• Tidak ada hasil yang ditemukan

5db4d matriks dan transformasi linier

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "5db4d matriks dan transformasi linier"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. Page 1

MATRIKS

A. Definisi Matriks

1. Definisi Matriks dan Ordo Matriks

Matriks adalah susunan bilangan (elemen) yang disusun menurut baris dan kolom dan

dibatasi dengan tanda kurung. Jika suatu matriks tersusun atas m baris dan n kolom,

maka matriks berukuran (berordo) m x n. Ordo Matriks adalah banyaknya baris dan

banyaknya kolom suatu matriks yang merupakan ukuran dari matriks.

Bentuk umum dari Amxn:

aij disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.

2. Jenis – Jenis Matriks

Berdasarkan ordonya, matriks dapat dibedakan menjadi:

a) Matriks bujursangkar / matriks persegi

Matriks yang memiliki banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom atau matriks

berordo n x n.

Contoh: A2x2 = 5 8

7 9 dengan elemen diagonal �11 = 5 dan �22 = 9

b) Matriks baris

Matriks yang hanya memiliki 1 baris.

Contoh: B1x3 = 6 8 1

c) Matriks kolom

Matriks yang hanya memiliki 1 kolom.

(2)

Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. Page 2 e) Matriks datar

Matriks berordo m x n dengan m < n

Contoh: E2x3 = 64 96 25

Berdasarkan elemen – elemen penyusunnya, matriks dapat dibedakan menjadi:

a) Matriks nol

Matriks yang semua elemen penyusunnya adalah nol dan dinotasikan dengan O.

Contoh: O = 0 0

0 0 , O = 0 0 0

b) Matriks diagonal

Matriks persegi yang semua elemen di atas dan di bawah diagonalnya adalah nol.

Contoh: D =

3 0 0

0 2 0

0 0 4

c) Matriks skalar

Matriks diagonal yang semua elemen pada diagonalnya sama.

Contoh: A =

3 0 0

0 3 0

0 0 3

d) Matriks simetri

Matriks persegi, yang setiap elemennya, selain elemen diagonal adalah simetri

terhadap diagonal utama.

Contoh: C = 5 9

9 7

e) Matriks simetri miring

Matriks simetri yang elemen – elemennya, selain elemen diagonal, saling

f) Matriks identitas / satuan

(3)

Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. Page 3 g) Matriks segitiga atas

Matriks persegi yang elemen – elemen di bawah diagonal utamanya adalah nol.

Contoh: A =

7 3 −2

0 5 8

0 0 −4

h) Matriks segitiga bawah

Matriks persegi yang elemen – elemen di atas diagonal utamanya adalah nol.

Contoh: B =

elemen – elemen kolom atau sebaliknya. Transpose matriks A dilambangkan dengan

AT.

B. Operasi Matriks dan Sifat – Sifatnya

1. Penjumlahan dan Pengurangan Dua Matriks

Jika A + B = C, maka elemen – elemen C diperoleh dari penjumlahan elemen – elemen

A dan B yang seletak, yaitu aij + bij = cij untuk elemen C pada baris ke-i dan kolom

ke-j. Akibatnya, matriks A dan B dapat dijumlahkan jika memiliki ordo yang sama.

a b

Sifat – sifat penjumlahan matriks:

a) A + B = B + A (Hukum komutatif untuk penjumlahan)

b) A + (B + C) = (A + B) + C (Hukum asosiatif untuk penjumlahan)

c) A + O = O + A = A

d) (A + B)T = AT+ BT

(4)

Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. Page 4 Jika A – B = C, maka elemen – elemen C diperoleh dari pengurangan elemen – elemen

A dan B yang seletak, yaitu aij −bij = cij atau pengurangan dua matriks ini dipandang

sebagai penjumlahan A + (-B)

a b

2. Perkalian Matriks dengan Bilangan Skalar (Real)

Matriks A dikalikan dengan suatu bilangan skalar k, maka kA diperoleh dari hasil kali

setiap elemen A dengan k.

Contoh:

Sifat – sifat perkalian matriks dengan skalar:

a) a(B + C) = aB + aC

3. Perkalian Dua Matriks

Dua buah matriks A dan B dapat dikalikan jika dan hanya jika banyaknya kolom

matriks A sama dengan banyaknya baris matriks B.

Amxn Bnxp = Cmxp

(5)

Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. Page 5 Contoh:

a) Perkalian matriks 1 x p dengan matriks p x 1

A = 2 5 1 dan F = 5 4 2

Maka, AF = [(2x5)+(5x4)+(1x2)] = [32]

b) Perkalian matriks p x 1 dengan matriks 1 x p

F =

c) Perkalian matriks 2 x p dengan matriks p x 2

B = 1 3 1

d) Perkalian matriks p x 2 dengan matriks 2 x p

E =

a) Pada umumnya AB ≠ BA (tidak berlaku hokum komutatif)

b) Apabila A matriks persegi, maka A2 = AA; A3 = A2A dan seterusnya

c) Apabila AB = BC, maka tidak dapat disimpulkan A = C (tidak berlaku sifat

penghapusan)

d) Apabila AB = O, maka tidak dapat disimpulkan bahwa A = O atau B = O

Sifat – sifat perkalian matriks dengan matriks:

(6)

Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. Page 6 C. Kesamaan Matriks

Dua buah matriks disebut sama jika:

 Memiliki ordo yang sama

 Memiliki elemen – elemen yang bersesuaian (seletak) sama

Contoh:

Matriks bujur sangkar selalu mempunyai suatu besaran skalar yang disebut determinan.

Sebaliknya, matriks yang tidak bujur sangkar tidak mempunyai determinan.

Determinan adalah nilai real yang dihitung berdasarkan nilai elemen – elemennya

menurut rumus tertentu, dilambangkan dengan det (A) atau |A|.

1. Determinan Matriks Ordo 2 x 2

Jika matriks A = a b

2. Determinan Matriks Ordo 3 x 3

(7)

Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. Page 7

b. Minor dan Kofaktor

Minor suatu matriks adalah matriks bagian yang diperoleh dengan cara

menghilangkan elemen –elemennya pada baris ke-i dan elemen – elemen pada

kolom ke-j. Minor suatu matriks dilambangkan dengan Mij.

Kofaktor suatu elemen baris ke-i dan kolom ke-j dari suatu matriks dilambangkan

dengan

Kij = −1 i+j Mij = −1 i+jdet⁡(Mij)

Untuk menghitung determinan cukup mengambil satu ekspansi saja, misal

ekspansi baris ke-1.

Adjoint matriks adalah transpose dari kofaktor – kofaktor matriks tersebut,

(8)

Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. Page 8 Misal A adalah sebuah matriks bujur sangkar. Jika ada matriks B sedemikian sehingga

AB = I, maka B disebut dengan invers A, dinotasikan dengan A-1. Dan jika AB = I,

maka BA = I. Jika terdapat matriks B sedemikian sehingga AB = BA = I, maka A

disebut matriks nonsingular. Jika sebaliknya maka A disebut matriks singular.

Teorema:

Jika sebuah matriks mempunyai invers, maka invers tersebut tunggal.

Teorema:

Jika A mempunyai invers, maka A-1 mempunyai invers dan (A-1)-1 = A.

Teorema:

Jika A dan B matriks nonsingular, maka AB mempunyai invers dan (AB)-1 = B-1 A-1.

Hal ini berlaku umum untuk berhingga perkalian matriks.

1. Invers Matriks Ordo 2 x 2

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung invers matriks ordo 2 x 2

adalah:

a. Cara perkalian

Jika A adalah matriks ordo 2x2, maka AA-1=I

(9)

Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. Page 9

Tentukan invers dari matriks R.

(10)
(11)

Referensi

Dokumen terkait

Tampilan dibawah ini merupakan sebuah form dari STTKT berbasis VB.NET yang berfungsi untuk menampilkan identitas perancang sistem. Dimana sebuah identitas perlu

Jadi pendidikan orang dewasa adalah proses pendidikan dimana para pembelajarnya adalah individu yang telah memiliki identitas dan mengetahui

Hanya sebagian kecil mahasiswa yang tidak mengalami kesalahan ketika berhadapan dengan problem solving (penyelesaian masalah) tentang soal-soal aplikasi integral dalam fisika..

Model Organisasi sektor publik tradisional sangat didominasi organsiasi birokrasi. Model organisasi birokrasi yang dikembangkan oleh Max weber itu pada awalnya sangat

sirkulasi adalah adalah kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya

Masalah yang terjadi di Industri ini adalah kecelakaan kerja dari segi bahaya kimia di area stock fit proses produksi bottom sepatu yang banyak menggunakan

Tradisi gotong royong m em iliki aturan m ain yang disepaka ti bersam a (norm), m enghargai prinsip tim bal-balik dim ana m asing-m asing pihak m em berikan kontribusi

Penelitian ini menguji reaksi pasar dengan menggunakan tingkat keuntungan dan menguji informasi asimetri di sekitar pengumuman laba pada perusahaan yang melakukan