DATA DAN ANALISA
2.1 Data
Data – data yang ada diperoleh melalui :
• Dinas Pariwisata Bandung
• Dinas Pariwisata Jawa Barat
• Dinas Perhubungan & Pariwisata Kabupaten Bandung Barat
• Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Bandung
• Buku referensi, terutama buku JENDELA BANDUNG
• Survei lapangan disertai pemotretan
• Literatur dari internet
2.1.1. Riwayat Singkat Kota Bandung
Para ahli mengungkapkan, kondisi geologi dan geomorfologi dataran tinggi Bandung terbentuk oleh pegunungan vulkanik yang terdapat di bagian utara dan selatan.
Kisahnya bermula, saat lebih dari 20 – 17 juta tahun silam, sebagian besar permukaan bumi masih merupakan dasar samudera. Dalam umurnya yang masih muda, roman kulit
4
bumi selalu berubah – ubah karena aktivitas yang berlangsung dalam perut bumi.
Dataran Tinggi Bandung yang sebelumnya merupakan dasar samudera dalam yang kemudian berubah menjadi dasar samudera dangkal karena adanya aktivitas tersebut. Daratan paling awal yang terbentuk di bagian selatan, makin lama makin luas dengan terbentuknya gunung api baru seperti Gunung Patuha, Gunung Kamojang – Guntur, dan Gunung Malabar. Satuan gunung api dan perbukitan itu memagari daratan yang lebih rendah, di mana bermunculan bukit – bukit yang terpisah atau berkelompok menjadi jajaran perbukitan yang terdapat di daerah yang kini dinamakan Cimahi dan Dayeuhkolot.
Namun Dataran Tinggi Bandung yang sering dijuluki Priangan, secara geografi berada di daerah yang bergunung – gunung. Pemandangan alamnya indah, penduduknya ramah. Tanahnya subur. “Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan Tanah Priangan,” begitu psikolog M.A.W. Brouwer (alm) menyatakan rasa kagum pada daerah tersebut.
Priangan adalah negeri nan elok. Di sekelilingnya berjejer gunung api, di
mana salah satu puncaknya, Gunung Tangkuban Perahu terkenal karena legenda
dan keindahannya. Jika ditinjau dari udara, Priangan tak ubahnya permadani hijau
yang membentang luas. Tanaman the, kina, dan tanaman perkebunan lainnya
menghampar luas sampai ke puncak – puncak bukit. Itulah salah satu peninggalan
para Preangerplanters pada masa keemasan Bandung.
Geliat Bandung menjadi sebuah kota, diawali dengan dibangunnya jalan raya pos (Grote Postweg). Ruas jalan itu membentang dari arah barat ke timur, membelah daerah yang kini menjadi pusat Kota Bandung dalam dua bagian.
Yakni wilayah bagian utara dan bagian selatan. Karena terletak di pusat kota, Grote Postweg merupakan jalan utama dan sekaligus paling ramai. Kiri - kanan
jalan berjejer bangunan – bangunan kolonial. Setelah kemerdekaan, nama jalan itu
diganti menjadi Jalan Raya Barat dan Jalan Raya Timur. Tetapi pada saat
Presiden Soekarno memeriksa persiapan penyelenggaraan Konferensi Asia –
Afrika tahun 1955, sebagian dari ruas jalan tersebut diganti namanya menjadi
Jalan Asia – Afrika. Panjangnya tidak lebih dari dua kilometer. Akan halnya Jalan
Raya Barat dan Jalan Raya Timur, namanya baru diganti tahun 1960 – an menjadi
Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Jenderal A. Yani. Nama Jalan Asia – Afrika
dipilih karena disesuaikan dengan bangunan tua yang sebelumnya dinamakan
Gedung Concordia sebagai tempat penyelenggaraan konferensi. Bersamaan
dengan penggantian nama jalan Grote Postweg menjadi jalan Asia – Afrika,
gedung tersebut diganti namanya menjadi Gedung Merdeka. Bagi masyarakat
kota Bandung, jalan yang membentang di depan gedung tersebut tidak hanya
penghubung wilayah timur dan barat Kota Bandung, atau sebaliknya. Jalan itu
memiliki makna sejarah untuk sebuah kota tempat tinggalnya yang bernama
Bandung. Konon, di tempat inilah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels
(1808 – 1811) pernah menancapkan tongkatnya dan kemudian dijadikan tugu
Kilometer “0” atau “nol”.
(Sumber : Buku Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas oleh Her Suganda)2.1.2. Asal Mula Nama Bandung
Cerita rakyat Sangkuriang yang menjadi milik masyarakat Sunda merupakan legenda paling sempurna. Cerita rakyat yang mengungkapkan terciptanya Danau Bandung Purba itu, seringkali menyulitkan sebagian besar masyarakat awam dalam membedakan mana yang menjadi bagian dari legenda dan mana yang merupakan fakta sejarah serta fakta geologi.
Dalam kedua hal itu, wilayah yang kini bernama Dataran Tinggi Bandung, sebelumnya merupakan perairan yang sangat luas. Dengan bentuk yang merupakan danau, perairan itu membentang sejauh 50 kilometer dari arah barat ke timur, sejak daerah yang kini dinamakan Padalarang sampai Cicalengka. Sisi utara – selatan membentang sejauh 30 kilometer, sejak daerah Dago Pakar sampai Soreang, kota kecamatan yang kini dijadikan ibukota Kabupaten Bandung. Saking luasnya perairan itu, penduduk menamakannya Situ Hyang. Artinya sama dengan
“danau tempat bersemayamnya para dewa”.
Dalam ukuran sekarang, ketinggian muka air Situ Hyang sekitar 700 – 725 meter
di atas permukaan laut. Berada di atas dataran yang permukaan tanahnya tidak
sama, kedalaman air di daerah Dayeuhkolot diperkirakan mencapai 75 – 100
meter. Jika berdiri di depan halaman Gedung Sate, kedalaman air danau mencapai
sekitar enam meter. Cukup membuat seseorang yang tidak bisa berenang mati tenggelam. Situ Hyang bentuknya menyerupai dua buah danau yang terbagi karena perbukitan Selacau dan Lagadar yang terletak di daerah Cimahi sekarang.
Jika mencoba memandang dari sebuah tempat yang lebih tinggi, Situ Hyang seperti dua buah danau yang letaknya berhadap – hadapan. Dalam bahasa Sunda, dua buah danau yang letaknya saling berhadap – hadapan seperti itu disebut
“ngabandung”. Kata itu pula yang seringkali dihubungkan dengan asal nama
“Bandung”.
(Sumber : Buku Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas oleh Her Suganda)2.1.3. Objek Wisata Alam Bandung
Wisata alam, terutama alam pegunungan, menjadi satu daya tarik wisata, baik bagi warganya maupun dari turis-turis domestik. Objek wisata tersebut paling banyak terdapat di daerah Bandung Utara dan Bandung Selatan.
Bandung Utara
Daerah Wisata Bandung Utara, dengan sentra kegiatannya di Kawah Gunung Tangkubanperahu, Taman Hutan Raya Juanda (Dago Pakar), Maribaya – Lembang, Curug Panganten – Cisarua dan Kebun Bunga Cihideung - Parongpong.
Kota Kecamatan Lembang, memiliki pesona tersendiri untuk menarik para
wisatawan. Di Lembang terdapat Grand Hotel Lembang, salah satu hotel yang
dibangun di era tahun 1940 dan sampai saat kini masih cukup memadai bagi
kepentingan wisatawan. Grand Hotel Lembang, Putri Gunung Cottage dan hotel hotel lain yang banyak tersebar di kota Lembang, siap dengan segala keramahan untuk menjamu para wisatawan.
Adapun objek wisata yang berada di wilayah Bandung bagian Utara ini adalah Kawah Gunung Tangkubanparahu, Maribaya (Curug Maribaya, Curug Omas), Curug Cimahi, Kebun Bunga Cihideung, Pasir Yunghun, dan juga Taman Ir H. Juanda (Dago Pakar, Gua Jepang).
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_utara.html)
Kawah Tangkuban Perahu.
Gunung tangkuban perahu mempunyai ketinggian 2.076 meter di atas permukaan laut. Gunung ini bila dilihat dari kejauhan tampak seperti perahu yang terbalik, karena itulah gunung ini disebut tangkuban perahu. Legenda yang melekat pada gunung ini adalah Sangkuriang, yaitu kisah seorang anak yang jatuh cinta pada ibunya. Suhu udara di sini bisa mencapai 7 derajat celcius, dengan kelembaban 45 s/d 95%. Dari kota bandung dapat ditempuh dengan jarak 47 Km ke arah utara menuju Lembang atau Subang.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_utara.html)
(Sumber : http://www.kota-bandung.info/images/tangkuban-parahu.jpg)
Maribaya.
Objek wisata ini berjarak sekitar 21 Km dari kota Bandung ke arah Utara, atau sekitar 5 Km dari kota Lembang ke arah timur. Rekreasi dengan pemandangan indah dan udara sejuk. Selain memiliki kolam-kolam pemandian air panas mengandung mineral tinggi yang baik untuk kesehatan, juga terdapat beberapa air terjun yakni : Curug Cigulung, Curug Cikoleang, Curug Cikawiri dan Curug Omas.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_utara.html)
(Sumber : http://static.panoramio.com/photos/original/1080657.jpg)
Curug Cimahi.
Objek wisata air terjun terletak di kecamatan Cisarua, Lembang. Berjarak
sekitar 10 Km dari kota Cimahi ke arah Lembang. Atau bisa juga dijangkau dari
kota Lembang (sebelum grand hotel Lembang) belok ke kiri ke arah barat (Jalan
menuju Cihideung, all about strawberry / The Peak cafe).
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_utara.html)
(Sumber : http://narpen.files.wordpress.com/2007/02/curug_cimahi_tinggi2_resize_resize.jpg)
Kebun Bunga Cihideung.
Terletak di desa Cihideung, kecamatan Parongpong. Dengan luas lahan sekita 50 hektar, desa wisata bunga cihideung merupakan kebun bunga raksasa yang sangat menarik untuk dikunjungi. Terdapat masam-macam koleksi bunga, dan tentu saja anda dapat melampiaskan hasrat berbelanja (bunga) anda di sini.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_utara.html)
(Sumber :
http://www.eljohn.net/direktori/kota/pariwisata/kawasan/wisata/d000000000014069/kebun%20ra ya.jpg)
Taman Ir H. Juanda (Gua Pakar)
Merupakan taman hutan raya yang memiliki koleksi lebihdari 2.500 jenis pohon yang termasuk pada 40 familia dari 180 spesies, antara lain cemara sumatra, kayu jati, kayu kenanga, mahoni uganda, mahoni daun besar, pohon sosis, pinus atau tusam, tusam asia tenggara, filipina, meksiko dan kaliandra. Juga terdapat macam-macam fauna terdiri dari berbagai macam spesies burung, musang, tupai, kera, dll. Tempat ini juga merupakan situs peninggalan Jepang (gua jepang) dan Belanda pada masa perang dunia, karena topografinya yang cocok untuk persembunyian.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_utara.html)
(Sumber : http://blog.maleber.net/wp-content/uploads/2007/07/dsc_2479.JPG)
Situ Ciburuy
Terletak 22 Km dari arah Kota Bandung terkenal dengan alamnya yang
khas yaitu bukit-bukit kapur yang menjulang tinggi, dilengkapi dengan kedai
minum, cinderamata, pentas kesenian, dan fasilitas kesenian.
(Sumber : http://www.bandungtourism.com/html/at_sc_lk_SituCiburuy.htm)
Bandung Selatan
Bandung selatan lebih dikenal dengan sentra kegiatannya agro wisata (pertanian dan perkebunan teh di Rancabali, Ciwidey, Malabar, Pangalengan dan Gununghalu), Wisata Tirta (Situ Patenggang dan Situ Cileunca) dan Wana Wisata (Kawah Kamojang, kawah Putih dan air panas Cimanggu).
Daerah Wisata Ciwidey adalah merupakan daerah tujuan wisata yang cukup lengkap di Bagian Selatan Kabupaten Bandung, disamping Pangalengan dengan objek wisata Situ Cileunca-nya, Agro wisata Malabar, dan objek - objek wisata lainnya.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_selatan.html)
Situ Patengan.
Merupakan sebuah danau alam yang terletak di perkebunan teh ranca bali,
berjarak sekitar 47 Km dari kota Bandung. Merupakan kawasan wisata yang
berudara sejuk dan segar, sangat jauh dari polusi. Di pinggir danau terdapat
banyak perahu yang dapat disewa untuk wisatawan mengelilingi danau.
Tips untuk wisatawan : Mengunjungi tempat ini sebaiknya di pagi hari sampai
dengan siang hari, karena di sore hari biasanya kabut sudah turun. Kabut di situ patengan sangat pekat bahkan jarak pandang bisa hanya 1 - 2 meter saja sehingga tidak akan terlihat pemandangan apa-apa. Untuk sewa perahu mengelilingi danau sebaiknya anda melakukan tawar menawar harga terlebih dahulu. Biasanya harga yang ditawarkan sektar Rp. 10.000 s/d Rp. 15.000 /orang.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_selatan.html)
Kawah Putih.
Masih terletak di kawasan ranca bali, berjarak sekitar 44 Km dari kota
Bandung atau tepatnya di desa Sugih, kecamatan Pasir Jambu. kawah putih adalah
sebuah danau kawah dari gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 meter di atas
permukaan laut. Kawah ini merupakan salah satu kawah dengan kadar keasaman
belerang tertinggi di dunia, oleh sebab itulah pemerintah kolonial belanda pernah
membangun pabrik belerang di tempat ini.
Keunikan objek wisata ini adalah kawahnya yang berwarna putih, udara di sini sangat dingin bahkan bisa mencapai 0 - 2 derajat celcius di musim-musim tertentu.
Tips untuk wisatawan : Sama seperti Situ Patengan pada sore hari di kawah putih
biasanya turun kabut yang sangat pekat. Di samping itu kadar belerang menjadi sangat tinggi sehingga kawah ini sering ditutup pada sore hari.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_selatan.html)
(Sumber : http://farm1.static.flickr.com/35/73170819_80abacffb2.jpg)
Kebun Strawberry.
Wisata petik strawberry saat ini merupakan wisata yang sangat digemari
oleh wisatawan. Strawberry merupakan produk agrowisata unggulan dari
kabupaten Bandung, khususnya di daerah Ciwidey. Di daerah ini terdapat banyak
sekali kebun strawberry tradisional sampai dengan kebun dengan pengelolaan
profesional. Anda bebas memilih kebun mana yang anda senangi dan memetik sendiri langsung.
Tips untuk wisatawan : Strawberry kualitas baik justru terdapat di luar musim
hujan, karena sifatnya yang mudah rusak / busuk jika sering terkena air hujan.
Apabila anda berkunjung di saat musim hujan, sebaiknya memilih kebun strawberry yang tertutup / menggunakan green house.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_selatan.html)
Cimanggu.
Daerah Ciwidey sangat kaya dengan sumber air panas alami. Salah satunya dimanfaatkan oleh perum perhutani sebagai kolam renang Cimanggu.
Kolam Cimanggu memiliki fasilitas parkir yang luas, tempat bermain anak-anak, dll.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_selatan.html)
(Sumber : http://thump01.pbase.com/t5/76/410576/4/67403469.BXOCuNIM.jpg)
Ciwalini.
Seperti halnya Cimanggu, Ciwalini juga memanfaatkan pelimpahnya sumber mata air panas alam. Kolam renang ini berada di lingkungan perkebunan teh Walini yang sejuk.
Tips untuk wisatawan : Cimanggu kolam dan area parkirnya kuas, tetapi ciwalini
memiliki air yang lebih jernih
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_selatan.html)
(Sumber : http://thump01.pbase.com/t6/76/410576/4/78925959.hoXQbadE.jpg)
Ranca Upas.
Sebuah komplek bumi perkemahan yang ada di sekitar areal tanaman Eucalyptus, sejenis tanaman yang berasal dari benua Australia. Kawasan ini berjarak 41 Km dari pusat kota Bandung, dan terletak di ketinggian 1.700 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara rata-rata 18 derajat celcius.
Di tempat ini juga terdapat penangkaran rusa yang menjadi daya tarik bagi wisatawan.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_selatan.html)
(Sumber : http://img223.imageshack.us/img223/7476/dscn1763py7.jpg)
(Sumber : http://wie_2.tripod.com/images/kijng.jpg)
Situ Cileunca.
Situ Cileunca adalah sebuah danau yang ada di daerah Pangalengan.
Danau ini merupakan danau buatan yang luasnya 1.400 Hektar dengan dikelilingi
bukit - bukit dan berlatar belakang pegunungan. Selain berfungsi sebagai objek
wisata yang menarik, situ Cileunca juga berfungsi sebagai sumber air bagi pembangkit tenaga listrik. Air dari danau dialirkan melalui sungai Palayangan, yang juga sering digunakan sebagai arena ber-arung jeram / rafting.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_selatan.html)
(Sumber : http://bintangvenus.blogsome.com/wp-admin/images/situcileunca.gif)
Pekebunan Teh Malabar.
Gunung Malabar yang memiliki pesona alam perkebunan teh dengan udara yang sejuk alami, sangatlah cocok untuk kegiatan olah raga jalan kaki / tea walk sambil berekreasi. Di tengah-tengah perkebunan terdapat macam-macam
bangunan kuno yang masih terawat dengan baik, seperti guest house, perumahan administratur perkebunan pada masa penjajahan sampai dengan makam K.A.R.
BOSSCHA.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_selatan.html)
(Sumber : http://serpong.files.wordpress.com/2007/05/malabar.jpeg)
Pemandian Air Panas Cibolang.
Sebuah wana wisata pemandian air panas alam yang terletak di dalam hutan rimba berbayasan dengan kebun teh. Terletak di kaki gunung Wayang pada ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut, dengan suhu berkisar 18 derajat celcius. Sangat cocok untuk wisata keluarga dengan fasilitas yang cukup lengkap.
(Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/bandung_selatan.html)
(Sumber : http://hdmessa.files.wordpress.com/2007/08/kolam-air-panas-cibolang.jpg)
2.1.4. Buku Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas
Lewat kumpulan tulisan dalam buku Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas tersebut, rentang waktu perjalanan wilayah Dataran Tinggi Bandung berusaha direkam. Secara sederhana, rekaman itu tidak lebih dari sebuah jendela kecil.
Dalam sebuah bangunan, jendela merupakan salah satu bagian dari bangunan atau rumah. Ukurannya rata – rata 70 x 125 sentimeter. Jika dibukakan pada pagi hari, sinar matahari akan masuk dan ruangan akan terasa hangat dan segar. Melalui jendela kita bisa meninjau tempat atau daerah yang ada di depan mata kita. Dan tempat atau daerah itu adalah Dataran Tinggi Bandung.
Buku Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas ini ditulis oleh
seorang pensiunan wartawan Kompas, yaitu Her Suganda, dan diterbitkan oleh
Penerbit Buku Kompas. Berisi 498 halaman berukuran 15 x 23 cm, buku Jendela
Bandung ini merupakan gabungan teks dan foto yang kesemuanya ditampilkan
dalam hitam dan putih, kecuali pada bagian sampul yang didesain full colour
dengan menampilkan foto “land mark” kota Bandung yaitu Jembatan Layang
Pasopati (Jalan Terusan Pasteur – Jalan Surapati) sebagai elemen utama. Buku ini
dijual seharga 79 ribu rupiah dan tersedia di sejumlah toko buku seperti
Gramedia, dll.
Buku ini dibagi kedalam tiga bagian. Bagian pertama mengetengahkan riwayat geologi Dataran Tinggi Bandung dan perkembangannya. Pada bagian kedua diketengahkan perkembangan wilayahnya, yakni dari semula sebuah dusun kecil di pegunungan, kemudian dibangun menjadi kota kolonial sehingga melahirkan berbagai julukan yang penuh sanjungan. Pada bagian akhir, atau bagian ketiga berusaha mengetengahkan berbagai sisi kehidupan dan sekaligus potensinya yang menjadi daya tarik kota Bandung sebagai sebuah wilayah yang sudah padat penduduknya. Sebuah gambaran keadaan yang jauh sebelumnya dijadikan uga atau ramalan orang – orang tua dulu : “Bandung heurin ku tangtung”.
Dalam penyusunan buku ini, Her Suganda mendapatkan foto – foto dari berbagai sumber, salah satunya dari Deni Denaswara, Fotografer Harian Tribun Jabar, Bandung yang hasil fotonya terdapat pada halaman sampul buku Jendela
Bandung tersebut. Yang bertugas sebagai desain sampul adalah A.N.
Rahmawanta dibantu oleh Irwan Suhanda selaku copy editor.
2.1.5. Data Penyelenggara
Exceed merupakan bagian dari Esca Group yang bergerak di bidang
penerbitan buku NONFIKSI. Exceed selalu berusaha menerbitkan buku
berkualitas, menarik untuk dibaca, menimbulkan kesan mendalam dan inspiratif
bagi pembacanya. Selain itu Exceed juga berusaha menerbitkan buku yang
terjangkau harganya.
Langkah awal Exceed dalam dunia penerbitan ini adalah dengan menerbitkan sebuah buku, dengan judul Kiat Jitu Mendapatkan Pekerjaan Idaman. Buku ini berukuran buku saku, mudah untuk dibawa kemana saja. Buku ini membahas tentang panduan praktis cara mendapatkan pekerjaan yang Anda damba-dambakan.
(Sumber : http://www.escaeva.com/tentang-exceed.html)