VISI
Menjadi bank ritel yang bermutu dan
berkesinambungan serta dipercaya oleh seluruh
stakeholders
MISI
Meningkatkan kesejahteraan seluruh
stakeholders
Empathy
Bank Ina senantiasa berusaha untuk memperhatikan kebutuhan
stakeholders terutama nasabah; dengan pikiran dan nurani.
Enterpreneurship
Bank Ina telah menetapkan komitmennya untuk senantiasa
melakukan inovasi produk dan layanan perbankan yang
memberikan nilai tambah.
Empowerment
Bank Ina senantiasa berusaha memberdayakan manajemen dan
staf secara terorganisasi untuk memberikan respons yang cepat
bagi stakeholders.
Teamwork
Bank Ina senantiasa mengkoordinasikan kemampuan
manajemen dan staf dengan komunikasi dan bekerjasama dalam
pencapaian visi serta pelaksanaan misi.
Trustworthiness
Bank Ina senantiasa membentuk karakter dan kompetensi untuk
memupuk saling percaya.
VISI dan MISI
PeruSahaan
SekiLAS BANk iNA PeRdANA 2
ikHTiSAR keUANgAN 3
PROfiL dewAN kOmiSARiS 4
PROfiL PeNgURUS 5
SAmBUTAN dewAN kOmiSARiS 6
SAmBUTAN diRekTUR UTAmA 8
LAPORAN mANAjemeN 10
PeNeRAPAN mANAjemeN RiSikO 14
AkTiviTAS SOSiAL 17
PROSPek TAHUN 2009 18
PROdUk & jASA 20
STRUkTUR ORgANiSASi 22
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 2
Bank Ina Perdana, secara resmi didirikan pada tanggal 9 Februari 1990, sesuai Akta Notaris No. 32, yang dibuat dihadapan Notaris Kartini Muljadi SH., dan setelah melakukan serangkaian persiapan, Bank Ina Perdana mulai melakukan kegiatan operasionalnya pada bulan Juli 1991.
Kantor Pusat Bank Ina Perdana terletak di Wisma BSG Corporation Jl. Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160. Untuk mendukung aktivitas bisnisnya, Bank Ina telah membuka jaringan kantor di beberapa lokasi. Jumlah kantor sampai dengan akhir tahun 2008, sebanyak 14 kantor, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat, 3 Kantor Cabang, 4 Kantor Cabang Pembantu, dan 6 Kantor Kas. Lokasi kantor tersebar di beberapa wilayah, yakni: Jakarta, Bekasi, Tangerang, Surabaya, dan Lumajang.
Selain memiliki jaringan kantor, fasilitas lain yang disediakan untuk memudahkan nasabah dalam bertransaksi, yakni melengkapi layanan dengan pemasangan unit ATM yang umumnya diletakkan bersamaan dengan tempat kedudukan Kantor-kantor Bank Ina Perdana. Selain itu, Bank Ina juga melakukan kerjasama dengan provider ATM Bersama sehingga dapat menambah jangkauan nasabah dalam melakukan akses rekeningnya dimana saja.
Komitmen Bank Ina untuk senantiasa meningkatkan layanan kepada para nasabah selalu diwujudkan dengan menerbitkan produk dan atau jasa baru, seperti produk layanan transfer valas yang bekerjasama dengan Bank Niaga (CIMB Niaga) yang diluncurkan pada pertengahan tahun 2008. Layanan ini dimaksudkan untuk memudahkan nasabah saat bertransaksi dengan mata uang asing mengingat status Bank Ina Perdana belum devisa.
Produk lain yang cukup menarik, yang ditawarkan oleh Bank Ina pada tahun 2008 adalah produk deposito “Deposito Promo” yang dilengkapi dengan pemberian hadiah langsung.
Dengan semakin lengkapnya produk dan layanan yang diberikan oleh Bank Ina, bertambahnya jaringan Kantor, serta dikelola oleh para profesional pada akhirnya membawa peningkatan kinerja perusahaan. Terbukti dengan diterimanya secara berturut-turut penghargaan sebagai Bank dengan predikat “Sangat Baik”, versi majalah Infobank, dari tahun 2004 sampai dengan 2007.
Sebagai informasi tambahan berikut disampaikan komposisi pemilik PT. Bank Ina Perdana sampai dengan akhir tahun 2008.
no. Pemegang Saham nominal Lembar Saham Komposisi
1. PT. Kharisma Prima Karya Rp 83.450.980.000,- 83.450.980 65,20%
2. PT. Rekso Sempurno Morojoyo Rp 14.945.383.000,- 14.945.583 11,68%
3. PT. Jaya Agra Wattie Rp 10.193.325.000,- 10.193.325 7,96%
4. International Invest
Hold Incorporated Rp 14.315.168.000,- 14.315.168 11,18%
5. PT. Media Interaksi Utama Rp 2.095.144.000,- 2.095.144 1,64%
6. Baktinendra Prawiro Rp 1.000.000.000,- 1.000.000 0,78%
7. Perkumpulan Sekolah
Kristen Djakarta Rp 1.000.000.000,- 1.000.000 0,78%
8. Majelis Pendidikan Kristen
di Indonesia Rp 1.000.000.000,- 1.000.000 0,78%
Total Rp 128.000.000.000,- 128.000.000 100,00%
dalam jutaan rupiah
2008 2007 2006
Total Aktiva 661.917 630.964 516.303
Kredit Diberikan 489.472 383.261 347.095
Dana Pihak Ketiga 557.262 529.402 427.724
Modal Bersih 96.118 85.170 49.468
Pendapatan 90.924 74.827 59.866
Biaya 76.926 60.024 55.264
Laba (Rugi) Sebelum Pajak 13.998 14.803 4.602
Pajak Penghasilan (4.633) (3.967) 863
Laba (Rugi) Setelah Pajak 9.365 10.836 5.465
PerMOdaLan
CAR 26,28% 27,50% 16,68%
CAR (termasuk Risiko Pasar) 26,28% 27,50% 16,68%
Aktiva Tetap Terhadap Modal 10,51% 9,97% 15,90%
KuaLITaS aKTIVa
Aktiva Produktif Bermasalah terhadap 0,82% 0,44% 0,77%
Aktiva Produktif
Aktiva Produktif Yang Diklasiikasikan 2,26% 1,89% 1,54%
terhadap Aktiva Produktif
PPAP terhadap Aktiva Produktif 1,02% 0,86% 1,10%
Pemenuhan PPA Aktiva Produktif 100,30% 105,25% 104,38%
Pemeuhan PPA Non Produktif 384,40% 102,14%
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 4
naTaLIa SaLIM, dalam usianya yang relatif muda 44 tahun, sudah dipercaya untuk memangku jabatan sebagai Komisaris Utama Bank Ina Perdana sejak tahun 2006. Kesuksesan ini tidak lepas dari latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya di bidang inance.
Pendidikan resmi terakhir diperoleh dari Texas Tech University, Lubbock, Texas, USA pada tahun 1991 dan meraih gelar sebagai Master of Arts dan Bachelor of Business Administration pada tahun 1987. Selain pendidikan resmi yang telah diselesaikan banyak pelatihan profesional lain yang diikuti, antara lain seperti: Corporate Treasury Management, Letter of Credit, dan Sertiikasi
Manajemen Risiko (2007, BSMR).
Pengalaman kerja pertamanya di Bank adalah di Bank Arta Pusara sebagai Planning Oficer dan setelah itu bergabung dengan Bina Surya Group Corporation sekitar 15 tahun sebagai
Corporate Finance.
harI SuGIharTO, lahir pada tahun 1945, aktif sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Ina Perdana sejak tahun 2001. Gelar Sarjana Hukum diraih dari Universitas Kristen Satya Wacana pada tahun 1971 dan dari tahun 1968 sampai 1973 tercatat sebagai Dosen di universitas yang sama.
Pada tahun 1987, melanjutkan studi di bidang perbankan di University of Wales, Inggris.
Jenjang karirnya dimulai pertama kali pada tahun 1973, saat mulai bekerja di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Beberapa jabatan yang pernah dipegang dari sejak tahun 1980 dan bahkan beberapa masih aktif sampai sekarang adalah sebagai berikut: Sekretaris Dewan Pengawas Bank Tabungan Negara, Kepala Biro Moneter dan Jasa Keuangan Kantor Wakil Presiden RI, anggota Tim Nasional Perundingan Multilateral, anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa/TKBJ Departemen Keuangan RI, anggota Tim Pemantau Kebijakan Bidang Jasa pada Kantor Wakil Presiden RI dan sebagai anggota Kelompok Kerja Tim Penasehat Ekonomi Pemerintah RI.
STefanuS denny SuSILO, mulai bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris di Bank Ina Perdana pada bulan Januari 2008, menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi di Faktultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1984 dan melanjutkan pendidikan S2 di bidang inance pada Universitas yang sama.
Setelah menyelesaikan pendidikannya kemudian bergabung dengan Kantor Akuntan Djoko Sutardjo & Co sebagai auditor sampai tahun 1987. Setelah itu bergabung dengan PT. Great River International Tbk. sebagai internal auditor sampai tahun 1989.
Karir di bidang perbankan diperoleh sejak bergabung dengan Lippobank dan Lippo Group pada tahun 1989 dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager pada tahun 1995 untuk kemudian bergabung dengan PT. Tirta Larastama Dinamika Finance sebagai Managing Director.
Perkembangan capital market yang mulai marak di Indonesia membawanya bergabungnya dengan SZS Capital Market Consultants sebagai partner dan sejak tahun 2002 sampai sekarang, tercatat sebagai Direktur Keuangan Brawijaya Investment serta aktiitas sebagai pengajar di STIE Jayakusuma.
adI wIraTaMa, menjelang usianya yang ke-54, dipercaya untuk memegang tampuk pimpinan puncak di Bank Ina Perdana sebagai Direktur Utama. Bekal pendidikan diperoleh dari Universitas Satya Wacana jurusan Teknik Elektro tahun 1974 dan pada tahun 2000 melanjutkan pendidikannya di University of Leicester, British guna meraih gelar MBA pada fakultas social
sciences.
Sebelum merintis karir di dunia perbankan, pernah bekerja sebagai staff engineer di Schlumberger OSA tahun 1978, kemudian di PT. Sumber Karya Lestari, dan PT. Condong Garut. Pengalaman-pengalaman inilah yang pada akhirnya tanpa disadari merupakan tambahan kekayaan knowledge saat memasuki dunia perbankan.
Karirnya di dunia perbankan sendiri dimulai dari sejak tahun 1988 saat memperoleh kesempatan untuk bergabung dengan PT. Bank Danamon sebagai staf Comptroller. Selama bekerja di Bank Danamon, secara aktif mengikuti juga perkembangan dunia luar dengan mengikuti beragam seminar dan workshop. Hal ini pula yang pada akhirnya dijadikan landasan untuk meraih posisi karir yang lebih baik. Jabatan terakhir di Bank Danamon adalah sebagai Senior Vice President, General Manager Controls & Audit.
Pada tahun 1999, setelah 11 tahun bersama dengan Bank Danamon, bergabung dengan PT. Bank Jasa Arta sebagai Managing Director dari tahun 2000 sampai Oktober 2008, selanjutnya bergabung dengan Bank Ina Perdana.
BudIarTO SanTOSO, bergabung dengan Bank Ina Perdana, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2008. Setelah lulus it & proper yang dilakukan oleh Bank Indonesia, ditugaskan sebagai Compliance
Director.
Berbekal pendidikan komputer di Akademi Pengetahuan Komputer “Budi Luhur” (1982), mencoba untuk meniti karir pada tahun 1984 sebagai staff akunting di Bank Tani Nasional (Prima Ekspress Bank). Untuk melengkapi dan memperkuat pengetahuannya di bidang akuntansi, melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Sejak April 1990, bergabung dengan PT. Bank Haga sampai dengan akhir Juni 2008. Selama bergabung di Bank Haga beberapa bidang yang pernah ditangani, yakni: bidang akuntansi, sistem prosedur, audit, human resources, general affairs, dan Risk Management & Compliance. Menyadari bahwa dunia perbankan terus berkembang secara dinamis, beberapa topik pelatihan terus diikuti, antara lain: pengembangan diri (personal self development), computer security
system, perpajakan, ketenagakerjaan, banking strategic, assets & liability management, sertiikasi manajemen risiko, dan teknik-teknik perbankan lainnya.
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 6
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih, selama tahun 2008 Bank Ina Perdana menunjukkan perkembangan yang cukup baik, ditengah krisis keuangan global yang melanda berbagai belahan dunia akibat subprime mortgage, Bank berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan walaupun peningkatan aset dan pencapaian laba periode berjalan tidak maksimal, sebagaimana yang ditargetkan.
Dibandingkan dengan target usaha, sampai dengan akhir Desember 2008 peningkatan Total aset, Dana Pihak Ketiga serta Kredit yang diberikan tercapai di atas 90%. CAR dan ROA melampaui target yang ditetapkan, sedangkan perolehan Laba bersih tercapai 75% dari target sebagai akibat dari ketatnya likuiditas perbankan nasional selama semester II tahun 2008 yang mengakibatkan persaingan suku bunga simpanan antar bank, yang pada akhirnya meningkatkan cost of money Bank.
Menyadari pentingnya penerapan good corporate governance dan risk management, yang telah dimulai sejak tahun 2004 dan 2006, Bank terus meningkatkannya dengan melengkapi perangkat-perangkat organisasi berupa komposisi Dewan Komisaris sebagaimana yang disyaratkan dan sebagian besar adalah komisaris independen. Disamping itu sejak awal dewan komisaris
PT Bank ina Perdana (dari kiri ke kanan) HARi SUgiHARTO,
NATALiA SALim, STefANUS deNNY SUSiLO
Dengan dukungan dan
kepercayaan dari para
stakeholders, kami
berkomitmen untuk
terus menumbuh
kembangkan kualitas
dan kuantitas
pelayanan perbankan,
sumber daya manusia
dan manajemen guna
menjadikan Bank Ina
Perdana, menjadi bank
yang terkemuka di
kelasnya.
2008, Bank juga telah melengkapi Komite Remunerasi dan Nominasi, yang bertugas untuk mengevaluasi kebijakan remunerasi yang diterapkan Bank menyusul dua komite yang sudah ada sebelumnya, yaitu Komite Audit dan Komite Pemantauan Resiko.
Seiring dengan penerapan Arsitektur Perbankan Indonesia (API), yang mensyaratkan modal inti minimum sebesar Rp 100 milyar pada akhir 2010, Bank yakin akan memenuhi persyaratan tersebut pada akhir tahun 2010. Disamping itu guna meningkatkan pelayanan kepada para nasabah Bank juga telah menambah dua jaringan kantor masing-masing di Jakarta dan Tangerang serta peningkatan sistem infomasi teknolgi terutama yang barkaitan dengan kredit otomotif.
Dengan dukungan dan kepercayaan dari para stakeholders, kami berkomitmen untuk terus menumbuh kembangkan kualitas dan kuantitas pelayanan perbankan, sumber daya manusia dan manajemen guna menjadikan Bank Ina Perdana, menjadi bank yang terkemuka di kelasnya.
Akhir kata kami menyampaikan terima kasih atas segala dukungan dari para nasabah, mitra bisnis, mitra strategis, Bank Indonesia selaku otoritas, Direksi dan seluruh karyawan serta para pemegang saham yang telah memberikan dukungan penuh kepada Bank Ina Perdana selama ini. Semoga Tuhan menyertai kita semua dalam segala usaha dan karya yang kita jalankan.
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 8
SaMBuTan dIreKTur uTaMa
dewan direksi PT Bank ina Perdana:
(dari kiri ke kanan) BUdiARTO SANTOSO,
direktur kepatuhan Adi wiRATAmA, direktur Utama
Pejabat eksekutif: dHARmANSYAH djALiNS, group Head of Operation Support v. BUdiwAN PRAmANA, group Head of Business
Perkembangan dunia perbankan sepanjang tahun 2008 secara umum dapat dikatakan cukup menggembirakan, meskipun dunia perbankan kita mengalami berbagai gejolak sebagai akibat tidak langsung dari krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat dan bahkan krisis ini memicu krisis ekonomi secara global.
Selain itu, sebagai akibat dari penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit oleh kalangan perbankan yang tidak berimbang dengan pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga pada semester I/2008, pada akhirnya mengakibatkan dampak lanjutan yakni terjadinya kekeringan likuiditas perbankan. Kekeringan likuiditas sangat terasa selama kwartal IV/2008. Bahkan pada masa ini ditandai dengan ‘perang suku bunga’, yang dilakukan oleh hampir semua Bank.
Guna mengatasi ‘perang suku bunga’ yang berkelanjutan, Bank Indonesia pada akhirnya melakukan relaksasi ketentuan mengenai pemenuhan Giro Wajib Minimum.
Salah satu hal yang patut disyukuri bersama yakni bahwa Bank Ina Perdana dapat bertahan dalam situasi yang sangat rawan, sebagai akibat dari perpindahan dana nasabah-nasabah besar ke Bank lain. Namun berkat, dukungan setia dari para nasabah lain, Bank Ina Perdana pada akhirnya dapat melewati masa-masa yang sulit ini.
masih dapat menghasilkan kinerja yang baik dan menguntungkan bagi semua pihak yang berkepentingan.
Berikut uraian singkat mengenai perkembangan Bank Ina Perdana sepanjang tahun 2008.
PencaPaIan haSIL uSaha
Kinerja Bank Ina Perdana sepanjang tahun 2008 ini secara keseluruhan memang berada sedikit di bawah dari yang ditargetkan. Total aktiva Bank hanya naik sebesar 4,91% dari posisi akhir tahun 2007 yakni sebesar Rp 661,91 miliar. Dana Pihak Ketiga berhasil naik sebesar 5,26% menjadi Rp 557,3 miliar, sementara itu untuk Kredit Diberikan naik sebesar 27,71% sehingga Bank Ina Perdana berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 14,0 miliar, tidak jauh berbeda dengan perolehan laba pada tahun sebelumnya.
Dari sisi pengembangan usaha Bank, selama tahun 2008, Bank Ina Perdana telah menambah 2 (dua) jaringan Kantor, yakni: Kantor Kas Bethel (Petamburan) dan Kantor Cabang Pembantu Gading Serpong (Gading Serpong, Tangerang). Berbekal dengan penambahan jaringan Kantor ini diharapkan dapat menambah customer base Bank Ina Perdana.
PenGeMBanGan SuMBer daya ManuSIa
Disadari bahwa untuk menunjang pertumbuhan usaha yang baik harus didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi dan memiliki integritas yang baik. Oleh karena itu, pada tahun 2008 Bank Ina Perdana telah menghabiskan Rp 467 juta untuk biaya pendidikan dan pelatihan.
Manajemen memiliki komitmen yang kuat untuk tetap meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang ada serta menerapkan prinsip promotion within, sehingga diharapkan hal ini dapat lebih meningkatkan loyalitas dan dedikasi seluruh karyawan.
PenGeMBanGan SISTeM & TeKnOLOGI InfOrMaSI
Guna mendukung layanan yang lebih baik lagi serta mempertimbangkan kapasitas hardware
yang sudah cukup umur, Bank Ina Perdana pada bulan September sampai dengan November 2008 telah melaksana upgrading hardware dan meningkatkan security system agar data dan informasi yang dikelola dapat diandalkan.
PeneraPan PrInSIP KehaTI-haTIan
Penerapan prinsip kehati-hatian adalah salah satu bagian dari komitmen manajemen dalam rangka melakukan pengembangan usaha yang sehat dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Oleh karenanya, pengembangan bisnis, pembangunan sistem dan prosedur, serta pengendalian merupakan suatu rangkaian yang dibangun secara konsisten dan terintegrasi agar tercipta
check and balance yang seimbang.
Sebagai penutup, perkenankan saya mewakili Pemegang Saham dan Dewan Komisaris mengucapkan banyak terima kasih kepada Bank Indonesia khususnya Direktorat Pengawasan Perbankan I tim 17, yang senantiasa memberikan arahan-arahan, seluruh karyawan yang telah berupaya memberikan kontribusi yang terbaik bagi kemajuan perusahaan, dan kepada para nasabah yang telah dengan setia memberikan kepercayaannya kepada kami.
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 10
LaPOran ManajeMen
Bagian ini merupakan uraian kegiatan dari beberapa aspek yang telah dicapai sepanjang tahun 2008. Khusus terhadap pencapaian target inansial yang kurang sesuai dengan yang ditargetkan namun hal ini masih dapat diterima mengingat sepanjang semester II/ 2008 pertumbuhan usaha secara nasional mengalami gangguan akibat dari adanya krisis keuangan secara global.
PerTuMBuhan uSaha
Pertumbuhan usaha ini tercermin dari total aktiva. Total aktiva per 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp 661,9 miliar naik 4,91% dibanding posisi akhir Desember 2007. Kontribusi terbesar bersumber dari adanya peningkatan dana pihak ketiga berupa simpanan deposito berjangka.
PenGhIMPunan dana
KredIT dIBerIKan
Penyediaan dana berupa kredit diberikan mengalami peningkatan sebesar Rp 106,2 miliar menjadi Rp 489,5 miliar. Posisi ini naik 27,7% dibanding posisi akhir tahun 2007 sebesar Rp 383,9 miliar. Komposisi penyaluran sebagian besar terdistribusi pada sektor kredit UMKM dengan metode pembiayaan bersama (channeling).
Komposisi portfolio kredit berdasarkan jenis penggunaan
Jenis Kredit 2008 2007
Konsumsi 363.481 306.871
Modal Kerja 107.992 72.620
Investasi 17.999 3.770
Total 489.472 383.261
Pertumbuhan portfolio kredit sebagian besar disaluran kepada sektor UMKM sebesar 81,53%, dengan komposisi:
• Kredit usaha mikro sebesar Rp 259,84 miliar • Kredit usaha kecil sebesar Rp 107,09 miliar • Kredit usaha menengah sebesar Rp 32,16 miliar
BaTaS MaKSIMuM PeMBerIan KredIT
Bank senantiasa memperhatikan ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit baik kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait. Sepanjang tahun 2008, tidak ada pelanggaran atau pun pelampauan atas ketentuan batas maksimum pemberian kredit.
Perubahan
2008 2007 Rp %
Giro 41.368 113.656 (72.288) -63,60%
Pihak Terkait 18.985 63.984 (44.999) -70,33%
Pihak Tidak Terkait 22.383 49.672 (27.289) -54,94%
Tabungan 61.170 57.824 4.346 7,52%
Pihak Terkait 5.950 7.802 (1.852) -23,74%
Pihak Tidak Terkait 56.220 50.022 6.198 12,39%
Deposito Berjangka 453.724 357.922 95.802 26,77%
Pihak Terkait 86.451 90.075 (3.624) -4,02%
Pihak Tidak Terkait 367.273 267.847 99.426 37,12%
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 12
TranSaKSI denGan PIhaK huBunGan ISTIMewa
Bank tidak memberikan perlakuan khusus kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan Bank. Seluruh transaksi yang terkait dengan pihak-pihak tersebut diperlakukan sama sebagaimana transaksi yang dilakukan kepada pihak lainnya. Rincian atas transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa dapat dilihat pada laporan keuangan yang sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.
KuaLITaS aKTIVa
Dari total aktiva produktif sebesar Rp 623,8 miliar dimana Rp 134,1 miliar dalam bentuk penempatan pada surat-surat berharga dan sebagian besar berada dalam bentuk Sertiikat Bank Indonesia sehingga aman bagi Bank. Bank juga telah melakukan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Bank senantiasa memperhatikan dan mengelola kredit bermasalah dengan baik sehingga rasio NPL Bank jauh di bawah ketentuan Bank Indonesia yang ditetapkan maksimal sebesar 5% sebagai standar. Sementara itu, posisi NPL Bank tercatat sebagai berikut: NPL (gross) 1,04% dan NPL (netto) 0,88%.
aGunan dIaMBIL aLIh
Jumlah agunan yang diambil alih oleh Bank sebesar Rp 2,5 miliar, Bank telah berupaya agar atas agunan-agunan ini dapat segera diselesaikan. Sepanjang tahun 2008, Bank telah berhasil menyelesaian agunan yang diambil alih sebesar Rp 1,4 miliar.
LIKuIdITaS
Kondisi likuiditas Bank sepanjang tahun 2008 dapat dikatakan terkendali meskipun Bank mengalami sedikit gangguan khususnya selama kwartal IV/ 2008 dimana hampir seluruh Bank saling tarik menarik nasabah dengan menaikkan suku bunga depositonya. Namun, berkat pengelolaan yang cermat Bank mampu mempertahankan kondisi likuiditas dalam keadaan yang baik.
renTaBILITaS
Secara keseluruhan posisi rentabilitas Bank sepanjang tahun 2008 nampaknya masih dapat dipertahankan, hal ini tidak lepas dari upaya Bank dalam menjaga kesimbangan antara kredit yang diberikan dengan suku bunga deposito yang dibayarkan kepada para nasabah.
PerMOdaLan
Pemenuhan modal inti Bank sebesar Rp 100 miliar pada akhir tahun 2010, diyakini akan dapat dipenuhi walaupun pemenuhannya berasal dari pertumbuhan organik. Para pemegang saham telah menunjukkan perhatian yang serius terhadap pemenuhan permodalan Bank guna menumbuh kembangkan Bank Ina Perdana dikemudian hari.
jarInGan KanTOr caBanG
Untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat luas, Bank Ina Perdana pada tahun 2008 telah menambah satu Kantor Cabang Pembantu yang berlokasi di Gading Serpong, dua Kantor Kas: Kantor Kas Pahoa (Gading Serpong) dan Kantor Kas Bethel (Petamburan).
SISTeM & TeKnOLOGI InfOrMaSI
Menyadari bahwa penggunaan teknologi informasi yang merupakan bagian yang paling mendukung seluruh administrasi Bank, maka pada tahun 2008 ini Bank telah melakukan
up-grading system komputer, sehingga seluruh proses dapat dilakukan lebih cepat dan sistem keamanan lebih ditingkatkan.
Untuk meningkatkan layanan yang handal, Bank senantiasa melakukan uji coba Disaster Recovery Plan sehingga Bank mampu setiap saat menghadapi hal-hal yang diluar dugaan dengan tetap melayani transaksi sebagaimana mestinya.
SuMBer daya ManuSIa
Dalam upaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang handal, Bank senantiasa menyelenggarakan program-program pelatihan bagi karyawannya. Sepanjang tahun 2008 telah diselenggarakan berbagai pelatihan baik yang diselenggarakan secara internal maupun yang dilakukan melalui public training. Jumlah biaya pendidikan dan pelatihan yang sudah dikeluarkan pada tahun 2008 sebesar Rp 467 juta.
Pengembangan sumber daya manusia akan terus dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya melalui program pendidikan yang lebih terarah dan fokus bagi setiap individu sehingga diharapkan program pendidikan tersebut mampu meningkatkan daya saing Bank Ina Perdana terhadap Bank-bank lain.
Jenjang Pendidikan Jumlah %
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 14
PeneraPan ManajeMen rISIKO
Sebelum diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia yang mengharuskan setiap Bank menerapkan manajemen risiko, hampir setiap Bank tentunya sudah memiliki pedoman dasar yang dijadikan pegangan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, seperti: penerapan pengendalian internal, penerapan prinsip kehati-hatian, penerapan sistem dual control atau yang sekarang diperluas menjadi four eyes principles, dan beberapa prinsip pengendalian lainnya.
Demikian pula halnya dengan Bank Ina Perdana, sesungguhnya penerapan prinsip pengendalian internal telah berjalan dengan baik, meskipun dalam penerapannya masih perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan kondisi terkini.
Sesuai dengan ukuran volume usaha dan kompleksitas aktivitas Bank Ina Perdana yang relatif masih sederhana, maka unit Risk Management dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko melakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi Bank Ina Perdana dengan tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan pokok yang telah diatur.
Berikut uraian pelaksanaan penerapan manajemen risiko di Bank Ina Perdana:
rISIKO KredIT
Sesuai deinisinya risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) dalam memenuhi kewajibannya. Risiko kredit ini dapat bersumber dari aktiitas penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk Kredit Diberikan, aktiitas
treasury dan investasi, termasuk pembiayaan perdagangan.
Bank Ina Perdana telah menetapkan parameter yang digunakan dalam pengukuran risiko kredit, seperti: non performing loans, tingkat konsentrasi kredit berdasarkan peminjam, pertumbuhan kredit, dan kecukupan cadangan.
Proses persetujuan pemberian kredit kepada peminjam juga sudah dilakukan secara selektif dan hati-hati. Khusus untuk jenis kredit “KTA”, kredit tanpa agunan, yang diberikan dengan limit tertentu salah satu proses yang dilakukan adalah dengan menggunakan
scoring system.
Untuk meningkatkan kualitas penilaian risiko kredit, unit Risk Management terus berupaya meningkatkan metode pengukuran mengingat risiko kredit memiliki peran yang cukup signiikan bagi kelanjutan usaha Bank.
rISIKO PaSar
Risiko pasar yang dimaksud adalah risiko yang dihadapi akibat dari pergerakkan variable pasar yang bergerak ke arah yang berlawanan yang dapat menimbulkan kerugian atas portfolio Bank. Dua variable pasar tersebut adalah suku bunga dan nilai tukar.
Proses identiikasi, pengukuran, dan pemantauan atas risiko suku bunga, khususnya, dilakukan secara rutin melalui Rapat ALCO. Sedangkan untuk pengukuran risiko pasar akibat perubahan nilai tukar sementara ini hanya dipantau oleh unit Accounting dan Treasury mengingat aktivitasnya yang hanya sebatas transaksi money changer.
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
Pengelolaan likuiditas merupakan satu hal yang penting dalam dunia perbankan mengingat perbankan merupakan suatu lembaga kepercayaan masyarakat, sehingga apabila Bank mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh waktu berarti Bank ini menghadapi risiko likuditas.
Sebagai dampak lanjutan atas risiko likuiditas ini, Bank pada akhirnya bisa terpuruk. Oleh karena itu, proses pengelolaan risiko likuiditas menjadi sangat penting bagi Bank. Proses pengelolaan risiko likuiditas di Bank Ina Perdana dilakukan dalam rapat ALCO yang dilakukan secara rutin.
Ukuran-ukuran yang digunakan untuk memantau risiko likuiditas antara lain melalui: laporan
cash low, laporan maturity proile, dan kemampuan Bank dalam melakukan akses ke pasar uang.
rISIKO OPeraSIOnaL
Risiko operasional ini dapat menimbulkan kerugian secara inancial maupun non inancial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah akibat dari ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan adanya problem eksternal yang dapat mempengaruhi operasional Bank.
Pengukuran risiko operasional dilakukan melalui pemantauan atas kegagalan sistem, adanya kesalahan dalam pembukuan (accounting error), keterlambatan dalam proses
settlement,dan fraud baik yang dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal.
Pemantauan atas risiko operasional dilakukan melalui aktivitas yang dilakukan oleh unit sistem pengendalian internal dan dari berbagai laporan-laporan yang diterima oleh unit Risk Management dari Kantor-kantor Cabang.
aKTIVITaS SOSIaL
Sebagai wujud nyata dari pelaksanaan Corporate Social Responsibility, Bank Ina pada bulan Desember 2008 telah melakukan kunjungan ke Panti Asuhan “Taman Fioreti” yang terletak di Jl. Kampung Sawah, Gg. Yosia, Jati Murni Bekasi. Pondok Asuhan Yatim Piatu ini dihuni oleh lebih kurang 70 orang dari yang berusia kurang dari satu tahun sampai yang sudah dewasa.
Untuk membantu meringankan beban keuangan yang harus ditanggung oleh para pengurus panti, Bank memberikan sumbangan sebesar Rp 5 juta rupiah ditambah lagi dengan sumbangan dari para karyawan sehingga total sumbangan sebesar Rp 8 juta rupiah.
Selain aktivitas mengunjungi panti asuhan, Bank juga melakukan program edukasi perbankan bagi para petani di Lumajang pada bulan Oktober 2008. Jumlah peserta yang hadir kurang lebih 50 orang petani.
Program edukasi yang diberikan kepada para petani ini terkait dengan rencana Bank Ina untuk menyalurkan kredit kepada para Petani guna membiayai produksi padi.
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 18
PrOSPeK Tahun 2009
Perkembangan usaha di tahun 2009 nampaknya akan mengalami gangguan, khususnya bagi para eksportir, hal ini tidak lepas dari pengaruh krisis keuangan yang bermula dari Amerika Serikat. Krisis ini pada akhirnya menjadi pemicu krisis ekonomi secara global.
Faktor lain yang mempengaruhi kondisi perbankan di Indonesia dari sejak pertengahan semester II/ 2008 yakni ketidakseimbangan penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit diberikan dengan kecepatan penghimpunan dana masyarakat. Akibat dari ketidakseimbangan ini memunculkan masalah baru yakni dengan terjadinya saling tarik menarik memperebutkan dana masyarakat.
Akhirnya perang ‘suku bunga’ di antara Bank-bank tidak dapat dihindari lagi. Bahkan perang terbuka ini melibatkan hampir seluruh kelas Bank dari skala besar sampai Bank dengan skala kecil.
Bagi Bank Ina Perdana, kondisi ini dipandang sebagai suatu kesempatan untuk meningkatkan volume usaha di tahun 2009 apalagi bila dilihat posisi CAR Bank Ina Perdana pada tahun 2008 sebesar 26,28% berarti ada ruang untuk melakukan ekspansi. Namun, demikian mengingat perlu adanya persiapan-persiapan internal yang lebih baik target pertumbuhan usaha tahun 2009 hanya ditetapkan sebesar 14,68% atau naik sebesar Rp 97,1 miliar.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga diharapkan dapat tumbuh sebesar Rp 83,6 miliar sehingga posisi akhir 2009 dapat mencapai Rp 640,9 miliar sedangkan untuk penyaluran dana kepada pihak ketiga dalam bentuk Kredit Diberikan diharapkan dapat tumbuh 24,1% atau naik sebesar 118,1 miliar. Peningkatan yang besar ini diharapkan mampu mempertahankan laba dibandingkan dengan posisi tahun 2008 yakni sebesar Rp 15,4 miliar.
Untuk mendukung usaha tersebut Bank Ina Perdana merencanakan menambah jaringan kantor sebanyak 10 Kantor yang tersebar di wilayah Jakarta dan dua diantaranya direncanakan berada di luar kota yakni Jogyakarta, Solo, dan Bandung.
Sejalan dengan pencapaian target-target tersebut di atas, direncanakan juga untuk melakukan peningkatan kompetensi bidang sumber daya manusia melalui peningkatan pelatihan-pelatihan yang terprogram dengan baik sehingga diharapkan kehandalan sumber daya manusia ini mampu mengimbangi pertumbuhan usaha Bank Ina Perdana.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah meningkatkan corporate brand image melalui berbagai kegiatan sehingga mampu meningkatkan pengenalan Bank Ina Perdana ke masyarakat luas.
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 20
PrOduK dan jaSa BanK
Pendanaan
Sejak bulan Januari 2008, strategi pendanaan Bank Ina Perdana difokuskan pada upaya meningkatkan dana Tabungan dan Deposito dalam rangka memperbaiki komposisi pendanaan.
Oleh karena itu, Bank meluncurkan berbagai program Tabungan dan Deposito yang lebih inovatif untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Untuk rekening Tabungan, Bank Ina Perdana menawarkan Tabungan Tabina Perdana, dimana nasabah dapat memperoleh poin reward
sebagai program loyalty, dengan akumulasi perhitungan saldo diakhir bulan dengan beragam hadiah langsung tanpa diundi sesuai dengan kebutuhan nasabah dan reward bagi yang memberikan referensi untuk pembukaan rekening tabungan baru.
Selain Tabungan yang khusus memberikan hadiah seperti di atas, Bank Ina Perdana juga meluncurkan Tabungan Eksekutif untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan bunga tabungan yang tinggi setara dengan bunga deposito.
jaSa
Meskipun belum berstatus sebagai Bank Devisa, Bank Ina Perdana telah aktif menawarkan layanan transfer valas dengan memanfaatkan Niaga Cash Management, berkat jalinan kerjasama dengan Bank Niaga, nasabah Bank Ina Perdana dapat mengirim atau menerima dana dalam 9 jenis mata uang asing yaitu; USD, EURO, SGD, AUD, JPY, GBP, NZD, CAD, dan CHF.
Fasilitas ini diperuntukan bagi nasabah atau non nasabah Bank, baik nasabah perorangan maupun perusahaan. Selain layanan transfer mata uang asing, Bank Ina Perdana juga dapat melayani transaksi money changer untuk memenuhi permintaan atas transaksi valas tersebut.
Sebagai bagian dari langkah-langkah pengembangan bisnis, selama tahun 2008 Bank Ina Perdana secara aktif berhasil membuka Kantor Cabang baru dengan memperhatikan beberapa faktor seperti pemilihan lokasi yang aman dan strategis.
Selain itu, Bank Ina Perdana juga mengembangkan jaringan ATM nya mencapai 12 unit ATM pada akhir 2008 di lokasi strategis berkat kerjasama dengan PT. Artajasa Pembayaran Elektronik.
Disamping untuk penarikan tunai dan cek saldo, ATM Ina juga bisa digunakan untuk transaksi transfer secara online antar Bank anggota ATM Bersama. Nasabah Bank Ina Perdana juga dapat melakukan transaksi di lebih 11.000 unit ATM yang tergabung dalam jaringan ATM Bersama.
Bank Ina Perdana terus meningkatkan produk dan itur yang memungkinkan nasabah dapat mengambil manfaat dari produk dan layanan yang ditawarkan oleh Bank.
Berikut tabel produk & jasa Bank yang tersedia: • Giro
PT BANk iNA PeRdANA
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 24
LAPORAN AUdiTOR iNdePeNdeN 25
NeRACA PeR 31 deSemBeR 2008 dAN 2007 26 - 27
LAPORAN LABA RUgi UNTUk TAHUN YANg BeRAkHiR
TANggAL 31 deSemBeR 2008 dAN 2007 28
LAPORAN PeRUBAHAN ekUiTAS UNTUk TAHUN YANg BeRAkHiR
TANggAL 31 deSemBeR 2008 dAN 2007 29
LAPORAN ARUS kAS UNTUk TAHUN YANg BeRAkHiR TANggAL
31 deSemBeR 2008 dAN 2007 30 -31
CATATAN ATAS LAPORAN keUANgAN PeR 31 deSemBeR 2008 dAN 2007 32 - 69
Lampiran
RiNCiAN kRediT BeRdASARkAN jeNiS PeR 31 deSemBeR 2008 dAN 2007 70
Kantor aKuntan PubliK
Drs. Heroe, Pramono & Rekan
Jl. Prof. Dr. Supomo SH no. 3, Jakarta 12870 telp. (021) 830 3044, 830 3060, 829 7974; Fax. (021) 829 55 75
LaPOran audITOr IndePenden
Nomor: LT/024/HPR/III/09
Kepada Yth.
Direksi PT Bank Ina Perdana
di
Jakarta
Kami telah mengaudit neraca PT Bank Ina Perdana tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, serta laporan laba
rugi, perubahan ekuitas dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan
adalah tanggung jawab manajemen Bank. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.
Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas
dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signiikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan
dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan PT Bank Ina Perdana pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, dan hasil
usaha, perubahan ekuitas dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Audit kami laksanakan dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan pokok secara
keseluruhan. Informasi tambahan disajikan untuk analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan
keuangan pokok yang diharuskan. Informasi tersebut telah menjadi obyek prosedur audit yang kami terapkan
dalam audit atas laporan keuangan pokok, dan menurut pendapat kami, disajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, berkaitan dengan laporan keuangan pokok secara keseluruhan.
Jakarta, 2 Maret 2009
drs. h. heroe Pramono
Izin
: 98.1.0079
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 26
PT BANK INA PERDANA
neraca
Per 31 Desember 2008 Dan 2007
2008 2007
catatan (rp) (rp)
aKTIVa
Kas 2b, 3 4.011.053.028 2.882.329.164
Giro pada Bank Indonesia 2c, 4 27.555.161.804 35.883.389.976
Giro pada bank lain 2d, i, 5 70.967.318 38.489.634
Penyisihan penghapusan (709.673) (384.896)
Jumlah kas dan setara kas - bersih 31.636.472.477 38.803.823.878
efek-efek 2g, 6 134.214.874.988 200.107.357.658
Penyisihan penghapusan (104.200.835) (120.091.682)
Jumlah efek-efek - bersih 134.110.674.153 199.987.265.976
Kredit 2h, i, 7, g, 30 489.471.942.925 383.860.759.955
Penyisihan penghapusan (6.244.288.873) (4.928.653.768)
Jumlah kredit- bersih 483.227.654.052 378.932.106.187
aktiva tetap 2j, 8
Harga perolehan 10.173.445.961 8.490.039.129
Akumulasi penyusutan (7.968.818.242) (6.888.028.961)
Jumlah nilai buku aktiva tetap 2.204.627.719 1.602.010.168
agunan yang diambil alih 2k, 9 2.502.907.742 3.869.056.543
aktiva lain-lain 2k, 10 7.387.521.961 5.958.825.073
aktiva pajak tangguhan - bersih 2p, 26c 848.012.596 1.811.071.164
juMLah aKTIVa 661.917.870.700 630.964.158.987
PT BANK INA PERDANA
neraca
Per 31 Desember 2008 Dan 2007 (Lanjutan)
2008 2007
catatan (rp) (rp)
KewajIBan dan eKuITaS
KewajIBan
Kewajiban segera 11 522.631.533 526.934.376
Giro 2l, q.12, 30 41.437.142.264 113.687.796.732
Tabungan 2l, q.13, 30 62.169.820.466 57.824.243.194
deposito 2l, q.14, 30 454.706.719.925 362.571.687.742
hutang pajak 26a 1.349.466.235 2.674.902.540
estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 15 - 1.016.049
Kewajiban lain-lain 16 3.243.876.512 4.468.996.087
Pinjaman yang diterima 17 75.679.587 161.138.731
Jumlah kewajiban 563.505.336.522 541.916.715.451
eKuITaS
Modal disetor
Modal saham nominal @ Rp 1.000. per saham Modal dasar 400.000.000 lembar saham per 31 Desember 2008 dan 100.000.000 lembar saham per 31 Desember 2007.
Modal ditempatkan dan disetor penuh 128.000.000 lembar saham per 31 Desember 2008 dan 100.000.000 lembar saham per
31 Desember 2007. 18 128.000.000.000 100.000.000.000
Modal disetor yang belum disetujui oleh
Bank Indonesia - 28.000.000.000
Saldo laba
Saldo laba/(rugi) yang telah ditentukan
penggunaannya 19 1.920.386.917 836.755.074
Saldo laba/(rugi) yang belum ditentukan
penggunaannya (31.507.852.739) (39.789.311.538)
Jumlah ekuitas 98.412.534.178 89.047.443.536
juMLah KewajIBan dan eKuITaS 661.917.870.700 630.964.158.987
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 28
PT BANK INA PERDANA
LaPOran LaBa ruGI
Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2008 Dan 2007
2008 2007
catatan (rp) (rp)
PendaPaTan dan BeBan OPeraSIOnaL
PendaPaTan BunGa:
Bunga yang diperoleh 2n, 21 82.302.597.710 68.885.516.759
Provisi dan komisi 2o 7.503.708.992 4.201.014.920
Jumlah 89.806.306.702 73.086.531.679
BeBan BunGa:
Bunga yang dibayar 2n, 22 (47.688.271.518) (37.321.426.535)
Jumlah (47.688.271.518) (37.321.426.535)
PendaPaTan BunGa BerSIh 42.118.035.184 35.765.105.144
PendaPaTan (BeBan) OPeraSIOnaL LaInnya
Pendapatan operasional lainnya 191.901.655 1.585.274.901
Beban penghapusan aktiva produktif (2.397.354.912) (882.701.759)
Beban operasional lainnya
Beban tenaga kerja 23 (11.901.768.181) (9.424.110.969)
Beban umum dan administrasi 24 (14.663.488.320) (11.860.093.078)
Jumlah beban operasional lainnya (26.565.256.501) (21.284.204.047)
Pendapatan (beban) lainnya- bersih (28.770.709.758) (20.581.630.905)
LaBa OPeraSIOnaL 13.347.325.426 15.183.474.239
PendaPaTan /(BeBan) nOn OPeraSIOnaL - BerSIh 25 650.411.660 (379.580.231)
LaBa SeBeLuM PajaK PenGhaSILan 13.997.737.086 14.803.894.008
PenGhaSILan / (BeBan) PajaK
Pajak kini 26 (3.669.587.876) (4.291.097.249)
Pajak tangguhan 26 (963.058.568) 323.521.675
Jumlah penghasilan/(beban) pajak (4.632.646.444) (3.967.575.575)
LaBa BerSIh 9.365.090.642 10.836.318.434
PT BANK INA PERDANA
LaPOran PeruBahan eKuITaS
Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2008 Dan 2007
Saldo Laba/(Rugi)
Modal Saham Tambahan yang Telah yang Belum Total Modal Ditempatkan dan Modal Disetor Ditentukan Ditentukan Bersih
Disetor Penuh Penggunaanya Penggunaanya
Catatan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Saldo per 1 Januari 2007 92.750.000.000 7.250.000.000 836.755.074 (50.133.808.232) 50.702.946.842 Penambahan selama tahun berjalan 7.250.000.000 (7.250.000.000) - -
-Penabahan modal disetor 18 - 28.000.000.000 - -
-Pembagian dividen 20 - - - (491.821.740) (491.821.740) Laba bersih selama tahun berjalan - - - 10.836.318.434 10.836.318.434
Saldo per 31 desember 2007 100.000.000.000 28.000.000.000 836.755.074 (39.789.311.538) 89.047.443.536
Penambahan selama tahun berjalan 18 28.000.000.000 28.000.000.000 - - -Pembentukan cadangan umum 19 - - 1.083.631.843 (1.083.631.843) -Laba bersih selama tahun berjalan - - - 9.365.090.642 9.365.090.642
Saldo per 31 desember 2007 128.000.000.000 - 1.920.386.917 (31.507.852.739) 98.412.534.178
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 30
PT BANK INA PERDANA
LaPOran aruS KaS unTuK Tahun yanG BeraKhIr
Tanggal 31 Desember 2008 Dan 2007
2008 2007
(rp) (rp)
aruS KaS darI aKTIVITaS OPeraSI:
Laba bersih setelah pajak 9.365.090.642 10.836.318.434
Penyesuaian untuk:
Merekonsiliasi laba bersih menjadi kas yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasional
Penyusutan aktiva tetap 1.080.789.281 928.688.717
Amortisasi aktiva tidak berwujud 439.161.588 439.754.294
Penyisihan kerugian (pembalikan atas penyisihan) untuk:
Kredit (1.681.000.000) 429.916.522
AYDA (681.800.000) 331.677.506
Surat berharga (33.000.238) 120.091.682
(Laba)/ rugi atas penjualan aktiva tetap - (1.549.999)
Taksiran pajak penghasilan ditangguhkan 963.058.568 (323.521.675)
Penyisihan pesangon karyawan 783.506.297 658.552.491
arus kas operasi sebelum perubahan modal kerja 10.235.806.138 13.419.927.973
Perubahan dalam aktiva dan kewajiban operasi Penurunan / (Kenaikan) dalam aktiva Operasi
Surat berharga yang dimiliki 65.909.592.061 (64.028.087.056)
Kredit yang diberikan (102.614.547.865) (32.384.091.090)
Aktiva lain-lain (1.867.858.476) (1.827.368.656)
AYDA 2.047.948.801 272.740.295
Kenaikan/(penurunan) kewajiban operasi:
Kewajiban segera (4.302.843) (22.910.900.188)
Giro (72.250.654.468) 8.406.047.246
Tabungan 4.345.577.272 14.433.138.577
Deposito berjangka 92.135.032.183 73.564.678.866
Hutang pajak (1.325.436.305) 2.052.132.074
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (1.016.049) 1.016.049
Kewajiban lain-lain (2.008.625.874) 185.001.436
Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (5.398.485.425) (8.815.764.475)
PT BANK INA PERDANA
LaPOran aruS KaS unTuK Tahun yanG BeraKhIr
Tanggal 31 Desember 2008 Dan 2007
(Lanjutan)
2008 2007
(rp) (rp)
aruS KaS darI aKTIVITaS InVeSTaSI
Perolehan aktiva tetap (1.683.406.832) (627.840.534)
Hasil penjualan aktiva tetap - 1.549.999
Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (1.683.406.832) (626.290.535)
aruS KaS darI aKTIVITaS Pendanaan
Pinjaman yang diterima (85.459.144) (72.807.805)
Pembagian dividen - (491.821.740)
Setoran modal - 28.000.000.000
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan (85.459.144) 27.435.370.455
KenaIKan BerSIh KaS dan SeTara KaS (7.167.351.401) 17.993.315.445
KaS dan SeTara KaS Pada awaL Tahun 38.803.823.878 20.810.508.432
KaS dan SeTara KaS Pada aKhIr Tahun 31.636.472.477 38.803.823.877
Kas dan setara kas terdiri dari:
Kas 4.011.053.028 2.882.329.164
Giro pada Bank Indonesia 27.555.161.804 35.883.389.976
Giro pada bank lain 70.967.318 38.489.634
Penyisihan kerugian giro pada bank lain (709.673) (384.896)
jumlah kas dan setara kas akhir tahun 31.636.472.477 38.803.823.877
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 32
PT BANK INA PERDANA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007
1. uMuM
PT Bank Ina Perdana ( Bank), berkedudukan di Jakarta, didirikan pada tanggal 9 Februari 1990 berdasarkan akta No. 32 notaris Kartini Muljadi, SH . Anggaran dasar Bank telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 02-3639.HT.01.01 TH.90 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 19 Oktober 1990. Anggaran dasar Bank telah beberapa kali diadakan perubahan antara lain akta notaris Winanto Wiryomartani, SH No. 63 tanggal 17 April 1997 mengenai perubahan anggaran perseroan yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-11.942.HT.01.04 TH.97 dan yang terakhir dengan akta notaris Winanto Wiryomartani, SH No. 22 tanggal 25 September 2006 mengenai perubahan susunan kepengurusan Bank.
Bank telah memperoleh ijin usaha sebagai Bank Umum dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 524/KMK.13/1991 tanggal 3 Juni 1991.
Kegiatan utama Bank adalah menjalankan usaha dibidang perbankan.
Kantor pusat Bank berlokasi di Jalan Abdul Muis No. 40 Jakarta dan memiliki 3 kantor cabang, 4 kantor cabang pembantu dan 6 kantor kas.
Susunan pengurus PT Bank Ina Perdana adalah sebagai berikut :
Komisaris:
Komisaris Utama : Nyonya Natalia Salim Komisaris Independen : Tuan Hari Sugiharto Komisaris Independen : Tuan Denny Susilo Direksi:
Direktur Utama : Tuan Ir. Adi Wiratama, MBA
Direktur : Tuan Adiyunianto*
Direktur Kepatuhan : Tuan Budiarto Santoso
Susunan pengurus diatas telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.
* Tuan Adiyunianto selaku Direktur telah mengundurkan diri sejak 1 Januari 2009 sesuai surat pengunduran diri tanggal 1 Desember 2008.
Jumlah karyawan per 31 Desember 2008 dan 2007 sebanyak 177 orang dan 151 orang.
2. KeBIjaKan aKunTanSI
a. Penyajian Laporan KeuanganLaporan keuangan disusun dengan dasar pengukuran biaya historis dan mengikuti Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Laporan arus kas disusun berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang dikelompokkan ke dalam kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan dengan menggunakan metode Tidak Langsung (Indirect Method).
Laporan keuangan antar cabang disajikan dalam bentuk Laporan keuangan gabungan. Saldo penempatan dan pinjaman pada tanggal Neraca serta transaksi pendapatan dan pembebanan antar cabang dieliminasi.
Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain dan penempatan pada bank lain yang jatuh tempo sampai dengan 3 bulan.
Angka dalam laporan keuangan dinyatakan dalam Rupiah kecuali dinyatakan secara khusus.
b. Transaksi dan Saldo dalam Mata uang asing
2. KeBIjaKan aKunTanSI
(Lanjutan)b. Transaksi dan Saldo dalam Mata uang asing (Lanjutan)
Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
c. Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo giro.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.7/29/PBI/2005 tanggal 6 September 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/15/PBI/2004 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. GWM bank ditetapkan:
- GWM dalam rupiah ditetapkan 5% dari DPK dalam rupiah.
- Bank wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah berdasarkan besarnya DPK sebagai berikut:
• DPK dalam rupiah sampai dengan Rp. 1.000.000.000.000,- dikenakan tambahan GWM dalam rupiah sebesar 0 %
dari DPK dalam rupiah
• DPK dalam rupiah lebih dari Rp. 1.000.000.000.000,- sampai dengan Rp. 10.000.000.000.000,- wajib memelihara
tambahan GWM dalam rupiah sebesar 1 % dari DPK dalam rupiah
• DPK dalam rupiah lebih dari Rp. 10.000.000.000.000,- sampai dengan Rp. 50.000.000.000.000,- wajib memelihara
tambahan GWM dalam rupiah sebesar 2 % dari DPK dalam rupiah
• DPK dalam rupiah lebih dari Rp. 50.000.000.000.000,- wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 3
% dari DPK dalam rupiah
- Bank wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah berdasarkan besarnya LDR sebagai berikut:
• LDR lebih dari 90% dikenakan tambahan GWM sebesar 0 % dari DPK dalam rupiah
• LDR lebih dari 75% sampai dengan 90% wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 1% dari DPK dalam
rupiah
• LDR lebih dari 60% sampai dengan 75% wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 2% dari DPK dalam
rupiah
• LDR lebih dari 50% sampai dengan 60% wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 3% dari DPK dalam
rupiah
• LDR lebih dari 40% sampai dengan 50% wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 4% dari DPK dalam
rupiah
• LDR kurang dari 40% wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 5% dari DPK dalam rupiah.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/19/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. Pemenuhan GWM bank dalam rupiah ditetapkan:
- GWM Utama dalam rupiah sebesar 5 % dari DPK dalam rupiah, mulai berlaku tanggal 24 Oktober 2008. - GWM Sekunder dalam rupiah sebesar 2,5 % dari DPK dalam rupiah, mulai berlaku tanggal 24 Oktober 2009.
Tata cara pemenuhan GWM dalam rupiah, sebagai berikut :
1. Pemenuhan GWM Utama dalam rupiah dihitung dengan membandingkan saldo Rekening Giro Bank pada Bank Indonesia setiap akhir hari dalam 1 (satu) masa laporan terhadap rata-rata harian DPK dalam 1 (satu) masa laporan pada 2 (dua) masa laporan sebelumnya.
2. Pemenuhan GWM Sekunder dalam rupiah dihitung dengan membandingkan jumlah SBI, SUN dan/atau Excess Reserve setiap akhir hari dalam 1 (satu) masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam 1 (satu) masa laporan pada 2 (dua) masa laporan sebelumnya.
d. Giro pada Bank Lain
Giro pada bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi penyisihan kerugian.
PT BANK INA PERDANA
caTaTan aTaS LaPOran KeuanGan
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 34
PT BANK INA PERDANA
caTaTan aTaS LaPOran KeuanGan
PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007
2. KeBIjaKan aKunTanSI
(Lanjutan)e. Penempatan pada Bank Indonesia
Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi bunga diterima dimuka.
f. Penempatan pada bank lain
Penempatan pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian.
g. efek-efek
Efek-efek diklasiikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat perolehan, sebagai berikut:
1. Untuk diperdagangkan dinyatakan berdasarkan nilai wajar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) nilai wajar dilaporkan dalam laba rugi tahun berjalan.
2. Untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi atau ditambahkan dengan amortisasi premi atau diskonto. Premi dan diskonto diamortisasi menggunakan metode garis lurus.
3. Tersedia untuk dijual dinyatakan berdasarkan nilai wajar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) nilai wajar tidak diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan, melainkan disajikan secara terpisah sebagai komponen ekuitas. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasikan tersebut dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan pada saat direalisasi.
Efek - efek disajikan di neraca setelah dikurangi dengan penyisihan penghapusan.
Untuk efek individual dalam kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo, bila terjadi penurunan nilai wajar dibawah harga perolehan (termasuk amortisasi premi dan diskonto) yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual tersebut diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan investasi efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode
identiikasi khusus.
h. Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman dengan debitur, yang mewajibkan debitur untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bunga.
Kredit dinyatakan berdasarkan jumlah bruto tagihan Bank dikurangi penyisihan kerugian. Penyisihan tersebut merupakan jumlah penghapusan yang diperkirakan atas kredit, yang ditetapkan berdasarkan kolektibilitas terhadap masing-masing debitur.
Kredit diklasiikasikan sebagai "non performing" pada saat pokok pinjaman telah jatuh tempo dan atau pada saat manajemen
berpendapat bahwa penerimaan atas pokok atau bunga tersebut diragukan. Pendapatan bunga pinjaman yang telah
diklasiikasikan sebagai "non performing" tidak diperhitungkan dan akan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima.
Pinjaman dihapuskan pada saat manajemen berpendapat bahwa pinjaman tersebut sudah tidak akan tertagih lagi. Penerimaan kembali pinjaman yang telah dihapuskan diakui sebagai penambahan penyisihan penghapusan atas aktiva produktif selama tahun berjalan.
i. Penyisihan Penghapusan aktiva Produktif dan estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi
2. KeBIjaKan aKunTanSI
(Lanjutan)i. Penyisihan Penghapusan aktiva Produktif dan estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi (Lanjutan)
Berdasarkan peraturan tersebut, aktiva produktif diklasiikasikan dalam 5 (lima) kategori masing-masing dengan tarif
persentase penyisihan penghapusan sebagai berikut:
Klasiikasi untuk Kualitas Aktiva Produktif
Lancar Minimum 1%
Dalam perhatian khusus Minimum 5%
Kurang Lancar Minimum 15%
Diragukan Minimum 50%
Macet 100%
Persentase penyisihan aktiva produktif diatas diterapkan terhadap saldo aktiva produktif setelah dikurangi dengan nilai
agunan, kecuali untuk aktiva yang diklasiikasikan lancar.
Nilai agunan yang merupakan faktor pengurang dalam perhitungan penyisihan penghapusan aktiva produktif adalah agunan yang telah dinilai sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Kualitas Aktiva Produktif.
j. aktiva Tetap
Aktiva tetap dibukukan berdasarkan biaya perolehan, kecuali yang dinilai kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah dikurangi akumulasi penyusutan.
Bangunan disusutkan dengan mengunakan metode garis lurus (straight line methode) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva selama 20 (dua puluh) tahun, sedangkan aktiva tetap lainnya disusutkan pula dengan menggunakan metode garis lurus (straight line methode).
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, pemugaran dan penambahan
dalam jumlah signiikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan dan
akumulasi penyusutan dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dalam laba atau rugi yang terjadi dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
Persentase penyusutan dari masing-masing aktiva tetap per 31 Desember 2007 sebagai berikut:
Tarif penyusutan
Perabotan dan peralatan 25%
Kendaraan 25%
k. agunan yang diambil alih (ayda)
Aktiva yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian pinjaman nasabah disajikan dalam akun "Akun Lain-Lain" dan
dicatat sebesar nilai terendah antara taksiran aktiva dan saldo pinjaman yang belum dilunasi. Dalam hal taksiran aktiva lebih rendah dari saldo pinjaman, maka selisih lebih dari saldo pinjaman yang tidak dapat ditagih lagi, dikurangkan dari penyisihan penghapusan kredit.
Laba atau rugi yang diperoleh atau dari realisasi penjualan agunan yang diambil alih dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi tahun yang bersangkutan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum pasal 39, diatur penetapan kualitas agunan yang diambil alih sebagai berikut:
PT BANK INA PERDANA
caTaTan aTaS LaPOran KeuanGan
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 36
2. KeBIjaKan aKunTanSI
(Lanjutan)k. agunan yang diambil alih (ayda) (Lanjutan)
- Lancar, apabila agunan yang diambil alih dimiliki sampai dengan 1 (satu) tahun.
- Kurang Lancar, apabila agunan yang diambil alih dimiliki lebih dari 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun. - Diragukan, apabila agunan yang diambil alih dimiliki lebih dari 3 (tiga) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun. - Macet, apabila agunan yang diambil alih dimiliki lebih dari 5 (lima) tahun.
l. Simpanan
Giro, tabungan dan deposito dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank kepada nasabah/pihak ketiga.
Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, pemindahbukuan dengan bilyet giro, atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang giro.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya, hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik tabungan.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian dengan penyimpanan/deposan. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian dengan deposan.
Sertiikat deposito dinyatakan sebesar nilai nominal dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi.
m. Kewajiban estimasi Manfaat Karyawan
Bank membukukan kewajiban estimasi manfaat karyawan sesuai dengan kebijakan bank dan juga Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 serta PSAK No. 57. Kewajiban manfaat karyawan dihitung dengan menggunakan tenaga ahli aktuaris independen.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada tahun berjalan. Besarnya amortisasi biaya jasa tahun lalu adalah biaya masa kerja lalu yang belum diakui dibagi nilai anuitas selama 4 tahun. Kewajiban transisi timbul atas masa kerja lalu pada waktu pertama kali menerapkan IAS No. 19.
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode akrual. Pendapatan bunga atas aktiva produktif yang digolongkan sebagai non performing (kurang lancar, diragukan dan macet) dicatat sebagai tagihan kontijensi (off balance sheet) dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima secara tunai.
Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga.
Pendapatan bunga, yang timbul dari kredit yang direstrukturisasi, ditangguhkan dan disajikan pada akun kewajiban lain-lain serta diakui pada saat diterima secara tunai (cash basis).
o. Pengakuan Pendapatan Provisi dan Komisi
Pendapatan provisi dan komisi lebih dari Rp 50.000.000,-(lima puluh juta) yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan terkait dengan jangka waktu tertentu dan oleh satu debitur diperlakukan sebagai pendapatan yang ditangguhkan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kredit, pendapatan provisi dan komisi sampai dengan Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) diakui pada saat transaksi dilakukan.
Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu diakui pada saat transaksi dilakukan.
PT BANK INA PERDANA
caTaTan aTaS LaPOran KeuanGan
PT BANK INA PERDANA
caTaTan aTaS LaPOran KeuanGan
PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007
2. KeBIjaKan aKunTanSI
(Lanjutan)p. Pajak Penghasilan Badan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Berdasarkan UU No. 36/th 2008 tentang perubahan ke-4 atas UU No.7 th 1983 tentang pajak penghasilan bahwa tarif pajak penghasilan berubah menjadi tarif tunggal sebesar 28% untuk tahun 2009 dan sebesar 25% untuk tahun 2010 dan tahun-tahun selanjutnya.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aktiva dan kewajiban pajak kini.
q. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai hubungan Istimewa
Bank melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan pernyataan No. 7 Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yang dimaksud dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
(i) Perseroan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan perseroan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
(ii) Perseroan asosiasi (associated companies);
(iii) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perseroan
pelapor yang berpengaruh secara signiikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut; yang dimaksudkan
dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksi dengan perseroan pelapor;
(iv) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perseroan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan satu tingkat dibawah direksi dari perseroan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
(v) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signiikan
atas perseroan yang bersangkutan. Ini mencakup perseroan-perseroan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perseroan pelapor dan perseroan-perseroan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perseroan pelapor.
Laporan Tahunan Bank Ina 2008
/ 38
PT BANK INA PERDANA
caTaTan aTaS LaPOran KeuanGan
PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007
3. KaS
2008 2007
(rp) (rp)
Rupiah 3.852.696.038 2.740.315.200
Mata Uang Asing 158.356.990 142.013.964
jumlah Kas 4.011.053.028 2.882.329.164
Saldo dalam mata uang Rupiah termasuk uang pada mesin ATM (Automated Teller Machine) sejumlah Rp 1.092.900.000,- pada tanggal 31 Desember 2008 dan Rp 556.150.000,- pada tanggal 31 Desember 2007.
4. GIrO Pada BanK IndOneSIa
2007 2006
(rp) (rp)
Rupiah 27.555.161.804 35.883.389.976
jumlah Giro pada Bank Indonesia 27.555.161.804 35.883.389.976
Giro wajib minimum Bank untuk mata uang Rupiah sebesar Rp 26.458.147.449,- (5,06%) pada 31 Desember 2008 dan sebesar Rp 34.979.105.679,- (7,03%) pada 31 Desember 2007.
5. GIrO Pada BanK LaIn
Akun ini terdiri dari :
2007 2006
(rp) (rp)
Pihak ketiga - Rupiah
BCA 41.892.384 29.036.768
BNI 9.561.901 9.452.866
Bank Lippo 19.513.033
-70.967.318 38.489.634
Penyisihan penghapusan (709.673) (384.896)
jumlah Giro pada Bank Lain- bersih 70.257.645 38.104.738
Perubahan penyisihan penghapusan giro pada bank lain adalah sebagai berikut :
Saldo awal tahun (384.896) (2.878.635)
Pembentukan selama tahun berjalan (1.554.674) -
Pemulihan penyisihan penghapusan 1.229.897 (2.493.739)
Saldo akhir tahun (709.673) (384.896)
PT BANK INA PERDANA
caTaTan aTaS LaPOran KeuanGan
PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007
6. EFEK
Efek-efek yang dimiliki oleh perseroan per 31 Desember 2008 dan 2007 menurut manajemen adalah efek-efek yang dikelompokkan sebagai berikut:
2008 2007
(Rp) (Rp)
I. Dimiliki hingga jatuh tempo:
a. Sertiikat Bank Indonesia 111.102.000.000 125.000.000.000
Bunga diterima dimuka yang belum diamortisasi (393.764.566) (396.521.091)
Nilai Tunai 110.708.235.434 124.603.478.909
b. Intervensi Bank Indonesia 13.100.000.000 63.500.000.000
Bunga diterima dimuka yang belum diamortisasi (13.443.980) (5.289.463)
Nilai Tunai 13.086.556.020 63.494.710.537
Jumlah efek dimiliki hingga jatuh tempo 123.794.791.454 188.098.189.446
II. Diperdagangkan
Reksadana (Jisawi Fix Plus) - 12.000.000.000
Reksadana (Pendapatan Tetap) 9.509.168.212
-Kenaikan nilai pasar 910.915.322 9.168.212
Nilai Wajar 10.420.083.534 12.009.168.212
Jumlah seluruh efek-efek 134.214.874.988 200.107.357.658
Dikurangi penyisihan penghapusan (104.200.835) (120.091.682)
Jumlah bersih seluruh efek-efek 134.110.674.153 199.987.265.976
Perubahan penyisihan penghapusan efek-efek adalah sebagai berikut:
2008 2007
(Rp) (Rp)
Saldo awal tahun (120.091.682)
-Pembentukan selama tahun berjalan (33,000,238) (120.091.682)
Pemulihan penyisihan penghapusan 48,891,085
-Saldo akhir tahun (104,200,835) (120.091.682)