• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESIS BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPUK RANDU DENGAN VARIASI SUHU MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SINTESIS BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPUK RANDU DENGAN VARIASI SUHU MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SINTESIS BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPUK RANDU DENGAN VARIASI SUHU MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI

Oleh Rian Priatmoko

NIM : 11307141030

Pembimbing : Endang Dwi Siswani, M.T

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) rendemen dari minyak biji kapuk randu dan biodiesel hasil sintesa; 2) karakter biodiesel hasil sintesa, meliputi: besarnya massa jenis, viskositas, titik nyala, titik tuang dan kalor pembakaran pada berbagai suhu; 3) karakter biodiesel hasil sintesa jika dibandingkan dengan standar SNI 7182-2012; dan 4) pengaruh suhu terhadap karakter biodiesel hasil transesterifikasi.

Subjek penelitian ini adalah biji kapuk (Ceiba pentandra. L) yang diperoleh dari tanaman kapuk yang tumbuh di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah biodiesel dari minyak biji kapuk (Ceiba pentandra. L) hasil reaksi transesterifikasi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia FMIPA UNY, dengan metode ekstraksi sokhlet. Transesterifikasi dilakukan dengan metanol 20% b/b, KOH 0,75% b/b, lama pengadukan 50 menit, dan variasi suhu 30, 50, 70, dan 90 .. Selanjutnya dilakukan karakterisasi gugus fungsi dengan FTIR, massa jenis, viskositas, titik nyala, titik tuang dan kalor pembakaran. Untuk mengetahui pengaruh suhu transesterifikasi terhadap karakter biodiesel dilakukan uji anava AB.

Rendemen minyak hasil ekstraksi soklhet 30,25167%, rendemen biodiesel hasil transesterifikasi untuk suhu 30, 50, 70, dan 90 berturut-turut sebesar 66,326; 59,184; 55,102; dan 51,020. Semakin tinggi suhu maka semakin tinggi viskositas. Pengaruh suhu terhadap massa jenis, flash point, pour point, dan kalor pembakaran adalah tidak teratur.

(2)

SYNTHESIS OF BIODIESEL FROM COTTON SEED OIL WITH TEMPERATURE VARIATION IN TRANSESTERIFICATION PROCESS

By:

Rian Priatmoko

Student’s Number : 11307141030

Supervisor : Endang Dwi Siswani, M.T

ABSTRACT

This study aims to determine: 1) yield of the cotton seed oil and biodiesel by synthesis; 2) characteristics of biodiesel from transesterification include: density, viscosity, flash point, pour point, and heat of combustion of biodiesel at temperature variation 3) suitability characteristic biodiesel from synthesis, if compared with SNI 7182-2012 standart 4) temperature effect with characteristic biodiesel from transesterification.

The subjects of this research were cotton seeds (Ceiba pentandra) obtained from cotton plants that grow in Gunung Kidul areas, Yogyakarta. The object of this study is biodiesel from cotton seed oil (Ceiba pentandra. L) the results of the transesterification reaction. In this research was conducted in chemical Lab Faculty UNY and done with soxhlet extraction. Transesterification to convert the oil into biodiesel by using KOH 0.75% w/w and methanol 20% w/w and using the duration of stirring for 50 minutes and the temperature variation of 30, 50, 70, and 90 . The next step are: FTIR characterization to know functional groups, density, viscosity, flash point, pour point, and heat of combustion. To know the influence of temperature on character of biodiesel used ANOVA test AB.

Yield from soxhlet extraction are 30.25167%. Yield from esterification for temperature 30, 50, 70, dan 90 respectively are 66.326; 59.184; 55.102; and 51.020%. The higher temperature effect is viscosity increased. Effect of temperature for density, flash point, pour point, and heat of combustion are random.

(3)

58 DAFTAR PUSTAKA

A.A Refaat., & S.T. El. Sheltawy. (2008). Time Factor in Microwave-Enhanced Biodiesel Production WSEAS Transactions on Environment and Development Issue. 4(4). Hlm. 279-288.

Adly Havendri. (2008). Kaji Eksperimental Perbandingan Prestasi dan Emisi Gas Buang Motor Bakar Diesel Menggunakan Bahan Bakar Campuran Solar dengan Biodiesel CPO, Minyak Jarak, dan Minyak Kelapa. Teknik A. 29(1). Hlm. 38-46.

Anonim. (2000). Material Safety Data Sheet Potassium Hydroxide. Diakses dari http://www.essentialdepot.com/msds/KOH_MSDS.pdf . pada tanggal 15 Mei 2013. Jam 10:19 WIB.

Anonim. (2006). SNI 07182-2012 Biodiesel. Diakses dari http://sisni.bsn.go.id/. pada tanggal 3 Februari 2015, Jam 11.25 WIB

Anonim. (2012). MSDS for Potassium Hydroxide. Diakses dari http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927230 pada tanggal 15 Mei 2015, Jam 10:07 WIB.

Anonim. (2012). Randu Ceiba pentandra L. Gaertn. Diakses melalui http://www.plantamor.com/index.php?plant=301 pada Tanggal 29 Mei 2013 Pukul 01:05 WIB.

Amir Awaluddin Saryono., Sri Nelvia, & Wahyuni. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawit Mentah Menggunakan Katalis Padat Kalsium Karbonat yang Dipijarkan. Jurnal Natur Indonesia. 11(2). Hlm. 129-134.

Aprianto, Anton. (1989). Viskositas dan Penerapannya. Jakarta: Erlangga

Astrilia Damayanti & Wara Dyah Pita Rengga. (2010). Kualitas Refined- Glyserin HasilSamping Reaksi Transesterifikasi Minyak Sawit dengan Menggunakan Variasi Katalis. Jurnal Kompetensi Teknik. 1(2). Hlm. 43-48.

Bernardini, E. (1983). Oilseeds, Oils and Fats. Roma: Publishing House.

Boy Arief Fachri. (2006). Kinetika Reaksi Alkoholis Minyak Dedak Padi dalam Metanol dengan Katalis KOH Pada Proses Pembuatan Biodiesel. Jurnal Ilmu Dasar. 7(2). Hlm. 98-105.

(4)

Cristian Sinaga. (2008). Studi Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah. Skripsi. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Darmoko, D. & Cheryan, M. (2000). Kinetic of Palm Oil Transesterification in a Bath Reactor. J.am Oil Chem. Soc. 7(7). Hlm. 1263-1267.

Dewajani, Heny. (2008). Potensi Minyak Biji Randu (Ceiba pentandra) sebagai Alternatif Bahan Baku Biodiesel. Distilat-Jurnal teknologi Separasi. 1.(2). Hlm. 101-117.

Dimar Sinabutar. (2009). Analisis Pengaruh Temperatur Reaksi dan Konsentrasi Katalis NaOH dalam Media Metanol terhadap Perubahan Kualitasistik Fisika Biodiesel Minyak Kelapa. Thesis. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dita Victiary. (2011). Sintesis Biodiesel dari Minyak Jelantah Hasil Pemucatan dengan Adsorben Abu Sekam Padi Pada Berbagai Variasi Suhu. Skripsi.Yogyakarta: FMIPA UNY.

Edi Mulyadi. (2011). Metil Ester Production in Aslant Sealed Transesterification Reactor. Jurnal Teknik Kimia. 5(2). Hlm. 439-443.

Endang Dwi Siswani., Susila Kristianingrum., dan Siti Marwati (2012). Pengaruh Suhu dan Waktu Proses Terhadap Karakter Biodiesel Hasil Sintesa dari Minyak Biji Ketapang. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Erna Astuti. (2008). Pengaruh Konsentrasi Katalisator dan Rasio Bahan terhadap Kualitas Biodiesel dari Minyak Kelapa. Jurnal Rekayasa Proses. 2(1). Hlm. 5-10.

Fahma Riyanti, Poedji L. H., & Catur D. L. (2012). Pengaruh Variasi Konsentrasi Katalis KOH Pada Pembuatan Metil Ester dari Minyak Biji Kapuk Terminalia catappa Linn). Jurnal Penelitian Sains. 15(2C). Hlm. 74-78.

Freedman, B., Butterfield, R. O., & Pryde, E., H. (1986). Transesterification Kinetics of Soybean oil, J. Am. Oil Chem. Soc. 63(10). Hlm. 1375-1380.

Gandjar, Ibnu Gholib & Abdul Rohman. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ganjar Andaka. (2008). Hidrolisis Minyak Biji Kapuk dengan Katalisator Asam Khlorida. Jurnal Rekayasa Proses. 2(2). Hlm. 45-48.

(5)

60 Hardjono, A. (2001). Teknologi Minyak Bumi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Hisar Tambun. (2009). Analisis pengaruh Temperatur Reaksi dan Konsentrasi katalis KOH dalam Media Etanol Terhadap Perubahan Kualitasistik Fisika Biodiesel Minyak Kelapa. Tesis. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Isalmi Azis, Siti Nurbayati, & Arif Rahman. (2012). Penggunaan Zeolit Alam sebagai Katalis dalam Pembuatan Biodiesel. Valensi. 2(4). Hlm. 511-515.

Keko Hori, Maxima E. Flavier, Shigenori Kuga, Thi Bach Tuyet, & Kenji Liyama. (2000). Excellent Oil Absorbent Kapok (Cieba pentandra L) Fiber:Fiber Stucture, Chemical Characteristics, and application J Wood Sci. Hlm. 401-404.

KPH Kendal. (2011). Monitoring & Evaluasi Jenis Tanaman Rimba Eksotik. Diakses dari http://www.kphkendal.com/files/eksotik.pdf pada tanggal 29 Mei 2013. Jam 1:47 WIB.

Kusmiyati. (2008). Reaksi Katalis Esterifikasi Asam Oleat dan Metanol Menjadi Biodiesel dengan Metode Destilasi Reaktif. Reaktor. 12(2). Hlm. 78-82.

Mahlinda & Lancy maurina. (2011). Proses Pemurnian Metanol Hasil Sintesa Biodiesel Menggunakan Rotary Evaporator. Jurnal Hasil Penelitian Industri. 24(1). Hlm. 20-27.

Mescha Destianna, Agustinus Zandy, Nazef dan Soraya Puspasari. (2007). Intensifkasi Proses Produksi Biodiesel. ITB & PT REKAYASA INDUSTRI. Hlm. 13.

Muhammad Prio Bagus Santoso, Eko Budi Susatyo, & Agung Tri Prasetya. (2012). Sintesis Biodiesel dari Minyak Biji Kapuk dengan Katalis Zeolit Sekam Padi. Indonesian Journal of Chemistry Science. 1(2): 98-103.

Muhammad Sidiq Habibi. (2009). Produksi Biohidrogen Melalui Fermentasi Bakteri Fotosintetik Rhodobium marinum dan Isolat Sanur. Skripsi. Bogor: FMIPA IPB.

(6)

Nasir, S dan Teguh Budi SA. (2011). Pengolahan Air Limbah Hasil Proses Laundry Menggunakan Filter Keramik Berbahan Tanah Liat Alam dan Zeolit. Laporan Hibah Kompetitif 2011: Universitas Sriwijaya Indralaya.

Purwono, S dkk. (2003). Biodiesel dari minyak kelapa. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia. Yogyakarta.

Raden Wahid Hanafi (2013) Pengaruh Konsentrasi Katalis dan Lama pengadukan Pada Reaksi Transesterifikasi Pembuatan Biodiesel dari Minyak Biji Kapuk (Ceiba pentandra L). Skripsi. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Rama P, Roy H dan Makmuri N. (2006). Menghasilkan Biodiesel Murah. Depok: Agro Media Pustaka

Rangga Nangki Sejati. Bisri Mustafa & Endang Purwanti S. (2011). Kalor Biodiesel Hasil Esterifikasi dengan Katalis Al-MCM-41 dan Transesterifikasi dengan Katalis kalium Hidroksida Minyak Biji Nyamplung (Calophyllum nophyllum). Prosiding Kimia. Surabaya: FMIPA ITS.

Rodolfo Salazar, CATIE & Dorthe Joker, DFSC. (2001). Informasi Singkat Benih Ceiba pentandra (L.) Gaertn. Diakses dari http://www.dephut.go.id/INFORMASI/RRL/IFSP/Ceiba_pentandra.pdf pada tanggal 29 Mei 2013, Jam 1.27 WIB.

Seno Darmanto. (2010). Analisa Kualitasistik Biodiesel Kapuk Randu sebagai Bahan Bakar Mesin Diesel. Eksergi-Jurnal Teknik Energi. 6(3). Hlm. 91-95.

Sinarep & Mirmanto. (2011) Kualitasistik Biodiesel Minyak Kelapa yang Dihasilkan dengan Cara Proses Pirolisis Kondensasi. Jurnal Teknik Rekayasa. 12(1). Hlm. 8-18.

Sopiana. (2011). Modifikasi Bentonit Alam Menjadi Fe sebagai Katalis Pada Reaksi Transesterifikasi Minyak Biji Kapuk. Skripsi. Bogor: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumar Hendayana, Asep Kadarohman, AA Sumarna, & Asep Supriatna. (1994). Kimia Analitik Instrumen, Edisi Kesatu. Semarang: IKIP Semarang Press.

(7)

62 Susilowati. (2006). Biodiesel dari Minyak Biji Kapuk dengan Katalis Zeolit.

Jurnal Teknik Kimia. 1(1). Hlm. 10-14.

Suyanto, Wadan & Zainal Arifin. (2003). Bahan Bakar dan Pelumas. Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY.

Tim Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati. (2008). Bahan Bakar Nabati. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tim Penulis BRDST. (2008). Membangun Pabrik Biodiesel Skala Kecil. Jakarta: Penebar Swadaya.

Triana Kusumaningsih, Pranoto, & Ragil Saryoso. (2006). Pembuatan Bahan bakar Biodiesel dari minyak Jarak; Pengaruh Suhu dan Konsen- trasi KOH pada Reaksi Transesterifikasi Berbasis Katalis Basa. Biotek-nologi. 3(1). Hlm. 20-26.

Utami, Retno. (2000). Metode Separasi dan Pemisahan. Jakarta: Erlangga.

Wahyudi Priyono Suwarso, Iza Yulia Gani, & Gani Kusyanto. (2008). Sintesis Biodiesel dari Minyak Biji Kapuk (Terminalia Catappa Linn) yang berasal dari Tumbuhan di Kampus UI depok. Valensi. 1(2). Hlm. 44-52.

Wibisono, Yusuf. (2009). Metode Statistik. Yogyakarta: UGM Press.

Widayat, Suherman, & K. Haryani. (2006). Optimasi Proses Adsorbsi Minyak Goreng bekas dengan Adsorbent Zeolit Alam: Studi Pengurangan Bilangan Asam. Jurnal Teknik Gelegar. 17(1). Hlm. 77-82.

Widyatmoko Kurniawan. (2004). Optimasi Rasio Berat Kalium Hidroksida terhadap Minyak Biji Kapuk (Cieba pentandra L. Gaertn) dalam Reaksi Transesterifikasi menggunakan Etanol. Skripsi. Semarang: FMIPA UNDIP.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah membuat biodiesel dari minyak biji alpukat sehingga dapat dijadikan bahan bakar alternatif diesel dan juga memanfaatkan biji alpukat agar memiliki

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persen konversi minyak biji kapuk dalam reaksi transesterifikasi, jumlah katalis bentonit alam dalam reaksi

Namun, mengingat kandungan asam lemak bebas di dalam minyak biji karet yang tinggi, maka proses pembuatan biodiesel dari minyak biji karet lebih efektif dan efisien dilakukan

Minyak biji karet dapat di gunakan sebagai pengganti bahan bakar alternatif yaitu biodiesel dengan reaksi esterifikasi dan transesterifikasi, yaitu reaksi asam lemak bebas

Pembuatan biodiesel sebagai pengganti bahan bakar alternatif menggunakan bahan baku minyak biji kapuk (Ceiba Petandra) dengan menggunakan katalis lempung teraktivasi

Tujuan penelitian ini adalah membuat biodiesel dari minyak biji alpukat (Persea gratissima) sehingga dapat dijadikan alternatif bahan bakar diesel, mempelajari

Jenis alkohol yang digunakan pada transesterifikasi adalah metanol dengan perbandingan (minyak:metanol) adalah 5:1 b/b. Jenis katalis yang digunakan adalah NaOH 0,5%

Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani, et al., yang berjudul “Pengaruh Katalis Asam (H 2 SO 4 ) dan Suhu Reaksi pada Reaksi Esterifikasi Minyak Biji Karet