8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki persamaan, baik itu dari segi pendekatan penelitian dan media penelitian yang digunakan. Diantaranya adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah dan Rifky Khumairo program studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung dalam jurnal pendidikan dan Pembelajaran dasar Volume 4 Nomor 1 Juni 2017 yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kela IV MI Nurul Hidayah Roworejo Negerikaton Pesawaran”. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah dan Rifky Khumairo lebih memfokuskan pada aspek pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan mengembangankan media komik, dengan pendekatan Research and development untuk menghasilkan produk pembelajaran (Nurul Hidayah dan Rifky Khumairo 2017).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Indaryati dan Jailani dalam Jurnal Prima Edukasia, Volume 3-Nomor 1, 2015 yang berjudul “Pengembangan Media Komik Pembelajaran Matematika Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V”yang berlokasi di SD Negeri Glagah Kota Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan oeh Indaryati dan Jailani bertujuan untuk menghasilkan produk media berupa komik pembelajaran matematika yang
9 dapat meningkatkan motivasi dan prstasi belajar matematika siswa kelas V SD. (Indrayati dan Jailani 2015)
Dalam pembahasan penelitian terdahulu sama-sama menggunakan media komik sebagai bahan/media yang digunakan untuk penelitian, tetapi pendekatan yang digunakan dalam penelitian berbeda, kedua penelitian terdahulu sama-sama menggunakan pendekatan Research and development, yang mana mereka mengembangkan media sebagai penunjang dalam pembelajaran.
Dewasa ini peneliti mencoba mengunakan E-Vomic (Vocabulary Comic) bahasa Arab sebagai media pembelajaran elektronik untuk meningkatkan pemahaman kosakata siswa yang ada di SD Muhammadiyah 04 Kota Malang dalam pembelajaran bahasa Arab.
B. Kerangka Teoritis
1. Media Pembelajaran
Saat ini, guru sangat berperan penting dalam menyediakan dan membimbing para peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar. Kegiatan belajar mengajar dengan konsep mendengarkan ceramah dari guru adalah salah satu bentuk dari interaksi dalam kegiatan belajar. Ketika kegiatan belajar mengajar lebih mengarahkan kepada pendidik sebagai objek utama, perlu kita ragukan efektifitas pelaksanaan pembelajaran tersebut. Pada umumnya peserta didik akan lebih aktif ketika kita memberikan kebebasan dalam kegiatan belajar mengajar.
10 Kalau kita merefleksikan kembali, pada hakikatnya media pembelajaran berfungsi sebagai alat pembantu guru dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, alat bantu dibagi menjadi 2, yaitu media visual dan audiovisul. Menurut David (1991), alat-alat bantu bertujuan untuk memberikan pengalaman lebih konkret, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat peserta didik dalam belajar.
2. Pengertian Media Pembelajaran a. Media Pembelajaran
Media merupakan kata jamak dari medium yang artinya pengantar yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan dalam mencapai efek tertentu. Kata media berasal dari bahasa latin “medio” dalam bahasa latin media diartikan sebagai antara. Secara khusus kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunkasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Jika kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran, media dapat dapat berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi bahan ajar sebagai penunjang pembelajaran.
Menurut Oemar Malik (1986), nilai praktis media pendidikan diantaranya adalah membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar mengajar. Kemudian A. Sadiman, A.S., dkk. (1990), mengemukakan bahwa media memiliki kegunaan untuk mengatasi
11 keragaman latar belakang siswa sehingga media dapat memberikan perangsang, pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan efektif apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apapun media tersebut tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaanya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajaran.
b. Kegunaan Media Pembelajaran
Dengan menggunakan media pembelajaran dengan tepat dan sesuai, dalam hal ini media berguna sebagai:
a. Menimbulkan gairah/semangat belajar
b. Memungkinkan peserta didik dapat belajar mandiri menurut kemampuan dan minatnya
c. Memungkinkan peserta didik agar lebih mudah menggali informasi yang mereka butuhkan
Adapun pendapat lain mengatakan bahwa media pembelajaran memiliki kegunaan sebagai berikut:
a. Menarik minat siswa
b. Meningkatkan pengertian siswa
c. Memberikan data yang kuat/terpercaya d. Memadatkan informasi
12 Media memiliki keguanaan yang sangat kompleks, dari proses penggunaan hingga hasil dari penggunaan media tersebut. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, penggunaan media sangat penting sekali karna dengan media pembelajaran, proses pembelajaran bisa berlangsung secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Sehingga nantinya hasil yang ingin dicapai akan lebih maksimal.
Bisa kita simpulkan bahwa, implementasi media sebagai bahan kegiatan belajar mengajar yaitu mampu menarik minat siswa, meingkatkan pegertian siswa, memberikan data yang kuat dan terpercaya dan lain sebagainya.
c. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
Guna memperlancar proses pembelajaran, media sangat kita perlukan sebagai penunjang pembelajaran. Dengan menggunakan media, pembelajaran akan dapat lebih terarah sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai.
Selain untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, aktif, efektif dan efisien, penggunaan media pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa lebih cepat dalam memahami, mengetahui, dan upaya terampil dalam mempelajari sebuah materi yang dipelajari. Oleh karena itu, dengan adanya media pembelajaran, tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan mudah.
13 Dalam proses pembelajaran, manfaat dari media adalah untuk memperlancar interaksi antara pendidik dengan peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien:
d. Macam-Macam Media Pembelajaran
Menurut Fadlillah (2012) membagi media ke dalam beberapa kelompok yaitu:
1. Media Audio yaitu sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pendengaran), serta hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan kaset
2. Media Visual yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. 3. Media Audivisual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar.
e. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Secara umum, kriteria pemilihan media pembelajaran yang harus kita pertimbangkan terlebih dahulu yaitu:
1. Tujuan penggunaan 2. Sasaran pengguna media 3. Karakteristik media 4. waktu
5. Biaya 6. Ketersedian
14 Peran media sangat penting dalam pembelajaran bahasa asing, termasuk dalam pembelajaran bahasa arab. Dalam proses belajar mengajar melibatkan sejumlah komponen yng saling bekerja sama untuk mecapai tujuan. Diatara komponen tersebut adalah guru dan media. Media dalam proses pembelajaran memiliki peran dalam berbagai pola kegiatan, diantaranya yaitu:
1. Guru sebagai sumber belajar sekaligus media 2. Guru dan media sebagai sumber belajar
3. Guru menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada media 4. Media sebagai satu-satunya sumber belajar
Media pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Diantaranya media sebagai alat yang bisa membantu guru dalam menjelaskan/menyampaikan pesan/materi kepada peserta didik, dalam satu waktu gurulah yang menjadi media dalam proses pembelajaran, menjadi model utama yang dilihat dan didengar langsung oleh peserta didik sehingga dalam hal ini kemampuan guru menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran, dalam kondisi lain adakalanya media lah yang secara otonomi memiiki peran dalam proses belajar mengajar, guru hanya menambahkan penjelasan yang belum tersampaikan dan belum jelas dari media. Dan yang terakhir media berperan aktif dan sebagai satu-satunya sumber belajar.
15 a. Pengertian E-Vomic (Vocabulary Comic)
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, komik merupakan cerita serial sebagai perpaduan karya seni gambar dan seni sastra. Komik terbentuk melalui suatu rangkaian gambar-gambar yang tersusun dalam bingkai-bingkai sehingga membentuk suatu jalinan cerita dalam urutan erat. ”Satu definisi lain disampaikan oleh Rohani dalam bukunya Media Instraksional Edukatif yang menyatakan bahwa,”komik adalah suatu kartun yang menggambarkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutn yang erat dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca.”
Definisi komik sendiri secara umum seperti yang dijelaskan oleh Claud dalam bukunya Understanding Comic (2001) mengatakan bahwa komik adalah “Ajuxtaposed and/to produce aestical responses.” Komik adalah kumpulan gambar-gambar serta lambang-lambang lain yang berdekatan dalam limitan tertentu, berfungsi untuk memberikan informasi dan mencapai tanggapan astesis dari pembacanya.
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan diatas, komik adalah suatu kumpulan gambar-gambar yang tersusun dalam urutan tertentu, terangkai dalam bingkai-bingkai serta mengungkapkan suatu karakter dalam suatu jalinan cerita untuk meningkatkan daya imajinasi pembaca. Bila dikaitkan dengan pembelajaran bahasa Arab, komik mempunyai suatu keunikan dimana komik dapat membantu
16 mengembangkan imajinasi siswa dalam kegiatan belajar, sejalan dengan itu, menurut Brownell, dengan cara memasukan konsep pelajaran dalam komik, maka anak akan memahami apa yang mereka pelajari secara permanen.
4. Penerimaan bahasa kedua untuk siswa sekolah dasar
Menurut Lerner (1998), bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi yang mencakup bahasa ujaran, membaca dan menulis. Ketika pertama kali anak mengenal keadaan sekitarnya tentang kejadian kehidupannya maupun tentang tanda-tanda, benda yang dapat mendukung terjadinya peristiwa, maka saat itu peningkatakan pemahaman dan kesadaran anak tentang apa yang dikenalnya sudah muali tumbuh.
Penggunaan media pembelajaran sebagai penunjang pemerolehan bahasa kedua pada anak atau siswa harus diterapkan oleh orangtua dan guru. Dengan menggunakan media pembelajaran tersebut diharapkan bagi siswa mampu menyerap pemerolehan bahasa kedua dengan baik. Anak akan mendapatkan pembelajaran yang dirasakan langsung oleh indra penglihatan merupakan siklus alami dalam membentuk karakter anak tersebut. Pun juga, menggunakan media pembelajaran, proses pemerolehan bahasa kedua pada anak akan lebih melekat karena rasa ingin tahu anak yang tinggi. Pemerolehan bahasa dikatagorikan menjadi dua yaitu pemerolehan bahasa pertama yang lebih sering dikenal dengan
17 bahasa ibu (mother language) dan pemerolehan bahasa kedua (second language). Dalam pemerolehan bahasa pertama, anak cenderung meniru bahasa yang didengar melalui keluarganya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menguasai bahasa pertama, proses sang anak memperoleh bahasa keduanya memerlukan komunikasi yang lebih luas guna mengembangkan kemampuannya. Maka dari itu, anak akan belajar, walaupun tanpa sadar, dengan melibatkan kemampuan menghasilkan tutur bahasa secara spontan dan kemampuan memahami tutur bahasa orang lain. Dengan kata lain, pemerolehan bahasa merupakan suatu proses kemampuan berbahasa baik berupa pemahaman atau pengungkapan secara alami tanpa melalui kehiayan pembelajaran formal (Mislikhah, 2019).
5. Implementasi Media E-Vomic
Dalam penelitian yang akan peneliti lakukan di SD Muhammadiyah 04 Kota Malang, peneliti akan memaparkan gambaran skenario pembelajaran dan bentuk media E-Vomic (Vocabulary Comic) bahasa Arab yang akan peneliti gunakan sebagai bahan penelitian.
18 Tabel 2.1 Skenario Pembelajaran.
Pendahuluan
Peneliti Mempersiapkan link aplikasi zoom meeting sebagai ruang belajar.
Pengorganisasian peserta didik sebelum memulai pembelajaran
Peneliti memperkenalkan diri kepada peserta didik
Kegiatan Inti
Peneliti memperkenalkan media pembelajaran yang akan digunakan
Peneliti memulai pembelajaran dengan menjelaskan isi materi dalam Media E-Vomic Bahasa Arab
Peneliti memberikan arahan kepada peserta didik agar mengikuti apa yang peneliti bacakan secara berulang-ulang
Penutup
Peneliti mengajukan pertanyaan secara random untuk menguji pemahaman peserta didik.
Peneliti Menghimbau kepada peserta didik agar Kosakata/Mufrodat yang telah diajarkan bisa untuk dihafalkan dan dipahami.
Peneliti memberikan motivasi kepada peserta didik agar tetap semangat dalam belajar bahasa Arab.
19 Gambar 2.1 Media E-Vomic Bahasa Arab
21 C. Kerangka Berpikir
B. H C.
D. Hipotesis
1. 𝐻0 = Media E-Vomic tidak efektif untuk meningatkan pemahaman kosakata
bahasa Arab siswa di SD Muhammadiyah 04 Kota Malang.
2. 𝐻𝑎 = Media E-Vomic efektif meningkatkan pemahaman kosakata bahasa Arab siswa di SD Muhammadiyah 04 Kota Malang.
PENGAMATAN PELAKSANAAN
IMPLEMENTASI MEDIA
E-VOMIC (VOCABULARY COMIC) BAHASA ARAB
REFLEKSI PERENCANAAN
Kondisi awal
Hasil nilai pretest siswa kelas IIA
SD Muhammadiyah 04 Kota Malang Penyebaran soal pretest Penelitian sebelum menggunakan media E-Vomic (Vocabulary Comic) bahasa arab Kondisi akhir Penelitian sesudah menggunakan media E-Vomic (Vocabulary Comic) bahasa arab Penyebaran soal posttest Hasil nilai posttest siswa kelas IIA SD Muhammadiyah 04 Kota Malang