• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG

(2)
(3)
(4)

ditunjukkan untuk mencapai penentuan harga yang efisien. Tujuan kebijakan harga oleh mencakup tindakan-tindakan yang perlu agar pasar bekerja lebih baik, termasuk memperbaiki arus informasi atau mengurangi unsur-unsur monopoli dan batasan-batasan dalam masukknya perusahaan-perusahaan baru dalam pasar.

(5)

kerja, dalam dunia penidikan pun kedua ini kerap kali digunakan. Namun selalu terjadi perbedaan pandangan, mana yang lebih diprioritaskan antara reward denganpunishment ,Reward artinya ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan. Dalam konsep manajemen, reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi para pegawai.

(6)

reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

(7)

keduanya berlawanan, tetapi pada hakekatnya sama-sama bertujuan agar seseorang menjadi lebih baik, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam bekerja.

B. Rumusan Masalah

(8)

1. Apa pengertian manajemen pelayanan public dan manajemen pelayanan swasta/bisnis ?

2. Bagaimana cara penentuan harga pelayanan sector public dan swasta ?

3. Apa saja pelayanan public yang dapat dijual ?

(9)

7. Bagaimana konsep dan aplikasi system reward dan punishment di sektor public ?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuannya adalah sebagai berikut :

(10)

2. Dapat memahami penentuan harga pelayanan sector public dan swasta. 3. Dapat memahami pelayanan public yang dapat dijual.

4. Dapat memahami dasar pembebanan tarif pelayanan sector swasta. 5. Dapat memahami dasar pembebanan tarif pelayanan sector public. 6. Dapat memahami reward dan punishment.

(11)

Manfaat pembuatan makalah ini adalah :

1. Diharapkan mampu merubah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai manajemen pelayanan sector public dan sector swasta & Sistem reward dan punishment sector public dan sector swasta

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

PEMBAHASAN

A. MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK DAN MANAJEMEN PELAYANAN SWASTA/BISNIS

(17)

segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang –undang. Fungi pelayanan publik adalah salah satu fungsi fundamental yang harus diemban pemerntah di tingkat pusat maupun daerah.

(18)

Menurut Barata (2003) penyedia layanan atau service provider adalah pihak yang dapat memberikan suatau layanan tertentu kepada konsumen, beruapa layanan dalambentuk penyediaan dan penyerahan barang (goods) maupun jasa-jasa (service).penerima layanan adalah pelanggan (consumer) yang menerima layanan dari penyedia layanan.

(19)

1. Pelanggan internal adalah orang-orang yang terlibat dalam proses penyediaan jasa atau proses produksi barang, sejak dari perncanaan, pencitraan jasa atau pembuatan barang sampai dengan pemasaran barang, penjualan dan pengadministrasiannya.

(20)

Namun demikian terdapat persamaan di antara keduanya, yaitu:

a) Keduanya berusaha memenuhi harapan pelanggan dan mendapakan kepercayaannya.

b) Kepercayaan pelanggan adalah jaminan atas kelangsungan hidup organisasi. Karakteristik khusus dari pelayanan publik yang membedakannya dari pelayanan swasta

(21)

a) Sebagian besar layanan pemerintah berupa jasa, barang tak nyata, misalnya perizinan, sertifikat, peraturan, informasi keamanan, kerertiban, kebersihan, transportasi dan sebagainya.

b) Selalu terkait dengan jenis pelayanan-pelayanan yang lain, dan membentuk sebuah jalinan sistem pelayanan yang berskala regional atau bahkan nasional

(22)

utamakan pelanggan eksternal lebih dari pelanggan internal, namaun situasi nyata dalam hal hubungan antar lembaga pemerintah sering memojokkan petugas pelayanan agar mendahulukan pelanggan internal.

d) Efesiensi dan efektifitas pelayanan akan meningkat seiring dengan peningkatan mutu pelayanan, semakin tinggi mutu pelayanan bagi masyarakat semaki tinggi pula peran serta masyarakat dalam kegiatan pelayanan.

(23)

f) Tujuan akhir dari pelayanan publik adalah terciptanya tatatan kehidupan masyarakat yang berdaya untuk mengurus persoalannya masing-masing.

(24)

dari segi consumption adalah barang konsumsi merupakan barang atau jasa yang dapat diperguanakan secara bersama-sama atau kolektif oleh banyak orang tanpa ada pengurangan kualitas maupaun kuantitasnya.

1. Barang Privat

(25)
(26)

3. Barang semi publik

Barang dan jasa jenis ini umumnya digunakan secara bersama-sama namun si pengguna harus membayar dan merekea yang tidak dapat/ mau membayar dapat dengan mudah dicegah dari kemungkinan menikmati abarang tersbut. Semakin sulit atau mahal mencegah seorang konsumen potensial dari pemanfaatan toll goods semakin serupa barang tersebut dengan ciri barang publik. Contoh : jalan tol dan jembatan timbang.

(27)

Barang dan jasa ini umunya digunakan secara bersama-sama dan tidak mungkin mencegah siapa pun untuk menggunakannya, sehingga masyarakat ( pengguna ) pada umumnya tidak bersedia membayar berapa pun tanpa dipaksa untuk memperoleh barang misalnya jalan raya dan taman.

(28)

maupun swasta. Khusus untuk penyediaan jenis barang publik haruslah oleh pemerintah.

Dalam keputusan Menpan nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik, pengelompokan pelayanan publik secara garis besar adalah :

(29)

c. Pelayanan jasa

(30)
(31)
(32)
(33)

4. Sektor swasta berorientasi pada keadilan pasar ( equity of market ). Keadilan pasar berarti adanya kesempatan yang sama untuk masuk pasar. Sektor swasta berkepentingan untuk menghilangkan hambatan dalam memasuki pasar. Keadilan pasar akan terjadi apabila terdapat kompetisi yang adil dalam pasar sempurna, yaitu dengan tidak adanya monopoli dan monopsoni.

(34)

keadilan dan kesejahteraan sosial. Sektor publik dihadapkan pada permasalahan keadilan distribusi, kesejahteraan sosial, sedangkan sektor swasta tidak dibebani tanggung jawab untuk melakukan keadilan distributive seperti itu.

(35)
(36)

B. PENENTUAN HARGA PELAYANAN PUBLIK

(37)

a) Berapa jumlah barang publik yang harus disediakan ; dan

b) Bagaimana implikasinya terhadap distribusi biaya yang akan menjadi tanggung jawab para individu.

(38)

perubahan kebijakan harga barang atau jasa publik, contohnya kondisi pasar,ekonomi, politik dan lain-lain.

Dalam menentukan harga pelayanan publik, pemerintah mempertimbangkan beberapa tujuan terkait dengan penyediaan barang atau jasa. Tujuan tersebut antara lain :

(39)

b) Dijual dengan tingkat harga tertentu yang berbeda dengan harga pasar; c) Diberikan secara gratis kepada para konsumennya.

(40)

Dengan kata lain, contoh tersebut menggambarkan kondisi yang tidak efisien bagi penyediaan barang dan jasa oleh pemerintah.

(41)
(42)

pemerintah penyediaan barang utilitas publik akan tetap berjalan tanpa mengalami kerugian.

(43)

profit. Pada konsumen tidak terlalu dibebankan tingkat harga yang terlalu tinggi, tetapi produsen masih dapat melakukan perluasan usaha untuk menambah investasinya.

(44)

oleh perusahaan-perusahaan tersebut, mengingat tugas pemerintah dalam pnyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

C. PELAYANAN PUBLIK YANG DAPAT DIJUAL

(45)
(46)

 Pendidikan  Jalan tol  Irigasi

 Jasa pemadam kebakaran  Pelayanan kesehatan

(47)

Dalam membebankan tarif pelayanan publik Mardiasmo (2009) juga menyatakan beberapa alasannya, seperti:

1. Adanya barang privat versus barang publik

(48)

Barang publik adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang mamfaat barang dan jasa tersebut dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama. Hal yang menjadi masalah adalah bagaimana membedakan barang publik dengan barang privat, ini dikarenakan hal berikut :

(49)

Terdapat barang dan jasa yang merupakan barang atau jasa publik, tetapi dalam penggunaannya tidak dapat dihindari keterlibatannya beberapa elemen pembebanan langsung, seperti pelayanan medis, tarif obat, tarif air.  Terdapat kecenderungan untuk membebankan tarif pelayanan daripada membebankan pajak karena pembebanan tariff lebih mudah pengumpulannya.

(50)

 Identifikasi barang atau jasa yang menjadi kebutuhan masyarakat

 Siapa yang berkompeten untuk menyediakan kebutuhan publik tersebut  Dapatkah penyediaan pelayanan publik tertentu diserahkan kepada sector swasta dan pihak ketiga

(51)

2. Efesiensi ekonomi

Ketika setiap individu bebas menentukan banyaknya barang dan jasa yang mereka ingin konsumsi, mekanisme harga memiliki peran penting dalam mengalokasikan sumber daya melalui :

(52)

 Pemberian Insentif untuk menghindari pemborosan;

 Pemberian insentif kepada pemasok berkaitan dengan skala produksi

 Penyediaan sumber daya pada supplier untuk mempertahankan dan meningkatkan persediaan jasa.

3. Prinsip keuntungan

(53)

berdasarkan prinsip bahwa yang tidak menikmati mamfaat tidak perlu membayar. Jadi pembebanan hanya dikenakan kepada masyarakat atau mereka yang di untungkan kepada pelayanan tersebut.

D. DASAR PEMBEBANAN TARIF PELAYANAN SEKTOR SWASTA.

(54)

a) Faktor Internal perusahaan meliputi : 1) Tujuan pemasaran perusahaan

Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan.

2) Strategi bauran pemasaran

(55)

3) Biaya

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian.

b) Faktor eksternal perusahaan meliputi : 1) Sifat pasar dan permintaan;

(56)

2) Persaingan;

Kebebasan perusahaaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang berbeda-beda. Berdasarkan bentuk persaingannya, empat jenis pasar antara lain ;

 Pasar persaingan murni (pure competition)

(57)

E. DASAR PEMBEBANAN TARIF PELAYANAN PUBLIK

(58)

BUMN akan memberikan tariff pelayanan publik yang diwujudkan dalam bentuk retribusi, pajak dan pembebanan tarif jasa langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik.

(59)

pada pajak yang dibayarkan secara berkala. Kesulitan berikutnya adalah terdpa tanggapan bahwa dlam suatu siste ekonomi campuran, barang privat lebih baik disediakan oleh pihak swasta da barang publik diberikan secara kolektif oleh pemerintah yang dibayai oleh pajak.

Dalam strategi harga terdapat beberapa alternatif untuk menentukan harga yaitu:

(60)

biaya overhead atau biaya infrastruktur dan variable charge yang didasarkan atas besarnya konsumsi.

(61)

3) Full cost recovery. Harga pelayanan didasarkan pada biaya penuh atau biaya total untuk menghasilkan pelayanan. Penetapan harga berdasarkan biaya penuh atas pelayanan publik perlu mempertimbangkan keadilan (equity) dan kemampuan public untuk membayar.

(62)
(63)

Digunakan marginal cost pricing atau tidak, yang jelas harus ada kebijakan yang jelas mengenai harga pelayanan yang mampu menunjukkan biaya secara akurat dan mampu mengidentifikasi skala subsidi publik.

(64)

merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama yaitu: Ekonomi, Efesiensi, dan Efektivitas.

(65)

perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan (Efisiensi/tepat sasaran).

(66)

SISTEM REWARD DAN PUNISHMENT : SEBUAH PERBANDINGAN ANTARA SEKTOR PUBLIK DAN BISNIS

(67)

satu alat untuk peningkatan motivasi para pegawai. Metode ini bisa menstimulus tim untuk melakukan suatu perbuatan yang positif secara berulang-ulang.

(68)

1. Direct financial reward, seperti peningkatan gaji, bonus, komisi, contest,

insensif dan lainnya.

2. Career advancement, sepertiteritori yang luas, pelanggan ukuran besar,

promosi jabatan dan lainnya.

(69)

Bentuk dan metode reward , beberapa metode dapat membantu menejemen didalam mendesain perencanaan reward yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Namun dalam membangun sebuah program reward bukanlah bersifat keilmuan tetapi diperlukan seni dari seorang manajer dalam upaya mencapai tujuan dan target yang di harapkan.

(70)
(71)

Reward yang disebut positive incentive adalah outcome yng meningkatkan kepuasan dari kebutuhan individu (Anthony dan Govindarajan, 2007 : 513). Reward ini dapat berupa pembayaran dalam bentuk moneter, nonmoneter, dan psikologi yang diberikan oleh organisasi untuk karyawannya.

(72)

merupakan cara efektif dan memiliki metode kompleks untuk suppressing atau mengeliminasi perilaku tetapi punishment ini tidak direkomendasikan pengaplikasiannya.

 Teori pengharapan (expectancy teory)

(73)

a. Harapan mengenai hubungan antara usaha dan kinerja, penambahan usaha akan meningkatkan kinerja. (unsure expectancy)

b. Persepsi hubungan antara kinerja dan hasil, dan kinerja dan hasil, dan kinerja yang baik akan memunculkan hadiah atau outcome atu reward. (unsure instrumentality)

(74)

Motivasi individu paling lemah saat individu tersebut mempercayai diberikan karena pencapaian yang ditargetkan bagi diri sendiri terlalu sulit.

Hasil Kerja Reward

(75)

 Teori penguatan

(76)

organisasi. Ada 4 konsekuensi tindakan (Gudono, 2009 : 66 – 67), adalah sebagai berikut :

a. Positive reinforcement yaitu bersifat memperkuat perilaku, dimana dilakukan dengan menimbulkan konsekuensi yang disukai pelaku.

(77)

c. Hukuman (punishment) yaitu bersifat melemahkan perilaku tertentu, dimana dilakukan dengan memberikan konsekuensi yang tidak nyaman bagi perilaku. d. Extinction yaitu bersifat melemahkan perilaku tertentu, dimana dilakukan dengan cara “mengabaikan” tindakan pelaku sehingga dia tidak mengulanginnya lagi.

(78)

Teori keagenan adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent (Anthony dan Govindarajan 2007 : 530). Principal memperkerjakan agent untuk bertindak sesuai dengan kepentingan principal, namun prinsipal dan agent mempunyai perbedaan preferensi dan tujuan.

(79)

B. Konsep dan aplikasi system reward dan punishment di sektor publik.

Reward dan punishment merupakan salah satu system kompensasi dan insentif yang baik untuk memotivasi agent agar bekerja atas kepentingan terbaik principal.

(80)

Perbedaan karakteristik organisasi sektor public dengan bisnis dalam hal tujuan organisasi, sifat output, hubungan antara input dan output, operasi berdasarkan market forces, dan hubungan dengan kepuasan pelanggan menyebabkan adanya perbedaan dalam system pengukuran kinerja. 2. Perbedaan system pengukuran kinerja.

(81)

yang digunakan sebagai alat pengendalian dan tolak ukur kinerja.Teknik pengukuran kinerja yang komprehensif dan banyak dipakai dan dikembangkan di berbagai organisasi organisasi adalah balanced scorecard (BSC) yang dibuat untuk organisasi sektor bisnis. Empat perspektif indikator keberhasilan untuk adaptasi metedologi BSC (Gordon Roberton 2002 dalam Mahsun 2003 : 3-4) sebagai berikut :

(82)

c. Perspektif proses internal.

d. Perspektif inovasi dan pembelajaran. 3. Perbedaan indikator kinerja

Tujuan dan indikator kinerja yang digunakan dlam BSC organisasi sektor bisnis, dalam Hansen dan Mowen (2009 : 372, 373, 378, 379), adalah sebagai berikut.

(83)

Perspektif ini mempunyai tujuan kinerja seperti pertumbuhan pendapatan, penurunan biaya, dan penggunaan asset.

b. Perspektif pelanggan.

Perspektif ini bertujuan untuk peningkatan pangsa pasar, peningkatan retensi pelanggan, peningkatan akuisisi pelanggan, peningkatan kepuasan pelanggan, dan peningkatan profitabilitas pelanggan.

(84)

Perspektif ini mempunyai indikator kinerja seperti peningkatan jumlah produk, peningkatan produk yang dimiliki, penurunan waktu pengembangan produk baru, peningkatan kualitas proses, peningkatan efisiensi proses, penurunan waktu pemrosesan, peningkatan kualitas pelayanan, peningkatan efisiensi pelayanan, dan penurunan waktu pelayanan.

(85)

Perspektif ini mempunyai indikator kinerja seperti peningkatan kualitas karyawan, peningkatan motivasi dan pelibatan, dan peningkatan system informasi.

(86)

3.1 Kesimpulan

(87)

sering kali juga hal ini merupakan hasil suatu pemahaman yang kurang mengenai peran harga dan keberadaan alternative mekanisme penetapan harga.

(88)
(89)

Reward dan punishment merupakan salah satu system kompensasi dan insentif yang baik untuk memotivasi agar bekerja atas kepentingan terbaik principal. Perbedaan jumlah reward, yang mungkin diikuti jumlah punishment yang diterima pekerja diorganisasi sector public dan bisnis terlihat dari perbedaan penawaran gaji pekerja sector public. Reward diterima pekerjaan sector public, kejelasan pengukuran dan budaya organisasi akan mempengaruhi perbedaan reward yang diberikan.

(90)

Adapun saran dari pembahasan dalam makalah ini adalah :

1. Diharapkan penyusunan dari manajemen pelayanan sector public dan sector swasta & reward dan punishment : sebagai perbandingan system sector public dan swasta dapat teralokasikan dengan baik.

(91)
(92)
(93)
(94)
(95)

DAFTAR PUSTAKA

(96)

Savas, F. S. 1987. Privatization- The Key to Better Government. Chatman House

(97)

Stewart, John., dan Stewart ranson. 1998. “Management in the Publik Domain”. Publik

Money and Management, Vol. 89, Musim Panas.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan naskah iklan radio, dapat disimpulkan bahwa iklan radio yang akan dipaparkan berisi ajakan untuk menggunakan Segar Wangi, pengharum ruangan yang bisa menghilangkan

Peserta diberikan pelatihan pemahaman dan pengetahuan pengelolaan keuangan secara komputerisasi dan pembuatan laporan keuangan yang baik serta kiat- kiat dalam mengelola

Dari hasil pelaksanaan praktik mengajar disekolah latihan, praktikan. mempunyai simpulan bahwa tugas seorang guru (praktikan)

Perkembangan sosial adalah suatu proses pencapaian kematangan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sedangkan Perkembangan emosi adalah

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2014) terdapat pengaruh positif penguasaan operasi hitung bentuk aljabar dan persamaan kuadrat terhadap

Gambaran ekspresi CAFs yang terpulas PGP9.5 dengan low expression ter- dapat pada adenokarsinoma kolorektal dengan derajat histopatologi lebih rendah dibandingkan

Tugas seorang guru yang profesional tidak hanya dituntut untuk memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas mengajar, mendidik, dan melatih peserta didik saja melainkan

Pada kelainan unilateral dengan pendengaran normal dari telinga sisi lain, rekonstruksi telinga tengah tidak dianjurkan, tetapi bila terjadi gangguan pendengaran