• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian SDNI Kabila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian SDNI Kabila"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SDNI Kabila

SDN 1 Kabila merupakan salah satu sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Kabila, yang dipimpin oleh Ulfa Miolo. SDN 1 Kabila terletak di Jalan Sawah Besar, Kelurahan Oluhuta, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Sekolah ini didirikan pada tahun 1976 dengan nama SDN Oluhuta. Seiring dengan berkembangnya zaman, sekolah ini mengalami perubahan pada tahun 2006 dan nama sekolahpun berubah menjadi SDN I Kabila.

a. Status Lahan SDN 1 Kabila :

1. Status Tanah : SHM/HGB/Hak Pakai/Akte Jual Beli/Hibah*)

2. Kepemilikan tanah : Hak Milik*) 3. Status Bangunan Milik : Permanen*) 4. Luas Tanah : 2136 M2 5. Luas Seluruh Bagunan : 566 M2

b. Data Pokok SDN 1 Kabila adalah sebagai berikut :

Nama Sekolah : SDN 1 Kabila

Alamat :

Jalan/Kelurahan : Sawah Besar/Oluhuta Kecamatan/Kab./Kota : Kabila/Bone Bolango

(2)

No. Telp./HP : - Nama Yayasan (bagi Swasta) : - Alamat Yayasan & No.telp. : -

NSS/NSM/NDS : 101300402001 Jenjang Akreditas : C

Tahun Didirikan : 1976 Tahun Beroperasi : 1981

Jumlah Guru : Guru PNS : 9 orang Non PNS : 2 orang

c. Profil Sekolah SDN I Kabil

1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah SDN I Kabila

Visi Sekolah : Menghasilkan siswa yang berkualitas, terampil, berwawasan

lingkungan serta berakhlak mulia.

Misi Sekolah :

1. Meningkatkan propesional tenaga pendidikan sekolah 2. Melengkapi sarana dan prasarana

3. Menjalin kerja sama erat dengan masyarakat sekolah 4. Mengaktifkan kegiatan ekstrakurikuler.

(3)

Tujuan Sekolah :

1. Menyiapkan siswa lulusan yang berkualitas sehingga mampu melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi

2. Membimbing siswa hingga mampu mandiri serta siap menciptakan lapangan pekerjaan di tengah masyarakat.

3. Membimbing serta membina siswa untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia serta berkepribadian yang luhur.

4. Membina siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar hinggga dapat berkompetisi di tingkat kabupaten, profinsi, maupun di tingkat Nasional 5. Membina siswa agar menjadi manusia yang memiliki iman dan taqwa serta

diterima di lingkungan Masyarakat.

2. Profil Tenaga Guru Dan Administrasi

Tabel I: Profil Tenaga Pendidik

Jumlah Guru/Staf

SD

Negeri Jumlah Guru/Staf SD Negeri Ket. Guru Tetap

(PNS) 9 Org

Guru Tetap Yayasan +

PNS (DPK) Org

Guru Bantu &

GTT - Org Guru Kontrak Org

Guru Honor

Sekolah 2 Org

Guru PNS dipekerjakan

(DPK) Org

Staf Tata

(4)

Tabel 2: Profil Tenaga Kependidikan

No Kelompok

Tenaga Kependidikan

Pendidikan Usia L / P Total

Peg. SLTA D2 S1 S2 <50 >50 L P 1 Tenaga Administrasi 1 - - 1 - - 1 1 2 Tenaga Teknis Keuangan - - 2 - 2 - - 2 2 3 Tenaga Teknis Sarana Prasarana - - 1 - 1 - 1 - 1 Jumlah - 1 3 - 4 - 1 3 3

Tabel 3: Data Ruang Kelas

Jumlah Ruang Kelas Asli (d)

Jumlah ruang lainnya yang digunakan untuk

ruang kelas (e)

Jumlah ruang yang digunakan untuk Ruang kelas (f) = (d+e) Ruang Kelas Ukuran 7x9m2 (a) Ukuran >63m2 (b) Ukuran >63m2 (c) Jumlah (a+b+c) - - - 6 6 - -

Tabel 4: Data Ruang Lain

Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran (m2) Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran (m2) Perpustakaan 1 56 M2 Ruang Administrasi - -

PSB 1 40 M2 Asrama Guru 3 562

Ruang Inklusif 1 135 M2 Ruang UKS 1 54 2

3. Keadaan Guru SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango

Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur

(5)

guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak dapat disangkal, karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru, sebagian besar waktu guru adalah di sekolah, sisanya ada di rumah dan di masyrakat.

Adapun keadaan tenaga kerja pendidikan dan pengajaran pada SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango yaitu berjumlah 8 orang guru PNS dan 2 orang guru honor. Dari jumlah guru yang ada terdapat laki-laki 1 orang dan perempuan 9 orang. Pada tabel tersebut juga terlihat jelas status pendidikan setiap guru. 4. Keadaan siswa SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango

Adapun keadaan siswa di SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6: Keadaan Siswa SDN 1 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas Jumlah Jumlah

Total Inklusi Keterangan Laki-laki Perempuan I 18 15 33 5 II 18 5 23 3 III 15 11 26 3 IV 10 22 32 - V 11 11 22 4 VI 24 19 43 12 Jumlah Total 179 27

(6)

4.1.2 Temuan Hasil Penelitian

4.1.2.1 Hasil Wawancara Guru dan Siswa

a. Temuan Umum

1) Hasil wawancara guru

Dari wawancara yang dilakukan pada kelas 2, 3 dan 4 selama beberapa hari mulai dari hari senin, 13 Mei 2013 yaitu:

 Kelas II SDN I Kabila

Berdasarkan hasil wawancara dengan N T guru kelas II jumlah siswa kelas II 23 orang, yang terdiri dari laki-laki 18 orang dan perempuan 5 orang. Materi pembagian bilangan cacah ini sudah diajarkan pada siswa kelas II semester genap. Menurut N T, selama proses pembelajaran matematika berlangsung dikelas II ada yang memperhatikan dan ada yang tidak memperhatikan pada saat guru memberikan penjelasan tentang materi pembagian.

Kurangnya perhatian siswa tersebut dapat menimbulkan kendala-kendala yang harus ditangani oleh guru. Untuk mengatasi kendala tersebut guru memberikan penjelasan bagaimana cara mengerjakan pembagian bilangan cacah dan juga menggunakan media yang menarik agar siswa termotivasi. Selain itu, metode yang digunakan juga harus dikolaborasikan dengan beberapa metode pembelajaran lainnya. Agar selama proses pembelajaran dengan baik, guru harus menggunakan metode pembelajaran yang tepat, media yang menarik dan bekerja sama dengan orang tua siswa khususnya dalam membimbing dengan begitu siswa akan timbul semangat dan memperhatikan penjelasan guru.

(7)

 kelas III SDN I Kabila .

Berdasarkan hasil wawancara dengan M L guru kelas III jumlah siswa kelas III 26 orang, yang terdiri dari laki-laki 15 orang dan perempuan 11 orang. Bahwa masih sebagian besar yang belum menguasai materi dan selama proses pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang tidak memperhatikan bahkan ada yang bermain pada saat guru menjelaskan, ini menimbulkan kendala yang harus ditangani oleh guru. Untuk mengatasi kendala tersebut maka guru harus memberikan penjelasan yang mudah dimengerti oleh siswa dan memberikan materi tambahan, membimbing secara khusus dan memberikan tugas agar siswa tersebut bisa memahami materi.

 kelas IV SDN I Kabila.

Sesuai hasil wawancara dengan E M guru kelas IV jumlah siswa 32 orang, yang terdiri dari laki-laki 10 orang dan perempuan 22 orang. Masih ada yang tidak memperhatikan dan sering bermain bahkan ada yang belum menguasai perkalian, ini juga merupakan kendala yang harus ditangani oleh guru kelas. Untuk mengatasinya, guru membimbing secara individu agar mudah dan lebih mengetahui apa yang belum diketahui oleh siswa dan memberikan les tambahan.

2) Hasil wawancara siswa  Kelas II SDN I Kabila

Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu siswa kelas 2 yan bernama M R yaitu: peneliti: apa yang adik-adik ketahui tentang pembagian? siswa: pembagian yaitu kebalikan dari perkalian, sama halnya dengan pengurangan yang merupakan kebalikan dari penjumlahan. Peneliti: bagaimana

(8)

adik-adik menyelesaikan pembagian bilanga cacah? siswa: dengan cara mengurang. Peneliti: kesulitan apa yang adik-adik dapatkan ketika menyelesaikan pembagian bilangan cacah? Siswa: susah dalam berhitung terutama pada pembagian dalam hal mengurang dengan menggunakan jari.

Siswa kelas II ini sudah pernah belajar materi pembagian bilangan cacah. Menurut mereka soal pembagian yang mereka kerjakan begitu mudah (bagi siswa yang benar-benar memahami penjelasan guru) tetapi bagi siswa yang tidak memahami pasti akan merasa kesulitan pada saat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Dari materi pembagian tersebut yang diajarkan dikelas II, siswa merasa sulit dalam berhitung dan mengurang karena kebanyakan siswa kelas II belum menguasai perkalian. Apabila para siswa mengalami kesulitan didalam mengajarkan soal yang telah diberikan oleh guru mereka berusaha mengerjakannya sampai selesai dengan cara menanyakan kepada guru kelas atau teman kelas. Agar siswa tidak sulit untuk mengerjakan soal yang akan diberikan oleh guru maka guru tersebut terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang materi pembagian agar siswa lebih mudah memahami dan bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru secara individu.

 Kelas III SDN I Kabila :

Adapun hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas III yang bernama E Y yaitu: peneliti: apa yang adik-adik ketahui tentang pembagian? siswa: pembagian adalah merupakan pengurangan berulang. Peneliti: bagaimana adik-adik menyelesaikan pembagian? siswa: dengan cara berhitung dan mengurang.

(9)

Peneliti: kesulitan apa yang adik-adik dapatkan ketika menyelesaikan pembagian? siswa: susah dalam berhitung terutama pada pembagian.

Hasil dari siswa kelas III bahwa materi pembagian ini masih dianggap sulit karena susah untuk membagi terutama pada pembagian secara bersusun pendek. Untuk mengatasi siswa yang kesulitan dalam belajar maka terlebih dahulu para siswa diberikan penjelasan tentang materi tersebut setelah itu diberikan contoh agar pada saat guru memberikan tugas siswa bisa mengerjakannya secara individu.

 kelas IV SDN I Kabila :

Adapun hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas IV yang benama S R yaitu: peneliti: apa yang adik-adik ketahui tentang pembagian? siswa: perkalian merupakan kebalikan dari pembagian dan sebaliknya pembagian merupakan kebalikan dari perkalian sedangkan yang saya tau perkalian dan pembagian lebih kuat dari penjumlahan dan pengurangan. Peneliti: bagaimana adik-adik menyelesaikan pembagian bilanga cacah? siswa: dengan cara menghitung karena dalam pembagian perkalian merupakan kebalikan dari pembagian. Peneliti: kesulitan apa yang adik-adik dapatkan ketika menyelesaikan pembagian bilangan cacah? siswa: sulit untuk membagi dan belum mampu mengerjakan pembagian secara bersusun.

Siswa kelas IV ini masih ada yang belum mampu melakukan pembagian secara bersusun ini dikarenakan siswa tersebut tidak memperhatikan pada saat guru memberikan penjelasan dan kebanyakan para siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau soal yang diberikan guru. Oleh karena itu guru

(10)

harus memberikan bimbingan dan memberikan contoh sebelum memberikan soal atau tugas kepada siswa agar mereka lebih memahami dan bisa mengerjakannya tanpa bantuan dari orang lain.

b. Temuan Khusus

Adapun hasil wawancara secara khusus yang peneliti temui dalam penelitian ini yakni kelas II, III dan IV SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango dalam pembelajaran matematika pembagian bilangan cacah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang guru (kelas II, III dan IV) dan beberapa orang siswa kelas II, III, dan IV pada tanggal 13, 14 dan 17 Mei 2013, peneliti menemui bahwa upaya meningkatkan kemampuan siswa membagi bilangan cacah sudah maksimal mengapa dikatakan sudah maksimal karena dengan adanya upaya-upaya guru siswa sudah bisa menerima dan memahami apa yang dijelaskan oleh guru maka dari upaya tersebut dapat meningkatkan antusias siswa dalam proses pembelajaran.

4.2 Pembahasan

Sesuai hasil temuan wawancara yang diperoleh dari kelas I-kelas VI bahwa materi pembagian bilangan cacah hanya terdapat pada kelas II adapun kelas III, IV, V dan VI sudah masuk pada pembagian operasi hitung campuran akan tetapi peneliti hanya tertarik pada kelas II. Karena Penelitian tentang hasil belajar siswa kelas II SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran matematika terutama pada materi pembagian. Ini merupakan masalah yang dialami oleh sebagian siswa kelas II. Dari 23 orang siswa yang ada di kelas II ada 18 siswa yang mampu membagi

(11)

bilangan cacah, sementara ada 4 siswa yang belum mampu membagi bilangan cacah. Hal ini disebabkan oleh siswa itu sendiri dan kurangnya motivasi dalam diri siswa ataupun kondisi yang kurang siap untuk menerima materi pembelajaran. Siswa tersebut biasanya dipengaruhi oleh faktor luar yaitu kurangnya dorongan dari orang tua, kepekaan terhadap lingkungan dan sebagainya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pihak sekolah dengan orang tua siswa turut bertanggung jawab secara langsung dalam menangani siswa yang bermasalah dalam proses belajarnya.

Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membagi bilangan cacah yaitu memberikan penjelasan cara mengerjakan pembagian, menggunakan media yang menarik agar siswa lebih semangat dan menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa memahami apa yang diajarkan. Dari upaya-upaya yang dilakukan guru tersebut prestasi belajar siswa mencapai hasil yang maksimal.

Gambar

Tabel I: Profil Tenaga Pendidik
Tabel  3: Data Ruang Kelas
Tabel  6: Keadaan Siswa SDN 1 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone  Bolango Tahun Pelajaran 2012/2013

Referensi

Dokumen terkait

Tes hasil belajar siswa dalam mengi’rab kalimat pada materi kalam bahasa Arab dengan menggunakan metode qawaid dapat dilihat pada tabel 2.9 berikut ini:. Tabel 2.9 :

Diperoleh data hasil belajar siswa yang masih rendah dari siswa di SDN 03 Karangbener Bae Kudus, semester I tahun ajaran 2012/2013, penulis akan melakukan sebuah penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kebiasaan jajan siswa sekolah dasar di SDN Lawanggintung 01 Kota Bogor. Adapun tujuan khususnya adalah 1)

Salah satu dasar terbentuknya pecinan adalah karena faktor sosial, dimana merupakan keinginan masyarakat Tionghoa sendiri untuk hidup berkelompok karena adanya perasaan

(P:Apakah keluarga suka beli barang-barang yang paling mama suka?).. Bukan hanya mama saja tapi saya dan adik-adik juga. Itu saat papa masih kerja di Ternate di

Tidak memberikan tanda negatif, pemberian tanda mempengaruhi dari status ekonomi seseorang.Tidak percaya gangguan jiwa karena penyakit keturunan, kekuatan spiritual,

Dari hasil wawancara dan observasi dengan riset partisipan kedua menunjukan bahwa penanganan yang dilakukan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca perawatan

Anggota masing-masing kasepuhan merupakan pembagian dari anggota kasepuhan yang pada masa Abah Ujat menjadi satu disesuaikan dengan batas- batas alam dimana kedudukan anggota