• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAA KARTU UNSUR PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI KONSEP STRUKTUR ATOM DI KELAS X SMA 3 BIROMARU | Jainuri | JSTT 6937 23153 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAA KARTU UNSUR PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI KONSEP STRUKTUR ATOM DI KELAS X SMA 3 BIROMARU | Jainuri | JSTT 6937 23153 1 PB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

26

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI KONSEP STRUKTUR

ATOM DI KELAS X SMA 3 BIROMARU

Ahmat Jainuri1; H. Suhermandan Vanny M.A Tiwow2

1 (Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako) 2 (Staf Pengajar Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract

The research aim is to know the influence of using element cards on cooperative learning model of team game tournament (TGT) type forwardsstudent learning outcomes about material of atomic structure concept at year X SMA Negeri 3 Biromaru. The research method used quasy experiment. The population of the research was all class X Student of SMA Negeri 3 Biromaru which had been selected purposively. The sample was year X of Sains students (I) as a goup exsperiment. and whereas year X of Sains students (II) as a control group. The independent variable was the model of cooperative learning of TGT type by using element cards whereas the dependent variable was the student learning outcomes. The result data consisted of student learning outcomes (posttest), questioners of student activity, responses of student acivity, and documentation. The average cognitive of student learning outcomes (86,26) for the exsperimental group was higher then the control group (74,50 ). The average of student activity result (57,89) with percentage 86,20 % was categorized as good, and the average response student activity forwarded the use of elements cards on cooperative learning model of TGT type was 84,42 %. The percentage was categorized as high (≥60 %) and it considered as a positive criterion which wa s belong to the exsperimental group. It can be concluded that the using of element cards on cooperative learning model of TGT type has a positive influence forwards student learning outcomes about atomic structure concepts.

Keywords: Cooperative learning model of TGT type, element cards, atomic structure, learning outputs.

Ilmu kimia merupakan ilmu yang abstrak dan penuh dengan konsep-konsep yang perlu penjabaran serta pemahaman. Pembelajaran kimia dapat dilakukan dengan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap makro adalah bagaimana gambaran secara menyeluruh manfaat suatu konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari, (2) tahap mikro adalah bagaimana penjelasan pada skala kecil suatu konsep kimia dan penerapannya, dan (3) tahap simbolik adalah bagaimana penggunaan simbol, lambing, gambar, dan persamaan matematis yang dapat mewakili konsep kimia (Ware, 2001).

Ilmu kimia memiliki kosa kata yang perlu pemahaman tersendiri bila ingin memahaminya, bila ingin dipakai dalam menyampaikan pesan ilmiah hanya

(2)

dibelajarkan, dengan berdasarkan karakter ilmu kimia yaitu: struktur, prilaku fisika, dan prilaku kimia.

Ketiga karakter tersebut dalam pembelajaran ilmu kimia saling berkaitan, sehingga perlu adanya kerjasama (bentuk kooperatif), Dengan demikian, unruk membentuk kerjasama yang efektif dalam pelaksanaan pembelajaran siswa harus dikelompokkan sebagaimana pendapat Slavin (2005), bahwa pembelajaran kelompok merupakan model yang efektif dalam praktek pembelajaran. Model tersebut banyak dipakai oleh guru-guru Ilmu Pengetahuan Alam di Amerika Serikat, seperti IPA Kimia. Pembelajaran kelompok/ kooperatif mengutamakan kerjasama kelompok.

Model pembelajaran kooperatif tipe

team game tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif, karena ada kerjasama dalam kelompok, pembelajaran kooperatif tipe TGT ini membagi siswa secara bervariasi, 4 – 6 orang siswa dalam satu kelompok, seluruh anggota kelompok terlibat saling kerjasama dalam menyelesaikan tugas, serta terdapat unsur permainan dalam bentuk lomba akademik, siswa dilatih untuk saling berinteraksi, berkomunikasi, dan bekerjasama. Dengan adanya lomba akademik inilah yang menjadi daya tarik siswa untuk belajar.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ratih Tri Winarno dan Sukarmin (2011), dalam penelitiannya yang berjudul penerapan

zuma chemistry dengan kooperatif tipe TGT pada materi unsur, senyawa, dan campuran di MTs Negeri Surabaya II menyimpulkan bahwa berpengaruh positif terhadap motivasi, cara belajar, dan meningkatkan hasil belajar siswa. Demikian juga Megasari (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang diengkapi dengan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktifitasnya tentang materi minyak bumi, selain itu kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran relative engalami peningkatan.

Wiratama, dkk (2013) dalam penelitiannya tentang upaya peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran IPS terpadu juga mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dan aktifitas siswa pada proses pembelajaran.

Penelitian ini merupakan penelitian sejenis, hanya saja berbeda dalam penggunaan media pembelajaran, berbeda materi ajar, berdasarkan uraian tersbut diatas telah diakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan media kartu unsur pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa materi konsep struktur atom di SMA Negeri 3 Biromaru. Sistim

game dan tournament dalam penelitian ini berupa kartu unsur yang dicetak pada karton dengan ukuran 6 cm x 10 cm, berwarna sesuai dengan karakter unsur, yang di pandu dengan LKS yang didalamnya terdapat soal-soal dengan kategori yang berbeda antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Masing-masing kelompok beranggotakan 5–6 orang siswa yang semuanya bertanggungjawab terhadap keberhasilan kelompoknya dalam menyelesaikan tugasnya.

(3)

METODE

Jenis penelitian merupakan eksperimen semu (quasy exsperiment).

Kelompok eksperimen kelas X IPA 1 menggunakan kartu unsur pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT, dan kelompok kontrol kelas X IPA 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tanpa media kartu unsur.

Pengumpulan data dilakukan denga cara memberikan tes, observasi aktifitas siswa, dan angket respon siswa, dan observasi respon siswa, serta dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan uji prasyarat uji statistik para metrik berupa normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji t-test

untuk dua rata-rat sampel yang berbeda dengan kriteria pengujian t-hitung ≤ t-tabel, maka Ho diterima dan H1 di tolak pada taraf signifikan 5 % (α =0,05) (Riduwan, 2009), sajian data, dan penarikan kesimpulan.

Aktifitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT berupa nilai persentase dengan kriteria tertentu. Patokan persentase aktifitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran seperti ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Kriteria Persentase Aktifitas siswa

Bobot unsur pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT dinyatakan pada 4 indikator, yaitu: (1) perhatian, (2) keterterikan, (3) kepuasan, dan (4) keyakinan. Kategori tingkat respon siswa di tunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Kategori Tingkat Respon siswa Tingkat pencapaian Skor (%) Kategori

81 – 100

Standar kategori respon siswa kriteria positif, netral, dan negatif seperti ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Kriteria Indikator Tingkat Respon siswa

Pencapaian Indikator Kriteria ≥ 60 % kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol seperti dipaparkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Analisis Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No Posttest Eksperimen Kontrol

1 Jumlah siswa yang tuntas

(4)

Berdasarkan Tabel 4 terdapat perbedaan berupa ketuntasan hasil belajar secara klasikal antara kelompok eksperimen yang menggunakan media kartu unsur pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengann kelompok kontrol tanpa menggunnakan media pada model pembelajaran yang sama. Adanya media kartu unsur dan sistim kompitisi akademik ini menjadi permainan dalam belajar dan sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi siswa. Siswa menjadi aktif, berani bertanya,

dan menyampaikan pendapat, menghargai pendapat orang lain, dan kerjasama. Hal ini menunjukkan bahwa media kartu unsur dapat menarik perhatian dan keingin tahuan siswa terhadap materi proses pembelajaran, dan pada akhirnya siswa lebih giat untuk belajar sehingga bias memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi.

Hasil analisis statistic uji t-test hasil belajar posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terangkum pada Tabel 5.

Tabel 5 Analisis t-test Hasil Belajar Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No Kelompok N Rerata db sig t-hit t-tab Kesimpulan

Hasil analisis aktifitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan media kartu unsur diperoleh nilai rata-rata 57,89 dengan persentase 86,20 % termasuk pada kategori sangat baik.

Hasil analisis respon siswa pada pada proses kegiatan pembelajaran pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan media kartu unsur seperti terangkum pada Tabel 6.

Tabel 6 Analisis Respon Siswa Pada Penggunaan Kartu Unsur

No Indikator No. Soal Skor Total Skor Max % Kategori Kriteria

Berdasarkan hasil analisis uji t-test

hasil belajar posttest pada Tabel 5 menunjukkan bahwa kelompok kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan ditunjang media kartu unsur ternyata – t-tbel ≤ t-hitung ≤ t-tabel yaitu -2,70 4,318 + 2,70 (interpolasi) pada taraf signifikansi 0,00 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Atas dasar hasil tersebut berarti antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan. Implikasinya menunjukkan

(5)

media kartu unsur pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar materi struktur atom siswa kelas X SMA Negeri 3 Biromaru.

Siswa pada kelompok kelas eksperimen lebih mudah memahami materi pelajaran dan dapat menggali pengetahuan yang lebih luas sejalan dengan aktifitasnya selama proses kegiatan pembelajaran. Keaktifan siswa terlihat dalam didkusi, berani mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang lain, dapat menerima kelebihan dan kekurangan orang, serta dapat bekerjasama, juga berani bertanya epada guru bila mengalami hambatan dalam belajar disamping itu siswa belajar dalam suasana kondusif tidak ada intervensi dari guru ataupun teman lain sehingga siswa lebih mudah berkonsentrasi dalam mempelajari materi konsep struktur atom.

Analisis hasil belajar secara statistik diperoleh ketuntasan belajar kelompok eksperimen secara klasikal 82, 62 % dengan nilai rata-rata kelas 86,26 lebih tinggi dari pada hasil belajar kelompok kontrol secara klasikal 37,50 % dengan rata-rata kelas 74,50. Hal ni disebabkan bahwa penggunaan media kartu unsur pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerjasama dalam kelompok dan saling membantu mengajari satu sama lain. Setiap anggota dalam kelompok berperan aktif pada saat diskusi membahas materi yang telah diterima berupa LKS yang di dalamnya terdapat soal-soal dan peraturan cara mengerjakan dengan menggunakan media kartu unsur dan bagaimana cara bermainnya, sehingga tidak ada siswa yang tidak aktif karena masing-masing memegang kartu unsur, disinilah letak perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol didalam kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif tipe TGTdengan menggunakan media kartu unsur ini dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar, karena disamping belajar ada kegiatan

bermain dan berkompetisi akademik sehingga siswa merasa tertantang untuk berpacu dalam belajar, belajar tidak membosankan, dan bersaing baik individu maupun kelompok secara logis berwawasan akademik, sehingga siswa termotivasi dan berusaha memahami materi lebih cepat dan mempresentasikannya di meja tournament untuk mendapatkan poin yang tinggi. Adanya penghargaan kelompok pada pembelajaran tipe TGT ini menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa, serta menambah motivasi dalam belajar karena merasa usahanya dihargai sehingga dapat menimbulkan kepuasan dalam belajar, sehingga siswa mendapatkan kesen tersendiri dalam dirinya saat proses kegiatan pembelajaran materi struktur atom, hal ini berkaitan dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Maemuna (2012) bahwa kompetisi akademis dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa.

Kompetisi secara individu di dalam kelompoknya akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar, siswa akan berusaha bagaimana cara agar bias menyelesaikan tugas yang diberikan, bisa dengan cara bertanya kepada teman dalam kelompok, bertanya kepaga guru, sehingga cakrawala berfikir menjadi lebih luas dan berimplikasi ketika dilakukan evaluasi oleh guru dapat megerjakan soal-soal dengan benar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya diantaranya penlitian yang dilakukan oleh Van Wyk (2011) yang mengungkapkan bahwa model pembelajaran TGT memberikan hasil positif untuk perbaikan sikapsiswa dalam pembelajaran.

(6)

kategori sangat baik dan masuk pada kategori positif. Aktifitas siswa ini adalah salah satu indikator keefektifan pembelajaran kooperatif tipe TGT yang ditunjang oleh media kartu unsur, yang pada implikasinya dapat terlihat pada saat dilakukan posttest pada kelompok eksperimen memberikan hasil yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.

Sikap dan prilaku siswa yang lain yang penting dalam proses kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT yang di tunjang dengan mendia kartu unsur ini berupa respon atau tanggapan terhadap penggunaan media kartu unsur yang diukur dengan rubrik angket respon siswa dalam 4 indikator yang terangkum pada Tabel 6, secara statistik persentase masing-masing indikator berada pada kategori sangat tinggi dan masuk pada kriteria positif, hal ini berarti bahwa ada tanggapan siswa pada proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Tanggapan atau respon positif dapat mempengaruhi hasil belajar, karena siswa memiliki keinginan dan kemauan atau termotivasi dalam belajar, sebaliknya respon negatif akan mempengaruhi siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran.

Hasil analisis indikator perhatian mencapai angka persentase 78,88 masuk pada kategori sangat tinggi dan kriteria positif, berarti bahwa pengaruh penggunaan media kartu unsur pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat membantu siswa dalam belajar lebih terkesan pada dirinya pada materi struktur atom, dapat menggali pengetahuan lebih luas, belajar menyenangkan karena ada perhatian terhadap apa yang disampaikan oleh guru, yang pada akhir pembelajaran dapat merjakan soal-soal evaluasi dengan benar.

Hasil analisis indikator ketertarikan mencapai angka persentase 77,49 masuk pada kategori sangat tinnggi dan pada kriteria positif, berarti bahwa pengaruh penggunaan media kartu unsur pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat menarik sikap dan prilaku siswa untuk memposisikan dirinya

dalam proses kegiatan pembelajaran sehingga merasa tertatik atas pesan apa yang disampaikan oleh guru dalam hal ini pesan berupa materi struktur atom, dengan demikian pada akhir pembelajaran siswa dapat mengerjakan soal-soal evaluasi dengan benar.

Hasil analisis indikator kepuasan dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran mencapai angka persentase 75,60, masuk padakategori tinggi dan pada kriteria positif, berarti bahwa pengaruh penggunaan media kartu unsur pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur atom, siswa merasa puas terhadap proses kegiatan pembelajaran, karena dalam pembelajaran ini ada tahap pemberian penghargaan terhadap kelompok atas hasil presentase materi yang telah didiskusikan berupa poin sesuai denggan ketentuan, sehingga siswa termotivasi untuk belajar, mandiri dan bertanggungjawab. Respon positif siswa pada proses kegiatan pembelajaran dapat menyebabkan tumbuhnya minat dan motivasi untuk belajar. Motivasi belajar berpengaruh sangat penting dalam menentukan seberapa banyak siswa dapat menyerap informasi yang disampaikan guruselama proses kegiatan pembelajaran berlangsung dan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi sehingga siswa akan menyerap dan memahami materi tersebut dengan baik. siswa merasa puas atas hasil kerjanya yang berimplikasi pada akhir pembeajaran dapat mengerjakan soal-soal evaluasi dengan benar.

(7)

Pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat membuat siswamerasa senang dan tertantang, karena dalam pelaksanaannya pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa belajar sambil bermain kartu unsur dan berkompetisi secara individual dan berkompetisi dalam kelompoknya, oleh karena itu keberhasilan individu akan mempengaruhi keberhasilan kelompoknya. Selanjutnya, pada tahap pemberian reward atau penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin tertinggi pada sesi tournament atau pertandingan akademis berupa presentase hasil diskusi kelompok, akan dapat memberikan kepuasan dan keyakinan tersendiri bagi siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran, sehingga pesan apa yang disampaikan oleh guru berupa materi struktur atom akan teringat dengan sendirinya yang berimplikasi pada saat evaluasi dapat mengerjakan soal-soal dengan benar.

Indikator respon siswa berdampak pada karakteristik berupa tingkah laku siswa yang menyangkut minat (keinginan dan kemauan), kecerdasan berfikir, pemusatan perhatian, ketekunan dalam belajar, serta rasa penasaran ingin tahu lebih banyak pada isi materi selanjutnya, berusaha mencoba secara aktif dalam mengatasi tantangan yang ada pada setiap proses kegiatan pembelajaran. Secara operasional motivasi belajar itu ditantukan oleh seberapa besar tingkat perhatian, ketertatikan terhadap sesuatu, rasa puas terhadap apa yang diperoleh dengan usahanya sendiri, serta keyakinan akan keberhasilan dalam belajar yang dirasakan oleh sisw itu sendiri.

Respon siswa terhadap proses kegiatan pembelajaran dapat dipandang sebagai a general trait dan a situation-spesific state, sebagai a general trait respon belajar diasumsikan sebagai suatu kecenderungan siswa yang relatif stabil dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan sebagai situation-spesific state respon belajar diasumsikan sebagai suatu kecenderungan yang tidak stabil dalam kegiatan pembelajaran. Secara lebih

spesifik dari indikator respon siswa tersebut bahwa berguna untuk mengetahui seberapa besar siswa memiliki perhatian terhadap kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media kartu unsur, seberapa besar rasa bangga atau puas terhadap kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT , serta seberapa besar keyakinan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media kartu unsur, akan mempengaruhi keberhasilannnya dalam belajar berupa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal di akhir kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru Trianto (2008).

Berdasarkan uraian diatas, secara statistic penelitian ini dapat dikatakan berhasil, karena masing-masing aspek dalam penelitian seperti hasil belajar, aktifitas siswa, dan respon siswa, dalam kegiatan pembelajaran beraga pada kategori sangat tinggi dan kriteria positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT yang ditunjang dengan media kartu unsur dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa,

Di antaranya keaktifan siswa, motivasi belajar, rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang baru, daya saing, mampu menghadapi tantangan, rasa demokratis, kerjasama, serta kepekaan social.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu usur pada model pembelajaran kooperatif tipe

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Muzwar, S.Pd, M.Pd selaku kepala SMA Negeri 3 Biromaru, Bapak Drs. Paulus H. Abram, Ph.D sebagai validator semua instrument penelitian, Ibu Reniati, S.Pd, dan Ibu Herlina, S.Pd, M.Pd sebagai observer yang banyak membantu terlaksananya penelitian ini.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto. S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 2010). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Maemuna. 2012. Pengaruh Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jgsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Laju Reaksi di Kelas XI SMA Al-Khairat Palu. Tesis. Tidak di Terbitkan. Palu: Program Pascasarjana Universitas Tadulako. Megasari, D., Tyasning, Haryono, Nanik, D.

N., 2012. Penerapan Model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) Dilengkali LKS untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Materi Minyak Bumi Pada siswa Kelas X-4 SMA Batik 1 Surakarta. Journal Pendidikan Kimia.

Vol. 1, 6(3):59-67.

Ratih, T. W. dan Sukarmin. 2012. Penerapan Zuma Chemistry Games Dengan Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Pada Materi Unsur, Senyawa, dan Campuran di MTs Surabaya. Unesa Journal of Chemical Education. Vol. 1. No. 1, PP:180-188.

Riduwan. 2009. Pengantar Statistik Sosial.

Bandung: Alfabeta.

Slavin, R. E. 2005. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. (Edisi Keenam Terjemahan). Jakarta: PT. Indeks

Trianto, 2008. Mendesain Pembelajaran Konstektual: Constextual Teaching and Learning di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publiser.

Van Wyk, M. M. 2011. The Effects of Teams Games Tournaments on Journal Social Science. 26(3):183-193.

Ware, S. A. 2001. Teaching Chemistry From Asocietal Perspective. Pure Appl.Chem. 73(7): 1209-1214.

Wiratama, D., Palupiningdyah, dan Hengky, P. 2013. Studi Kasus Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Team Game Tournament Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu. Jurnal Pendidikan Ekonomi.

Gambar

Tabel 2 Kategori Tingkat Respon siswa  Tingkat pencapaian Skor (%) Kategori

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan tentang proses pembangunan tidak dapat dan tidak boleh jauh dari besar dan mendesaknya berbagai masalah yang mengancam masyarakat

Pengaruh Strategi Bauran Ritel Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Maximart Thamrin Plaza

Sumber : Data Lapanagn ( Primer ), 2017 Pada tabel 7 menunjukan bahwa kelompok kerentanan bangunan yang berada pada klas tinggi memiliki jumlah 138 bangunan dari jumlah total

Bersama ini saya mohon atas kesediaan Saudara/i untuk mengisi dan menjawab seluruh pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini, penelitian ini digunakan untuk menyusun skripsi

Saran yang bisa diberikan adalah diharapkan perusahaan tetap mempertahankan proses SCM dengan memperbaiki kekurangan yang ada baik dari hasil produksi maupun

Pengembangan model pembelajaran ini dilakukan untuk mengembangkan setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru ataupun siswa berdasarkan kepada fase-fase pembelajaran

Dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada zaman sekarang, juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan ajar untuk menyampaikan materi pembelajaran khususnya

Nilai Adjusted R Square yang didapat dari hasil pengujian Koefisien Determinan (R 2 ) terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,398 menjelaskan bahwa 39,8% kepuasan pelanggan