• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 092011007 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 092011007 BAB III"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Bab Tiga

Distrik Nabire Barat dan Transmigran

Pengantar

Perkembangan dan pertumbuhan penduduk distrik Nabire Barat cukup pesat bila dibandingkan dengan distrik lain yang ada di Kabupaten Nabire. Dengan pertumbuhan dan perkembangan itulah membuat distrik Nabire Barat menjadi salah satu wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Nabire, sekaligus mempo-sisikan transmigran Jawa sebagai mayoritas di antara migran lainnya. Hal ini disebabkan karena program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah sejak awal adalah selain mengurangi jumlah pengang-guran juga untuk menpengang-gurangi kepadatan penduduk di pulau Jawa, sehingga pada waktu itu banyak orang Jawa yang dikirim ke luar Jawa untuk bekerja dan membuka hutan, dan salah satu daerah transmigrasi yang dituju adalah Nabire.

(2)

berbeda-beda, baik transmigran dari Jawa maupun transmigran Lokal (Papua dan NTT ). Dari lima Kampung yang berada di distrik Nabire Barat dengan jumlah penduduk yang berbeda-beda, hanya tiga kampung yang menjadi lokasi pemukiman dan penempatan transmigasi dari Jawa maupun lokal. Penyebaran penduduknya pun tidak merata di antara tiga UPT tersebut. Perbedaaan penempatan transmigran dari tiga Unit Pemukiman Transmigrasi terlihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 1

Jumlah Penempatan Transmigran awal di Tiga (UPT) Unit Pemukiman Transmigrasi SP 1. 2 dan SP 3 di Distrik Nabire Barat

dari Tahun 1981 sampai 1984

UPT

JATENG DIY JATIM PAPUA Jumlah KK JW KK JW KK JW KK JW KK JW SP. 1 93 355 45 182 197 769 160 737 495 2.043 SP. 3 143 587 - - 77 274 - - 220 861 SP.2 254 1.040 77 259 121 478 48 218 500 1.995

Jumlah 1.215 4.899

Sumber: Dinas Pemukiman Penduduk. Kab. Nabire 2003.

Tabel 2

Komposisi Jumlah Jiwa per KK dari M asing-masing Transmigran

DAERAH KK JIWA Jumlah Jiwa Per KK

JATENG 490 1.982 4,04

DIY 122 441 3,6

JATIM 395 1.521 3,9

PAPUA 208 955 4,6

(3)

Tabel 3

Jumlah Transmigran Awal berdasarkan Daerah Asal pada Tahun 1981 sampai 1984 di Distrik Nabire Barat

Daerah Asal Tersebar di tiga Unit Pemukiman Transmigrasi / SP

KK JIWA JATENG Jumlah Keseluruhan KK dan Jiwa 490 1.982 DIY Jumlah Keseluruhan KK dan Jiwa 122 441 JATIM Jumlah Keseluruhan KK dan Jiwa 395 1.521 PAPUA Jumlah Keseluruhan KK dan Jiwa 208 955

Jumlah 1.215 4.899

Sumber: Dinas Pemukiman Penduduk. Kab. Nabire 2003

Tabel 4

Jumlah Transmigran Awal berdasarkan Jenis Kelamin di SP 1, 2, dan 3 di Distrik Nabire Barat Tahun 1981 sampai 1984

UPT Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Wanita KK JIWA

SP. 1 1.073 970 495 2.043

SP. 2 1.044 951 500 1.995

SP. 3 454 407 220 861

Jumlah 2. 571 2. 328 1.215 4.899

Sumber: Dinas Pemukiman Penduduk. Kab. Nabire 2003

(4)

menyeluruh, sehingga penempatan transmigrasi pun dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kesiapan lokasi.

Pada tahun 1981 dan 1982 dimulai dengan penempatan transmi-grasi pertama di Satuan Pemukiman Dua (SP 2) dengan jumlah sekitar 1.995 jiwa atau 500 Kepala Keluarga (KK) bersamaan dengan transmi-gran lokal (Papua dan NTT), namun jumlahnya masih sedikit diban-dingkan dari Jawa, yaitu sebanyak 218 jiwa atau 48 KK. Karena lokasi SP 2 merupakan lokasi yang pertama jadi sudah selesai dikerjakan dan siap untuk ditempati, sambil menyiapkan lokasi SP 1 dan SP 3. W aktu itu transmigrasi yang sudah datang dan rumahnya belum jadi terpaksa numpang pada keluarga yang rumahnya sudah jadi terutama di SP 2. Kemudian pada tahun 1982 dan 1983, SP1 dan SP3 sudah siap untuk ditempati sekalipun belum secara maksimal seperti yang diharapkan. M asing-masing satuan pemukiman dengan jumlah yang berbeda pula, SP.1 dengan jumlah 2.043 Jiwa (495 KK) yang terbagi translokal Papua dan NTT berjumlah 160 KK (737 jiwa), sedangkan SP 3 dengan jumlah transmigran 220 KK (861 jiwa). Jumlah keseluruhan transmigran di Distrik Nabire Barat pada awal transmigrasi dari tahun 1982 sampai dengan 1986 sekitar 5.000 jiwa atau sekitar 1.482 KK yang tersebar pada tiga satuan pemukiman dari SP1 sampai SP3, dengan jumlah perbandingan antara laki dan perempuan hampir merata di tiga satuan pemukiman. Jumlah terbanyak berada di SP 1 dan SP 2, sehingga pada dua satuan pemukiman ini mempunyai jumlah penduduk yang berbeda dengan Satuan Pemukiman Tiga.

(5)

Barat). Selain itu dilengkapi pula dengan satu mesin penggilingan padi yang mampu mengiling 3 ton gabah dalam satu hari. Untuk SP.3 mayoritas petani jeruk manis, dengan luas lahan sekitar 2.100 hektar, dan yang sudah ditanami sebanyak 911, 25 hektar. Selain itu jeruk manis juga sangat terkenal sampai ke luar daerah, dan bernilai ekonomis sehingga memposisikan jeruk manis sebagai salah satu oleh-oleh utama bagi pelancong dari luar Nabire. Dengan kondisi pola pertanian yang berbeda di tiga satuan pemukiman tersebut membuat lebih banyak migran, khususnya translokal Papua dan NTT lebih memilih berdomilisi di SP.I dan SP.2 daripada di SP 3, seperti terlihat pada Tabel 1 kolom SP. 3 tidak ada translokal Papua dan NTT.

Tabel 5

Penempatan Transmigran Swakarsa (spontan) M andiri di Distrik Nabire Barat Tahun 1993 sampai 1996

UPT 1993/ 1994 1994/1995 1995/1996 KK JW L P KK J L P KK J L P Kalibumi 140 570 304 266 110 491 280 211 - - - - Waroki - - - - 90 364 203 161 90 379 191 188 Wadio - - - - - - - - 100 361 202 159 Jumlah 140 570 304 266 200 855 483 372 190 740 393 347

Sumber: Dinas Pemukiman Penduduk Kab. Nabire 2003

(6)

penduduk 180 KK (743 jiwa). Kehadiran transmigran swakarsa atau spontan ini memberikan warna tersendiri dalam kegiatan ekonomi di daerah transmigrasi atau pemukiman. Kelompok migran ini pada umumnya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik, dan bergerak di semua peluang kegiatan ekonomi, sehingga kelompok migran ini cepat memberikan perubahan secara ekonomi maupun sosial. Secara ekonomi kelompok ini mampu membuktikan dan merangsang pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah trans-migrasi, sedangkan secara sosial akan memberikan perubahan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.

Aspek positif yang lain dari kehadiran migran spontan dan berbaur akan menjadi motivator dalam kehidupan di daerah trans-migrasi, sekalipun suasana kehidupan tersebut agak bernuansa per-saingan. Hal ini membuat setiap migran berpikir dan menyiapkan diri secara matang dari sisi kemampuan pengetahuan dan pengalaman untuk mengantisipasi derasnya arus kehidupan yang bermuatan ekonomis dengan tujuan akhirnya mencapai kehidupan yang lebih baik di antara yang terbaik. Harapan strandar kehidupan ini pun ada dalam benak setiap manusia yang ingin dihargai oleh orang lain. Dengan harapan ini pun mengantarkan setiap orang pada garis star untuk memulai sesuatu perjuangan yang membutuhkan waktu, proses dan strategi.

Tabel 6

Komposisi Penduduk di Distrik Nabire Barat 2010

Kampung Papua Non Papua Non Papua Per Papua

BumiRaya 718 2.415 3,36

Kalisemen 955 2.871 3,00

Wadio 117 1.514 12,94

Waroki 972 150 0,15

Gerbang Sadu 398 591 1,48

jumlah 3.160 7.541 2,39

(7)

Distrik Nabire Barat merupakan salah satu distrik di Kabupaten Nabire dengan jumlah penduduk terbanyak dibandingkan dengan distrik lain yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Nabire. Distrik Nabire Barat mempunyai lima kampung. M asing-masing kampung dengan jumlah penduduk berbeda-beda, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan hidup berbaur dengan penduduk lokal. Jumlah penduduk masing-masing kampung tersebut sesuai dengan data Distrik Nabire Barat (Distrik Nabire Barat dalam Angka 2011) merincikan jumlah penduduk dari masing-masing kampung di- mulai dari Kampung W adio atau SP 3 dengan jumlah penduduk 1.631 jiwa yang mayoritas adalah transmigran luar Papua; Kampung Gerbang Sadu jumlah penduduknya 988 jiwa; Kampung W aroki jumlah pendu-duknya 1.122 jiwa. Papua lebih banyak dibandingkan migran luar, posisi kampung W aroki berada di pingir pantai atau pesisir dengan fokus pertanian Kakao dan Bobo. Kampung SP 1 Bumi Raya jumlah penduduknya 3.133 jiwa, lebih banyak migran luar terutama Jawa, sedangkan Kampung Kalisemen SP 2 jumlah penduduknya 3.826 jiwa juga migran jawa lebih banyak, sehingga jumlah keseluruhan pendu-duk dari lima kampung tersebut adalah 10.701 jiwa. Dari jumlah ini penduduk asli Papua sebanyak 3.160 jiwa yang terdiri dari Papua Pantai yaitu Serui, Biak, M erauke, Nabire dan Jayapura, sedangkan dari Papua gunung yaitu W amena, Intan Jaya, Paniai. Untuk migran luar Papua berjumlah 7.541 jiwa, mayoritas Jawa, dan migran lainnya adalah Bugis M akasssar, Ternate, Batak, Jawa, M anado, Toraja, Kalimantan, Ambon dan Cina. Beberapa etnis migran ini tidak terdata secara khusus namun termasuk dalam perhitungan migran luar.

(8)

cukup baik, karena keberadaan salah satu Lembaga Pendidikan SM A Plus dan Kelas PGSD FKIP UNCEN yang turut menambah daya tarik dan melengkapi aktivitas masyarakat di Distrik Nabire Barat.

Tabel 7

Banyaknya Tempat I badah di Distrik Nabire Barat Tahun 2012

Kampung Mesjid Surau/

Sumber: Distrik Nabire Barat dalam Angka 2013

(9)

Pada tabel ini juga menginformasikan tentang jumlah dan penyebaran tempat ibadah di wilayah Distrik Nabire Barat, sebagai-mana masjid berada di urutan teratas dengan jumlah tempat ibadah 31 buah, yaitu yang berskala masjid sebanyak 5 buah, berada di antara tiga kampung yaitu Bumi Raya, W adio, dan Kalisemen. Ketiga kampung ini merupakan daerah transmigrasi. Kemudian yang berskala Surau atau Langgar berjumlah 26 buah, juga lebih banyak berada di tiga kampung tersebut. Dengan jumlah masjid dan surau atau langgar tersebut mengindikasikan bahwa jumlah penduduk yang beragama Islam lebih banyak, terutama yang berasal dari Jawa, dan sebagian lain adalah Bugis M akassar dan Ternate. Gereja berada pada urutan kedua dengan jumlah tempat ibadah sebanyak 21 buah, yang terbagi di antaranya, kristen protestan sebanyak 17 gereja, terbagi merata di lima kampung di Distrik Nabire Barat, sedangkan jumlah yang terbanyak berada di Kampung Kalisemen SP 2, yaitu sebanyak 6 gereja. Dengan jumlah tempat ibadah (Gereja) Kristen Protestan ini mengindikasikan jumlah penganut agama Kristen Protestan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang beragama Islam. Namun masih lebih banyak bila diban-dingkan dengan yang beragama Kristen Katolik. Penganut Kristen Protestan kebanyakan berasal dari Papua Pantai, Batak, Ambon, M anado, sebagian Jawa, NTT, dan Papua Gunung yang berada Distrik Nabire Barat.

(10)

berikut ini.

Tabel 8

Jumlah Penduduk distrik Nabire Barat menurut agama 2012

Agama Jumlah Persen * Jumlah Persen **

Islam 6277 55,76 7138 59,30

Kristen Protestan 3776 33,54 3808 31,64

Kristen Katolik 1076 9,56 962 7,99

Hindu 98 0,87 105 0,87

Budha 31 0,28 25 0,28

Jumlah 11.258 100 12.038 100

Sumber: * Diolah dari data distrik Nabire Barat 2013 ** Diolah dari data Kab. Nabire 2013

Tabel 8 ini menggunakan dua sumber informasi tentang data persentase perbandingan jumlah pemeluk agama di antara lima agama di Distrik Nabire Barat. Di antara dua sumber ini memberikan informasi yang berbeda-beda tentang jumlah pemeluk agama dari lima agama resmi yang ada di Distrik Nabire Barat. Di antara lima agama tersebut jumlah yang terbanyak pemeluknya adalah Islam dengan jumlah 6.277 pemeluk, kemudian diikuti dengan Kristen Protestan 3.776 pemeluk, dan Kristen Katolik 1.076 pemeluk. Sementara Hindu dan Budha dengan jumlah pemeluk yang sedikit, masing-masing sebanyak 98 pemeluk agama Hindu dan 31 pemeluk agama Budha.

Kesimpulan

(11)

jumlah yang tidak sama pada masing-masing SP. Cara penempatannya pun dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan lokasi pemu-kiman. Penempatannya mencakup transmigran dari Jawa maupun transmigran Lokal (Papua dan NTT). Jumlahnya pun tidak sama antara transmigran Jawa dan Papua. Transmigran Papua hanya terpusat di dua SP, yaitu SP 1 dan SP 2. Di dua satuan pemukiman ini, selain sebagai lokasi yang duluan disiapkan, tetapi juga menjadi pusat pertanian padi, dan juga menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat sekaligus pusat pemerintahan Distrik Nabire Barat.

Tahap kedua penempatan transmigran swakarsa atau spontan yang dimulai pada tahun 1993 sampai dengan 1996, tersebar di beberapa lokasi transmigrasi (Kalibumi) atau kampung yang ada di wilayah distrik Nabire Barat. Pembagiannya juga tidak merata pada masing-masing lokasi atau kampung. Kehadiran transmigran spontan dilakukan secara berbaur dengan transmigran umum. Transmigran Spontan ini lebih siap secara pengalaman dan pengetahuan sehingga kebanyakan dari transmigran tahap kedua ini lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi di luar pertanian, sekaligus merangsang dan memo-tivasi migran lain, khususnya transmigran umum untuk lebih giat bekerja dan kreatif dalam menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan di masyarakat.

(12)

Gambar

Tabel 1 Jumlah  Penempatan Transmigran awal di Tiga (UPT) Unit Pemukiman
Tabel 4 Jumlah Transmigran Awal berdasarkan Jenis Kelamin di SP 1, 2, dan  3
Tabel 5 Penempatan Transmigran Swakarsa (spontan) Mandiri
Tabel  6 Komposisi Penduduk di Distrik Nabire Barat 2010
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

keadaan dimana semua pihak yang ter-kait dalam pendi-dikan (pemerintah, Kepala Sekolah, Pendidik, Orang tua, Masyarakat) dapat dengan mudah dalam memperoleh in- formasi

Pengertian lain di sekitar upacara kematian dan tradisinya adalah kepercayaan mengenai jiwa atau roh orang mati, ikatan yang erat dari orang yang sudah meninggal

Dengan memanfaatkan fungsi kamera digitalnya Webcam untuk diambil data koordinat posisi ter tengah suatu daerah cakupan sekitar satu pixel yang ter tengah pada suatu warna dasar

kebijakan, terkait dengan program transmigrasi yang dikeluarkan. pemerintah pusat dianggap tidak berdampak positif

Semua sufi, apapun aliran tasawufnya, sepakat bahwa tasawuf menjadi disiplin ilmu yang berguna sebagai sarana penyucian jiwa dan hati manusia, sehingga ke- lak menusia

Pada gambar 3.4 peta persebaran penduduk di Kabupaten Klaten dimana terlihat bahwa Kecamatan Klaten Utara memiliki kepadatan penduduk yang cukup padat yaitu sekitar 30-40 jiwa/km

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2008, jumlah penduduk Jawa Tengah tercatat sebesar 32,63 juta jiwa atau sekitar 14 persen dari jumlah

Pada Balai Penelitian terjadi kekurangan pada tahun- tahun 1982/1983 - 1986/1987, sedangkan sejak tahun 1988/1989 sampai dengan akhir tahun proyeksi akan ter jadi kelebihan