• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL PADA MATA PELAJARAN PENGELASAN POSISI (3G) SAMBUNGAN VERTICAL UNTUK KELAS XI DI SMK N 3 SINGARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL PADA MATA PELAJARAN PENGELASAN POSISI (3G) SAMBUNGAN VERTICAL UNTUK KELAS XI DI SMK N 3 SINGARAJA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL PADA MATA PELAJARAN PENGELASAN POSISI (3G) SAMBUNGAN VERTICAL UNTUK

KELAS XI DI SMK N 3 SINGARAJA

Oleh

Gede.Tomi.Junaedi 1 K. Rihendra Dantes2, Luh Joni Erawati Dewi3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Universitas Pendidikan Ganesha

E-mail : [email protected], [email protected] [email protected]

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran digital pada mata pelajaran pengelasan posisi (3G) sambungan vertical pada siswa kelas XI di SMK N 3 Singaraja. Kelayakan media pembelajaran ini diperoleh berdasarkan hasil pengujian data, yang didapat dari hasil pengisian angket kelayakan media pembelajaran proses pengelasan sambungan vertical (3G) berbasis media digital telah melewati tahapan pengembangan yaitu analisis kebutuhan, desain produk, desain media, revisi media, revisi produk, validasi, uji coba produk, serta revisi produk akhir. Validasi meliputi validasi dari para ahli materi atau ahli isi dan ahli media pembelajaran. Uji coba media dilaksanakan pada siswa kelas XI ( sebelas ) jurusan teknik pengelasan SMK N 3 Singaraja. aspek kelayakan isi yaitu 90,00% sehingga termasuk kedalam kriteria sangat baik sehingga layak digunakan dalam pembelajaran. Dalam aspek kelayakan media dan isi dalam uji coba kelompok kecil yaitu sebesar 92,00% sehingga termasuk dalam criteria sangat baik, dan dalam aspek kelayakan media dan isi dalam uji coba kelompok besar yaitu sebesar 90,00% sehingga termasuk dalam kriteria sangat baik dan layak digunakan pada saat proses belajar

Kata Kunci: Media Pembelajran Digital, Pengelasan Posisi Vertical (3G), validitas.

Abstract

This study is development research that aimed to produce digital learning on position welding (3G) vertical connection as subject at the eleventh grade students of SMKN 3 Singaraja. This result based on the testing of data that obtained from questionnaire. It is digital learning on position welding (3G) vertical connection that has passed the development stages, such as needing analysis, product design, media design, media revision, product revision, validation, product trials, and final product revision. Validation includes validation of subject experts or content experts and learning media experts. Media trial is conducted by eleventh grade engineering welding students of SMKN 3 Singaraja. The result of content feasibility is 90% that is good criteria and suitable to use in learning. The result of media feasibility aspect and content in small group trials is 92% that is good criteria. The result of media feasibility aspect and content in large group trials is 90% that is good criteria and suitable to use in learning process.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sentra pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.Pernyataan ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu (1) mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, (2) bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas, 2008). Sistem pendidikan yang diterapkan dalam suatu Negara sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) didalamnya. Hal ini sangat penting untuk dicermati dan dilaksanakan guna pencapaian tujuan pendidikan yang diisyaratkan.

Sejalan dengan hal tersebut, model pembelajaran langsung berbasis media digital dipandang cocok untuk dikembangkan dilihat dari karakteristik siswa di SMK N 3 Singaraja. Pembelajaran langsung berbasis media digital dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan bertahap-tahap, serta menarik karena diinovasikan dalam implementasinya. Keberhasilan penerapan model pembelajaran langsung telah banyak terbukti oleh beberapa penelitian. Pada penelitian Limau, (2011) yang

berjudul penerapan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran teknik las MIG/MAG terhadap hasi belajar dan aktivitas siswa kelas X di SMK Muhammadiyah 1 Bantul, menunjukkan bahwa model pembelajaran langsung efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan juga kegiatan praktikum. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis digital dengan judul“Pengembangan media pembelajaran digital pada mata pelajaran pengelasan posisi (3G) sambungan vertical untuk kelas XI di SMK N 3 Singaraja”.

METODE

Dalam pengembangan media pembelajaran berbasis simulasi ini disamping memerlukan alat-alat pengelasan, benda kerja, camera, dan software yang memadai tentunya dalam pembuatan pengembangan ini diperlukan metode pengembangan yang bisa dijadikan acuan dalam pembuatanya.Pengembangan media pembelajaran pengelasan sambungan vertical (3G) berbasis simulasi ini dirancang dengan model pengembangan Dick and Carey. Model Dick and Carey adalah model desain pembelajaran yang dikembangkan oleh walter Dick, Lou Carey dan James O Carey.

(3)

Pada tahap ini yang akan dilakukan adalah proses pengidentifikasian tujuan umum pembelajaran dengan menggunakan analisis kebutuhan.

.Identifikasi tujuan dilakukan dengan mengkaji pokok-pokok bahasan pelajaran yang terdapat dalam silabus mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan yang telah disusun oleh SMK N 3 Singaraja.Tujuan umum dari mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan agar peserta mampu melakukan pengelasan sambungan kampuh v posisi vertical (3G).

Berdasarkan SK dan KD teridentifikasi rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Conducting Instructional

Analysis

Setelah mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran selanjutnya dilakukan analisis pemblajaran.

Pemodelan waterfall Dalam melakukan analisis instruksional beberapa langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi kompetensi berupa pengetahuan dan ketrampilan yang perlu dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Identifiying Entry Behavior,

Characteristic

Tahap selanjutnya adalah mengenali ketrampilan-ketrampilan tertentu yang harus dimiliki siswa sebelum pengajaran dimulai.Hal ini bukan berarti penyusun mendaftar semua hal yang dapat dilakukan siswa, melainkan mengenali keterampilan khusus yang harus dimiliki siswa untuk memulai pembelajaran.

Writing Performance Objectives Perumusan tujuan khusus didasarkan pda hasil analisis pembelajaran terhadap rumusan tujuan umum pembelajaran, serta identifikasi karakteristik dan kemampuan awal siswa, maka ditetapkan rumusan-rumusan tujuan khusus dengan berkonsultasi dengan guru produktif yang merupakan salah satu guru dari SMK N 3 Singaraja yang mengajar mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan.

Developing Criterion-Referenced

Test

Berdasarkan rumusan dan tujuan khusus diatas, dapat dirumuskan bentuk instrument tes penilaian

Developing Instructional Strategy kejuruan

Mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan memiliki alokasi waktu 54 jam yang sesuai dengan silabus dengan silabus yang dikembangkan oleh SMK N 3 Singaraja.

Keberhasilan penguasaan dasar kompetensi kejuruan ini akan tampak pada akhir pembelajaran

(4)

yaitu siswa mampu mengelas sambungan kampuh v posisi vertical (3G).

Developing and Selecting

Instruction

Berdasarkan pada pedoman pemilihan media maka media yang digunakan berupa media interaktif berbasis simulasi/digital. Pengembangan program media adalah bagian dari sistem pembelajaran maka dalam rancangan pembelajaran digunakan model Dick and Carey, sedangkan untuk memproduksi multimedia itu sendiri langkah-langkah yang ditempuh, dijabarkan dengan menggunakan metode waterfall

Designing and Conducting

Formative Evaluation

Dari langkah menyeleksi dan

mengembangkan bahan

pembelajaran, langkah selanjutnya

adalah merancang dan

melaksanakan evaluasi

formatif.Evaluasi formatif dilakukan untuk memperoleh data guna merevisi bahan pembelajaran yang dihasilkan agar lebih efektif.

Revising Instruction

Langkah selanjutnya yang merupakan langkah yang terakhir menurut Dick and Carey adalah langkah merevisi bahan pembelajaran. Data yang diperoleh dari tahap evaluasi formatif dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk memberikan pemecahan masalah kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran agar lebih efektif dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Uji coba kelayakan media pembelajaran ini melibatkan beberapa orang ahli diantaranya Ahli media adalah orang yang berpengalaman dalam bidang media.Dipilih sebagai subyek uji coba yang memberikan evaluasi berupa tanggapan dan masukan secara obyektif terhadap tampilan dan perancangan multimedia /media digital. Ahi materi adalah orang yang berpengalaman dalam bidang mengelas.Dipilih sebagai subyek uji coba yang memberikan evaluasi berupa tanggapan dan masukan secara obyektif terhadap ketepatan isi dan materi dalam media pembelajaran yang dibuat. Selain kedua ahli tersebut, dalam pengujian kelayakan media juga melibatkan guru mata pelajaran dasar kompetensi keahlian yang didalamnya berisi tentang mengelas sambungan kampuh v posisi vertical (3G). Sasaran yang akan ditetapkan sebagai subjek uji coba produk pengembangan media pembelajaran ini meliputi Guru mata pelajaran dasar kompetensi keahlian, siswa. Pengelasan SMK N 3 Singaraja dengan melakukantahap uji coba sebagai berikut:

Tahap yang pertama adalah uji coba perorangan (one-on-one evaluation), uji coba iini akan diwakili

oleh tiga orang siswa, Selanjutnya pengembang mengevaluasi responden secara bergantian. Kemudian dilanjutkan dengan uji coba kelompok kecil (small group evaluation) responden pada uji coba

(5)

siswa. Penentuan subjek dilakukan secara acak (random) yang akan mewakili tiga kriteria siswa yang berkemampuan baik (high), sedang

(medium) dan rendah (low), dan pada tahap yang ketiga adalah uji coba

lapangan (field evaluation) atau uji coba kelompok besar. Responden uji coba lapangan diambil dari siswa kelas XI Jurusan Teknik Pengelasan.

Untuk mengetahul kelayakan atau kevalidan dari multimedia yang dikembangkan dapat diketahui melalui hasil penilaian para ahli dengan dengan menggunakan angket. Validitas dari multimedia yang dikembangkan dapat diketahui berdasarkan table berikut.

Tabel 1. Konservasi Tingkat Pencapaian Dengan Skala 4

Tingkat

Pencapaian Kualifikasi Keterangan

75 - 100 % Sangat Baik Dapat digunakan dengan tanpa revisi 50 - 75 % Baik Dapat digunakan dengan sedikit revisi 25 - 50 % Cukup Dapat digunakan dengan banyak revisi

0 - 25 % Kurang Tidak dapat digunakan

(Dimodifikasi dari Yamasari:2010:4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian

pengembamgan ini telah dihasilkan sebuah produk media pembelajaran pada mata pelajaran posisi pengelasan vertical (3G). secaraha sedehana media yang dikembangkan terdiri dari beberapa sub bagian yang terdiri dari materi pelajaran, video tutorial pengelasan, serta soal-soal yang tercakup dalam sebuat layout media pembelajaran. Berikut disajikan sdikit penjelsan tampilan dari media yang telah dikembangkan.

Setelah siswa membuka media pembelajaran ini, siswa akan ditampilkan sebuah tampilan awal

yang terlihat seperti Gambar 1 berikut:

(6)

Dalam tampilan ini siswa akan diberikan sebuah tombol untuk menginstruksikan lanjut ke halaman selanjutnya. Di halaman selanjutnya siswa kembali diberikan beberapa pilihan diantaranya materi, video tutorial pengelasan, serta soal-soal uji pemahaman. Tampilannya dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Tampilan Menu Utama Pada halaman ini jika siswa mengklik tombol video siswa akan dihadapkan dengan video tutorial pengelasan, dalam video siswa akan diberikan ilustrasi serta tata cara untuk melakukan persiapan pengelasan hingga tahap ahkir pengelasan. Sedangkan pada menu materi siswa akan dihadapkan kumpulan materi mengenai tehnik dasar pengelasan, serta alat keselamatan kerja. Jika siswa telah mengerti mengenai tehnik pengelasan vertical (3G) siswa dapat menguji pemahamanya dengan mengklik tombol lanjut. Tampilannya dapat diperhatikan pada Gambar 3,4,5 berikut.

Gambar 3. Materi Pembelajaran

Gambar 4. Soal Uji Pemahaman

Gambar 5. Video Tutorial

Dengan desain tampilan media pembelajaran yang telah dijelaskan, siswa diharapkan mampu membantu siswa dalam mempermudah memahami materi pembelajaran, khusunya materi pengelasan vertical (3G). Rangkuman validitas dari media pembelajaran materi pengelasan vertical (3G) dapat dihitung sesuai dengan table 1, sehingga hasil dari validitas media oleh ahli media pembelajaran dapat dilihat pada table

(7)

2. Selain penilaian dari ahli media, validitas media pembelajaran juga diukur oleh ahli materi pembelajaran, dimana hasil dari materi pembelajaran dapat diperhatikan pada tabel 3.

Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji validitas media pembelajaran oleh ahli materi

Skor Total Ahli I 49

Skor Total Ahli II 49

Rata-Rata skor Total 49

Kriteria Sangat Baik

Tabel 3. Rangkuman Hasil Validitas Media Oleh Ahli Materi pembelajaran

Skor Total Ahli I 31

Skor Total Ahli II 37

Rata-Rata skor Total 34

Kriteria Sangat Baik

Selain penilaian dari ahli, Siswa juga memiliki peranan dalam menguji validitas media pembelajaran, yang dibedakan menjadi dua tahapan. Dimana di tahap pertama diuji oleh siswa sebanyak 3 orang, kemuadian diujikan kembali pada siswa dengan jumlah yang lebih besar yaitu 30 orang siswa. Dalam uji coba terbatas yang ditujukan pada 3 orang siswa diperoleh rata-rata nilai sebesar 84,02% dengan kriteria yang sangat baik, sedangkan uji coba pada kelompok besar dipeoleh rata-rata skor sebesar 81,45% dengan kriteria yang Sangat Baik.

Berdasarkal hasil yang disajikan diatas, diperoleh bahwa media pembelajaran materi pengelasan vertical (3G) telah memiliki kreteria yang valid, dan layak digunakan untuk membantu siswa dalamproses pembelajaran.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Hasil penelitianini menghasilkan produk pengembangan media pembelajaran proses pengelasan

(8)

sambungan vertical (3G) berbasis media digital.

2. Pengembangan media pembelajaran proses pengelasan sambungan vertical (3G) berbasis media digital telah melewati tahapan pengembangan yaitu analisis kebutuhan, desain produk, desain media, revisi media, revisi produk, validasi, uji coba produk, serta revisi produk akhir.

3. Media pembelajaran proses pengelasan sambungan vertical (3G) berbasis media digital ini dalam aspek kelayakan isi yaitu 90,00% sehingga termasuk ke dalam criteria sangat baik sehingga layak digunakan dalam pembelajaran.

Guru dan Pengguna disarankan dapat menggunakan media pembelajaran proses pengelasan sambungan vertical (3G) berbasis media digital ini sebagai salah satu alat untuk menunjang pembelajaran, baik di dalam kelas maupun diluar jam pelajaran atau dapat dimanfaatkan untuk belajar secara mandiri, serta dapat melatih pemahaman tentang materi yang telah di pelajarinya disekolah, dengan mencoba menjawab soal latihan yang sudah di sediakan dalam media pelajaran materi pengelasan vertical (3G).

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. 2008. Learning to

Teach Belajar untuk Mengajar. (Edisi Ketujuh/ Buku Dua).

Terjemahan Helly Pajitno Soetjipto & Sri Mulyantini

Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Limau, 2011 Penerapan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran teknik las MIG/MAG terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa

kelas X di SMK

Muhammadiyah 1 Bantul.

e-Journal Teknik Mesin

Universitas Negeri Yogyakarta

2(1). 18-34. Tersedia pada

http://www.UNY.ac.id. Diakses pada 14 Desember 2016.

Shabri, H. A. 2005. Strategi belajar

mengajar micro teaching.

Jakarta: Quantum Teaching. Sudjana, N. 2005. Penilaian hasil

proses belajar mengajar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sukaini, 2013. Teknik Las Shielded

Metal Arc Welding (SMAW).

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Suparmanto, 2016. Penerapan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem

solving) untuk meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas XI teknik pemesinan 3. e-Journal Teknik

Mesin Universitas Negeri Yogyakarta 10(6). 78-102.

Tersedia pada

http://www.UNY.ac.id. Diakses pada 20 Desember 2016.

(9)

Ulfa, 2015 Penerapan model pembelajaran langsung (direct

instruction) berbasis ICT

terhadap kemampuan memecahkan masalah pada mata pelajaran teknik pengelasan. e-Journal Teknik

Mesin Universitas Negeri Yogyakarta 3(1). 1-10. Tersedia

pada http://www.UNY.ac.id. Diakses pada 5 Desember 2016.

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Wiryosumarto, H., & Okumura, T. 2008. Teknologi Pengelasan

Logam. Jakarta: Pradnya Paramita.

Sigit Prasetyo (2007:11) format sajian multimedia pemblajaran dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok.

(Hallas and Marvell 1973).

Ada tiga jenis format animasi menurut Dina Utami (2007;1)

Konsep dari animasi menurut Novian Wahyu S (2005: 21)

Udin Syaefudin Sa’ud (2005: 129) simulasi adalah sebuah replica atau visualisasi dari prilaku sebuah system

Sri Anitah, W. DKK (2007:5.22) metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok.

Gambar

Tabel 1. Konservasi Tingkat Pencapaian Dengan Skala 4
Gambar 3. Materi Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji validasi dan uji coba kelayakan produk dengan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

Hasil angket yang diberikan kepada dosen ahli media sebagai evaluator menyatakan kelayakan Video pembelajaran sebagai media pembelajaran dinyatakan dengan pernyataan

Berdasarkan hasil uji kelayakan dan pengujian tersebut maka dapat disimpulkan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang dikembangkan sangat baik dan dan layak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya Hubungan kemandirian belajar dan hasil belajar mata pelajaran teknik pengelasan dengan minat berwirausaha kelas XI

Berdasarkan data yang diperoleh dan pengujian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan: 1) Secara keseluruhan hasil penilaian tingkat kelayakan media pembelajaran

Berdasarkan validasi produk diperoleh kelayakan media dari ahli materi dengan persentasi sebesar 85,15%, ahli media diperoleh persentasi sebesar 96%, ahli bahasa diperoleh presentasi

Pada uji kelayakan, hasil uji kelayakan materi yang telah dilakukan diperoleh nilai 4,4375 yang terkategori sangat layak, hasil uji kelayakan media yang telah dilakukan diperoleh nilai

Hasil Penelitian Adapun hasil angket siswa berdasarkan hasil pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis video tutorial berdasarkan angket yang disebarkan pada siswa kelas X