BERPIKIR, BERBICARA, DAN BEKERJA Oleb : M. Muchlas Abror
MUHAMMADIYAH adalah Gerakan Islam yang melaksanakan Da'wah Amar Ma'ruf Nahi Munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Persyarikatan ini jelas bukan partai politik, tetapi juga bukan sekadar organisasi sosial semata, apabila dilihat pada jati diri dan tujuan atau cita-citanya.
Cita-cita yang tinggi lagi mulia itu mengamanatkan kepada Persyarikatan dalam semua aktivitasnya secara terus-menerus, berkelanjutan, dan berkesinambungan untuk selalu mengarah dan menuju tercapainya cita-cita. Untuk itu, Pimpinan dan segenap warga Persyarikatan dalam seluruh gerak dan kiprahnya, dalam semua program dan
kegiatannya, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, harus senantiasa mendekatkan dari waktu ke waktu pada tercapainya tujuan. Demikian pula berbagai amal usaha dalam bermacam bidang yang diselenggarakannya, semuanya tanpa terkecuali, harus menuju ke sana. Jangan malah sebaliknya, menjauhkan tercapainya tujuan. Hal ini jelas tidak
dikehendaki.
Dalam rangka itu, Pimpinan Persyarikatan dan seluruh anggotanya dituntut harus banyak berpikir. Kita, baik sebagai Pimpinan maupun sebagai anggota Muhammadiyah, harus menghormati dan menghargai anugerah pemberian Allah yang paling mahal kepada para hamba-Nya, yaitu akal. Tugas utama akal adalah berpikir, mengamati, dan meneliti. Karena itu, mari akal kita fungsikan untuk berpikir jernih, sehat, maju, dan produktif. Jangan sebaliknya, kita membekukan akal atau memenjarakannya. Ini sama artinya dengan tidak mernfungsikan kekuatan ini secara baik sehingga akal tidak dapat menjalankan peranannya yang penting. Tetapi juga jangan membebaskannya secara mutlak kepada akal untuk berkhayal dan berintuisi tanpa batas, di luar bidang wilayah kerjanya, dan menganggap akal segala-galanya sehingga sesat dan menyesatkan. Alhamdulillah, dalam Muhammadiyah, kita sudah terlatih dan terbiasa untuk berpikir kritis dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan. Apalagi terhadap hal yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara, kita harus tetap berpikir kritis untuk keselamatan masyarakat, bangsa, dan negara Republik Indonesia Berpikir jernih dan bersih berdampak positif bagi pemantapan keyakinan dan tidak menyisakan keraguan sedikit pun, insya Allah. Karena itu, dalam peijuangan untuk mencapai cita-cita, kita harus tetap berpikir dengan akal yang cerdas dan luas dengan berpedoman al-Qur'an dan as-Sunnah serta kebijaksanaan yang diizinkannya.
sungguh-sungguh. Tidak sama antara orang yang arif dan yang sebaliknya. Orang yang arif berpikir duhulu sebelum berbicara. Sedangkan orang yang sebaliknya berbicara duhulu dan berpikirnya barulah kemudian sehingga sering berakibat penyesalan. Supaya tidak terjadi sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna, sebagai orang-orang yang beriman, kita dididik untuk hifzhul lisan (menjaga lesan atau mulut). Karena itu, kita harus dapat menjaga, dari mulut kita jangan sampai berkata dusta. Apalagi
melakukan kebohongan publik, yang sekarang ini sedang sering dipertunjukkan di negara kita. Sebagai Pimpinan dan warga Persyarikatan, kita harus arif kalau berkata. Kita harus bijak jika menyampaikan da'wah Islam dan kebenaran. Kita pun harus berani berbicara tegas dalam beramar ma'ruf nahi munkar, jika diperlukan, namun menyampaikannya harus tetap santun dan tidak keluar dari bingkai akhlak mulia.
Selanjutnya untuk mencapai cita-cita, kita tidak cukup hanya berpikir dan berbicara. Dua hal itu memang baik dan harus dilakukan, namun harus ditindak lanjuti dengan
kesanggupan kita mau bekerja keras dan berusaha dengan sungguh-sungguh. Kerja keras merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk meraih cita-cita. Cita-cita siapa pun, betapa pun sederhananya, tidak mungkin dapat dicapai dengan kerja asal-asalan dan atau bermalas-malasan. Apalagi cita-cita Muhammadiyah yang demikian tinggi lagi mulia untuk mencapainya tentu menuntut kita, Pimpinan dan warga Muhammadiyah, bekerja keras. Kerja keras akan membuahkan hasil optimal dan ini adalah sesuatu yang diharapkan. Tidak demikian halnya dengan kerja asal-asalan. Mari kita bekerja keras untuk ketinggian agama dan kebahagiaan masyarakat. Mari kita berbuat sungguh-sungguh melaksanakan amar ma'nif nahi munkar. Sebab, kita yakin, amar ma'ruf nahi munkar adalah tindakan dan prinsip yang diakui kebaikannya oleh agama apa pun, perikemanusiaan, dan oleh hukum negara mana pun. Kita tidak boleh ragu melakukannya kepada siapa pun.
Agama Islam sendiri mendorong umatnya, termasuk kita, untuk bekerja keras, ikhlas, dan tidak malas. Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman akan melihat kerja keras kita (QS. At-Taubah : 105). Demikian pula, jika kita berbuat sebaliknya, Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman pun tentu akan melihatnya. Islam jelas mencela keengganan dan kemalasan pada orang yang mampu bekeija agar tidak menjadi beban masyarakat.
Ketiga hal tersebut di atas, yaitu: berpikir, berbicara, dan bekerja keras sangat diperlukan Muhammadiyah dalam perjuangannya sebagai upaya dan usaha mencapai cita-cita untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kita, Pimpinan Persyarikatan dan warganya, mestilah dapat melaksanakan ketiga hal tersebut dan membuktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga.
Sumber: