• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB II

TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

2.1 Sejarah Demam Berdarah Dengue

Penyakit demam berdarah dengue pertama kali di temukan di Filiphina pada tahun 1953 dan menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1968 di Surabaya dengan jumlah penderita 58 orang dengan kematian 24 orang (41,3%). Sejak saat itu, penyakit ini cenderung menyebar ke seluruh tanah air Indonesia dan mencapai puncaknya pada tahun 2004 dengan jumlah penderita mencapai 78.690 jiwa. Keadaan ini erat kaitannya dengan meningkatnya mobilitas penduduk dan sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi.

[Epidemiologi dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Dr.

Fauziah A Siregar]

2.2 Penyebaran Demam Berdarah Dengue di Indonesia

Dari data WHO untuk Indonesia, selama periode 1968-1988 insidens demam

berdarah dengue cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1968 jumlah

penderita demam berdarah dengue yang dirawat ada 53 orang, kemudian pada tahun

1988 jumlah kasus meningkat tajam. Setelah terjadinya kejadian luar biasa demam

berdarah dengue nasional pada tahun 1988, kasus demam berdarah dengue di

Indonesia menurun tajam. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebijaksanaan program

(2)

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

pada tahun 1996 kasus demam berdarah dengue kembali meningkat, bahkan cenderung naik sampai tahun 2005 (seperti yang terlihat pada Gambar 2.1). Angka korbannya pun bisa dibilang tinggi. Demam berdarah dengue sudah beberapa kali menyebabkan ditetapkannya Kejadian Luar Biasa (KLB) saat terjadi peningkatan kasus, yaitu tahun 1988, 1998, 2004 dan 2007.

19700 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005

1 2 3 4 5 6 7

8x 104 KASUS DEMAM BERDARAH DI INDONESIA (1970-2005

Tahun

Jumlah kasus

Gambar 2.1. Kasus Demam Berdarah di Indonesia (1970-2005) www.who.int.com

Penyebab meningkatnya jumlah kasus DBD dan semakin bertambahnya wilayah yang terjangkit, antara lain karena semakin padatnya penduduk dan tingginya mobilitas penduduk. Selain itu semakin baiknya transportasi dari suatu daerah ke daerah lainnya serta adanya pemukiman-pemukiman baru juga menjadi penyebab meningkatnya kasus DBD. Artinya, penyebaran nyamuk akan semakin luas, seiring dengan semakin seringnya frekuensi perjalanan manusia.

Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya KLB adalah penyimpangan pola hujan,

faktor musim, perilaku masyarakat menyimpan air secara tradisional, kurang

partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk, kurangnya pengetahuan

(3)

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

masyarakat tentang gejala DBD dan keterlambatan membawa pasien ketempat pelayanan kesehatan. Penyebab lain adalah kurangnya koordinasi lintas sektor, tersebarnya vektor nyamuk Aedes aegypti di seluruh tanah air (khususnya di kota), adanya 4 sero tipe virus yang bersikulasi sepanjang tahun, yaitu DEN1, DEN2, DEN3 dan DEN4, serta keterlambatan penanggulangan kasus di lapangan turut berperan dalam kejadian luar biasa penyakit DBD ini.

2.3 Penularan Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus, namun yang paling berperan dalam penularan penyakit DBD terutama di Indonesia adalah adalah Aedes aegypti.

2.3.1 Nyamuk Penular Demam Berdarah

Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Mesir yang kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui kapal laut atau udara. Nyamuk ini hidup di derah yang beriklim tropis dan subtropis kecuali di daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan air laut.

Bentuk nyamuk Aedes aegypti adalah hitam putih pada kaki dan badannya. Di bagian

punggung tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal pada bagian kiri dan

kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada

umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi nyamuk-

nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi,

tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama

perkembangan. Secara umum nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan,

namun dalam hal ukuran nyamuk jantan umumnya lebih kecil dari betina dan

memiliki rambut-rambut tebal pada antenanya.

(4)

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Gambar 2.2. Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan

penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Umur nyamuk betina berkisar antara dua minggu sampai tiga bulan atau rata-rata satu setengah bulan dan tergantung suhu kelembaman udara sekelilingnya. Kepadatan nyamuk akan meningkat saat musim hujan.

Untuk berkembang biak, nyamuk bertelur di air dan menetas menjadi jentik,

kemudian menjadi bayi nyamuk (larva) lalu keluar dari air dan terbang menjadi

nyamuk dewasa. Hanya bertelur di tempat genangan air jernih dan tidak bersarang di

air got atau semacamnya. Nyamuk ini dapat berkembangbiak dengan minimal jumlah

volumenya kira-kira 0.5 sentimeter atau sama dengan satu sendok teh. Siklus

perkembangbiakan nyamuk berkisar antara 10-12 hari. Nyamuk dewasa bertelur di

air, hari pertama langsung menjadi jentik sampai hari ke-4, lalu menjadi pupa

(kepompong), kemudian akan meninggalkan rumah pupa-nya menjadi nyamuk

dewasa. Kemampuan terbangnya antara 40 hingga 100 m.

(5)

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Dari hasil kajian ilmiah terkini terungkap bahwa nyamuk Aedes dewasa yang bertelur akan menurunkan virusnya secara langsung kepada keturunannya. Apabila dewasa kelak, ia tidak perlu menggigit manusia yang ada jangkitan virus untuk menjadi pembawa virus dengue. Masalah lain yang mengkhawatirkan adalah bahwa telur Aedes dapat bertahan sampai enam bulan lamanya walaupun berada di tempat yang kering dan bukannya di dalam air. Apabila telur tersebut terkena air dalam waktu tertentu, ia tetap akan membiak menjadi jentik-jentik.

2.3.2 Virus Dengue

Virus Dengue merupakan virus RNA rantai tunggal, genus flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, 2, 3 dan 4. Struktur antigen ke-4 serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat saling memberikan perlindungan silang. Variasi genetik yang berbeda pada ke-4 serotipe ini tidak hanya menyangkut antar serotipe, tetapi juga didalam serotipe itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya. Pada masing-masing segmen codon, variasi diantara serotipe dapat mencapai 11,0 % pada tingkat nukleotida dan 7,7 % untuk tingkat protein (Fu et al, 1992). Perbedaan urutan nukleotida ini ternyata menyebabkan variasi dalam sifat biologis dan antigenitasnya.

Virus Dengue yang genomnya mempunyai berat molekul 11 Kb tersusun dari protein

struktural dan non-struktural. Protein struktural yang terdiri dari protein envelope (E),

protein pre-membran (prM) dan protein core (C) merupakan 25% dari total protein,

(6)

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

sedangkan protein non-struktural merupakan bagian yang terbesar (75%) terdiri dari NS-5. Dalam merangsang pembentukan antibodi diantara protein struktural, urutan imunogenitas tertinggi adalah protein E, kemudian diikuti protein prM dan C.

Sedangkan pada protein non-struktural yang paling berperan adalah protein NS-1.

2.3.3 Mekanisme Penularan Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue ditularkan dari orang ke orang melalui vektor nyamuk Aedes aegypti betina maupun Aedes albopictyus. Nyamuk-nyamuk ini senang

berkembang biak di genangan air, akibatnya penularan penyakit demam berdarah dengue terjadi di semua tempat atau wilayah dimana terdapat nyamuk penular penyakit tersebut.

Masa menggigit aktifnya adalah pada awal pagi hari yaitu dari pukul sembilan hingga sepuluh dan sore hari dari pukul tiga hingga pukul lima. Setelah menggigit tubuh manusia perutnya akan dipenuhi kira-kira dua hingga empat miligram darah atau sekitar 1.5 kali berat badannya. Aedes mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang secara berganti-ganti dalam jangka waktu yang singkat.

Nyamuk betina menghisap darah manusia untuk mendapatkan protein bagi keperluan pembiakannya. Tiga hari selepas menghisap darah, ia akan menghasilkan kira-kira 100 butir telur yang halus seperti pasir. Nyamuk dewasa akan terus menghisap darah dan bertelur lagi. Apabila nyamuk betina menggigit atau menghisap darah orang yang mengidap infeksi dengue, virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk

Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber

penular penyakit demam berdarah. Virus dengue yang berukuran 35-45 nm berada

dalam darah selama 4 -7 hari. Bila penderita digigit nyamuk penular, maka virus

dalam darah akan ikut terisap masuk ke dalam lambung nyamuk. Perpindahan hanya

(7)

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

terjadi saat jumlah virus dalam darah manusia sudah cukup banyak atau yang dikenal dengan viremia. Viremia pada manusia terjadi sejak dua hari sebelum panas hingga lima hari setelah demam timbul, sehingga total waktu viremia yang terjadi pada manusia adalah tujuh hari.

Gambar 2.3. Mekanisme Penularan DBD

Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk bersiap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk (menggigit), sebelum mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (proboscis), agar darah yang diisap tidak membeku. Sifat gigitan nyamuk yang dirasakan manusia tidaklah berbeda dengan gigitan nyamuk lainnya. Artinya tidak lebih sakit, tidak lebih gatal, tidak juga lebih meninggalkan bekas yang istimewa. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.

Penularan mekanik juga dapat terjadi apabila nyamuk aedes betina

sedang menghisap darah orang yang dijangkiti virus dengue diganggu, dan nyamuk

itu dengan segera akan berpindah menggigit orang lain. Hal ini menyebabkan virus

yang terdapat di dalam belalai nyamuk tersebut akan masuk ke dalam peredaran

(8)

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

darah orang kedua tanpa memerlukan masa pengeraman. Seekor nyamuk yang sudah dijangkiti akan membawa virus itu di dalam badannya sampai berakhir kehidupannya.

Saat virus masuk ke tubuh manusia selama sekitar 4-6 hari tidak terjadi apa-apa. Itu yang disebut masa inkubasi dari penyakit demam berdarah dengue. Dalam masa inkubasi itu dengan cepat virus memperbanyak dirinya. Apabila jumlah virus sudah cukup akan terjadi viremia (banyak virus dalam darah). Saat itulah seseorang menderita demam.

2.4 Tingkat Keparahan Penyakit Demam Berdarah Dengue

Ada beberapa jenis penyakit demam berdarah yang dikelompokkan berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu

2.4.1 Dengue Fever (DF)

Dengue Fever adalah penyakit lama yang berdistribusi di seluruh dunia di kawasan tropis selama abad ke 18 dan 19. Nyamuk penularnya adalah Aedes aegypti. Biasanya terjadi selama infeksi primer atau sekunder. Diagnosis penyakitnya seperti tiba-tiba penderita demam tinggi, sakit kepala (terutama dibagian retro orbital), pusing, arthralgia, myalgia, anorexia, ketidaknyaman perut. Demam biasanya terjadi 2-7 hari.

Namun jarang terjadi pendarahan. DF biasanya dianggap sebagai gejala demam berdarah, namun DF tidak akan berubah menjadi DHF.

2.4.2 Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. DHF biasanya

mengikuti infeksi dengue sekunder, tapi kadang-kadang juga infeksi primer. Virus

ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan

DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda,

(9)

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

tergantung dari serotipe virus Dengue. Diagnosisnya adalah demam tinggi, pendarahan, trombosit menurun sangat drastis hingga kurang dari 90.000, dan pemeriksaan serologi IgG atau IgM positif. Pendarahan yang terjadi lebih berat dan disertai sesak nafas karena adanya cairan di rongga perut.

DHF lebih berbahaya dari DF. Secara klinis, yang membedakan DHF dengan DF adalah terjadinya reaksi keluarnya plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah dan masuk ke dalam rongga perut dan rongga selaput paru. Apabila tidak segera ditanggulangi dapat mempengaruhi manifestasi gejala perdarahan sehingga menjadi sangat masif.

2.4.3 Dengue Shock Syndrome (DSS)

Dengue Shock Syndrome (DSS) berhubungan dengan kematian yang sangat tinggi.

Ini merupakan tahap yang paling berbahaya diantara jenis penyakit dengue lainnya.

Infeksi sekunder dengan serotipe virus dengue yang berbeda dari virus penyebab

DHF merupakan faktor resiko terjadinya manifestasi penyakit ini. Syok dapat terjadi

dalam waktu singkat, pasien dapat meninggal dalam waktu 12-24 jam atau sembuh

cepat setelah mendapat penggantian cairan dengan tepat. Kejutan umumnya dapat

terjadi saat suhu badan turun, yaitu antara hari sakit ke 3 sampai 7.

Gambar

Gambar 2.1. Kasus Demam Berdarah di Indonesia (1970-2005)  www.who.int.com
Gambar 2.2. Nyamuk Aedes aegypti

Referensi

Dokumen terkait

( libur, adalah, cuaca, cerah, ban, bocor, paku, matematika, bahasa, sains, bermain, baris, rajin, tentang, kalimat, tentang, kalimat) Bagus, siapa tahu arti kata dari; libur

Sebelum melaksanakan suatu perkawinan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah pelamaran ( madduta) pada saat inilah pihak perempuan mengajukan jumlah Uang Panaik

BBNI memiliki indikator MACD dan Rsi mengindikasikan pola Uptrend, BBNI belum berhasil menembus Resistance di level harga 5550 sehingga terbuka peluang untuk kembali menguji

terhadap anak yang terdapat dalam novel Pintu Terlarang karya Sekar.. Ayu Asmara, novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu dan pada

Salah satu faktor penentu keberhasilan penyelanggaraan proses pendidikan adalah kultur yang dibangun dengan baik. Kultur siswa yang baik diharapkan akan berhasil

Apabila surat peringatan ini tidak diindahkan dalam 3 (tiga) kali berturut-turut masing-masing selama 7 (tujuh) hari kerja, maka akan dikenakan sanksi penertiban berupa

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat terlihat bahwa banyak faktor yang berhubungan efektivitas kerja guru. Namun peneliti menganggap hal yang paling penting

Sebagian besar ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul mengalami preeklamsia ringan sebanyak 28 orang (56%)., Sebagian besar ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati