• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR.pd (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR.pd (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

Penyakit Chikungunya

OLEH KELOMPOK 3

1.

Mira Istiana

(10011181520055)

2.

Titi Permatasari Utami

(10011381520156)

3.

Astria Ulfa

(10011181520057)

4.

Enny Rospitasari

(10011181520058)

5.

Agustina Nurayutami

(10011181520059)

6.

Disnia Paramitha Ronasyari

(10011181520060)

7.

Erni Yusnita

(10011181520061)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya sehingga

makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak

terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan

baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun

menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih

banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan

kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Indralaya, Nopember 2016

(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman Judul... I

Kata Pengantar... Ii

Daftar Isi... Iii

BAB I Pendahuluan... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan Penulisan... 2

1.4 Manfaat Penulisan... 3

BAB II ISI... 4

2.1 Pengertian Chikungunya... 4

2.2 Sejarah dan Penyebaran Chikungunya... 4

2.3 Chikungunya di Indonesia... 4

2.4 Penyebab Chikungunya... 5

2.5 Mekanisme Penularan Chikungunya... 5

2.6 Faktor Resiko Chikungunya... 6

2.7 Gejala Penyakit Chikungunya... 6

2.8 Pengobatan Penyakit Chikungunya... 8

2.9 Pencegahan PenyakitChikungunya... 8

2.10 Studi Kasus Penyakit Chikungunya... 9

(4)

iv

3.1 Kesimpulan... 13

3.2 Penutup... 13

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di negara berkembang seperti Indonesia, angka kematian penyakit menular

cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena banyak dipengaruhi faktor lingkungan

dan perilaku hidup masyarakat. Terlebih lagi dalam kondisi sosial ekonomi yang

memburuk, tentunya kejadian kasus penyakit menular memerlukan penanganan yang

lebih serius, profesional, dan bermutu.

Indonesia juga menghadapi beban ganda dalam pembangunan kesehatan atau

yang dikenal dengan double burden. Dewasa ini masih dihadapkan dengan

meningkatnya beberapa penyakit menular (re-emerging diseases), sementara penyakit

tidak menular atau degeneratif mulai meningkat. Di samping itu telah timbul pula

berbagai penyakit baru (new-emerging diseases). Salah satu masalah yang menjadi

perhatian dan tercantum dalam PERPRES No. 5 tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 - 2014 adalah pengendalian

penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti upaya penyehatan lingkungan.

Salah satu penyakit menular yang masih menjadi perhatian dan masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia dewasa ini yaitu Demam Chikungunya yang penyebarannya

semakin luas.

Di Indonesia, infeksi virus Chikungunya telah ada sejak abad ke-18 seperti

yang dilaporkan oleh David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu

infeksi virus ini menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai penyakit demam 5 hari

(vijfdaagse koorts) yang kadangkala disebut juga sebagai demam sendi (knokkel koorts).

Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit Chikungunya pertama kali dilaporkan pada tahun

1973 di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dan di Jakarta. Tahun 1982 di Kuala

Tungkal Provinsi Jambi dan tahun 1983 di Yogyakarta. Sejak tahun 1985 seluruh

provinsi di Indonesia pernah melaporkan adanya KLB Chikungunya. KLB Chikungunya

mulai banyak dilaporkan sejak tahun 1999 yaitu di Muara Enim, tahun 2000 di Aceh,

tahun 2001 di Jawa Barat ( Bogor, Bekasi, Depok ), tahun 2002 di Palembang,

(6)

2

pulau Jawa, NTB, Kalimantan Tengah. Secara epidemiologis, saat ini hampir seluruh

wilayah di Indonesia berpotensial untuk timbulnya KLB Chikungunya.

Penyakit Chikungunya ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes

albopictus seperti halnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang cara

penanggulangannya telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Penanggulangan secara

lintas program dan lintas sektor telah dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan,

sehingga cara penanggulangan penyakit Chikungunya bukan merupakan sesuatu hal

yang sangat khusus, namun dapat dilakukan secara bersamaan dengan upaya

pengendalian penyakit DBD. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah dalam hal ini penulis

menyusun makalah ini sebagai penambah pengetahuan dan wawasan tentang Penyakit

Menular Chikungunya tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penyakit chikungnya itu?

2. Bagaimana sejarah dan penyebaran penyakit chikungunya?

3. Bagaimana kondisi penyakit chikungunya di Indonesia?

4. Apakah penyebab penyakit chikungunya?

5. Bagaimana mekanisme penularan penyakit chikungunya?

6. Apa saja faktor resiko penyakit chikungunya?

7. Apa saja gejala penyakit chikungunya?

8. Bagaimana pengobatan penyakit chikungunya?

9. Bagaimana pencegahan penyakit chikungunya?

10.Bagaimana hasil studi kasus penyakit chikungunya?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penyakit chikungnya

2. Untuk mengetahui sejarah dan penyebaran penyakit chikungunya

3. Untuk mengetahui penyakit chikungunya di Indonesia

4. Untuk mengetahui penyebab penyakit chikungunya

(7)

3

6. Untuk mengetahui faktor resiko penyakit chikungunya

7. Untuk mengetahui gejala penyakit chikungunya

8. Untuk mengetahui pengobatan penyakit chikungunya

9. Untuk mengetahui pencegahan penyakit chikungunya

10.Untuk mengetahui hasil studi kasus penyakit chikungunya

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan serta wawasan tentang pemyakit menular Chikungunya

2. Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Memberi informasi bagi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsri

(8)

4 BAB II

ISI

2.1Pengertian Chikungunya

Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease atau penyakit lama

yang merebak kembali. Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan

oleh virus chikungunya yang dikenal dengan nama Alphavirus dari famili

Togaviridae dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus.

Penyakit ini termasuk “Self Limiting Disease” atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya.

Penyakit ini memiliki asal bahasa dari Swahili yang memiliki arti yaitu gejala

penderita yang memiliki posisi melengkung atau meliuk dan juga penyebab postur

tubuh yang demikian karena nyeri yang sangat hebat pada bagian sendi. Nyeri yang

dirasakan menurut penelitian dari Kantor Keamanan Laboratorium Kanada (MSDS)

terjadi pada lutut, persendian kaki dan tangan.

2.2Sejarah dan Pernyebaran Chikungunya

Dari sejarah diduga KLB Chikungunya pernah terjadi pada tahun 1779 di

Batavia dan Kairo; 1823 di Zanzibar; 1824 di India; 1870 di Zanzibar; 1871 di India;

1901 di Hongkong, Burma, dan Madras; 1923 di Calcuta.

Pada tahun 1928 di Cuba pertama kali digunakan istilah “dengue”, ini dapat

diartikan bahwa infeksi Chikungunya sangat mirip dengan Dengue.

Dari tahun 1952 sampai kini virus telah tersebar luas di daerah Afrika dan

menyebar ke Amerika dan Asia. Virus Chikungunya menjadi endemis di wilayah Asia

Tenggara sejak tahun 1954. Pada akhir tahun 1950 dan 1960 virus berkembang di

Thailand, Kamboja, Vietnam, Manila dan Burma. Tahun 1965 terjadi KLB di

Srilanka.

2.3 Chikungunya Di Indonesia

Di Indonesia, KLB penyakit Chikungunya pertama kali dilaporkan dan tercatat

pada tahun 1973 terjadi di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dan di DKI Jakarta,

(9)

5

Yogyakarta. KLB Chikungunya mulai banyak dilaporkan sejak tahun 1999 yaitu di

Muara Enim (1999), Aceh (2000), Jawa Barat ( Bogor, Bekasi, Depok ) pada tahun

2001, yang menyerang secara bersamaan pada penduduk di satu kesatuan wilayah

(RW/Desa ).

Pada tahun 2002 banyak daerah melaporkan terjadinya KLB Chikungunya

seperti Palembang, Semarang, Indramayu, Manado, DKI Jakarta , Banten, Jawa

Timur dan lain-lain. Pada tahun 2003 KLB Chikungunya terjadi di beberapa wilayah

di pulau Jawa, NTB, Kalimantan Tengah. Tahun 2006 dan 2007 terjadi KLB di

Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Dari tahun 2007 sampai tahun 2012 di

Indonesia terjadi KLB Chikungunya pada beberapa provinsi dengan 149.526 kasus

tanpa kematian.

Penyebaran penyakit Chikungunya biasanya terjadi pada daerah endemis

Demam Berdarah Dengue. Banyaknya tempat perindukan nyamuk sering

berhubungan dengan peningkatan kejadian penyakit Chikungunya. Saat ini hampir

seluruh provinsi di Indonesia potensial untuk terjadinya KLB Chikungunya. KLB

sering terjadi pada awal dan akhir musim hujan. Penyakit Chikungunya sering terjadi

di daerah sub urban.

2.4 Penyebab Chikungunya

Penyakit Demam Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV)

yang termasuk keluarga Togaviridae, Genus Alphavirus dan ditularkan oleh nyamuk

Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Cara transmisi bagi chikungunya ini adalah vector-borne yaitu melalui gigitan

nyamuk Aedes sp yang terinfeksi. Transmisi melalui darah berkemungkinan bisa

terjadi dengan satu kasus pernah dilaporkan. CHIKV dikatakan tidak bisa ditularkan

malalui ASI.

2.5 Mekanisme Penularan

Virus Chikungunya ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

SPP Nyamuk lain mungkin bisa berperan sebagai vektor namun perlu penelitian lebih

lanjut. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus Chikungunya pada saat

menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum demam

(10)

6

berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat

ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Di tubuh manusia,

virus memerlukan waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic incubation period) sebelum

menimbulkan penyakit.

2.6Faktor Resiko Penyakit Chikungunya

Terdapat tiga faktor yang memegang peranan dalam penularan penyakit

Chikungunya, yaitu: manusia, virus dan vektor perantara. Beberapa faktor penyebab

timbulnya KLB demam Chikungunya adalah:

1. Perpindahan penduduk dari daerah terinfeksi

2. Sanitasi lingkungan yang buruk. \

3. Berkembangnya penyebaran dan kepadatan nyamuk (sanitasi lingkungan

yang buruk)

Ada gelombang epidemi 20 tahunan mungkin terkait perubahan iklim dan

cuaca. Anti bodi yang timbul dari penyakit ini membuat penderita kebal terhadap

serangan virus selanjutnya. Oleh karena itu perlu waktu panjang bagi penyakit ini

untuk merebak kembali.

2.7Gejala Penyakit Chikungunya

Gejala-gejala penyakit chikungunya dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Demam

Gejala utama penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam disertai

menggigil selama 2-5 hari. Gejala demam biasanya timbul mendadak secara

tiba-tiba dengan derajat tinggi ( >40ºC). Demam kemudian menurun setelah 2-3 hari

dan bisa kambuh kembali 1 hari berikutnya diikuti dengan nyeri pada persendian.

(11)

7 b) Sakit Persendian

Salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul

rasa sakit pada tulang-tulang. Gejalanya mirip dengan virus dengue dengan sedikit

perbedaan pada hal-hal tertentu. Misalnya saja mengalami sakit pada persendian,

tidak menyebabkan kematian dan masih banyak lainnya.

c) Nyeri Otot

Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu.

Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.

d) Ruam Pada Kulit

Biasanya penyakit ini menyerang pada jaringan sel epidermis atau jaringan terluar

dari kulit. Sehingga gejala yang dirasakan antara lain berupa ruam atau bintik

kemerahan pada kulit. Ruam pada kulit ini akan disertai dengan adanya demam

yang dirasakan selama tiga hingga lima hari. Lokasi ruam biasanya terdaat

disekitar muka, badan, tangan, dan kaki. Kadang juga ditemukan pendarahan pada

gusi.

e) Mual dan Muntah

Biasanya yang akan dirasakan oleh penderita penyakit Chikungunya yang

berakibat pada mual dan muntah. Mual dan muntah yang dilakukan tak jarang

akan disertai dengan bercak darah yang ada didalamnya. Namun berbeda dengan

pendarahan yang didapatkan pada penyakit demam berdarah pendarahan berupa

muntah darah yang dirasakan hanya sedikit.

f) Sakit Kepala

Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui conjungtival infection dan

sedikit fotophobia.

g) Kejang dan penurunan kesadaran

Kejang biasanya pada anak karena demam yang terlalu tinggi, jadi kemungkinan

bukan secara langsung oleh penyakitnya. Kadang-kadang kejang disertai

penurunan kesadaran. Pemeriksaan cairan spinal (cerebro spinal) tidak ditemukan

kelainan biokimia atau jumlah sel.

h) Gejala lain

Kadang dijumpai pembesaran kelenjar getah bening dibagian leher dan kolaps

(12)

8

2.8Pengobatan Penyakit Chikungunya

Sehingga kini masih tiada pengobatan spesifik untuk penyakit ini dan vaksin

yang berguna sebagai tindakan preventif juga belum ditemukan. Pengobatannya

hanya bersifat simptomatis dan supportif seperti pemberian analgesik, antipiretik,

antiinflamasi.. Pemberian aspirin kepada penderita demam chikungunya ini tidak

dianjurkan karena dikuatiri efek aspirin terhadap platelet. Pemberian chloroquine

phosphate sangat efektif untuk arthritis chikungunya kronis. Penularan wabah

chikungunya yang semakin berkembang membuat para peneliti berminat

mengembangkan agen antivirus baru, RNAi. Ianya bertindak mencegah infeksi yang

ditimbulkan virus dengan mengganggu post transcriptional expression mRNA.

Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan untuk mengkonsumsi

makanan yang bergizi cukup karbohidrat dan protein serta minum sebanyak munkin

untuk meminum jus buah segar. Pemberian vitamin dan istirahat yang cukup juga

berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

2.9 Pencegahan Penyakit Chikungunya

a) Untuk menghindari gigitan nyamuk

1. Secara rutin menjaga kebersihan bak mandi, vas bunga yang ada airnya, kaleng

atau pun botol bekas yang menanmpung air.

2. Bersihkan serangga yang bercorak hitam putih yang biasanya bersarang di

benda-benda menggantung, lukisan dan berbagai benda-benda lainnya.

3. Selalu buka pintu dan jendela pada pagi hari hingga semua udara yang segar

masuk ke dalam rumah.

4. Jaga kebersihan halaman dan daerah rumah serta hindari pakaian yang banyak

menggantung.

5. Menggunakan kelambu atau obat nyamuk jika tidur pada siang hari. Efektifitas

kelambu dapat ditingkatkan dengan memakai permetrin (Pyrethroid insektisida).

6. Memasang kawat kasa pada ventilasi rumah

7. Menggunakan pakaian elngan panjang dan celana panjang untuk menutupi tubuh.

b) Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk

Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk dengan cara Pemberantasan

(13)

9

PSN ini bertujuan mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus sehingga penularan Chikungunya dapat dicegah atau dibatasi. Cara

memberantas nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang tepat melalui

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah kegiatan memberantas jentik ditempat

berkembang biaknya dengan cara :

a. Kimiawi (Larvasidasi). Larvasidasi adalah pemberantasan jentik dengan

menaburkan bubuk larvasida.. Kegiatan ini tepat digunakan apabila surveilans

epidemiologi penyakit penyakit dan vektor menunjukkan adanya periode

berisiko tinggi dan di lokasi dimana KLB mungkin timbul.

b. Biologi Penerapan pengendalian biologis yang ditujukan langsung terhadap

jentik hanya terbatas pada sasaran berskala kecil. Pengendalian dengan cara ini

misalnya dengan memelihara ikan pemakan jentik atau dengan bakteri.

c. Fisik Pengendalian secara fisik ini dikenal dengan kegiatan 3M Plus

(Menguras, Menutup, Mengubur) yaitu :

a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi,

drum dan lain-lain seminggu sekali (M1).

b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air ,

tempayan dan lain-lain (M2).

c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung

air hujan (M3)

2.10 Studi Kasus Penyakit Chikungunya

Pada Oktober 2006, bertepatan dengan Ramadhan, di Kelurahan Cinere,

Kecamatan Limo, Kota Depok muncul suatu penyakit dengan tanda-tanda klinis

penyakit tersebut menunjukkan chikungunya. Sebelumnya, belum pernah ada laporan

kejadian penyakit chikungunya. Wabah yang untuk pertama kalinya terjadi di

kecamatan itu dimasukan dalam kategori KLB karena frekuensi penyebarannya cepat

dan termasuk besar. Dilaporkan pada KLB tersebut, jumlah penderita sebanyak 200

kasus dengan tidak ada yang meninggal.

Jumlah penduduk laki-laki sebagai kelompok yang berisiko lebih banyak

(14)

10

penduduk di wilayah tersebut tergolong tidak padat yaitu sebesar 53 jiwa/Ha namun

kasus banyak terjadi.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor sosiodemografi

dan lingkungan yang mempengaruhi Kejadian Luar Biasa chikungunya di Kelurahan

Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok 2006

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Diketahuinya distribusi kasus berdasarkan pendidikan, pengetahuan, kepadatan

hunian, umur, jenis kelamin, pekerjaan, mobilisasi penduduk serta perilaku

penggunaan obat anti nyamuk pada KLB chikungunya di Kelurahan Cinere,

Kecamatan Limo, Kota Depok 2006.

2. Diketahuinya distribusi kasus berdasarkan keberadaan jentik nyamuk,

ketersediaan tempat penampungan air, dan ketersediaan kasa nyamuk pada KLB

chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok 2006.

3. Diketahuinya hubungan antara faktor sosiodemografi yaitu pendidikan,

pengetahuan, kepadatan hunian, umur, jenis kelamin, pekerjaan, mobilisasi

penduduk, serta perilaku penggunaan obat anti nyamuk dengan KLB

chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok 2006.

4. Diketahuinya hubungan antara faktor lingkungan yaitu kepadatan jentik

nyamuk, ketersediaan tempat penampungan air, dan ketersediaan kasa nyamuk.

dengan KLB chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok

2006.

5. Diketahuinya faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya KLB chikungunya

di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok 2006.

Desain penelitian ini menggunakan kasus kontrol. Kasus adalah penderita

yang telah didiagnosis petugas kesehatan sesuai dengan petunjuk teknik yang

menegakkan diagnosis sebagai penderita chikungunya. Kontrol adalah tetangga

penderita yang tidak diagnosis petugas kesehatan sesuai dengan petunjuk teknis yang

menegakkan diagnosis sebagai penderita chikungunya dan tidak mengalami gejala chikungunya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang berumur ≥ 15 tahun di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok. Jumlah kasus dan

(15)

11

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari

variabel yang diteliti. Sedangkan analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan

antara variabel dependen (Kejadian Chikungunya) dengan variabel independen yaitu

faktor sosiodemografi (pendidikan, pengetahuan, kepadatan hunian, umur, pekerjaan,

jenis kelamin, mobilitas, dan pemakaian obat anti nyamuk) serta faktor lingkungan

(ketersediaan Tempat Penampungan Air (TPA), dan ketersediaan kasa nyamuk).

Analisis univariat menggambarkan bahwa sebanyak 142 responden (60,3%)

memiliki tingkat pendidikan yang tinggi (tamat SMP sampai perguruan tinggi).

Sebanyak 125 responden (53%) memiliki tingkat pengetahuan tentang penyakit

chikungunya yang rendah (di bawah atau sama dengan median hasil). Tingkat

kepadatan hunian responden sebagian besar tidak padat (lebih dari 9 m2/orang) yaitu

sebanyak 158 responden (66,9%). Responden yang berumur lebih dari atau sama

dengan median (lebih dari atau sama dengan 37 tahun) sebanyak 125 responden

(53%) dan tidak bekerja (IRT, pelajar, pengangguran) sebanyak 143 responden

(60,6%). Selain itu, sebanyak 177 responden (75%) berjenis kelamin perempuan.

Sebanyak 191 responden (80,9%) menjawab tidak pergi ke daerah yang pernah terjadi

chikungunya. Selanjutnya berdasarkan penggunaan obat anti nyamuk, sebanyak 134

responden (56,8%) menggunakan obat anti nyamuk. Sedangkan melalui observasi di

lapangan, didapatkan gambaran mengenai faktor lingkungan yaitu sebanyak 206

responden (87,3%) tidak ditemukan jentik di seluruh kontainer (tempat

penampungan air) rumahnya. Sebanyak 215 responden (91,1%) memiliki tempat

penampungan air dan 149 responden (63,1%) rumahnya dilengkapi kasa nyamuk.

Pengetahuan tentang penyakit chikungunya ternyata tidak sesuai dengan teori

bahwa pengetahuan tentang chikungunya yang rendah seyogyanya memiliki risiko

yang lebih tinggi dari pengetahuan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini, maka saran yang dapat

diberikan adalah:

1. Penyebaran informasi mengenai chikungunya melalui penyuluhan atau

kegiatan lain sebaiknya disampaikan melalui petugas kesehatan dengan

dukungan penuh dari tokoh masyarakat serta disesuaikan dengan tingkat

(16)

12

2. Penyebaran informasi ini sebaiknya tidak hanya dilakukan melalui ceramah

(penyuluhan) atau pembagian leaflet/ pamplet/ media lain tetapi juga dengan

tindakan nyata/ praktek seperti kerja bakti bersama agar masyarakat semakin

memahami informasi yang di dapat.

3. Pengelolaan lingkungan dan perlindungan diri seperti melakukan PSN,

memodifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk buatan manusia,

pemakaian obat anti nyamuk, dan sebagainya harus terus dilakukan sebagai

tindakan pencegahan penyakit chikungunya.

4. Pemetaan mengenai distribusi pengetahuan maupun vektor

sebaiknya dilakukan agar tindakan yang tepat untuk mencegah suatu penyakit

terutama chikungunya dan DBD dapat segera dilaksanakan.

5. Penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor lain terhadap kejadian

chikungunya yang tidak diteliti dalam penelitian ini perlu dilakukan.

6. Selain itu, perlu juga diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui

faktor-faktor (lingkungan) yang membedakan vektor Aedes sp. terhadap virus

chikungunya dan dengue serta kemungkinan vektor lain yang dapat

(17)

13 BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

 Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus.

 Mekanisme penularan chikungunya adalah dari nyamuk yang menggigit penderita kemudian menggigit manusia lain.

 Gejala-gejala penyakit chikungunya berupa demam, sakit persendian, nyeri otot, ruam dikulit, sakit kepala, kejang dan penurunan kesadaran.

 Pengobatannya hanya bersifat simptomatis dan supportif.

 Pencegahan penyakit chikungunya dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk dan mencegah perkembangbiakan nyamuk.

3.2Penutup

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis

akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan

(18)

14

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2012. Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya. Direktorat Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Mangguang, Masrizal DT. 2010. Penyakit Menular “Cikungunya”. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.5,No.1:41-46

Panigoro, Verawati et.al. 2015. Hubungan Faktor Lingkungan Rumah Dan Kepadatan Penduduk Dengan Kejadian Penyakit Chikungunya Di Wilayah Kerja Puskesmas Sipatana. Artikel Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit  Chikungunya  ditularkan  oleh  nyamuk  Aedes Aegypti dan  Aedes albopictus seperti  halnya  penyakit  Demam  Berdarah  Dengue  (DBD)  yang 

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti , yang ditandai dengan

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan disebarluaskan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus..

Chikungunya dalah sejenis penyakit demam virus yang disebabkan alphavirus (virus chikungunya) dari famili togaviridae yang disebabkan oleh gigitan nyamuk dari

menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamus  Aedes Aegypti dan Aedes albopicyus, yang mana menyebabkan gangguan pada..  pembuluh darah kapiler

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam mendadak

Penyakit ini disebabkan karena virus dengue yang masuk ke badan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti.. Chikungunya Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus

Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, telah menyebar ke lebih dari 100 negara dan menjadi salah satu penyakit virus terpenting di