayan atau dengan nama
baru Jalan Afandi. Tataguna lahannya hampir kesemuanya dipergunakan sebagai
tempat untuk usaha baik itu berupa rumah toko maupun kios, pompa bensin,
lembaga pendidikan, perbankan dan lain-lain.
- Arah Barat Daya simpang, tataguna lahannya berupa ruang usaha seperti toko
buku dan lain-lain. Disisi ini juga terdapat patung Affandi yang berfungsi sebagai
tanda bahwa ruas jalan yang ke arah selatan bernama jalan Affandi atau dulu
bernama Jalan Gejayan.
- Arah Barat simpang, merupakan arah ruas jalan ring roas utara, tataguna
lahannnya sebagian besar digunakan sebagai tempat untuk usaha seperti bengkel,
toko bunga, bahan bangunan dan lain-lain. Disamping masih terdapat tanah
kosong dibeberapa titik tertentu.
Laporan Akhir
Bab 5 -
11
- Arah Barat Laut simpang, tataguna lahannya masih berupa tanah kosong dan
berupa toko obat/apotik. Disisi ini juga terdapat Pos Penjagaan Polisi.
Secara lebih detail tataguna lahan simpang Gejayan dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Keterangan: = Rumah toko = Kios = Permukiman = Tanah kosong = Pos Polisi Rk Rk K Pr Tk PP Rk Rk Tk Rk K Rk Rk Rk Tk Rk K K K K K Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Pr Rk PP Tk K Tk K TkUtara
Gambar. Simpang Condong Catur/Gejayan
10,6 m 1,4 m K 12,5 m 11,5 m 7 m 5,7 m 7 m 6,8 m 1 m 13,7 m 8,8 m 14,7 m 7,5 m 11,3 m 11,4 m 1,4 m 1 m 6,2 m 6,6 m 19,9 m 19,7 m 7,2 m Rk Rk Rk Rk Rk K = Patung Affandi Pos Oj ek
5.3.5. Simpang UPN
Sebelum menjadi simpang seperti sekarang ini, simpang UPN merupakan u-turn
untuk mengarahkan arus lalulintas dari arah barat ke barat dan arah timur ke timur,
namun dengan perkembangan arus kendaraan yang semakin hari semakin tinggi maka di
buatlah simpang UPN yang terdiri dari empat lengan. Dengan adanya simpang baru ini
Laporan Akhir
Bab 5 -
12
antrian yang terjadi pada u-turn dapat dihilangkan dan dengan adanya simpang ini pula
arus lalulintas dapat tertata dengan baik dan lancar.
Walaupun arus lalulintas yang melewati simpang ini tidak sepadat seperti
simpang-simpang sebelumnya, simpang ini mempunyai peranan yang sangat strategis
dikarenakan letaknya yang merupakan penghubung beberapa kampus yang berada
disekitar simpang. Kampus-kampus yang berada di sekitar simpang ini antara lain UPN,
UII, STIE YKPN dan Atma Jaya. Disamping itu simpang ini juga merupakan penghubung
ke pusat perbelanjaan yang berada di sekitar kampus maupun Jalan Solo atau Jalan Adi
Sucipto.
Secara lebih detail tataguna lahan di simpang Gejayan disajikan dalam uraian
berikut ini:
- Arah Utara simpang, merupakan ruas jalan lokal yang merupakan penghubung
ke permukiman penduduk dan kompleks kampus UII, tataguna lahannya berupa
permukiman penduduk yang dijadikan sebagai tempat usaha seperti kios dan
rumah toko yang disewakan, tataguna lahannya juga dipergunakan sebagai
komplek kampus.
- Arah Timur Laut simpang, tataguna lahannya dipergunakan sebagai tempat
tinggal dan tempat usaha seperti took, warung, indekos dan lain-lain. Disisi itu
juga terdapat kantor perbankan.
- Arah Timur simpang, merupakan arah dari ruas jalan ringroad utara, tataguna
lahan disekitarnya sebagian besar merupakan bangunan untuk tempat tinggal dan
tempat usaha seperti toko handphone, bengkel, rumah toko, bilyard dan lain-lain.
- Arah Tenggara simpang, tataguna lahannya dipergunakan sebagai tempat tinggal
dan tempat untuk usaha yang berbentuk kios, rumah toko dan ada juga yang
masih berupa tanah kosong.
- Arah Selatan simpang, merupakan arah ruas jalan Seturan yang menghubungkan
kampus-kampus dan pusat perbelanjaan yang berada di sebelah selatan simpang.
Tataguna lahannya hampir kesemuanya dipergunakan sebagai tempat untuk
usaha baik itu berupa rumah toko maupun kios, pompa bensin, lembaga
pendidikan, perbankan, kompleks kampus dan lain-lain.
Laporan Akhir
Bab 5 -
13
- Arah Barat Daya simpang, tataguna lahannya sebagian besar adalah merupakan
kompleks kampus UPN dan dibelakang komplek UPN terdapat permukiman
penduduk yang sekaligus dipergunakan sebagai tempat usaha berupa indekos.
Disisi ini juga terdapat Pos Penjagaan Polisi
- Arah Barat simpang, merupakan arah ruas jalan ring roas utara, tataguna
lahannnya sebagian besar digunakan sebagai tempat untuk usaha seperti bengkel,
toko bunga, bahan bangunan, lembaga pendidikan, pasar dan lain-lain.
Disamping masih terdapat tanah kosong dibeberapa titik tertentu.
- Arah Barat Laut simpang, tataguna lahannya masih berupa tanah kosong,
komplek kampus dan juga permukiman penduduk dan tempat indekos.
Secara lebih detail tataguna lahan simpang UPN dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Utara
Keterangan: = Rumah toko = Kios = Tanah kosong = Pos Polisi = Instansi Pemerintah Rk K Tk PP IPGambar. Simpang UPN
1,4 m 7m 10 m 13,9 m 11,5 m 1,4 m 11,5 m 0,4 m 0,4 m 0,4 m 0,4 m 4,5m 7m 4,5m 4,5m 7m 4,5m 7m 4,5m Rk Rk Rk Rk Rk Rk Tk IP Rk Rk Rk Tk
Komplek Kam
pus UPN
Tk Tk 6,1m Rk Rk Tk K Rk Rk Rk Rk Rk PP 13,9 m
Laporan Akhir
Bab 5 -
14
5.3.6. Simpang Maguwo
Simpang ini terdiri dari tiga lengan, lengan barat, lengan utara dan lengan timur.
Simpang ini merupakan pintu masuk ke Kota Yogyakarta dari arah timur. Arus lalulintas
yang melewati simpang ini cukup tinggi, antrian yang terjadi cukup panjang pada
waktu-waktu tertentu.
Secara lebih detail tataguna lahan di simpang Maguwo disajikan dalam uraian
berikut ini:
- Arah Utara simpang, merupakan ruas jalan ringroad utara/timur, tataguna
lahannya berupa permukiman penduduk yang rata-rata dijadikan sebagai tempat
usaha seperti kios, rumah toko, gudang, pabrik, pusat pemerintahan,
instansi-instansi pemerintahan dan lain-lain.
- Arah Timur Laut simpang, tataguna lahannya dipergunakan sebagai tempat
tinggal dan tempat usaha seperti toko, warung, indekos dan lain-lain.
- Arah Timur simpang, merupakan ruas jalan yang menghubungkan Kota
Yogyakarta dengan kota-kota lain yang berada disebelah timur kota, tataguna
lahan disekitar ruas sebagian besar merupakan bangunan untuk tempat tinggal
sekaligus tempat usaha seperti toko, kios, bengkel, rumah toko dan lain-lain.
- Arah Tenggara simpang, tataguna lahannya dipergunakan sebagai tempat tinggal
dan tempat untuk usaha yang berbentuk kios, rumah toko dan ada juga yang
masih berupa tanah kosong.
- Arah Selatan simpang, tataguna lahannya merupakan permukiman penduduk
dan lahan-lahan yang berada dipinggir ruas jalan dijadikan tempat untuk usaha
yang berupa rumah toko, kios dan lain-lain.
- Arah Barat Daya simpang, tataguna lahannya hampir sama dengan tataguna
lahan yang berada disisi selatan simpang.
- Arah Barat simpang, merupakan ruas jalan yang menghubungkan Kota
Yogyakarta dengan kota-kota lain yang berada disebelah timur kota, tataguna
lahan disekitar ruas sebagian besar merupakan bangunan untuk tempat tinggal
sekaligus tempat usaha seperti toko, kios, bengkel, rumah toko, supermarket,
hotel, showroom dan lain-lain.
Laporan Akhir
Bab 5 -
15
- Arah Barat Laut simpang, tataguna lahannya berupa permukiman penduduk dan
masih terdapat sedikit tanah kosong.
Secara lebih detail tataguna lahan simpang Maguwo dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Keterangan: Rk K Pr IP In Tk PP = Rumah toko = Kios = Permukiman = instansi Pemerintah = Industri = Tanah kosong = Pos Polisi Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Tk Tk Rk RkUtara
K Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Rk Tk Rk Rk Rk Ip Tk Pr Rk In IP Rk Rk Rk Rk PP 12 m 9,2 m 11 m 9,2 m 16,5 m 8,2 m 6,2 m 1,4 m 1,2 m 2 m 2 m 1,5 m 11,1 m 11,1 mGambar. Simpang Maguwoharjo
1,4m
5.4. PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Rencana Pembangunan fly over dan underpass pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan kelancaran arus lalu lintas Jalur Jalan Arteri Utara-Timur sehingga
mobilitas angkutan barang dan penduduk menjadi lebih lancar yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada hakekatnya pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan
yang selalu menjaga mutu lingkungan agar tidak mengalami kerusakan baik yang terjadi
pada saat ini maupun yang akan datang. Keselarasan pembangunan harus dijaga agar
proses sistem di dalam ekosistem tetap terjadi secara berkesinambungan dalam
Laporan Akhir
Bab 5 -
16
keterkaitan, keanekaragaman, kelestarian serta berkeadilan dengan memperhatikan
kemampuan sumber daya yang ada tetap serasi dan seimbang.
Dengan landasan pengelolaan lingkungan yang terencana dan memadukan
konsep pengelolaan yang berwawasan lingkungan diharapkan kesejahteraan masyarakat
menjadi semakin meningkat.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi akan
mempengaruhi pola pikir manusia yang secara langsung atau tidak kegiatan yang
dilakukan akan berdampak terhadap kualitas lingkungan, dipihak lain beban yang
ditanggung oleh lingkungan semakin berat sedangkan daya dukung terhadap lingkungan
sangat terbatas. Beban yang dimaksud bukan hanya dalam bentuk fisik semata akan
tetapi juga ke permasalahan sosial ekonomi dan budaya. Jika beban tersebut melewati
ambang batas serta tanpa pengawasan dan pengelolaan secara sungguh-sungguh maka
akan membahayakan dan merusak lingkungan. Lingkungan yang tercemar dan
mengalami kerusakan dapat dijadikan sebagai tolok ukur kegagalan pembangunan.
Salah satu instrument untuk melaksanakan pembangunan berwawasan
lingkungan adalah melaksanakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
dalam setiap kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting. Hal ini sangat
relevan dengan kebijaksanaan pemerintah yang tertuang di dalam Undang-undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha Dan/Atau
Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Laporan Akhir
Bab 6 -
1
Bab 6
PEMODELAN DAN PERAMALAN KONDISI ARUS
LALULINTAS
6.1.
INVENTARISASI RUAS JALAN
Inventarisasi ruas jalan dalam area studi bermanfaat untuk membuat suatu model
jaringan jalan yang nantinya dari data tersebut akan digunakan untuk membuat
assignment dan matriks asal tujuan berdasarkan arus lalulintas. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Membuat koordinat titik-titik simpul (node) pada jaringan transportasi yang
termasuk dalam daerah studi.
2. Membuat ruas jalan (link) yang menghubungkan titik-titik simpul yang telah dibuat
sebelumnya. Masing-masing ruas jalan dimasukkan data kapasitas, kecepatan arus
bebas dan kecepatan kapasitas, serta panjang jalan pada kondisi
sesungguhnya/lapangan. Pendefinisian links harus disesuaikan dengan kondisi yang
ada di lapangan. Perhitungan kapasitas didasarkan pada metoda Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Pengertian kapasitas jalan adalah arus lalulintas
maksimum (mantap) yang dapat dipertahankan sepanjang potongan jalan dalam
kondisi tertentu (geometri, lingkungan, kondisi lalulintas dan lain-lain). Perhitungan
kapasitas jalan didasarkan pada persamaan berikut.
C = C
Ox FC
Wx FC
SPx FC
SFDengan :
C
= Kapasitas jalan sesungguhnya (smp/jam)
C
O= Kapasitas dasar (smp/jam)
F
CW= Faktor penyesuaian lebar jalan
F
CSP= Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
Laporan Akhir
Bab 6 -
2
Hasil dari nilai kapasitas pada tiap-tiap ruas jalan dalam area studi ditunjukkan oleh
Tabel 6.1 berikut.
Tabel 6.1. Kapasitas Ruas Jalan dalam Area Studi
No. Nama
Ruas Kapasitas/Lajur
1 Ringroad
Utara
1578
2 Jl.
Magelang
1245
3 Jl.
Godean
1364
4
Jl. Kyai Mojo
1625
5
Jl. Tentara Pelajar
1371
6 Jl.
Monjali
1427
7 Jl.
Mangkubumi
1585
8 Jl.
Kaliurang
1156
9
Jl. C. Simanjuntak
1232
10
Jl. P. Diponegoro
1315
11
Jl. Jend. Sudirman
1361
12
Jl. Urip Sumoharjo
1219
13
Jl. Laksda Adisucipto
1312
14 Jl.
Gejayan
1579
15 Jl.
Colombo
1326
16 Jl.
Terban
1242
17
Jl. Cik Ditiro
1292
6.2.
MATRIKS ASAL TUJUAN
Matriks asal tujuan menunjukkan pola pergerakan kendaraan dari suatu tempat
atau titik asal ke tempat tujuan tertentu. Data matriks asal tujuan didapatkan melalui data
arus lalulintas (traffic cunting) pada jam sibuk yang diolah dengan menggunakan metode
entropy maksimum untuk mendapatkan besarnya nilai matriks asal tujuan (MAT). Pada
tahap ini, digunakan perangkat lunak SATURN 9.2. Penentuan zona dalam area studi
ditunjukkan oleh Gambar 6.1 berikut ini.
Laporan Akhir
Bab 6 -
3
Gambar 6.1. Zona Asal – Tujuan dalam Area Studi pada jam sibuk
Nama-nama wilayah dari tiap zona pada Gambar 6.1 di atas ditunjukkan oleh
Tabel 6.2 berikut.
Tabel 6.2. Nama Zona dalam Area Studi
No. Zona No.
Zona
80 Godean
87 Ringroad
Timur/Wonocatur
81 Magelang
88 Timoho
82 Monjali
89 Gondokusuman
83 Kaliurang
90 Kotabaru
84 Gejayan
91 Malioboro
85 UPN
92 Pingit
86
Jl. Solo/Janti
93
Ringroad Barat
Hasil matriks asal tujuan dari keluaran perangkat lunak SATURN 9.2 yang data
dasarnya adalah data arus lalulintas ditunjukkan pada Tabel 6.3 berikut.
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
Laporan Akhir
Bab 6 -
4
Tabel 6.3. Data Matriks Asal Tujuan Pada Jam Sibuk Berdasarkan Informasi Arus
Lalulintas
Zona
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 Oi
80
0 1 71 317
37
52
232
78
26 84 1 1 1 0 899
81
0 0 61 271
32
44
198
60
20
137
188
425
164 0 1601
82
25 178 0 241 28 40 177 54 18 122 168 379 321 83 1832
83
34 245 74 0 3 4 16 5 2 11 595 147 125
114
1374
84
26 184 56 16 0 149 664 201 66 218 56 110 94 86 1926
85
21 151 46 13 88 0 0 147 54 179 46 90 77 70 981
86
71 362 110 32 211 0 0 0 4 427 110 272 231 237 2066
87
42 334 101 29 194 163 0 0 0 25 12 76 65 141 1184
88
11 86 26 8 50 70 45 0 0 6 3 20 17 36 378
89
25 395 120 42 73 102 302 9 3 0 7 45 38 83 1244
90
1 241 73 112 33 45 116 122 40 157 0 2 2 4 949
91
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
92
7 7 557 93 11 15 136 163 54 372 8 17 0 24 1466
93
0 1 71 317
37
52
232
78
26 84 1 1 1 0 899
Di
264 2182 1365 1491 798 736 2120 917 312 1823 1195 1588 1135 879 16805
6.3.
VALIDASI
Validasi model dilakukan untuk menyesuikan arus model dengan arus di
lapangan. Komponen yang divalidasi dapat berupa base network, pendefinisian ruas atau
link (berupa perubahan-perubahan kapasitas serta kecepatan rencana), hingga validasi
terhadap matriks asal tujuan. Dilihat dari pembebanan sementara dan nilai matriks asal
tujuan seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 6.3 di atas, maka pada kasus ini validasi
merupakan hal yang mutlak dilakukan karena menyimpangnya arus lalulintas dari
kondisi eksisting dan terdapatnya nilai matrik asal tujuan yang sangat kecil, dimana pada
kondisi di lapangan hal tersebut sangat tidak mungkin terjadi. Meskipun demikian,
validasi terhadap matriks asal tujuan hanya dilakukan pada beberapa perjalanan dari
zona i menuju zona j saja, mengingat matriks asal tujuan tersebut merupakan bentukan
dari data arus lalulintas di tiap-tiap ruas dalam area studi. Hasil validasi matriks asal
tujuan ditunjukkan oleh Tabel 6.4 berikut ini.
Laporan Akhir
Bab 6 -
5
Tabel 6.4. Data Matriks Asal Tujuan Pada Jam Sibuk Setelah Divalidasi
Zona 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93
80
0 51 65 231 37 52 232 78 26 84 28 8 14 29
81
21 0 61 271 32 44 198 60 20 137 188 239 174 36
82
25 178 0 241 28 40 177 54 18 122 168 379 321 83
83
34
245 32 0 32 14 16 5 33 11 55 147
125
114
84
26 194 56 16 0 149 664 201 66 218 76 110 94 86
85
34 151 46 13 88 0 85 188 54 179 46 90 77 70
86
71 312 110 32 211 0 0 16 57 427 110 272 231 197
87
42 213 101 29 194 163 0 0 0 25 12 76 65 165
88
11 86 26 8 50 98 45 0 0 44 43 20 17 36
89
25 395 120 42 73 102 211 9 3 0 7 45 38 83
90
76 241 73 112 33 45 116 98 40 157 0 12 65 19
91
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
92
7 32 304 93 75 15 136 163 54 372 8 17 0 24
93
34 25 71 317 37 52 179 78 26 84 65 98 21 0
Setelah didapatkan nilai matriks asal tujuan yang baru, maka dilakukan
perbandingan arus lalulintas pada kondisi di lapangan, kondisi model sebelum divalidasi
dan kondisi model setelah dilakukan validasi. Perbandingan antara arus tersebut hanya
dilakukan pada ringroad saja, karena ruas jalan ini nantinya yang akan dilakukan
skenario-skenario sesuai dengan yang diinginkan. Hasil dari perbandingan tersebut
ditunjukkan oleh Gambar 6.2 berikut.
R
2= 0.9334
R
2= 0.5677
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
arus lapangan (smp/jam)
a
ru
s
mo
d
e
l (
s
mp
/ja
m)
setelah validasi
sebelum validasi
Linear (setelah validasi)
Linear (sebelum validasi)
Gambar 6.2. Perbandingan Arus Lapangan dan Arus Model dengan Uji R
2Nilai dari tiap-tiap arus lalulintas sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6.2 di
atas, diperlihatkan lebih detail oleh Tabel 6.5 di bawah ini.
Laporan Akhir
Bab 6 -
6
⎪⎭
⎪
⎬
⎫
⎪⎩
⎪
⎨
⎧
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
+
=
b a a a min ) qa (z
.
1
c
q
z
Tabel 6.5. Nilai Arus Lalulintas di RingRoad
Node
Dari
Simpang
Menuju
Simpang
Arus
Lapangan
Arus
Model
sebelum
Validasi
Arus
Model
setelah
Validasi
2 – 3 – 4 – 48 – 5
Godean
Jombor
2413 2851 2201
5 – 49 – 50 – 7
Jombor
Monjali
6185 4689 5928
7 - 51 – 9 – 52 – 10
Monjali
Kentungan
5813 3967 5904
10 – 53 – 12 -54 – 41
Kentungan
Gejayan
5373 5132 4416
41 – 55 – 13 - 56 – 14
Gejayan
UPN
5465 5311 4923
14 – 57 – 15 – 16 – 59 –
17
UPN Maguwo 3945 4252 3829
6.4.
PEMBEBANAN ARUS LALULINTAS
Pada tahap ini digunakan untuk memperkirakan jumlah yang akan dibebankan
pada masing-masing ruas jalan berdasarkan hasil pemodelan distribusi perjalanan.
Beberapa model yang dikenal antara lain:
6.4.1. Model All or Nothing
Model ini menggunakan dasar bahwa perjalanan dari satu zone ke zone yang lain
akan menggunakan rute terpendek menurut hasil hitungan (deterministik).
6.4.2. Model Equilibrium Assignment
Model ini mengasumsikan bahwa beban perjalanan akan dialokasikan ke
ruas-ruas jalan yang ada sehingga generalized cost dari satu zone ke zone yang lain melalui
berbagai possible routes akan sama. Prinsip yang digunakan mengikuti fungsi time delay
ditunjukkan oleh persamaan berikut.
dengan :
Z
(qa)=
travel time pada loaded link
Laporan Akhir
Bab 6 -
7
q
a= volume lalulintas
c
a= kapasitas jalan
a, b
= parameter
6.4.3. Model Stochastic Assignment
Model ini masih menggunakan rute terpendek sebagai dasar utama, namun faktor
persepsi pengendara digunakan dengan menganggap waktu tempuh terdistribusi
normal. Pendekatan yang digunakan ditunjukkan oleh persamaan berikut.
t’ = t x RND x a x SQR (t)
dengan :
t
= waktu/biaya perjalanan
a
= tingkat ketidakpastian (antara 0,2 sampai 0,8)
RND = bilangan random
SQR(t) = akar dari waktu/biaya perjalanan
t’
= modifikasi dari waktu/biaya perjalanan
Berdasarkan model-model yang diutarakan di atas, maka metode Equilibrium
Assignment merupakan metode yang paling diterapkan sesuai untuk kondisi di
lapangan. Hasil dari kinerja pembebanan arus lalulintas dengan matriks asal tujuan yang
langsung didapatkan dari arus lalulintas di lapangan ditunjukkan pada Tabel 6.6 berikut
ini. Untuk nilai waktu, pada awal dimasukkan dalam model Rp. 1/menit, yang kemudian
pada hasil akhir dikoreksi dengan hasil analisis nilai waktu yang telah dilakukan.
Tabel 6.6. Kinerja Jaringan Jalan pada Kondisi Saat Ini (Eksisting) dengan
menganggap nilai waktu Rp. 1/menit
No. Parameter
Kinerja Nilai
1 Smp-jam
5286
2
Smp-km 281
3
Smp-rupiah 317140
Laporan Akhir
Bab 6 -
8
6.5.
FORECASTING
Forecasting
adalah proses pengembangan model berdasarkan tahun rencana atau
prediksi model lalulintas untuk jangka menengah dan panjang. Proses forecasting
didasarkan pada rencana pembangunan (skenario), tahun rencana, serta asumsi tingkat
pertumbuhan. Beberapa skenario yang akan dilakukan dalam studi ini, adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui kinerja jaringan jalan untuk 5 dan 10 tahun mendatang (Tahun 2013 dan
2018) tanpa melakukan tindakan apapun (do nothing).
2. Dilakukan tindakan (do something) berupa pembangunan jembatan fly over dengan
beberapa skenario antara lain pembangunan jembatan fly over di Simpang Jombor,
Simpang Gejayan, dan di kedua simpang tersebut (Gabungan antara fly over Simpang
Jombor dan Simpang Gejayan) baik untuk Tahun 2013 maupun 2018.
Arus lalulintas pada kondisi yang akan datang akan sangat dipengaruhi oleh
besarnya perkembangan bangkitan dan tarikan perjalanan. Beberapa model
dipergunakan untuk memprediksi kinerja jalan pada tahun yang direncanakan, antara
lain:
a.
Model Faktor Pertumbuhan
Model ini merupakan yang paling sederhana, yaitu memperkirakan jumlah
perjalanan masa datang dengan cara mengalikan jumlah perjalanan eksisting
dengan tingkat pertumbuhan masing-masing zona yang berbeda-beda sesuai
dengan jenis guna lahannya atau karakteristik pelaku perjalanan.
b.
Model Regresi Linier Berbasis Zona
Pada model ini jumlah perjalanan yang terjadi merupakan fungsi dari
faktor-faktor penyebab terjadinya perjalanan dari masing-masing zona seperti jumlah
anggota keluarga, jumlah pendapatan keluarga rata-rata, kepemilikan kendaraan
bermotor dan sebagainya.
c.
Model Klasifikasi Silang atau Analisis Kategori
Model ini membagi zona dalam beberapa kategori sesuai dengan karakteristiknya.
Jumlah perjalanan yang dibangkitan suatu zona dapat diketahui dengan
mengalikan jumlah keluarga dengan tingkat bangkitan kategori kegiatan tertentu,
sebagaimana dirumuskan sebagai berikut.
Laporan Akhir
Bab 6 -
9
dengan:
Pi
=
jumlah perjalanan yang dibangkitkan dari zona i
hi (c)
=
jumlah keluarga di zona I untuk kategori c
tp (c)
=
tingkat bangkitan perjalanan utnuk kegiatan c
Berdasarkan dari berbagai model yang dapat digunakan untuk memprediksi
matriks asal tujuan pada tahun yang akan direncanakan, maka Model Faktor
Pertumbuhan dirasa menjadi model yang sesuai untuk dapat diterapkan pada kasus ini.
Dengan tingkat pertumbuhan kendaraan di Yogyakarta sebesar 6 %, maka untuk Tahun
2013 dan 2018, besarnya nilai matriks asal tujuan dapat digunakan persamaan sebagai
berikut.
T
ij= T
ijx ((1 + faktor pertumbuhan)
n)
dengan:
T
ij= besarnya perjalanan dari zona i menuju zona j pada tahun yang
direncanakan
T
ij=
besarnya perjalanan dari zona i menuju zona j pada base year
n =
tahun
rencana
–
base year
Dengan persamaan di atas, maka formula bangkitan dan tarikan perjalanan untuk
Tahun 2013 dan 2018 menjadi berikut.
T
ij 2013= T
ij 2008x ((1 + 0,06)
5)
T
ij 2018= T
ij 2008x ((1 + 0,06)
10)
6.5.1. Peramalan Kinerja Jaringan Jalan pada Tahun 2013
Dengan peningkatan nilai matriks asal tujuan seperti yang telah dijelaskan di atas,
maka pada kondisi tanpa dilakukannya tindakan apapun (do nothing), kinerja jaringan
jalan pada tahun 2013 ditunjukkan oleh Tabel 6.7 berikut.
Laporan Akhir
Bab 6 -
10
Tabel 6.7. Kinerja Jaringan Jalan pada Tahun 2013
No. Parameter
Kinerja Nilai
1 Smp-jam
15607
2
Smp-km 729
3
Smp-rupiah 936395
4
Kecepatan Rata-rata (km/jam)
12,4
Arus lalulintas sepanjang Ringroad Utara akan meningkat seperti yang
ditunjukkan oleh Tabel 6.8 berikut ini.
Tabel 6.8. Nilai Arus Lalulintas di RingRoad Tahun 2013
Dari Simpang
Menuju Simpang
Arus
Lalulintas
Godean Jombor 3045
Jombor Monjali 7502
Monjali Kentungan 7735
Kentungan Gejayan
6169
Gejayan UPN 6684
UPN Maguwo 5805
6.5.2. Peramalan Kinerja Jaringan Jalan pada Tahun 2018
Kinerja jaringan jalan pada Tahun 2018 tanpa melakukan tindakan apapun (do
nothing) ditunjukkan oleh Tabel 6.9 berikut.
Tabel 6.9. Kinerja Jaringan Jalan pada Tahun 2018 dengan menganggap nilai
waktu Rp 1/menit
No. Parameter
Kinerja Nilai
1 Smp-jam
44339
2
Smp-km 2230
3
Smp-rupiah 2660340
Laporan Akhir
Bab 6 -
11
Arus lalulintas sepanjang Ringroad Utara akan meningkat pada kurun waktu 10
tahun mendatang seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 6.10 berikut.
Tabel 6.10. Nilai Arus Lalulintas di RingRoad Tahun 2018
Dari Simpang Menuju Simpang
Arus Lalulintas
Godean Jombor
3772
Jombor Monjali
9245
Monjali Kentungan
9681
Kentungan Gejayan
7702
Gejayan UPN
7748
UPN Maguwo 7378
Dari keterangan di atas, dapat dibandingkan dalam bentuk grafik kenaikan arus
lalulintas pada 5 tahun mendatang dan juga pada 10 tahun mendatang seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 6.3 di bawah ini.
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
G
o
d
ean
-Jo
m
b
o
r
Jo
m
b
o
r
-Mo
n
ja
li
Mo
n
ja
li
-K
a
liu
ra
n
g
K
a
liu
ra
n
g
-Ge
ja
y
a
n
Ge
ja
y
a
n
U
P
N
UP
N - M
a
g
u
w
o
a
rus
l
a
lu
li
nt
a
s
(s
m
p
/j
am
)
tahun 2008
tahun 2013
tahun 2018
Laporan Akhir
Bab 6 -
12
Persentase kenaikan arus lalulintas sepanjang ringroad utara pada Tahun 2013 dan
2018 tanpa dilakukan tindakan apapun (do nothing) ditunjukkan oleh Tabel 6.11 berikut.
Tabel 6.11. Kenaikan Arus Lalulintas di RingRoad Tanpa Melakukan Penanganan
(do nothing)
Dari Simpang Menuju Simpang
Kenaikan Arus
5 Tahun Mendatang
Kenaikan Arus
10 Tahun Mendatang
Godean
Jombor
26 %
56 %
Jombor
Monjali
21 %
49 %
Monjali
Kentungan
33 %
67 %
Kentungan
Gejayan
15 %
43 %
Gejayan
UPN
22 %
42 %
UPN
Maguwo
47 %
87 %
6.6.
PEMBERLAKUAN SKENARIO (DO SOMETHING)
Setelah diketahui kenaikan arus lalulintas yang signifikan pada tahun 2013 dan
2018, maka dilakukan beberapa skenario, yaitu:
a. Skenario 1, yaitu dengan pembangunan jembatan layang (fly over) pada Simpang
Jombor.
b. Skenario 2, yaitu dengan pembangunan jembatan layang (fly over) pada Simpang
Gejayan.
c. Skenario 3, yaitu dengan perpaduan pembangunan jembatan layang (fly over) pada
kedua simpang tersebut (Simpang Jombor dan Simpang Gejayan).
d. Skenario 4, yaitu dengan pembangunan jembatan layang (fly over) pada Simpang
Kentungan.
e. Skenario 5, yaitu dengan pembangunan jembatan layang (fly over) pada Simpang
Jombor, Simpang Kentungan dan Simpang Gejayan.
f. Skenario 6, yaitu dengan pembangunan jembatan layang (fly over) pada Simpang UPN
Veteran.
g. Skenario 7, yaitu dengan pembuatan underpass pada Simpang Monjali.
h. Skenario 8, yaitu dengan pembangunan elevated road sepanjang ruas jalan dari
Simpang Jombor sampai Simpang Maguwo.
Laporan Akhir
Bab 6 -
13
j. Skenario 10, yaitu dengan pembangunan fly over Jombor alternatif 2 .
6.6.1. Pemberlakuan Skenario pada Tahun 2008 (Base Year)
Pada tahap ini dicoba diberlakukan skenario seperti yang telah dijelaskan di atas
pada Tahun 2008. Hasil dari kinerja jaringan jalan pada tahun tersebut sebagaimana
ditunjukkan oleh Tabel 6.12 sebagai berikut.
Tabel 6.12. Kinerja Jaringan Jalan pada Tahun 2008 dengan Penanganan (do
something)
Parameter
Kinerja
Skenario
1
Skenario
2
Skenario
3
Skenario
4
Skenario
5
Skenario
6
Skenario
7
Skenario
8
Smp-jam 5246 5215 5181 5040 4904 5256 5040 4792
Smp-km 283 283 284 290 295 281 290 317
Smp-rupiah
314746 312915 310846 302400 294212 315392 302400 287510
Kecepatan
Rata-rata
(km/jam)
29,7 29,8 32,7 33,3 33,9 26,1 33,3 39,6
6.6.2. Pemberlakuan Skenario pada Tahun 2013
Dengan diberlakukannya skenario pembangunan jembatan layang (fly over) pada
Tahun 2013, maka kinerja pada simpang tersebut akan menjadi lebih baik sebagaimana
yang ditunjukkan oleh Tabel 6.13 berikut.
Tabel 6.13. Kinerja Jaringan Jalan pada Tahun 2013 dengan Penanganan (do
something)
Parameter
Kinerja
Skenario
1
Skenario
2
Skenario
3
Skenario
4
Skenario
5
Skenario
6
Skenario
7
Skenario
8
Smp-jam 15557 15421 15373 15232 14979 15545 15232 14838
Smp-km 734 762 768 785 826 731 785 872
Smp-rupiah
933416 925277 922395 913406 898790 934725 913406 890270
Kecepatan
Rata-rata
(km/jam)
13,3 13,9 15,9 16,5 16,9 12,0 16,5 21,2
Laporan Akhir
Bab 6 -
14
Dari Tabel 6.13 di atas, terlihat bahwa pembangunan elevated road sepanjang
Simpang Jombor sampai Simpang Maguwo akan menghasilkan kinerja yang bagus, baik
dari kecepatan, smp-jam, maupun smp-km. Hal tersebut dikarenakan tidak terdapatnya
tundaan di setiap simpangnya. Pembangunan fly over pada ketiga simpang (Simpang
Gejayan, Simpang Jombor, dan Simpang Kentungan) merupakan skenario yang efektif
kedua dibandingkan skenario-skenario yang lain. Sedangkan jika kedua skenario di atas
sulit untuk dilakukan, maka skenario 4, yaitu pembangunan fly over di Simpang
Kentungan merupakan solusi yang bagus, bahkan lebih baik dari skenario 3, yaitu
pembangunan fly over di Simpang Gejayan dan Simpang Jombor. Apabila dibandingkan
dalam bentuk grafik, hasilnya diperlihatkan oleh Gambar 6.4 di bawah ini.
Gambar 6.4. Perbandingan Kinerja Jaringan Jalan pada Tahun 2013
6.6.3. Pemberlakuan Skenario pada Tahun 2018
Untuk Tahun 2018, kinerja jaringan setelah diberlakukan beberapa skenario
seperti yang dilakukan pada Tahun 2013 diperlihatkan oleh Tabel 6.14 berikut.
smp-jam 14400 14600 14800 15000 15200 15400 15600 15800 eksisting Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4 Skenario 5 Skenario 6 Skenario 7 Skenario 8 smp-km 650 700 750 800 850 900 eksisting Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4 Skenario 5 Skenario 6 Skenario 7 Skenario 8 smp-pence 860000 870000 880000 890000 900000 910000 920000 930000 940000 eksis ting Skena rio 1 Skena rio 2 Sken ario 3 Sken ario 4 Skena rio 5 Skena rio 6 Skena rio 7 Sken ario 8 km/jam 0 5 10 15 20 25 eksisting Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4 Skenario 5 Skenario 6 Skenario 7 Skenario 8
Laporan Akhir
Bab 6 -
15
Tabel 6.14. Kinerja Jaringan Jalan pada Tahun 2018 dengan Penanganan (do
something)
Parameter
Kinerja
Skenario
1
Skenario
2
Skenario
3
Skenario
4
Skenario
5
Skenario
6
Skenario
7
Skenario
8
Smp-jam
44255 43983 43922 43738 43356 44438 43738 43113
Smp-km
2231 2273 2287 3860 3931 2237 3860 3995
Smp-rupiah
2655327 2638980 2635314 2624275 2601337 2656298 2624275 2586770
Kecepatan
Rata-rata
(km/jam)
5,9 6,0 6,8 7,0 7,1 5,2 7,0 10,4
Dari Tabel 6.14 di atas, terlihat bahwa pembangunan elevated road sepanjang
Simpang Jombor menuju Simpang Maguwo masih menjadi solusi yang terbaik. Grafik
perbandingan pada Tahun 2018 diperlihatkan pada Gambar 6.5 berikut.
Gambar 6.5. Perbandingan Kinerja Jaringan Jalan pada Tahun 2018
Data lengkap mengenai kinerja jaringan secara total pada kondisi eksisting dan
tahun rencana, serta besarnya pembebanan di tiap-tiap ruas dalam area studi dapat
dilihat pada lampiran yang merupakan output/keluaran dari Perangkat Lunak SATURN
9.2.
smp-km 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 eksisting Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4 Skenario 5 Skenario 6 Skenario 7 Skenario 8 smp-jam 42000 42500 43000 43500 44000 44500 45000 eksi stin g Sken ario 1 Ske nario 2 Sken ario 3 Sken ario 4 Sken ario 5 Sken ario 6 Sken ario 7 Sken ario 8 smp-pence 2540000 2560000 2580000 2600000 2620000 2640000 2660000 2680000 eksis ting Skena rio 1 Skena rio 2 Skena rio 3 Skena rio 4 Skena rio 5 Skena rio 6 Skena rio 7 Skena rio 8 km/jam 0 2 4 6 8 10 12 eksisting Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4 Skenario 5 Skenario 6 Skenario 7 Skenario 8Laporan Akhir
Bab 6 -
16
6.7.
ANALISIS NILAI MANFAAT
Nilai manfaat digunakan untuk melakukan analisis seberapa besar manfaat dari
pembangunan fly over maupun underpass dengan berbagai tipe yang dibagi dalam
beberapa skenario, baik untuk periode 5 tahun mendatang maupun untuk periode 10
tahun mendatang. Dari analisis yang telah dilakukan didapatlah nilai manfaat seperti
yang diuraikan pada Tabel 6.15 berikut.
Tabel 6.15. Nilai Waktu dari Skenario yang Dilakukan
Kondisi
Smp – Rupiah selama 1 jam
5 tahun
933416
Skenario 1
10 tahun
2655327
5 tahun
925277
Skenario 2
10 tahun
2638980
5 tahun
922395
Skenario 3
10 tahun
2635315
5 tahun
913406
Skenario 4
10 tahun
2624275
5 tahun
898790
Skenario 5
10 tahun
2601337
5 tahun
934725
Skenario 6
10 tahun
2656298
5 tahun
913406
Skenario 7
10 tahun
2624275
5 tahun
890270
Skenario 8
10 tahun
2586770
5 tahun
923806
Skenario
9 & 10
10 tahun
2636258
Dari Tabel 6.15 di atas, dapat dijabarkan nilai manfaat setiap tahunnya akibat
diterapkannya beberapa skenario sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 6.16 berikut ini.
Laporan Akhir
Bab 6 -
17
Tabel 6.16. Perhitungan Nilai Manfaat Akibat Dilakukannya Satu Tindakan (do something)
Nilai Smp - Rupiah
Selisih smp – rupiah dengan dibuatnya skenario
Thn
Do
Nothing
Sken.
1
Sken.
2
Sken.
3
Sken.
4
Sken.
5
Sken.
6
Sken.
7
Sken.
8
Sken 9
& 10
Sken.
1
Sken.
2
Sken.
3
Sken.
4
Sken.
5
Sken.
6
Sken.
7
Sken.
8
Sken.
9 & 10
2008 317142 314746 312916 310846 302400 294212 315392 302400 287510 312279 2396 4226 6296 14742 22930 1750 14742 29632 4863 2009 440993 438480 435388 433156 424601 415128 439259 424601 408062 434584 2513 5604.4 7836.8 16391 25865 1734 16391 32931 6409 2010 564843 562214 557860 555466 546802 536043 563125 546802 528614 556890 2629 6982.8 9377.6 18041 28800 1718 18041 36229 7953 2011 688694 685948 680333 677775 669004 656959 686992 669004 649166 679195 2746 8361.2 10918.4 19690 31735 1702 19690 39528 9499 2012 812544 809682 802805 800085 791205 777874 810858 791205 769718 801501 2862 9739.6 12459.2 21340 34670 1686 21340 42826 11043 2013 936395 933416 925277 922395 913406 898790 934725 913406 890270 923806 2979 11118 14000 22989 37605 1670 22989 46125 12589 2014 1281184 1277798 1268018 1264979 1255580 1239299 1279040 1255580 1229570 1266296 3386 13166.4 16205 25604 41885 2144 25604 51614 14888 2015 1625973 1622180 1610758 1607563 1597754 1579809 1623354 1597754 1568870 1608787 3793 15214.8 18410 28219 46164 2619 28219 57103 17186 2016 1970762 1966563 1953499 1950147 1939927 1920318 1967669 1939927 1908170 1951277 4199 17263.2 20615 30835 50444 3093 30835 62592 19485 2017 2315551 2310945 2296239 2292731 2282101 2260828 2311983 2282101 2247470 2293768 4606 19311.6 22820 33450 54723 3568 33450 68081 21783 2018 2660340 2655327 2638980 2635315 2624275 2601337 2656298 2624275 2586770 2636258 5013 21360 25025 36065 59003 4042 36065 73570 24082Manfaat untuk 5
Tahun
16125
46032
60888 113193 181605 10260 113193
227271 52356Manfaat untuk
10 Tahun
37122
132348
163963 267366 433824 25726 267366
540231 149780Laporan Akhir
Bab 6 -
18
Dengan data seperti yang diterangkan di atas dan beberapa data pada bab-bab
yang lain yang menunjukkan bahwa:
1. Nilai waktu dalam Rupiah/Kendaraan/Jam sebesar Rp. 7000,-
2. Waktu sibuk dalam 1 hari selama 10 jam
3. Dalam 1 tahun terdapat 365 hari
4. 1 Rupiah didasarkan pada perhitungan biaya per menitnya
Maka, nilai manfaat dari pembangunan jembatan layang pada setiap skenario
dapat ditunjukkan pada Tabel 6.17 sebagai berikut.
Tabel 6.17. Nilai Manfaat dari Skenario yang Dilakukan
Kondisi Nilai
Waktu
5 tahun
Rp. 6.866.562.500,-
Skenario 1
10 tahun
Rp. 15.807.785.000,-
5 tahun
Rp. 19.601.960.000,-
Skenario 2
10 tahun
Rp. 56.358.190.000,-
5 tahun
Rp. 25.928.140.000,-
Skenario 3
10 tahun
Rp. 69.820.910.833,-
5 tahun
Rp. 48.201.352.500,-
Skenario 4
10 tahun
Rp. 113.853.355.000,-
5 tahun
Rp. 77.333.462.500,-
Skenario 5
10 tahun
Rp. 184.736.720.000,-
5 tahun
Rp. 4.369.050.000,-
Skenario 6
10 tahun
Rp. 10.954.988.333,-
5 tahun
Rp. 48.201.352.500,-
Skenario 7
10 tahun
Rp. 113.853.355.000,-
5 tahun
Rp. 96.779.567.500,-
Skenario 8
10 tahun
Rp. 230.048.367.500,-
5 tahun
Rp. 22.294.930.000,-
Skenario
9 & 10
10 tahun
Rp. 63.781.316.667,-
Laporan Akhir
Bab 6 -
19
6.8.
ANALISIS NILAI TUNDAAN LALULINTAS
Berdasarkan skenario tanpa dan ada tindakan ( without dan with project) maka
besarnya tundaan lalulintas pada simpang yang terjadi dapat dilihat pada tabel-tabel
berikut.
Tabel 6.18. Tundaan yang terjadi pada Tahun 2008
Total Tundaan (detik)Tanpa Proyek Dengan Proyek Selisih dalam
Jam Puncak LHR Satu Tahun Jam Puncak LHR Satu Tahun satu tahun
1 Jombor 178.626 1.623.871 592.713.038 102.546 932.237 340.266.564 252.446.474 2 Monjali 143.421 1.303.824 475.895.891 52.993 481.757 175.841.407 300.054.483 3 Kentungan 322.047 2.927.696 1.068.608.928 86.413 785.573 286.734.199 781.874.730 4 Gejayan 151.278 1.375.256 501.968.262 68.454 622.306 227.141.706 274.826.557 5 UPN 112.248 1.020.434 372.458.371 36.817 334.701 122.165.806 250.292.566 6 Jombor alt 178.626 1.623.871 592.713.038 68.155 619.589 226.150.011 366.563.027 No Simpang
Tabel 6.19. Tundaan yang terjadi pada Tahun 2013
Total Tundaan (detik)Tanpa Proyek Dengan Proyek Selisih dalam
Jam Puncak LHR Satu Tahun Jam Puncak LHR Satu Tahun satu tahun
1 Jombor 273.979 2.490.715 909.111.039 145.248 1.320.436 481.958.974 427.152.065 2 Monjali 230.415 2.094.686 764.560.397 68.174 619.766 226.214.485 538.345.911 3 Kentungan 549.273 4.993.395 1.822.589.326 111.009 1.009.175 368.348.882 1.454.240.444 4 Gejayan 237.792 2.161.747 789.037.716 97.430 885.724 323.289.313 465.748.404 5 UPN 188.282 1.711.657 624.754.868 58.242 529.469 193.256.182 431.498.686 6 Jombor alt 273.979 2.490.715 909.111.039 96.902 880.924 321.537.256 587.573.784 No Simpang
Tabel 6.20. Tundaan yang terjadi pada Tahun 2018
Total Tundaan (detik)Tanpa Proyek Dengan Proyek Selisih dalam
Jam Puncak LHR Satu Tahun Jam Puncak LHR Satu Tahun satu tahun
1 Jombor 2.396.987 21.790.788 7.953.637.775 214.307 1.948.247 711.109.989 7.242.527.787 2 Monjali 2.063.630 18.760.272 6.847.499.365 98.961 899.648 328.371.642 6.519.127.723 3 Kentungan 5.024.487 45.677.157 16.672.162.227 208.190 1.892.639 690.813.280 15.981.348.948 4 Gejayan 1.334.748 12.134.073 4.428.936.505 143.283 1.302.575 475.439.756 3.953.496.748 5 UPN 1.697.785 15.434.411 5.633.560.133 86.624 787.491 287.434.316 5.346.125.817 6 Jombor alt 2.396.987 21.790.788 7.953.637.775 141.253 1.284.121 468.704.277 7.484.933.498 No Simpang