4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PenjurianMenurut kamus besar Bahasa Indonesia online, penjurian adalah proses, cara, perbuatan menilai dan memutuskan, dalam perlombaan, pertandingan, dan sebagainya. Pada penjurian terdapat proses penilaian yang merupakan proses, cara, perbuatan menilai, pemberian nilai (biji, kadar mutu, harga, nomina).
2.2. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik (Riadi, 2013).
Menurut Sprague dan Watson dikutip oleh Riadi (2013) mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu :
1. Sistem yang berbasis komputer
2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual
4. Melalui cara simulasi yang interaktif
5. Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama. Manfaat dari penggunaan SPK adalah (Riadi, 2013):
1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.
2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
4. Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
Menurut beberapa penelitian ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam pembuatan sistem pendukung keputusan (Maulana, 2012), di antaranya:
1. Simple Additive Weighting, metode SAW ini pernah digunakan dalam penelitian dengan judul “Simple Additive Weighting Approach to Personnel
Selection Problem” yang ditulis oleh Afshari Alireza, Mojahed Majid, dan
Mohd Yusuff Rosnah. Dimana hasilnya adalah metode SAW dapat meningkatkan efisiensi dan kemudahan dalam melakukan penilaian karyawan terbaik.
2. Fuzzy Simple Additive Weighting (FSAW), metode ini pernah digunakan dalam penelitian dengan judul “Fuzzy Simple Additive Weighting Method by
Preference Rati” yang ditulis oleh M. Modarres dan Sadi Nezhad S.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa metode FSAW bekerja cepat dan berakhir dengan nilai crisp untuk setiap alternatif .
3. Analytical Hierarchi Process (AHP), metode ini pernah digunakan dalam penelitian dengan judul “Rancang Bangun SPK Penilaian Kinerja Karyawan Menggunakan Metode Analytical Hierarchi Process (AHP) yang ditulis oleh Rohmat Taufiq. Dimana kesimpulan dari dari penelitian ini adalah SPK dengan metode AHP dapat digunakan untuk semua proses penilaian, sementara menentukan kriteria dan sub kriteria ini dapat berubah sesuai dengan perjanjian manajemen.
2.3. Metode Simple Additive Weighting
Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses
normalisasi matrik keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada (Indrawaty, dkk., 2011).
……….. (1)
Dimana:
Rij = nilai rating kinerja normalisasi
Xij = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria
Max xij = nilai terbesar dari setiap kriteria
Min xij = nilai terkecil dari setiap kriteria
Benefit = nilai terbesar adalah terbaik Cost = nilai terkecil adalah terbaik.
Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj;
i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan
sebagai:
𝑉𝑖 = ∑𝑛𝑗=1𝑤𝑗 𝑟𝑖𝑗 ……….… (2) Dimana :
Vi = rangking untuk setiap alternative
Wj = nilai bobot dari setiap kriteria
rij = nilai rating kinerja ternormalisasi.
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasi bahwa alternatif Ai lebih terpilih.
Langkah – langkah metode SAW adalah sebagai berikut (Fithri dan Latifah, 2014) :
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan
normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
jika j atribut keuntungan benefit
4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi.
2.4. Flowchart
Menurut penelitian Adelia dan J. Setiawan (2011) flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analyst dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial. Flowchart digunakan untuk merepresentasikan maupun mendesain program. Oleh karena itu flowchart harus bisa merepresentasikan komponen-komponen dalam bahasa pemrograman.
Tabel 2.1. Simbol - simbol pada flowchart
Simbol Nama Fungsi
Terminator awal/akhir proses
Garis Alir (Flow Line)
arah aliran program
Preparation proses inisialisasi
Proses proses perhitungan/proses pengolahan data
Input/Output Data proses input/output data, parameter, informasi Predefined Process (Sub Program) permulaan sub program/proses menjalankan sub program
Decision Perbandingan pernyataan, penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk
langkah selanjutnya
On Page Connector Penghubung bagian-bagian
flowchart yang berada pada
satu halaman
Off Page Connector Penghubung bagian-bagian
flowchart yang berada pada
halaman berbeda
2.5. Flow Graph
Flow graph merupakan notasi sederhana untuk merepresentasikan alur kontrol
(Ayuliana, 2009). Contoh bentuk dari flow graph dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1. Bentuk Flow Graph
Setiap representasi rancangan prosedural dapat diterjemahkan kedalam flow
graph. Gambar 2.2 (a) dibawah ini merupakan bagian dari PDL (Program Design Language) dan flow graph-nya (perhatikan nomor untuk setiap perintahnya) Ketika
kondisi gabungan ditemukan, maka penggambaran flow graph akan menjadi lebih rumit. Kondisi gabungan biasanya muncul jika satu atau lebih operator boolean (OR, AND, NAND, NOR) ditemukan dalam perintah, seperti terlihat pada gambar 2.2 (b).
Gambar 2.2. Translating PDL 2.6.Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Adelia dan J. Setiawan (2011) ERD adalah model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. Dengan ERD, model dapat diuji dengan mengabaikan proses yang dilakukan. ERD pertama kali dideskripsikan oleh Peter Chen yang dibuat sebagai bagian dari perangkat lunak CASE. Menurut Imbar pada penelitian Adelia dan J. Setiawan (2011), komponen – komponen yang termasuk dalam ERD antara lain, adalah:
1. Entitas (Entity), yaitu sebuah barang atau obyek yang dapat dibedakan dari obyek lain.
3. Atribut (Attribute), yaitu properti yang dimiliki setiap entitas yang akan disimpan datanya.
4. Kardinalitas (Cardinality), yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kemunculan suatu obyek terkait dengan kemunculan objek lain pada suatu relasi. Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa:
a. Modalitas (Modality) adalah partisipasi sebuah entitas pada suatu relasi, 0 jika partisipasi bersifat “optional”/parsial, dan 1 jika partisipasi bersifat “wajib”/total.
b. Total constraint adalah constraint yang mana data dalam entitas yang memiliki constraint tersebut terhubung secara penuh ke dalam entitas dari relasinya.
2.7. Diagram Konteks
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem (Saluky, 2013). Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses dan tidak boleh ada store dalam diagram konteks. 2.8. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan
profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi (Saluky, 2013). DFD ini sering disebut juga dengan nama
Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
DFD merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
2.9. Bahasa Pemrograman HTML
Hyper Text Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa markup yang
dirancang untuk pengembangan web dan informasi lainnya yang dapat dilihat di dalam
browser (Moseley, 2007). HTML menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah
penjelajah web internet dan formating hypertext sederhana yang ditulis kedalam berkas format ASCII agar dapat menghasilkan tampilan wujud yang terintegerasi. Dengan kata lain, berkas yang dibuat dalam perangkat lunak pengolah kata dan disimpan kedalam format ASCII normal sehingga menjadi home page dengan perintah-perintah HTML. Bermula dari sebuah bahasa yang sebelumnya banyak digunakan di dunia penerbitan dan percetakan yang disebut dengan SGML (Standard
Generalized Markup Language), HTML adalah sebuah standar yang digunakan secara
luas untuk menampilkan halaman web. HTML saat ini merupakan standar internet yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web
Consortium (W3C). HTML dibuat oleh kolaborasi Caillau TIM dengan Berners-lee
Robert ketika mereka bekerja di CERN pada tahun 1989 (CERN adalah lembaga penelitian fisika energi tinggi di Jenewa).
2.10. Bahasa Pemrograman CSS
CSS adalah kependekan dari Cascading Style Sheet, berfungsi untuk mempercantik penampilan HTML atau menentukan bagaimana elemen HTML ditampilkan, seperti menentukan posisi, merubah warna teks atau background dan lain sebagainya (Ariona, 2013). Ada tiga cara penulisan kode CSS, yaitu inline, internal dan eksternal. Ketiganya bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Penulisan kode CSS dengan metode inline bisa dilakukan langsung pada tag yang ingin diberi style dengan menggunakan atribut style. Penulisan kode CSS internal ditulis di dalam tag
style yang ditempatkan pada tag head. Sedangkan penulisan CSS eksternal adalah
dengan membuat file CSS dan dipanggil di dalam tag head. 2.11. Bahasa Pemrograman PHP
PHP (PHP Hypertext Preeprocesor) merupakan bahasa pemrograman yang hanya dapat berjalan pada server yang hasilnya dapat ditampilkan pada klien (Nugroho, 2004). Interpreter PHP dapat mengeksekusi kode PHP pada sisi server (server side) berbeda dengan mesin maya java yang mengeksekusi program pada sisi klien (client side). PHP merupakan bahasa standar yang digunakan dalam dunia
website. PHP adalah bahasa program yang berbentuk script yang diletakan di dalam server web.
PHP telah diciptakan terutama untuk kegunaan web dan boleh menghubungkan query database dan menggunakan simple task yang boleh diluruskan dengan 3 atau 4 baris kode saja. PHP adalah bahasa pemrograman yang baru dibangun sekitar tahun 1994/1995.
2.12. Bahasa Pemrograman Javascript
Javascript adalah bahasa pemrograman yang hebat, meskipun cenderung sulit
untuk dipahami, akan tetapi kemampuan inti yang dimiliki oleh javascript sangat menarik untuk didalami (Yahya, 2014). Dengan javascript anda dapat membuat aplikasi - aplikasi hebat seperti Google Maps. Javascript telah merubah pandangan dunia terhadap internet ( Web ).
Keunggulan javascript yang juga dikenal dengan nama ECMAScript yaitu dapat berjalan di semua platform dengan browser yang mendukung javascript, dan hampir semua platform dan browser saat ini mendukung javascript. Contoh dari aplikasi yang dibangun dengan javascript adalah Google Maps yang dapat berjalan di atas Linux, Windows, dan Mac OS. Javascript juga semakin dan terus berkembang, seperti pertumbuhan pustaka (library) yang memudahkan untuk menavigasi dokumen, memlilih elemen DOM, membuat animasi, menangani event dan mengembangkan aplikasi Ajax. Javascript adalah bahasa pemograman client-side yang cross-platform (berjalan di banyak platform) dan bersifat bebas (untuk dimodifikasi dan gratis tentunya) juga diadopsi secara universal.
2.13. MySQL
MySQL (My Structure Query Language) adalah sebuah program pembuat
database yang bersifat open source (Nugroho, 2004). MySQL sebenarnya merupakan
produk yang berjalan pada platform Linux. Karena sifatnya yang open source, dia dapat dijalankan pada semua platform baik Windows maupun Linux. Selain itu, MySQL juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan sehingga dapat digunakan untuk aplikasi multi user.
Kelebihan dari MySQL adalah ia menggunakan bahasa query standar yang dimiliki SQL (Structure Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan yang
terstruktur yang telah distandarakan untuk semua program pengakses database seperti Oracle, Posgres SQL, SQL Server dan lain sebagainya.
2.14. Code Igniter
Code Igniter merupakan salah satu salah satu dari sekian banyak framework PHP
yang kini mulai banyak digunakan dalam mengembangkan aplikasi berbasis web (Basuki, 2014). Ada beberapa keuntungan dalam penggunaan code igniter antara lain (Basuki, 2014):
1. Gratis
2. Termasuk framework sederhana dengan ukuran kecil, namun memiliki kemampuan besar
3. Dapat dieksekusi dengan cepat dan memiliki performa yang handal 4. Menerapkan konsep MVC (Model View Controller)
5. Aplikasi yang dibuat dengan codeigniter menghasilkan “clean URL” yang
Search Engine Friendly (SEF)
6. Kompatibel dengan standar hosting yang menjalankan beberapa versi PHP dan konfigurasi yang berbeda
7. Menyediakan library dan helper yang cukup lengkap 8. Komunitas yang besar.