• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih dikenal dengan politik sakoku dari tahun 1639-1854 (Surajaya, 2001:76,99). Selama Jepang menjalankan politik sakoku, bukan berarti Jepang sama sekali tidak melakukan kontak dengan negara luar. Saat itu hanya Belanda negara Eropa satu-satunya yang diperbolehkan untuk melakukan hubungan dagang dengan Jepang, itupun mereka hanya diizinkan untuk mendaratkan sebuah kapal setiap tahunnya. Selama menjalankan politik sakoku, peradaban Jepang tertinggal jauh dengan peradaban dari negara barat. Itu sebabnya Jepang terpaksa membuka negaranya kembali setelah menjalankan politik sakoku selama kurang lebih dua ratus tahun. Jepang terpaksa membuka negaranya kembali setelah Angkatan Laut Amerika Serikat yang dipimpin oleh Commodore Matthew Calbraith Perry memaksa Jepang untuk membuka negaranya kembali untuk alasan perdagangan.

Meskipun awalnya Jepang bersikeras tidak membuka negaranya untuk Amerika, namun Shogun Tokugawa terpaksa membuka Jepang setelah merasakan bahwa Jepang sudah tertinggal jauh dengan negara-negara Barat dalam hal teknologi dan ilmu pengetahuan. Setelah terjadinya inflasi besar akibat mata uang asing yang masuk ke Jepang dan berbagai pemberontakan didalam negeri, Pemerintahan Tokugawa akhirnya

(2)

jatuh dan digantikan dengan pemerintahan baru yang disebut dengan Restorasi Meiji atau Pemerintahan Meiji dengan pusat pemerintahan yang pada zaman Tokugawa berada di Kyoto dipindahkan ke Edo (Tokyo) (Ben Griffith: 2005).

Menurut The Columbia Encyclopaedia, Sixth Edition (2006), Restorasi Meiji adalah sebuah istilah yang digunakan untuk merujuk pada dua peristiwa penting pada tahun 1868 di Jepang. Pertama adalah peristiwa tumbangnya keshogunan Tokugawa dan dikembalikannya kekuasaan di Jepang kepada Kaisar. Kedua, istilah Restorasi Meiji juga digunakan untuk merujuk pada sebuah zaman atau periode dimana terjadi berbagai revolusi dan perubahan di Jepang selama Kaisar Meiji berkuasa (1868-1912).

Pada tahun 1868, Kaisar Meiji mengumumkan rencana politik pemerintahan baru yang dikenal dengan lima pasal dekrit. Didalam lima pengumuman resmi tersebut kaisar mengadakan tukar menukar pendapat untuk mengembangkan pembangunan politik dan ekonomi dan kemudian Jepang menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa mereka akan membangun negaranya dengan menuntut ilmu pengetahuan (Surajaya, 2001:109). Dalam Meiji Restoration dalam The Columbia Encyclopaedia (2006) tertulis bahwa pemerintahan Meiji segera merombak sistem feodal yang selama ini dipertahankan dan melakukan berbagai reformasi di bidang administrasi negara, ekonomi, sosial, hukum, militer, dan pendidikan yang sangat mengubah masyarakat Jepang saat itu. Semua reformasi tersebut dijalankan dengan berdasarkan pada sebuah slogan, yaitu Fukoku Kyohei (Perkaya negara, bangun militer yang kuat). Selain semboyan “Fukoku Kyohei(富国強兵)”, ada juga semboyan “Wakon Yosai(和魂洋才)” dan “Seiyou Gijutsu, Touyou Doutoku (西洋技術, 東洋道徳). Kedua semboyan tersebut memiliki arti yang hamper sama, yaitu menerima masuknya ilmu pengetahuan dari Barat namun

(3)

tetap menjaga dan melestarikan pemikiran dan idealisme dari Timur, dalam hal ini adalah Jepang.

Diantara semua reformasi tersebut, reformasi dibidang pendidikanlah yang paling digalakkan oleh pemerintahan Meiji. Pemerintahan Meiji mengadopsi berbagai kebijakan dari barat untuk membentuk sebuah masyarakat Jepang yang maju dan modern. Oleh karena itu banyak pemuda yang dikirim ke Eropa dan Amerika Serikat untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi barat oleh Pemerintah Meiji. Di tengah reformasi tersebut muncul banyak pemikir-pemikir dibidang pendidikan yang turut berpartisipasi untuk membentuk sebuah sistem pendidikan yang lebih maju dan modern dari sebelumnya. Salah seorang pemikir paling terkenal dalam sejarah Jepang yang berperan besar dalam mengembangkan sistem pendidikan Jepang di zaman Meiji adalah Fukuzawa Yukichi.

Ketika Jepang memperbarui hubungan mereka dengan negara-negara Barat di zaman Meiji, Fukuzawa Yukichi (1835-1901) mengabdikan dirinya pada negara sebagai salah seorang tokoh yang memperkenalkan budaya barat di Jepang. Dia adalah seorang penulis dan guru yang sangat efektif dalam usahanya menyebarkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan baru. Selain menjadi penulis dan guru, ia juga mendirikan sebuah sekolah bernama Keio Gijuku yang nantinya akan berkembang menjadi salah satu universitas swasta paling terkemuka di Jepang yaitu Universitas Keio. Selain itu ia juga menerbitkan koran bernama Jijishimpo dalam usahanya menyebarkan kebudayaan barat dan modernisasi dalam masyarakat Jepang. Yang mendasari semua usaha Fukuzawa diatas adalah kepercayaannya yang sangat mendalam terhadap konsep kemerdekaan dan kebebasan yang sangat melekat dalam dirinya didukung oleh berbagai pandangan baru

(4)

yang ia temukan dalam filosofi barat (Nakayama, 1985:vii). Fukuzawa mempunyai sebuah ambisi, yaitu ia ingin menjadikan Jepang sebagai sebuah negara yang bebas dan independen didunia. Ambisi Fukuzawa bukanlah tanpa alasan. Ia menyadari akan karakter yang agresif dari bangsa-bangsa barat yang saat itu menguasai ilmu pengetahuan yang jauh lebih tinggi dari Jepang dan berencana untuk memperluas pengaruh politiknya diseluruh dunia. Ia merasa sebuah modernisasi harus segera dilaksanakan. Menurutnya, bangsa Jepang harus dididik agar dapat berpikir secara sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan dan dapat berdiri diatas kaki sendiri (Nakayama, 1985:ix).

Pemerintahan Meiji memang berhasil dalam memutuskan berbagai kebijakannya mengenai modernisasi sistem pendidikan, namun tidak semua langkah sukses yang dilakukan oleh Pemerintah Meiji dianggap sebuah kesuksesan oleh Fukuzawa Yukichi. Dengan kata lain, dalam hal modernisasi sistem pendidikan, Fukuzawa memiliki pandangan yang berbeda dengan Pemerintah Meiji saat itu, terutama dalam hal pendidikan moral. Menurut Nakayama (1985;xiii) tertulis :

Rapid modernization was vital to Japan in those years. This all thinking people agreed upon. The government provided the most active and effective leadership in the movement, but its policy was liable to fall into standardized propagation of knowledge and technique, as seen in the uniform elementary school system throughout the country with standardized textbooks for all children regardless of background. Moral education, too, was often standardized. In contrast, there were many attempts among the people to organize private schools and some cities organized municipal educational systems. But a large percentage of these were forced to close or were absorbed into the all-powerful national system. The national policy proved very successful, but not always success in the sense of Fukuzawa’s ideal. Artinya:

Modernisasi berkelanjutan disegala bidang memang sangat vital bagi Jepang pada saat itu. Semua orang memang sepaham dengan hal tersebut. Langkah-langkah kepemimpinan yang diambil oleh pemerintah saat itu memang sangat efektif, namun kebijakan pemerintah nampaknya cenderung terlalu

(5)

menyamaratakan penyebaran pendidikan dan ilmu pengetahuan seperti yang dapat terlihat dalam sistem sekolah dasar diseluruh negeri yang seragam dan penggunaan buku teks yang disamakan untuk semua anak tanpa mempertimbangkan latar belakang setiap anak. Dilain pihak memang terdapat beberapa usaha dari orang-orang untuk mendirikan sekolah swasta dan membentuk sistem-sistem pendidikan yang diatur oleh daerah. Tetapi, sebagian besar dari mereka terpaksa ditutup atau tetap saja tersedot oleh kebijakan nasional yang terlalu kuat. Kebijakan nasional memang terbukti sangat berhasil, namun tidak selalu demikian dalam pandangan Fukuzawa. Penulis tertarik untuk meneliti tentang peran Fukuzawa Yukichi dalam modernisasi Jepang zaman Meiji karena penulis ingin mengetahui sebanyak mungkin usaha yang pernah dilakukan oleh Fukuzawa dalam memodernisasikan pendidikan pada zaman Meiji sehingga sistem pendidikan Jepang dapat berkembang sedemikian majunya seperti sekarang ini.

1.2 Rumusan Permasalahan

Permasalahan yang akan dibahas adalah peran Fukuzawa Yukichi dalam modernisasi pendidikan pada zaman Meiji.

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Dalam penelitian ini saya akan membahas tentang peran Fukuzawa Yukichi dalam memodernisasikan pendidikan Jepang pada zaman Meiji dengan cara meneliti latar belakang dari alasan Fukuzawa melakukan modernisasi terhadap pendidikan Jepang pada zaman Meiji. Selain itu peneliti juga akan membahas mengenai usaha-usaha yang dilakukan oleh Fukuzawa Yukichi dalam memodernisasikan pendidikan Jepang beserta pengaruh-pengaruh yang terlihat dari hasil modernisasi yang dilakukan oleh Fukuzawa.

(6)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah karena penulis ingin menjelaskan mengenai peran Fukuzawa Yukichi dalam modernisasi pendidikan Jepang pada zaman Meiji. Dengan diselesaikannya penelitian ini penulis berharap agar para pembaca khususnya para mahasiswa yang sedang mempelajari sejarah Jepang agar dapat lebih memahami tentang peran Fukuzawa Yukichi dalam memajukan pendidikan Jepang pada zaman Meiji dan pengaruh-pengaruh yang telah dihasilkan dari idealismenya tentang pendidikan.

1.5 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang akan penulis gunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk metode pengambilan data, penulis menggunakan metode analisis kepustakaan melalui buku-buku yang penulis peroleh dari Perpustakaan The Japan Foundation Indonesia, Internet, Perpustakaan Self Access Language Learning Center (SALLC) Kampus Kijang Universitas Bina Nusantara, dan dari berbagai sumber lainnya. Penulis memilih untuk menggunakan metode kepustakaan karena untuk topik penelitian yang menyangkut sejarah sumbernya lebih banyak terdapat dalam karya tulis.

1.6 Sistematika Penulisan

Skripsi ditulis dengan sistematika sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan

Merupakan bab pendahuluan yang berisikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

(7)

Bab 2 Landasan Teori

Memuat rangkaian teori-teori yang telah dipilih dan dianalisis untuk mendukung penulisan skripsi.

Bab 3 Analisis Data

Berisikan analisis penulis mengenai peran Fukuzawa Yukichi dalam modernisasi pendidikan Jepang pada zaman Meiji dan pengaruh-pengaruh yang timbul sebagai hasil dari usahanya memajukan pendidikan Jepang.

Bab 4 Simpulan dan Saran

Berisikan tentang simpulan dan saran dari pembahasan dan analisis pada Bab 3

Bab 5 Ringkasan

Berisikan tentang ringkasan keseluruhan isi skripsi yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, serta tujuan dan hasil penelitian yang ditulis secara singkat dan padat.

Referensi

Dokumen terkait

(Jurnal Terproduktif di Sinta) Komponen Penilaian Bobot Penilaian (bukan prosentase) Jumlah Dokumen Artikel di Scopus 40 Jumlah Dokumen Non Artikel di Scopus 15 Jumlah Sitasi

Keselamatan dalam penggunaan sinar­x, radiasi gamma, berkas elektron ataupun 

Inventory meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsikan dalam siklus operasi normal perusahaan

Amonium yang terbentuk dari amoninifikasi nitrogen dapat diubah menjadi N-NO 3 - melalui nitrifikasi, atau diserap oleh tanaman, atau digunakan langsung oleh

Hasil analisis diagram stiff menunjukkan bahwa keseluruhan sampel airtanah memiliki tipe fasies hidrokimia airtanah di Pulau Koral Panggang adalah MgCl

Di periode akhir (tahun kelima) Renstra, realisasi kinerja penempatan pencari kerja maupun pengembangan jejaring informasi lowongan kerja telah melebihi target Renstra : Untuk

Tujuan penulis meneliti permasalahan ini adalah untuk mengetahui lebih dalam implementasi mengenai salah satu budaya kerja Jepang yaitu Horenso pada

Pengaruh dalam bidang Pendidikan adalah dengan berkembangnya pendidikan yang mencontoh Negara Barat dan dikeluarkannya peraturan wajib belajar pada tahun 1886.. Pengaruh