• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah DHF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah DHF"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

serta karunia-Nya karunia-Nya kepada kepada kami kami karena karena kamikami menyelesaikan makalah “menyelesaikan makalah “DengueDengue Hemoragik Fever 

Hemoragik Fever ” pada mata kuliah” pada mata kuliah Sistem Imun dan HematologiSistem Imun dan Hematologi yang tepat padayang tepat pada waktunya.

waktunya.

Terima kasih kami sampaikan kepada Bu Windi, sebagai dosen tutor kami, juga Terima kasih kami sampaikan kepada Bu Windi, sebagai dosen tutor kami, juga kepada teman-teman kelompok tutor 3. Makalah ini berisi informasi tentang Dengue kepada teman-teman kelompok tutor 3. Makalah ini berisi informasi tentang Dengue Hemoragik Fever. Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat dan Hemoragik Fever. Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat dan  pengetahuan

 pengetahuan dalam dalam proses proses belajar belajar kami kami sebagai sebagai calon calon perawat perawat untuk untuk menjadimenjadi  perawat profesional.

 perawat profesional.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik  Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik  dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa merestui segala usaha kita. Amin.

Maha Esa senantiasa merestui segala usaha kita. Amin.

Jatinangor, Oktober 2012 Jatinangor, Oktober 2012

Penulis Penulis

(2)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Dengue Hemoragik Fever atau demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan Dengue Hemoragik Fever atau demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus DEN 1, DEN 2, DEN 3

oleh virus DEN 1, DEN 2, DEN 3 ataupun DEN4 yang ditularkan oleh nyamuk ataupun DEN4 yang ditularkan oleh nyamuk  aedes aegypti yang sudah membawa salah satu virus ters

aedes aegypti yang sudah membawa salah satu virus ters ebut.ebut.

Penyakit demam berdarah mungkin sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita. Penyakit demam berdarah mungkin sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita. Akan tetapi masih banyak masyarakat yang tidak tahu tentang cara penularan dan Akan tetapi masih banyak masyarakat yang tidak tahu tentang cara penularan dan  pengobatan penyakit ini disebabk

 pengobatan penyakit ini disebabkan kurangnya pengetahuan tentang an kurangnya pengetahuan tentang penyakit ini.penyakit ini. B.

B. Tujuan PenulisanTujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah supaya membaca dapat Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah supaya membaca dapat mengetahui tentang:

mengetahui tentang: -- Definisi DHFDefinisi DHF

-- Tanda Tanda dan dan Gejala Gejala DHFDHF -- Faktor resiko DHFFaktor resiko DHF

-- Pemeriksaan diagnostik yang berkaitanPemeriksaan diagnostik yang berkaitan -- Pengobatan Pengobatan bagi bagi pasien pasien DHFDHF

-- Patofisiologi DHFPatofisiologi DHF

(3)

Kasus 3

Klien anak N, perempuan, umur 8 tahun, BB 17,5 kg, TB 100 cm. Klien datang ke RS dengan keluhan demam tinggi selama 3 hari dan nyeri sendi. Menurut ibu klien, klien juga mengalami mual dan muntah, sekitar 3x/hari, muntah berupa makanan yang belum dicerna. Hasil pengkajian menunjukkan tekanan darah klien 90/70 mmHg, nadi 96x/menit, pernafasan 28x/menit dan suhu 38,5° C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan abdomen, pada ekstermitas bawah sinistra terdapat roseola yang hilang dengan penekanan dan terdapat nyeri tekan pada tulang, Hasil  pemeriksaan uji torniquet positif, CRT ˂ 2 detik, akral hangat. Hasil pemeriksaan

seroimmunologis menunjukkan kadar anti dengue Ig G positif dan anti dengue Ig M  positif. Hasil pemeriksaan darah perifer lengkap didapatkan: kadar Hb 14,4 gr %,

Hematokrit 43 %, leukosit 2800/mm3, Trombosit 95.000/ mm3. Hasil pemeriksaan apus darah tepi di dapatkan kesan:

 Leukosit: jumlah menurun, limfosit atifik (+)  Trombosit: jumlah menurun, morfologi normal

 Kesan leucopenia dan trombositopenia suspect infeksi viral

Klien mendapatkan IVFD ringer laktat 16 tetes/menit melalui makrodrip,

 paracetamol 3 x 15 ml per oral. Klien observasi ketat setiap 4 jam dan dilakukan  pemeriksaan darah perifer lengkap setiap 8 jam, klien mendapatkan diet makanan  biasa 1000 kkal dan 2 kali ekstra susu @ 200 ml

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi dan Fisiologi

Darah merupakan salah satu komponen penting yang ada di dalam tubuh manusia. Sebab darah berfungsi, mengalirkan zat – zat atau nutrisi yang di butuhkan tubuh, kemudian mengalirkan karbondioksida hasil metabolisme untuk di buang. Ada empat fungsi utama darah, yaitu memberikan suplai oksigen keseluruh jaringan tubuh,

membawa nutrisi, membersihkan sisa-sisa metabolisme dan membawa zat antibody. Komposisi darah

Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang yang tersangkut di dalam cairan kuning yang disebut plasma darah. Plasma darah tersusun atas 90% air yang mengandung sari makanan, protein, hormone, dan endapan kotoran selain sel-sel darah.

Ada 3 jenis sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping darah (trombosit).Sel darah merah dan sel darah putih di sebut juga

korpuskel

1. Sel darah merah

Sel darah merah berbentuk piringan pipih yang menyerupai donat. 45% darah

tersusun atas sel darah merah yang di hasilkan di sumsum tulang. Dalam setiap 1 cm kubik darah terdapat 5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang diproduksi setiap hari mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120 hari. Semakin tua semakin rapuh, kehilangan bentuk dan ukurannya menyusun menjadi sepertiga ukuran mula -mula.

Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi. Warnanya yang merah cerah disebabkan oleh oksigen yang di serap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke s el dan mengikat karbondioksida.

Sel darah merah yang tua akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel ke cil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang tua dihancurkan oleh limpa dan yang lolos dihancurkan oleh hati. Hati mentimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian di angkut oleh darah ke sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Persediaan sel darah merah di dalam tubuh diperbarui setiap empat  bulan sekali.

(5)

2. Sel darah putih

Sel darah putih jauh lebih besar dari pada sel darah merah jumlahnya dalam setiap 13 darah adalah 4000-10.000 sel. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih

memiliki inti (nucleus). Sebagian sel darah putih bisa bergerak di dalam aliran darah, membuatnya dapat melaksanakan tugas sebagai s ystem ketahanan tubuh.

Sel darah putih adalah bagian dari sistem ketahanan tubuh yang penting. Sel darah  putih yang terbanyak adalah neutrofil (+60%). Tugasnya adalah memerangi bakteri  pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri dikepung, lalu butir- butir didalam sel segera melepaskan zat kimia untuk menghancurkan dan mencegah  bakteri berkembang biak.

Sel darah putih mengandung +5% eosinofil. Fungsinya adalah memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia saat pertempuran, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak.

Basofil yang menyusun 1% sel darah putih, melepaskan zat untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah di dalam pembuluhnya. 20 s\d 30% kadungan sel darah putih adalah trombosit. Tugasnya adalah menghasilkan antibody, suatu protein yang membantu tubuh memerangi penyakit.

Monosit bertugas mengepung bakteri. Kira-kira ada 5 sampai 10% di dalam sel darah  putih.

Tubuh mengatur banyak sel darah putih yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. Jika kita kehilangan darah, tubuh akan segera membentuk sel-sel darah untuk  menggantinya. Jika kita mengalami infeksi, maka tubuh akan membentuk lebih  banyak sel darah putih untuk memeranginya.

Pembekuan darah

Proses yang mencegah kehilangan darah dari badan melalui luka disebut hemostasis dan proses ini terdiri dari tiga stadium yang bekerja bersama-sama, yaitu :

Spasme vaskuler : penyempitan lumen pembuluh darah yang putus untuk  mengurangi aliran darah yang hilang.

1.Pembentukan sumbat trombosit : untuk menghentikan kebocoran darah.

2.Pembekuan fibrin disekitar sumbat trombosit dan reaksi fibrin: untuk merekat  pembuluh yang putus dan menarik sisi pinggirnya supaya merapat (Watson, 2001)

Fungsi darah

Fungsi darah dalam metabolisme tubuh kita antara lain sebagai alat pengangkut (pengedar), pengatur suhu tubuh dan pertahanan tubuh. Peredaran oksi gen pada

(6)

tubuh :

1.Oksigen diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel darah merah

2.Darah yang di pompa dari bilik kanan jantung menuju paru-paru melepaskan CO2 dan mengambil O2 dibawa menuju serambi kiri.

3.O2 dari serambi kiri disalurkan ke bilik kiri

4.Dari bilik kiri O2 dibawa keseluruh tubuh oleh sel darah merah untuk pembakaran (oksidasi)

5.Peredaran darah besar yaitu peredaran darah yang berasal dari jantung membawa oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung membawa karbondioksida.

6.Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah dari jantung membawa karbondioksida menuju paru-paru untuk dilepas dan mengambil oksigen dibawa ke jantung.

(7)

BAB III PEMBAHASAN

Definisi

DHF ( dengue hemoragik fever) atau demam berdarah adalah penyakit

menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamus  Aedes Aegypti dan Aedes albopicyus, yang mana menyebabkan gangguan pada

 pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan  perdarahan-perdarahan. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis seperti Asia

Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk seluruh pelosok Indonesia kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.

Penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak dibawah umur 15 tahun dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak, disertai manifestasi perdarahan yang berpotensi

menimbulkan renjatan/ syok dan kematian. DHF ini menyebar secara epidemik. Etiologi

Virus dengue sejenis arbovirus B, arthropod-borne virus atau virus yang disebabkan oleh anthropoda. Vektor utama penyakit ini adalah nyamuk aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus dengue termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Terdapat 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2,DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya ditemukan di Indonesia tetapi yang dominan DEN-3. Di Thailand DEN-2 yang  paling dominan.

DEN-3 disebarkan melalui vektor host. Gejala baru muncul ketika seseorang pernah terinfeksi salah satu virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang  berbeda. Sistem imun yang sudah terbentuk didalam tubuh saat infeksi pertama  justru akan mengakibatkan kemnuculan gejala penyakit yang lebih parah saat

terinfeksi untuk kedua kalinya. Seseorang dapat terinfeksi 2 jenis virus dengue selama hidupnya dan jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali. J ika sudah 2x terinfeksi, maka klien dapat imunitas dari plasenta ibunya.

Manifestasi Klinis

Demam akut yang tetap tinggi selama 2-7 (grafik seperti pelana kuda), Anoreksia, Malaise, Nyeri pada punggung, tulang, persendian, dan kepala,

Perdarahan gusi, Bintik-bintik merah pada kulit, Pembesaran hati dan nyeri tekan, Kenaikan Ht sedikitnya 20%, kalau sudah mencapai derajat 3 atau 4 kardio akan mengalami perdarahan konjungtiva, sistem kesadaran menurun, kencing sedikit/

(8)

tidak ada, meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah se rta menurunnya volume plasma, trombosit menurun sekitar 100.000.

Klasifikasi

DHF terdiri dari 4 derajat

 Derajat I

Dema disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan (uji torniquet positif)

 Derajat II

Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.

 Derajat III

Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, Tekanan nadi menurun (20 mmHg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi)

 Derajat IV

 Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak dapat diukur  Menurut WHO tahun 1986

1. Derajat 1

Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, uji torniquet (+), trombositopenia, dan hemokonsentrasi.

2. Derajat 2

sama dengan derajat 1, dengan manifestasi klinis perdarahan spontan di  bawah kulit seperti peteki, hematoma, dan perdarahan dari lain tempat. 3. Derajat 3

Manifestasi klinis pada derajat 2 ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan sistem sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, dan kulit lembab, dingin dan penderita gelisah, tekanan nadi sempit, tekanan nadi menurun.

4. Derajat 4

Manifestasi klinis pada derajat 3 ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi yang tak tertukur dan nadi tidak  teraba.

Menurut WHO tahun 2009

1. Dengue tanpa tanda bahaya (dengue wihout warning si gns) 2. Dengue dengan tanda bahaya (dengue with warning signs) dan 3. Dengue berat (severe dengue)

(9)

Ada 3 faktor resiko DHF

1. Vektor yang berupa nyamuk aedes aegypti meliputi perkembangbiakan vektor, transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lain.

2. Pejamu yaitu manusia baik sebagai penderita atau tidak, meliputi mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, memperluas daerah epidemik.

3. Lingkungan meliputi sanitasi, curah hujan, suhu, dan kepadatan penduduk  Selain itu juga wanita lebih rentan terkena penyakit ini dibanding pria. Dan biasanya lebih sering menyerang anak di bawah usia 15 tahun.

Infeksi sekunder Dengue merupakan faktor resiko untuk terkena penyakit dengue Status imun setiap indivudu

 Strain/ serotype virus yang menginfeksi  Usia pasien

 Latar belakang genetik pasien  Vektor nyamuk 

 Perbedaan musim (tropis DHF meningkat selama musim hujan, menurun

 beberapa bulan setelah hujan berhenti Pemeriksaan Fisik 

 Derajat 1 : uji torniquet positif, merupakan satu-satunya manifestasi

 perdarahan

 Derajat 2 : Ptekie, purpura, ekimosis dan perdarahan konjungtiva.

 Derajat 3 : kulit dingin pada daerah akral, nadi ce pat, hipotensi, sakit kepala,

menurunnya volume plasma, meningginya dinding pembuluh darah, trombositopenia.

 Derajat 4 : nadi tidak terba dan tidak terukur.

Pemeriksaan Diagnostik 

Pemeriksaan Diagnostik ada 2 macam : a) Uji serologi memakai serum ganda

Serum yang diambil pada masa akut dan masa konvalegen menaikkan antibodi anti dengue sebanyak minimal 4 kali termasuk dalam uji ini  pengikatan komplemen (PK). Uji neutralisasi (NT) dan uji dengue biot.  b) Uji serologi memakai serum tunggal

Ada tidaknya/titer tertentu antibodi anti dengue uji dengue yang mengukur  antibodi antidengue tanpa memandang kelas antibodinya uji Ig M antidengue yang mengukur hanya antibodi dengue dan kelas Ig M

Uji III : dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari perawatan, uji ini digunakan untuk kepentingan surveilans

(10)

Pengobatan

Diberi paracetamol yaitu untuk menurunkan demam anak dengan dosis: 1. < 1 tahun = 60mg/dosis

2. 1-3 tahun = 60-120 mg/dosis 3. 3-6 tahun = 120 mg/dosis 4. 6-12 tahun = 240 mg/dosis

Menurut Ngastiyah (2005, hal. 344) pada dasarnya pengobatan pada DHF bersifat simtomatis dan suppotif, meliputi:

1. DHF tanpa rejatan  Tirah baring

 Beri anti konvulsan bila kejang

 Beri anti piretik bila demam tinggi dan berikan banyak cairan misalnya minum 1,5-2 liter per hari

 Infus diberikan apabila muntah terus menerus 2. DHF dengan renjatan

Pasien DHF dengan renjatan harus dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang akibat adanya kebocoran plasma. Mungkin pasien diberikan transfusi darah bila ada perdarahan gastrointestinal yang hebat.

Patofisiologi

arbovirus (melalui nyamuk  Aedes aegypti atau Aedes albopiclus) ↓

infeksi virus dengue (viremia) ↓

mengaktivasi sistem komplemen ↓

membentuk dan melepaskan zat C3a, C5a ↓

PGE2Hipothalamus ↓

Hipertermi ↓

 peningkatan reabsorpsi Na+dan H2O ↓

 permeabilitas membran meningkat→resiko syok hipovolemik→renjatan hipovolemik&hipotensi

↓ ↓ ↓

agregasi kerusakan endotel kebocoran plasma→ke

(11)

trombosit pembuluh darah ↓ ↓ |

↓ ↓ Kekurangan ke ektravaskuler 

|

trombositopeni merangsang dan volume cairan | | | mengaktivasi faktor |  pembesaran tulang | pembekuan darah | sendi | | | ↓ ― ― ― ― ― ― ― ― | Gangguan rasa ↓ | nyaman: Nyeri Perdarahan ― ― ― ― ― ― ― ― ― ↓ ↓ ↓ ↓ ↓

Resiko Resiko Paru-paru Hepar 

Abdomen

Injury perfusi jaringan ↓ ↓

tidak efektif  Efusi pleura hepatomegali ascites

↓ ↓ |

|

hipoksia jaringan Pola napas ― ― ― ― ―

↓ tidak efektif  ↓

asidosis metabolic mual, muntah,

anoreksia

↓ ↓

 Kematian penurunan asupan

nutrisi

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

(12)

Pengkajian  biodata:  Nama: N

Umur: 8 tahun

Jenis kelamin: perempuan

Keluhan utama:

Demam tinggi selama tiga hari dan nyeri sendi. Mual dan muntah sekitar tiga kali sehari. Muntah berupa makanan belum di cerna.

Pemeriksaan fisik:

TD 90/70 mmHg, nadi 96×/menit, nafas 28×/menit, suhu 38,5C, nyeri tekan pada abdomen, ekstremitas bawah sinistra terdapat roseola yang hilang dengan nyeri tekan  pada tulang, uji torniquet (+), CRT <2 detik, akral hangat.

Pemeriksaan diagnostik:

Kadar anti dengue Ig G (+) dan anti dengue Ig M (+). Hb 14,4gr%. Hematokrit 43%. Leukosit 2800/mm3. Trombosit 95000/mm3. Jumlah leukosit menurun, limfosit atipik (+), jumlah trombosit menurun, morfologi normal, leucopenia dan

(13)

Analisa data

Data yang menyimpang Etiologi Masalah

DS  Klien mengeluh demam 3 hari DO  TD 90/70 mmHg   Nadi 96 */menit  Pernapasan 28 */menit  Suhu 38,50c  Klien mendapatkan IVFD ringerlaktat 16 tetes/menit melalui macrodrip Permeabilitas membrane meningkat Kebocoran plasma Hipovolemia Syok hipovolemic dan

hipotensi

Gangguan Volume Cairan : Kekurangan Volume Cairan

Gangguan Volume Cairan : Kekurangan Volume Cairan

DS: mual muntah sekitar  3x/ hari. Muntah berupa makanan yang belum dicerna

DO: BB: 17,5 Kg, TB: 100cm

Infeksi ↓

Virus mengeluarkan tosin ↓ Pelepasan progen ↓ Menstimulasi hipotalamus ↓ Mengirim impuls ke vasomotor  ↓ Peningkatan suhu ↓

Mukosa mulut/lidah kotor  dan tidak nyaman

Mulai aneroksia ↓

Intake nutrisi tidak adekuat ↓

Gangguan pemenuhan nutrisi

Gangguan Pemenuhan nutrisi

DS: demam tinggi selama 3 hari

DO: suhu 38,5 ° C, akral hangat

Virus mengeluarkan toksin ↓

Pelepasan pirogen ke darah ↓ Menstimulasi hipotalamus ↓ Mengirim impuls ke vasomotor  ↓

Peningkatan suhu tubuh ↓

Gangguan termogulasi

(14)

DS:

-DO: pemeriksaan darah  perifer Hb 14,4 %, HCT 3 %, leukosit: jumlah menurun, limfositikatifik  (+), trombosit: jumlah menurun, morfologi normal, leukopenia, trompositopenia, suspek  infeksi viral Hipertermi ↓ Peningkatan Na+& H2O ↓ Menurunnya permeabilitas dinding pembuluh darah

Agregasi trombosit ↓

Gangguan fungsi trombosit ↓

Penurunan jumlah trombosit ↓

Trombositopenia ↓

Perdarahan ↓

Resiko cedera (perdarahan)

Resiko cedera (perdarahan)

DS: menurut bukti klien, klien mengeluh mual dan muntah sekitar 3x/ hari. DO: uji torniquet (+), CRT <2, trombosit 95000/mm3, HCT 43 %, Hb 14,4 %, nadi 96x/menit

Infeksi virus dengue (viremia)

Mengaktivasi sistem komplemen

Komplek imun antibodi ↓

Membentuk dan melepaskan (C3a, C5a, bradikini,

serotinin, thrombin,histamine) ↓ PGE2hipotalamus ↓ Termogulasi in stabil ↓ Hipertermi ↓ Peningkatan Na+dan H2O ↓ Menurunnya permeabilitas dinding pembuluh darah

Resiko syok hipovolemik 

Resiko syok  hipovolemik 

(15)

Asuhan keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

Gangguan Volume Cairan : Kekurangan Volume Cairan yang berhubungan dengan  permeabilitas membrane

meningkat yang ditandai dengan Klien mengeluh demam 3 hari, TD 90/70 mmHg, Nadi 96 */menit, Pernapasan 28 */menit, Suhu 38,50c dan Klien

mendapatkan IVFD

ringerlaktat 16 tetes/menit melalui macrodrip

Tupen :

Dalam jangka waktu 3 kali 24 jam

 TD klien mulai naik 

  Nadi klien mulai naik 

 RR klien mulai turun

 Suhu klien mulai turun

Tupan :

Dalam jangka waktu 7 kali 24 jam

 TD klien normal 120/80 mmHg

  Nadi klien normal 100 */menit

 RR klien normal 12-20 */menit

 Suhu klien normal 370c

 Volume cairan tubuh adekuat

Mandiri :

1. observasi TTV paling sedikit setiap 4 jam sekali

2. monitor tanda tanda kekurangan volume cairan tubuh seperti : turgor kulit, kelembapan kulit, dan elastisitas kulit 3. observasi dan catat intake dan output 4. monitor pemberian cairan melalui IV setiap  jam

Kolaborasi.

1. pemberian IVFD ringer laktat 16 tetes per  menit melalui macrodrip.

Gangguan pemenuhan nutrisi yang berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak  adekuat yang ditandai dengan klien mual, muntah sekittar  3x/hari, muntah berupa

makanan yang belum dicerna BB 17,5 kg

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam status nutrisi intake makanan dan cairan adekuat

Mangemen nutrisi

 Kaji adanya

alergi makanan

 Kolaborasi

dengan ahli gizi untuk 

menentukan  jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan  pasien.  Anjurkan  pasien/keluarga untuk  meningkatkan intake Fe  Anjurkan pasien atau keluarga untuk  meningkatkan  protein dan vitamin C  Yakinkan diet yang dimakan mengandung

(16)

tinggi serat untuk mencegah konstipasi  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori  Berikan makanan kesukaan Kolaborasi:

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan  jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien Gangguan termogulasi yang

 berhubungan dengan

 peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan klien demam tinggi selama 3 hari T 38,5 c, akral hangat

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 6x24jam termogulasi  pada klien adekuat

 Ukur suhu 4

 jam sekali

 Ukur IWL  Ukur warna

dan suhu kulit

 Ukur tekanan

darah, nadi dan RR   Monitor   penurunan tingkat kesadaran  Periksa WBC, Hb, dan Hct  Ukur intake dan output /  balance cairan  Selimuti pasien  Lakukan tapid sponge atau kompers dengan air   biasa  Kompres  pasien pada lipat paha dan aksila dengan air hangat

(17)

 Tingkatkan

sirkulasi udara Kolaborasikan :

 Kolaborasikan

 pemberian anti  piretik jika perlu

 Kolaborasi dengan tim medis untuk   pemberian cairan intravena  Kolaborasi dengan tim medis  pembuatan untuk  mencegah terjadinya menggigil Resikocedera (pendarahanb.dtrombositopeni aditandaidenganpemeriksaand arahperiferhb 14,4 %, HCT 43%, trombosit 95000/mm3, leukosit 2800/mm3, leukosit :  jumlahmenurun, limfositikatifik (+), trombosit :  jumlahmenurun, morfologi normal, leukopenia, trombositopenia, suspect infeksi viral. - Nilaitrombosit normal. - Pasienterhindardar iresiko-resikoinfeksi 1. Siapkandanpantau pemeriksaanhb, hct, trombosit, leukosittiap 12 jam (sesuai program medic). 2. Observasi TTV secarateratur fan laporkansegeraada nyatandapendarah anspontan. 3. Anjurkanpasientira hbaring. 4. Monitor adanyapendarahan lebihlanjutseperti hematemesis, melena, epistaksis. 5. Cegahterjadinyape rlukaan& traumatic, gunakansikatgigilu nak, lakukanpenekanan 5-10 menitselesaimenga mbildarah, tidakmemberikans

(18)

untikan IM. Resikosyokhipovilemikb.dmenu

runnyapermeabilitasdindingpe mbuluhdarahditandaidengankli enmuntahdanmualsekitar 3x/hari, uji tourniquet (+), CRT < 2, trombosit 95000/mm3, leukosit 2800/mm3. - Tidakterjaditanda-tandpendarahanle bihlanjut. - Jumlahtrombositm eningkat. - Tidakterdapattand a-tandasyok. Kriteriahasil : - TTV normal. - Trombosit normal (150.000 –400.000 /mm3). - HCT normal (L: 40-52 %, P: 35-47 %). - Hb normal ( L:11,5 -16,5 g/dL, P:13-17,5 g/dL). 1. Observasi TTV. 2. Monitor tanda-tandapendarahan. 3. Observasiperkemb anganbintik-bintikmerahdikulit, keringatdingin, kulitlembabdandin gindisertaitanda-tandasianosis. 4. Bilaterjadisyokhipo volemik, baringkanpasiendal amposisidatar. 5. Segerapuasakanpa sienbilaterjadipend arahansaluranpenc ernaan. 6. Anjurkanpadapasie dankeluargauntuks egeramelaporjikaa datanda-tandapendarahan. 7. Kolabirasudengand okterdalampember iantranfusidancaira n parenteral. 8. Kolaborasidenganp etugaslaboratoriu mdalampemeriksa antrombosit, HCT danHb.

(19)

BAB IV KESIMPULAN

Penyakit DHF atau demam berdarah adalah penyakit menular yang bisa saja menyerang semua orang. Tapi kalau kita tahu cara pencegahan sebelum terjadinya penyakit ini dan cara pengobatan setelah penyakit ini kita bisa meminimalkan resiko terjangkitnya penyakit ini.

Penanganan yang baik kepada pasien DHF tentu saja pasien akan sembuh dari demam berdarah cepat, tetapi sebaliknya jika penanganan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya, akan memperburuk keadaan pasien DHF sendiri.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi :BukuSaku Ed.3. Jakarta : EGC.

World Health Organization. 2004. PencegahandanPengendalianDengue :PaduanLengkap. Jakarta : EGC.

World health Organization. 2004. DemamBerdarahDengue : Diagnosis, Pengobatan, PencegahandanPengendalian Ed. 2. Jakarta : EGC.

Nadesul, Handrawan. 2007. Cara MudahMengalahkanDemamBerdarah. Jakarta : EGC. Herdman, T. Heather. 2012.Diagnosis Keperawatan :Definisi Dan Klasifikasi 2012/2014. Jakarta : EGC.

Djaenudin, Natadisastra. 2009. Parasitology Kedokteran :Ditinjaudari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta : EGC.

(21)

BIODATA PENULIS  Nama : Neni Afriani

 NPM : 220110110062 Asal : Bandar Lampung

Alamat : Jalan Durian 1 gang waykanan 2 RT 017 waydadi sukarame Bandar  Lampung

(22)

Referensi

Dokumen terkait

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang telah terinfeksi oleh virus dengue dari penderita DBD sebelumnya, dengan gejala klinis demam6. tinggi,

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit akut akibat infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina.Kasus DBD di Kabupaten Kudus

Jadi, Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (betina)

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti , yang ditandai dengan

 Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus.  Mekanisme

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam

Sedang menurut Minnadiarly (2009) DBD adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh Virus Dengue, menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan system

Dari kesimpulan diatas demam berdarah dengue adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh 4 serotipe virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes (