3.1. Konsep Perancangan
Pada perancangan bangunan didasarkan atas konsep dasar dan konsep bentuk yang didapat, yaitu dengan mengambil proses dari munculnya sehingga ide itu dapat teraktualisasi. Dalam hal ini masih berhubungan dengan judul proyek yaitu Stasiun Pasar Turi Surabaya, yang berarti suatu tempat perhentian kereta api dan tempat aktifitas masyarakat yang menggunakan jasa kereta api di kawasan Pasar Turi Surabaya..
Dasar perancangan pada stasiun ini berhubungan dengan sarana transportasi yang dilayaninya yaitu kereta api dimana alat transportasi ini memiliki sifat –sifat yang tidak dimiliki sarana transportasi lain yaitu:
• Cenderung bergerak lurus mengikuti jalannya yaitu rel
• Bersambung-sambung yang menggambarkan gerbong-gerbong yang ditarik
• Berpusat pada suatu kekuatan yaitu likomotif yang menarik gerbong Selain itu sifat-sifat kereta api ini diaplikasikan dengan motto kerja yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia yaitu TOP 21 :
• Teknologi :
Kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan, kapasitas angkut, keandalan operasi dan nilai lebih pegawai.
• Operasi :
Keselamatan, ketetapan, kenyamanan yang tinggi dari operasi kereta api menjadikan kereta api terpercaya sebagai sarana transportasi utama.
• Pelayanan Prima :
Perbaikan terus menerus atas pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
• Dua: :
Selain mengandung arti abad ke-21, juga berarti:
• Kereta api merupakan alat utama dalam SISTRANAS untuk mendukung pembangunan nasional.
• Keuangan yang sehat menjamin pertumbuhan yang tinggi dan meningkatkan kemampuan sumber daya perusahaan.
• Satu:
Penyediaan jasa kereta api yang andal merupakan bukti nyata kemampuan perusahaan.
3.2.Pendekatan Perancangan
Pendekatan perancangan yang diambil adalah pendekatan metafora, yang dianggap sesuai dengan konsep perancangan desain yang ingin menampilkan ekspresi bangunan dengan cara yang berbeda. Pada perancangan stasiun ini bentukan denah diambil dari perjalanan kereta api yang lurus dan berliku-liku seperti kereta api saat memasuki stasiun demi stasiun kecil dalam perjalanannya.
Gambar 3.1. Konsep
3.3.Pendalaman Perancangan
Pendalaman dalam perancangan stasiun ini adalah Sirkulasi dimana sirkulasi merupakan masalah utama pada bangunan stasiun, diharapkan dengan pengaturan sirkulasi yang baik tercipta kenyamanan baik pada penumpang pengelola maupun masyarakat pendukung dalam pelayanan jasa kereta api.
3.4.Pola Penataan Massa Bangunan
Pada Stasiun pasar turi zoning dibedakan menjadi 4 bagian yaitu:
• Zoning keberangkatan
STASIUN
• Zoning kedatangan
• Zoning pelayanan stasiun
• Zoning barang hantaran
Gambar 3.2 Denah lt1
Zoning keberangkatan dan kedatangan dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas
eksekutif dan kelas ekonomi. Pada entrance utama penumpang ekonomi dan eksekutif menjadi satu memasuki hall utama, pada hall tersebut 2 kelas ini mulai dibedakan mulai loket karcis dan akses menuju ruang tunggu.
Pada kelas ekonomi ruang tunggu diletakan pada lantai satu di sebelah peron jalur 1. Penumpang ekonomi dikhususkan menggunakan jalur 1 dan 2 adar memudahkan mereka untu mengakses kereta dimana perilaku penumpang ekonomi merupakan kelas menengah kebawah yang sering membawa barang- barang yang besar dan banyak. Untuk kelas eksekutif ruang tunggu terletak di lantai 2 agar memberikan privasi tersendiri kepada para penumpang kereta eksekutif.
Untuk kedatangangan sirkulasi tetap dibedakan antara kelas eksekutif dan ekonomi kemudian menjadi 1 pada ruang tunggu kedatangan.
3.5.Bentuk dan Penampilan Bangunan
Pola penataan massa bangunan dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti, zoning, sirkulasi, pola bentukan tapak, dan jenis penumpang. Bangunan dirancang bermassa tunggal mengikuti jalur rel yang telah ada. Pada tengah terdapat 2 massa yang besar yang berfungsi sebagai hal keberangkatan dan kedatangan penumpang yang dihubungkan dengan fasilitas penunjang seperti cafetaria dan toilet agar mudah diakses oleh hall tersebut.
Gambar 3.3. Layout Plan
Penampilan bangunan banyak bentuk meliuk-liuk agar tercipta ekspresi dinamisnya dan banyak menggunakan material kaca dan panel alumunium agar tercipta ekspresi mengikuti kemajuan teknologi.
3.6.Pola Penataan Ruang dalam Bangunan
Penataan ruang dalam bangunan ditata berdasarkan zoning dan hirarki ruang. Ruang-ruang ditata secara fungsional, namun tetap dalam kesinambungan alur, sehingga jalur sirkulasi pengunjung terarahkan sesuai dengan konsep sirkulasi dalam bangunan, dan antara sirkulasi penumpang dan pengelola/staf
serta servis tidak saling terganggu. Ruang-ruang ditata sesuai tingkat kepublikannya, diarahkan dari ruang yang satu ke ruang yang lain sehingga tidak membingungkan menuju ke kereta api.
3.7.Fasilitas dalam Bangunan
3.7.1. Hall keberangkatan
Pada hall keberangkatan terdapat 3 loket yaitu loket reservasi,eksekutif- bisnis dan ekonomi. Loket dibuat terpisah untuk menghindari kepadatan antrian.
Di sebelah loket eksekutif terdapat tangga dan eskalator agar memudahkan penumpang eksekutif menuju ruang tunggu di lantai 2. Sedangkan pintu masuk ruang tunggu ekonomi terdapat di sebelah kanan loket.
Gambar 3.4. Hall Keberangkatan
3.7.2. Hall kedatangan
Hall kedatangan dibuat tanpa kolom sama dengan dengan hall kedatangan agar memudahkan sirkulasi penumpang datang bertemu dengan penjemputnya.
Hall kedatangan terletak di sebelah timur hall keberangkatan
Gambar 3.5. Hall Kedatangan
3.7.3. Ruang Tunggu
3.7.3.1.Ruang Tunggu Ekonomi
Pada stasiun Pasar Turi penumpang ekonomi akan menaiki kereta melalui jalur 1 & 2 dengan alasan :
• pada jalur ini sudah ada kanopi untuk kereta sejak stasiun ini dibangun
• Memudahkan akses penumpang ekonomi memasuki peron
• Sudah adanya peron tinggi pada lajur tersebut sehingga memudahkan penumpang menaiki kereta.
• Memudahkan penumpang ekonomi yang sering membawa barang-barang besar seperti karung untuk menuju ke kereta karena tidak melalui split level seperti zoning kerta eksekutif.
Gambar 3.6. Ruang Tunggu Ekonomi
3.7.3.2. Ruang Tunggu Eksekutif
Untuk penumpang bisnis dan eksekutif akan melalui jalur 3&4 dengan alasan :
• Memiliki prestise dan ketenangan tersendiri (terpisah dari zoning ekonomi)
• Memiliki view tersendiri melihat kereta api dengan adanya 2 jembatan menuju jalur tersebut.
• Memiliki ruang tunggu tersendiri di lt 2 stasiun.
• Menggunakan fasilitas-fasilitas berteknologi seperti AC, Eskalator dll.
Gambar 3.7. Ruang Tunggu Eksekutif
3.7.4. Cafetaria
Cafetaria terletak ditantara hall keberangkatan dan kedatangan di lantai satu, lokasi ini sangat strategi karena dekat dengan ruang tunggu ekonomi. Untuk Ruang tunggu eksekutif makanan dilayani di lantai dua dikirim melalui dome weither.
Gambar 3.8. Cafetaria
Tabel 3.1. Fasilitas Layanan stasiun
Fasilitas Layanan Stasiun
No RUANG Luas m2
1 Dropping area 40
2 Hall 750
3 Loket 20
4 Reservasi 10
5 R tunggu ekonomi 170 6 R tunggu eksekutif 215 7 Kantor karcis 24 8 Kantor ekspedisi 180 9 Toilet 32 10 Peron KA 1188
TOTAL 2629
3.7.5. Pengelola stasiun
Kantor pengelola terletak di sebelah barat hall keberangkatan pada daerah ini terdapat ruang-ruang pengelola stasiun seperti ruang operasional, ruang PPKA,
ruang kepala stasiun dan lobby Tamu. Ruang pengelola terletak pada daerah ini agar lebih mudah dalam memantau pelayanan tiket pada hall keberangkatan.
Gambar 3.9. Pengelola Stasiun
Tabel 3.2. Fasilitas pemberi layanan stasiun
Fasilitas Layanan Stasiun
No RUANG Luas m2
1 Dropping area 40
2 Hall 750
3 Loket 20
4 Reservasi 10
5 R tunggu ekonomi 170 6 R tunggu eksekutif 215 7 Kantor karcis 24 8 Kantor ekspedisi 180 9 Toilet 32 10 Peron KA 1188
TOTAL 2629
Fasilitas Pemberi Layanan Stasiun 1. Pimpinan Stasiun
No RUANG Luas m2
1 R. Kepala stasiun 40 2 R. Wakil kep stasiun 20
3 R. staff 22
Tabel 3.2. Fasilitas pemberi layanan stasiun (sambungan)
4 R. tamu 10
5 toilet 4
TOTAL 96
2. Operasional
No RUANG Luas m2 1 R. kepala bagian 40
2 R. Wakil 20
3 R. operasional 33
4 PPKA 60
5 R. kondektur 16
TOTAL 169
3. manajemen & administrasi
No RUANG Luas m2 1 R. kepala bagian 40 2 R. wakil kep bagian 20
3 R. staff 45
4 R. rapat 40
5 R. tamu 10
6 R. perbendaharaan 12 7 kantor tata usaha 12 8 kantor keuangan 12
9 R. arsip 6
10 R ganti + locker 20
11 Toilet 8
12 Gudang 6
TOTAL 231
No RUANG Luas m2 1
Trafo & PLN kontrol
100
2 Panel 25
3 Genset 120
4 Pompa 40
5 Tandon 100
6 Cleaning service 60
7 locker 6
8 Istirahat 30
9 Gudang 10
TOTAL 491
3.7.6. Barang hantaran
Ruang-ruang untuk barang hantaran terletak diujung site sebelah barat bertujuan agar tidak tidak mengganggu sirkulasi penumpang dan dilantai 2 terdapat asrama untuk masinis dan kondektur.
Gambar 3. 10. Barang hantaran
3.7.7. Penunjang
Ruang-ruang penunjang seperti loading dock , ruang genset, ruang panel dan kantor ResKa diletakkan diujung site sebelah timur dengan pintu masuk di sebelah hall kedatangan
Gambar 3.11. Penunjang
Tabel 3.3. Fasilitas Penunjang
No RUANG Luas m2 1
Trafo & PLN kontrol
100
2 Panel 25
3 Genset 120
4 Pompa 40
5 Tandon 100
6 Cleaning service 60
7 locker 6
8 Istirahat 30
9 Gudang 10
TOTAL 491
3.8.Sistem Struktur Bangunan
Struktur bangunan menggunakan kolom balok beton dengan pertimbangan mampu kolom dan balok saja cukup untuk menahan beban serta biaya struktur yang tidak mahal untuk pembangunan sebuah stasiun. Strujtur utama pada dome adalah pipa baja hollow dengan balok beton sebagai tumpuan.
Untuk bahan bangunan menggunakan panel-panel alluminium sebagai fasade dan kaca Low E. Panel aluminium dipilih karena bahan ini mampu menampilkan kesan mewah dan eksotik.
Gambar 3.12. Aksonomeri Struktur
3.9.Sistem Utilitas Bangunan 3.8.1. Air bersih
Air bersih dari sdaluran kota dialirkan menuju tandon bawah. Dari tandon bawah kemudian dipompa menuju tandon atas untuk dialirkan menuju toilet- toilet dilantai 2.
3.8.2. Air kotor
Air kotor (grey water) dialirkan menuju sumur resapan sedangkan black water dialirkan menuju septic tank.
Gambar 3.13. Aksonometri Utilitas