• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

5 A. Kepatuhan

1. Pengertian kepatuhan

Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter (Stanley, 2007). Kepatuhan adalah merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan (Green dalam Notoatmodjo, 2003).

Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu aturan dan perilaku yang disarankan (Smet, 1994). Kepatuhan ini dibedakan menjadi dua yaitu kepatuhan penuh (total compliance) dimana pada kondisi ini penderita hipertensi patuh secara sungguh-sungguh terhadap diet, dan penderita yang tidak patuh (non compliance) dimana pada keadaan ini penderita tidak melakukan diet terhadap hipertensi.

2. Faktor – faktor yang mendukung kepatuhan

Menurut Feuer Stein ada beberapa faktor yang mendukung sikap patuh, diantaranya : (Faktul, 2009).

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan kepribadian atau proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan membina dan mengembangkan potensi kepribadiannya, yang berupa rohni (cipta, rasa, karsa) dan jasmani. Domain pendidikan dapat diukur dari (Notoatmodjo, 2003) :

1) Pengetahuan terhadap pendidikan yang diberikan(knowledge).

2) Sikap atau tanggapan terhadap materi pendidikan yang diberikan

(attitude).

(2)

3) Praktek atau tindakan sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan.

b. Akomodasi

Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang mandiri harus dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan.

c. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial.

Membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman – teman sangat penting, kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu memahami kepatuhan terhadap program pengobatan.

d. Perubahan model terapi .

Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien terlibat aktif dalam pembuatan program tersebut.

e. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien.

f. Suatu hal yang penting untuk memberikan umpan balik pada pasien setelah memperoleh informasi diagnosa.

Carpenito (2000) berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah segala sesuatu yang dapat berpengaruh positif sehingga penderita tidak mampu lagi mempertahankan kepatuhanya, sampai menjadi kurang patuh dan tidak patuh. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diantaranya : a. Pemahaman tentang instruksi

Tidak seorang pun mematuhi instruksi jika dirinya salah paham

tentang instruksi yang diberikan padanya. Ley dan Spelman tahun

1967 menemukan bahwa lebih dari 60% responden yang di

wawancarai setelah bertemu dengan dokter salah mengerti tentang

instruksi yang diberikan kepada mereka. Kadang kadang hal ini

disebabkan oleh kegagalan profesional kesalahan dalam memberikan

informasi lengkap, penggunaan istilah-istilah medis dan memberikan

banyak instruksi yang harus diingat oleh penderita.

(3)

Kesalahan pemahaman ini juga dapat terjadi pada lanjut usia penderita hupertensi. Instruksi dokter untuk melakukan diet rendah garam ini disalah artikan oleh lanjut usia penderita hipertensi dengan hanya tidak boleh menambahkan garam pada makanan.

b. Tingkat pendidikan.

Tingkat pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif yang diperoleh secara mandiri, lewat tahapan-tahapan tertentu. Gunarso (1990 dalam Suparyanto, 2010) mengemukakan bahwa semakin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur – umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berusia belasan tahun, dengan demikian dapat disimpulkan faktor umur akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang yang akan mengalami puncaknya pada umur – umur tertentu dan akan menurun kemampuan penerimaan atau mengingat sesuatu seiring dengan usia semakin lanjut. Hal ini menunjang dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah. Lanjut usia sebagai kelompok usia yang telah lanjut mengalami kemunduran daya ingat, sehingga terkadang tidak dapat mencerna kepatuhan untuk diet rendah garam dengan sempurna, namun hanya berkeinginan untuk menuruti keinginannya yaitu makan dengan rasa yang diinginkannya.

c. Kesakitan dan pengobatan.

Perilaku kepatuhan lebih rendah untuk penyakit kronis (karena tidak ada akibat buruk yang segera dirasakan atau resiko yang jelas), saran mengenai gaya hidup dan kebiasaan lama, pengobatan yang kompleks, pengobatan dengan efek samping, perilaku yang tidak pantas sering terabaikan.

d. Keyakinan, sikap dan kepribadian.

Kepribadian antara orang yang patuh dengan orang yang gagal

berbeda. Orang yang tidak patuh adalah orang yang mengalami

depresi, ansietas, sangat memperhatikan kesehatannya, memiliki

(4)

kekuatan ego yang lebih lemah dan memiliki kehidupan sosial yang lebih, memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri. Kekuatan ego yang lebih ditandai dengan kurangnya penguasaan terhadap lingkunganya. Variabel-variabel demografis juga digunakan untuk meramalkan ketidak patuhan. Bagi lanjut usia yang tinggal di daerah sepanjang Pantura mungkin makanan yang terasa asin akan lebih nikmat karena kebiasaan yang sudah dialami sebelumnya.

e. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga dapat menjadi faktor yang dapat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta menentukan program pengobatan yang akan mereka terima. Keluarga juga memberi dukungan dan membuat keputusan mengenai perawatan anggota keluarga yang sakit. Derajat dimana seseorang terisolasi dari pendampingan orang lain, isolasi sosial, secara negatif berhubungan dengan kepatuhan.

f. Tingkat ekonomi

Tingkat ekonomi merupakan kemampuan finansial untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, akan tetapi ada kalanya seseorang yang sudah pensiun dan tidak bekerja namun biasanya ada sumber keuangan lain yang bisa digunakan untuk membiayai semua program pengobatan dan perawatan sehingga belum tentu tingkat ekonomi menengah ke bawah akan mengalami ketidakpatuhan dan sebaliknya tingkat ekonomi baik tidak terjadi ketidakpatuhan.

g. Dukungan sosial

Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga teman, waktu, dan uang merupakan faktor penting dalam.

Keluarga dan teman dapat membantu mengurangi ansietas yang

disebabkan oleh penyakit tertentu, mereka dapat menghilangkan

godaan pada ketidakpatuhan dan mereka seringkali dapat menjadi

kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan. Dukungan sosial

(5)

nampaknya efektif di negara seperti Indonesia yang memiliki status sosial lebih kuat, dibandingkan dengan negara-negara barat.

B. Diet hipertensi 1. Hipertensi

a. Pengertian

Hipertensi secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Palmer, 2007). Tekanan darah manusia secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi menjadi masalah hanya bila tekanan darah tersebut persisten. Tekanan darah tersebut membuat sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah (termasuk jantung dan otak) menjadi tegang (Palmer, 2007).

Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120–140 mmHg tekanan sistolik dan 80 – 90 mmHg tekanan diastolik.

Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya >

140/90 mmHg. Sedangkan menurut JNC VII 2003 (The seventh report of the joint National on Prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure) tekanan darah pada orang dewasa dengan usia diatas 18 tahun diklasifikasikan menderita hipertensi stadium I apabila tekanan sistoliknya 140 – 159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 – 99 mmHg. Diklasifikasikan menderita hipertensi stadium II apabila tekanan sistoliknya lebih 160 mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mmHg sedangakan hipertensi stadium III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 116 mmHg (Palmer, 2007).

Bila tekanan darah tinggi tidak terkontrol dengan baik, maka

dapat terjadi serangkaian komplikasi serius dan penyakit

kardiovaskuler, sperti angina dan serangan jantung, strol dan stroke

ringan, gagal jantung, kerusakan ginjal dan masalah mata (Palmer,

2007).

(6)

b. Jenis hipertensi

Jenis tekanan darah tinggi terbagi menjadi dua jenis, yaitu (Palmer, 2007) :

1) Hipertensi esensial (primer)

Tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi, sekitar 95%. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak dan pola makan.

2) Hipertensi sekunder

Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya sekitar 5% dari seluruh kasus tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi tipe ini disebabkan oleh kondisi medis lain (misalnya penyakit ginjal) atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu (misalnya pil KB).

c. Penyebab hipertensi

Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar tidak diketahui terutama yang esensial, namun demikian terdapat beberapa faktor resiko terkena darah tinggi, misalnya kelebihan berat badan, kurang berolahraga, mengkonsumsi makanan berkadar garam tinggi, kurang mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan terlalu banyak minu alkohol.

d. Asupan garam terhadap tekanan darah tinggi

Penelitian ilmiah selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa asupan garam dalam makanan kita sebenarnya terlalu banyak. Upaya dengan membatasi asupan garam, akan dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan. Anjuran pengurangan asupan garam yang terbaru adalah sampai di bawah 6 gram per hari (sekitar 1 sendok teh) (Palmer, 2007).

Sebagian besar makanan yang diproses seperti roti, sereal, makanan siap saji dan saus mengandung kadar garam yang tinggi.

Untuk itu kita perlu mengetahui berapa banyak asupan garam yang

secara tidak sadar telah kita konsumsi.

(7)

2. Diet

a. Pengertian

Diet hipertensi adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek yang serius, karena metode pengendaliannya yang alami (Purwati, 1997). Hanya saja banyak orang yang menganggap diet hipertensi sebagai sesuatu yang merepotkan dan tidak menyenangkan. Banyak makanan kesukaan bisa masuk daftar terlarang, misalnya garam penyedap, pop corn asin dan kentang.

b. Tujuan diet hipertensi menurut Purwati (1997) sebagai berikut : 1) Mengurangi asupan garam

Mengurangi garam sering juga diimbangi dengan asupan lebih banyak kalsium, magnesium dan kalium. Puasa garam untuk kasus tertentu dapat menurunkan tekanan darah secara nyata. Umumnya seseorang mengkonsumsi lebih banyak garam daripada yang dibutuhkan tubuh. Idealnya cukup menggunakan sekitar satu sendok teh saja atau sekitar 5 gram per hari.

2) Memperbanyak serat

Mengkonsumsi lebih banyak sayur yang mengandung banyak serat akan memperlancar buang air besar dan menahan sebagian asupan natrium. Sebaiknya penderita hipertensi menghindari makanan kalengan dan makanan siap saji dari restoran, yang dikhawatirkan mengandung banyak pengawet dan kurang serat, misalya semangkuk sereal mengandung sekitar 7 gram serat.

3) Menghentikan kebiasaan buruk

Menghentikan rokok, kopi dan alcohol dapat menguragi beban

jantung, sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Rokok dapat

meningkatkan resiko kerusakan pembuluh darah dengan

mengendapkan kolesterol pada pembuluh darah jantung koroner,

sehingga jantung bekerja lebih keras. Sedangkan alkohol dapat

memacu tekanan darah. Selain itu, kopi dapat memacu detak

(8)

jantung. Menghentikan kopi berarti menyayangi jantung agar tidak terbebani lebih berat.

4) Perbanyak asupan kalium

Penelitian menunjukkan dengan mengkonsumsi 3500 mg kalium dapat membantu mengatasi kelebihan natrium, sehingga dengan volume darah ideal yang dapat dicapai kembali tekanan darah yang normal. Makanan yang banyak mengandung kalium misalnya pisang, sari jeruk, jagung dan brokoli.

5) Penuhi kebutuhan magnesium

Penelitian menunjukkan bahwa asupan magnesium yang tinggi yaitu menurut RDA (Recommended Dietary Allowance) adalah sekitar 3500 mg dapat mengurangi tekanan darah pada seseorang yang mengalami hipertensi. Sumber makanan yang banyak mengandung magnesium musalnya kacang tanah, bayam, kacang polong dan makanan laut.

6) Lengkapi kebutuhan kalsium

Kandungan kalsium yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu 800 mg yang setara dengan 3 susu dapat mencegah terjadinya komplikasi pada penyakit hipertensi. Makanan yang banyak mengandung kalsium misalnya keju rendah lemak dan ikan salmon.

7) Manfaat sayuran dan bumbu dapur

Sayuran dan bumbu dapur yang bermanfaat untuk pengontrol tekanan darah seperti tomat, wortel, seledri, bawang putih dan kunyit.

c. Macam diet rendah garam

1) Diet garam rendah I (200-400 mgNa)

Diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites

dan atau hipertensi berat. Diet ini pada pengolahan makanan tidak

ditambahkan garam, dihindari bahan makanan yang tinggi kadar

natriumnya.

(9)

2) Diet garam rendah II (600-1200 mgNa)

Diet garam rendah II diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan atau hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari- hari sama dengan diet garam rendah I. pada pengolahan makanan boleh menggunakan ½ sendok garam dapur (2g). dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

3) Diet garam rendah III (1000-1200 mgNa)

Diet garam rendah III diberikan kepada pasien dengan edema dan atau hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sendok (4g) garam dapur.

C. Lansia

1. Pengertian Lanjut usia

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun keatas (Setiabudi dan Hardywinoto, 2005). Menurut UU No. 13 Tahun 1998 (BAB I Pasal 1 Ayat 2) tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

“Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas”.

Teori Genetik dan Mutasi menyebutkan bahwa menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Menua ini terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres menyebabkan sel- sel tubuh lelah dipakai (Sikhan, 2009). Menurut (Nugroho 2008) menyebutkan bahwa pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih.

Jadi lanjut usia dapat kita artikan sebagai kelompok penduduk yang

berusia 60 tahun ke atas proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya.

(10)

2. Batasan Lanjut Usia

Menurut WHO Lanjut usia (elderly) ialah kelompok usia 60 sampai 74 tahun, Lanjut usia tua (old) ialah kelompok usia 75 sampai 90 tahun, Usia sangat tua (very old) ialah usia di atas 90 tahun. Sedangkan menurut pendapat Sumiati dalam buku keperawatan gerontik (2000) Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut: Umur 40 – 65 tahun : masa setengah umur (prasenium), 65 tahun ke atas : masa lanjut usia (senium). Lain halnya dengan pendapat Masdani (2000) yang mengatakan bahwa lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi fase prasenium, antara 55 dan 65 tahun dan fase senium, antara 65 tahun hingga tutup usia. Sedangkan menurut Setyonegoro dalam buku keperawatan gerontik (2000) Pengelompokan lanjut usia sebagai berikut : Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 atau 70 tahun.

Untuk umur 70-75 tahun (young old), 75-80 tahun (old), dan lebih dari 80 tahun (very old).

Kalau dilihat pembagian umur dari beberapa ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun ke atas.

D. Dukungan keluarga 1. Pengertian

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998).

Pada hakekatnya keluarga diharapkan mampu berfungsi untuk mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang antara anggota keluarga, antar kerabat, serta antar generasi yang merupakan dasar keluarga yang harmonis (Soetjiningsih, 1995).

Hubungan kasih sayang dalam keluarga merupakan merupakan suatu

rumah tangga yang bahagia. Dalam kehidupan yang diwarnai oleh rasa

(11)

kasih sayang maka semua pihak dituntut agar memiliki tanggung jawab, pengorbanan, saling tolong menolong, kejujuran, saling mempercayai, saling membina pengertian dan damai dalam rumah tangga (Soetjiningsih, 1995).

Pola keluarga tradisional pada saat ini dimana suami sebagai pencaria nafkah, sedangkan istri yang mengurus rumah tangga dan anak- anak, sudah banyak berubah. Pada saat ini banyak istri yang bekerja, disamping bertujuan untuk membantu perekonomian keluarga juga untuk mengembangkan kariernya. Hal ini akan menyebabkan tanggung jawab istri menjadi menjadi sangat berat baik fisik maupun mental, tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan cara suami ikut bahu membahu dengan penuh kesadaran untuk ikut serta mengatasi tugas istri (Soetjiningsih, 1995).

2. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga menurut Carpenito (2000) adalah : a. Fungsi afektif

Gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, saling menghargai dan kehangatan di dalam keluarga.

b. Fungsi sosialisasi

Interaksi atau hubungan dalam keluarga, bagaimana keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

c. Fungsi kesehatan

Sejauhmana keluarga menyediakan pangan, perlindungan dan merawat anggota yang sakit, sejauhmana pengetahuan tentang masalah kesehata, kemampuan keluarga untuk melakukan 5 tugas kesehatan dalam keluarga serta kemauan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapi.

d. Fungsi ekonomi

Keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan. Keluarga

memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya

(12)

peningkatan status kesehatan keluarga. Hal yang menjadi pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari masyarakat setempat (Friedman, 1998).

3. Jenis dukungan sosial keluarga

Caplan (1964) dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa jenis dukungan yaitu:

a.

Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat mengurangi stres karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang behubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah yang dianggap dapat dikontrol

b.

Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberiaan informasi, saran

atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi

seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi

masalah dengan mudah

(13)

c.

Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.

d.

Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh keluarga sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.

4. Sumber dukungan keluarga

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial kelurga internal, seperti dukungan dari suami atau istri serta dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal (Friedman, 1998).

5. Manfaat dukungan keluarga

Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi

sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda

dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam

semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat

keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai

(14)

akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 1998).

Wills (1985) dalam Friedman (1998) menyimpulkan bahwa baik efek-efek penyangga (dukungan sosial menahan efek-efek negatif dari stres terhadap kesehatan) dan efek-efek utama (dukungan sosial secara langsung mempengaruhi akibat-akibat dari kesehatan) pun ditemukan.

Sesungguhnya efek-efek penyangga dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan boleh jadi berfungsi bersamaan.

Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit dan dikalangan kaum tua, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi (Ryan dan Austin dalam Friedman, 1998).

6. Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga

Menurut Feiring dan Lewis (1984) dalam Friedman (1998), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman- pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian daripada anak-anak dari keluarga yang besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orangtua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia. Menurut Friedman (1998), ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya

adalah kelas sosial ekonomi orangtua. Kelas sosial ekonomi disini

meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat

pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih

demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah,

hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu orang tua

dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan

keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial

bawah.

(15)

E. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Carpenito, 2000

F. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Kepatuhan diet hipertensi

Dukungan keluarga Kepatuhan diet Variabel bebas Variabel terikat Pemahaman tentang instruksi

Tingkat pendidikan

Kesakitan dan pengobatan

Keyakinan, sikap dan kepribadian

Dukungan Keluarga dan sosial

Tingkat ekonomi

(16)

G. Variabel penelitian

1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga.

2. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah kepatuhan diet lansia penderita hipertensi.

H. Hipotesis penelitian

Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet rendah garam

pada lansia penderitan hipertensi di Desa Bakarejo Kecamatan Guntur

Kabupaten Demak.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori  Carpenito, 2000

Referensi

Dokumen terkait

perbuatan terdakwa juga membuat masyarakat menjadi resah dengan efek yang ditimbulkan dari penebangan hutan secara liar. Dari pertimbangan hakim diatas jika dikaitkan dengan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah terjadi reaksi pasar pada peristiwa stock split di Bursa Efek Indonesia dan apakah terdapat pengaruh yang

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih dan memiliki kedudukan yang setara dan biasanya dihubungkan dengan sebuah konjungsi

Pada bab ini penulis akan menguraikan dan menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, melalui wawancara kepada pemberi materi yang memilki pengetahuan

Oleh karenanya pada penelitian ini kamera jebak telah dipasang dalam rentang ketinggian tempat mulai dari 252 hingga 1199 m dpl, antara lain sebagai upaya untuk mengetahui

perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara kelompok siswa yang menggunakan gaya pembelajaran inklusi dengan kelompok siswa yang menggunakan gaya

Untuk melihat perbandingan distribusi panas batang rotan semambu dan kesur pada saat dipanaskan dengan microwave dan digoreng dengan minyak, dilakukan pengukuran

b. Penahanan justisial, yaitu penahanan sementara di bidang hukum pidana. Pendapat pertama, tindakan penahanan yang dilakukan KOPKAMTIB/LAKSUSDA termasuk boleh