Subjudul
• Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang
diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu.
• Sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan memahami benda-benda maupun peristiwa, bukan hanya membaca tulisan namun juga membaca alam semesta dan seisinya sebagai usaha dalam menemukan kebenaran
• Seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
• Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari istemologepi
• Dari Bahasa Yunani Philosopia berarti cinta pada hikmat
• Mencari jawaban atas pertanyaan mengenai makna kehidupan dan yang datang sesudahnya dengan menggunakan akal, sedangkan agama
erpegang pada wahyu.
• Akal ada pada manusia, sedangkan wahyu datang dari luar manusia – katakanlah dari Allah
• Ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio (logika).
• Pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita- citakan.
• Suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
• Harun Nasution, filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-
dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan
• Plato ( 427-347 SM), filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada
• Aristoteles (384-322 SM), yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda.
• Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM), mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk
mencapainya.
• Al Farabi (wafat 950 M), filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.
• Berfikir dengan menggunakan disiplin berfikir yang tinggi
• Berfikir secara sistematis
• Menyusun suatu skema konsep dan menyeluruh
• Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
• Bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi
• Bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan bereligi,
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
• Kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja
seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige dll.
• Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu:
1. menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan
2. menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari tuhan
MANUSIA
TUHAN
PENGHAMBAAN
1. Didasarkan pada rasio, maksudnya sama-sama berdasarkan akal budi
2. Mempunya metode, menempuh suatu jalan untuk mencapai kebenaran
3. Bersifat sistematis, memberikan suatu uraian atau penjelasan yang menyeluruh an bagian-bagian yang saling berhubungan
• Filsafat dan Agama sama-sama mengandung suatu pemandangan yang luas
• Tujuan utama dari keduanya membantu dan mengarahkan manusia dalam usahanya untuk mengerti dan mengatur
kehidupannya dengan sebaik mungkin, supaya kehidupan itu tidak dijalankan sebagai suatu proses otomatis atau alami.
• Sebaliknya, diharapkan kehidupan itu menuju suatu sasaran yang dikehendaki dengan sadar dan bermakna baik dalam kehidupan maupun bermakna pada dimensi yang menyusul kehidupan,
yakni maut
Perpaduan ilmu pengetahuan dan agama dikonsepkan oleh Al Ghazali sebagai al ma’rifah. Al gazali menjelaskan bahwa jalan menuju ma’rifah sebagai kerinduan rohani untuk mengenal Tuhan dengan hati nurani melalui
tingkat- tingkat ilmu pengetahuan. Al ma’rifah menjadi tingkat yang tertinggi di dalam pengetahuan dan kesadaran rohani manusia terhadap Tuhan.
1. Baik ilmu, filsafat dan agama bertujuan sekurang-kurangnya berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran.
2. Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya, menyelidiki obyek selengkap-lengkapnya, sampai ke akar-akarnya.
3. Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada, antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab akibatnya.
4. Ketiganya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.
5. Ketiganya mempunyai metode dan Sistem
6. Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan, seluruhnya timbul dari hasrat manusia (Obyektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.
Gambaran umum
menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan akal budi secara radikal dan integral, serta universal (mengalam), tidak merasa terikat
oleh ikatan apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang
bernama logika.
mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan (riset, research),
pengalaman (empiris), dan percobaan (eksperimen) sebagai
batu ujian.
Manusia mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam
agama dengan jalan
mempertanyakan (mencari jawaban tentang) berbagai masalah asasi
dari atau kepada kitab suci, kodifikasi firman ilahi untuk manusia
Obyek material (lapangan)
bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita).
kajian filsafat tidak terkotak- kotak dalam disiplin tertentu.
bersifat khusus dan empiris juga bersifat eksperimental. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang
masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak
dipraktekkan oleh orang yang beriman
Obyek formal (sudut pandangan)
bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas,
mendalam dan mendasar.
bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal
itu bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan
realita.
memberikan kejelasan tentang fenomena yang terjadi
Cara mendapatkan sesuatu
dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan
daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, kegunaan filsafat
timbul dari nilainya
aruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada
kegunaan pragmatis.
dilakukan dengan melihat sumber- sumber hukum agama yang terkait
yang sudah dipastikan kebenarannya karena bersumber
dari Tuhan.
Hal yang ditunjukan memberikan penjelasan yang
terakhir, yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar (primary cause)
menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).
Agama memberikan kejelasan tentang semua yang terjadi
Sumber kekuatan akal kekuatan akal wahyu
Sebab terjadinya didahului oleh keraguan didahului oleh keingintahuan diawali oleh keyakinan dan keimanan
Hal yang diungkap mengungkapkan makna dan
kebenaran hidup mengungkapkan kebenaran hidup
Metode Pencapaian Kebenaran Filsafat dengan wataknya sendiri yang menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun tentang
manusia (yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu, karena diluar atau di atas batas
jangkauannya), ataupun tentang tuhan.
Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri mencari kebenaran tentang alam dan manusia.
Agama dengan karakteristiknya memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia ataupun tentang tuhan.
Isi yang dimuat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari- hari
bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
memperjelas tentang semua yang terjadi di alam ini bahwa semua itu adalah kehendak Tuhan yang sudah digariskan oleh Tuhan
MEMPERCAYAI ADANYA ALLAH
• Filsafat Agama merupakan pemikiran reflektif yang mendalan dan kritis terhadap masalah keagamaan atau iman.
• Pertanyaan utama dalam filsafat agama adalah mengapa dan bagaimana kita dapat mempercayai bahwa hal-hal yang
dipercayai oleh agama adalah suatu hal yang benar atau merupakan kebenaran?
• Ini adalah relasi antara Iman dan Rasio
1. Asumsi Iman menyatakan (Fideism) : Rasio tidak akan mampu memahami masalah-masalah agama
2. Asumsi Rasio (Naturalism) : percaya bahwa rasio mampu memahami masalah agama
• Dalam berkomitmen, manusia perlu bergumul dengan rasionya, sehingga komitmen itu bersifat jujur.
• Artinya Komitmen iman yang dilandasi oleh pergumulan rasional yang bertanggung jawab dan teruji.
• Pandangan terhadap kebernaran Allah bukan dilandasi oleh kompetensi rasional manusia, melainkan komitmen manusia
untuk menerima kebenaran dengan iman, disertai pergumulan rasional yang sudah dibaharui oleh Roh Kudus
• Pendapat mereka : Adanya suatu keberadaan yang sempurna secara mutlak, bahwa keberadaan adalah suatu sifat dari
kesempurnaan, dan bahwa sebab itu satu keberadaan yang sempurna utlak harus ada.
• Manusia itu sempurna maka yang menciptakan manusia pasti lebih sempurna
• Di ajukan oleh Anselmus (1033-1109) , Descrates (1596-1650), Samuel Clarke
• Segala sesuatu menjadi ada karena ada yang menyebabkan.
• Alam semesta ini ada karena ada yang menyebabkan, dan yang menyebabkan itu tidak terbatas
• Mengamati kenyataan bahwa alam semesta ini merefleksikan suatu intelegensia, tatanan, keharmonisan dan tujuan yang
menunjukkan kepada suatu keberadaan Desainer Agung yang berintelektual, yang memiliki rancangan dan tujuan pasti.
• Si Desainer Agung itu mampu menghasilkan karya desai ala semesta yang indah luar biasa dan dahsyat
• Thomas Aquinas (1225-1274)
• Dalam diri manusia ada suatu kesadaran moral dan kebaikan tertinggi yang mendorong manusia untuk menaatinya. Ini
menunjukkan ada suatu Keberadaan tertinggi yang memberikan hokum moral, juga menunjuk pada satu pribadi Hakim yang
memiliki hak mutlak memrintah manusia
• Diantara segala suku dan bangsa di dunia ini, ada semacam perasaan tentang sesuatu yang Ilahi (Agama Suku), ini bersifat universal dan merupakan bagian internal setiap insan di bumi yang menjadi sifat manusia.
• Bila sifat manusia ini secara wajar menjurus kepada suatu
Keberadaan yang Maha Tinggi, berarti ada yang menyebabkan manusia menjadi mahluk religious. Ini menunjukkan adanya Allah
• Semua argumentasi diatas hanyalah mencoba untuk menjawab dan menjelaskan adanya Allah dari sisi rasional
• Sedangkan dari sisi iman kita semua mengakui bahwa Allah itu ada
• Namun yang paling tepat untuk menjawab kebenaran tentang adanya Allah bila Allah sendiri menyatakan DiriNya dan bukan hasil pengolahan pemikiran manusia yang terbatas dan berdosa
• Berbagai macam cara berpikir tentang keberadaan Tuhan Allah, sebenarnya bersumber pada kerangka berpikir yang terbangun dalam diri setiap orang.
• Semua cara berpikir ini menjadi latar belakang berbagai macam kepercayaan dan agama, baik yang mempercayai adanya Allah atau sebaliknya
• Ang paling penting bagi kita adalah mengetahui dengan sadar dan sebenarnya dimana posisi kita